Anda di halaman 1dari 15

REFARAT NOVEMBER 2015

“SINDROM CRI DU CHAT”

Nama : Ahmad R. Ramadhan


No. Stambuk : N 111 14 055
Pembimbing : dr. Effendy Salim, Sp. A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam
setiap sel mahkluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom
yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex (kromosom 1 s/d kromosom
22) dan 1 pasang kromosom sex (kromosom X dan Y) yang menentukan
jenis kelamin. Setiap orang mendapatkan 1 dari tiap pasangan kromosom
dari ayahnya dan 1 dari ibunya, dengan kata lain setiap orang mendapatkan
23 kromosom dari ayah (dibawa oleh sperma) dan 23 kromosom dari ibunya
(dibawa oleh sel telur), yang kemudian total menjadi 46 kromosom (23
pasang) setelah pembuahan.
Penyimpangan kromosom merupakan gangguan dalam isi kromosom
sel normal dan merupakan penyebab utama kondisi genetik pada manusia,
salah satunya yaitu sindrom Cri Du Chat. Sindrom Cri Du Chat (Sindroma
5p) adalah sekelompok kelainan yang terjadi akibat hilangnya bagian dari
kromosom nomor 5.
Kasus ini terjadi pada 1 individu setiap 20.000 kelahiran.
Dikarenakan kecenderungan penderita sindrom ini meninggal pada usia dini
maka frekuensi berkurang menjadi 1 individu setiap 50.000 kelahiran bayi
yang hidup. Kemungkinan terjadinya keterbelakangan mental adalah 1.5 per
1000 individu. Kasus sindrom tangisan kucing ini lebih banyak ditemukan
pada anak perempuan.
Penyusunan referat ini bertujuan untuk mengetahui pengertian
sindrom Cri Du Chat, sejarah sindrom Cri Du Chat, penyebab timbulnya
sindrom Cri Du Chat, karakteristik dan ciri-ciri fisik dari sindrom Cri Du
Chat, upaya pengobatan, serta frekuensi kejadian dari sindrom Cri Du Chat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sindrom Cri Du Chat


Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau
Sindrom Lejeune, adalah suatu kelainan genetik akibat adanya delesi
(hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5 manusia.
Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalami keterbelakangan
mental dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing.
Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi atau anak-
anak.1
Penamaan sindrom ini didasarkan pada suara tangisan bayi yang
bernada tinggi dan terdengar seperti suara seekor kucing. Tangisan ini
terdengar segera setelah bayi lahir dan berlangsung selama beberapa minggu
kemudian menghilang.2
Sindrom tangisan kucing disebabkan kelainan kromosom tubuh
(autosomal). Kromosom nomor 5 yang terlibat mengalami delesi pada lengan
pendeknya (5p). Kebanyakan kasus terjadi akibat mutasi. Suatu mekanisme
translokasi genetik pada kromosom orang tua saat pembelahan sel juga
menjadi penyebab kelainan ini. Akibat translokasi ini, risiko terjadinya kasus
yang sama pada kehamilan berikutnya akan meningkat. Tidak ditemukan
hubungan antara usia orangtua saat kehamilan dengan sindrom ini. Diagnosis
kelainan ini dapat dilakukan pada jaringan plasenta (teknik chorionic villus
sampling) saat kehamilan berusia 9-12 minggu atau dengan cairan ketuban
(amnioncentesis) saat usia kehamilan di atas 16 minggu. 1

2.2 Sejarah Sindrom Cri Du Chat


Lejeune dan koleganya pertama kali mendeskripsikan aspek klinis
dari sindrom tangisan kucing atau yang biasa disebut sindrom cri du chat
pada tahun 1963. Deskripsi pertama didapat dari observasi terhadap 3 orang
anak yang tidak memiliki hubungan keluarga. Ketiga anak tersebut memiliki

3
ciri-

4
ciri yang meliputi keterbelakangan mental,cacat fisik, mikrochepal (kepal
berukuran kecil), bentuk wajah yang abnormal, dan suara tangis menyerupai
kucing saat bayi yang disertai kegagalan pertumbuhan. Karakteristik tersebut
diasosiasikan dengan delesi sebagian lengan pendek pada kromosom nomor
5. Hal ini dibuktikan dengan autoradiografi oleh German et al. di tahun 1964
dan pewarnaan menggunakan quinacrine mustard oleh Caspersson et al.
pada tahun 1970.3

