Laporan Individu KKL - Ghina Salsabila Hermawan Putri
Laporan Individu KKL - Ghina Salsabila Hermawan Putri
Dosen Pembimbing
Yuliana Mukti R. S.Psi, M.Si
Disusun Oleh :
Ghina Salsabila Hermawan Putri 0603520010
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi/tesis/disertasi
saya yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan menerima sanksi yang
telah ditetapkan.
1
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KKL
PEMBIMBING 1
Yuliana Mukti R. S.Psi, M.Si
Mengetahui,
Ketua Program Studi
2
SURAT KETERANGAN SUDAH MELAKSANAKAN TUGAS
3
DAFTAR ISI
4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................26
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 26
B. Saran...................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 27
LAMPIRAN..................................................................................................................................30
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
dan depresi sebanyak 28% akibat dari pandemi Covid-19. Sementara pada tahun 2019,
sebanyak 970 juta orang di seluruh dunia dilaporkan hidup dengan gangguan mental,
yang paling umum dialami adalah gangguan kecemasan dan depresi.
Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang merasa
sangat sedih dan kehilangan minat pada hal-hal yang disukai. Depresi merupakan kondisi
yang dapat dialami oleh semua orang, bahkan bisa terjadi pada anak-anak sekalipun.
Menurut Iyus Yosep (2007), depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa pada
alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan,
kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan
bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa.
Gangguan depresi mayor atau major depressive disorder (MDD) merupakan salah
satu jenis depresi berat. Gangguan depresi mayor merupakan gangguan kejiwaan yang
sangat umum dan sangat berpengaruh terhadap suasana hati dan juga perilaku. Gangguan
depresi mayor dua kali lipat lebih rentan diderita oleh wanita dibandingkan pria.
Penderita depresi mayor rata-rata berusia 40 tahun, tetapi survei terbaru menunjukkan
peningkatan penyakit ini pada anak muda atau remaja. Menurut Manual Diagnostik dan
Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang diterbitkan oleh APA, depresi mayor ditandai
oleh gejala yang berlangsung setidaknya selama dua minggu, termasuk perasaan sedih
atau kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan.
Selain itu, gejala lain seperti perubahan berat badan atau nafsu makan, gangguan tidur,
kelelahan, perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan, kesulitan
berkonsentrasi, dan bahkan pemikiran tentang kematian atau bunuh diri juga bisa muncul.
WHO menekankan bahwa depresi bukanlah reaksi sementara terhadap situasi
sulit atau kegagalan, tetapi merupakan kondisi klinis yang memerlukan perhatian medis
dan perawatan yang tepat. Depresi mayor dapat mengganggu kemampuan seseorang
untuk bekerja, belajar, berinteraksi sosial, dan menikmati kehidupan secara umum.
Art Therapy merupakan suatu kegiatan terapeutik yang menggunakan proses
kreatif dan merupakan suatu bentuk terapi ekspresif untuk klien. Proses kreatif ini dapat
menggunakan banyak pendekatan dan intervensi mulai dari menggambar, membuat suatu
benda, bernyanyi, bermain musik, menari, bermain drama dan membuat puisi. American
7
Art Therapy Association menjelaskan bahwa art therapy merupakan teknik atau layanan
untuk memperkaya keahlian sekaligus kesehatan mental seseorang.
Adapun tujuan dari kegiatan untuk salah satu penderita Depresi Mayor adalah
untuk melakukan penerapan teori-teori psikologi yang dipelajari dan untuk
membandingkan teori dengan kenyataan pada lapangan dengan metode observasi,
wawancara, dan anamnesa.
8
2 Terapi Seni Terapi Terapi Terapi Terapi
Hortikultura Kelompok Relaksasi dan Spiritual
Meditasi
9
BAB II
KAJIAN TEORI
1.1 Depresi
2.1 Definisi Depresi
10
risiko yang jauh lebih tinggi, sebanyak 100 kali lipat, untuk mengulangi tindakan tersebut
jika dibandingkan dengan populasi umum (Marwick, 2013). Sekitar separuh hingga dua
pertiga dari seluruh kasus bunuh diri melibatkan individu dengan gangguan mood,
sehingga pencegahan bunuh diri di antara kelompok ini menjadi hal yang mendesak dan
krusial. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang berkontribusi pada resiko bunuh
diri adalah langkah yang sangat penting untuk mengambil keputusan pencegahan yang
berbasis fakta (Isometsa, 2014) (Marwick & kolega, 2013).
Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang
diterbitkan oleh APA, depresi mayor ditandai oleh gejala yang berlangsung setidaknya
selama dua minggu, termasuk perasaan sedih atau kehilangan minat atau kesenangan
dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan. Selain itu, gejala lain seperti perubahan
berat badan atau nafsu makan, gangguan tidur, kelelahan, perasaan tidak berharga atau
bersalah yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan pemikiran tentang
kematian atau bunuh diri juga bisa muncul.
WHO menekankan bahwa depresi bukanlah reaksi sementara terhadap situasi
sulit atau kegagalan, tetapi merupakan kondisi klinis yang memerlukan perhatian medis
dan perawatan yang tepat. Depresi mayor dapat mengganggu kemampuan seseorang
untuk bekerja, belajar, berinteraksi sosial, dan menikmati kehidupan secara umum.
Depresi dapat dilihat dari berbagai bentuk yang dibedakan berdasarkan tingkat
keparahannya.
a) Depresi ringan yang berulang (dysthymia) : merupakan jenis depresi
ringan yang berlangsung selama beberapa tahun. Kondisi ini dapat dikenal
dengan depresi persisten. Tanda dari dysthymia sama dengan depresi
secara umum, tetapi akan berlangsung lama hingga bertahun-tahun
lamanya.
b) Seasonal Affective Disorder (SAD) : merupakan jenis gangguan afektif
musiman. Gejalanya datang dan pergi dalam pola musiman, pada waktu
yang sama di setiap tahunnya. Kondisinya ditandai dengan melemahnya
11
energi dan merasa mengalami perubahan suasana hati ketika musim
tertentu.
c) Depresi pasca kelahiran (postpartum) : merupakan jenis depresi yang
dialami oleh banyak orang tua usai melahirkan. Beberapa akan mengalami
depresi antenatal selama kehamilan. Tidak jarang, depresi pada ibu yang
baru melahirkan menyerupai gangguan psikologis baby blues syndrome.
d) Depresi berat (major depression) : merupakan jenis depresi berat,
dikarenakan penderita akan merasakan tekanan mental atau depresi
sepanjang waktu. Gejala yang dapat diamati dari depresi berat adalah
kurangnya ketertarikan untuk beraktivitas, turunnya berat badan, sulit
tidur, dan rasa lelah berlebihan.
e) Bipolar disorder : dapat dikenal juga sebagai manic depression. Jenis
depresi ini memiliki episode perubahan mood dari fase tinggi dengan rasa
memiliki energi sangat tinggi hingga fase rendah dimana akan merasa
tidak punya semangat sama sekali.
f) Psychotic depression : merupakan kondisi depresi serius yang
membutuhkan penanganan medis. Seseorang dengan psychotic depression
akan mengalami gejala depresi berat bersamaan dengan gejala psikotik
seperti halusinasi, delusi, dan rasa paranoid. Penderita bisa merasa
mendengar suara dan semakin sulit membedakan halusinasi dengan
kenyataan.
Depresi disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor. Menurut Kaplan (2002)
dan Nolen - Hoeksema & Girgus (dalam Krenke & Stremmler, 2002), faktor-faktor yang
dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu sebagai berikut :
1) Faktor Biologi
Gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia
basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin
12
dan serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam
patofisiologi gangguan mood.
2) Faktor Psikologis/Kepribadian
Individu yang dependent, memiliki harga diri yang rendah, tidak asertif,
dan menggunakan ruminative coping. Nolen-Hoeksema & Girgus juga
mengatakan bahwa pada saat seseorang tertekan akan cenderung fokus
pada tekanan yang mereka rasa dan secara pasif merenung daripada
mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi.
Pemikiran irasional merupakan pemikiran yang salah dalam berpikir
seperti menyalahkan diri sendiri atas individu yang mengalami depresi
cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan
lingkungan dan kondisi dirinya.
3) Faktor Sosial
● Kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau kehilangan dan
kegagalan dalam pekerjaan.
● Pasca bencana.
● Melahirkan.
● Masalah keuangan.
● Ketergantungan terhadap narkoba atau alkohol.
● Trauma masa kecil.
● Terisolasi secara sosial.
● Faktor usia dan gender.
● Tuntutan dan peran sosial.
Individu yang mengalami depresi menunjukkan gejala psikis, fisik dan sosial.
Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa lainnya lebih banyak.
