Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan

Volume
Rizki et al8,(2023).
Nomor 1, Februari
Jurnal 2023 Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
Ilmiah Profesi
ISSN https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106
DOI: (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326

Pengembangan Media Wayang Kartun Berbasis Kearifan Lokal Suku Sasak


Untuk Siswa Kelas IV SDN 2 Kayangan

Cahaya Rizki1* , Muhammad Tahir1 , Siti Istiningsih1


1
Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
*Corresponding Author: cahayabedel@gmail.com

Article History Abstrak: Pendidikan merupakan suatu sarana yang dapat menunjang potensi
Received : January 12th, 2023 manusia untuk menjadi lebih berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk
Revised : January 20th, 2023 mengetahui langkah-langkah pengembangan media wayang kartun berbasis
Accepted : February 02th, 2023 kearifan lokal suku Sasak untuk siswa kelas IV SDN 2 Kayangan dan
mengetahui cara penggunaan media wayang kartun berbasis kearifan lokal suku
Sasak untuk siswa siswa kelas IV SDN 2 Kayangan. Kebaharuan penelitian ini
yakni lebih spesifik mengangkat suatu suku yaitu suku Sasak di dalam media
wayang kartun. Selain itu, kebaharuan penelitian ini yakni menggunakan tokoh
masyaraakat sebagai karakter dalam media wayang kartun. Metode penelitian
ini menggunakan ADDIE (yaitu analysis, desain, development,
implementation, evaluation). Hasil penelitian yaitu validator materi
mendapatkan skor rata-rata 98%, validator media mendapatkan skor rata-rata
87,5%, validator respon 15 siswa memperoleh rata-rata 91.3%. Kriteria
penilaian media yang digunakan di sekolah termasuk kategori sangat layak
terhadap media yang dikembangkan. Media wayang kartun berbasis kearifan
lokal suku Sasak termasuk sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

Keywords: Pengembangan media wayang kartun, kearifan lokal suku sasak,


SDN 2 Kayangan.

PENDAHULUAN (2021:1) pendidik dituntut untuk lebih kreatif dan


inovatif dalam proses pembelajaran sehingga
Menurut Tahir, dkk (2022;208) bahwa terciptanya pengalaman belajaran yang lebih
pendidikan merupakan suatu sarana yang dapat kondusif dan menarik minat belajar peserta didik.
menunjang potensi manusia untuk menjadi lebih Strategi pembelajaran merupakan suatu
berkualitas. Selain itu, Ki Hajar Dewantara hal yang sangat penting untuk dipahami oleh
(dalam Bayu Prawira Hie, 2014:14) mengatakan setiap pendidik supaya menjadi pendidik
bahwa pendidikan merupakan suatu kebutuhan professional. Menurut Prihantini (2021:16)
yang harus dipenuhi dalam perkembangan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
kehidupan anak-anak agar potensi yang dimiliki dilakukan seorang pendidik untuk berinteraksi
tercapai dengan maksimal dengan peserta didik sehingga adanya proses
Selain itu, pentingnya pendidikan juga belajar mengajar.
termuat dalam UUD 1945 pasal 31 yang SDN 2 Kayangan merupakan salah satu
menyatakan bahwa “Tiap-Tiap warga negara sekolah dasar yang terletak di Desa Kayangan,
berhak mendapat pendidikan, setiap warga Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Utara. Hasil wawancara dengan guru kelas IV
pemerintah wajib membiayainya” (Affendi, SDN 2 Kayangan, bahwa selama ini media
2017:222). Sehingga, negara berkewajiban untuk pembelajaran yang digunakan hanya berupa buku
memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya tema. Guru belum menyiapkan media
kepada putra putri bangsa. Namun pada pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif
kenyataannya pendidikan di Indonesia masih dalam proses pembelajaran terlebih bangunan
mengalami berbagai hambatan, salah satunya sekolah dan perlengkapan pembelajaran lainnya
adalah masih banyak guru yang kurang rusak diguncang gempa bumi tahun 2018. Salah
profesional dalam mengajar sehingga proses satu kelemahan menggunakan buku paket atau
pembelajaran menjadi kurang menarik. Hal ini buku tema yakni peserta didik kurang mampu
disebabkan kurangnya penggunaan media saat memahami pesan yang disampaikan. Selain itu,
proses pembelajaran. Menurut Ina Magdalena kurang efektifnya proses pembelajaran

