Anda di halaman 1dari 30

Materi Inti 2

Perencanaan KPP

Materi Inti 2
PERENCANAAN KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (KPP)
DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA SEHAT DI PUSKESMAS

I. Deskripsi singkat

Pemberdayaan keluarga sehat merupakan upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas dalam
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan serta meningkatkan
kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Hal ini
sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 11
ditetapkan bahwa setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, dalam
Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019, juga ditetapkan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan masyarakat, dengan salah satu
indikator keberhasilannya adalah meningkatnya perilaku hidup sehat di masyarakat.
Perilaku Hidup Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan (Peraturan Menteri
Kesehatan No. 75, Tahun 2014 tentang Puskesmas), berkewajiban melakukan pemberdayaan
keluarga sehat . Pemberdayaan (empowerment) merupakan proses pemberian informasi secara
terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses
membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Salah satu pendekatan dalam
memampukan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat adalah melalui komunikasi perubahan
perilaku (KPP). KPP pemberdayaan keluarga sehat merupakan pendekatan sistematis dan
interaktif untuk menyampaikan pesan, dengan menggunakan berbagai saluran (media),
berdasarkan kondisi sosial budaya keluarga/masyarakat setempat, sebagai upaya intervensi
meningkatkan perilaku sehat dalam lingkungan keluarga serta masyarakat. Untuk itu tenaga
promosi kesehatan puskesmas harus memiliki kemampuan untuk melakukan KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat. Sebagai langkah awal, pelaksanaan KPP Pemberdayaan Keluarga hidup Sehat
adalah melakukan perencanaan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
menentukan keberhasilan tujuan yang akan dicapai. Perencanaan pada dasarnya merupakan
proses penetapan tujuan, sasaran, strategi serta cara pencapaian tujuan tersebut dalam jangka
waktu tertentu.

Pada pokok bahasan ini, ruang lingkup yang akan dibahas adalah perencanaan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat, meliputi : konsep dasar perencanaan KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat, Analisis masalah kesehatan keluarga serta Penyusunan perencanaan KPP dalam
pemberdayaan keluarga sehat di puskesmas.

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu menyusun perencanaan KPP
dalam pemberdayaan keluarga sehat di puskesmas.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 1
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar perencanaan KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat
2. Melakukan analisis masalah kesehatan keluarga
3. Menyusun rencana KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat di puskesmas.

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

1. Konsep dasar perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat


a. Pengertian, tujuan dan manfaat perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat
b. Ciri-ciri perencanaan yang baik.
c. Jenis perencanaan
d. Langkah-langkah perencanaan KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat

2. Analisis masalah kesehatan keluarga


a. Identifikasi masalah
b. Penetapan masalah prioritas
c. Kajian formatif

3. Menyusun perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat


a. Pengembangan strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat
b. Penyusunan rencana aksi KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat di puskesmas.

IV. Bahan Belajar


Materi presentasi
Modul Pelatihan KPP Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes, Th. 2013.
Pedoman perencanaan tingkat puskesmas, Depkes RI, Th. 2006
V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 10 jam pelajaran (T=2 JPL, P=3, PL=5)
@45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sebagai berikut.
A. Langkah 1
Pengkondisian (10 menit)

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima
materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.

B. Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang konsep dasar perencanaan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat (50 menit)

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 2
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang konsep dasar
perencanaan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada peserta tentang konsep
dasar perencanaan yaitu : 1) pengertian. ; 2) tujuan; 3) manfaat serta 4) ciri-ciri
perencanaan yang baik .
2. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya
merangkum dan menyampaikan paparan materi konsep dasar perencanaan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat, meliputi pengertian, tujuan, manfaat, ciri-ciri
perencanaan yang baik serta jenis perencanaan sesuai urutan sub pokok bahasan
dengan menggunakan bahan tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
4. Fasilitator mereview kembali tentang ruang lingkup jenis kegiatan KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat di Puskesmas yang telah dibahas pada Materi Dasar 2; Konsep Dasar KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat. Selanjutnya, fasilitator menyampaikan penjelasan
materi tentang langkah-langkah menyusun perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga
Sehat yang mengacu pada ruang lingkup jenis kegiatan KPP tersebut, dengan
menggunakan bahan tayang.
5. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang Analisis Masalah Kesehatan
Keluarga dengan Sub Pokok Bahasan (165 menit)

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang analisis masalah kesehatan keluarga pada
kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator melakukan praktek dikelas tentang kegiatan pendataan keluarga sehat
dengan menggunakan lembar kerja 1, yaitu format rekapitulasi data kesehatan
keluarga. Peserta diminta tetap berada dalam dalam tiga kelompok. Setiap peserta
diberikan 2 lembar format rekapitulasi data kesehatan keluarga. Selanjutnya, setiap
peserta diminta untuk melakukan pendataan kesehatan kepada dua keluarga dan
mengisi 2 lembar format rekapitulasi data kesehatan keluarga tersebut. Setelah itu,
setiap kelompok melakukan rekapitulasi hasil pendataan kesehatan keluarga tingkat
RW dengan menggunakan lembar kerja 2 a : yaitu Format Rekapitulasi Data Keluarga
Sehat Tingkat RW. Pada saat kelompok melakukan tugasnya, fasilitator memantau dan
membimbing setiap kelompok.
4. Fasilitator meminta agar setiap kelompok menyajikan hasil rekapitulasi pendataan
kesehatan keluarga di depan kelas. Setelah itu, fasilitator menyampaikan tanggapan
terhadap hasil penyajian setiap kelompok tersebut dan memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator
menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
5. Fasilitator meminta kelompok satu untuk maju ke depan memimpin kelas melakukan
rekapitulasi data dari tiga kelompok tersebut menjadi rekapitulasi data tingkat Desa,
dengan menggunakan lembar kerja 2 b : yaitu Format Rekapitulasi Data Keluarga
Sehat Tingkat Desa.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 3
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

6. Fasilitator menugaskan agar setiap kelompok menetapkan satu prioritas masalah


kesehatan, berdasarkan data angka presentasi yang terkecil yang ada pada hasil
rekapitulasi data keluarga sehat tersebut. Satu prioritas tersebut, ditulis pada kertas
flipchart dan disampaikan didepan kelas.
7. Fasilitator melakukan kegiatan bermain peran tentang pendataan kesehatan keluarga
melalui pendekatan kelompok. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang skenario
bermain peran. Pada kegiatan bermain peran ini, fasilitator bertindak sebagai tenaga
promosi kesehatan puskesmas yang akan melakukan pendataan kesehatan keluarga
pada sekelompok kader posyandu. Fasilitator minta satu kelompok untuk maju ke
depan memperagakan sebagai kader posyandu. Setiap kader posyandu dibagikan
selembar format rekapitulasi data kesehatan keluarga dan diminta untuk mengisinya
sesuai dengan kondisi kesehatan keluarganya masing-masing. Tenaga promosi
kesehatan puskesmas (fasilitator) membimbing setiap kader posyandu yang ada dalam
kelompok tersebut agar dapat mengisi format rekapitulasi data kesehatan keluarga
tersebut dengan benar. Setelah itu, tenaga promosi kesehatan puskesmas bersama
dengan kader posyandu melakukan rekapitulasi data kesehatan keluarga yang telah
diisi oleh setiap kader posyandu tersebut dan menetapkan prioritas masalah kesehatan
berdasarkan angka persentasi yang terkecil.
8. Fasilitator mengakhiri kegiatan bermain peran tersebut, dan menyampaikan penjelasan
bahwa kegiatan pendataan kesehatan keluarga yang seharusnya adalah dilakukan
melalui kunjungan rumah setiap keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas. Namun,
apabila kondisi tersebut ada kesulitan, misalnya karena masalah geografi, maka
pendataan kesehatan keluarga melalui pendekatan kelompok tersebut, dapat
dilakukan.
9. Fasilitator menyampaikan penjelasan kegiatan analisis selanjutnya, adalah melakukan
Kajian Formatif yaitu melakukan identifikasi perilaku saat ini dan perilaku yang
diharapkan yang menjadi faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan keluarga .
10. Fasilitator menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan kajian formatif
masalah kesehatan prioritas pertama, dengan menggunakan lembar kerja 3. Hasil
kajian formatif yang dikerjakan oleh setiap kelompok tersebut, ditulis pada kertas
flipchart. Setelah itu, setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil kajian formatif
tersebut di depan kelas. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap hasil penyajian
setiap kelompok tersebut dan memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator
menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
11. Fasilitator bersama peserta merangkum kegiatan analisis kesehatan keluarga secara
keseluruhan dan memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
12. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang kegiatan praktik lapangan yang akan
dilakukan oleh peserta, dengan menggunakan bahan tayang yaitu melakukan
pendataan kesehatan keluarga. Fasilitator menjelaskan pedoman praktik kerja lapangan
dengan menggunakan bahan tayang, kemudian memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya atau menyampaikan klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami,
selanjutnya fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
13. Fasilitator menutup sesi tentang analisis masalah kesehatan keluarga, dengan
memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berperan aktif dalam proses
pembelajaran.