2.3 Etiologi Sindrom Cri Du Chat


Sindrom ini terjadi karena adanya penghapusan informasi pada
kromosom 5. Penyebab terjadinya penghapusan ini tidak diketahui, tetapi
pada sebagian besar kasus, diperkirakan penyebabnya adalah hilangnya 1
keping kromosom 5 pada saat pembentukan sel telur atau sperma.
Kromosom 5 yang terlibat mengalami delesi pada lengan pendeknya (5p).
Delesi merupakan peristiwa hilangnya satu segmen kromosom karena patah.
Mutasi yang terjadi menyebabkan sebagian segmen dari kromosom hilang
pada saat pembelahan sel. Dengan demikian, kromosom akan kehilangan
beberapa gen yang mungkin akan tampak atau tidak, bergantung pada
kepentingan gen dalam sel. Penderita sindrom ini meninggal pada waktu
lahir atau pada masa kanak- kanak. Untuk lebih memahami proses delesi,
perhatikan Gambar 1. Berikut: 4, 5

Gambar 1: Proses delesi. 5

5
Delesi dapat terbagi menjadi dua, yaitu delesi terminal dan delesi
interkalar. Delesi terminal merupakan delesi atau patahnya kromosom di satu
tempat dekat ujung kromosom. Adapun delesi interkalar terjadi jika
kromosom patah di dua tempat. 5
Kasus lainnya terjadi karena salah satu orang tua membawa kromosom
5 yang telah mengalami translokasi (penyusunan ulang). Translokasi adalah
peristiwa perpindahan potongan kromosom menuju kromosom lain yang
bukan homolognya. Translokasi dapat menyebabkan kromosom yang terjadi
lebih panjang atau lebih pendek dari sebelumnya. Pada kondisi ini, sepotong
kromosom terlepas dan menautkan diri pada kromosom lain. Perhatikan
gambar 2: 4

Gambar 2: Peristiwa translokasi. 4


Ada beberapa macam peristiwa translokasi antara lain: 5
a) Translokasi Homozigot
Translokasi homozigot adalah pertukaran segmen kedua kromosom
homolog dengan segmen kedua kromosom yang bukan homolognya.
b) Translokasi Heterozigot
Pada translokasi ini terjadi pertukaran satu segmen kromosom ke satu
segmen kromosom yang bukan homolognya.
c) Translokasi Resiprok
Translokasi resiprok terjadi apabila terdapat dua patahan pada dua ujung
yang bukan homolognya masing-masing di satu tempat. Patahan
kromosom akan menyambung kembali tapi bertukar tempatnya.

6
Akibat translokasi ini, risiko terjadinya kasus yang sama pada
kehamilan berikutnya akan meningkat. Tidak ditemukan hubungan antara
usia orangtua saat kehamilan dengan sindrom ini. Diagnosis kelainan ini
dapat dilakukan pada jaringan plasenta (teknik chorionic villus
sampling)saat kehamilan berusia 9-12 minggu atau dengan cairan ketuban
(amnioncentesis) saat usia kehamilan di atas 16 minggu. 4

2.4 Karakteristik dan Ciri-ciri Fisik Sindrom Cri Du Chat


Syndrom Cri Du Chat juga disebut delesi lengan pendek kromosom
nomor 5 atau sydrom Lejeune. Diperkirakan 1% dari anak-anak cacat
menderita sindrom ini. Syndrom Cri Du Chat adalah penyakit kelainan
kromosom. Kromosom yang berpengaruh adalah kromosom nomor 5, sedikit
bagian pada lengan pendek kromosom mengalami delesi pada syndrom ini.
Kabanyakan kasus timbul sebagai mutasi baru, meskipun translokasi
seimbang mungkin ada dalam satu atau lain dari orang tua. 6
Penderita sindrom tangisan kucing menunjukkan ciri utama berupa
suara tangisan yang lemah dan bernada tinggi (melengking), mirip suara
anak kucing. Suara tangisan yang khas tersebut diakibatkan oleh ukuran
laring yang kecil dan bentuk epiglotis yang tidak normal. Sejalan dengan
pertambahan besar laring, suara menyerupai kucing itu akan hilang.
Sepertiga dari penderita tidak lagi menunjukkan suara tangis menyerupai
kucing setelah berusia 2 tahun. 7
Penderita sindrom ini lahir dengan berat badan yang di bawah
normal. Selama masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi
badan di bawah rata-rata. 98% penderita memiliki otak yang kecil
(mikrochepal) sehingga bentuk kepala juga kecil saat lahir. Pertumbuhan
badan dan kepala lambat. Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan
pipi besar, jari-jari yang pendek, bentuk kuping yang letaknya rendah atau
bentuk telinga yang abnormal, keterbelakangan mental, disela jari kaki
maupun jari tangan terdapat kulit tambahan (seperti selaput) atau jari-jarinya
menyatu, Simian crease (garis tangan pada telapak tangan hanya satu), skin

