Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny ”N” Usia 24 th G1P0A0 UK 40 mgg


Dengan Letak Sungsang

Disusun Oleh:

NAMA : EVI MAULIDATUL KAROMAH

NIM : 2176620004

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI AL - QODIRI
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam kehidupan (Fraser, 2019 h.
635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi
yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun terkadang ada juga yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat
Kurniawan, A. (2019)
Kelainan letak dalam kehamilan merupakan keadaan patologis yang erat kaitannya
dengan kematian ibu atau janin. Kelainan letak dapat berupa letak lintang dan letak sungsang
(Mansjoer, 2019; h. 258). Letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Kehamilan letak sungsang disebabkan
karena plasenta previa, prematuritas, bentuk rahim yang abnormal, panggul sempit, kelainan
bentuk kepala (Gray, C. J., & Shanahan, M. M. (2021)
Dengan meningkatnya angka kesakitan dan kematian baik pada ibu maupun bayi dengan
kehamilan presentasi bokong, maka diupayakan beberapa usaha untuk menghindari terjadinya
persalinan dengan bayi presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan posisi knee-chest
yang dilakukan secara teratur Kurniawan, A. (2019)
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”
yaitu salah satunya adalah Asuhan Antenatal Care (ANC) (Depkes RI, 2019 h. 1).
ANC merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Penatalaksanaan pelayanan pemeriksaan ibu hamil
secara keseluruhan meliputi hal-hal sebgai berikut : 1) Mengupayakan kehamilan yang sehat; 2)
Melakukan deteksi dini penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan; 3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman; 4) Perencanaan antisipatif dan
persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi (Depkes RI 2019, h. 5).
Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai, angka
kejadiannya 3-4 % dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan. Sebelum
umur kehamilan 28 minggu kejadian presentasi bokong meningkat berkisar 25-30 % dan sebagian
besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Kehamilan letak
sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua, pada usia kehamilan 28-30 minggu
hanya 80% (Gray, C. J., & Shanahan, M. M. (2021) Insiden persalinan letak sungsang meningkat
pada kehamilan ganda.: 25% pada gemelli janin pertama dan 50% pada gemelli janin kedua
(Nugrahantoro et al., 2021).
Adapun penyebab kematian ibu di Indonesia diantaranya karena penyebab langsung dan
tidak langsung, sebagai penyebab langsung adalah perdarahan (42,2%), eklamsia (12,9%), abortus
(11%), infeksi pasca persalinan (9,6%), partus macet (6,5%), anemia (1,6%), penyebab tidak
langsung adalah kehamilan resti (14,1%), kehamilan letak sungsang (2%).
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
(Presentasi Bokong). Pertolongan persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal memerlukan
perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan
kematian bayi (Gray, C. J., & Shanahan, M. M. (2021)
Persalinan dengan letak sungsang dapat mengakibatkan kegawatan pada janin seperti
keracunan air ketuban dan asfiksia, sedangkan pada ibu kemungkinan dapat terjadi robekan jalan
lahir dan terjadinya partus lama sehingga dapat terjadi infeksi. Persalinan dengan letak sungsang
dapat dilakukan per-vaginam apabila pasien bukan merupakan primigravida tua, nilai sosial janin
tinggi (high social value baby), riwayat persalinan tidak buruk (bad obstetric history), janin tidak
besar (tidak lebih dari 3,5 kg), tidak adanya kesempitan panggul dan tidak prematuritas (Utami,
2020).
Dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) diperlukan strategi yang efektif yaitu
meningkatkan upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dapat diberikan adalah dengan asuhan
persalinan normal dengan paradigma baru yaitu dari sikap menunggu dan menangani komplikasi
menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan
mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya (Luthviatin, 2019)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam makalah ini,
adalah kehamilan dengan letak sungsang
C. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan kebidanan dengan letak
sungsang
Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Tanda – tanda kehamilan dengan letak sungsang
b. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang
c. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu hamil dengan letak sungsang
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini dapat dipertimbangkan sebagai bahan bacaan serta pengembangan
pengetahuan dan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap ibu hamil dengan