D. Langkah 4

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 4
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Kegiatan praktik lapangan Pendataan Keluarga Sehat di wilayah kerja puskemas (225
menit).

Langkah pembelajaran:

Tahap persiapan PKL.


1. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang pedoman PKL
2. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan persiapan, latihan melakukan kegiatan
pendataan keluarga sehat melalui kunjungan rumah maupun pendekatan kelompok
dengan menggunakan format rekapitulasi data kesehatan keluarga.

Tahap pelaksanaan PKL


3. Peserta melakukan pendataan keluarga sehat ke lapangan, melalui kunjungan rumah
dan pendekatan kelompok dengan menggunakan format rekapitulasi data kesehatan
keluarga. Pada saat melakukan pendataan peserta di dampingi oleh kader posyandu dan
Tim Fasilitator.
4. Setelah melakukan pendataan tersebut, peserta diminta kembali ke kelas untuk
melakukan kegiatan rekapitulasi, penetapan masalah kesehatan prioritas dan kajian
formatif.

E. Langkah 5
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang penyusunan perencanaan KPP
dalam pemberdayaan keluarga sehat dengan Sub Pokok Bahasan (100 menit)

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang langkah-langkah penyusunan
perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, yaitu penetapan strategi KPP dan
penyusunan rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, dengan
menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator meminta peserta tetap berada dalam tiga kelompok. Fasilitator menjelaskan
pedoman diskusi tentang penyusunan strategi KPP Pemberdayaan Keluarga berdasarkan
hasil kajian formatif (dengan menggunakan data PKL).
4. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk melakukan diskusi kelompok menyusun
strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, dengan menggunakan lembar kerja 4.
5. Waktu diskusi 30 menit. Hasil diskusi setiap kelompok ditulis pada kertas flipchart atau
file, kemudian disajikan di depan kelas.
6. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap hasil penyajian kelompok tersebut,
selanjutnya memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
7. Fasilitator menugaskan kembali kepada setiap kelompok untuk menyusun perencanaan
atau rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Masyarakat, mengacu pada strategi KPP
yang telah dibuat, dengan menggunakan lembar kerja 5. Waktu diskusi 20 menit. Hasil
diskusi setiap kelompok ditulis pada kertas flipchart atau file, kemudian disajikan di
depan kelas. Catatan, data yang digunakan sebagai acuan dalam membuat strategi KPP
adalah data hasil PKL
8. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap hasil penyajian kelompok tersebut,
selanjutnya memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 5
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan


jawaban atau tanggapan yang sesuai.

F. Langkah 6
Penyampaian rangkuman tentang perencanaan KPP dalam Pemberdayaan Keluarga Sehat
di puskesmas (15 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal penting
tentang perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di puskesmas yang telah
dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

VI. Uraian Materi

A. Konsep dasar perencanaan KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat.

1. Pengertian perencanaan

 Perencanaan menurut Tjokroamidjojo (1992, 12-14) sebagai suatu cara


bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-
sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Dengan demikian, maka terdapat
5 (lima) hal pokok yang perlu diketahui dalam perencanaan, yaitu: 1) permasalahan
yang ada, 2) ketersediaan sumberdaya, 3) tujuan serta sasaran yang ingin dicapai, 4)
kebijakan yang ada serta 5) jangka waktu pencapaian tujuan.

 Perencanaan menurut Abe (2001, 43) tidak lain dari susunan (rumusan)
sistematik mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa
depan, yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas
potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, memuat hal-hal yang
merupakan prinsip perencanaan, yakni : 1) apa yang akan dilakukan, yang
merupakan jabaran dari visi dan misi; 2) bagaimana mencapai hal tersebut; 3) siapa
yang akan melakukan; 4) lokasi aktivitas; 5) kapan akan dilakukan, berapa lama; dan
6) sumber daya yang dibutuhkan.

 Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-


masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumberdaya yang tersedia , menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langlah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.

2. Tujuan perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

a. Tujuan umum

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 6
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Mengarahkan sumberdaya yang ada untuk melakukan upaya pemberdayaan


keluarga sehat dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya, serta
meningkatkan status kesehatan keluarganya melalui upaya promotif dan preventif.

b. Tujuan khusus

1) Tersedianya data keluarga sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas.


2) Adanya masalah kesehatan prioritas yang perlu diintervensi melalui kegiatan
KPP pemberdayaan keluarga sehat
3) Adanya hasil kajian formatif sebagai dasar pengembangan strategi KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat.
4) Tersusunnya strategi KPP Pemberdayaan Keluarga di puskesmas.
5) Tersusunnya rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di
puskesmas.

3. Manfaat perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

a. Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di Puskesmas, dikembangkan sesuai


dengan kondisi atau data kesehatan keluarga yang riil.
b. Rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di Puskesmas dapat
disusun lebih realistik untuk diimplementasikan.
c. Mengurangi resiko ketidak pastian terhadap proses pelaksanaan kegiatan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat yang harus dilakukan di Puskesmas .
d. Mencegah pemborosan sumberdaya, dan mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pemberdayaan
keluarga sehat yang ingin dicapai.
e. Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat dapat terorganisir dengan baik
f. Menjadi dasar bagi pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan penilaian upaya KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat di Puskesmas.

4. Ciri-ciri perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat yang baik.


a. Perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat disusun berdasarkan pada landasan
yang tepat, yaitu berdasarkan hasil pendataan keluarga, kajian formatif serta
strategi KPP pemberdayaan keluarga sehat di wilayah setempat.
b. Perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat dibuat oleh Tim KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat yang ada di puskesmas.
c. Perencanaan kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, mengacu pada intervensi
perubahan perilaku yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga, sosial budaya
serta potensi yang dimiliki oleh mayarakat setempat dan melibatkan peran serta
tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
d. Melibatkan berbagai pihak potensial dalam mendukung upaya KPP dalam
Memberdayakan Keluarga menjadi Keluarga Sehat.
e. Memiliki batas toleransi bila ada penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatannya
nanti.
f. Bersifat fleksibel, artinya memungkinkan diadakan perubahan-perubahan di dalam
rencana tanpa mengganggu hasil akhirnya. Perencanaan dapat sewaktu-waktu
berubah karena adanya tuntutan situasi dan kondisi yang ada.
g. Memperhatikan kendala-kendala yang ada, baik yang datang dari luar maupun dari
dalam, termasuk adanya peraturan-peraturan pemerintah, kondisi masyarakat dan
lingkungan (keadaan sosial budaya masyarakat, di daerah perkotaan, kepulauan,
terpencil, perbatasan, dll).

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 7
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

5. Jenis perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

Ada beberapa jenis KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, yaitu:


a. Perencanaan berdasarkan alokasi waktu (jangka pendek, menengah dan panjang).
b. Perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat berdasarkan kondisi wilayah
garapan (masalah kesehatan prioritas, geografi, sosial budaya serta ketersediaan
sumberdaya/ potensi masyarakat yang ada di wilayah garapan tersebut.
c. Perencanaan berdasarkan target cakupan program kesehatan yang ada di
puskesmas.
d. Perencanaan dalam menghadapi keadaan darurat.

6. Langkah-langkah perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

a. Persiapan

Internal Puskesmas.