240
Rizki et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106

dikarenakan peserta didik tidak aktif pembelajaran. Selain itu, penggunaan media
mendengarkan penjelasan guru yang monoton. wayang kartun dapat memberikan pemahaman
Salah satu upaya untuk mendukung baru kepada siswa tentang kebudayaan
berjalannya suatu proses pembelajaran yakni Indonesia, selain itu media wayang dapat
dengan menerapkan penggunaan media dikembangkan sesuai dengan materi yang akan
pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala diajarkan. Wayang Kartun terbuat dari kardus,
sesuatu yang dapat menyampaikan pesan melalui bahan yang digunakan untuk membuat wayang
berbagai bentuk saluran, dapat merangsang kartun sangat mudah didapatkan.
kemauan siswa, pikiran serta perasaan siswa Pentingnya media pembelajaran telah
sehingga dapat mendorong terciptanya proses dibuktikan dari berbagai hasil penelitian.
belajar yang mana dapat menambah informasi Menurut hasil penelitian Dita Kusnulyaningsih,
baru pada diri siswa sehingga tujuan Husniati, & Ilham Syhrul Jiwandono dengan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik (Hamid, judul “Pengembangan Media Pembelajaraan
dkk. 2020:4). Media menjadi komponen dalam Berbasis Vidio Animasi pada Muatan Seni
sistem pembelajaran, mempunyai fungsi yang Budaya dan Prakarya Kelas IV SDN 29
berbeda dengan fungsi komponen komponen Mataram” memperoleh data bahwa media
lainnya, yakni menjadi komponen yang memuat pembelajaran sangat penting untuk
pesan pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan
untuk disampaikan kepada siswa (Zain dkk Seni Budaya dan Prakarya khususnya pada
2022:188) materi keragaman karya seni rupa Montase,
Melihat permasalahan yang ada di SDN 2 Kolase, Mozaik, dan aplikasi.
Kayangan, diperlukan pengembangan media Adapun penelitian yang dilakukan oleh
pembelajaran yang inovatif untuk menciptakan Sukmawati (2022:243-249) dengan judul
suasana belajar yang berbeda pada peserta didik “Pengembangan Media Wayang Kartun Berbasis
sehingga guru tidak hanya menggunakan buku Keaarifan Lokal Untuk Siswa Kelas III SDN 2
paket atau buku tema dalam proses pembelajaran. Sape” menyatakan bahwa media wayang kartun
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat membantu siswa untuk belajar berbicara di
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik depan umum. Selain itu dengan adanya media
adalah dengan penggunaan media pembelajaran wayang kartun ini dapat menjadikan siswa lebih
Secara harfiah, media berasal dari kata tertarik mengikuti pembelajaraan.
medius artinya tengah, perantara, dan pengantar. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
Menurut Gagne (dalam Ummyssalam A.T.A Liza Anna Afi (2020) dengan judul
Duludu, 2017:9) mengatakan bahwa media “Pengembangan Media Wayang Kartun Pada
merupakan segala sesuatu disekitar siswa yang Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
dapat memberikan semangat belajar pada siswa. Dasar” menyatakan bahwa komunikasi peserta
Sementara itu, Ummyssalam A.T.A Duludu didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
(2017:9) mengatakan bahwa media pembelajaran menjadi lebih sistematis. Berdasarkan hasil
merupakan segala sesuatu yang digunakan validasi diperoleh kesimpulan penilaian dari ahli
sebagai perantara untuk mengantarkan pesan dari materi dengan perolehan presentase 93,75%
pengirim pesan kepada penerima pesan. dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat Berdasarkan ketiga penelitian tersebut
disimpulkan bahwa media pembelajaran terdapat beberapa persamaan diantaranya sama-
merupakan segala sesuatu disekitar siswa yang sama meneliti tentang pengembangan media
dapat dijadikan sebagai perantara atau pembelajaran yakni Wayang Kartun dengan
penyampai pesan kepada penerima pesan agar muatan pelajaran Bahasa Indonesia materi
pesan tercapai dengan maksimal. Salah satu dongeng. Selain itu, metode penelitian yang
media pembelajaran yang dapat digunakan digunakan serta hasil penelitian yang sama
adalah media wayang kartun. sehingga diharapkan dapat menjadi acuan dalam
Penggunaan media wayang kartun penelitian yang akan dilakukan mengenai
diharapkan dapat membantu guru dalam pengembangan media wayang kartun berbasis
menyampaikan materi dan memberikan suasana kearifan lokal suku sasak untuk kelas IV SDN 2
yang berbeda dalam proses pembelajaran, Kayangan. Mengacu dari penelitian sebelumnya,
sehingga siswa tidak monoton hanya sebagai pada penelitian yang akan dilaksanakan ini
pendengar namun terlibat langsung dalam proses terdapat perbedaan yakni terbuat dari bahan