letak sungsang.
2. Manfaat praktis
a. Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil dengan letak sungsang.
b. Bidan
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil dengan letak
sungsang serta dapat menurunkan kejadian letak sungsang.
c. Ibu dan Keluarga
Hasil makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi ibu dan keluarga dalam
asuhan kebidanan sehingga meminimalkan ibu hamil dengan letak sungsang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak sungsang
slah satu jenisnya yaitu presentasi bokong dengan angka kejadian sekitar 2-4 %. (Gray, C.
J., & Shanahan, M. M. (2021)
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri.
Kejadiannya sekitar 3-4 %, tetapi mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang
tinggi (Kurniawan, A. (2019).
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan dengan kelainan dalam
polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah dengan penunjuk sacrum. Sacrum kanan
depan (RSA = right sacrum anterior) adalah presentasi bokong dengan sacrum janin
ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter bitrochanterica janin berada
pada diameter obliqua dextra panggul ibu (Oxorn, 2010; h. 195).
B. Faktor Resiko
Ada banyak faktor pemicu yang menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang, diantaranya:
a. Persalinan prematur
b. Meningkatnya jumlah persalinan
c. Kehamilan ganda
d. Persalinan sungsang sebelumnya
e. Tumor pelvis
f. Usia melahirkan yang tua
g. Terlalu banyak cairan ketuban (hydramnion) dapat menyebabkan bayi bergerak terlalu
banyak.
h. Terlalu sedikit cairan ketuban (oligohydramnios) dapat menghalangi pergerakan akhir
janin untuk memosisikan kepalanya.
i. Implantasi placenta pada serviks, memberikan terlalu banyak ruang pergerakan untuk
janin pada rahim
j. Hydrocephalus atau pembesaran kepala pada janin, menyebabkan janin sulit berpindah
posisi kepala yang benar saat persalinan.
C. Etiologi
Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang
berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, hydrocephalus, dan janin
besar. Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya kepala janin ke panggul mempunyai
peranan dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan
telah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab malposisi tersebut
baru dinyatakan hanya karena kebetulan saja. (Oxorn, 2010; h. 195).
D. Jenis-jenis letak sungsang
1. Letak bokong murni atau presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris “frank
breech”. Bokong saja yang menjadi bagian depan, sedangkan kedua tungkai lurus ke
atas.
2. Letak bokong kaki atau presentasi bokong kaki di samping bokong teraba kaki,
dalam bahasa inggris “complete breech”. Disebut letak bokong kaki sempurna
atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau salah satu kaki
saja.
3. Letak lutut atau presentasi lutut.
4. Letak kaki atau presentasi kaki, dalam bahasa inggris kedua letak yang terakhir ini
disebut “incomplete breech presentation”(Sastrawinata, 20020; h. 132).
Dari sumber lain jenis presentasi bokong antara lain :
1. Bokong dengan tungkai ekstensi (frang breech) : presentasi dengan pinggul fleksi
dan tungkai ekstensi pada abdomen. Dari kasus presentasi bokong yang terjadi
tujuh puluh persennya adalah jenis ini. Kasus ini banyak terjadi terutama pada
primigravida yang tonus otot uterusnya yang baik menghambat tungkai dan
putaran bebas janin.
2. Bokong footling (footling breech) : hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki
menjadi bagian presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak sepenuhnya fleksi.
Kaki lebih rendah dari bokong.
3. Presentasi lutut : pada posisi ini satu atau kedua pinggul mengalami ekstensi,
dengan lutut fleksi (Myles, 2019 ; h.551).
E. Komplikasi Letak Sungsang
Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh letak sungsang, meliputi :
1. Morbiditas dan mortalitas bayi yang tinggi.
2. Komplikasi segera pada ibu terjadi trias komplikasi :
a. Perdarahan.
b. Trauma persalinan.
c. Infeksi.
3. Komplikasi pada bayi :
a. Perdarahan : Intrakranial.
b. Infeksi pascapartum : Meningitis dan infeksi lainnya.
c. Trauma persalinan : Fraktur ekstremitas, liver ruptura, dan lien ruptura.
d. Aspirasi air ketuban
e. Kematian bayi karena asfiksia berat, perdarahan intrakranial, dan infeksi otak
meningitis (Gray, C. J., & Shanahan, M. M. (2021)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan abdominal antenatal
a. Letaknya adalah memanjang.
b. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis- garis sutura, dan
fontanela. Hasil pemeriksaan negative ini menunjukan adanya mal presentasi
c. Bagian terendah teraba lunak dan irregular. Anus dan tuber ischiadicum terletak pada
