Anda di halaman 1dari 7

Bahan Ajar Mata Kuliah

BAB XIII

PEMBERIAN KOMPRES

PENDAHULUAN

Kompres merupakan tindakan mandiri yang dapat dilakukan oleh bidan dengan
tujuan mengurangi nyeri, atau menurunkan panas tubuh. Pemberian kompres dengan
tujuan mengurangi nyeri maupun menurunkan suhu tubuh sudah sangat dikenal
masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuanteknik pemberian
kompres banyak mengalami perubahan.

Meskipun sudah terjadi pergeseran teknik atau cara melakukan kompres, akan
tetapi cara pengompresan dengan cara lama masih banyak dilakukan. Banyak faktor
yang mempengaruhi diantaranya pengetahuan yang kurang tentang teknik kompres.
Pokok bahasan ini akan membahas tentang teknik kompres yang efektif serta efek
fisiologisnya, baik pemberian kompres dingin atau kompres panas.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu :

1. Mampu menjelaskan tujuan dilakukan kompres


2. Mampu menjelaskan efek fisiologis kompres dingin dan panas
3. Mampu menjelaskan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemberian
kompres
4. Mampu melakukan pemberian kompres pada psien

136
Bahan Ajar Mata Kuliah

URAIAN MATERI

A. Tujuan
Kompres panas dan dingin diberikan dengan tujuan mengurangi nyeri, mengatasi
infeksi lokal, pembengkakan atau inflamasi, mengontrol perdarahan dan menurunkan
suhu tubuh. Kompres dingin dapat dilakukan dengan proses kering atau lembab.
Dingin kering dapat diberikan dengan kantong es, ice cap. Dingin lembab diberikan
dengan cara kompres dan rendam. Kompres panas kering diberikan dengan botol
air panas, bantalan pemanas elektrik dan lampu pemanas. Kompres panas lembab
dapat diberikan dengan rendam, dan kompres.

B. Efek terapeutik pemberian kompres panas

Efek terapeutik pemberian kompres panas dan kompres dingin dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Respon fisiologis Keuntungan terapeutik Contoh kondisi yang di obati
Panas Meningkatkan aliran darah Bagian tubuh yang mengalami
Vasodilatasi ke bagian tubuh yang inflamasi atau edema ; luka operasi
mengalami cidera, yang baru, luka terinfeksi, artritis,
meningkatkan pengiriman penyakit sendi degeneratif, nyeri
nutrisi dan pembuangan zat sendi lokal, ketegangan otot, nyeri
sisa, mengurangi kongesti punggung bawah, kram akibat
vena di dalam jaringan yang menstruasi, hemoroid, inflamasi
mengalami cidera. perianal dan vaginal, abses lokal

Viskositas darah Meningkatkan pengiriman


menurun leukosit dan antibiotik ke
daerah luka.
Ketegangan otot Meningkatkan relaksasi otot
menurun dan mengurangi nyeri
akibat spasme atau
kekakuan.
Metabolisme Meningkatkan aliran darah
jaringan meningkat dan memberi rasa hangat
lokal.

Permeabilitas Meningkatkan pergerakan


kapiler meningkat zat sisa dan nutrisi.

Dingin Menurunkan aliran darah ke daerah Trauma langsung (keseleo,


Vasokonstriksi tubuh yang mengalami cidera, ketegangan, fraktur, spasme
mencegah terbentuknya edema, otot), laserasi permukaan atau

137
Bahan Ajar Mata Kuliah

mengurangi inflamasi. luka tusuk, luka bakar minor,


dugaan keganasan pada area
cedera atau nyeri, penyuntikan,
artritis dan trauma sendi.
Anastesi lokal Mengurangi nyeri lokal
Metabolisme Mengurangi kebutuhan oksigen pada
sel menurun jaringan
Viskositas Meningkatkan koagulasi darah pada
darah tempat cidera
meningkat
Ketegangan Menghilangkan nyeri
otot menurun

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kompres :


1. Usia dan Kondisi Klien,

Pemberian kompres pada anak-anak, usia lanjut, pasien yang tidak kooperatif,

pasien tidak sadar, pasien yang paralisis,pasien dengan kerusakan jaringan, pasien

dengan sirkulasi yang buruk, harus mendapatkan perhatian ekstra.

2. Bantalan pemanas

Bantalan pemanas elektrik tidak boleh digunakan dengan balutan lembab, kecuali

jika telah dilapisi karet pada permukaannya. Jika kabel bantalan basah, hubungan

pendek dapat terjadi

Kompres panas tidak diberikan dikepala, karena dapat menyebabkan pembuluh

darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala. Panas

tidak diberikan diabdomen, jika ada keraguan apendisitis, karena akan

meningkatkan resiko rupturnya apendiks.