7
tag di depan telinga,

8
kepala kecil, rahang kecil, kedua mata terpisah jauh, bayi tampak lemas,
wajah asimetris dan mulutnya tidak dapat menutup rapat, hidung lebar,leher
pendek dan mata sipit ke bawah. 7
Penderita sindrom tangisan kucing umumnya mengalami penyakit
jantung bawaan yang terdeteksi sejak lahir. Terjadi kesulitan dalam bernapas
dan menelan pada bayi penderita berhubungan dengan ukuran laring.
Perkembangan bahasa lambat sehingga komunikasi lebih banyak digunakan
dengan bahasa tubuh. Orang dewasa dengan sindrom ini mengalami
pertumbuhan otot yang abnormal sehingga menyulitkan pergerakan tubuh.
Selain gejala-gejala tersebut, pada pemeriksaan fisik juga bias ditemukan
Hernia inguinalis (sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding
perut ke dalam kanalis inguinalis), tonus otot yang lemah, lipatan epikantus
(lipatan pada kulit disudut mata sebelah dalam), dan abnormalitas lipatan
telinga bagian luar. 7

Gambar 3: Penderita Syndrom Cri Du Chat pada umur 8 bulan (A), 2


tahun (B), 4 tahun (C), 9 tahun (D) 8

9
Syndrom Cri Du Chat disebabkan oleh delesi parsial dari lengan
pendek kromosom nomor 5, juga disebut monosomi 5p. Sekitar 90% kasus
merupakan hasil dari delesi de novo secara acak. Sisanya 10-15% disebabkan
pemisahan tidak sama dari translokasi dimana 5p monosomi sering disertai
dengan bagian trisomi pada genom. 4
Kebanyakan kasus melibatkan kehilangan 30-60% materi genetik
pada lengan pendek kromosom. Kurang dari 10% kasus terjadi aberasi
sitogenetik (seperti delesi interstisial, mosaikisme, cincin dan translokasi de
novo). Penghilangan kromosom 5 diturunkan dari ayah sekitar 80% kasus. 4
Menurut Mainardi, (2006) analisis sitogenetik dari 80 pasien dan 148
orang tua dari Registry of CdCS Italia dilaporkan delesi terminal 5p (62
pasien: 77,5%), delesi interstitial (7 pasien: 8,75%), translokasi de novo (4
pasien: 5%), translokasi keturunan (3 pasien: 3,75%), mosaik dengan 2
penataan ulang sel (3 pasien: 3,75%), dan delesi iversi (1 pasien:1,25%). 6

Gambar 4: 23 pasang kromosom manusia. 6


Penderita sindrom Cri-Du-Chat memiliki kromosom nomor 5 yang
mengalami delesi sebagian (5p). Lokasi delesi dibedakan menjadi terminal
atau interstisial pada bagian 15p15.2-5p15.3. Delesi pada bagian 5p15.3 yang
berperan pada timbulnya suara tangisan menyerupai kucing. Sementara itu,
kelainan fenotip (sifat fisik yang tampak) lainnya diakibatkan oleh delesi

10
5p15.2. Karena terjadi pada kromosom tubuh (somatis) maka peluang
kejadian pada anak laki-laki dan perempuan adalah sama. 6

Gambar 5: Pemetaan Fenotip 5p 8


Gambar diatas merupakan pemetaan fenotip 5p. Garis vertikal
mengindikasikan bagian kritis syndrom Cri Du Chat pada p15.2. Meskipun
Syndrom Cri Du Chat dapat didefinisikan secara klinis, penderita dengan
delesi 5p memberkan jenis fenotip dan sitogenetik yang bervariasi. 8

2.6 Penatalaksanaan Sindrom Cri Du Chat


Belum ada pengobatan untuk sindrom tangisan kucing. Pengobatan
dilakukan terhadap penyakit medis seperti gangguan pernapasan,
pencernaan, dan penyakit jantung yang dialami oleh penderita. Pendidikan
untuk peningkatan komunikasi bahasa lisan, tulisan, maupun stimulasi
bahasa tubuh dapat dilakukan pada usia sedini mungkin. Terapi visual
motorik dilakukan untuk meningkatkan fungsi tubuh yang abnormal.
Sedangkan untuk upaya pencegahan dapat dilakukan oleh orang tua dari
anak yang terkena sindrom ini dengan cara melakukan konseling genetik dan
pemeriksaan untuk menentukan apakah salah satu orang tua juga memiliki
perubahan pada kromosom 5. 6
Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara memberikan dukungan