1) Penyiapan petugas kesehatan yang akan melaksanakan kegiatan KPP


pemberdayaan keluarga sehat. Penyiapan meliputi penyamaan pemahaman
serta peningkatan kompetensi pelaksanaan kegiatan KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat, meliputi melakukan pemetaan keluarga, pendataan keluarga,
rekapitulasi pendataan, analisis data, menetapkan prioritas masalah
kesehatan, menetapkan sasaran KPP, melakukan kajian formatif, menyusun
strategi KPP, menyusun rencana aksi KPP, membuat/ mengembangkan media
KPP, melaksanakan intervensi perubahan perilaku melalui pendekatan KPP,
melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan KPP serta menyusun rencana
tindak lanjut.
2) Membangun kesepakatan atau komitmen untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan pemberdayaan keluarga melalui pendekatan KPP.
3) Menyiapkan data rekam medik / data pasien yang ada di puskesmas,
terutama data pasien yang mempunyai masalah kesehatan bersifat sensitif
yang perlu dijaga kerahasiaannya, diantaranya adalah: pasien HIV-AIDS, TBC,
Kusta, IMS, Gangguan Jiwa, dll. Data ini, sangat penting dalam pelaksanaan
kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, karena keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan yang sensitif ini, akan mendapat perlakuan
intervensi khusus dari tenaga promosi kesehatan puskesmas.

b. Pembentukan Tim KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat


1) Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, harus dilakukan oleh Tim
KPP yang terdiri dari Lintas Program Puskesmas, bidan poskesdes/polindes /
BPS, Tokoh Masyarakat, Kader Posyandu, Kader PKK, Kelompok Dasawisma,
Kader Desa/Kelurahan Siaga, Organisasi Profesi serta Organisasi Kemasyarakatan
yang ada di wilayah kerja puskesmas. Tim KPP di tingkat Kecamatan maupun
Tingkat Desa/Kelurahan dapat menggunakan atau mengoptimalkan Tim yang
sudah ada, misalnya : Tim Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan/
Desa/Kelurahan. Apabila harus membentuk Tim KPP yang baru, maka tenaga
promosi kesehatan puskesmas terlebih dahulu, harus melakukan identifikasi
kelompok potensial yang akan menjadi Tim KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat
di wilayah kerja Puskesmas.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 8
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Identifikasi Tim KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat Puskesmas............

No. Tim KPP Potensi Peran


1 Lintas program
 .....
 .....
2. Lintas sektor
 ......
 ......
3. Organisasi Profesi:
 ......
 .......
4. Organisasi kemasyarakatan
 ........
 ........
5. Lainnya:
 Bidan poskesdes
 Kader Posyandu
 Kelompok Dasawisma
 Kader jumantik
 Media komunikasi massa/
tradisional
 Aparat desa/kelurahan
 Ketua
RT/RW/Lingkungan/Dusun
 Tokoh masyarakat
 Dll

Catatan cara pengisian :


- Kolom nomor diisi dengan nomor urut
- Kolom Tim KPP diisi dengan individu atau kelompok potensial yang akan
menjadi Tim KPP.
- Kolom potensi diisi dengan dukungan atau kemampuan kelompok
potensial dalam pelaksanaan kegiatan KPP yang akan dilakukan di
tingkat kecamatan maupun di tingkat desa/kelurahan, misalnya:
melakukan pendataan, menyusun rencana kegiatan, melakukan
intervensi perubahan perilaku keluarga, pembuatan media KPP,
penyebarluasan informasi kesehatan / KIE, pemantuan, penilaian
kegiatan KPP, dll
- Kolom Peran diisi dengan peran individu/kelompok tersebut dalam
kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat sesuai dengan
potensi/kemampuan yang dimilikinya.

2) Pengorganisasian Tim KPP, yaitu menetapkan seksi-seksi beserta uraian


tugasnya dalam mendukung kegiatan KPP, misalnya: Ketua, Sekretaris, Seksi
Pendataan, Seksi Informasi, Seksi Pembuatan Media KIE, Seksi Penyuluhan, dll.
Tim KPP ini, sebaiknya ditetapkan dalam Camat, dalam bentuk SK Tim KPP. Hal
ini dimaksudkan ada kejelasan peran dan tanggung jawab anggota Tim KPP
dalam mendukung kegiatan KPP di Kecamatan. Demikian pula, Tim KPP di
tingkat Desa/Kelurahan yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah dalam bentuk
Surat Keputusan.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 9
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

3) Peningkatan kapasitas Tim KPP, melalui forum komunikasi, pertemuan


orientasi, pelatihan, lokakarya, dll. Tujuannya adalah agar Tim KPP memahami
jenis kegiatan KPP serta mau dan mampu terlibat dalam kegiatan KPP yang
dilakukan di wilayah kerja puskesmas.

c. Analisis situasi masalah kesehatan keluarga


d. Penetapan masalah kesehatan keluarga prioritas.
e. Kajian formatif
f. Penyusunan strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat
g. Penyusunan rencana aksi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat.

B. Analisis masalah kesehatan keluarga.

1. Identifikasi masalah kesehatan keluarga

Tujuan identifikasi masalah kesehatan keluarga


Adalah untuk mengetahui:
a. Gambaran permasalahan kesehatan yang ada pada setiap keluarga.
b. Indikator keluarga sehat setiap keluarga/rumah tangga.
c. Gambaran permasalahan kesehatan yang ada pada tingkat RT, RW,
Desa/Kelurahan /Kecamatan/Puskesmas.
d. Indikator keluarga sehat tingkat RT, RW, Desa/Kelurahan/Kecamatan
/Puskesmas.
e. Masalah kesehatan prioritas yang ada di tingkat RT, RW,
Desa/Kelurahan/Kecamatan /Puskesmas

Kegiatan identifikasi masalah kesehatan keluarga


Kegiatan ini dilakukan oleh Tim KPP, bersama dengan berbagai pihak potensial yang ada
di wilayah kerja puskesmas. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Melakukan pemetaan keluarga yang ada di wilayah RT/ RW/ Dusun, meliputi :
jumlah keluarga dan alamat/ domisili. Pemetaan sebaiknya dibuat dalam bentuk
gambar atau peta. Pembuatan peta keluarga dapat menggunakan peta keluarga
yang ada di kantor desa/kelurahan.
b. Melakukan pendataan kesehatan keluarga, dengan menggunakan format
pendataan kesehatan keluarga. Adapun cara melakukan pendataan adalah sebagai
berikut:

1) Pendataan kondisi kesehatan keluarga, mengacu pada 12 indikator Keluarga


Sehat, yaitu:
a) Keluarga mengikuti program KB (keluarga berencana)
b) Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan
c) Bayi mendapat Imunisasi dasar lengkap
d) Bayi diberi ASI Eksklusif selama 0-6 bulan
e) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
f) Penderita TB Paru berobat sesuai standar
g) Penderita hipertensi berobat teratur
h) Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
i) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
j) Keluarga memiliki/memakai sarana air bersih
k) Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
l) Sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 10
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

2) Pendataan kesehatan keluarga dilakukan melalui kunjungan rumah, dengan


menggunakan format rekapitulasi data kesehatan keluarga. Pada saat
pendataan, petugas kesehatan melakukan identifikasi jumlah anggota keluarga
serta upaya kesehatan yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga, dan
informasi yang diperolehnya dimasukkan atau diisikan dalam format rekapitulasi
data kesehatan keluarga.

Format Rekapitulasi Data Kesehatan Keluarga


Indikator Suami Istri Anak1 Anak 2 Keluarga
1 2 3 4 5 6
Keluarga mengikuti program KB (keluarga berencana)
Ibu hamil memeriksakan kehamilannya (ANC) sesuai standar
Balita mendapatkan Imunisasi lengkap
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
Pemantuan pertumbuhan balita
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
Penderita hipertensi yang berobat teratur
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Mempunyai sarana air bersih
Menggunakan jamban keluarga
Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Jumlah indikator Y (ya)
Indeks Keluarga Sehat (IKS)

Cara pengisian :
- Kolom 1 : adalah indikator keluarga sehat
- Kolom nomor 2 , 3, 4, 5, adalah jumlah kolom sesuai dengan jumlah
anggota setiap keluarga. Pada kolom ini diisi:
o N: Negatif, bila tak layak isi, misalnya dalam keluarga
tersebut tidak ada yang menderita tuberculosis, maka pada kolom
TB ditulis N/NA
o Y: ya, bila sesuai dengan indikator , misalnya : pemberian
ASI Eksklusif pada bayi. Selanjutnya pada kolom keluarga (6) ditulis
”1”
o T: tidak, bila tidak sesuai dengan indikator, misalnya: suami
merokok , sehingga pada indikator tidak asa anggota keluarga yang
merokok ditulis ”T” sedangkan pada kolom isteri ditulis ”Y” , maka
pada kolom keluarga (6) ditulis ”0” karena masih ada yang T.
o Untuk indikator yang tidak bersifat individu, melainkan
keluarga, misalnya saja : mempunyai sarana air bersih,
menggunakan jamban keluarga, maka pada kolom keluarga (6)
langsung diisi ”Y”
o Selanjutnya, nilai ” 1” dijumlah, dan hasilnya digunakan
sebagai penentuan nilai indeks keluarga sehat, yaitu jumlah ”1”
menjadi pembilang dan penyebutnya adalah jumlah indikator yang
terisi ”Y” atau ”0”.