satu garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.
d. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba
oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapar dikelirukan kepala oleh karena tulang yang keras.
e. sacrum ada di kuadran kanan depan panggul, dan diameter bitrochanterica ada pada
diameter oblique kanan.
f. Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.
2. Pemeriksaan Ultrasound
Pemeriksaan ultrasound dilakukan untuk memperlihatkan secara lebih jelas pada
presentasi bokong.
3. Pemeriksaan sinar-X
Sinar-X berguna baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk memperkirakan
ukuran dan konfigurasi panggul ibu. Pemeriksaan sinar-X harus dikerjakan pada semua
primigravida dan pada multipara yang mempunyai riwayat penyulit atau bayi-bayi yang
lahirkan sebelumnya kecil semua.
Sinar-X menunjukan dengan tepat sikap dan posisi janin demikian pula kelainan-
kelainan seperti hydrocephalus (Oxorn, 2020 ; h.198).
4. Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilicus dan pada
sisi yang sama dengan punggung. Pada RSA denyut jantung janin terdengar paling keras
di kuadran kanan atas perut ibu. Kadang-kadang denyut jantung janin terdengar di bawah
umbilicus, dalam hal ini maka diagnosis yang dibuat dengan palpasi jaringan dirubah oleh
karena denyut jantung janin terdengar tidak ditempat yang biasa.
5. Pemeriksaan vaginal
a. Bagian terendah teraba tinggi.
b. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis- garis sutura, dan
fontanela. Hasil pemeriksaan negative ini menunjukan adanya mal presentasi
c. Bagian terendah teraba lunak dan irregular. Anus dan tuber ischiadicum terletak pada
satu garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.
d. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba
oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapar dikelirukan kepala oleh karena tulang yang keras.
e. Sacrum ada di kuadran kanan depan panggul, dan diameter bitrochanterica ada pada
diameter oblique kanan.
f. Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan Antenatal
Jika telah terdeteksi presentasi bokong pada usia gestasi 36 minggu atau lebih, maka
harus segera merujuk ke dokter. Presentasi dapat dipastikan dengan hasil
pemeriksaan ultrasound atau sinar-X. Untuk penatalaksaan presentasi bokong
selama kehamilan dokter spesialis obstetrik mengambil keputusan penatalaksanaan
tersebut biasanya ditangguhkan sampai mendekati cukup bulan
a. Versi sefalik eksternal
Pertimbangan versi luar masih mungkin dilakukan dengan syarat :
1) Saat kehamilan
(a) Umur kehamilan sekitar 35-36 minggu.
(b) Masih mudah dilakukan karena air ketuban masih banyak
(c) Bagian terendah belum masuk PAP.
2) Saat inpartu
(a) Pembukaan kurang dari 4 cm.
(b) Ketuban masih intak.
(c) Bagian terendah sudah masuk PAP
2. Penatalaksanaan dalam persalinan
Pada presentasi bokong ada tiga mekanisme persalinan yaitu :
a. Bahu dan tungkai bawah
1) Penurunan
Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanterica telah
melewati PAP. Pada RSA (right sacrum anterior) maka sacrum ada di
kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter bitrochanterica ada
pada diameter obliqua kanan. Oleh karena bokong merupakan pembuka
yang kurang baik dibanding kepala, penurunan berjalan lambat dan
mungkin bokong masih tetap tinggi sampai persalinan sudah berjalan
beberapa lama. Kebanyakan bokong tidak turun sampai pembukaan
lengkap dan ketuban pecah.
2) Fleksi
Untuk memudahkan lewatnya bokong melalui panggul, terjadi
fleksi lateral pada panggul. Panggul depan menjadi bagian terendah.
Apabila presentasi bokong murni, kaki janin dapat menghambat
penurunan bokong kedalam panggul.
3) Putaran paksi dalam
Panggul depan mendapat tahanan dari dasar panggul dan berputar
ke depan bawah kearah garis tengah. Diameter bitrochanterica berputar
45 derajat dari diameter oblique kanan panggul ke anterioposterior.
Sacrum berputar menjauhi garis tengah, dari kuadran kanan depan ke
kanan lintang.
4) Bokong lahir dengan fleksi ke lateral
Panggul depan terbentur di bawah symphysis pubis, terjadi fleksi
ke lateral, dan panggul belakang keluar dan dilahirkan di atas perineum.
Kemudian bokong jatuh ke arah anus dan panggul depan tergelincir
keluar di bawah symphysis.
b. Bahu dan lengan
1) Masuk panggul
Bahu masuk panggul pada diameter oblique kanan panggul, ketika
sacrum berputar menjauhi garis tengah, dari kuadran kanan depan ke
kanan lintang.
2) Putaran paksi dalam
Bahu bedpan berputar di bawah symphysis, dan diameter bisacromialis
berputar 45 derajat dari diameter obliqua kanan ke diameter
anterioposterior. Sacrum mengikuti dari kuadran kanan depan ke kanan
lintang.
3) Bahu lahir dengan fleksi ke lateral
