(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Nusantara
Dosen Pengampu: Bapak. Abdul Muqit, M.Ag
Oleh:
Ahmad Sofyan Jauhari
Semester 5
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin
Institut Agama Islam Faqih Asy’ari (IAIFA)
Sumbersari Kencong Kepung Kediri
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan limpahan
Rahmat serta Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Ungkapan rasa terimakasih yang tak terhingga kami haturkan kepada Bapak
bapak Abdul Muqid, M.Ag selaku Dosen pengampu mata kuliah Tafsir ahkam yang
telah membimbing kami dalam memahami seluk beluk materi selama satu semester
ini.
Dan tak lupa ucapan terimakasih kami haturkan kepada beberapa pihak yang
ikut andil dalam mensukseskan penyusunan makalah ini, selanjutnya makalah yang
kami beri judul Tafsir Al-ikhlil ini semoga bisa memeberikan sedikit informasi
kepada pembaca.
Makalah yang kami susun ini tentulah sangat jauh dari kata sempurna, maka
dari itu, kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan demi mencapai
kemajuan di bidang keilmuan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tafsir merupakan cabang ilmu yang amat penting dalam Islam. Hal ini
dikarenakan tafsir merupakan disiplin ilmu yang berupaya untuk menjelaskan
maksud kandungan Al-Qur’an, yang merupakan kitab pegangan pokok umat
Islam. Dengan banyaknya karya tafsir yang telah dicetuskan oleh ulama
terdahulu, hal ini diharapkan dapat membantu umat dalam memahami Al-
Qur’an dan menjadikannya sebagai panduan dan pedoman hidup.
Dapat kita perhatikan, bahwa tanpa adaya upaya dari ulama-ulama terdahulu
dalam menafsirkan Al-Qur’an, akan ada banyak golongan yang berupaya
menafsirkan Al-Qur’an dengan semena-mena dan tanpa arah, baik untuk
kepentingan pribadi maupun golongan. Tentunya, hal ini sangat berbahaya
untuk umat Islam.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Pembahasan di atas, Maka muncul beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Tafsir QS. Al-Isra’ 78 : Waktu Shalat
2. TafsirQS. Al-Baqarah 238-239 : Menjaga Shalat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hujjah pertama, adalah hadis dari Jabir RA.:
ت ْ َسلَّ َم َوأ
ِ َص َحابَهُ ثُ َّم خ ََرجُوا حِ ينَ زَ ال َ علَيْ ِه َو ُ َّ صلَّى
َ َّللا َ « :َع ْن َجابِ ٍر أَنَّهُ قَال
ِ َّ طع َِم ِعنْدِي َرسُو َل
َ َّللا َ
ُ الشَّ ْم
س
3
Maghrib dan Isa’. Hal ini tidak sesuai dengan dhahir ayat tersebut.
Menurutnya penafsiran yang lebih relevan yaitu ghahsaqul laili ditafsiri
dengan awal malam. Dengan demikian maka QS. Al-Isra’ ayat 78 ini hanya
mengandung tiga waktu shalat yaitu dzuhur, ashar dan magrib.
ْ َّللا ََلْٓ ا ِٰلهَ ا ََِّلْٓ اَن َ۠ا فَا ْعبُدْنِ ْۙ ْي َواَق ِِم الص َّٰلوةَ ِل ِذ ْك ِر
ي ُ اِنَّنِ ْْٓي اَنَا ه
4
Artinya: “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha,
14)
Oleh karenanya seseorang menjaganya maka ia sudah melaksakan
shalat dengan sesungguhnya.
َعلَّ َمكُ ْم َّما لَ ْم تَكُ ْون ُْوا تَ ْعلَ ُم ْون َ فَا ِْن خِ فْتُ ْم ف َِر َج ًاَل اَ ْو ُر ْك َبانًا ۚ فَ ِاذَآْ اَ ِمنْتُ ْم فَاذْكُ ُروا ه
َ َّللا َك َما
5
Apabila imam telah menyelesaikan satu rakaat bersama kelompok pertama,
kelompok kedua melakukan rakaat itu dan imam dalam keadaan menunggu.
Begitu selanjutnya secara bergantian hingga kedua kelompok tersebut
melakukan salam bersama dengan imam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
6
DAFTAR PUSTAKA