Untuk lebih jelasnya lihat hasil pengisian format rekapitulasi data kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut:

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 11
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Desa/Kelurahan

Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Desa A


Keluarga mengikuti program KB NA 1 NA 79.1
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar 1 NA NA 24.9
Balita mendapat Imunisasi lengkap 0 1 NA 68.7
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 1 NA NA 39.3
Pemantuan pertumbuhan balita 1 1 NA 82.8
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar NA 1 NA 44.9
Penderita hipertensi yang berobat teratur 0 1 1 36.6
Tidak ada anggota keluarga yang merokok 0 0 1 49.7
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 1 0 1 66.1
Mempunyai sarana air bersih 1 1 1 68.7
Menggunakan jamban keluarga 1 1 1 44.9
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
94.1
kesehatan jiwa NA NA 1
Jumlah indikator Y (ya) 9 9 6 10,8
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 6/9 7/9 6/6 = 1 9.70%

3) Melakukan rekapitulasi hasil pendataan keluarga sehat tingkat RW.


Cara melakukan rekapitulasi adalah sebagai berikut :
- Contoh untuk indikator 1: keluarga mengikuti program KB, jumlah nilai 1/
jumlah 1 + jumlah nilai 0 =.....%
- Perhitungan Indeks Keluarga Sehat Tingkat RW, adalah jumlah nilai 1 Rumah
Tangga/ Jumlah Rumah Tangga yang didata=....%

4) Melakukan rekapitulasi hasil pendataan keluarga sehat tingkat Desa dan


Kecamatan/ Puskesmas.
Cara melakukan rekapitulasi adalah sebagai berikut :
- Jumlah pesentase setiap indikator/jumlah RW x 100%=.......%
- Perhitungan Indeks Keluarga Sehat Tingkat Desa, adalah jumlah nilai 1 RW/
Jumlah Rumah Tangga yang didata=....%

Rekapitulasi Data Keluarga Sehat


Tingkat RW Dan Desa
Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel dst RW
Jumlah nilai 1/ jumlah nilai 1 +
Keluarga mengikuti jumlah nilai 0 x 100% = …%
program KB NA 1 NA 0 1 1 Contoh: ¾ x 100% = 75%

Jumlah nilai 1
Jumlah KK yang
didata Tk. RW
Jumlah nilai 1/ jumlah KK yang didata
IKS RW di RW x 100%

Indikator RW 1 RW 2 RW3 Desa A


Keluarga mengikuti program 75% 63% 47%
75+63+47=185/3=61,6 %
KB

Jumlah nilai 1 30 41 56 127


Jumlah KK yang didata di 175 167 183 525
Desa A
Jumlah nilai 1/ jumlah KK yang didata di tingkat
30/175= 41/167= 56/183= desax100%
IKS Desa A 17,1% 24,5% 30,6% 127/525=24,2% (IKS Desa A)

Melalui perhitungan hasil pendataan keluarga, maka tenaga promosi kesehatan


puskesmas dapat merekap menjadi Data Tingkat Desa, maupun tingkat Kecamatan,
seperti contoh berikut ini:

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 12
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Desa


Nomer Indikator RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 Desa A.
1 Keluarga mengikuti program KB 82.7 46.4 92.2 95.1 79.1
2 Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar 30.8 31.3 25.7 11.8 24.9
3 Balita mendapat Imunisasi lengkap 80.6 61.0 62.1 71.2 68.7
4 Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 27.9 69.6 43.1 16.7 39.3
5 Pemantuan pertumbuhan balita 99.0 65.2 68.9 98.0 82.8
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 74.8 40.8 41.0 22.9 44.9
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 21.2 40.9 38.6 45.9 36.6
8 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 22.8 27.5 57.5 91.0 49.7
9 Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 69.0 63.7 58.3 73.3 66.1
10 Mempunyai sarana air bersih 80.6 61.0 62.1 71.2 68.7
11 Menggunakan jamban keluarga 74.8 40.8 41.0 22.9 44.9
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
12 91.2 90.9 98.6 95.9 94.1
kesehatan jiwa
Jumlah IKS = 1 30 71 10 35 146
Jumlah KK 278 366 225 387 1256
IKS Desa 10.8 19.4 4.4 9.0 11.6

Dari rekapitulasi pendataan tingkat RW dapat diperoleh Data Kesehatan Keluarga


Tingkat Desa. Selanjutnya, tenaga promosi kesehatan puskesmas dapat mengetahui
adanya beberapa permasalahan kesehatan Di Desa A, yang harus mendapat
perhatian, yaitu: untuk indikator ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar serta
pemberian ASI Eksklusif .

Apabila tenaga promosi kesehatan puskesmas, melakukan rekapitulasi data dari


beberapa desa, maka diperoleh data tingkat kecamatan atau tingkat puskesmas.
Seperti contoh berikut ini:

Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Puskesmas

Indikator Desa A Desa B Desa C Desa D Puskesmas


Keluarga mengikuti program KB 79.1 56.3% 62.7% 68.9% 66,75%
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar 24.9 87.4% 95.4% 90.1% 74,45%
Balita mendapat Imunisasi lengkap 68.7 62.2% 71.3% 68.8% 67,75%
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 39.3 74.2% 73.9% 77.6% 66,25%
Pemantuan pertumbuhan balita 82.8 45.0% 70.1% 54.3% 63,05%
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 44.9 53.7% 78.0% 64.5% 60,27%
Penderita hipertensi yang berobat teratur 36.6 13.4% 8.3% 6.2% 16,12%
Tidak ada anggota keluarga yang merokok 49.7 85.5% 75.3% 74.5% 71,25%
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 66.1 69.9% 51.2% 64.6% 62,95%
Mempunyai sarana air bersih 68.7 89.4% 92.9% 94.4% 86,35%
Menggunakan jamban keluarga 44.9 48.5% 56.7% 90.1% 60,05%
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
94.1 78.9% 85.9% 85.1%
kesehatan jiwa 86,00%
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 10.80% 11.30% 5.20% 3.70% 7.6%

2. Penetapan masalah kesehatan keluarga prioritas.

Penetapan masalah kesehatan keluarga prioritas, dilakukan berdasarkan pada hasil


rekapitulasi data kesehatan keluarga tingkat puskesmas. Cara penetapan prioritas
masalah kesehatan keluarga adalah dengan melihat nilai persentase yang paling kecil.
Dari hasil rekapitulasi data tersebut, dapat diketahui bahwa :
a. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa A adalah :

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 13
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

 Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar (24,9%).


 Penderita hipertensi yang berobat teratur (36,6%)
b. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa B, adalah :
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (13,4%).
 Pemantauan pertumbuhan balita (45,0%)
c. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa C, adalah :
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (8,3%).
 Keluarga menjadi anggota JKN (51,2%)
d. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa D, adalah :
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (6,2%).
 Pemantauan pertumbuhan balita (54,3%)
e. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Puskesmas, adalah:
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (16,12%)
Dengan demikian, masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas di tingkat Desa
maupun Puskesmas adalah penderita hipertensi yang berobat teratur. Namun,
sebaiknya semua masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas di Desa A, B, C, D
dan Puskesmas, mendapat perhatian tenaga promosi kesehatan puskesmas, sebagai
masalah kesehatan prioritas, yang akan diintervensi melalui pendekatan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat.