Tinggi rendahnya gejala beragam dari waktu ke waktu. Menurut Institut Kesehatan Jiwa
13
Amerika Serikat (NIMH) dan Diagnostic and Statistical Manual IV- Text Revision (DSM
IV - TR) (American Psychiatric Association, 2000). Kriteria depresi dapat dilihat apabila
sedikitnya 5 dari gejala dibawah ini telah ditemukan dalam jangka waktu 2 minggu yang
sama dan merupakan satu perubahan pola fungsi dari sebelumnya. Berikut merupakan
gejala dan tanda umum dari depresi :
1) Gejala Fisik
● Gangguan pola tidur; sulit tidur atau tidur berlebihan
● Menurunnya tingkat aktivitas
● Sulit makan atau makan berlebihan
● Gejala penyakit fisik yang tidak hilang seperti sakit kepala,
masalah pencernaan, sakit lambung dan nyeri kronis
● Terkadang merasa berat di tangan dan kaki
● Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban
● Sulit berkonsentrasi
2) Gejala Psikis
● Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus-menerus
● Rasa putus asa dan pesimis
● Rasa bersalah, tidak berharga, rasa terbebani dan tidak
berdaya/tidak berguna
● Tidak tenang dan gampang tersinggung
● Berpikir ingin mati atau bunuh diri
● Sensitif
● Kehilangan rasa percaya diri
3) Gejala Sosial
● Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari
● Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun
● Hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri
14
6.1 Faktor-faktor Risiko dalam Depresi Mayor
15
kontak dengan realita yang diakibatkan oleh kurangnya kesenangan dalam melakukan
semua aktivitas harian secara kompleks dan khayalan untuk bunuh diri biasa ditemukan.
16
BAB III
RANCANGAN TREATMENT
A. Observasi
1. Definisi Observasi
2. Jenis-jenis Observasi
1) Observasi Sistematik
Dapat disebut dengan observasi terstruktur, terdapat kerangka yang berisi
faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Sistematik yang
dimaksud lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu.
2) Observasi Eksperimental
17
Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur penting ke dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat
dikendalikan untuk mengurangi ataupun menghindari bahaya timbulnya
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi.
3) Observasi Partisipan
Observer turut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang
diobservasi, umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Dengan
menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan
sosial dalam pabrik, penjara, dll.
4) Observasi Formal
Jenis observasi ini memiliki sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan
biasanya digunakan untuk penelitian. Perlu mengidentifikasi definisi secara
hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar rater,
pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sophisticated.
5) Observasi Informal
Observasi jenis ini mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol,
elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan
pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan
pada berbagai keadaan. Observasi informal sering disebut juga dengan
naturalistic observation.
3. Tahapan Observasi
18
4. Etika dalam Observasi
B. Wawancara
1. Definisi Wawancara
Wawancara ialah percakapan dua orang atau lebih yang berlangsung antara
narasumber dan pewawancara dengan tujuan mengumpulkan data-data berupa informasi.
Merajuk dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), wawancara adalah tanya jawab
dengan seseorang untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal,
dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
Lexy J. Moleong menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to
face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang
dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
2. Tujuan Wawancara
Tujuan dari wawancara ialah untuk memperoleh informasi secara langsung guna
menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu, memperoleh data agar dapat
mempengaruhi situasi atau orang tertentu, dan melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3. Jenis Wawancara
19
1) Wawancara Terstruktur : merupakan jenis wawancara terstruktur
dimana semua pertanyaan yang ingin diajukan sudah dipersiapkan secara
rinci.
2) Wawancara Tidak Terstruktur : pertanyaan yang diajukan bersifat
terbuka, dan dapat dikatakan sebagai wawancara bebas. Karena
pewawancara dapat menanyakan apa saja kepada narasumber.
3) Wawancara Bebas Terpimpin : merupakan gabungan dari dua jenis
wawancara, yang dimana tetap menyiapkan pertanyaan tetapi hanya
mengajukan secara garis besarnya saja.
C. Psikoterapi
20
BAB IV
A. Hasil
1. Orientasi lapangan
a. Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha ialah Rumah Sakit Jiwa Swasta yang
beroperasi mulai tahun 2000 yang berlokasi di Jl. Raya Astek No. 17 Lengkong Gudang
Timur, BSD City Tangerang Selatan, Banten 15321. Rumah sakit ini melayani pasien
dengan gangguan mental mulai dari anak-anak hingga dewasa, kecanduan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), serta geriatrik (gangguan kesehatan lansia).