Bahu depan terbentur dibawah symphysis dan bahu belakang dengan
lengan dilahirkan di atas perineum ketika tubuh bayi diangkat ke atas.
Kemudian bayi diturunkan dan bahu depan dengan lengan keluar di
bawah symphysis.
c. Kepala
1) Penurunan dan masuk panggul
2) Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai panggul. Ia mencapai
panggul dengan sutura sagitalis pada diameter oblique kiri. UUK
ada dikuadran kanan depan panggul
3) Fleksi
Fleksi kepala terjadi seperti pada presentasi lain. Penting bahwa
fleksi ini dipertahankan.
4) Putaran paksi dalam
Kepala sampai di dasar panggul dan mengadakan putaran paksi
dalam sehingga ia mencapai PBP dengan sutura sagitalis pada
diameter anterioposterior, dahi pada lengkung sacrum dan UUK di
bawah symphysis. Sacrum berputar kearah pubis sehingga
punggung ada di depan.
5) Kepala lahir dengan fleksi
Diameter-diameternya sama dengan kedudukan UUK depan tetapi
dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar di bawah
symphysis, dan dagu, mulut, hidung, dahi, bregma, dan UUK
dilahirkan di atas perineum dengan gerakan fleksi (Oxorn,2020 ; h.
206).
d. Pertolongan persalinan dalam presentasi bokong
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan
kesabaran dibandingkan dengan pertolongan persalinan presentasi kepala. Selama
terjadi kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang
mengancam kehidupan janin, maka menolong tidak perlu melakukan tindakan yang
bertujuan untuk mempercepat kelahiran janin.
Pimpin Persalinan
a) Cara berbaring :
(1) Litotomi
(2) Semi Fowler
b) Melahirkan bokong :
(1) Mengawasi sampai lahir spontan
(2) Mengait dengan jari
(3) Mengait dengan pengait bokong
(4) Mengait dengan tali sebesar kelingking
c) Ekstrasi kaki :
Ekstrasi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan
cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea).
d) Cara Melahirkan Bahu dan Lengan
(1) Cara Klasik (deventer)
Pegang bokong dengan menggunakan ibu jari berdampingan dengan os
sacrum dan jari lain dilipat paha. Kemidian janin ditarik kea rah bawah,
sehingga scapula berada di bawah simfisis. Lalu lahirkan bahu dan lengan
belakang, kemudian lengan depan.
(2) Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin berada dalam ukuran muka belakang,
tubuhnya ditarik kebawah lalu dilahirkan bahu serta lengan belakang.
Setelah itu janin diputar 90 derajat sehingga bahu depan menjadi bahu
belakang, lalu dikeluarkan seperti biasa.
(3) Cara Muller
Tarik janin vertical kebawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan.
(4) Cara Bracht
Melahirkan bahu lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu
jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki ke
atas lalu bahu lengan belakang dikait menyapu kepala. Bokong
ditangkap, tangan diletakkan pada paha dan sacrum, kemudian janin
ditarik keatas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan
multipara.
(5) Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan bahu depan dengan menarik janin ke
bawah dan menekan dengan dua jari pada scapula. Badan janin
diangkat keatas untuk melahirkan lengan dan bahu belakang dengan
menekan scapula belakang.
b) Melahirkan Kepala
(1) Mauriceau (veit smellie)
Masukkan jari-jari dalam mulut (muka mengarah ke kiri = jari kiri,
mengarah ke kanan). Letakkan anak menunggang pada lengan
sementara tangan lain memegang pada tengkuk, lalu tarik ke bawah
sampai rambut dan kepala dilahirkan. Kegunaan jari dan mulut, hanya
untuk menambah fleksi kepala
G. Cara Pencegahan
Kelainan letak pada ibu hamil merupakan salah satu resiko yang dapat menyebabkan ibu
tidak bisa melahirkan secara normal, untuk ibu kelainan letak pada ibu hamil bisa di
cegah dengan cara sebagai berikut :
1. Senam hamil
Kegiatan senam hamil dapat mencegah kelainan letak pada ibu hamil. Senam hamil
berfungsi untuk merileks kan otot – otot perut
2. Pijatan lembut pada perut ibu
Kegiatan ini dapat memberikan stimulus pada bayi sungsang sehingga bisa kembali
ke posisi normal
3. Melakukan posisi sujud
Metode sujud merupakan salah satu cara untuk mencegah kejadian letak sungsang.
Agar lebih efektif metode sujud dilakukan secara rutin dan teratur dengan cara yang
benar. Ibu hamil bisa melakukan metode ini 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan
sore hari.
4. Berfikir positif
Saat hamil, akan lebih baik jika Mama menghindari aktivitas dan hal-hal yang bisa
memicu stres dan membuat perasaan Mama tidak nyaman.
Ibu hamil hendaknya selalu berpikiran posistif untuk mencegah gangguan pada
janin di dalam kandungan agar tidak menghambat persalinan.
Dengan selalu berpikiran positif maka diharapkan hal tersebut dapat mencegah
terjadinya bayi sungsang.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. DATA SUBYEKTIF

Anamnese : 23-01-2024 Jam : 19:00 WIB Oleh : Evi Maulidatul K

1. Biodata

• Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. A


• Umur : 22 tahun Umur : 30 tahun
• Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam Agama : Islam
• Pendidikan : Smk Pendidikan : Smk
• Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
• Penghasilan : - Penghasilan : 2 juta/ bulan
• Alamat : Jatimulyo Alamat : Jatimulyo

2. Alasan kunjungan saat ini/ keluhan


Ibu mengatakan hamil anak ke-1 usia kehamilan 9 bulan, ibu mengeluh kenceng –
kenceng sejak jam 06;00 (23-01-2024 )
3. Riwayat perkawinan
RIWAYAT PERKAWINAN

Status : Menikah/ belum menikah/ pernah menikah


Kawin ke Umur Lama Jumlah Sebab pisah Sebab Tempat
kawin kawin anak Cerai meninggal meninggal meninggal

1 20th 2th - - - - -

4. Riwayat kebidanan

4.1. Riwayat menstruasi

Siklus Menstruasi : 22 hari

Lama : 7 hari

Bau : khas

Flour Albus : tidak ada

Menarche : 12th

HPHT : 15-04 2023

HPL : 22-01-2024
4.2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Hamil Persalinan Tempat Komplikasi Penolong Keadaan BBl Keadaan L K


ke- Lahir anak a
skrg m B
A I N Su V S R P P R P I H L D B L P B S S M H M a
a n a o i a e a at
/I U ng k C S K M M . f p i k d i / B h i A
u l r t a ki
/ F san m M B H a a p n e n n L L at t S
g
k
P D m s I
r
a
i
1. h a m i l i n i

4.3. Riwayat kehamilan ini / ANC

a. TM I : 1x pkm , 1x pmb ( tablet FE )


b. TM II : 1x pmb (tablet FE )
c. TM III : 3x pmb (tablet FE )

4.4. Riwayat Pemberian TT


TT1/TT2/TT3/TT4/TT5

4.5. Penyuluhan yang sudah di dapat

- memenuhi gizi seimbang

- konsumsi ATIKA

5. Riwayat kesehatan
• Bumil
Ibu mengatakan tidak mengalami penyakit menular ( HIV/AIDS, malaria , DBD),
Menurun ( Hipertensi , Diabetes,) Gemeli
• Suami
Suami mengatakan tidak mengalami penyakit menular ( HIV/AIDS, malaria ,
DBD), Menurun ( Hipertensi , Diabetes,) Gemeli
• Keluarga
Keluarga mengatakan tidak mengalami penyakit menular ( HIV/AIDS, malaria ,
DBD), Menurun ( Hipertensi , Diabetes,) Gemeli

6. Riwayat psikososial budaya


-. Slametan 7 bulanan
7. Pola kehidupan sehari – hari ( sebelum hamil dan saat hamil ) • Pola nutrisi
• Sebelum hamil : Makan : 3x/hari
Minum : 6-7 gelas/ hari
• Saat hamil : Makan :3-4x/ hari
Minum : 8-10 gelas/ hari
• Pola eliminasi : BAB : 1X/hari
BAK : 5-6x /hari
• Pola aktifitas : Memasak, Mencuci baju, Membersihkan Rumah
• Pola istirahat/ tidur : Siang : 1 jam/hari
Malam : 7 jam / hari
• Personal hygine : Mandi : 2x/hari
Keramas : 3x/ minggu
• Hubungan seksual : Tidak dikaji

II. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan umum
• Kesadaran : compos mentis
• KU : baik
• Antropometri

BB sblm hamil : 40kg

BB saat ini : 59,6 kg

TB : 151 cm

Lila : 24 cm

• TTV

TD : 110/80 mmhg S : 37 c

RR : 20x/menit N : 88x/menit

2. Pemeriksaan fisik
• Bentuk tubuh : Lordosis -
• Kulit : ikterus -, anemis -
• Muka : simetris
• Mata : simetris, anemis -
• Hidung : polip-, secret-
• Telinga : serumen-
• Mulut : stomatitis-. Merah muda
• Gigi : caries gigi-
• Leher : pembesaran kelenjar tyroid-, limfe-, vena jugularis-
• Dada : retraksi dada-
• Payudara
• Bentuk : simetris
• Areola : hyperpigmentasi +/+
• Puting susu : menonjol +/+
• Keluaran : colostrum -/-

• Perut
• Strie : linea alba
• Linea : linea nigra
• Pembesaran : sesuai UK
• Bekas luka : Tidak ada
• Vulva
• Warna : merah muda
• Luka : tidak ada
• Keluaran : lendir bercampus darah
• Varises : tidak ada
• Odema : tidak ada
• Anus
• Haemoroid : tidak ada
• Varises : tidak ada
• Ekstremitas
• Atas : simetris +/+, odem -/-
• Bawah : simetris +/+, odem -/-
3. Pemeriksaan khusus
• Palpasi
 Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX (30cm), teraba keras budar melenting
pada perut atas ibu (kepala )
 Leopold II : teraba keras seprti papan diperut kanan ibu (puka)
 Leopold III : teraba bundar lunak diperut bawah ibu (bokong)
 Leopold IV : Divergen
• Akuskultasi : Djj : 146x / menit
• TBJ : (30-11)x155 : 2945 gram
4. Pemeriksaan penunjang
a. Darah :
b. Urine :
• Albumin :
• Reduksi :

c. Pemeriksaan lab lainnya :

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Kamis, 06 April 2021
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Nalumsari 1
Data Subyektif
1. Biodata
1.1 Biodata pasien
Nama : Ny”L”
Umur : 25 tahun
Nikah : 1 kali
Suku /Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Blimbingrejo rt. 04 rw 04
2.2 Biodata Penanggung jawab/Suami
Nama : Tn”L
Umur : 27 tahun
Suku /Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Blimbingrejo rt. 04 rw 04
No Telpon : 085641456021
2. Keluhan utama (06 April 2021)
Ibu datang dengan keluhan perut bagian atas terasa penuh dan gerakan janin lebih sering
di bawah.
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan dahulu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Asma, diabetes
dan hipertensi.
- Riwayat kesehatan sekarang
Ibu datang dengan keluhan perut bagian atas terasa penuh dan gerakan janin lebih
sering di bawah.
- Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
menderia penyakit menular (TBC, hepatitis) dan menurun (Asma, diabetes, dan
hipertensi), tidak ada riwayat kembar dan kecacatan.
3. Riwayat perkawinan
- Menikah pada usia 24 tahun
- Menikah 1 kali
- Lama menikah 1 tahun
4. Riwayat obstetri
- Riwayat Menstruasi
▪ Menarche : 12 tahun
▪ Siklus : 28 hari
▪ Perdarahan : normal
▪ Dysmenorrhea : tidak dismenorea
▪ Flour / albus : tidak ada
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
▪ Ibu mengatakan baru hamil pertama kali.
▪ Kehamilan : -
▪ Persalinan : -
▪ Nifas : -
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas sekarang
a. Umur kehamilan : 33 Minggu
b. HPHT :
HPL :
c. Periksa hamil : 5x
TM I : 1 x UK 2 bulan dengan keluhan pusing dan
mual. Obat : Paracetamol 3x1, Antasid 3x1,
Vit. B6 3x1. Konseling: KIE gizi ibu hamil
TM II : 2x
- UK 4 bulan, tidak ada keluhan. Obat : Fe
1x1 (malam), Kalk 1x1 (pagi), Vitamin C
1x1 (malam). Konseling : KIE imunisasi
TT
- Uk 5 bulan, tidak ada keluhan. Obat : Fe
1x1 (malam), Kalk 1x1 (pagi), Vitamin C
1x1 (malam). Konseling : KIE tanda
bahaya pada ibu hamil.
TM III : 2x
- UK 7 bulan, tidak ada keluhan. Obat : Fe
1x1 (malam), Kalk 1x1 (pagi), Vitamin C
(1x1) malam.
- UK 8 bulan, tidak ada keluhan. Obat : Fe
1x1 (malam), Kalk 1x1 (pagi), Vitamin C
(1x1) malam. konseling tentang persiapan
persalinan
d. Pemeriksaan Laborat Tanggal 24 Februari 2021
GOLDA :B
Hb : 12,2 gr%
GDS : 92 mgdl
Protein Urin : Negatif
VCT : NonReaktif
HBSAG : Negatif
Sypilis : Negatif
e. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT sebelum
menikah
f. Kebiasaan
Minum jamu : ibu mengatakan tidak pernah minum jamu
sebelum dan selama hamil.
Merokok : ibu mengatakan tidak pernah menjadi
perokok aktif sebelum dan selama hamil.
Obat – obatan tertentu : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-
obatan selamma hamil kecuali obat vitamin
yang diberikan bidan atau dokter.
g. Gerakan janin: ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin sejak umur
kehamilan 4 bulan.
h. Rencana persalinan dimana : ibu mengatakan rencana persalinan di Puskesmas
Nalumsari 1.
6. Riwayat Keluarga Berencana
6.1 Pernah KB : Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah ikut KB.
6.2 KB yang digunakan : -
6.3 Berapa lama menggunakan KB : -
6.4 Jika sudah tidak KB, alasannya : -
6.5 Rencana yang akan datang ingin kontrasepsi : KB suntik 3 bulan
6.6 Alasannya : Karena KB suntik 3 bln aman bagi ibu menyusui
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
7.1 Pola Nutrisi :
Selama hamil :
Ibu mengatakan makan 3x sehari, jenis nasi + lauk pauk + sayur, porsi 1 piring dan
minum 6-7 gelas perhari, jenis air putih + teh, makanan selingan kerupuk dan buah,
makanan pantangan tidak ada.
7.2 Pola eliminasi
Selama hamil : ibu mengatakan BAK 5x sehari, konsistensi cair, warna kekuningan
dan tidak ada keluhan, serta BAB 1x sehari BAB 1x sehari konsistensi lembek warna
oklat keemasan dan tidak ada keluhan.
7.3 Pola aktivitas
Selama hamil : ibu mengatakan dirumah melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga
sendiri seperti masak, menyapu dan mencuci
7.4 Pola istirahat
Selama hamil : ibu mengatakan istirahat tidur siang selama ±1 jam sehari dan
istirahat tidur malam selama ± 8 jam sehari
7.5 Personal Hygiene
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian
2 x sehari, keramas 2x seminggu
7.6 Pola seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual tanpa keluhan.
8. Psikososiospiritual
8.1 Tanggapan ibu terhadap dirinya : ibu mengatakan perut bagian atas terasa penuh dan
gerakan janin lebih sering di bawah.
8.2 Respon keluarga terhadap keadaan ibu : ibu mengatakan , suami dan keluarganya
sangat mendukung selama proses kehamilan
8.3 Ketaatan beribadah :ibu mengatakan taat beribadah
8.4 Pengambilan keputusan di dalam keluarga : ibu mengatakan pengambil semua
keputusan dalam keluarga adalah suaminya.
8.5 Pemecahan masalah : ibu mengatakan dalam memecahkan masalah keluarga dengan
cara berdiskusi dengan suaminya
8.6 keadaan lingkungan : ibu mengatakan keadaan lingkungannya mendukung dengan
kehamilannya saat ini

2. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum (06 April 2021)
1.1 Keadaan umum : baik
1.2 Tingkat kesadaran : composmentis
1.3 Antropometri :
Berat badan : 62 kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 25 cm
1.4 Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38 0 C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
2. Status Present
Kepala : Mesochepal
Rambut : bersih, warna hitam lurus
Mata : bersih, simetris ,sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : bersih, simetris, tidak ada sekret abnormal, tidak ada polip,
Mulut : bersih, bibir lembab, gigi tidak karies, tidak epulsi
Telinga : bersih, tidak ada serumen abnormal, pendengaran baik.
Muka : bersih, tidak pucat dan oedem.
Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan
vena jugularis.
Dada : bersih, simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi
dinding dada
Mammae : bersih, simetris, ada pembesaran, tidak ada benjolan,
puting susu menonjol, belum ada pengeluaran
Abdomen : Inspeksi : terdapat linea nigra, striae alba dan tidak
terdapat luka bekas operasi
Palpasi :
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat, lunak
Leopold II : teraba keras, memanjang (PUKI)
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : konvergen
DJJ terdengar kuat dan jelas di kuadran kiri perut bagian
atas ibu dengan frekuensi 142x/menit secara teratur
Genetalia : Tidak ada kelainan, tidak ada oedem
Ekstremitas Atas : bersih simetris, tidak ada oedem
Ekstremitas bawah : bersih simetris, tidak ada varises, Tidak ada kelainan, tidak
ada oedem
Kulit : bersih, turgor baik
Tulang belakang : posisi tulang punggung normal, ada pegel-pegel pada
pinggang
Anus : tidak ada haemoroid