3. Kajian Formatif

Kajian formatif merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi perilaku setiap segmentasi


sasaran, baik individu dan keluarga, sasaran pelaksana serta sasaran pedukung program
KPP pemberdayaan keluarga sehat yang berkaitan dengan terjadinya masalah
kesehatan prioritas. Melalui kajian formatif dapat diketahui adanya kesejangan antara
perilaku sasaran saat ini (current behaviour) dengan perilaku yang diharapkan
(expected/feasible behaviour) agar masalah tersebut dapat diatasi atau dicegah. Selain
itu, melalui kajian formatif diperoleh juga informasi tentang hambatan dan motivasi
setiap segmentasi sasaran tersebut dalam melakukan perilaku sehat.

a. Tujuan kajian formatif


Tujuan melakukan kajian formatif adalah untuk mengetahui:
1) Adanya kesenjangan antara perilaku sasaran saat ini (current behaviour)
dengan perilaku yang diharapkan (expected/ feasible behaviour ) untuk
mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang ada.
2) Hambatan sasaran dalam melakukan perilaku hidup sehat untuk
mencegah atau mengatasi masalah kesehatan prioritas
3) Motivasi sasaran dalam melakukan perilaku hidup sehat.

b. Metode dan teknik kajian formatif

Metode kajian formatif yang biasa digunakan, diantaranya yaitu wawancara


mendalam, pengamatan, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD),
dan riwayat lisan. Riwayat lisan merupakan upaya untuk memperoleh informasi dari
informan yang pernah mengalami peristiwa yang menjadi topik kajian. Riwayat lisan
juga merupakan wawancara yang tidak terstruktur, cerita mengalir begitu saja dari
informan, sifatnya lebih murni, alami, dan tidak dibuat-buat berdasarkan
pengalaman nyata. Pewawancara/pengamat lebih banyak mendengar dan mencatat
informasi yang disampaikan informan.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 14
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Kajian formatif dapat dilakukan melalui teknik kajian formatif secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Teknik melakukan kajian formatif secara kuantitatif merupakan kajian formatif yang
bertujuan untuk menjawab pertanyaan seberapa banyak atau seberapa sering
tingkat kejadian. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui kunjungan rumah dan
mendapatkan informasi dari responden dengan jalan melakukan:
1) Wawancara secara formal, dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan,
beserta alternatif jawaban (bentuk kuesioner tertutup) atau bisa juga disertai
ruang jawaban terbuka berupa penjelasan singkat atau alasan yang
dikemukakan oleh responden tentang suatu topik tertentu dan ditujukan
kepada satu orang responden serta jawaban dicatat secara rinci.
2) Pengamatan atau observasi secara terbuka, untuk melengkapi informasi yang
disampaikan oleh responden.

Teknik melakukan kajian secara kualitatif merupakan kajian formatif yang bertujuan
untuk mengungkap mengapa dan bagaimana suatu kelompok sasaran berpikir dan
berperilaku. Dengan kata lain bisa lebih memahami perilaku kelompok sasaran,
karena metode ini lebih mampu menyikap motivasi dan berbagai aspek terkait
lainnya dibalik perilaku kelompok sasaran. Pengumpulan data dapat diperoleh
melalui informan dengan jalan melakukan:
1) Wawancara mendalam secara formal, dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan, tertulis, membahas topik spesifik, ditujukan kepada satu orang
informan kunci serta jawaban dicatat secara rinci.
2) Wawancara mendalam secara informal (terbuka), dilakukan dengan tidak
menggunakan daftar pertanyaan yang lengkap, mungkin hanya pokok-pokok
informasi penting saja yang ditulis, membahas topik tertentu dan dapat
berkembang, ditujukan kepada satu orang informan kunci dan hasil jawaban
tidak perlu dicatat secara rinci pada saat itu (ditulis secara lengkap nanti seusai
wawancara selesai).
3) Pengamatan atau observasi secara terbuka, dimana petugas membuka
identitasnya secara jelas, melakukan pengamatan perilaku masyarakat secara
terang-terangan, petugas tidak merahasiakan proses pengamatannya dan
menyampaikan hasil pengamatannya apa adanya. Kelemahan teknik ini,
perilaku masyarakat saat itu dapat direkayasa.
4) Pengamatan atau observasi secara tertutup, dimana petugas melakukan
pengamatan perilaku masyarakat senyatanya secara diam-diam, tidak
membuka identitasnya dan hasil pengamatannya akan lebih konkrit atau
realistis.
5) Pengamatan atau observasi secara terlibat yaitu merupakan kombinasi antara
teknik pengamatan terbuka dengan tertutup, dimana petugas juga melibatkan
masyarakat untuk melakukakan pengamatan perilaku masyarakat di
wilayahnya, disamping itu petugas sendiri melakukan pengamatan secara
diam-diam.
6) Diskusi kelompok terarah (DKT) adalah diskusi yg dilakukan dalam kelompok
kecil (antara 6-10 orang) yang mempunyai karakteristik homogen/mirip
(misalnya kelompok ibu-ibu yang punya anak balita atau kelompok kader
posyandu). Diskusi dipandu oleh petugas selaku moderator, dan di dampingi
oleh seorang penulis atau pencatat. DKT bagus sekali untuk menggali norma
sosial, pandangan dan berbagai perilaku masyarakat serta dipergunakan
untuk memverifikasi kesimpulan, rekomendasi atau penerimaan kelompok
terhadap perilaku tertentu. Kelemahan, DKT adalah kurang cocok bila

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 15
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

difokuskan pada tujuan untuk mengidentifikasi perilaku individu. Kelamahan


lainnya adalah kualitas hasil DKT sangat ditentukan oleh kemampuan
moderator dalam menggali informasi dan mengendalikan proses diskusi serta
kemampuan pencatat dalam menulis hasil diskusi.

Hasil kajian formatif akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan lembar kerja
untuk mengetahui kesenjangan antara perilaku yang diharapkan dan perilaku saat
ini, serta hambatan dan motivasi untuk melakukan perilaku yang diharapkan
tersebut.

c. Langkah-langkah melakukan kajian formatif, yaitu:


1) Identifikasi sasaran yang terkait dengan upaya mengatasi masalah
kesehatan prioritas.
2) Identifikasi perilaku saat ini dan perilaku yang diharapkan terkait dengan
upaya mengatasi masalah kesehatan prioritas.
3) Identifikasi motivasi dan hambatan yang terkait dengan upaya
mengatasi masalah kesehatan prioritas.

Lembar Kerja Kajian Formatif

No Sasaran Perilaku saat ini Perilaku yang Motivasi Hambatan


diharapkan

Contoh : Kajian formatif untuk pengendalian penyakit DBD secara kuantitatif.

No Perilaku yang Perilaku saat Jlh Keterangan


diharapkan ini RT RT RT Motivasi Hambatan
1 2 3
Sasaran utama : ibu RT, suami, anggota keluarga
1 Menguras bak Jarang V V V 3 Sibuk Jangan
mandi secara menguras bak bekerja dan sampai
rutin 1 mandi, tidak punya sakit DBD
minggu sekali sehingga pembantu
banyak jentik
2 Membuang/ Tidak - V V 2
mengubur membuang/
ban-ban/ mengubur
botol-botol ban-ban/
bekas, botol-botol
sehingga tidak bekas,
menjadi sehingga
tempat menjadi
berkembang tempat
biak nyamuk berkembang
biak nyamuk
3 Merapikan Tidak V - V 2
baju-baju merapikan
yang baju-baju

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 16
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

bergantung- yang
an di kamar bergantung-
an di kamar
4 Tidur siang Kebiasaan - - V 1
mengguna- tidur siang
kan kelambu dan tidak
mengguna-
kan kelambu
5 Menutup Tidak V V V 3
semua tempat menutup
penam- semua
pungan air tempat
penam-
pungan air
6 Selalu ikut Tidak ikut V V V 3
kegiatan kerja kegiatan kerja
bakti secara bakti secara
rutin rutin
Sasaran pelaksana program: petugas promkes, bidan, kader, toma, dll
7 Kader tidak Kader V V V 3
melakukan melakukan
pemantauan pemantaua
jentik secara n jentik
teratur
Sasaran pendukung/ penguat program : Ketua RT, RW, Kades, dll
8 Ada surat Tidak ada V V V 3
edaran untuk surat
melakukan PSN edaran
di setiap rumah untuk
melakukan
PSN di
setiap
rumah
warga

Contoh : Kajian formatif untuk mengatasi masalah penderita hipertensi yang tidak
berobat secara teratur (secara kualitatif). Kajian dilakukan melalui diskusi kelompok.