Lokasi kompres dingin harus senantiasa diobservasi untuk mengetahui ada tidaknya

mati rasa akibat kompres. Jika ada mati rasa, hentikan kompres.

D. Prosedur Pemberian Kompres


1. Pemberian kompres dingin dengan kantong es
Persiapan alat :

138
Bahan Ajar Mata Kuliah

Ice cap
Pembungkus ice cap
Handuk kecil
Sendok
Batu es/es serut.

Prosedur Kerja:
Bilas es batu dengan air, untuk menghilangkan ujungnya yang tajam
Isi ice cap setengahnya, gunakan sendok.
Buang udara dari kantong es : caranya, letakkan kantong es diatas meja dengan
posisi horizontal menghadap keatas, tekan kantong sampai udara keluar
Tutup kantong dengan kencang
Lap dengan handuk, keringkan bungkus dengan pembungkus.
Cuci tangan
Bawa peralatan ke dekat pasien
Komunikasi dengan pasien, beri privacy dan posisi yang nyaman.
Kompreskan kantong es ke bagian yang sakit, penutup ice cap jauh dari pasien.
Isi kembali kantong es sebelum es mencair
Periksa area kulit setiap kali pengompresan (merah, pucat, hilang rasa).
Setelah selesai bereskan alat, kantong dicuci, gantungkan beri udara agar tidak
lengket.
Atur posisi klien yang nyaman
Dokumentasikan (waktu, area, lama kompres, reaksi klien).

2. Pemberian Kompres dengan Kantong Air Hangat


Persiapan Alat :
Kantong air panas dan pembungkusnya
Handuk/ tissu
Termometer air
Air hangat dalam tempatnya.
Prosedur Kerja :
Ukur suhu air hangat 115 derajat fahreinheit.
Isi kantong air hangat 1/3 nya.

139
Bahan Ajar Mata Kuliah

Keluarkan udara dengan cara : letakkan kantong secara horizontal, pegang leher
kantong dengan posisi tegak sampai air mencapai leher kantong, kemudian tutup
kantong.
Keringkan kantong dengan handuk atau tissu.
Periksa terhadap kebocoran
Bungkus kantong untuk menghindari sentuhan langsung pada kulit.
Bawa alat ke dekat pasien, jelaskan tujuan pada klien dan jaga privacy klien.
Kompreskan pada area yang diinginkan.
Periksa kondisi kulit setiap 15 menit.
Dokumentasikan waktu kompres, area kompres, lamanya dan reaksi pasien.

3. Pemberian Tepid Sponging


Tepid sponging merupakan bentuk umum dari mandi terapeutik. Dilakukan bila klien

mengalami demam tinggi (hipertermia) dengan suhu 39 derajat celcius. Kerjanya

adalah dengan : Meningkatkan kontrol kehilangan panas melalui evaporasi dan

konduksi, Pendinginan terjadi dengan lambat, fluktuasi suhu dapat dihindari,

Penggunaan air hangat bertujuan untuk mencegah menggigil.

Persiapan alat :
Baskom mandi 2 buah
Bantalan tahan air
Air hangat 37 derajat celcius.
Selimut mandi
Termometer air
Batu es kalau perlu
Waslap 4 buah
Handuk besar 1 buah, handuk kecil 2 buah
Termometer
Sarung tangan
Pengalas
Prosedur Kerja
Mencuci tangan, pakai sarung tangan
Jelaskan tujuan dan prosedur kerja

140
Bahan Ajar Mata Kuliah

Tutup jendela, pintu, untuk mencegah aliran udara ke ruangan.


Tutup tirai/gorden untuk menjaga privacy klien.
Mengukur suhu, nadi klien
Pasang ziel dibawah klien
Melepaskan pakaian klien, pasang selimut mandi
Memeriksa suhu air
Celupkan lap mandi dalam air hangat, letakkan lap pada masing-masing lipat paha,
aksila.
Kompres ektrimitas dengan air hangat selama 5 menit, dan ektrimitas berlawanan
ditutup dengan lap mandi dingin.
Keringkan ekrimitas, ukur ulang suhu, nadi dan respon klien.
Jika belum turun kompres ektrimitas lain, punggung, bokong selama 3-5.
Kaji ulang suhu tiap 15 menit, ganti air lakukan kembali kompres pada aksila, paha
sesuai kebutuhan.
Bila suhu tubuh turun 38 derajat celcius, hentikan prosedur.
Keringkan ekstrimitas dan bagian tubuh secara menyeluruh.
Ganti linen tempat tidur bila basah, selimuti klien, pakaikan baju.
Ukur suhu tubuh klien.
Catat prosedur waktu pelaksanaan, lamanya, perubahantanda vital dan respon
klien.

141
Bahan Ajar Mata Kuliah

142

Anda mungkin juga menyukai