241
Rizki et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106

kardus dengan hiasan kertas origami. Selain itu, dengan penggunaan media pembelajaran dalam
penelitian ini lebih spesifik membahas tenatng proses pembelajaran di sekolah. Tahap awal yang
kearifan lokal suku Sasak dengan mengangkat dilakukan adalah analisis kompetensi dengan
cerita rakyat Gangga dengan judul Putri Siregas. tujuan untuk menelaah kompetensi yan harus
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dikuasai siswa. Hasil analisis kompetensi yang
permasalah proses pembelajaran di kelas IV SDN dilakukan diperoleh informasi bahwa
2 Kayangan salah satunya untuk melatih siswa penggunaan media pembelajaran dalam proses
berbicara dan bercerita di depan kelas, belajar mengajar di sekolah masih sangat minim
mengenalkan sejarah kebudayaan yang ada di dan terbatas. Guru hanya menggunakaan gambar-
Indonesia khususnya di suku Sasak. gambar yang ada di buku paket tanpa ada bantuan
Media Wayang kartun ini belum media pembelajaran yang lain. Oleh karena itu,
dikembangkan di SDN 2 Kayangan. Sehingga proses pembelajaran di kelas akan membuat
peneliti mengangkat judul penelitian yakni siswa menjadi bosan sehingga tujuan
“Pengembangan Wayang Kartun Berbasis pembelajaran tidak dapat tercapai dengan
Kearifan Lokal Suku Sasak Untuk Siswa Kelas maksima.
IV SDN 2 Kayangan” 2. Analisis peserta didik
Tahap kedua yakni analisis peserta didik.
METODE Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi terkait dengan
Jenis penelitian yang digunakan adalah karakteristik peserta didik untuk menentukan
penelitian pengembangan (Reasearch and media pembelejaran yang sesuai dengan
Development). Menurut Gay (dalam Hanafi, kebutuhan peserta didik. Berdasarkan hasil
2017:133) mengatakan bahwa penelitian analisis peserta didik, ditemukan bahwa dalam
pengembangan merupakan usaha yang dilakukan proses pembelajaran peserta didik merasa cepat
untuk mengembangkan suatu produk yang efektif bosan dan kurang bersemangat. Hal ini,
sehingga dapat digunakan di sekolah, dan bukan disebabkan oleh kurangnya penggunaan media
untuk menguji teori. Penelitian ini menggunakan pembelajaran dalam proses pembelajaran.
model penelitian ADDIE. Menurut Sugiyono 3. Tahap analisis ateri
(2015:38) model penelitian ADDIE terdiri dari 5 Tahap ketiga yakni analisis materi.
tahapan, yaitu analysis (analisis), (desain), Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk
development (pengembangan), implementation menelaah isi materi yang akan diajarkan sehingga
(implementasi), dan evaluation (evaluasi). dapat disesuaikan dengan penggunaan media
Penelitian ini dilakukan dikelas IV SDN 2 pembelajaran yang digunakan. Berdassarkan
Kayangan, Desa Kayangan, Kecamatan hasil analisis materi, ditemukan bahwa materi
Kayangan, Kabupaten. Lombok Utara. Subjek yang akan dicantumkan dalam media wayang
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 kartun yang akan dikembangkan yakni materi
Kayangan. Objek penelitian ini adalah media bercerita.
pembelajaran wayang kartun berbasis kearifan
lokal suku sasak pada materi bahasa Indonesia. Desain (Design)
Tehnik pengumpulan data menggunakan angket Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
dan dokumentasi. Teknik analisis data pada pada tahap sebelumnya, maka selanjutnya
penelitian ini menggunakan teknik analisis data peneliti membuat rancangan media wayang
kualitatif dan kuantitatif kartun yang akan dikembangkan. Berikut
merupakan langkah-langkah yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN peneliti dalam merancang media wayang kartun:

Analisis (Analysis) Perancangan Materi


Fase ini mencangkup tiga langkah pokok yaitu : Materi yang termuat dalam media wayang
1. Analisis kopetensi kartun yang dikembangkan yakni tentang cerita
Analisis merupakan tahap awal yang rakyat suku sasak dari kabupaten Lombok Utara
dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan judul “Putri Rengganis”
mengenai pengembangan media pembelajaran Perancangan Produk
wayang kartun yang akan dikembangkan dan Produk yang dihasilkan yakni media
untuk memperoleh fakta atau masalah terkait wayang kartun atau orang-orangan dengan

242
Rizki et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106

menggunakan pakaian khas suku sasak dan e. Buatlah pola tubuh orang-orangan pada kertas
menggunakan wajah tokoh masyarakat Desa kartun board dengan ukuraan disesuaikan
Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Hal ini dengan ukuran gambar kepala yang dijadikan
bertujuan untuk memperkenalkan kepaada animasi sebelumnya
peserta didik terkait dengan baju khas suku Sasak f. Gunting kertas kartun board sesuai dengan
dan dapat mengetahui tokoh yang ada di Desa pola yang sudah dibuat
Kayangan, Kabupaten Lombok. g. Warnai semua bagiann kertas kartun board
yang sudah digunting menggunakan cat
Alat dan Bahan snowman poster menyerupai baju adat suku
Alat : Parang/pisau, Gunting, Kuas, Paku Sasak
Bahan: Kertas kartun board, Snowman poster h. Tempelkan gambar tokoh masyarakat pada
color, Lem dlukol, Bambu, Pipet kecil. bagian kepala wayang kartun
i. Warnai bambu yang sudah diiris
Pengembangan (Development) j. Buatkan lubangkan pada bagian dada
Pada tahap pengembangan terdiri dari pembuatan kemudian masukkan pipet kecil lalu ikat
dan validasi media oleh ahli media dan ahli bambu menggunakan tali rapi
materi.

Pembuatan media
Adapun langkah-langkah pembuatan media
wayang kartun berbasis kearifan lokal suku
Sasak:
a. Menentukan cerita yang akan diangkat,
tentunya disesuaikan dengan materi yang Gambar 1. Media Wayang Kartun
akan disampaikan melalui media
b. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan Validasi Ahli
c. Siapkan gambar tokoh masyarakat (Kepala a. Validasi Media
Desa dan Ibu Camat) dan dirubah menjadi Penelitian ini menghasilkan media wayang
animasi kartun dengan validator dosen ahli media
d. Cetak gambar tokoh masyarakat yang sudah pembelajaran
menjadi animasi sesuai dengaan ukuran yang
diinginkan

Tabel 1. Hasil Validasi Media


∑X Skor
No Aspek Penilaian Persentase Kategori
Per Aspek Maksimal
1 Bentuk Media 15 16 81% Sangat Valid

2 Kualitas Media 14 16 94% Sangat Valid


3 Warna Media 7 8 87,5% Sangat Valid
Rata-rata persentase 87,5% Sangat Valid

Berdasarkan data yang diperoleh dengan b. Validasi Ahli Materi


rata-rata persentase 87,5% menunjukkan media Validasi materi dilakukan oleh guru wali
wayang kartun sangat valid sehingga sangat kelas 4 SDN 2 Kayangan. Angket yang diisi
layak untuk digunakan pada pembelajaran. terdiri dari 10 item pernyataan.