Lembar Kerja Kajian Formatif Peningkatan Perilaku Hidup Sehat Bagi Penderita
Hipertensi di Puskesmas Sukaraja, Tahun 2015

No Sasaran Perilaku saat ini Perilaku yang Motivasi Hambatan


diharapkan
1 Sasaran utama
Suami Merokok Berhenti merokok Mau berhenti Lingkungan
merokok agar kerja /
tidak temanya
hipertensi adalah
perokok
Makan tinggi lemak Makan rendah lemak Mau makan Dirumah dan
rendah serat tinggi serat makanan di kantin
sehat agar kantor selalu
tidak tersedia menu
hipertensi masakan
tinggi lemak-
rendah serat

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 17
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Tidak berobat secara Memeriksakan diri Mau berobat Sering lupa


teratur dan minum obat secara teratur minum obat,
secara teratur biar sehat sibuk bekerja,
pulang kerja
sudah capek
Ibu RT Tidak melarang Melarang suami Suami menjadi Suami
suami berhenti berhenti merokok lebih sehat mengacuhkan
merokok / tidak mau
menurut
anjuran isteri
untuk
berhenti
merokok
Menyediakan Menyediakan Mau Sibuk
makanan tinggi makanan sehat menyediakan mengurus
lemak dan rendah dirumah: rendah menu sehat rumah tangga,
serat lemak dan tinggi dirumah agar tidak sempat
serat suami sehat, masak, beli
karena sayang makanan di
suami warung

Tidak menganjurkan Menyediakan obat Mau Sibuk urusan


suami berobat hipertensi dan minta menganjurkan rumah tangga,
teratur suami untuk minum suami minum lupa
obatnya secara obat secara
teratur. teratur, karena
dia pencari
nafkah utama
Keluarga dekat Tidak menganjurkan Menganjurkan suami Agar suami Waktu
suami berhenti berhenti merokok tersebut berkomunikasi
merokok menjadi lebih dengan suami
sehat dan anak terbatas
Tidak menganjurkan Menyuruh suami
suami berobat untuk berobat
teratur teratur
2 Sasaran pelaksana program
Teman Tidak menganjurkan Menemani berobat Sahabat yang Sibuk
berobat teratur teratur baik
Bidan Tidak melakukan Melakukan Bidan Yang datang
Poskesdes penyuluhan penyuluhan mempuyai penyuluhan
pentingnya berobat pentingnya berobat tugas dan hanya ibu-ibu
teratur bagi teratur bagi tanggung saja
penderita hipertensi penderita hipertensi jawab
memberi
penyuluhan di
luar gedung
Bidan Pelayanan penderita Pelayanan penderita Tugas Tidak ada
puskesmas hipertensi dilakukan hipertensi hanya di puskesmas waktu
melalui kunjungan dalam gedung adalah
rumah puskesmas meningkatkan
status
kesehatan
masyarakat
Kader Tidak memantau Memantau keadaan Keluarga Tidak
Dasawisma keadaan kesehatan kesehatan setiap binaan ditugaskan
keluarga keluarga binaannya menjadi oleh Ketua
tanggung TP.PKK Desa
jawabnya
Kader Desa Hipertensi belum Pengendalian Jumlah kasus Belm menjadi
Siaga menjadi program hipertensi menjadi hipertensi prioritas,
prioritas di desa salah satu program cukup banyak karena ada
siaganya prioritas KLB DBD

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 18
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Tokoh Belum melakukan Melakukan Agar Hipertensi


masyarakat penyuluhan tentang penyuluhan tentang masyarakatnya belum
pengendalian pentingnya sehat menjadi
hipertensi penderita hipertensi prioritas
agar berobat secara
teratur.
Ormas/ IBI Belum melakukan Melakukan aksi Jumlah Target
aksi pengobatan khusus -pengobatan penderita program nya
gratis bagi penderita gratis bagi penderita hipertensi adalah KIA
hipetensi hipetensi semakin
meningkat
3 Sasaran pendukung/ penguat
Ketua TP PKK Belum mengatifkan Membuat dan Jumlah Hipertensi
Desa kader PKK dan mengedarkan surat penderita belum
Kelompok instruksi agar kader hipertensi menjadi
Dasawisma untuk PKK dan Kelompok semakin prioritas
melakukan Dasawisma meningkat
pemantauan dan melakukan
penyuluhan pemantauan dan
pengendalian penyuluhan
hipertensi kepada pengendalian
keluarga binaan hipertensi kepada
keluarga binaannya
Ketua TP PKK Belum melakukan Menyusun dan Kesehatan Hipertensi
Kec upaya pengendalian melakukan program keluarga belum
hipertensi di wilayah pemberdayaan adalah menjadi
kerjanya. keluarga dalam tupoksinya prioritas
pengendalian
hipertensi di wilayah
kerjanya.
Ketua RT Belum melakukan Mengajak pihak Jumlah Mengatasi
upaya pengendalian puskesmas / penderita peningkatan
hipertensi di wilayah poskesdes hipertensi dan kasus DBD di
kerjanya. melakukan stroke RT menjadi
penyuluhan dan meningkat prioritas
pengobatan bagi
penderita hipertensi
di RT.

Membuat surat
edaran adanya
pengobatan gratis
bagi penderita
hipertensi di RT
Ketua RW Belum melakukan Mengajak pihak Jumlah Pengendalian
upaya pengendalian puskesmas / penderita hipertensi
hipertensi di wilayah poskesdes hipertensi dan belum
kerjanya. melakukan stroke menjadi
penyuluhan dan meningkat program
pengobatan bagi prioritas
penderita hipertensi Karena saat
di RW. ini sibuk
dengan
Membuat surat kegiatan
edaran adanya penilaian
pengobatan gratis lomba
bagi penderita posyandu
hipertensi di RW
Kepala Desa Belum menjadi Pengendalian Jumlah Jumlah kasus
program prioritas hipertensi menjadi penderita hipertensi
Desa Siaga Aktif program prioritas hipertensi dan tidak
dan diberikan stroke meresahkan
dukungan dana meningkat masyarakat

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 19
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

untuk melakukan Ada dana desa


upaya pengendalian yang dapat
hipertensi di wilayah dialokasikan
kerjanya. untuk kegiatan
pengendalian
hipertensi
Camat Belum menjadi Memberikan surat Tugas camat Pengendalian
program prioritas edaran kepada adalah hipertensi
hasil musbangkec Kepala Desa yang meningkatkan belum
mempunyai kasus status menjadi
hipertensi banyak kesehatan program
agar memberikan masyarakatnya prioritas
dukungan dana desa Dan program
untuk melakukan KIA masih
upaya / program menjadi
pengendalian prioritas yang
hipertensi memerlukan
dukungan
dana.

Hasil kajian formatif digunakan sebagai dasar penyusunan renacana kegiatan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat, meliputi penyusunan atau pengembangan strategi KPP serta
penyusunan perencanaan kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat tersebut.

C. Penyusunan perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat.

1. Penyusunan Strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

Strategi merupakan teknik dan taktik untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu,
menciptakan tujuan dan alur yang jelas dan logis, merinci langkah-langkah untuk
mencapai tujuan atau hasil, bersifat realistik serta memastikan kegiatan KPP tersebut
dapat dilakukan secara efektif dan efisien untuk mengatasi masalah yang ada.

2. Ruang lingkup penyusunan strategi KPP pemberdayaan keluarga sehat meliputi:

a. Penetapan tujuan KPP pemberdayaan keluarga, baik secara umum maupun secara
khusus.
b. Penetapan atau pemilahan segmentasi/ kelompok sasaran, meliputi sasaran utama,
pelaksana dan pendukung atau sasaran primer, sekunder dan tersier.
c. Mencantumkan analisis perilaku hasil kajian formatif untuk setiap segmentasi
sasaran.
d. Penetapan jenis kegiatan KPP pemberdayaan keluarga sehat untuk mengatasi
adanya kesejangan perilaku saat ini dengan perilaku yang diharapkan pada setiap
segmentasi sasaran. Jenis kegiatan KPP tersebut, merupakan intervensi perubahan
perilaku mengacu pada teori dan model perubahan perilaku.
e. Penetapan jenis media KPP yang digunakan untuk mendukung keberhasilan
pelaksanaan setiap jenis kegiatan KPP pemberdayaan keluarga sehat.

Lembar Kerja Penyusunan Strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

No Sasaran Tujuan Jenis Media


kegiatan KPP
Umum Khusus
KPP

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 20
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

3. Penyusunan rencana aksi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

Keluaran dari pokok bahasan perencanaan ini adalah peserta mampu menyusun rencana
aksi atau POA kegiatan KPP pemberdayaan keluarga sehat. Rencana aksi tersebut
meliputi jenis kegiatan yang akan diselenggarakan di tingkat kecamatan dan
desa/kelurahan.

Komponen rencana aksi kegiatan KPP pemberdayaan keluarga sehat meliputi:


a. Jenis kegiatan KPP yang akan dilakukan di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
b. Tujuan kegiatan.
c. Sasaran/ lokasi.
d. Bentuk/metode kegiatan.
e. Petugas pelaksana.
f. Media yang digunakan
g. Waktu pelaksanaan kegiatan.
h. Dana yang dibutuhkan/ sumber dana.
i. Keterangan: berisi cacatan mekanisme kerja apabila diperlukan.

Rencana Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Di Puskesmas .........

Nama program prioritas: Pengendalian Hipertensi Bagi ............................

Jenis kegiatan Tujuan Sasaran Metode Petugas Media Dana Waktu


pelaksana

1. Sasaran utama kegiatan KPP

2. Sasaran pelaksana program/ kegiatan KPP

3. Sasaran pendukung/ penguat kegiatan KPP

Daftar pustaka :
1. Kemenkes, Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas, Kemkes, 2006.
2. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Jakarta 2009
3. Revitalisasi Puskesmas, Adnan Mahmoed, 2011,

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 21
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

4. Nutbeam, Don. Health Promotion Glossary. Geneve: World Health


Organization, 1998
5. Gede, Munnjaya, Manajemen Kesehatan, Jakarta, 2004.
6. Kemenkes, Bina Kesehatan Masyarakat , Pedoman Perencanaan Tingkat
Puskemas, Jakarta, 2006.
7. Trihono, Manajemen Puskemas Berbasis Paradigma Sehat, Jakarta, 2006
8. Kemenkes, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Promosi Kesehatan di
Puskesmas, Jarkarta, 2006.

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 22
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Lampiran :
1. Pedoman praktik di kelas tentang pendataan kesehatan keluarga serta rekapitulasi data.
a. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok
b. Setiap peserta diberi dua lembar kerja 1: format rekapitulasi
data kesehatan keluarga
c. Setiap peserta ditugaskan untuk melakukan pendataan kepada
2 orang teman kelompoknya dan mengisi 2 lembar format rekapitulasi data kesehatan
keluarga
d. Setelah itu, setiap kelompok melakukan rekapitulasi hasil
pendataan kesehatan keluarga yang telah dilakukan oleh setiap peserta, dan dimasukkan
dalam lembar kerja 2 a: yaitu Format Rekapitulasi Data Keluarga Sehat
e. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil rekapitulasi
tersebut, didepan kelas
f. Kelompok satu diminta maju kedepan, untuk memimpin kelas
melakukan rekapitulasi hasil pendataan tingkat desa dengan menggunakan lembar kerja 2 b.
g. Kelompok dua diminta maju kedepan, untuk memimpin kelas
melakukan rekapitulasi hasil pendataan tingkat puksesmas dengan menggunakan lembar
kerja 2 c

2. Lembar kerja 1

3. Lembar kerja 2

Lembar Kerja 2 a: Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat RW

Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 dst RW


1 2 3 4 5 6
Keluarga mengikuti program KB
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar
Balita mendapat Imunisasi lengkap
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
Pemantuan pertumbuhan balita
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
Penderita hipertensi yang berobat teratur
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Mempunyai sarana air bersih
Menggunakan jamban keluarga
Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Jumlah indikator Y (ya)
Indeks Keluarga Sehat (IKS)

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 23
Lembar Kerja 1: Format Rekapitulasi Data Kesehatan Keluarga
Materi Inti 2
Perencanaan KPP
Indikator Suami Istri Anak1 Anak 2 Keluarga
1 2 3 4 5 6
Keluarga mengikuti program KB
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar
Balita mendapat Imunisasi lengkap
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
Pemantuan pertumbuhan balita
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
Penderita hipertensi yang berobat teratur
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Mempunyai sarana air bersih
Menggunakan jamban keluarga
Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Jumlah indikator Y (ya)
Indeks Keluarga Sehat (IKS)

4. Skenario bermain peran tentang melakukan pendataan kesehatan keluarga melalui


pendekatan kelompok serta penetapan prioritas masalah kesehatan keluarga.
a. Fasilitator bertindak sebagai tenaga promosi kesehatan
puskesmas yang akan melakukan pendataan kesehatan keluarga pada sekelompok kader
posyandu.
b. Satu kelompok diminta maju ke depan dan berdiri melingkar,
memperagakan sebagai kader posyandu.
c. Setiap kader posyandu dibagikan selembar format family folder
kesehatan keluarga (lembar kerja 1) dan diminta untuk mengisinya sesuai dengan kondisi
kesehatan keluarganya masing-masing.
d. Tenaga promosi kesehatan puskesmas (fasilitator) membacakan
setiap indikator dan membimbing setiap kader posyandu agar dapat mengisi format
rekapitulasi data kesehatan keluarga tersebut dengan benar.
e. Tenaga promosi kesehatan puskesmas bersama dengan kader
posyandu melakukan rekapitulasi data kesehatan keluarga dengan menggunakan lembar
kerja 2 a.
f. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, tenaga promosi
kesehatan puskesmas menetapkan satu masalah kesehatan prioritas berdasarkan angka
persentasi yang terkecil.

5. Pedoman diskusi kelompok tentang kajian formatif


a. Peserta tetap berada dalam tiga kelompok yang sama
b. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan kajian formatif
melalui diskusi kelompok. Kajian formatif mengacu pada masalah kesehatan keluarga
prioritas. Setiap kelompok diminta untuk menggunakan lembar kerja 3 -kajian formatif.
c. Hasil diskusi ditulis pada kertas flipchart atau dalam bentuk file
d. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya di
depan kelas

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 24
Lembar Kerja 2 b: Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Desa
Materi Inti 2
Indikator RW 1 RW 2 RW 3 dst Desa Perencanaan KPP
1 2 3 4 5 6
Keluarga mengikuti program KB
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar
e. Waktu diskusi 15 menit.
Balita mendapat Imunisasi lengkap
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
Pemantuan pertumbuhan balita
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
Penderita hipertensi yang berobat teratur
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Mempunyai sarana air bersih
Menggunakan jamban keluarga
Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa
Jumlah indikator Y (ya)
Indeks Keluarga Sehat (IKS)

6. Lembar kerja 3 : Kajian Formatif


Lembar Kerja -Kajian Formatif

No Sasaran Perilaku saat ini Perilaku yang Motivasi Hambatan


diharapkan

7. Pedoman Praktik Kerja Lapangan


PEDOMAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN PENDATAAN KELUARGA SEHAT
MELALUI KUNJUNGAN RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS.

a. Pendahuluan

Tujuan pembangunan kesehatan di Puskesmas adalah mewujudkan Kecamatan Sehat. Untuk


mewujudkan Kecamatan Sehat, tentunya harus dimulai dengan melakukan upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga atau rumah tangga. Keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga-keluarga di satu
wilayah administrasi, akan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini harus dipahami
oleh Petugas Kesehatan Puskesmas, tentang pentingnya upaya memberdayakan keluarga
untuk hidup sehat, sebagai langkah awal dalam mewujudkan Kecamatan Sehat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan proses pemberian informasi
kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau menjadi
mampu melaksanakan perilaku hidup sehat yang diperkenalkan (aspek tindakan atau
practice). Salah satu pendekatan komunikasi yang dapat diterapkan dalam melakukan
intervensi untuk memberdayakan keluarga agar tau, mau dan mampu menerapkan perilaku
hidup sehat adalah melalui Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP). Melalui
penerapan komunikasi perubahan perilaku, keluarga dibantu oleh tenaga promosi kesehatan
puskesmas untuk mengenali masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta memotivasi
agar keluarga tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta peningkatan status
kesehatan keluarganya dengan mengoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.

Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajad kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberdayakan keluarga agar tau, mau dan
mampu berperilaku hidup sehat, merupakan upaya yang tidak mudah. Oleh sebab itu,

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 25
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

tenaga promosi kesehatan puskesmas harus mempunyai kompetensi melakukan intervensi


perubahan perilaku yaitu melalui pendekatan komunikasi perubahan perilaku (KPP) dalam
pemberdayaan keluarga sehat. Langkah awal pelaksanaan kegiatan KPP dalam
pemberdayaan keluarga sehat adalah melakukan pendataan kesehatan keluarga melalui
kunjungan rumah. Pendataan kesehatan keluarga mengacu pada 20 indikator Keluarga
Sehat. Program pemberdayaan keluarga sehat dengan 20 indikator tersebut, merupakan
kebijakan Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019, agar dilalsanakan oleh puskesmas. Oleh
sebab itu kegiatan PKL pada pelatihan pelatih ini, diarahkan untuk melakukan pendataan
melalui kunjungan rumah.
Hasil pendataan tersebut selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar atau acuan untuk
mengembangkan kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat tahap berikutnya.

b. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


 Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan PKL ini, peserta mampu melakukan pendataan kesehatan
keluarga melalui kunjungan rumah.

 Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti kegiatan PKL ini, peserta mampu:
1) Mempersiapkan praktik kerja lapangan pendataan kesehatan keluarga.
2) Melaksanakan praktik kerja lapangan pendataan kesehatan keluarga, dengan jalan
melakukan kunjungan rumah.
3) Mengisi format rekapitulasi data kesehatan keluarga dengan benar

c. Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Pada pelatihan pelatih ini ada 3 (tiga) kelas. Lokasi PKL adalah di beberapa RT dalam satu
RW- Satu Desa yang ada di wilayah kerja puskesmas.
1. Kelas A : di RT 1 – RW 1, dengan sasaran 60 keluarga
2. Kelas B : di RT 2 – RW 1, dengan sasaran 60 keluarga
3. Kelas C : di RT 3 – RW 1, dengan sasaran 60 keluarga
Apabila dalam satu RT, tidak terdapat 60 keluarga yang akan didata, maka peserta kelas
tersebut dapat melakukan pendataan di RT lainnya sebagai tambahan kekurangan
pendataan. Misalnya: Kelas A melakukan kunjungan rumah di RT 1, apabila jumlah keluarga
yang ada di RT 1 kurang dari 60, maka Kelas A diwajibkan untuk melakukan pendataan di RT
lainnya, misalnya RT 4, RW-1.

d. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1) Kegiatan PKL KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat adalah melakukan pendataan


kesehatan keluarga melalui kunjungan rumah.
2) Setiap peserta ditugaskan untuk melakukan kunjungan rumah minimal 2 (dua)
keluarga.
3) Penetapan sasaran keluarga, dilakukan berdasarkan Kartu Keluarga (KK).

e. Pengorganisasian PKL

1) Peserta
Peserta yang ada dalam Kelas A, Kelas B maupun Kelas C, masing-masing dibagi dalam
tiga kelompok. Masing-masing kelompok pada tiap kelas mempunyai tugas yang sama
yaitu melakukan pendataan kesehatan keluarga dengan menggunakan format

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 26
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

rekapitulasi kesehatan keluarga melalui kunjungan rumah. Setiap peserta minimal


melakukan kunjungan 2 (dua) keluarga dan berhasil melakukan pendataan. Apabila pada
saat melakukan kunjungan rumah tidak berhasil melakukan pendataan, karena Ibu RT
atau Suami tidak ada dirumah. Tidak bisa ditemui, maka peserta tersebut harus
melakukan kunjungan rumah ke keluarga lainnya.

Kelas A:

No Nama Kelompok Jumlah Jumlah Sasaran Lokasi PKL


Peserta Keluarga

1 Kelompok 1 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT1, RW1,
Desa A

2 Kelompok 2 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT1, RW1,
Desa A

3 Kelompok 3 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT1, RW1,
Desa A

Kelas B:

No Nama Kelompok Jumlah Jumlah Sasaran Lokasi PKL


Peserta Keluarga

1 Kelompok 1 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT2, RW1,
Desa A

2 Kelompok 2 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 27
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

rumah di RT2, RW1,


Desa A

3 Kelompok 3 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT2, RW1,
Desa A

Kelas C:

No Nama Kelompok Jumlah Jumlah Sasaran Lokasi PKL


Peserta Keluarga

1 Kelompok 1 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT3, RW1,
Desa A

2 Kelompok 2 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT3, RW1,
Desa A

3 Kelompok 3 10 orang 1 peserta x 2 Melakukan


keluarga= 20 pendataan keluarga
keluarga melalui kunjungan
rumah di RT3, RW1,
Desa A

2) Fasilitator / Pembimbing/ Pendamping PKL:


Masing-masing kelas didampingi oleh 1 orang fasilitator, 1 orang
pembimbing/pendamping lapangan, 1 orang panitia dan 3 orang kader posyandu/ kader
PKK.

f. Sasaran PKL

Sasaran PKL untuk Kelas A, Kelas B maupun Kelas C adalah sama, yaitu ibu rumah tangga,
atau suami (kepala keluarga). Apabila dalam keluarga tersebut tidak ada ibu rumah tangga/
suami maka peserta harus berpindah ke rumah lainnya.

g. Tempat kegiatan PKL :

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 28
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Pelaksanaan PKL Pendataan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat dilakukan di tiga RT dalam
satu RW dan dalam satu Desa yang ada di wilayah kerja puskesmas.

h. Waktu kegiatan PKL:

 Waktu untuk melakukan persiapan PKL adalah 1 Jpl


Peserta dari kelas A, kelas B dan kelas C melakukan kegiatan bermain peran pendataan
keluarga melalui kunjungan rumah.

 Waktu untuk pelaksanaan PKL


Pelaksanaan PKL, peserta dari Kelas A, kelas B dan kelas C dilakukan secara bersamaan
dan paralel pada hari kerja. Waktu yang tersedia adalah 5 Jpl (225 menit). Penggunaan
waktu tersebut, mulai peserta berangkat, melakukan pendataan kesehatan keluarga
melalui kunjungan rumah sampai peserta kembali ke kelas untuk melakukan
pengolahan/rekapitulasi data kesehatan keluarga.

 Waktu untuk penulisan laporan dan pemberian umpan balik pelaksanaan PKL
Penulisan laporan pelaksanaan PKL, dilakukan di Kelas A, Kelas B dan Kelas C secara
bersamaan dan paralel, selanjutnya peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pengalaman pelaksanaan PKL termasuk hasil dan permasalahan yang dihadapi.
Kemudian Fasilitator/ Tim Pendamping memberikan umpan balik atau tanggapan.

Sistematika Penulisan Laporan PKL

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Waktu dan Tempat

BAB II : PROSES KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN

BAB III : PEMBAHASAN


- Hal-hal yang positif
- Hambatan/ permasalahan serta upaya mengatasinya
- Tindak lanjut
- Usul dan saran

BAB IV: HASIL KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8. Lembar kerja :

Lembar Kerja Penyusunan Strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

No Sasaran Tujuan Jenis Media

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 29
Materi Inti 2
Perencanaan KPP

Umum Khusus kegiatan KPP


KPP

9. Lembar kerja :
Rencana Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat Di Puskesmas .........

Nama program prioritas: ............................

Jenis kegiatan Tujuan Sasaran Metode Petugas Media Dana Waktu


pelaksana

1. Sasaran utama kegiatan KPP

2. Sasaran pelaksana program/ kegiatan KPP

3. Sasaran pendukung/ penguat kegiatan KPP

Modul Pelatihan Pelatih KPP Pemberdayaan KS Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Puskesmas Th 2015 30

Anda mungkin juga menyukai