Anda di halaman 1dari 7

NDAK DEM

Written by

Slamet Nugroho

Directed by
Hady Sumarna

12 September 2023

H.E.ART Studio
Karakter

KULU : Gadis kecil pendiam, pemalu, cengeng dan punya rasa


ingin tahu yang besar akan sesuatu

BENG : Buaya/Anak laki-laki, keras kepala, tegas, berkata


jujur
SCENE 1 EXT. EST. DESA KECIL-PINGGIR HUTAN- PAGI

Pagi yang cerah, di sebuah Desa kecil yang dikelilingi oleh hutan dan
kolam kecil di tengahnya, di pesisir barat Sumater. Gadis bernama
Kulu sedang duduk termenung di bawah pohon di pinggiran hutan,
KULU
Hidup di desa ini sangatlah damai, tapi aku selalu
merasa kesepian.
(OS)
“BYUUUURRR
Kulu kaget mendengar suara dari dalam Hutan. Dia memutuskan
untuk menjelajahi hutan yang belum pernah dimasukinya.

EXT. PINGGIR SUNGAI KECIL – HUTAN- PAGI


Kulu merasa gugup saat melangkah masuk ke dalam hutan yang penuh
rahasia dan misteri. Dia bergumam kaget ketika bertemu dengan
beberapa makhluk yang belum pernah dia melihat sebelumnya.
KULU
“EH…!!”
Kulu melihat sesuatu yang bergerak-gerak di tengah sungai kecil.
Sesaat kemudian berhenti dan bergerak-gerak kembali. Kulu semakin
penasaran.
KULU
Yang bergerak-gerak itu apa ya?

Ada sesosok bersembunyi di belakang semak-semak mengamati Kulu lalu


dengan cepat menceburkan diri ke sungai kecil. Kulu duduk di batu
dipinggir sungai kecil sambil memegang batu, menunggu sosok itu
kembali muncul.
KULU
Heiiii … siapa kamu?! Ayo keluar, jangan
menakut-nakuti aku. Ayo keluarlah!

Sesaat kemudian sosok itu menyembulkan kepalanya yang berbentuk


kepala buaya dengan rambut putih, dan tertawa keci kepada Kulu.
BENG
Hihihihhihi. . .
Lalu menyelam kembali, membuat kulu Semakin penasaran.
KULU
Ayo kelaurlah! Kalau tidak, aku akan melemparmu
dengan batu ini. Satu, duaaaaaa, tiiiiiii…,
tiiiii… tiga!

Kulu Melempar batu ke tengah kolam. Wajahnya cemberut. Buaya tersebut


tidak juga muncul. Kemudian ia membungkuk dan melihat ke arah Sungai,
dia terkejut saat ada tangan yang menyentuh punggungnya.
KULU
Ohhh… jangan ! jangan ganggu aku !
Sosok di belakangnya itu, Seorang anak laki-laki berkepala buaya.
BENG
Cilubbbb, Baaaaaaa…. Ha, ha, ha . kamu mencari
aku ya?! ha, ha, ha… ternyata ada juga yang
ingin dekat dan kenal denganku.
KULU
Mmmm.. a.. ku.. itu penasaran saja sama kamu..
Kamu itu siapa?
BENG
Namaku Beng, nama kamu siapa?
KULU
“Na..maku.. Kulu..”
BENG
Dahhh… besok ke sini lagi ya!
KULU
E..EH TUNGGU DULU...
Beng langsung melompat ke dalam kolam. Dan hilang dari pandangan
Kulu. Kulu berjalan meninggalkan kolam. Ia pulang sambil bergumam.
KULU
Ehh.. mmm.. iya besok aku kesini lagi..
SCENE 2 EXT. PINGGIR KOLAM – HUTAN- PAGI
Kulu mendatangi sungai kecil, Matanya berbinar gembira dari jauh
ia melihat sosok yang ia jumpai kemarin sedang duduk diatas batu
di pinggir kolam. Kulu mendekati sosok itu.
BENG

aku yakin kamu akan ke sini lagi. Maaf telah


membuatmu takut kemarin.
KULU
iya nggak apa-apa, Aku senang kau mau
bertemu lagi denganku.
BENG
Kau mau kan berteman denganku?
KULU
Eh.. i..ya..
BENG
Ayo ikut denganku.

