Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP

BIOKIMIA (P)

(UJI MOLISCH)

OLEH :

NAMA : SITI HIDRA

NIM : 17 3145 453 060

KELAS : 17-B

KELOMPOK : III

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR

2018
A. JUDUL LAPORAN
Uji Molisch.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam sampel.
C. LATAR BELAKANG
Setiap hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan
kebiasaan seperti halnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya
atau aktivitas yang hanya terkadang saja kita lakukan. Untuk melakukan
aktivitas itu kita memerlukan energi. Energi yang kita perlukan ini kita
peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu
karbohidrat, protein dan lemak atau lipid (Girindra, 2011).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama. Walaupun jumlah kalori
yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila
dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang
murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat
yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat juga mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa,
warna, tekstur, dan lain-lain (Winarno, 2010).
Terdapat berbagai macam cara untuk mengetahui adanya karbohidrat
dalam suatu bahan pangan yang diuji, dalam laporan ini akan dibahas
mengenai uji karbohidrat menggunakan metode uji Molisch (Sudarmadji,
2008).
D. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari
bahasa Yunani sákcharon, berarti "gula") merupakan sumber utama kalori
yang dikonsumsi oleh manusia, sebagian besar hewan, dan berbagai
mikroorganisme. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-
aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis (Poedjiadi, 2009).
Karbohidrat mengandung gugus fungsikarbonil (sebagai aldehida atau
keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH 2O)n,
yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n
molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur (Girindra, 2011).
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam
sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan α-naftol dalam pereaksi molish.
Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan
memberikan hasil positif. Merupakan cara untuk menemukan ada tidaknya
karbohidrat secara umum. Dalam larutan encer, walaupun dipanaskan,
pada monosakarida umumnya stabil. Tetapi, bila dipanaskan dengan asam
kuat yang pekat, maka monosakarida akan menghasilkan furfural atau
derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini merupakan hasil reaksi atau
pelepasan molekul air dari senyawa. Oleh karena furfural atau derivatnya
membentuk senyawa yang berwarna bila direaksikan dengan α-naftol atau
timol, reksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal untuk karbohidrat
(Poedjiadi, 2009).
Apabila ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian
ditambahkan asam sulfat pekat, maka terbentuk dua lapisan zat cair. Pada
batas antara kedua lapisan inti akan terjadi warna ungu karena terjadi
reaksi kondensasi antara furfural dan α-nafthol (Sudarmadji, 2008).
Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada
pada buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya
kandungan karbohidrat dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi
akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis akan banyak
ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah
banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup
kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat yang lain (Sudarmadji,
2008).
Sifat karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang terdapat
pada molekulnya, yaitu gugus -OH, gugus aldehid dan keton sifat
mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas
dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion
logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi
tertentu (Poedjiadji, 2009).
Larutan asam encer, monosakaridanya umumnya stabil walaupun
dipanaskan. Apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat maka
monosakarida akan menghasilkan furfural. Reaksi pembentukan furfural
ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
Furfural dapat membentuk senyawa berwarna apabila direaksikan dengan
-naftol karena heksosa yang terhidrasi akan menghasilkan hidroksilmetil
furfural. Dalam pembentukan furfural digunakan pereaksi molisch.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa, kemudian
ditambahkan asam sulfat pekat akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada
batas antara kedua lapisan tersebut terdapat cincin berwarna ungu
(Suharsini, Maria, 2008).
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan adalah neraca analitik, pipet tetes, rak tabung,
dan tabung reaksi.
2. Bahan
Bahan pada praktikum kali ini kita menggunakan amilum 1%,
aquadest, fruktosa 1%, glukosa 1%, H2SO4, laktosa 1%, pati 1% (nasi,
kentang, ubi, roti, dan gandum), reagen molisch, dan sukrosa 1%.
F. CARA KERJA
1. Pembuatan bahan
a. Pembuatan larutan amilum 1%.
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang bubuk amilum sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analitik dengan mengunakan aluminium foil.
3) Dimasukan bubuk amilum kedalam gelas kimia kemudian
dilarutkan dengan sedikit aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus atas
(larutan berwarna) kemudian dimasukan kedalam labu ukur lalu
dihomogenkan.
5) Dipindahkan larutan amilum kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
b. Pembuaan larutan laktosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang bubuk lakotosa sebanyak 0,5 gram dengan neraca
analitik dengan mengunakan aluminium foil.
3) Dimasukan bubuk laktosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarutkan dengan sedikit aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur lalu
dihomogenkan.
5) Dipindahkan larutan laktosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
c. Pembuatan larutan glukosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang bubuk glukosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analitik dengan mengunakan aluminium foil.
3) Dimasukan bubuk glukosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sedikit aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur,lalu
dihomogenkan.
5) Dipindahkan larutan glukosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
d. Pembuaan larutan Fruktosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang bubuk Fruktosa sebanyak 0,5 gram dengan neraca
analitik dengan mengunakan aluminium foil.
3) Dimasukan bubuk Fruktosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sedikit aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan.
5) Dipindahkan larutan fruktosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
e. Pembuaan reagen molisch 1%
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang bubuk molisch sebanayak 2,5 gram dengan neraca
analitik dengan mengunakan aluminium foil.
3) Dimasukan bubuk molisch kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sedikit etanol hingga larut.
4) Ditambahkan etanol sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur lalu
dihomogenkan.
5) Dipindahkan reagen molisch kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
2. Prosedur kerja uji molisch
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Disiapkan 6 tabung reaksi dan beri label.
c. Dimasukan 1ml laruan sempel kedalam tabung reaksi.
d. Ditambahkan 2 ml pereaksi molisch kedalam tabung reaksi dan di
homogenkan.
e. Di masukan 1 ml H2SO4 melalui dinding tabung (jangan
dihomogenkan).
f. Diamati perubahan warna yang terjadi.
G. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan
Sebelum Sesudah

Sampel penambahan penambahan Keterangan

H2SO4 H2SO4

Terdapat
Amilum 1%
cincin furfural
+ pereaksi Bening Bening
warna ungu
molisch
muda

Fruktosa 1% Terdapat

+ pereksi Bening Bening cincin furfural

molish warna ungu

Glukosa 1% Terdapat

+ pereaksi cincin
Bening Bening
molisch furfural warna

ungu tua

Laktosa1% Terdapat

+ pereaksi cincin
Bening Bening
molisch furfural warna

ungu tua

Sukrosa 1% Bening Bening Terdapat

+ pereaksi cincin
molisch furfural warna

ungu

Pati (ubi kayu) Terdapat

1% + pereaksi cincin
Bening Putih
molisch furfural warna

ungu muda

2. Gambar hasil pengamatan


Sebelum penambahan H2SO4 Sesudah penambahan H2SO4

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang uji molisch dengan
tujuan untuk menentukan adanya karbohidrat dalam suatu sampel. Jadi uji
molisch ini adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat dengan menggunakan pereaksi molisch. Karbohidrat oleh
asam anorganik pekat akan dihidrolisis mejadi monosakarida. Prinsip kerja
uji molisch adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa mengahasilkan senyawa metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa mengahasilkan senyawa furfural. Uji positif jika timbul
cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan α-naftol dalam pereaksi molisch. Uji ini
untuk semua jenis karbohidrat.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah amilum, frukosa,
glukosa, laktosa, sukrosa, dan pati (ubi kayu). Ubi kayu merupakan
pangan yang kaya akan karbohidrat.
Pada sampel pati (ubi kayu) 1% setelah ditambahkan reagen benedict,
terbentuk cincin furfural berwarna ungu. Hal ini berarti bahwa bahan
tersebut mengandung karbohidrat. Cincin ungu ini merupakan batas antara
larutan koloid karbohidrat yang berwarna hijau berada di lapisan bawah
dan larutan asam sulfat yang berwarna putih keruh berada di lapisan atas.
Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori.
Pada sampel amilum 1%, fruktosa 1%, glukosa 1%, laktosa 1%, dan
sukrosa setelah ditambahkan pereaksi molisch lalu ditambahkan asam
sulfat pekat terbentuklah cincin furfural warna ungu yang menandai bahwa
dalam sampel tersebut terdapat karbohidrat. Pada percobaan yang telah
dilakukan terbukti bahwa amilum, fruktosa, glukosa, laktosa dan sukrosa
adalah karbohidrat. Fakta ini dibuktikan dengan terbentuknya cincin yang
berwarna ungu pada saat penambahan asam sulfat pekat secara perlahan-
lahan kedalam amilum, fruktosa, glukosa, laktosa, dan sukrosa yang
sebelumnya telah ditambahkan pereaksi molisch. Adapun hasil yang kami
dapatkan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa uji molisch akan
bereaksi positif terhadap semua jenis karbohidrat baik monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida dimana mengunakan reagen
molisch dan asam sulfat pekat yang nantinya akan menghasilkan hasil
pengamatan berupa cincin yang berwarna ungu. Sedangkan fruktosa dan
glukosa merupakan bagian dari monosakarida, sukrosa merupakan salah
satu bagian dari disakarida, laktosa merupakan bagian dari oligosakarida,
dan amilum adalah karbohidrat kompleks.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa amilum,
fruktosa, glukosa, laktosa, sukrosa dan ubi kayu mengandung karbohidrat.
Hal ini dapat diketahui dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
larutan yang telah diberi pereaksi 2 ml larutan Molisch dan 1 mL H 2SO4,
yang menandakan bahwa pada sampel positif mengandung karbohidrat.
DAFTAR PUATAKA
Girindra, Aisja. 2011. BIOKIMIA. Gramedia. Jakarta.
Poedjiadji. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Indonesia Press. Jakarta.

Sudarmadji, Slamet, dkk. 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit:
Liberty. Yogyakarta.
Suharsini, Maria. 2008. Kimia dan Kecakapan Hidup. Ganesa Exact. Jakarta.
Winarno F.G. 2010. Kimia Pngan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai