1. Litium:
c. Lepidolite: Lepidolite adalah bijih lithium dan bentuk dalam massa granit
yang mengandung sejumlah besar lithium.
2. Natrium
a. Natron: berperan sebagai pengawet yang bekerja menyerap air dan berfungsi
sebagai agen pengering.
3. Rubidium:
d. Lepidolite: Lepidolite adalah bijih lithium dan bentuk dalam massa granit yang
mengandung sejumlah besar lithium.
Berikut adalah keberadaan unsur alkali di alam:
a. Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di air laut, kerak bumi, dan
komponen dari tumbuh-tumbuhan.
b. Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak bumi.
1. Lithium: keramik dan gelas tahan panas, bahan untuk pesawat terbang, dan baterai
Litium.
3. Kalium: pupuk tanaman (KCI 90%. K,SO, 1%)sabun lunak (dari KOH), bahan
peledak (KNO), alat pernapasan penyelam (kalium seperoksida). KO). Dan KBr
untuk fotografi.
Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlangsung sangat
sulit disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logam litium yang bersifat
sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene, IAI(SIO)
Bentuk litium alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada kisaran suhu antara. 1100°C.
Campuran kemudian dicampur dengan asan sulfat panas kemudian diekstraksi ke dalam air
untuk mendapatkan litium sulfat Li₂SO₄
Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat untuk mendapatkan garam
Li₂CO yang tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat dengan asam klorida akan
diperoleh litium klorida (LiCl) yang siap untuk dielektrolisis.
Reaksinya adalah:
Li2SO4 + Na2CO3 >Na2SO4+ Li₂CO₃
Li₂CO₃+ 2HCL>2LICI+CO2+H₂O
Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600°C maka LiCl
dicampur dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430°C.
Natrium diisolasi dengan cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk dipakai sebagai
pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang dapat diperoleh dari air
laut dengan cara penguapan.
NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800°C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya dengan
NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat energi maka NaCl
dicampur dengan CaCl₂ dengan perbandingan masing-masing 40% dan 60% sehingga titik
lelehnya turun menjadi 580°C.
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam tetapi diambil melalui proses elektrolisis
hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-
senyawa kalium dengan CaC2, C. Si, atau Na.
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium.
Awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan:
Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCI cair pada 850°C:
Na+KCIK + NaCl
Dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na pada suhu tinggi, kemudian
logamnya di murnikan dengan destilasi. Rubidium tidak dapat di peroleh dengan proses
elektrolosis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam
laarutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Rubidium dilakukan
melalui metode reduksi. Proses. Yang dilakukan untuk memperoleh logam ini yaitu dengan
mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na+LClaL-NaCI
Ket: L Rubidium
Dari reaksi di atas L. Dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar kemudian di
padatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L Karena
jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser kearah produk. Demikian seterusnya
hingga semua logam L. Habis bereaksi.
Sesium tidak dapat diperoleh melalui proses elektrolisis. Melainkan melalui metode reduksi.
Logam Cs dapat dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa CsCI
Na+ CsClCs + NaCl
Fransium dihasilkan ketika unsur radioaktif actinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut:
89 (Ac)-87 (Fr)(He) Selain itu, fransium dapat dibuat secara buatan dengan membombardir
thorium dengan proton-proton.