Anda di halaman 1dari 2

PERAN STRATEGIS KOPRI DALAM MENGATASI

ISU-ISU PEREMPUAN

Kesadaran kaum perempuan akan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan


seakan menyadarkan kaum perempuan untuk menuntut hak yang sama. Masih banyak
hak perempuan yang direnggut, kebebasan perempuan yang dikekang, kemampuan
perempuan yang tak tersekspresikan, dan mimpi perempuan yang diabaikan. Bahkan
sampai saat ini kehadiran perempuan hanya dipandang sebelah mata dan dianggap
semata-mata. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa tindakan diskriminasi terhadap
perempuan terus bergulir menjadi hal yang diisukan.

Isu perempuan? Yaa sejatinya perempuan tak pernah luput dari permasalahan.
Mulai dari isu kekerasan, beban ganda, pelabelan, diskriminasi, subordinasi, bahkan
marginalisasi telah menunjukkan keberadaan perempuan yang perlu diperhatikan. Masih
banyak orang yang selama ini salah memahami kedudukan perempuan. Mereka
beranggapan bahwa perempuan hanya disudutkan dalam urusan reproduktif dan
domestik. Bahkan ketika perempuan mengambil peran dalam sektor publik dalam hal
membangun karir dianggap telah bersaing. Seakan pilihan seperti ini menjadi hal yang
pantang bagi perempuan dengan dalih menyalahi kodrat.

Sejak zaman R.A. Kartini, diskriminasi antara laki-laki dan perempuan terlihat kuat.
Dibelenggunya hak pendidikan kaum perempuan oleh budaya patriarki telah menjadikan
kaum perempuan sebagai kaum yang termarjinalkan. Perempuan hanya dibatasi aksesnya
hanya pada tugas mengurus rumah tangga dan mendukung karir suaminya. Belum lagi
perempuan harus menentukan pilihan yang sudah ada di depan mata, apakah ingin
menjadi ibu rumah tangga, wanita karir, atau memilih keduanya (peran ganda). Peran
ganda seperti inilah yang membebankan kepada perempuan untuk mengerjakan
keduanya.

Sungguh tidak adil bukan? Bukankah kaum feminis sendiri telah memperjuangkan
hak-hak kaum perempuan melalui konsep yang dikenal dengan “keadilan gender.”
Keadilan gender dimaknai sebagai keadilan yang memberikan perlakuan kepada
perempuan dan laki-laki berdasarkan kebutuhan masing-masing yang mencakup
perlakuan sama atau perlakuan yang berbeda tapi dianggap setara dalam hak,
keuntungan, kewajiban dan kesempatan. Dengan keadilan gender ini berarti tidak ada lagi
beban ganda, pelabelan, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan. Namun faktanya,
meskipun keadilan gender telah digaungkan, isu-isu perempuan masih marak terjadi
sampai sekarang.

Oleh karena itu Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI)
dianggap sebagai wadah bagi kaum perempuan diharapkan dapat membantu kaum
perempuan untuk bebas dari diskriminasi segala hal. KOPRI juga memiliki beberapa fungsi
dalam pemberdayaan perempuan, di antaranya: pertama, pembinaan. KOPRI bertujuan
membangun daya perempuan untuk membangkitkan kesadaran dan potensi yang dimiliki.
Kedua, kepemimpinan, KOPRI harus berperan dalam kepemimpinan perempuan. Ketiga,
pergerakan. KOPRI memiliki tiga fungsi utama yaitu pelatihan, kepemimpinan, dan
pergerakan demi terwujudnya KOPRI yang mandiri dan maju.

Selain itu, KOPRI juga bertugas dalam upaya mewujudkan keadilan gender salah
satunya melalui pemberdayaan perempuan. Salah satu pemberdayaan perempuan yang
dapat dilakukan oleh KOPRI sendiri yaitu melalui pengurustamaan gender.
Pengurustamaan gender dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender,
melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, permasalahan perempuan dan
laki-laki. Adapun tujuan dari pengarustamaan gender adalah untuk mempersempit atau
meniadakan kesenjangan gender. Sehingga baik laki-laki maupun perempuan secara
bersamaan dapat memiliki akses dan hak yang sama dalam setiap hal.

Anda mungkin juga menyukai