Tabel 2. Hasil Validasi Materi


∑X Skor
No Aspek Penilaian Persentase Kategori
Per Aspek Maksimal
1 Kelayakan Penyajian 10 12 83% Sangat Valid
2 Kelayakan isi materi 22 24 91% Sangat Valid
Rata-rata persentase 87%

243
Rizki et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan dengan persentase 91%. Nilai rata-rata persentase
dapat disimpulkan bahwa kelayakan penyajian 87% sehingga kategori respon guru sangat baik.
diperoleh skor 10 dari skor maksimal 12 dengan
persentase 83%. Sedangkan kelayakan isi materi Tahap Penerapan (Implementation)
memperoleh skor 22 dari skor maksimal 24 Uji coba kelompok kecil

Tabel 3. Hasil respon peserta didik


∑X Skor
No Aspek Penilaian Persentase Kategori
Per Aspek Maksimal
1 Tampilan Media 213 240 89% Sangat Valid
2 Penggunaan Media 58 60 97% Sangat Valid
3 Kemanfaatan 292 330 88% Sangat Valid
Rata-rata persentase 91,3% Sangat Valid

Berdasarkan data diatas dapat diketahui dapat disimpulkan bahwa bentuk media wayang
bahwa tampilan media yang terdiri dari 4 butir kartun sangat baik dan sesuai dengan materi cerita
pernyataan diperoleh skor 213 dari skor maksimal yang akan disampaikan. Aspek kedua yakni
yakni 240 dengan persentase 89%. Sedangkan kualitas media. Media wayang kartun sesuai
dari aspek penggunaan media yang terdiri dari 1 dengan sasaran baik dalam kelompok kecil
item pernyataan diperoleh skor 58 dari skor maupun perorangan. Hal ini berdasarkan nilai dari
maksimal yakni 60 dengan persentase 97%. ahli media dengan persentase yakni 94% yang
Terkahir dari aspek kemanfaatan terdiri dari 5 artinya sangat layak untuk digunakan. Selain itu,
item pernyataan diperoleh skor 292 dari skor gambar atau foto muka yang digunakan pada
maksimal 330 dengan persentase 88%. media wayang kartun yakni Kepala Desa
Berdasasrkan skor dari ketiga aspek dapat Kayangan dan Camat Kayangan. Hal ini bertujuan
disimpulkan bahwa media wayang kartun berbasis untuk memperkenalkan kepada peserta didik
kearifan lokal suku Sasak diperoleh rata-rata tentang tokoh masyarakat yang ada di desa
persentase sebesar 91,3% dengan kategori respon Kayangan. Aspek ketiga yakni warna media.
peserta didik sangat baik. Warna yang digunakan pada media wayang kartun
disesuaikan dengan warna lambung atau baju adat
Evaluasi (Evaluation) suku Sasak yakni berwarna hitam polos, kuning,
Tahap terakhir yang dilakukan yakni dan merah. Warna yang digunakan akan lebih
evaluasi. Berdasarakan tahap-tahap sebelumnya memudahkan peserta didik untuk memperhatikan
yakni validasi media, materi, dan respon peserta media. Hal ini berdsarkan penilaian ahli media
didik. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan dengan persentase nilai 87,5% artinya sangat
dapat dinyatakan bahwa media wayang kartun layak untuk digunakan.
sangat layak digunakan sebagai media Berdasarkan nilai rata-rata persentase yang
pembelajaran untuk peserta didik kelas IV. diperolah yakni 87,5% maka media wayang
kartun yang telah dikembangkan dapat dikatakan
Pembahasan valid sehingga sangat layak untuk digunakan
Pengembangan (Development) dalam proses pembelajaran. Seperti yang
1. Ahli Media dinyatakan oleh Erfan (2020) bahwa media
Validasi media wayang kartun dilakukan pembelajaran yang baik tidak hanya dapat
oleh ahli media yakni Bapak Asri Fauzi, M.Pd meningkatkan motivasi dan keinginan peserta
dengan menilai tiga aspek yakni bentuk media, didik untuk belajar secara mandiri, tetapi juga
kualitas media, dan warna media. Aspek yang dapat menjadi salah satu alternatif menghilangkan
pertama adalah bentuk media. Media wayang kebosanan di dalam kelas. Tingkat kevalidan
kartun yang dikembangkan memiliki bentuk yang media diukur menggunakan skala penilaian
jelas dan rapi dengan menggunakan karakter (rating scale) dimana data yang diperoleh dari
tokoh masyarakat desa Kayangan, kabupaten angket berupa angka yang kemudian ditafsirkan
Lombok Utara sehingga dapat menarik perhatian dalam pengertian kualitatif.
peserta didik. Hal ini berdasarkan pada penilaian
dari ahli media yang memperoleh persentase nilai 2. Ahli Materi
yakni 81% artinya layak untuk digunakan. Jadi

2
Rizki et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106

Validasi materi pada wayang kartun yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dilakukan oleh ahli materi dengan menilai dua media wayang kartun berbasis kearifan lokal suku
aspek yakni kelayakan penyajian materi dan Sasak sangat layak untuk digunakan sebagai
kelayakan isi materi. Hasil validasi diperoleh nilai media pembelajaram untuk peserta didik kelas IV.
rata-rata persentase 98% dengan kategori sangat
valid dengan demikian materi yang disajikan KESIMPULAN
dalam media dengan demikian materi yang
disajikan dalam media wayang kartun sangat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
layak untuk digunakan. Ahli materi dari guru wali dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Uji
kelas IV tidak memberikan saran maupun validasi media yang telah dilakukan memperoleh
masukan karena sudah cukup jelas. Media wayang nilai rata-rata persentase yakni 87,5%. Hasil
kartun yang telah dikembangkan peneliti sangat tersebut menunjukkan bahwa media wayang
layak untuk digunakan sehingga dapat menunjang kartun sangat layak untuk digunakan. Selain itu,
tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah validasi materi dilakukan oleh guru wali kelas IV
ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan itu, SDN 2 Kayangan memperoleh nilai rata-rata
menurut Kemala (2022) menyatakan bahwa persentase 98%, sehingga materi yang termuat
media adalah alat yang dapat menunjang proses dalam media wayang kartun dapat dinyatakan
pendidikan dan dapat menyampaikan makna layak untuk digunakan. Sedangkan berdasarkan
pesan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai penggunaan media yang telah diujikan dalam
dengan maksimal. kelompok kecil diperoleh nilai rata-rata
persentase yakni 91,3% dengan demikian dapat
Penerapan (Implementation) diketahui bahwa media wayang kartun sangat
Penerapan media wayang kartun dilakukan layak untuk digunnakan
dengan melibatkan peserta didik. Hal ini selaras
dengan pendapat Wibowo (2016;129) keterlibatan UCAPAN TERIMA KASIH
peserta didik dalam belajar, tentunya dapat
membuat peserta didik lebih aktif dalam proses Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas
pembelajaran. Penerapan media wayang kartun, dari dukungan beberapa pihak yang terlibat.
peserta didik diberikan kesempatan untuk penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah
memainkan dengan tugas yang berbeda-beda. SWT atas segala limpahan rahmat dan
Satu orang sebagai dalang dan 2 orang lainnya karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan
sebagai pemain wayang. Setelah itu, peserta didik penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima
diberikan kesempatan untuk memberikan respon kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu
terhadap media yang telah diperagakan. Dosen Pembimbing yang telah membantu dan
Berdasarkan hasil uji coba produk diperoleh rata- membimbing dalam menyelesaikan tulisan ini.
rata hasil penilaian respon peserta didik yakni Ucapan terima kasih pula kepada Sekolah, Guru
91,3% dengan kategori sangat baik dan layak dan Siswa kelas IV SDN 2 Kayangan yang telah
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. memberikan respon positif dan terlibat aktif
dalam proses penelitian ini.
Evaluasi (Evaluation)
Tahap terakhir yakni evaluasi. Evaluasi REFERENSI
dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah
produk atau media yang sedang dibangun Affandi, Hernadi (2022). Tanggung Jawab
berhasil, sesuai dengan rancangan awal atau tidak Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas
(Sugihartini, 2018;5). Hasil evaluasi diperoleh Pendidikan Menurut Undang-Undang
dari hasil validasi yang telah dilakukan Dasar Tahun 1945. Jurnal Hukum
sebelumnya yakni validasi media, validasi materi, Positum, 1(2), hal: 222.
dan respon peserta didik. Hasil validasi media Duludu, Ummyssalam A.T.A. (2017). Buku Ajar
yang dilakukan oleh ahli media memperoleh nilai Kurikulum Bahan dan Media
rata-rata persentase yakni 87,5% sedangkan Pembelajaran PLS. Yogyakarta;
validasi materi diperoleh nilai rata-rata persentase Deepublish
yakni 98%, serta peserta didik memperoleh nilai Istiningsih, Siti., Mohammad Liwa Ilhamdi, &
rata-rata persentase yakni 91,3%. Berdasarkan Azizah Dwi Ardhani (2021).
hasil validasi media, materi, respon peserta didik Pengembangan Media Pembelajaran

