Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Indonesia

Suishintai & Fujinkai

Presented by: Team 4


Anggota
Elsa Prissilia Sasika Wyreni

Marwah Hasanah Satrio Hardy W.

Risna Septiani Ulrica Naifah R.


Suishintai
(Barisan Pelopor)
Barisan Pelopor adalah organisasi semimiliter pertama bentukan Jepang yang
dipimpin langsung oleh kaum nasionalis Indonesia. Pemimpin Barisan Pelopor
yang ditunjuk Jepang adalah Soekarno, dengan wakilnya RP Suroso, Oto
Iskandar Dinata, dan dr Buntaran Martoatmodjo. Barisan Pelopor dibentuk
pada tanggal 1 November 1944. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada
16 Desember 1945 organisasi ini diubah namanya menjadi Barisan Banteng.
Latar Belakang
Suishintai
Memasuki 1944, posisi Jepang semakin mengkhawatirkan karena satu demi satu daerah pendudukannya jatuh ke
tangan Sekutu. Dalam kondisi itu, pemerintah Jepang membentuk beberapa barisan semimiliter lagi, Barisan Pelopor
atau Suishintai salah satunya. Barisan Pelopor dibentuk sebagai hasil sidang ketiga Chuo Sangi In (Dewan
Pertimbangan Pusat). Jepang membentuk Barisan Pelopor sebagai upaya memperdalam keinsafan rakyat terhadap
kewajibannya dan membangunkan persaudaraan segenap rakyat. Dapat dikatakan bahwa tujuan Barisan Pelopor
adalah menyatukan seluruh penduduk Indonesia untuk bersama-sama membantu Jepang dalam menggiatkan usaha
mempertahankan tanah air dari serangan musuh.
Anggota Barisan Pelopor
Barisan Pelopor dipimpin oleh Soekarno, dengan wakilnya RP Suroso, Oto
Iskandar Dinata, dan dr Buntaran Martoatmodjo. Selain itu ada dr. Moewardi
sebagai pimpinan Barisan Pelopor cabang Jakarta. Barisan Pelopor merupakan
bagian dari Jawa Hokokai yang keanggotaannya mencakup seluruh pemuda,
baik yang terpelajar maupun tidak. Anggota Barisan Pelopor juga dikerahkan
untuk mendengarkan pidato dari pemimpin-pemimpin nasionalis. Di samping itu,
mereka dilatih menggerakkan massa rakyat, memperkuat pertahanan, dan hal-
hal yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat.

Barisan Pelopor Istimewa


Di dalam Barisan Pelopor, dibentuk Barisan Pelopor Istimewa yang juga
bagian dari Jawa Hokokai. Organisasi ini di bawah pimpinan Sudiro, yang
tidak lain adalah pengawal dan utusan pribadi Soekarno. Anggota Barisan
Pelopor Istimewa terdiri dari sekitar 100 orang pemuda yang dipilih dari
beberapa asrama pemuda, terutama Asrama Menteng 31. Di antara
anggota organisasi ini yakni Supeno, DN Aidit, Djohar Nur, Asmara Hadi,
Sidik Kertapati, dan Inu Kertapati.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1945 organisasi
ini diubah namanya menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI).
Akan tetapi, tidak semua anggota Barisan Pelopor masuk menjadi anggota
BBRI.
Fujinkai
Salah satu organisasi perkumpulan perempuan bentukan Jepang pada saat menjajah
Indonesia. Organisasi ini dibentuk bulan Agustus 1943. Fujinkai didirikan atas dasar
perkumpulan perempuan militan yang berada di Jepang dengan nama Dai Nippon Fujinkai.
Perkumpulan ini memiliki tugas menjaga pertahanan peperangan garis belakang, seperti
mendukung majunya perekonomian dan pengadaan berbagai peralatan perang. Pada
tahun 1944 perkumpulan wanita ini berubah nama menjadi pasukan Srikandi.
Upaya Organisasi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Fujinkai tertuang dalam
regulasi khusus Jawa Hokokai bagian IV yang dipublikasikan
di Kanpo pada tahun 1943 yang mencakup pelaksanaan
segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas. Pertengahan tahun
1944 kekuatan Angkatan Perang Jepang semakin terdesak
oleh kekuatan Sekutu. Karena keadaan tersebut, pemerintah
Jepang memperkuat badan-badan yang telah ada seperti
Keibodan (Pembantu Polisi), Seinendan (Barisan Pemuda),
Heiho(Pembantu Prajurit), dan PETA (Pembela Tanah Air)
dengan membentuk Barisan Srikandi yang akan menjadi
bagian dari Fujinkai.
Barisan Srikandi
Barisan Srikandi sengaja dipersiapkan dalam rangka
menghadapi perang pasifik lantaran dalam pelatihan
militernya terlihat yang sangat unggul. Setelah
merebaknya kabar Jepang kalah pada tanggal 14 Agustus
1945, beberapa orang anggota Barisan Srikandi ikut
menyebar luaskan berita gembira tersebut ke seluruh
Jakarta. Bersama dengan gerakan pemuda bawah tanah,
mereka melakukan aksi perampasan berbagai senjata dan
bahan baku pembuatan bendera di gudang persediaan
milik Tentara Jepang. Barisan Srikandi ikut menurunkan
bendera Jepang di berbagai kantor dan menggantinya
dengan Sang Merah Putih.
Pertentangan
Berdirinya Fujinkai mendapatkan pertentangan dari aktifis
perempuan Indonesia. Nyai Suyatin Kartowiyono, seorang pencetus
gagasa kongres perempuan Indonesia pertama, dalam suatu
pertemuan resmi dengan pihak Jepang menyampaikan penolakan
kerjasama untuk kepentingan Jepang, dalam rapat tersebut
mengajak bergabung kepada seluruh perempuan Indonesia untuk
membentuk suatu perkumpulan yang dinamakan Fujinkai. Setelah
ditolak mentah-mentah, Nyai Suyatin Kartowiyono justru
mengusulkan untuk memberdayakan organisasi perempuan yang
sudah ada.

Pembubaran
Pada masa kemerdekaan, Fujinkai dibubarkan setelah prolamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan melalui kongres pada 16 Desember
1945. Mantan anggota Fujinkai kemudian bergabung menjadi
Persatuan Wanita Indonesia (Perwari). Dengan membubarkan Fujinkai,
kemudian kaum perempuan membentuk barisan-barisan untuk
mendukung perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.
Pencarian Materi
Fujinkai Suishintai
Thank
You!

Any Question?

Anda mungkin juga menyukai