Beng menggengam tangan Kulu, Mereka menjelajahi hutan yang ajaib itu.
Mereka bertemu dengan Endemic di hutan itu. Beng dan Kulu berhenti di
depan bunga Raflesia Arnoldi ( bunga bangkai)yang tengah memangsa
hewan yang lewat di dekatnya.
BENG
Itu namanya bunga Bangkai, setiap ada hewan
kecil mendekat, kelopaknya akan terbuka
dan memakan binatang itu.
KULU
Kasihan hewan itu..
BENG
Yuk, ke tempat yang lain.
Beng dan Kulu berpindah ke tempat lain, menghabiskan waktu di hari
itu.

SCENE 3 EXT. PINGGIR KOLAM – HUTAN- SORE


Suatu hari, Beng memberitahu Kulu bahwa dia harus pergi. Beng menatap
Kulu. Ada hal berat yang harus ia sampaikan pada Kulu.
BENG
"Kulu, Aku harus pergi untuk menjaga sungai kecil di
hulu sebelah sana
Kulu terkejut dan sedih mendengarnya.
KULU
"Tolong, jangan pergi, Beng. Kita baru
bertemu, kenapa tiba-tiba kamu harus pergi!?
BENG
Sebagai seorang penjaga, Aku harus
melanjutkan tugasku menjaga sungai di
hulu sana. Aku akan terkena hukuman
bila tidak menjalankan tugas ini.
KULU
Aku tidak ingin kehilangan Sahabatku... kamu
kan bisa menjadi penjaga kolam disini saja”
BENG
Kita akan bertemu lagi, Kulu. Tapi sekarang,
aku harus pergi.
KULU
kamu kan bisa menjadi penjaga kolam disini
saja”
BENG
“Baiklah, aku akan meninta kepada tetua untuk
menjaga Sungai kecil disini saja.
Beng Tersenyum kepada Kulu

KULU
Beng...
Beng berenang meninggalkan Kulu yang memandang kepergiannya.

SCENE 4 EXT. PINGGIR KOLAM – HUTAN- SIANG


Kulu merasa sendirian lagi, dia terus mengunjungi sungai kecil itu
setiap hari, berharap Beng akan kembali.
KULU
"kalau ada Beng, tentu aku tidak merasa
kesepian lagi.
SCENE 5 EXT. PINGGIR KOLAM – HUTAN- SIANG
Kulu sedang duduk di tepi sungai kecil, dia melihat Beng datang dari
kejauhan. Mata Kulu bersinar cerah, dan dia berteriak kegirangan
KULU
Eh.. Beng! betulkah itu Kamu? BENG!!!
BENG
KULU, AKU KEMBALI!!!
Belum lama kegembiraan dirasakan beng dan Kulu, Gunung yang berada di
tengah sungai kecil itu meletus dan melontarkan lahar panas ke arah
sungai.
KULU
BENG, CEPAT! ADA LAHAR YANG DATANG,
CEPATLAH BERENANG KE TEPI
Kulu yang panik berteriak kepada Beng yang tengah berenang dari hulu
ke hilir.
BENG
Aduh gawat, airnya menjadi panas.
Aku harus menghindar
lahar meluncur dengan deras, membelah air di sungai dan memisahkan
mereka.
KULI
BENG!!!

Kulu terus menangis, air matanya semakin deras, Tetesan air mata itu
seperti air bah dan menyapu lahar dan Beng. Air matanya membentuk
danau yang luas dan dalam.
KULU
Aku akan selalu menunggumu disini, Karena Beng
Kulu akan selalu bersama dalam hati kami.

Kulu berdiri di tepi danau yang baru terbentuk. Kulu tersenyum


melihat danau itu, menunjukkan bahwa kenangan mereka akan tetap ada.

END.

Anda mungkin juga menyukai