11
kepedulian terhadap penderita, konseling genetik diusulkan. Pasien wanita

12
yang subur dapat memberikan keturunan yang layak dengan pengaruh resiko
kambuh diperkirakan sebesar 50%. Resiko kekambuhan untuk kasus de novo
adalah 1% atau kurang. Kekambuhan langka pada kromosom orang tua yang
sehat mungkin hasil dari mosaicism gonad untuk penghapusan 5p di salah
satu orang tua. Jika orangtua adalah pembawa yang seimbang dari penataan
ulang struktur, risiko tersebut secara substansial tinggi. Resiko harus dinilai
berdasarkan jenis penataan ulang struktur dan pola yang segregasi. 4
Gunakan keterampilan reseptif yang relatif baik untuk mendorong
bahasa dan pengembangan komunikatif daripada mengandalkan metode lisan
tradisional. Stimulasi dini dan pengenalan bahasa isyarat adalah sarana
efektif untuk mengembangkan keterampilan komunikasi (50% dari anak-
anak dapat menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi). 4
Program modifikasi perilaku mungkin bisa berhasil dalam mengatasi
hiperaktif, rentang perhatian yang pendek, ambang rendah untuk frustrasi,
dan perilaku diri stimulasi (misalnya, headbanging, tangan melambai).
Koordinasi Visual-motor melalui pelatihan komputerisasi meningkatkan
kinerja visuospatial pada anak yang dipengaruhi oleh sindrom Cri Du Chat. 4

2.7 Epidemiologi Sindrom Cri Du Chat


Kasus ini terjadi pada 1 individu setiap 20.000 kelahiran.
Dikarenakan kecenderungan penderita sindrom ini meninggal pada usia dini
maka frekuensi berkurang menjadi 1 individu setiap 50.000 kelahiran bayi
yang hidup. Kemungkinan terjadinya keterbelakangan mental adalah 1.5 per
1000 individu. Kasus sindrom tangisan kucing ini lebih banyak ditemukan
pada anak perempuan. 4

13
BAB III
KESIMPULAN

1. Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau


Sindrom Lejeune, adalah suatu kelainan genetik akibat adanya delesi
(hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5
manusia.
2. Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalami keterbelakangan
mental dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing.
Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi atau
anak-anak.
3. Deskripsi aspek klinis dari sindrom tangisan kucing atau yang biasa
disebut sindrom cri du chat ini pertama kali dilakukan oleh Lejeune dan
koleganya pada tahun 1963. Sindrom ini terjadi karena adanya
penghapusan informasi pada kromosom 5.
4. Penyebab terjadinya penghapusan ini tidak diketahui, tetapi pada
sebagian besar kasus, diperkirakan penyebabnya adalah hilangnya 1
keping kromosom 5 pada saat pembentukan sel telur atau sperma.
5. Penderita sindrom Cri Du Chat menunjukkan ciri utama berupa suara
tangisan yang lemah dan bernada tinggi (melengking), mirip suara anak
kucing.
6. Belum ada pengobatan untuk sindrom tangisan kucing. Pengobatan
dilakukan terhadap penyakit medis seperti gangguan pernapasan,
pencernaan, dan penyakit jantung yang dialami oleh penderita.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Suryo, 2011, Genetika Manusia. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

2. Chad, H., 2011, Cri Du Chat Syndrome, Medline Plus

3. Lejeune J, Lafourcade J, Berger R,Vialatte J, Boeswillwald M, Seringe P,


Turpin R, 1963, Trois cas de délétion partielle du bras court
d'unchromosome 5, CR Acad Sci (D), 257: 3098-3102.

4. Tyagi, S, Sachin Kumar, Amit Kumar, Mohit Singla, Abhishek Singh. 2010.
Cri Du Chat Syndrome-A rare genetic disorder: An overview. Journal of
Chemical and Pharmaceutical Research. 2(2): 604-609.

5. Kennedy, J.K., 2008, Ultrasounds of Fetal Syndrome, Second Edition,


Churhill Living Stone Elsevier, Philadelphia.

6. Gilbert, Patricia, 2000, A-Z of Syndromes and Inherited Disorders: 3rd


Edition, Nelson Thomes, UK.

7. Suryani, S., 2004, Hereditas, jurusan Biologi FMIPA UNY, Yogyakarta.

8. Mainardi, P. Cerruti, 2006, Review of Cri du Chat Syndrome, Orphanet


Journal of Rare Diseases, Volume 1, No. 33, page 1-9.

15

Anda mungkin juga menyukai