245
Rizki et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 240 – 246
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1106

Berbasis Permainan Monopoli Pada Siswa Kelas III SDN 2 Sape. Jurnal Ilmiah
Pelajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA) Profesi Pendidikan, 7(2), hal: 245.
Kelas IV SD. Jurnal Pijar MIPA, 16(2), Tahir, Muhammad (2014). Wayang Menak Sasak
hal: 170. Agustus 15, 2022 Fungsi dan Makna Simbolis. Mataram:
Magdalena, Ina (2021). Belajar Makin Asyik Arga Puji Press Mataram Lombok
dengan Desai Pembelajaran Menarik. Jawa Triwiyanto, Teguh (2014). Pengantar
Barat: CV Jejak Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Nurfadhillah, Septy, 4C PGSD. (2021). Media Wibowo, Nugroho (2016). Upaya Peningkatan
Pembelajaran di Jenjang SD. Jawa Barat: Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran
CV Jejak Berdasarkan Gaya Belajar di SMK Negeri
Pakpahan, Andrew Fernando, dkk. (2020). 1 Saptosari. Jurnal Electronis, Informatic,
Pengembangan Media Pembelajaran. and Vocational Education (ELINVO),
Web: Kita Menulis. Agustus 15, 2022 1(2), hal;128-139.
Prawira Hie, Bayu (2014). Revolusi Pendidikan Zuhdi, Muhammad Harfin (2020). Genealogi
Nasional Dengan Metode E-Learning. Islam Lombok Jaringan Islam Nusantara.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Mataram: Sanabil
Prihantini (2021). Strategi Pembelajaran SD. Zulfa, Lina Nida, Ida Ermiana, & Lalu Hamdian
Jakarta Timur: PT Bumi Aksara (2020). Pengaruh Media Pembelajaran
Sugiyono (2019). Metode Penelitian Pendidikan Berbasis Macromedia Flash Terhadap
(Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D Motivasi Belajar Siswa Kelas IV B SDN 1
dan Penelitian Pendidikan). Bandung: Rumak Kecamatan Kediri Tahun Pelajaran
Alfabeta 2018/2019. Indonesian Journal of
Sukmawati, S., Affandi, L. H., & Setiawan, H. Elementary and Childhood Education,
(2022). Pengembangan Media Wayang 1(2). http://journal.publication-
Kartun Berbasis Kearifan Lokal Untuk center.com/index.php/ijece/article/view/1
04/66

246

Anda mungkin juga menyukai