Dalam memberikan pelayanan, rumah sakit ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas
kesehatan yang memadai dan didukung oleh 5 dokter spesialis kejiwaan yang profesional.
Terdapat program unggulan yang dimiliki oleh RS Khusus Jiwa Dharma Graha, yaitu
dengan berbagai macam terapi yang bertujuan untuk memulihkan dan mengembalikan
kondisi fisik, psikis, mental, dan sosial pasien.
21
2. Observasi
a. Identitas Subjek
Nama Inisial :A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / tanggal lahir : Jakarta / 19 Oktober 1980
Usia : 43 Tahun
Status Perkawinan : Cerai
Alamat : BSD City
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Buddha
22
c. Status Ekonomi Subjek
Status ekonomi pasien dapat dikatakan sederhana. Terlihat dari pakaian yang
dibawa untuk subjek oleh keluarganya ketika menjenguk terkesan sederhana dan tidak
berlebihan.
3. Permasalahan Subjek
Subjek memiliki masalah gangguan kesehatan mental, yaitu depresi dan isolasi
sosial. Pada saat pelaksanaan observasi terlihat subjek lebih sering menyendiri dan jarang
sekali mengikuti kegiatan yang diadakan. Ketika subjek diminta untuk menceritakan
tentang dirinya, bahasa yang digunakan subjek sudah tertata dan dapat dimengerti.
4. Anamnesa
a. Autoanamnesa
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak A, subjek menceritakan ketika subjek
dibawa ke RSKJ untuk pertama kali. Subjek menceritakan kalau dijemput oleh petugas
dari pihak rumah sakit karena keluarga dari subjek sudah tidak sanggup untuk
merawatnya lagi. Pada saat itu subjek juga pasrah ketika harus berada di RSKJ dan
terpisah dengan keluarganya. Subjek juga mengatakan kalau ia sudah 3 tahun di rumah
sakit ini.
Saat sesi wawancara, subjek menceritakan silsilah keluarganya yang terdapat ayah
dan ibu, lalu memiliki kakak dan juga adik. Subjek merupakan anak ke dua (2) dari lima
bersaudara. Subjek juga menceritakan bahwa ia telah menikah selama 1,5 tahun lalu
bercerai yang meninggalkan 1 anak perempuan. Pada saat subjek menceritakan tentang
anaknya, subjek mengatakan bahwa “ya kalau anak gak ngejenguk ya gak apa-apa lah
kak, saya gak bisa maksa juga”.
b. Alloanamnesa
Sudut pandang dari perawat RSKJ Dharma Graha :
Menurut perawat, subjek merupakan pasien yang sangat baik dan kooperatif ketika
mengikuti kegiatan. Pada saat tahun pertama, subjek aktif di semua kegiatan yang
23
diadakan oleh pihak RSKJ, hingga memberikan ide-ide yang menarik. Lalu semakin
kesini semakin kurang memberikan ide dan cenderung menyendiri atau lebih memilih
istirahat di kamar. Perawat juga mengatakan bahwa intensitas merokok subjek terhitung
sangat sering bahkan susah untuk berhenti untuk merokok. Emosional subjek masih
belum stabil, subjek juga pernah bertengkar dengan salah satu pasien dan pihak dari
keluarga belum siap menerima kembali pasien. Subjek terdapat riwayat pk dan subjek
gampang tersinggung juga sensitif terhadap pasien lain. Kalau untuk masalah sosial di
dalam kamar dilihatnya butuh karena untuk meminta rokok dan kopi. Keluarga subjek
sudah lama tidak menjenguk, dan subjek juga sudah lama tidak bertanya kapan akan di
jemput atau kapan bisa pulang.
Analisis
Fokus pada studi kasus ini dengan menggambarkan pendampingan psikologis
pada pasien depresi mayor. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa subjek
dapat mengalami gangguan depresi mayor tersebut, beberapa halnya yaitu berdasarkan
keluarga yang mengakibatkan emosional pada pasien. Sering kali subjek terlihat tidak
bersemangat dan tidak menampilkan ekspresi. Subjek mengatakan bahwa ia ingin pulang
tapi terlihat pasrah juga ketika membahas tentang keluarga kapan menjemput ataupun
menjenguk bahkan sudah tidak bertanya ke pihak rumah sakit kapan dijemput untuk
pulang ke rumah.
Kegiatan yang diadakan rumah sakit beraneka ragam mulai dari kegiatan individu
hingga aktivitas kelompok. Hal yang sering dialami pasien di rumah sakit tersebut adalah
kebosanan karena aktivitas yang dilakukan hanya itu saja, termasuk Bapak A. Subjek
sering mengeluh bosan dikarenakan aktivitas yang terlihat monoton dan sudah tahu
kegiatan yang akan dilakukan seperti apa dan bagaimana cara melakukannya. Monoton
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jilid IV, memiliki dua makna. Yakni,
berulang-ulang selalu sama nadanya (bunyinya, ragamnya); tunggal bunyi. Dengan arti
lainnya yaitu selalu sama dengan yang dulu; itu-itu saja, tidak ada ragamnya. Kebosanan
dapat diartikan sebagai keadaan emosional atau psikologis yang dialami saat seseorang
dibiarkan tanpa sesuatu yang khusus dilakukan, tidak tertarik pada lingkungannya, atau
24
merasa bahwa harinya membosankan. Subjek sering mengatakan “saya bosen ka
kegiatan yang dilakukan ini terus gak ada kegiatan menarik lainnya kak”, tetapi subjek
tetap mengikuti serangkaian semua terapi yang diadakan oleh pihak rumah sakit.
Pemberian kegiatan terhadap subjek dapat membantu subjek dalam meringankan
rasa kebosanan dari gejala yang ringan pada gangguan psikososialnya. Dengan mengikuti
kegiatan yang diadakan dari kegiatan seni yang terfokus pada melukis dapat terlihat
bahwa subjek menikmati melukis apa yang ada dipikirannya tanpa rasa terbebani apapun,
karena tidak adanya tuntutan untuk melukis gambar apa dan bagaimana cara melukisnya.
Dengan melakukan kegiatan seni melukis, dapat dilihat kreativitas yang dimiliki oleh
subjek dan bagaimana cara subjek menyalurkan emosi yang terpendam. Pada kegiatan ini
subjek tidak melakukan sendiri melainkan berkelompok sehingga dapat memicu peran
sosial agar tidak menyendiri ketika kegiatan berlangsung.
Pembahasan
Dari analisis yang sudah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan seni
melukis yang dilakukan oleh subjek dapat mengurangi gangguan psikososial yang
dialami. Dengan subjek melakukan kegiatan seni dapat dilihat bahwa subjek
melakukannya tanpa ada tekanan dan terlihat santai. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengurangi tingkat jenuh dan meningkatkan tingkat kebahagiaan yang ada pada pasien.
Selama kegiatan berlangsung, pasien merespons dengan positif.
Pada kegiatan seni melukis, dapat dilihat perubahan yang kurang signifikan
terhadap subjek A yang mengalami depresi mayor. Subjek A masih terlihat suka
menyendiri dan jarang juga mengikuti kegiatan lainnya yang disediakan oleh pihak
rumah sakit. Namun, subjek A juga masih berinteraksi dengan pasien lainnya tetapi tidak
intens dan hanya untuk sekedar meminta rokok dan kopi, lalu setelah itu kembali
menyendiri.
Pada penelitian terdahulu oleh Ayu Eka Permatasari, Samsunuwiyati Marat, dan
Meiske Y. Suparman dapat dikatakan bahwa manfaat dari penerapan art therapy dapat
membantu mengurangi ataupun menurunkan tingkat depresi, karena subjek dapat
mengekspresikan perasaan dan meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki dan
menganggap diri mereka masih memiliki potensi untuk menghasilkan sesuatu.
25
Meningkatkan kepercayaan diri subjek dapat dikuatkan oleh reward secara verbal dari
siapapun ketika melihat hasil karya dari subjek. Sesuai dengan Rubin (2010) pada Jurnal
Penerapan Art Therapy untuk Menurunkan Depresi pada Lansia di Panti Werdha X yang
menyatakan bahwa salah satu tujuan dalam pemberian teknik art therapy adalah untuk
membantu individu mencapai tujuan, seperti mengungkapkan apa yang dirasakan,
sebagai media katarsis, atau meningkatkan self-esteem pada individu.dilihat dari karya
klien.
26
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa gangguan jiwa, khususnya gangguan
depresi mayor, memiliki dampak yang signifikan pada pola pikir, perasaan, perilaku, dan
aktivitas sehari-hari individu. Gangguan ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk faktor keluarga yang dapat memicu emosi negatif pada pasien.
Dalam penanganan gangguan depresi mayor, pendampingan psikologis seperti
terapi aktivitas kelompok (TAK) memiliki peran penting. Meskipun aktivitas ini mungkin
terlihat monoton dan rutin, mereka dapat membantu mengatasi kebosanan dan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi seni, terapi hortikultura, dan kreasi yang
dipimpin oleh mahasiswa psikologi dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengurangi
rasa kebosanan dan meningkatkan kebahagiaan pasien.
Pendekatan holistik yang mencakup perawatan medis dan dukungan psikologis
sangat penting dalam mengatasi gangguan jiwa seperti depresi mayor. Pemberian terapi
yang sesuai dan memperhatikan kebutuhan emosional pasien dapat membantu mereka
mengatasi gejala dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
B. Saran
a. Saran Teoritis
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya melakukan observasi
dan wawancara. Melainkan dengan memberikan treatment atau terapi yang sesuai
dan dengan durasi yang lebih lama dan juga panjang agar mendapatkan hasil yang
memuaskan dan lebih signifikan.
b. Saran Praktis
Diharapkan bagi keluarga, perawat, maupun orang terdekat pasien dapat
memberikan dukungan sosial serta lebih peka terhadap apa yang dirasakan oleh
pasien agar terhindar dari depresi yang tinggi.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20201/1/476875cf85ffab980623915ae17d6883.pdf
(n.d.). View of Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Retrieved October 9, 2023, from
https://ejournal.uit-lirboyo.ac.id/index.php/psikologi/article/view/235/447
https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan-mental/artikel/depresi
Apa itu Kesehatan Mental? (n.d.). Seribu Tujuan. Retrieved October 9, 2023, from
https://www.seributujuan.id/id/apa-itu-kesehatan-mental
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kebosanan
Mengenal Gangguan Jiwa, Penyebab dan Jenisnya. (n.d.). Siloam Hospitals. Retrieved October
9, 2023, from
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-gangguan-jiwa#mce
toc_1h39gc3utcer
Mengenal Gejala Depresi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya – Website Resmi Puskesmas
Anggut Atas. (2022, March 9). Puskesmas Anggut Atas. Retrieved October 9, 2023, from
https://anggutatas-pkm.bengkulukota.go.id/mengenal-gejala-depresi-penyebab-dan-cara-
mengatasinya/
1 OBSERVASI 1. Pengertian Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku
manusia, objek dan kejadian-kejadian tan. (n.d.). Prodi Psikologi Unmul. Retrieved
28
October 9, 2023, from
https://psikologi.fisip-unmul.ac.id/main/wp-content/uploads/2016/06/OBSERVASI.pdf
(PDF) Kesehatan Mental. (2021, March 22). ResearchGate. Retrieved October 9, 2023, from
https://www.researchgate.net/profile/Diana-Fakhriyani/publication/348819060_Kesehata
n_Mental/links/60591b56458515e834643f66/Kesehatan-Mental.pdf
10 Jenis Depresi, Amati dan Kenali Berbagai Gejalanya. (n.d.). theAsianparent. Retrieved
2023, from
https://dinpertan.purbalinggakab.go.id/terapi-hortikultura-untuk-pasien-gangguan-jiwa/
12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada! (2023, May 19). Orami. Retrieved
Wawancara Adalah: Pengertian, Jenis, Fungsi, Tahap, dan Tips. (n.d.). Populix. Retrieved
WHO: Hampir 1 Miliar Orang di Dunia Alami Gangguan Kesehatan Mental Halaman all.
https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/20/193000823/who--hampir-1-miliar-orang
-di-dunia-alami-gangguan-kesehatan-mental?page=all
Sardjito, H. (2019, September 30). RSUP Dr. Sardjito | Mengenal Depresi. RSUP Dr Sardjito.
29
Hadi, I., Fitriwijayati, R. D., & Rosyanti, L. (2017). Gangguan Depresi Mayor (Mayor
Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, penyebab dan penangannya. Journal An-Nafs: Kajian
Apa itu depresi? (2022). UNICEF. Retrieved August 15, 2023, from
https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan-mental/artikel/depresi
Silitonga, A. N., Satiadarma, M. P., & Risnawaty, W. (2017). Penerapan Hortikultura Terapi
Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Pada Lansia. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora,
Sirojudin, S., & Pratiwi, A. (2020). EFEKTIFITAS TERAPI LINGKUNGAN (ART THERAPY)
https://www.gci.or.id/assets/papers/ascc-2017-176.pdf
30
LAMPIRAN
31
b. Dokumentasi kegiatan program
32