3. Status Obstetri
3.1 Inspeksi
Muka : bersih tidak anemis dan ada oedema
Mammae : bersih, simetris, puting menonjol dan sudah ada
pengeluaran asi
Abdomen : Inspeksi : terdapat linea nigra, striae alba dan tidak
terdapat luka bekas operasi
Palpasi :
Leopold I : TFU 28 cm, teraba lunak
Leopold II : teraba keras, memanjang (PUKI)
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : konvergen
DJJ terdengar kuat dan jelas di kuadran kiri perut bagian
atas ibu dengan frekuensi 142x/menit secara teratur
Ekstremitas bawah : bersih simetris, tidak ada varises, tidak ada kelainan, tidak
ada oedem
3.2 Palpasi
- Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat, lunak
Leopold II : teraba keras, memanjang (PUKI)
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : konvergen
- Reflek patella kanan dan kiri : (+)
- Auskultasi : DJJ terdengar kuat dan jelas di kuadran kiri perut bagian atas ibu dengan
frekuensi 142x/menit secara teratur
1. Pemeriksaan Penunjang
1.1 hasil pemeriksaan laboratorium :
1. Hb : 12,2 gr%
2. Protein Urine : Negatif
1.2 hasil USG : tunggal, hidup, presentasi sungsang (bokong), usia
kehamilan 33-34 minggu, jk : perempuan, TBJ: 2500 gram.
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. L G1P0A0, Usia 25 tahun, hamil dengan Letak sungsang di Puskesmas
Nalumsari 1
Dasar :
Data subyektif
1. Ibu hamil dengan umur kehamilan 33 minggu
2. Ibu menyatakan usianya 25 tahun
3. Ibu merasakan perut bagian atas terasa penuh dan gerakan janin lebih sering di bawah.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38 C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
2. Status present
Abdomen : Inspeksi : terdapat linea nigra, striae alba dan tidak
terdapat luka bekas operasi
Palpasi :
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat, lunak
Leopold II : teraba keras, memanjang (PUKI)
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : konvergen
DJJ terdengar kuat dan jelas di kuadran kiri perut bagian
atas ibu dengan frekuensi 142x/menit secara teratur
Ekstremitas bawah : bersih simetris, tidak ada varises, tidak ada kelainan, tidak
ada oedem
3. Pemeriksaan penunjang :
Masalah : Letak Sungsang
Dasar : Palpasi abdomen
DJJ terdengar di kuadran kiri perut bagian atas
Hasil USG
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
Letak Sungsang
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu kondisi hasil pemeriksaan.
2. Anjurkan Ibu untuk melakukan posisi sujud (genu pectoral)
3. Jelaskan ibu tentang tanda bahaya ibu hamil TM III
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil
VI. IMPLEMENTASI
Kamis, 06 April 2021
Jam : 11.00 wib
1. Memberitahu ibu kondisi hasil pemeriksaan.
a. Keadaan umum : baik
b. Tingkat kesadaran : composmentis
c. Antropometri :
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 25 cm
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38 C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
2. Menganjurkan Ibu untuk melakukan posisi sujud ( genu pectoral ), sehingga bisa
merubah posisi bayi
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya TM III sehingga dapat mendeteksi dini
adanya komplikasi
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup sehingga kondisi ibu dapat terjaga dan
dapa merelaksasikan otot –otot tubuh
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil untuk melenturkan otot panggul
sehingga dapat memperlancar proses persalinan.
VII. EVALUASI
Kamis, 06 April 2021
Jam 11.20 wib
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya saat ini
2. Ibu bersedia untuk melakukan posisi sujud ( genu pectoral )
3. Ibu telah mengerti tentang tanda bahaya TM III
4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
5. Ibu bersedia untuk melakukan senam hamil
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.N Usia 22 tahun G1P0A0
dengan letak sungsang di RSd Soebandi , maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang telah
melakukan pengkajian dan hasil pengkajian tersebut meliputi data subjektif dan data
objektif.
2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang penulis
dapat mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan diagnosa yang didapat yaitu
Ny.N Usia 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu dengan letak sungsang.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang penulis
tidak menemukan tindakan segera karena sungsang tidak bisa segera mungkin
mengatasi sungsang.
4. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan sungsang penulis membuat
rencana sesuai kebutuhan pasien
5. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan sungsang penulis
melakukan asuhan sesuai perencanaan
6. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang hasil
evaluasi berjalan dengan baik sesuai dari pencapaian maksimal dari penatalaksanaan.

B. SARAN
1. Diperlukan keterlibatan keluarga untuk lebih memfokuskan perhatian pada pasien terhadap
kondisi ibu
2. Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan, diharapkan senantiasa berusaha
untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam melakukan pelayanan kesehatan
yang lebih professional.
3. Bidan diharapkan mampu mendeteksi dini adanya tanda bahaya pada kehamilan
4. Sebagai bidan diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara petugas lain ( dokter,
perawat, dan semua bidan ) untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan yang
lebih baik dan lebih professional.
DAFTAR PUSTAKA
Gray, C. J., & Shanahan, M. M. (2021). Breech Presentation. Operative Obstetrics,
Second Edition, 297–321

Rukiyah. 2010. Letak Sungsang. Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan Letak Sungsang. Jakarta: EGC.

Sriyanti, 2016. Standar Asuhan Kebidanan: Jakarta:EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta:EGC

Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Sulistywati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika

Sarwono, Prawirohardjo. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo

Saifuddin, Abdul Bari, Prawirohardjo. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Jakarta : YBP-SP.

Sudarti. 2011. Patologi Kehamilan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Jakarta : Sang Media

Norma, Nita. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai