Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


DALAM PEMANTAUAN BENCANA ALAM

DISUSUN OLEH:

FARIS FADHLURRAHMAN (10121448)


3KA21

DOSEN PENGAMPU:

DR. SITI AISYAH, S.E.I., M.EC

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) telah menjadi faktor utama dalam
pemahaman dan penanganan bencana alam secara global. Kejadian bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, dan badai seringkali mengakibatkan kerugian
signifikan baik dari segi manusia maupun materi. Untuk mengurangi dampak negatif dari
jenis bencana ini, penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam
tentang elemen-elemen yang mempengaruhi bencana tersebut dan bagaimana kita dapat
meresponsnya dengan cepat dan efisien.

Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan pemahaman tentang bencana alam
adalah melalui pemanfaatan teknologi SIG. Dengan menggunakan SIG, kita dapat
menggabungkan data geospasial dengan informasi terkait bencana, memungkinkan para
peneliti dan pengambil keputusan untuk melakukan analisis kerentanan wilayah terhadap
bencana, mengidentifikasi daerah yang memiliki tingkat risiko tertinggi, dan
merencanakan strategi respons yang lebih efektif.

Meskipun SIG memiliki potensi besar dalam manajemen bencana, masih ada sejumlah
tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, penelitian ini akan menyelidiki lebih dalam
pemanfaatan SIG dalam konteks pemantauan bencana alam guna mengatasi masalah
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini akan mencoba menjawab tiga pertanyaan penting:
1. Bagaimana Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diterapkan guna meningkatkan
pemahaman mengenai kerentanan wilayah terhadap berbagai jenis bencana alam?
2. Apa saja faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap tingkat efektivitas
pemanfaatan SIG dalam proses mitigasi dan respons terhadap bencana alam?
3. Bagaimana pemanfaatan SIG dalam pemantauan bencana alam dapat dioptimalkan
untuk mengurangi dampak kerugian, baik dari segi manusia maupun materi?

1.3 Tujuan
1. Menyelidiki pelaksanaan dan penggunaan SIG dalam pemantauan kejadian bencana
alam.
2. Melakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemanfaatan
SIG dalam upaya mitigasi bencana.
3. Merumuskan rekomendasi praktis untuk meningkatkan penggunaan SIG dalam
penanganan bencana alam.
4. Menilai dampak positif penerapan SIG dalam pemantauan bencana alam terhadap
tingkat keberlanjutan dan proses pemulihan pasca-bencana.

1.4 Manfaat
Pemanfaatan SIG dalam pemantauan bencana alam dapat memberikan manfaat yang
signifikan, antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman tentang potensi risiko bencana dan membantu para
pengambil keputusan dalam merancang strategi mitigasi yang lebih efisien.
2. Memungkinkan respons yang lebih cepat dan akurat dalam situasi darurat bencana,
dengan demikian mengurangi kerugian yang dialami baik dalam hal manusia maupun
materi.
3. Menyediakan dasar yang kuat untuk pengembangan kebijakan dan strategi yang lebih
baik dalam manajemen bencana alam di masa mendatang.
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sebuah sistem yang menggabungkan data
geospasial dengan informasi yang berkaitan dengan bencana dalam satu platform. SIG
memanfaatkan teknologi geospasial, seperti peta, citra satelit, data topografi, dan data
spasial lainnya, untuk mewakili karakteristik geografis dan atribut wilayah tertentu.
Melalui integrasi data ini, SIG memungkinkan analisis, pemodelan, dan visualisasi yang
mendalam tentang wilayah tertentu, yang memiliki relevansi yang besar dalam pemantauan
bencana alam.

SIG memiliki kapasitas untuk mengintegrasikan berbagai jenis data, termasuk data
geografis dan non-geografis seperti iklim, geologi, kerentanan sosial, serta data terkait
infrastruktur dan sumber daya wilayah. Hal ini memungkinkan para peneliti dan pengambil
keputusan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi kerentanan wilayah terhadap
bencana alam dengan lebih baik.

Dalam konteks pemantauan bencana alam, SIG memungkinkan pengguna untuk:


1. Pemetaan Risiko Bencana
SIG memfasilitasi pemetaan dan pemodelan risiko bencana dengan mengintegrasikan
data tentang ancaman bencana seperti gempa bumi, banjir, topan, atau letusan gunung
berapi dengan data kerentanan wilayah, seperti populasi, infrastruktur, dan lingkungan.
2. Analisis Kerentanan Wilayah
SIG memungkinkan analisis yang lebih mendalam mengenai kerentanan wilayah
terhadap berbagai jenis bencana, mencakup aspek fisik seperti topografi dan
karakteristik tanah, aspek sosial seperti kepadatan penduduk dan akses ke layanan
kesehatan, serta aspek ekonomi seperti tingkat kemiskinan dan kerentanan ekonomi.
3. Perencanaan Respons
SIG memungkinkan para pengguna untuk merancang strategi respons yang lebih
efisien dalam situasi darurat bencana dengan menyediakan informasi real-time tentang
lokasi dan tingkat dampak bencana.
Konsep fundamental SIG ini memegang peranan utama dalam penerapannya dalam
pemantauan bencana alam. Dengan menggabungkan data geografis dan informasi
bencana, SIG menyediakan pemahaman yang lebih dalam mengenai risiko dan
kerentanan wilayah terhadap bencana alam, yang pada gilirannya dapat membantu
dalam merancang strategi mitigasi dan respons yang lebih efektif.

2.2 Teori Kerentanan Terhadap Bencana


Kerentanan wilayah terhadap bencana adalah faktor utama yang memengaruhi sejauh mana
suatu wilayah mungkin mengalami kerusakan dan dampak dari bencana alam (Wisner et
al., 2004). Ini mencakup aspek fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dapat
memperburuk risiko bencana.

Aspek fisik mencakup topografi dan jenis tanah wilayah, yang dapat memengaruhi jenis
bencana yang mungkin terjadi. Aspek sosial melibatkan kepadatan penduduk, akses ke
fasilitas kesehatan, tingkat pendidikan, dan kesadaran masyarakat terhadap bencana. Aspek
ekonomi mencakup kemiskinan dan kerentanan ekonomi komunitas. Aspek lingkungan
melibatkan kerusakan ekosistem dan pemanfaatan sumber daya alam.

Memahami kerentanan wilayah adalah kunci dalam manajemen bencana alam, dan Sistem
Informasi Geografis (SIG) memfasilitasi analisis komprehensif tentang kerentanan ini
dengan mengintegrasikan berbagai data relevan.

2.3 Manfaat SIG dalam Pemantauan Bencana Alam


Sistem Informasi Geografis (SIG) memberikan manfaat penting dalam pemantauan
bencana alam melalui integrasi data geospasial dengan informasi bencana yang lebih luas.
SIG memungkinkan analisis yang mendalam dan pemodelan yang komprehensif, yang
berdampak pada pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik geografis suatu wilayah
dan dampak potensial bencana.

Dalam pemantauan bencana alam, SIG memberikan manfaat sebagai berikut:


1. Pemetaan Risiko Bencana
SIG memfasilitasi pemetaan dan pemodelan risiko bencana dengan menggabungkan
data ancaman bencana (seperti gempa bumi, banjir, topan) dengan data kerentanan
wilayah (populasi, infrastruktur, lingkungan). Dengan cara ini, SIG membantu dalam
mengidentifikasi wilayah yang paling berisiko dan mungkin terkena dampak paling
parah.
2. Analisis Kerentanan Wilayah
SIG memungkinkan analisis mendalam tentang kerentanan wilayah terhadap berbagai
jenis bencana. Ini mencakup aspek fisik seperti topografi dan jenis tanah, aspek sosial
seperti kepadatan penduduk dan akses ke fasilitas kesehatan, aspek ekonomi seperti
tingkat kemiskinan, dan aspek lingkungan seperti kualitas ekosistem. Melalui SIG, kita
dapat mengidentifikasi kerentanan yang mungkin tidak terlihat secara langsung.
3. Perencanaan Respons yang Lebih Efisien
Dalam situasi darurat bencana, SIG memberikan informasi real-time yang mendukung
pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Dengan data geografis yang
terkini, pihak berwenang dapat merancang strategi respons yang lebih efisien,
mengarah pada pengurangan kerugian manusia dan materi.

Manfaat-manfaat ini memperkuat peran penting SIG dalam pemantauan bencana alam,
membantu para peneliti dan pengambil keputusan dalam merencanakan respons yang
lebih baik, serta meminimalkan dampak negatif dari bencana alam.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemanfaatan SIG


Efektivitas pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pemantauan bencana
alam dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang mencakup aspek teknis, institusional, sosial,
dan ekonomi. Memahami faktor-faktor ini penting dalam merancang strategi yang lebih
efektif dalam implementasi SIG dalam manajemen bencana alam.
Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pemanfaatan SIG meliputi:
1. Ketersediaan Data Geospasial yang Berkualitas
Kualitas data geospasial yang digunakan dalam SIG sangat memengaruhi hasil analisis
dan pemodelan. Data yang tidak akurat atau usang dapat mengarah pada hasil yang
tidak dapat diandalkan.
2. Infrastruktur Teknologi
Ketersediaan infrastruktur teknologi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak SIG,
serta akses yang memadai ke sumber daya komputasi, diperlukan untuk mendukung
operasional SIG.
3. Kemampuan dan Pelatihan Pengguna
Sumber daya manusia yang memiliki pemahaman yang cukup tentang penggunaan SIG
diperlukan untuk memaksimalkan potensi teknologi ini. Pelatihan yang memadai untuk
pengguna SIG adalah hal yang krusial.
4. Kebijakan dan Regulasi
Faktor institusional seperti kebijakan dan regulasi yang mendukung atau menghambat
penggunaan SIG dalam manajemen bencana memainkan peran penting. Kebijakan
yang mendukung kolaborasi antarlembaga dan penggunaan data terbuka dapat
memperkuat efektivitas SIG.
5. Partisipasi Komunitas
Keterlibatan komunitas dalam pemantauan dan mitigasi bencana melalui SIG adalah
faktor penting. Semakin besar partisipasi komunitas, semakin efektif SIG dapat
digunakan dalam merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain campuran, menggabungkan metode kualitatif dan
kuantitatif. Bagian kualitatif melibatkan studi kasus dan wawancara dengan pemangku
kepentingan untuk memahami pengalaman mereka dalam menggunakan SIG. Bagian
kuantitatif melibatkan analisis data sekunder untuk mengukur dampak penggunaan SIG
dalam pemantauan bencana. Desain campuran ini akan memberikan wawasan
komprehensif tentang pemanfaatan SIG dan faktor-faktor yang memengaruhi
efektivitasnya.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah wilayah geografis yang rentan terhadap berbagai bencana
alam. Sampel akan dipilih dengan metode stratifikasi, yang memperhitungkan jenis
bencana dan penggunaan SIG. Ini mencakup wilayah yang telah menerapkan SIG dalam
pemantauan bencana dan wilayah yang belum melakukannya. Juga melibatkan pemangku
kepentingan seperti petugas bencana, pihak berwenang, dan relawan dalam sampel.
Pendekatan stratifikasi dan pemilihan sampel yang representatif akan memungkinkan
penelitian yang komprehensif.

3.3 Instrumen dan Data


Dalam penelitian ini, instrumen dan data digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait
dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pemantauan bencana alam.
Instrumen dan sumber data yang digunakan mencakup:
1. Perangkat SIG
Instrumen utama adalah perangkat SIG yang digunakan untuk memvisualisasikan,
menganalisis, dan mengelola data geospasial terkait bencana alam. Perangkat SIG akan
digunakan untuk mengintegrasikan data geografis, seperti peta wilayah terdampak
bencana, lokasi sarana kesehatan, data cuaca, dan informasi lain yang relevan.
2. Kuesioner
Kuesioner akan digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif dari pemangku
kepentingan terkait dengan penggunaan SIG dalam pemantauan bencana. Kuesioner
akan mencakup pertanyaan terkait dengan pengalaman, persepsi, dan hambatan terkait
dengan pemanfaatan SIG.
3. Wawancara
Wawancara mendalam akan dilakukan dengan pemangku kepentingan seperti petugas
bencana, pihak berwenang, dan relawan yang terlibat dalam pemantauan bencana
dengan SIG. Wawancara akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
pengalaman mereka dalam menggunakan teknologi ini.
4. Data Sekunder
Data sekunder akan diperoleh dari lembaga pemerintah, organisasi bencana, dan
sumber data geografis lainnya. Data ini mencakup informasi historis tentang bencana,
respons, dan dampaknya. Data ini akan digunakan untuk analisis kuantitatif.

Data yang dikumpulkan akan mencakup informasi geografis, data kerentanan wilayah
terhadap bencana, laporan kejadian bencana, dan data penggunaan SIG. Instrumen dan
sumber data ini akan memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dan mendukung analisis dalam penelitian ini.

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Wilayah Terdampak: Identifikasi wilayah-wilayah rentan terhadap
bencana alam.
2. Stratifikasi: Pembagian wilayah berdasarkan jenis bencana yang mungkin terjadi.
3. Pemilihan Sampel: Pemilihan sampel yang mencakup wilayah yang menggunakan
SIG dan yang tidak.
4. Kuesioner dan Wawancara: Penggunaan kuesioner dan wawancara untuk
mengumpulkan data kualitatif.
5. Pengumpulan Data Sekunder: Pengumpulan data historis bencana dan respons dari
berbagai sumber.
6. Analisis Data: Penggunaan metode statistik dan teknik SIG untuk menganalisis data.
7. Interpretasi Hasil: Interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan pemahaman tentang
pemanfaatan SIG dalam pemantauan bencana alam dan faktor-faktor yang
memengaruhi efektivitasnya.

3.5 Analisis Data


Analisis data adalah tahap penting dalam penelitian ini yang bertujuan untuk menghasilkan
pemahaman mendalam tentang pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam
pemantauan bencana alam. Tahap analisis data mencakup beberapa langkah kunci:
1. Pemrosesan Data
Data yang dikumpulkan, baik data kualitatif maupun kuantitatif, akan diproses dan
disusun dengan rapi. Data geografis akan dimasukkan ke dalam perangkat SIG untuk
analisis spasial.
2. Analisis Statistik
Data kuantitatif akan menjalani analisis statistik, termasuk statistik deskriptif untuk
merangkum karakteristik data, analisis perbandingan untuk membandingkan wilayah
yang menggunakan SIG dengan yang tidak, dan analisis regresi jika relevan.
3. Analisis Spasial
Data geografis akan dianalisis menggunakan teknik SIG. Ini termasuk pemetaan dan
analisis pola spasial untuk mengidentifikasi keterkaitan antara lokasi bencana,
kerentanan wilayah, dan penggunaan SIG.
4. Analisis Kualitatif
Data kualitatif dari wawancara dan kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan
metode analisis konten atau analisis tematik. Hal ini akan membantu dalam memahami
pandangan dan pengalaman pemangku kepentingan terkait dengan penggunaan SIG.
5. Integrasi Data
Hasil dari analisis kualitatif dan kuantitatif akan diintegrasikan untuk memberikan
gambaran yang komprehensif tentang pemanfaatan SIG dalam pemantauan bencana
alam.
6. Interpretasi Hasil
Hasil analisis akan diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian,
mengidentifikasi temuan kunci, dan menghubungkannya dengan tujuan penelitian.

Analisis data ini akan memberikan wawasan yang mendalam tentang manfaat penggunaan
SIG dalam pemantauan bencana alam serta faktor-faktor yang memengaruhi
efektivitasnya. Analisis ini akan digunakan untuk merumuskan kesimpulan dan
rekomendasi dalam penelitian ini.

3.6 Evaluasi Risiko dan Etika


Dalam penelitian, pertimbangan risiko dan etika penting. Langkah-langkah berikut akan
diambil:
1. Evaluasi Risiko
Identifikasi dan kelola risiko yang mungkin muncul, termasuk dampak psikologis dan
privasi responden.
2. Persetujuan Etika
Dapatkan persetujuan etika dari responden yang menjelaskan hak-hak mereka, tujuan
penelitian, dan penggunaan data.
3. Perlindungan Privasi
Jaga data pribadi dengan ketat dan rahasiakan identitas individu.
4. Dukungan Psikologis
Siapkan dukungan psikologis jika responden terpengaruh emosional.
5. Transparansi
Sediakan informasi transparan kepada semua pihak tentang tujuan, metode, dan
penggunaan data penelitian.

Langkah-langkah ini akan memastikan pelaksanaan penelitian yang etis dan hati-hati.

3.7 Kesimpulan Metode Penelitian


Bab ini menyoroti langkah-langkah dan pendekatan metodologis yang akan diambil dalam
penelitian ini, yang berfokus pada pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam
pemantauan bencana alam. Melalui rincian desain penelitian, pemilihan populasi dan
sampel, instrumen dan data yang digunakan, serta prosedur penelitian yang dijelaskan
dalam bab sebelumnya, tujuan penelitian akan dapat tercapai dengan baik.

Dengan menggunakan pendekatan campuran yang mengintegrasikan metode kualitatif dan


kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang komprehensif
tentang penggunaan SIG dalam pemantauan bencana alam. Kombinasi data kuantitatif dan
kualitatif akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang manfaat SIG dan faktor-
faktor yang memengaruhi efektivitasnya.

Selain itu, evaluasi risiko dan etika yang diterapkan dalam penelitian ini akan memastikan
bahwa penelitian dilakukan dengan integritas dan menghormati hak-hak individu yang
terlibat. Langkah-langkah etika akan menjaga privasi, keamanan, dan kesejahteraan semua
pemangku kepentingan.

Dalam bab berikutnya sudah lebih lanjut tentang analisis data dan pelaporan hasil
penelitian. Kesimpulan dari metodologi penelitian ini adalah bahwa pendekatan yang
digunakan akan memberikan pemahaman yang kuat tentang pemanfaatan SIG dalam
pemantauan bencana alam serta dampaknya.

Anda mungkin juga menyukai