REFERAT Sindrom Cri Du Chat
REFERAT Sindrom Cri Du Chat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
ciri-
4
ciri yang meliputi keterbelakangan mental,cacat fisik, mikrochepal (kepal
berukuran kecil), bentuk wajah yang abnormal, dan suara tangis menyerupai
kucing saat bayi yang disertai kegagalan pertumbuhan. Karakteristik tersebut
diasosiasikan dengan delesi sebagian lengan pendek pada kromosom nomor
5. Hal ini dibuktikan dengan autoradiografi oleh German et al. di tahun 1964
dan pewarnaan menggunakan quinacrine mustard oleh Caspersson et al.
pada tahun 1970.3
5
Delesi dapat terbagi menjadi dua, yaitu delesi terminal dan delesi
interkalar. Delesi terminal merupakan delesi atau patahnya kromosom di satu
tempat dekat ujung kromosom. Adapun delesi interkalar terjadi jika
kromosom patah di dua tempat. 5
Kasus lainnya terjadi karena salah satu orang tua membawa kromosom
5 yang telah mengalami translokasi (penyusunan ulang). Translokasi adalah
peristiwa perpindahan potongan kromosom menuju kromosom lain yang
bukan homolognya. Translokasi dapat menyebabkan kromosom yang terjadi
lebih panjang atau lebih pendek dari sebelumnya. Pada kondisi ini, sepotong
kromosom terlepas dan menautkan diri pada kromosom lain. Perhatikan
gambar 2: 4
6
Akibat translokasi ini, risiko terjadinya kasus yang sama pada
kehamilan berikutnya akan meningkat. Tidak ditemukan hubungan antara
usia orangtua saat kehamilan dengan sindrom ini. Diagnosis kelainan ini
dapat dilakukan pada jaringan plasenta (teknik chorionic villus
sampling)saat kehamilan berusia 9-12 minggu atau dengan cairan ketuban
(amnioncentesis) saat usia kehamilan di atas 16 minggu. 4
7
tag di depan telinga,
8
kepala kecil, rahang kecil, kedua mata terpisah jauh, bayi tampak lemas,
wajah asimetris dan mulutnya tidak dapat menutup rapat, hidung lebar,leher
pendek dan mata sipit ke bawah. 7
Penderita sindrom tangisan kucing umumnya mengalami penyakit
jantung bawaan yang terdeteksi sejak lahir. Terjadi kesulitan dalam bernapas
dan menelan pada bayi penderita berhubungan dengan ukuran laring.
Perkembangan bahasa lambat sehingga komunikasi lebih banyak digunakan
dengan bahasa tubuh. Orang dewasa dengan sindrom ini mengalami
pertumbuhan otot yang abnormal sehingga menyulitkan pergerakan tubuh.
Selain gejala-gejala tersebut, pada pemeriksaan fisik juga bias ditemukan
Hernia inguinalis (sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding
perut ke dalam kanalis inguinalis), tonus otot yang lemah, lipatan epikantus
(lipatan pada kulit disudut mata sebelah dalam), dan abnormalitas lipatan
telinga bagian luar. 7
9
Syndrom Cri Du Chat disebabkan oleh delesi parsial dari lengan
pendek kromosom nomor 5, juga disebut monosomi 5p. Sekitar 90% kasus
merupakan hasil dari delesi de novo secara acak. Sisanya 10-15% disebabkan
pemisahan tidak sama dari translokasi dimana 5p monosomi sering disertai
dengan bagian trisomi pada genom. 4
Kebanyakan kasus melibatkan kehilangan 30-60% materi genetik
pada lengan pendek kromosom. Kurang dari 10% kasus terjadi aberasi
sitogenetik (seperti delesi interstisial, mosaikisme, cincin dan translokasi de
novo). Penghilangan kromosom 5 diturunkan dari ayah sekitar 80% kasus. 4
Menurut Mainardi, (2006) analisis sitogenetik dari 80 pasien dan 148
orang tua dari Registry of CdCS Italia dilaporkan delesi terminal 5p (62
pasien: 77,5%), delesi interstitial (7 pasien: 8,75%), translokasi de novo (4
pasien: 5%), translokasi keturunan (3 pasien: 3,75%), mosaik dengan 2
penataan ulang sel (3 pasien: 3,75%), dan delesi iversi (1 pasien:1,25%). 6
10
5p15.2. Karena terjadi pada kromosom tubuh (somatis) maka peluang
kejadian pada anak laki-laki dan perempuan adalah sama. 6
11
kepedulian terhadap penderita, konseling genetik diusulkan. Pasien wanita
12
yang subur dapat memberikan keturunan yang layak dengan pengaruh resiko
kambuh diperkirakan sebesar 50%. Resiko kekambuhan untuk kasus de novo
adalah 1% atau kurang. Kekambuhan langka pada kromosom orang tua yang
sehat mungkin hasil dari mosaicism gonad untuk penghapusan 5p di salah
satu orang tua. Jika orangtua adalah pembawa yang seimbang dari penataan
ulang struktur, risiko tersebut secara substansial tinggi. Resiko harus dinilai
berdasarkan jenis penataan ulang struktur dan pola yang segregasi. 4
Gunakan keterampilan reseptif yang relatif baik untuk mendorong
bahasa dan pengembangan komunikatif daripada mengandalkan metode lisan
tradisional. Stimulasi dini dan pengenalan bahasa isyarat adalah sarana
efektif untuk mengembangkan keterampilan komunikasi (50% dari anak-
anak dapat menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi). 4
Program modifikasi perilaku mungkin bisa berhasil dalam mengatasi
hiperaktif, rentang perhatian yang pendek, ambang rendah untuk frustrasi,
dan perilaku diri stimulasi (misalnya, headbanging, tangan melambai).
Koordinasi Visual-motor melalui pelatihan komputerisasi meningkatkan
kinerja visuospatial pada anak yang dipengaruhi oleh sindrom Cri Du Chat. 4
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
4. Tyagi, S, Sachin Kumar, Amit Kumar, Mohit Singla, Abhishek Singh. 2010.
Cri Du Chat Syndrome-A rare genetic disorder: An overview. Journal of
Chemical and Pharmaceutical Research. 2(2): 604-609.
15