Anda di halaman 1dari 49

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di:https://www.researchgate.net/publication/327601600

PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO, Sumber energi masa depan

Buku· September 2018

KUTIPAN BACA
1 3.799

1 penulis:

Lory Marcus Parera


Politeknik Negeri Ambon

3PUBLIKASI3KUTIPAN

LIHAT PROFIL

Semua konten setelah halaman ini diunggah olehLory Marcus Parerapada 12 September 2018.

Pengguna telah meminta penyempurnaan file yang diunduh.


Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan dengan judul “Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro”.
Maluku, merupakan provinsi yang terletak di bagian timur nusantara di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia perlu mendapat perhatian penelitian mengenai sumber energi terbarukan
khususnya tenaga air yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik skala kecil. Sumber energi
alternatif khususnya energi air jika bisa dipetakan harus menjadi kontribusi bagi daerah agar
kedepannya juga dapat terintegrasi dengan pembangkit lain. Penulisan buku merupakan bagian dari
jurnal internasional yang telah diterbitkan dan menjadi perhatian salah satu penerbit buku agar
penulis dapat menerbitkan karya penulisan buku tersebut.

Penulis buku ini merupakan karya pertama dalam menulis buku yang dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam pembelajaran menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak yang perlu disempurnakan sehingga

penulis sangat membutuhkan banyak masukan untuk melengkapi kekurangannya. dalam menulis tesis ini.

3
Isi
____________

1. Perkenalan
1.1. Ringkasan 6

2. Pembangkit Listrik Tenaga Air Dasar 8


2.1. Potensi energi baru terbarukan 8
2.2. Klasifikasi Proyek Tenaga Air 9
2.3. Teknologi Mikro Hidro 10
2.4. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro 10
2.5. Gardu listrik 10
2.6. Metode pengukuran debit air 11
2.6.1. Pengukuran Debit Langsung: Metode Bendungan Bendungan 11
2.6.2. Metode Ember 12
2.6.3. Pengukuran Debit Tidak Langsung 13
2.6.4. Metode Mengambang 13
2.6.5. Meteran Saat Ini 14

3. Potensi Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air 16


3.1. Peta dan Pemetaan 16
3.2. Sistem koordinasi 16
3.3. Sistem Informasi Geografis 17
3.4. Penentuan Lokasi Desa 18
3.5. Analisis Citra Satelit dengan Model Elevasi Digital 18
3.6. Penggunaan aplikasi DEM 19
3.7. Metode Ilmiah 20
3.7.1. Metode Pengukuran Debit Air 20
3.7.2. Metode Probabilitas Hujan 22
3.7.3. Daerah aliran sungai 23
3.7.4. Debit Andalan 24

4. Bangunan Sipil 25
4.1. Intake DAM 25
4.2. Ketinggian Bendungan 25
4.3. Struktur Asupan 26
4.4. Bak Pengendapan 27
4.5. pendahuluan 27

4
4.6. penstock 28

5. Sistem Kelistrikan 30
5.1. Pembangkit AC 30
5.2. Transformator dan Distribusi 32
5.3. Kontrol Sistem 34

6. Sistem Mekanik 34
6.1. Turbin Hidrolik 34
6.2. Impuls Turbin 34
6.2.1. Turbin Turgo 36
6.2.2. Aliran Silang Turbin 36
6.3. Reaksi Turbin 36
6.3.1. Baling-Baling Turbin 37
6.3.2. Turbin Kaplan 37
6.4. Kriteria Pemilihan Turbin 37
6.5. Air Terjun Tinggi 37
6.6. Rentang Debit Melalui Turbin 38
6.7. Efisiensi Turbin 40
6.8. Peralatan listrik 40

7. Pengoperasian dan Pemeliharaan 41


7.1. Operasi 41
7.2. Pemeliharaan 44
7.3. Rekaman 44

8. Pengelolaan Tenaga Mikrohidro 45


8.1. Pengelolaan 45
8.2. Perencanaan 45
8.3. Organisasi 46
8.4. Arahan 46
8.5. Pengawasan 47
BIBLIOGRAFI 48
BIOGRAFI PENULIS 50

5
Bab 1
Perkenalan
____________

1.1. Ikhtisar

Di Indonesia penyediaan energi listrik dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara yang bersumber dari
berbagai jenis sumber listrik seperti pembangkit listrik, pembangkit listrik tenaga uap, dan
pembangkit listrik tenaga air. Namun kekuatan sumbernya belum mampu menjangkau seluruh
masyarakat secara keseluruhan, terutama masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan kepulauan,
terbengkalai dan tidak terkuburnya pusat tenaga listrik, rendahnya kebutuhan listrik di beberapa
daerah, mahalnya biaya pembangunan sistem penyediaan tenaga listrik, dan terbatasnya
kemampuan finansial menjadi faktor penghambat. untuk penyediaan Energi Listrik skala nasional.

Sumber energi bahan bakar seperti minyak bumi dan batu bara tentunya masih memiliki beberapa
kelemahan, seperti tidak terbarukan dan bersifat polutan atau mencemari lingkungan. Energi ini akan habis
jika penggunaannya dilakukan secara terus menerus.
Secara geografis wilayah kepulauan mempunyai potensi sumber energi air untuk pembangkit listrik
tenaga mikrohidro namun belum dimanfaatkan secara optimal. Prospek pengembangan sumber daya air
mempunyai peluang yang besar dan strategis karena merupakan sumber energi yang bersih, ramah
lingkungan, dan berkelanjutan sehingga pengembangannya akan memberikan kontribusi besar terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan tenaga listrik, kebijakan pemanfaatan potensi


pengembangan sumber daya air dilakukan dengan tujuan agar pengelolaan potensi daerah
dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam hal ini akan dikaji potensi energi air agar dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Di sisi lain
dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai teknologi pembangkit listrik skala
kecil.
Mikrohidro merupakan salah satu pembangkit listrik yang memanfaatkan energi air skala kecil
sebagai media pembangkit energi listrik. Mikrohidro juga merupakan pembangkit tenaga listrik yang
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi udara.
Tulisan ini berawal dari pemetaan potensi sumber energi air mengingat belum tersedianya
data lengkap mengenai potensi air sungai sebagai pembangkit listrik mikro. Pemetaan potensi
energi air untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro dilakukan dengan cara

6
sistem informasi geografis yaitu sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data.

Di wilayah kepulauan dengan sungai yang potensi airnya belum dikaji untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik. Selain itu, masih terdapat desa atau dusun yang belum menikmati
listrik seperti masyarakat di perkotaan. Salah satu faktornya adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat untuk memanfaatkan potensi sungai sebagai sumber energi terbarukan untuk
pembangkit listrik.
Jika listrik tersedia dalam jumlah dan kualitas yang memadai di desa, diharapkan dapat
mempercepat pemulihan perekonomian masyarakat sehingga mendukung laju pembangunan di
berbagai sektor. Salah satu kendala dalam memacu pertumbuhan pembangunan daerah khususnya di
pedesaan adalah belum tersedianya fasilitas listrik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan
dipetakan potensi perairan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro di kepulauan Maluku,
sehingga akan diperoleh data untuk pengembangannya di masa yang akan datang.
Dari hasil pemetaan ini akan dapat diketahui potensi energi air dari sungai yang dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik skala kecil. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
suatu sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk digunakan sebagai wahana
untuk menangkap, menyimpan, memodelkan, mengambil, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan data spasial georeferensi dengan perkalian peta..
Pemetaan GIS adalah peta geografis sederhana dari lokasi dunia nyata, kemudian sejumlah
dataset ditambahkan ke peta dasar untuk membentuk lapisan peta tambahan. Pengguna dapat
mengubah jumlah informasi yang dapat mereka lihat di peta, serta memperbesar dan
memperkecil. Keuntungan menggunakan GIS adalah data geospasial disimpan dalam format
standar, revisi lebih mudah, data dan informasi geospasial lebih mudah dicari, dianalisis dan
disajikan, data geospasial dapat dibagikan dan dipertukarkan secara bebas.
Pemetaan dalam penelitian ini lebih mengarah pada pemetaan potensi energi air untuk
pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik skala kecil. Pemetaan GIS
memungkinkan pengambil kebijakan, perusahaan utilitas untuk menentukan lokasi mana yang lebih
tepat untuk pengembangan potensi energi air untuk pembangkit listrik mikro.

7
Bab 2
Dasar Pembangkit Listrik Tenaga Air

______________

2.1. Potensi energi baru terbarukan

Wilayah Indonesia yang luas mengandung berbagai potensi energi yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Potensi energi adalah energi primer atau energi
fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara serta potensi energi terbarukan atau energi
alternatif seperti air, panas bumi, mini/mikro hidro, tenaga surya, tenaga angin bahkan
uranium.
Potensi pembangkit listrik tenaga air di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai
845,00 juta SBM (Barrels of Oil Equivalent) atau setara dengan 75,67 GW. Dari jumlah
tersebut, dapat dimanfaatkan sebesar 6.851,00 GWh dengan kapasitas terpasang 4.200 MW.
Potensi tersebut tersebar di Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku. Penggunaan air skala besar
hanya 5,55%. (Pena Cetak Biru 2005-2025. Dep. ESDM)
Menurut Buku Putih Kementerian Negara Riset dan Teknologi (2006),
penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali pembangkit listrik tenaga air,
karena biaya produksinya belum kompetitif dibandingkan energi konvensional.
Secara umum harga listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit
listrik tenaga angin, panas bumi dan pembangkit listrik energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar minyak (bersubsidi) kecuali pembangkit listrik tenaga air. Hingga tahun
2005, kapasitas energi terbarukan baru dan terpasang hanya sekitar 3,0% dari potensi yang ada.
Pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 54 MW memerlukan kebijakan nasional jangka panjang di
bidang energi yang dapat mengatasi beberapa tantangan utama yang dihadapi masyarakat Indonesia
dalam mewujudkan pasokan energi berkelanjutan. Penyediaan energi berkelanjutan mencakup
perluasan akses terhadap pasokan energi yang memadai, andal, dan terjangkau dengan
memperhatikan seluruh infrastruktur energi yang diperlukan dan dampak lingkungan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian perencanaan energi yang dapat memberikan kepastian pasokan energi
berkelanjutan.
Peta jalan pengembangan sektor mikrohidro 2005 - 2025 mengacu pada penelitian dan
pengembangan, peluang pasar, kebijakan dan inisiatif yang melibatkan peran pemerintah dan
industri. Untuk penelitian dan pengembangan, peran pemerintah adalah mengembangkan sistem dan
sistem pengendalian PLTMH yang dihasilkan secara lokal, mengembangkan turbin PLTMH yang efisien
dan mengembangkan sistem berkapasitas 750 kW, memperbarui data potensi pembangkit listrik
tenaga air di daerah tersebut dan membuat studi kelayakan pembangkit listrik tenaga air. peranan
industri, pengembangan turbin, generator dan sistem kendali pembangkit listrik tenaga air.

8
Untuk peluang pasar, peran pemerintah adalah membangun pusat informasi dan informasi
terpadu di tingkat provinsi/kabupaten sebagai bagian dari promosi, bekerjasama dengan industri
perbankan dan keuangan untuk mendorong pendanaan industri ketenagalistrikan berbasis
pembangkit listrik tenaga air, peran tersebut Salah satu upaya industri adalah menciptakan
model bisnis ketenagalistrikan berbasis pembangkit listrik tenaga air yang baik grid off (stand
alone) dan terintegrasi dengan jaringan terkoneksi bekerjasama dengan bank dan lembaga
keuangan untuk mencapai target pemanfaatan jaringan 150 MW, jaringan off-grid 50 MW.
dipasang. Untuk kebijakan dan inisiatif, peran pemerintah adalah dengan menetapkan target
pemanfaatan PLTMH sebesar 0,22% dari gabungan energi nasional dan peran industri yang
memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong keluarnya sistem dukungan
finansial yang lebih kondusif bagi pembangkit listrik tenaga air. pembangkit listrik.

2.2. Klasifikasi Proyek Tenaga Air.


Proyek pembangkit listrik tenaga air secara umum dikategorikan menjadi dua bagian:

1. Tenaga air skala kecil

2. Tenaga air yang tinggi

Beberapa negara lain mengikuti kategori berbeda dalam menetapkan batas atas pembangkit
listrik tenaga air kecil dengan kisaran daya 5-50 MW. Namun di seluruh dunia tidak ada konsensus
mengenai definisi pembangkit listrik tenaga air. Beberapa negara seperti Portugal, Spanyol, Irlandia,
Yunani dan Belgia menganggap 10 MW sebagai batas atas kapasitas terpasang.
Di Inggris, batas pembangkit listrik tenaga air kecil umumnya 20 MW. India mendirikan proyek pembangkit listrik

tenaga air dengan kapasitas hingga 20 MW sebagai proyek pembangkit listrik tenaga air kecil. Meskipun beberapa

negara memiliki kriteria klasifikasi pembangkit listrik tenaga air yang berbeda, namun klasifikasi umum

pembangkit listrik tenaga air adalah sebagai berikut.

Meja. 2.1. Klasifikasi kapasitas daya


Jenis Kapasitas
Kekuatan besar Lebih dari 100 MW
Kekuatan sedang 15-100 MW
Kekuatan kecil 1-15 MW
Mini hidro 200kW – 1MW
Mikro hidro 5kW – 200kW
Piko hidro Dari beberapa ratus watt - 5 kW

Pusat pembangkit listrik tenaga air kecil dikelompokkan berdasarkan ukuran head atau tinggi terjun pada
turbin. Klasifikasi umumnya adalah sebagai berikut.

9
Meja. 2.2. Klasifikasi kepala
Jenis Rentang Kepala

Tinggi Kepala Di atas 100 m


Kepala Tengah 30 - 100 m
Kepala Rendah 2 - 30 m

2.3. Teknologi Mikro Hidro.


Pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber energi terbarukan yang tidak menimbulkan
polusi dan ramah lingkungan. Kekuatan air didasarkan pada konsep sederhana. Air bergerak
mengelilingi turbin, turbin mengubah generator dan menghasilkan generator listrik.
Banyak komponen lain yang digunakan dalam sistem ini tetapi semuanya berasal dari daya
kinetik pergerakan air. Pemanfaatan air yang jatuh dari ketinggian sudah lama dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Energi terbarukan adalah cara tertua yang diketahui manusia untuk konversi tenaga
mekanik dan pembangkit listrik

2.4. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Pembangkit listrik dari air bergantung pada kombinasi head dan ketinggian aliran.
Keduanya harus tersedia untuk menghasilkan listrik. Air dialirkan dari sungai ke pipa,
kemudian menuruni bukit dan dialirkan melalui turbin. Penurunan vertikal/head
menciptakan tekanan pada bagian bawah pipa.
Air bertekanan yang keluar dari ujung pipa menimbulkan gaya yang menggerakkan
turbin. Turbin pada gilirannya berputar dan menggerakkan generator yang menghasilkan
listrik. Tekanan air atau penurunan tinggi disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara air
dan saluran masuk turbin. Kepala dapat dinyatakan sebagai jarak, atau sebagai tekanan.

Head netto merupakan tekanan yang ada pada turbin pada saat air mengalir, yang
akan selalu lebih kecil dibandingkan dengan tekanan pada saat aliran air mati (head
static) akibat adanya gesekan antara air dengan pipa. Diameter pipa juga mempengaruhi
clean head. Debit adalah jumlah air yang tersedia, dan dinyatakan dalam volume meter
kubik per detik (m3/s), atau liter per menit (l/s). Aliran desain adalah aliran maksimum di
mana sistem pembangkit listrik tenaga air dirancang.

2.5. Gardu listrik

Peran skema pembangkit listrik tenaga air kecil adalah untuk melindungi peralatan
elektromekanis yang mengubah energi potensial air menjadi listrik. Jumlah, jenis dan
kekuatan turbo generator, skema head dan konfigurasi geomorfologi akan
menentukan bentuk dan ukuran bangunan.

10
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini, peralatan berikut akan ditampilkan pada
pembangkit listrik di rumah listrik.
Gambar dibawah ini Apakah skema pembangkit listrik untuk skema low head ? Substruktur
merupakan bagian bendungan yang memanifestasikan aliran daya dengan sumbu vertikal
dari turbin ke generator.
Pada skema head menengah dan tinggi,
lihat Gambar di samping, masuknya
pipa penstock dan tailrace untuk
dialirkan ke turbin menuju generator
berikutnya untuk menghasilkan listrik.

2.6. Metode pengukuran debit air


Perancangan skema PLTMH memerlukan pengetahuan mengenai jumlah debit
dan mengubah waktu aliran sungai di lokasi yang dipilih. Sungai yang diusulkan
untuk pemasangan MPH sangat jarang tercakup dalam jaringan hidrometri dan data
jumlah debit sungai sangat jarang tersedia.
Walaupun teknik pendugaan debit pada lokasi tanpa pos pengukuran dapat dilakukan
namun tetap harus dilakukan pengukuran debit pada lokasi yang direncanakan minimal satu
tahun atau musim kemarau. Hal ini akan memberikan setidaknya beberapa data untuk
pemeriksaan ulang perhitungan hidrologi dan perkiraan debit. Hal itu mungkin sudah ada
dari pengukuran pengukuran yang jauh dari lokasi MPH yang pola alirannya berbeda.

2.6.1. Pengukuran Debit Langsung: Metode Bendungan Bendungan

Metode bendungan digunakan pada sungai-sungai kecil (B <6 m) yang konstruksi bendungannya

menggunakan material lokal (kayu), karena lebih ekonomis. Setelah terpasang, bendungan merupakan cara

mudah untuk mencatat data debit dalam jangka waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tanpa banyak

usaha, pengukuran dengan tongkat ukur setiap hari dapat dilakukan oleh warga (misalnya guru) atau Petugas di

pos pemerintahan dan tidak memerlukan kehadiran tenaga ahli.

Bendungan yang paling umum digunakan adalah


bendungan tepi lancip (Crested sharp) berbentuk
persegi atau V. Bendungan Vnotch atau Bendung
Thomson digunakan untuk debit yang berkisar
antara 1 hingga 120 l/detik sedangkan
bendungan dengan bendungan digunakan untuk
debit di atas 120 l/s. Pendekatan kecepatan air
harus rendah (<0,15 m/s);
11
Hal ini bisa didapat jika bendungan bisa membuat kolam kecil di bagian hulu. Cekungan dan
saluran/pinggir sungai harus cukup jauh dari lumpur, sehingga formula bendungan yang
penuh dapat rusak.
Batas penerapan bendungan Thomson diperpendek sebagai berikut:
Thomson Weir Terhubung Sepenuhnya
jam / hal < = 0,4
jam / B < = 0,2
0,05m< hl =0,38
P > = 0,45 m
Bl > = 0,90 m

Bendungan berukuran persegi(Bendung Jambul Tajam Persegi Panjang)


Lebar bendungan dipilih sehingga head h1 tetap berada dalam batas yang ditunjukkan di bawah
ini untuk semua debit yang akan diukur.
Bendung jambul tajam berbentuk persegi panjang

B – b >= 4 jam
jam / hal <= 0,5
jam / b <= 0,5
0,07 m <= hl <= 0,60 m
b >= 0,30 m
p >= 0,30 m

Debit melalui bendungan persegi


panjang jambul tajam ditentukan
dengan rumus berikut:
2 1.5
Q-Ce3 2gbeHe

Di mana :
Q = debit dalam m³/s.
Ce = koefisien debit efektif sesuai Tabel H4 di bawah. be = lebar puncak
efektif be = b + kb (dengan b = puncak bendungan dalam m dan kb =
faktor koreksi sesuai Gambar H5 di bawah)
dia = kepala efektif; dia = h + 0,001 m (dengan h = kepala dalam m)

2.6.2. Metode Ember


Metode ini cocok untuk mengukur debit kecil hingga debit sangat kecil (Q
<5 l/s) Cocok untuk instalasi pico hidrolik; Debit penuh sungai Q adalah

12
diarahkan ke dalam Bucket atau ember dengan volume V [liter] yang diketahui dan waktu t [detik] untuk
waktu pengisian. Rumus untuk menentukan debit sungai adalah sebagai berikut :
ay
Q-
T
Mengkalibrasi bucket sangatlah penting. Gunakan botol
yang volumenya diketahui dan hitung jumlah botol yang
Anda perlukan untuk mengisi wadah tersebut hingga
tanda yang berbeda. Jika ada timbangan, timbang ember/
ember yang berisi air dan tentukan volumenya. Drum
minyak berkapasitas 200 liter juga dapat digunakan untuk
pembuangan yang lebih banyak
(Q <50 l/s) namun persiapan (misalnya bendungan dan bak) untuk mengarahkan Debit ke drum akan memakan

waktu lama.

2.6.3. Pengukuran Debit Tidak Langsung

Pengukuran debit tidak langsung artinya debit dihitung dari debit aliran. Penampang
melintang dan luas sungai yang diukur menggunakan rumus sebagai berikut :
Q-A*VM
Di mana :
Q = debit dalam m3 / st
A = luas penampang dalam m2
Vm = laju debit rata-rata dalam
m/s Luas penampang dengan itu sungai Bisa menjadi diperkirakan menggunakan

cara sebagai berikut :


- pilih jalan lurus dari sungai;
- Peregangan jalur melintang sungai tegak lurus terhadap arah arus

(Jalur sungai);
- untuk lebar sungai sampai dengan jumlah potongan yang sama;
- Hitung kedalaman sungai di setiap titik dengan menggunakan alat rendam dan
mengarungi tongkat atau tongkat ukur
- Hitung luas penampang menggunakan Aturan Simpson (integrasi dengan
angka)

2.6.4. Metode Mengambang (Metode Mengambang)

Ini adalah cara termudah untuk menentukan kecepatan aliran. Namun cara ini hanya dapat
digunakan pada sungai yang dalam dan sungai yang tenang, karena tingkat kesalahan metode apung jika
digunakan pada sungai yang dangkal (<30 cm) dan turbulensi sungai akan berkisar antara +/- 100% atau

13
Ketidakakuratan ini lebih lanjut disebabkan oleh tidak diketahuinya hubungan antara
debit permukaan dan debit rata-rata untuk seluruh luas penampang. Benda terapung
harus terendam sebagian; Botol yang terisi sebagian akan menjadi solusi yang baik.

Prosedur berikut harus digunakan:


- Ukur jarak D bagian sungai yang relatif lurus dan sama besar serta tandai
awal dan akhir dengan merentangkan tali atau pita sungai (tegak lurus
dengan aliran sungai)
- Lemparkan benda-benda terapung yang biasa digunakan ke sungai tepat di atas titik awal
- Hitung waktu t dalam detk untuk jarak D

- Hitung vSkecepatan permukaan


D
VS-
T
- Gunakan faktor koreksi untuk mengubah debit permukaan VSaliran sungai rata-
rata VM
Debit permukaan harus dikurangi dengan menggunakan faktor-faktor berikut:
- 0,85 untuk aliran lancar, saluran beton persegi
- 0,75 untuk sungai besar, lamban, dan bersih
- 0,65 untuk sungai kecil namun teratur dengan dasar sungai yang mulus
- 0,45 untuk sungai bergolak dangkal (0,5 m)
- 0,25 untuk sungai sangat dangkal dan berbatu
- ukur luas penampang pada kedua ujung jarak D

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk metode

pelampung 1. Pita pengukur

2. Tali (untuk direntangkan melintasi sungai)


3. Tongkat atau batang penyeimbang

4. Benda terapung (botol dengan sumbat)


5. Berhenti menonton

6. Kalkulator saku
7. Catatan dan pena

2.6.5. Meteran Saat Ini

Meteran arus adalah instrumen yang mengukur kecepatan aliran air dengan memutar
elemen. Elemen berputar dibangun sedemikian rupa sehingga kecepatan putaran
mempunyai hubungan.

14
Khususnya dengan kecepatan air. Dengan menempatkan meteran arus pada
Aliran dan mengamati jumlah putaran baling-baling dalam selang waktu tertentu,
laju aliran arus dapat ditentukan dari kalibrasi meteran.
Ada dua tingkat utama pengukur arus untuk penggunaan umum; Jenis baling-baling
(Direct acting meter) yang mempunyai sumbu horizontal sejajar dengan aliran sungai dan jenis
mangkok (dalam meter erental) yang mempunyai putaran poros vertikal. Kedua tipe ini memiliki
model skala kecil untuk aplikasi aliran kecil atau laboratorium. Jenis baling-baling adalah
pengukur arus yang paling umum digunakan.
Kelebihan dari tpe propeller meter adalah :
1. Tipe ini lebih kuat dan mudah dibentuk dibandingkan tipe cup meter.
2. Spesies ini tidak tercemar oleh benda terapung.
3. Bearing meter terlindung dari air dan lumpur.
4. Pada model yang lebih baru; Bantalan, poros dan baling-baling dapat ditukar tanpa
mengubah ukuran meteran

15
bagian 3
Lokasi Potensial Pembangkit Listrik
Tenaga Air __________________________

Meskipun lokasi pembangunan telah teridentifikasi, namun pertama-tama masih perlu dilakukan
pengecekan secara kasar apakah benar pembangkit listrik tenaga air skala kecil yang dekat dengan wilayah
kebutuhan listrik dimungkinkan dan kedua, kapasitas listrik yang dihasilkan dapat diamankan dan Dimana,
lalu pilih lokasi potensial di antara kandidat lainnya. Dalam perencanaan suatu pekerjaan mendasar
diperlukan referensi dan informasi yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk suatu
perencanaan.
Pencarian informasi lokasi dapat dilakukan dengan menggunakan program aplikasi sistem
informasi geografis untuk mengetahui lokasi suatu desa. Hal ini bisa terjadi jika penentuan
lokasi tidak dilakukan langsung di lapangan. Sebaliknya jumlah lokasi pada suatu wilayah
cukup banyak, sehingga lokasi desa yang akan ditentukan hanya sebagian saja yang dapat
mewakili atau mewakili seluruh lokasi yang ada pada wilayah tersebut. Beberapa kendala
yang dihadapi adalah letak geografis atau berada di antara pulau-pulau, serta keterbatasan
waktu dan biaya penelitian.

3.1. Peta dan Pemetaan

Secara umum peta merupakan sarana untuk mendapatkan gambaran data ilmiah yang terdapat di
permukaan bumi dengan menguraikan berbagai tanda dan deskripsi sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Dengan demikian, peta merupakan hasil pengukuran dan penyelidikan yang dilakukan baik langsung
maupun tidak langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permukaan bumi dan atas dasar ilmiah.

Pemetaan merupakan kegiatan pengolahan data survei untuk disajikan menjadi informasi geografis. Untuk

membuat pemetaan dapat dilakukan di laboratorium/studio atau di lapangan atau dengan menggunakan

software

3.2. Sistem koordinasi

Koordinat adalah pernyataan bilangan geometri yang menentukan kedudukan


suatu titik dengan mengukur besar vektor suatu benda. Koordinat adalah pernyataan
besaran geometri yang menentukan kedudukan suatu titik dengan mengukur besar
vektor terhadap posisi acuan yang telah ditentukan.

Pengenalan sistem koordinat sangat penting agar dapat memanfaatkan GPS secara
optimal. Setidaknya ada dua klasifikasi tentang sistem koordinat yang digunakan oleh
GPS serta dalam pemetaan:

16
1. Sistem koordinat global biasa disebut koordinat geografis
2. Mengkoordinasikan sistem dalam bidang Proyeksi.

Beberapa sistem proyeksi yang umum digunakan di Indonesia adalah: Proyeksi


Marcator, Mercer Tranverse, Mercer Tranverse Universal (UTM) dan Conical cone. Masing-
masing sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan proyeksi
umumnya didasarkan pada tujuan pembuatan peta. Peta produksi Dinas Hidraulik
Oseanografi (dishidros) pada umumnya menggunakan proyeksi Tranverse Mercator
dengan sistem koordinat Geografis atau UTM. Sedangkan peta produksi Bakosurtanal
umumnya menggunakan proyeksi UTM.

Sistem koordinat pada bidang proyeksi tidak lepas dari datum yang
digunakan. Ada dua jenis datum yang biasa digunakan dalam pemetaan datum
horizontal dan datum vertikal. Datum horizontal digunakan untuk menentukan
koordinat peta (XY), sedangkan datum vertikal untuk penentuan ketinggian
(peta topografi) atau kedalaman (peta batimetri). Perhitungannya dilakukan
dengan transformasi tertentu, sehingga dapat dilakukan transformasi antar
datum, antar sistem proyeksi, dan antar sistem koordinat.

3.3. Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis (SIG) yang selanjutnya disebut GIS adalah sistem informasi berbasis
komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum
pengertiannya adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis
dan sumber daya manusia yang bekerja sama secara efektif untuk menggabungkan, menyimpan,
memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan
data dalam informasi berbasis geografis.

GIS mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di
bumi, menggabungkannya, menganalisanya dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah
dalam SIG adalah data spasial yang merupakan data yang berorientasi geografis dan merupakan suatu
lokasi yang mempunyai sistem koordinat tertentu, sebagai acuannya. Aplikasi GIS dapat menjawab
beberapa pertanyaan seperti; Lokasi, kondisi, tren, pola dan pemodelan.

Keunggulan aplikasi Sistem Informasi Geografis adalah data geospasial disimpan dalam format
standar, lebih mudah direvisi, hasilnya memiliki nilai tambah (grafik, kedalaman informasi), data
dan informasi geospasial lebih mudah dicari, dianalisis dan disajikan, produktivitas meningkat
dan lebih efisien, Geospasial data dapat digunakan bersama-sama dan dipertukarkan secara
bebas, dapat diambil keputusan yang lebih baik. Kemampuan inilah yang membedakan GIS
dengan sistem informasi lainnya.

17
3.4. Penentuan Lokasi Desa
Tujuan dari identifikasi lokasi mikrohidro adalah untuk mengetahui lokasi daerah pembangkit
dan penyuplai, mengevaluasi kelayakan proyek dan mendapatkan informasi untuk rencana
ketenagalistrikan. Salah satu kegiatan terpenting dalam identifikasi lokasi adalah pengukuran
pelepasan air dan head yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Proses penentuan lokasi desa dilakukan dengan menggunakan peta wilayah tertentu
yang diformat dalam peta grafis, seperti JPG atau PNG.
Peta-peta tersebut kemudian diubah menjadi data koordinat spasial melalui proses digital/
tracing, sehingga diperoleh data peta yang terkoordinasi dengan bumi (X,Y). Setelah melalui
proses transformasi data, dari data koordinat yang belum berkoordinasi menjadi data dengan
georeferensi, selanjutnya data tersebut akan diformat dalam bentuk file berekstensi shp
(shapefile), tampilannya seperti pada Gambar, Kemudian file peta dimasukkan ke dalam layar GIS.
Setelah data peta dimasukkan, maka peta Maluku akan muncul di layar GIS seperti pada gambar

Pada gambar seperti terlihat pada tool bar yang


merupakan identitas dari alat tersebut, itulah
bagian alat dari GIS yang digunakan untuk
mengidentifikasi objek atau lokal.
Alat identitas seperti pada gambar diaktifkan
untuk menampilkan objek atau lokasi desa
yang diperlukan. Sebagai contoh proses di
atas, desa yang ditampilkan adalah
Desa Waesala, Kabupaten Seram Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Indonesia.
Proses identifikasi lokasi desa dapat dilakukan untuk setiap wilayah sesuai dengan
lokasi desa yang dibutuhkan. Data lokasi desa dicatat pada tabel yang tersedia. Setiap
lokasi desa yang ditunjuk dibuat menjadi tabel. Lokasi desa juga akan dilengkapi
dengan data koordinat untuk diolah lebih lanjut.

3.5. Analisis Citra Satelit dengan Model Elevasi Digital


Model elevasi digital adalah tampilan digital permukaan bumi. Dilihat dari
sebaran titik-titik yang mewakili bentuk permukaan bumi dapat dibedakan dalam
bentuk beraturan, semi beraturan dan acak. Sedangkan dari segi pengumpulan data
dapat dibedakan pada pengukuran langsung pada objek (terestris), pengukuran pada
model objek (fotogrametris) dan dari sumber data peta analog (digitasi). Inti dari
demik terestris, fotogrametris dan digitalisasi adalah dengan melakukan pengukuran
pada model objek, dapat dilakukan jika dari gambar yang ada dapat direkonstruksi
dalam bentuk model stereo.
Ada beberapa definisi DEM
18
1. DEM merupakan tempat penyimpanan data topografi medan. DEM mewakili
representasi koordinat (X, Y, H) dari titik digital
2. DEM merupakan representasi berkelanjutan dari statistik tingkat dasar dari titik koordinat X, Y,
dan Z yang diketahui dalam kondisi tertentu
3. DEM merupakan database dengan koordinat X, Y dan Z yang digunakan untuk menampilkan
permukaan tanah secara digital.

3.6. Penggunaan aplikasi DEM

DEM digunakan dalam berbagai aplikasi baik dalam bentuk visualisasi model
permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih dahulu menjadi produk lain. Informasi
dasar yang disediakan oleh DEM dan digunakan dalam pengolahannya adalah titik koordinat
di permukaan tanah.

Informasi lain yang dapat diperoleh dari DEM adalah:

1. Jarak pada relief atau bentuk permukaan bumi


2. Luas permukaan suatu daerah

3. Penggalian volume dan timbunan


4. Kemiringan dan aspek

5. Kontur
6. Profil
Contoh aplikasi yang menggunakan
DEM 1. Teknik sipil
2. Pemetaan hidrografi
3. Pemetaan topografi
4. Pemetaan geologi dan geofisika
5. Teknik pertambangan
6. Simulasi dan visualisasi permukaan tanah

Analisis model elevasi digital digunakan untuk memperoleh data kemiringan lereng atau
menentukan ketinggian jatuhnya air.
Gradasi warna pada gambar ini
menggambarkan tingginya perbedaan di
setiap daerah. Perbedaan ketinggian antara
suatu tempat dengan tempat lainnya
membentuk kemiringan atau kemiringan.
Pengkajian potensi pengembangan MPH di
Pulau Seram dan perburuan juga dapat dikaji
kemiringan tanah atau kemiringan suatu daerah.

19
Letak potensi mikrohidro ditentukan oleh
aliran sungai yang tetap dan kemiringan
aliran yang cukup sesuai untuk
menghasilkan energi yang ditunjukkan
oleh perhitungan daya MPH. Pada gambar
di atas, sayatannya adalah
dilakukan pada salah satu aliran sungai untuk menentukan profil vertikal yang dikenal dengan
gradien elevasi. Gradien elevasi yang ditunjukkan pada gambar adalah 6,7 meter dengan
kemiringan 14,59° yang digunakan sebagai elevasi muka air efektif.

3.7. Metode Ilmiah


Metode ilmiah adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh hasil ilmiah. Metode ilmiah yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.7.1. Metode Pengukuran Debit Air


Aliran atau debit: Q (m3/detik) merupakan bagian penting lainnya dalam
menentukan keluaran daya skema PLTMH. Besarnya debit pada skema PLTMH tidak
sama dengan total debit atau debit maksimum yang ada di sungai.

Debit tersebut diperlukan untuk mengetahui batas arus tertinggi pada arus
terendah yang terjadi pada arus tersebut. Variasi jumlah debit sepanjang tahun dan
perubahan pada musim kemarau dan kemarau perlu diketahui dan dianalisis secara
cermat untuk menentukan debit desain yang akan diterapkan dalam sistem. Debit desain
biasanya ditetapkan sedikit di atas batas minimum untuk menjaga kinerja dan efisiensi
peralatan pembangkit.

Dalam prakteknya terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk menentukan
debit air pada saluran terbuka, salah satu metodenya adalah metode terapung (float method).

Metode pelampung merupakan metode yang paling mudah untuk mengetahui kecepatan aliran. Namun cara ini

sebaiknya digunakan hanya pada sungai yang dalam dan sungai yang alirannya tenang, karena tingkat kesalahan

pelampung jika digunakan pada sungai yang dangkal (<30 cm) dan bergolak akan berkisar antara +/- 100% atau lebih.

Ketidakakuratan ini diperoleh dari tidak diketahuinya hubungan antara debit permukaan dengan debit
rata-rata untuk seluruh luas penampang. Benda terapung harus menenggelamkan beberapa botol
yang terisi sebagian akan menjadi solusi yang baik

Dengan metode floating ini beberapa langkah yang harus dilakukan adalah :

20
A. Tentukan kecepatan aliran air (V).
Waktu rata-rata merupakan hasil pembagian antara total waktu pengukuran dengan
jumlah pengulangan pengukuran.

-waktu
Trata-rata-
N
Di mana :

Rata-rata T = Rata-rata waktu (detik) Σ

Waktu = Total Waktu Pengukuran N =

Ulangan Pengukuran

B. Perhitungan Laju Aliran (V)

Hitung kecepatan (V) dengan menggunakan variabel rata-rata luas penampang


(A) dan waktu rata-rata (T) sesuai rumus.

Kecepatan (V) merupakan hasil pembagian antara panjang saluran/arus (P) dibagi waktu
rata-rata (T).rata-rata)

P
V- M/S
Trata-rata
C. Menentukan luas penampang sungai (A).
Untuk menghitung luas penampang (A) dapat menggunakan persamaan berikut

A-lxd(M)
Di mana :

A = luas penampang sungai (m2) I =


lebar sungai (meter)
D = rata-rata kedalaman air (meter)

D. Perhitungan debit air (Q)


Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang sungai (A)
dengan debit air (V).

Q-V*Saya3/S
Di mana :

Q = Aliran debit (m3/detik)

21
A = Luas penampang (m2) V =

Kecepatan aliran air (m/detik)

3.7.2. Metode Probabilitas Hujan

Pasca terjadinya hujan pada wilayah atau kawasan tertentu, faktor keamanan tetap diperlukan
untuk mencapai hasil desain yang lebih baik. Perlunya faktor keamanan ini karena mempertimbangkan apa
yang mungkin terjadi di kemudian hari, yang tidak dapat dipastikan kapan akan terjadi.

Faktor keamanan ini dikenal dalam istilah statistik karena adanya kemungkinan terjadinya
kejadian berulang atau periode ulang. Periode ulang adalah suatu waktu hipotetis dimana hujan/debit
sejumlah tertentu akan sama atau terlampaui dalam jangka waktu tersebut. (Tidak ada pemahaman
bahwa peristiwa tersebut akan terulang secara rutin untuk setiap periode ulang).

Intinya, semakin besar periode pengulangan, maka keamanan perancangan sistem menjadi lebih
baik, walaupun seringkali membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Langkah-langkah dalam analisis frekuensi
dapat dijelaskan melalui gambar berikut.

Salah satu metode untuk memperkirakan curah hujan dengan periode berulang pada suatu tahun tertentu adalah

Distribusi Normal

-
XT-X-KT.S
Di mana :

XT= nilai perkiraan yang terjadi pada periode ulang T tahun X =


Nilai rata-rata data curah hujan

S = simpangan baku
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi peluang atau periode kembali dan bersifat matematis
jenis model distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang.

Intensitas hujan rencana adalah banyaknya curah hujan yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan kurva intensitas merupakan lekukan hubungan antara waktu pengeringan dengan
intensitas curah hujan.

Kurva intensitas hujan sintetik yang digunakan apabila data curah hujan tersedia adalah data curah hujan
harian maksimum. Persamaan yang dapat digunakan untuk membentuk kurva intensitas adalah persamaan
berikut.

2
R 24-24- 3
24 --T - -
SAYA -

22
Intensitas hujan menunjukkan banyaknya hujan yang turun di daerah aliran sungai dalam
kurun waktu tertentu. Untuk mengamati intensitas curah hujan yang terjadi pada tiga DAS,
dilakukan perhitungan intensitas pada masing-masing DAS. Perhitungan dilakukan sesuai
rencana curah hujan sebelumnya, kemudian hasil perhitungan dimasukkan ke dalam kurva IDF
(Intensity Duration Function).

Durasi adalah lamanya suatu peristiwa hujan. Hujan dengan intensitas tinggi umumnya berlangsung dengan

durasi singkat dan mencakup wilayah yang tidak terlalu luas. Hujan yang menutupi wilayah yang luas, jarang sekali

dengan intensitas yang sangat tinggi namun dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Untuk menghitung atau memperkirakan jumlah debit air yang akan terjadi dalam berbagai periode
berulang dengan hasil yang baik dapat dilakukan dengan menganalisis data terkini dari sungai yang
bersangkutan. Untuk menghitung debit air dapat menggunakan persamaan :

Q-0,002778.C.SAYA.A
Di mana :

Q = Debit Air (m3/s)


C = Koefisien limpasan = 0,15 (tipe pasir lereng curam) I =

Intensitas Curah Hujan (mm)

A = Luas Daerah Aliran Sungai (km2)

Koefisien limpasan (C) merupakan presentasi banyaknya air yang dapat mencair melalui
permukaan tanah dari seluruh air hujan yang jatuh pada suatu daerah. Semakin kedap permukaan
tanah maka semakin tinggi koefisien arusnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien
limpasan adalah kondisi tanah, laju infiltrasi, kemiringan lahan, tutupan tanaman dan intensitas hujan.

Pengaruh penggunaan lahan terhadap aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran
permukaan (C), yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara aliran permukaan dengan jumlah
curah hujan. Besarnya koefisien aliran permukaan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0 hingga 1. Nilai C = 0 menunjukkan bahwa seluruh air
hujan disadap dan diinfiltrasi ke dalam tanah, sedangkan untuk nilai C = 1 menunjukkan bahwa air
hujan mengalir sebagai limpasan

3.7.3. Daerah aliran sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah terbatas dari wilayah topografi pegunungan
perbukitan yang apabila turun hujan maka airnya mengalir ke sungai.
Faktor-faktor yang menentukan terbentuknya suatu DAS adalah:
- Iklim
23
- Topografi
- Tanah

- Geologi
- Penggunaan lahan

3.7.4. Debit Andalan

Perencanaan hidrologi selalu dikaitkan dengan karakteristik DAS. Karakteristik


curah hujan dan daerah aliran sungai sangat mempengaruhi kondisi aliran.

Kenyataannya dalam memperoleh data debit sungai di banyak daerah aliran sungai seringkali tidak
lengkap. Ketersediaan data debit sungai jangka panjang di lokasi pengambilan bangunan sangat
diperlukan untuk keperluan perencanaan PLTMH. Hal ini disebabkan fungsi bangunan air sangat
bergantung pada kebutuhan air sepanjang musim, sehingga untuk mendapatkan kontinuitas
penyediaan air sesuai perhitungan perencanaan diperlukan debit yang andal.

Perkiraan pelepasan debit andalan selalu tersedia sepanjang tahun dengan risiko
kegagalan diperhitungkan sekecil mungkin. Data debit andalan pada umumnya diperlukan
untuk perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga air, yaitu untuk menentukan
perhitungan penyediaan air pada bangunan pengambilan (intake).

24
Bab 4
Bangunan Sipil

____________

Kendala utama pengembangan pembangkit listrik skala kecil adalah tingginya biaya
pembangunan. Dalam bab ini, elemen teknologi dijelaskan dengan asumsi yang diperlukan untuk
mengurangi biaya konstruksi sipil (tidak ada penjelasan yang diberikan untuk penggunaan yang
sama dalam merancang pembangkit listrik tenaga air pada umumnya)

4.1. Intake DAM


Ada beberapa jenis tipe dasar dan intake seperti yang disebutkan di bawah ini : 1.
Bendungan beton gravitasi
2. Bendungan terapung beton

3. Bendungan darat

4. Bendungan Batu Urugan

5. Batuan basah
6. Bendungan batu bronjong

7. Bendungan batu bronjong beton bertulang


8. Ranting kayu bendungan
9. Bendungan kayu
10. Bingkai kayu dengan bendungan keriting

Dari jenis di atas, pada dasarnya bendungan dan batu fleksibel serta bendungan bronjong,
dll. Ini terkenal di negara-negara Asia Tenggara karena beberapa kelebihannya seperti (i) tidak
terlalu terpengaruh oleh kondisi tanah pada dasarnya dan (ii) relatif mudah diperbaiki jika rusak.

Namun, bangunan tersebut dapat ditembus oleh banjir sehingga struktur dan penggunaannya
harus didahului dengan pengujian yang cermat terhadap konstruksi penting seperti bangunan sipil
dan kondisi arus bawah.

4.2. Ketinggian Bendungan

Karena volume bendungan sebanding dengan kuadrat tingginya, maka


penting untuk menentukan tinggi bendungan dengan mempertimbangkan
kondisi berikut ini.

25
1. Kondisi yang membatasi ketinggian saluran

Untuk menentukan ketinggian DAM, pertimbangkan kondisi topografi dan geologi


jalur saluran untuk pertimbangan material tambahan di lokasi pembangunan bendungan.
Diperlukan pemeriksaan yang cermat pada lokasi-lokasi yang perhitungan biaya
pembangunan saluran air mempunyai proporsi terhadap total biaya pembangunan.

Bendungan tinggi di lokasi dimana saluran air dibangun di bawah jalan eksisting, seringkali
ditentukan dengan mengacu pada ketinggian jalan yang bersangkutan.

2. Kemungkinan naiknya dasar dasar sungai


Ketinggian bendungan untuk pembangkit listrik skala kecil umumnya rendah, terdapat Perhatian
terhadap fungsi normal dapat terganggu oleh aliran sungai di bagian hulu. Oleh karena itu, kenaikan
dasar sungai di masa depan harus diperkirakan menentukan ketinggian bendungan jika lokasi yang
direncanakan dalam hal ini adalah sebagai berikut.

A. Kemiringan sungai tidak terlalu curam dengan laju perubahan/pergerakan sedimen cukup
tinggi
B. Adanya check dam yang terisi, dll. Intake bendungan yang lebih rendah Direncanakan.

C. Adanya situs rusak di bagian hilir kemungkinan besar akan terus mengalami kerusakan di
kemudian hari.
D. Terdapat bagian sempit di bagian hilir yang akan menghalangi arus sedimen dan/
atau sisa kayu.

3. Pengaruh terhadap pembangkit listrik

Di lokasi yang menggunakan ketinggian kecil atau di mana ketinggiannya dirancang aman dengan
bendungan, tinggi bendungan secara signifikan mempengaruhi tingkat pembangkitan energi listrik.
Berdasarkan hal ini, perlu dilakukan penentuan ketinggian bendungan di lokasi dengan
membandingkan perkiraan perubahan biaya konstruksi dan pembangkit listrik akibat perbedaan
ketinggian bendungan.

4.3. Struktur Asupan


Umumnya ada tiga kategori struktur asupan:
1.Pengambilan dengan ketinggian air bebas (Free water level)

Aliran air pada sungai tidak dibendung karena adanya pengalihan (tidak ada bendungan
melintang); Kategori ini mencakup konsumsi bebas (disebut juga asupan tepi) dan asupan dasar
(disebut juga asupan dasar sungai atau bendungan Tyrolean.

26
2.Intake dengan bendungan padat

Ketinggian air di sungai ini meninggi dengan padatnya tanah yang dilintasi. Terdapat aliran
pengambilan yang stabil sepanjang tahun terutama pada saat ini aliran sungai rendah.

3.Intake dengan bendungan yang bisa bergerak

Muka bendungan dapat diatur dengan pintu air atau dengan membran yang dapat digelembungkan
sehingga bendungan dapat diturunkan pada saat terjadi banjir. Pompa bendungan mahal dan hanya
diperlukan di daerah datar dimana air terjun sungai yang tinggi akan mempunyai dampak yang luas
(membutuhkan saluran banjir yang panjang untuk mencegah air membanjiri daerah hulu). Bendungan
seperti ini tidak relevan dengan pengembangan skema PLTMH.

4.4. Bak Pengendapan

Banyak sungai dan parit membawa banyak pasir dan partikel halus dalam sedimen, terutama
saat banjir. Beban sedimen tidak dapat dibuang pada intake. Obat penenang diperlukan
untuk mengurangi beban sedimen ke tingkat yang dapat diterima, pengoperasian PLTMH
bebas masalah dapat dilakukan jika kondisi berikut terpenuhi.

- Tidak boleh ada pengendapan sedimen pada pembawa atau tempat lain dalam sistem
yang ada
- Kerusakan pada runner turbin dan katup akibat abrasi harus dijaga agar tetap
rendah

4.5.pendahuluan

Pancuran tegak digunakan untuk menghilangkan air partikel pasir yang dalam. Fungsi bak
pelengkap sangat penting untuk melindungi komponen PLTMH akibat dampak pasir/kotoran/sampah.
Fungsi penenang adalah mengatur selisih volume keluaran air antara penstock dan headrace agar
stabil (masukan dan keluaran seimbang) pada posisi dengan perbedaan ketinggian tertentu dari posisi
turbin. Dan untuk pemisahan akhir pengotor-pengotor yang ada di dalam air seperti pasir, dedaunan
dan pepohonan dengan cara pepohanan dengan menggunakan penyaring air yang telah disaring.
Penenang merupakan media penghubung antara saluran terbuka yang terhubung ke bendungan
dengan penstock yang terhubung ke turbin

Kedalaman keseluruhan bagian depan ditentukan oleh penurunan minimum saluran


masuk penstock yang mencegah udara memasuki pusaran.

Jarak tenggelam atau segel air yang dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang

diberikan. Filter harus sedikit dimiringkan (antara 60° hingga 75° dengan garis horizontal) untuk memudahkan

pembersihan dengan penggaruk. Saluran pembuangan untuk puing-puing dan plator yang mengapung harus

dibangun tepat di bagian hilir filter sehingga operator memiliki akses yang mudah untuk membersihkan filter.

27
Pelapis juga melindungi saluran penstock sehingga tidak ada benda yang jatuh ke dalam
penstock oleh anak-anak yang bermain batu atau kelereng. Perkiraan kecepatan rak
sampah harus kurang dari 0,5 m/s.

Fungsi obat penenang adalah sebagai berikut

- Mengontrol perbedaan debit di penstock dan saluran pembawa akibat


fluktuasi beban
- Pembuangan limbah terakhir (tanah dan pasir, kayu apung, dll.) Ke dalam air yang

- mengalir Jaga saluran masuk penstock tetap terendam air (segel air)

Hal-hal penting dalam merancang obat penenang :

Desain rinci untuk tangki pembangkit listrik tenaga air kecil pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik
tenaga air skala menengah

1. Termasuk kedalaman air dan ketinggian pemasangan saluran masuk penstock

Pada pembangkit listrik tenaga air skala kecil diameter pipa umumnya kecil (Biasanya
1,0 m atau kurang), penstock harus cukup untuk mengamankan keseluruhan. Kedalaman air
sama dengan atau lebih besar dari diameter pipa. Namun pada kasus saluran yang diameter
pipanya cepat dan kemiringan pipanya besar seperti ilustrasi di bawah ini, maka akan terjadi
aliran turbulensi. Sudah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan kedalaman air keseluruhan
ditentukan Gunakan ilustrasi referensi di bawah ini dimana diameter dalam penstock
ditambah 1,0 m

2. Ruang filter cocok untuk tipe turbin,


Ruang filter (ukuran efektif filter filter) kira-kira ditentukan oleh diameter
katup namun tetap harus memperhatikan jenis dan dimensi turbin serta
kuantitasnya karena kualitas kotoran/sampah yang dapat lewat. Nilai referensi
ukuran efektif jarak filter dijelaskan di bawah ini.
3. Memasang pipa ventilasi sebagai pelengkap pintu penenang

Apabila pemasangan pintu penenang dilakukan pada pembangkit listrik, maka diperlukan
pemasangan pipa ventilasi di belakang pintu penstock untuk mencegah rusaknya saluran
penstock.

4.6. penstock
Saat ini material utama pipa cepat adalah pipa baja, pipa ulet dan pipa FRPM (fiber Reinforced
Plastic Multi Unit). Meskipun pembangkit listrik tenaga air skala kecil menggunakan pipa vinil
klorida, pipa pelapis atau pipa las spiral dapat dipertimbangkan karena diameter internalnya
yang kecil dan tekanannya yang relatif rendah.

28
Menentukan Diameter Penstock
Secara umum diameter pipa ditentukan dengan
membandingkan biaya fast pipe dan biaya
kehilangan head pipa secara cepat. Diameter
penstock dapat ditentukan berdasarkan sudut
rata-rata penstock (lihat gambarnya)
dan debit desain (Q).

Ringkasnya, pada kasus desain debit (Qd) = 0,50m3/s, panjang penstock (Lp) =
60m, Elevasi obat penenang ke rumah berutang (Hp) = 15m, sudut rata-rata (Ap) = 15/60
= 0,25, maka kecepatan optimal (Vopt) ditentukan sekitar 2,32 pada Referensi 5-2. Jadi
diameter pipa penstock (d) adalah :

d = 1,273 × (Qd∕Vot)0,5=1,273 × (0,5∕2.32)0,5= 0,59 m

29
Bab 5
Sistem listrik
____________

Hampir semua PLTMH dibangun untuk menghasilkan energi listrik, meskipun ada
beberapa kasus dimana turbin PLTMH digunakan langsung untuk menggerakkan mesin, seperti
mesin illing, atau pompa air (sistem suplai air). Oleh karena itu, aspek perencanaan
ketenagalistrikan memegang peranan yang sangat penting dalam proyek PLTMH. Selain itu,
survei lapangan terhadap penduduk (konsumen) perlu dilakukan secara akurat, terutama terkait
penggunaan listrik. Untuk keperluan produktf dimana akan digunakan motor listrik (induksi
beban) misalnya, dibutuhkan sebuah generator dengan kemampuan menahan arus start yang
besar. Topografi dan sebaran penduduk memainkan peranan penting dalam menentukan
panjang jaringan transmisi. Penguasaan aturan dasar ketenagalistrikan, instalasi dan
keselamatan merupakan hakikat seorang perencana dan teknisi harus terlibat dalam pelaksanaan
proyek mikrohidro.

Komponen dan sistem kelistrikan PLTMH merupakan komponen yang paling sensitif.
Pada dasarnya komponen-komponen pada sistem kelistrikan pembangkit mikrohidro dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut :

5.1. Pembangkit AC

Generator arus bolak-balik (AC) sering juga disebut generator sinkron


(simultan) karena kecepatan putaran medan magnetnya sama dengan kecepatan
putaran rotor generator. Generator AC biasa disebut juga alternator Merupakan
mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi
energi listrik arus bolak-balik (AC) dengan induksi medan magnet.

Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan relatif antara medan magnet
dengan gulungan generator. Pergerakan relatif adalah terjadinya perubahan medan. Magnet
pada kumparan jangkar (stator coil) yang merupakan tempatnya. Tegangan yang dihasilkan
pada generator akibat adanya pergerakan medan magnet melawan. Kumparan stator atau
sebaliknya. Generator AC ini menghasilkan energi listrik bolak-balik (AC) dan biasanya
diproduksi untuk menghasilkan daya AC 1 fasa atau 3 fasa.

30
Dilihat dari letak kutub magnet dan
kumparan tempat terbentuknya
induksi GGL dapat dibedakan kutub
generator di atas dan kutub
generator di dalam.
Disebut generator kutub luar karena kutub
magnetnya berada dalam kondisi stasioner
dalam (di dalam stator), sedangkan
kumparan pembentukan GGL Induksi dalam
kondisi berputar. Dan disebut generator
kutub internal karena sifatnya
kutub magnet dalam kondisi berputar, sedangkan pembentukan kumparan Induksi GGL dalam
kondisi diam (dalam stator).

Dilihat dari jumlah lilitannya, pembangkit listrik AC dapat dibedakan atas


Generator putar tinggi, generator putar sedang, dan generator putar rendah. Disebut
generator high rotator karena mencapai frekuensi yang ditentukan sendiri (untuk
Indonesia pada 50 Hz), diperlukan jumlah putaran generator yang besar yaitu 3000
putaran per menit (RPM) dan jumlah kutub sebanyak 2 buah.
Disebut generator putar sedang karena untuk mencapai frekuensi yang telah
ditentukan (50 Hz) diperlukan jumlah putaran generator dalam hal ini antara 600 s/d
1500 RPM dan jumlah kutub 4 sampai 10 buah.
Turbin air mengubah tekanan air menjadi tenaga mekanik poros, yang dapat digunakan
untuk memutar generator listrik, atau mesin lainnya. Daya yang tersedia sebanding
dengan hasil jatuh dan laju aliran yang tinggi.
Hal ini ditunjukkan dengan istilah efisiensi yang menggunakan perbandingan antara daya keluaran dan daya

masukan (untuk menghasilkan suatu mesin). Dengan demikian keluaran listrik dari skema PLTMH dapat

ditampilkan sebagai berikut.

Pe-G*-T*-G*Hbersih*Q[kW]

Di mana :
Pe = pembangkit listrik
G = gravitasi = 9,81 ɳt =
efisiensi turbin
ɳg = efisiensi generator H =
tinggi terjun (m)
Q = debit air (m3/detik)

31
Selain itu terdapat beberapa faktor rating generator, seperti suhu, ketinggian,
faktor koreksi pengontrol elektronik, dan faktor beban daya. Koefisien faktor-faktor
tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.7. Penghasil Faktor Peringkat


Maks. Sekelilingnya
20 25 30 35 40 45 50 55
suhu masukHaiC
Ketinggian 1000 1500 2000 2500 300 3500 4000 4500
0
A Faktor Suhu 1.10 1.08 1.06 1.03 1,00 0,96 0,92 0,88
B Faktor Ketinggian 1,00 0,96 0,93 0,90 0,86 0,83 0,80 0,77
C Faktor Koreksi ELC 0,88
D Faktor kekuatan Saat beban hanya berupa bola lampu 1.0
Bila beban termasuk lampu tabung dan beban
0,8
induktif lainnya

Perhitungan untuk menentukan ukuran generator didasarkan pada rumus sebagai berikut :
Keluaran Daya
Pembangkit Daya-PG- [kVA]
AxBxCxD
Di mana :
A (Faktor Suhu Ketinggian) B
(Faktor Ketinggian)
C (Faktor Koreksi ELC) D
(Faktor Daya)
Parameter A, B, C, D merupakan nilai nominal yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya kapasitas generator pada saat perhitungan menggunakan persamaan
2.9. Parameter A, B, C dan D ditentukan dengan ketinggian pada daerah penelitian 4000 m dengan
suhu ruangan 50o, sehingga nilai A mempunyai faktor suhu sebesar 0,92, nilai B mempunyai faktor
ketinggian sebesar 0,80, nilai C mempunyai faktor koreksi ELC sebesar 0,88 dan nilai D mempunyai
faktor daya 0,8.

5.2. Transformator dan Distribusi


Energi listrik umumnya dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang jauh dari pusat kota
dimana pelanggan umumnya berada. Permasalahannya saat ini adalah bagaimana mendistribusikan
tenaga listrik secara hemat dalam jarak yang cukup jauh. Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem
penyediaan tenaga listrik terdiri dari tiga unsur, yaitu:
1. Pembangkit Listrik

2. Transmisi
3. Distribusi

32
Secara umum lokasi PLTMH terletak cukup jauh dari pusat penanggung jawab
(konsumen). Oleh karena itu kebutuhan akan sistem transmisi dan distribusi dalam hal ini
akan diperlukan. Sistem transmisi perlu direncanakan dengan baik untuk memenuhi kriteria
teknis, keselamatan dan ekonomi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan sistem distribusi sebagai berikut.
- Variasi tegangan maksimum yang diijinkan dari tegangan tanpa beban dan tegangan beban penuh
- Hilangnya daya maksimum yang diizinkan
- Perlindungan dari petir dan kerusakan lainnya
- Stabilitas struktur pada keadaan angin kencang (atau pada suhu ekstrim; panas,
hujan)
- Keamanan bagi manusia dan pekerjaan yang dekat dengan jaringan

Salah satu tujuan perencanaan sistem transmisi adalah untuk mengetahui ukuran penghantar yang sesuai,

sehingga diperoleh rugi-rugi daya dan perkiraan biaya yang diperlukan.

Bawah tanah atau di atas kepala

Jaringan overhead lebih banyak digunakan, karena dengan menggunakan udara sebagai
insulasi kabel, biaya pemasangan kabel lebih murah dan mudah. Di banyak negara berkembang, kabel
tanpa insulasi lebih banyak tersedia dibandingkan kabel bawah tanah (underground).
Kabel tanpa sekat lebih berisiko tersambar petir dan pohon tumbang. Area sepanjang
jalur kabel harus bebas dari tanaman dan harus diperiksa secara berkala.
Tiang listrik mungkin memiliki umur terbatas dan harus diganti mungkin sekitar 15
tahun. Selain itu jaringan overhead kurang efisien dibandingkan jaringan bawah tanah untuk
ukuran konduktor yang ditentukan, hal ini disebabkan karena jarak antar konduktor yang
lebar meningkatkan hilangnya induktif. Kabel bawah tanah harus diisolasi dan dilindungi dari
gerakan tanah, penggalian tanah, bangunan baru, dll. Setelah dipasang, jaringan harus
berfungsi tanpa pemeliharaan sampai bahan insulasi rusak, biasanya lebih dari 50 tahun.
Perhitungan untuk jaringan overhead dan bawah tanah pada dasarnya sama. Namun
implikasi biaya dan pemeliharaan harus dipertimbangkan. Berdasarkan pengalaman dan
beberapa aspek teknis dan ekonomi, untuk Indonesia lebih baik menggunakan jaringan
overhead.
Untuk transmisi tegangan tinggi dimana trafo digunakan untuk menaikkan tegangan (step
up) dan trafo untuk menurunkan tegangan (step down). Dengan tegangan yang lebih besar maka
arus yang mengalir pada penghantar pun semakin kecil sehingga dapat digunakan penghantar
yang berukuran lebih kecil dimana harganya akan lebih murah. Harga konduktor yang lebih
murah berbanding terbalik dengan harga dua buah trafo yang dibutuhkan, satu di awal saluran
transmisi dan satu lagi di akhir saluran transmisi. Biaya dengan sistem tegangan tinggi tidak
hanya trafo tetapi juga perawatan trafo (pemeriksaan isolasi dan pemetik oli). Selain itu,
diperlukan insulasi yang lebih mahal untuk penempatan kabel pada tiang penyangga. Sebaliknya,
transmisi tegangan rendah tanpa trafo lebih mudah diatur

33
dan dikelola oleh masyarakat setempat. Secara umum ditemukan bahwa jaringan transmisi tegangan
rendah lebih ekonomis pada jaringan transmisi tegangan tinggi untuk saluran transmisi kurang dari 2 km.
Secara umum karena sistemnya lebih sederhana, sistem tegangan rendah (LV) lebih disukai bahkan untuk
jarak lebih dari 2 km. Bahaya dengan jarak yang jauh adalah rendahnya tegangan pada ujung penghantar
(drop volt) untuk menghindari hal tersebut biasanya menggunakan kabel yang lebih besar

5.3. Kontrol Sistem


Sistem kendali berfungsi untuk menyeimbangkan energi masukan dan energi keluaran
dengan cara mengatur masukan (aliran) atau mengatur keluaran (listrik), sehingga sistem akan
seimbang. Dengan perubahan beban yang tepat waktu, maka peran sistem kendali menjadi
sangat penting untuk menjaga kestabilan sistem, terutama kualitas listrik yang dihasilkan oleh
generator (tegangan dan frekuensi).
Pengendalian aliran dapat diartikan sebagai pengaturan besarnya daya hidrolik (air
buangan) yang masuk ke dalam turbin dengan diaturnya bukaan katup turbin (bilah
pemandu).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pengatur aliran untuk sistem mikrohidro.

- Karena pengatur aliran cukup rumit dan mahal untuk aplikasi mikrohidro dengan
kekuatan kecil <100 kW, maka dari itu penggunaan pengatur aliran umumnya
digunakan pada pembangkit besar > 100 kW.
- Perubahan beban konsumen relatif kecil (stabil). Reaksi aliran kendali terhadap
perubahan beban relatif lambat sehingga akan terjadi kejutan pada generator ketika
beban besar tiba-tiba dihubungkan, sehingga mengakibatkan putaran generator
berkurang sehingga tegangan dan frekuensi pun menurun selama beberapa waktu
(<1 menit) hingga aliran kendali bereaksi dan sudu pemandu terbuka sesuai besarnya
beban yang dipasang.

34
Bab 6
Sistem Mekanik
____________

6.1. Turbin Hidrolik


Tujuan dari turbin hidrolik adalah untuk mengubah energi air menjadi energi rotasi potensial
mekanik. Walaupun buku ini tidak mendefinisikan pedoman perancangan turbin namun
dapat memberikan beberapa kriteria pemilihan turbin yang tepat dengan berbagai aplikasi
spesifik bahkan dapat memberikan rumus yang tepat dalam menentukan dimensi primer.
Semua rumus menggunakan satuan SI dan mengacu pada standar IEC (IEC 60193 dan
60041).
Energi potensial air diubah menjadi energi mekanik dalam turbin, dengan salah satu
dari dua mekanisme dasar yang berbeda.
- Tekanan air tersebut dapat dialirkan ke runner yang ada di turbin. Turbin yang beroperasi
dengan cara ini disebut turbin reaksi. Selubung turbin, dengan saluran yang tergenang air
harus cukup kuat untuk menahan tekanan bedah. Turbin Francis dan Kaplan termasuk dalam
kategori ini.
- Tekanan air diubah menjadi energi kinetik sebelum masuk ke pelari. Energi
kinetik kecepatan tinggi dipasang pada tepi pelari. Turbin yang beroperasi
dengan cara ini disebut turbin impuls. Turbin impuls yang paling umum adalah
Pelton.
Daya turbin hidrolik diberikan oleh persamaan:
PT-9,81*NT*Hbersih*Qbersih [kW]
Di mana:

PT = Output Turbin [kW]


9,8 = Gravitasi
ɳT = efisiensi turbin
Hbersih = Air terjun tinggi [m]
Qtidakt = debit air [m3/s]

6.2. Impuls Turbin


Turbin impuls merupakan turbin air yang bekerja dengan cara mengubah seluruh energi air yang terdiri
dari energi potensial, tekanan dan kecepatan tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin
sehingga menghasilkan energi torsi.

35
6.2.1. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head dengan jangkauan 50-250 m. Seperti Pelton, air
yang melalui pelari berada pada sudut 20°. Pada gambar di bawah pelari dapat beroperasi
antara 20% dan 100% dari desain maksimum.
Efisiensi turbin turgo lebih rendah
dibandingkan dengan Pelton dan Francis
(ESHA 2004). Dibandingkan dengan Pelton,
turbin Turgo memiliki kecepatan putaran
aliran yang lebih tinggi dan head yang sama.
Turgo bisa menjadi alternatif bagi Fransiskus
ketika alirannya sangat bervariasi

6.2.2. Aliran Silang Turbin

Turbin crossover dikenal juga dengan nama Banki-Michell yang digunakan untuk
berbagai head dan dapat beroperasi dengan head antara 5-200 m. Desain turbin yang
sederhana membuatnya murah dan mudah diperbaiki jika terjadi masalah runner akibat
tekanan mekanis. Turbin aliran silang memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan
turbin lainnya. Jarak antara pelari dan kepala harus diperhatikan bila kepala rendah atau
sedang. Selain itu, pada pelari dengan head tinggi saat menggunakan turbin crosslink
mungkin mengalami beberapa masalah dengan keandalan karena tekanan mekanis yang
tinggi. Kisaran operasi turbin turbin dan jenis turbin lainnya dapat dilihat dari grafik grafik
debit air Head vs Heading Operasi Turbin Net udara sebagai berikut.

Dari gambar grafik terlihat jelas bahwa turbin


aliran silang dapat beroperasi pada debit
yang berbeda-beda, dibandingkan dengan
jenis turbin lain seperti Pelton dan Turgo
yang hanya beroperasi pada head tinggi, atau
baling-baling dan Kaplan pada head rendah.
Begitu pula dengan turbin Francis, area
pengoperasian turbin cross flow lebih luas.

6.3. Reaksi Turbin


Turbin Reaksi merupakan turbin air yang bekerja dengan mengubah seluruh energi air menjadi
energi torsi.

36
6.3.1. Baling-Baling Turbin

Pada dasarnya turbin baling-baling terdiri dari


baling-baling yang menyerupai baling-baling
kapal, dipasang dalam sebuah tabung setelah
pipa cepat. Poros turbin dihubungkan keluar
dari tabung. Turbin baling-baling biasanya
memiliki tiga hingga enam bilah
tiga bilah untuk turbin dengan head sangat rendah dan aliran air yang diatur oleh sudu statis
atau gerbang gawang yang dipasang tepat di hulu sudu. Turbin baling-baling ini dikenal dengan
turbin aliran aksial sudu tetap karena sudut sudu rotornya tidak dapat diubah. Efisiensi
pengoperasian turbin pada aliran sebagian untuk turbin jenis ini sangat rendah dan digunakan
untuk head 2 hingga 40 meter

6.3.2. Turbin Kaplan


Untuk pembangkit listrik tenaga air yang lebih besar
menggunakan turbin turbin yang lebih canggih. Pada turbin
ini bilah baling-baling dan gerbang tujuannya dapat diatur
sehingga efisiensinya pada saat beroperasi pada beban
rendah (partflow) tetap baik. Turbin turbin variabel ini dikenal
dengan nama turbin Kaplan

6.4. Kriteria Pemilihan Turbin

Tipe, geometri dan dimensi turbin pada dasarnya ditentukan oleh kriteria
sebagai berikut :
- Ketinggian terjun (kepala bersih)
- Kisaran debit melalui turbin (discharge)
- Kecepatan putaran (kecepatan putaran)
- Masalah kavitasi (masalah kavitasi)
- Biaya (biaya)

6.5. Air Terjun Tinggi

Kriteria pertama yang harus diperhatikan dalam pemilihan turbin adalah head yang bersih. Tabel di
bawah ini menentukan rentang head operasi untuk setiap jenis turbin yang dapat digunakan.

37
Tabel 6.1. Rentang Kepala.

Tipe Turbin Rentang Haed dalam meter

Kaplan dan Baling-Baling 2 < HN< 40


Fransiskus 25 < HN<350
Pelton 50 < HN< 1300
Aliran silang 5 < HN<200
Turgo 50 < HN<250

Untuk memperoleh kepala yang bersih (HN), data pengukuran di lokasi adalah kepala
kotor dimana jarak vertikal antara permukaan air di intake dan di turbin. Sedangkan head
loss adalah total hilangnya ketinggian yang disebabkan oleh saluran terbuka, rak
sampah, pipa panjang penstock, intake. Kerugiannya kira-kira atau sama dengan 6% dari
gross head (HG). (Javed, 2010).

Untuk menghitung head bersih (Hn) kita dapat menggunakan persamaan :

HN-HG-Hkerugian (M)
6.6. Kisaran pembuangan melalui turbin

Setiap turbin mempunyai aplikasi dengan


batasan spesifiknya masing-masing. Ada
kemungkinan bahwa berbagai jenis turbin
dapat digunakan di pabrik. Penawaran dari
produsen yang berbeda harus
dibandingkan terlebih dahulu.
Dalam berbagai kasus, ekonomis
Pertimbangan sangat penting dalam
pemilihan turbin. Penentuan tersebut
tidak selalu jelas dan mudah, serta
memerlukan pengetahuan tentang
karakteristik spesifik turbin.

38
Pada skema pembangkit listrik standar, kecepatan turbin harus mencapai kecepatan sinkron, seperti
ditunjukkan pada Tabel 6.2.

Meja. 6.2. Kecepatan Generator Sinkron

Nomor Frekuensi
dari Polandia 50Hz 60Hz
2 3000 3600
4 1500 1800
6 1000 1200
8 750 900
10 600 720
12 500 600
14 428 540
16 375 450
18 333 400
20 300 360
22 272 327
24 250 300
26 231 377
28 214 257

Karena frekuensi di Indonesia adalah 50 Hz, maka kecepatan 50 Hz akan dipilih dari tabel. Ukuran dan biaya
generator dengan kecepatan lebih tinggi lebih kecil dan lebih murah dibandingkan generator berkecepatan
rendah.

6.7. Efisiensi Turbin


Efisiensi turbin bukanlah suatu nilai yang tetap, tergantung pada kondisi beban dan
jenis turbin. Kinerja turbin dapat dinyatakan dalam beberapa keadaan: tinggi terjun
maksimum, tinggi terjun minimum, tinggi terjun normal, dan desain terjun tinggi. High Falls
yang dirancang akan memberikan kecepatan terbaik sehingga efisiensi maksimal tercapai.

Berdasarkan standar internasional


(publikasi IEC 60041), angka tersebut
dapat didefinisikan sebagai rasio daya
yang disuplai oleh turbin terhadap daya
hidrolik.
Gambar berikut menunjukkan efisiensi
tipikal untuk beberapa jenis turbin. Untuk
memperkirakan efisiensi keseluruhan,

39
Efisiensi turbin harus dikalikan dengan efisiensi penghambatan kecepatan pada saat
alternator digunakan.

Ketika arus menyimpang dari debit


nominal maka kerja turbin hidrolik
menjadi tidak efisien, sehingga
debit rancangan turbin reaksi
umumnya dipilih berbeda dengan
debit efisiensi terbaiknya.

Tabel.6.3. Efisiensi tipe turbin kecil


Tipe Turbin Efisiensi Terbaik
Kaplan Tunggal Diatur 0,91
Kaplan ganda Diatur 0,93
Fransiskus 0,94
Pelton dan nozel 0,90
nosel Pelton I 0,89
Turgo 0,85

Efisiensi yang diberikan pada Tabel 6.4 merupakan efisiensi terbaik, namun tidak termasuk
efisiensi desain atau debit maksimum.

6.8. Peralatan listrik


Hampir semua PLTMH yang dibangun ditujukan untuk menghasilkan energi listrik, meskipun ada
beberapa kasus dimana turbin PLTMH digunakan langsung untuk menggerakkan mesin, seperti mesin
giling, atau pompa air.

Meja. 6.4. Efisiensi Generator Kecil


Nilai Daya [kW] Efisiensi Terbaik

10 0,91
50 0,94
100 0,95
250 0,95
500 0,96
1000 0,97
Pemilihan pembangkit yang efektif harus didasarkan pada efisiensi yang diinginkan sehingga dalam
proses pengoperasian pembangkit listrik akan menghasilkan efisiensi yang baik. Pada dasarnya
komponen-komponen pada sistem kelistrikan pembangkit mikrohidro dapat dikelompokkan sebagai
berikut.

40
Bab 7
Pengoperasian dan Pemeliharaan

____________

Pembangkit listrik tenaga air mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, karena

tidak memerlukan pengoperasian bahan bakar yang dalam, seperti pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar

minyak. Namun pengoperasian dan pemeliharaannya tidak ada perbedaan untuk jangka panjang. Pembangkit listrik

tenaga mikrohidro ini bisa dioperasikan dalam jangka panjang. Kita bisa memanfaatkannya secara efektif karena ramah

lingkungan dan berkelanjutan (renewable).

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro ini dapat kita operasikan dengan menggunakan cara manual
dan operasi pemeliharaan. Umumnya operator mikrohidro harus memahami beberapa hal di bawah ini :

1. Operator harus secara efektif menyesuaikan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik
dengan rencana kerja, peraturan dan pengaturan yang ada.
2. Operator harus menguasai komponen dan tampilan instalasi atau operator harus
menguasai fungsi dan koreksi serta perawatannya. Selanjutnya operator harus
memahami apa yang harus dilakukan jika terjadi kerusakan agar dapat pulih kembali.
3. Operator harus selalu memeriksa kondisi seluruh fasilitas dan peralatan pembangkit. Dan
jika ada masalah dan kerusakan, mereka harus bisa menghubungi penanggung
jawabnya dan berusaha memperbaikinya.
4. Operator harus menjaga pabrik agar tidak rusak. Oleh karena itu operator harus memperbaiki dan
meningkatkan fasilitas jika diperlukan.

Pengoperasian dan pemeliharaan setiap pembangkit harus dipersiapkan sejak awal oleh masing-masing
operator sebelum memulai pengoperasian. Beberapa di bawah ini merupakan buku petunjuk
pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

7.1. Operasi
Pengoperasian pembangkit listrik tenaga mikrohidro tidak hanya untuk menghasilkan tenaga listrik dengan
cara memutar generatornya saja tetapi juga untuk mengendalikan peralatan pembangkitan, menyediakan tenaga
listrik dengan kualitas yang stabil kepada konsumen, dan menjaga seluruh peralatan agar tetap dalam kondisi
baik.
Karena seluruh fasilitas dan peralatan yang dipasang tergantung pada lokasi dan kondisi
Anggaran yang tersedia, maka terdapat berbagai cara pengoperasian mikrohidro. Jika genset
mempunyai penstabil beban otomatis, maka operator tidak perlu selalu mengontrol seluruh
peralatan kecuali pada saat start, stop dan keadaan darurat. Jika genset menciptakan sistem
pemberhentian otomatis, maka operator tidak serta merta berada disekitar pembangkit.
Dalam banyak kasus mikrohidro untuk pembangkit listrik di daerah pedesaan, sistem kendali
peralatan otomatis dan pelindung sering kali dihilangkan karena kendala keuangan.

41
Oleh karena itu, operator harus selalu berada di sekitar area pembangkit untuk
mengendalikan peralatan dan menjaga agar hasil panen segera tertangani jika terjadi
masalah/kerusakan.

Beberapa cara umum dalam melakukan operasi mikrohidro :

7.1.1. Operasi dasar


1. Memeriksa beberapa hal sebelum memulai pengoperasian Sebelum pengoperasian
pembangkit, operator harus memeriksa beberapa hal dan harus memastikan fasilitas dalam
kondisi baik untuk beroperasi. Apalagi jika pabrik beroperasi dalam jangka waktu lama,
operator harus memeriksanya dengan cermat.
Jalur transmisi dan distribusi
· Rusaknya saluran air dan tiang-tiang
· Cabang dari cabang yang berdekatan
· Hambatan lainnya
Fasilitas drainase
· Kerusakan struktural
· Sedimentasi tanah di depan intake
· Sampah – sampah yang menempel pada filter
· Sedimentasi tanah pada bak sedimen dan sedatif
Turbin, generator dan pengontrol
· Kelainan dari luar
· Penggunaan kuas
· Ketahanan isolasi sirkuit
2. Memulai operasi
Setelah dilakukan pengecekan beberapa hal diatas maka turbin dan generator siap dioperasikan.
Beberapa prosedur untuk memulai operasi adalah sebagai berikut.
Persiapan awal :
· Menutup pintu saluran pembuangan dari saluran masuk bendungan
· Membuka pintu intake dan pemasukan udara ke sistem pembuangan.
Memulai Operasi:
· Membuka katup masuk secara bertahap.
· Jika terdapat guide vane, buka full valve inlet, kemudian buka guide vane secara
bertahap.
· Menambah kecepatan tegangan dan frekuensi atau kecepatan putaran hingga pada nilai yang telah
ditentukan.
· Tekan tombol saklar on (paralel di dalam)
· Kontrol katup masuk atau baling-baling pemandu agar tegangan dan frekuensi berada dalam interval
yang ditentukan

42
3. Aturan bagi operator selama pengoperasian
Operator hendaknya melakukan pengecekan peralatan agar dapat menyuplai tenaga listrik dengan kualitas
yang baik dan menjaga peralatan agar tetap dalam kondisi aman dan normal. Hal-hal yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
· Mengontrol katup inlet atau guide vane agar tegangan dan frekuensi berada pada interval
yang telah ditentukan
· Memeriksa getaran dan suara peralatan dan menonaktifkan
pengoperasian jika perlu. Periksa suhu peralatan
· Periksa semua keadaan peralatan yang tidak normal dan nonaktifkan pengoperasian
bila perlu
· Simpan semua hasil pengoperasian dan kondisi peralatan dalam format tetap
4. Hentikan pengoperasian

Agar tata cara pemberhentiannya tidak terjadi kerusakan turbin dan genset dalam jangka waktu yang lama, maka

tata cara pemberhentiannya adalah sebagai berikut :

· Tutup saluran masuk katup atau baling-baling pemandu.


· Menekan saklar beban untuk mematikan (penolakan beban)
· Tutup saluran masuk katup dan pandu baling-baling dengan sempurna.
· Tutup pintu masuk
Bila beban tiba-tiba rusak maka operator harus menutup valve inlet atau guide vane
secepatnya untuk menghindari kerusakan turbin dan generator dalam jangka waktu
lama.

7.1.2. Kasus darurat


1. Jika terjadi banjir
Umumnya pembangkit mikrohidro dapat tetap dioperasikan meskipun dalam kondisi banjir.
Namun sungai dapat membawa lumpur yang dapat menyebabkan masuknya tanah dan pasir
ke dalam fasilitas pembangkit dan pengoperasiannya harus segera dihentikan dan pintu
intake harus segera ditutup. Pasca banjir operator harus memeriksa seluruh peralatan dan
harus memperbaikinya sesegera mungkin bila ada kerusakan.
2. Jika terjadi gempa bumi
Karena gempa bumi mempengaruhi seluruh fasilitas pembangkit, maka operator harus
memeriksa seluruh peralatan setelah terjadi gempa besar.
3. Bila terjadi kekurangan volume air Terdapat selang waktu keluaran air pada setiap turbin yang
harus dioperasikan dalam selang turbin. Pembangkit mikrohidro pada dasarnya harus
dirancang berdasarkan debit pada musim kemarau. Namun apabila kekurangan volume air
terjadi di luar dugaan kami saat itu maka operator harus menghentikan pengoperasian
genset karena jika terus dioperasikan akan mengakibatkan kerusakan turbin.
4. Kasus kecelakaan
Jika terjadi kecelakaan, operator harus menghentikan operasi dan memeriksa apa penyebabnya
dan harus memperbaikinya sesegera mungkin.

43
7.2. Pemeliharaan
Mengoperasikan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dalam kondisi baik dan dalam
waktu yang banyak, maka fasilitas saluran air, peralatan listrik, transmisi dan distribusi harus
dijaga dengan baik. Operator harus memperhatikan meskipun hanya masalah kecil dan
harus melanjutkan kecelakaan di fasilitas tersebut. Oleh karena itu diperlukan patroli harian
dan inspeksi berkala serta menyimpan data dengan benar.
Patroli dan inspeksi mengenai hal-hal di atas harus dilakukan sesuai dengan kondisi
fasilitas dan cara menggunakannya. Perawatan umum pembangkit listrik mikrohidro adalah
sebagai berikut :
1. Patroli harian
Untuk memeriksa apakah ada sesuatu pada fasilitas perpipaan, peralatan listrik,
transmisi dan distribusi, maka operator harus melakukan patroli harian. Selain itu
operator harus menyimpan hasil patroli dan mengambil tindakan jika diperlukan.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam patroli adalah sebagai berikut :
Saluran masuk dan saluran pembuangan (saluran air), sedimentasi, saluran
pembawa, penenang, penstock, turbin, generator, penstabil beban, trafo, transmisi
dan distribusi
2. Pemeriksaan Berkala
Operator harus melakukan inspeksi berkala untuk memeriksa apakah terjadi masalah/
kerusakan pada fasilitas dan peralatan. Pada saat pemeriksaan, operator terkadang
harus memeriksanya secara menyeluruh dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
3. Inspeksi khusus
Jika terjadi gempa bumi, banjir, hujan lebat dan kecelakaan, operator harus menghentikan
pengoperasian dan memeriksa fasilitas

7.3. Rekaman
Mengoperasikan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dalam kondisi baik dan dalam
waktu yang banyak, maka fasilitas saluran air, peralatan listrik, transmisi dan distribusi harus
dijaga dengan baik. Operator harus memperhatikan meskipun hanya masalah kecil dan
harus berlanjut dari kecelakaan di fasilitas. Oleh karena itu diperlukan patroli harian dan
inspeksi berkala serta menyimpan data dengan benar.

44
Bab 8
Manajemen Pembangkit
Listrik Mikrohidro ____________

8.1. Pengelolaan

Manajemen adalah proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh sumber daya,


baik manusia maupun teknis, untuk mencapai berbagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu
organisasi. Namun manajemen lebih sering digunakan dalam konteks kerja praktek. Contoh:
pengelolaan hutan, pengelolaan gedung, pengelolaan tambang, dan pengelolaan lingkungan hidup.
Kata manejemen” dapat diumpamakan dengan manajemen yang juga berarti pengaturan atau
pengelolaan. Manajemen diartikan sebagai serangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk melakukan serangkaian pekerjaan dalam mencapai tujan tertentu. Dalam
proses pengelolaan /manajemen menyangkut fungsi utama yang ditunjukkan oleh seorang
pemimpin, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.

Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,


kepemimpinan, dan pengendalian organisasi dengan segala aspeknya untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Perlu ditekankan bahwa manajemen terfokus pada proses
dan sistem. Oleh karena itu apabila dalam sistem dan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, penganggaran dan pengawasan tidak baik maka seluruh proses pengelolaan tidak
lancar maka dampak pencapaian tujuan akan terganggu bahkan gagal.

Berdasarkan pengertian manajemen di atas, maka dapat dirumuskan Manajemen meliputi


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan proses
dasar kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak dalam kegiatan pengelolaan. Kemudian
pengorganisasian berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu
diperlukan arahan untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawasan yang ketat.
Dengan evaluasi, dapat dilakukan pemantauan terhadap aktivitas proses untuk menentukan apakah
seseorang atau kelompok memperoleh dan menggunakan sumber dayanya secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan.

8.2. Perencanaan

Perencanaan merupakan landasan yang akan dikembangkan ke dalam seluruh fungsi selanjutnya. Tanpa

perencanaan yang matang, suatu organisasi akan kehilangan pijakan utamanya. Perencanaan adalah proses

mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk mengambil tindakan dalam mencapai tujuan

organisasi, dengan atau tanpa menggunakan sumber daya yang ada. Dengan demikian kunci keberhasilan dalam

manajemen atau pengelolaan terletak pada perencanaannya. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan

dilakukan dimasa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. A

45
Rencana yang baik adalah rencana yang rasional, dapat diterapkan, dan memandu langkah berikutnya. Berdasarkan uraian di

atas, perencanaan pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang sistematis, analitis, dan rasional untuk memutuskan apa

yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang melakukannya, dan kapan harus dilakukan.

Kegiatan perencanaan PLTMH merupakan aspek terpenting dalam pembangunan


Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Perencanaan PLTMH akan mencakup studi kelayakan
(pendataan potensi air, rencana tapak PLTMH, data sosial ekonomi, dan demografi
penduduk, sebaran masyarakat calon pengguna energi listrik PLTMH, hingga rencana detail
teknis). Dalam suatu organisasi memerlukan kerjasama antara dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan tujuan secara efektif dan efisien.

8.3. Organisasi
Merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan
mengorganisasikan serta membagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dipilih seseorang yang
mempunyai kemampuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan seleksi dan penetapan orang yang dipercaya menduduki jabatan tersebut. Untuk itu
diperlukan proses penarikan, penempatan, pelatihan, dan pengembangan anggota organisasi.

Penyelenggaraan kegiatan PLTMH meliputi bentuk organisasi Penatalayanan PLTMH,


pembentukan Penanggung Jawab PLTMH (termasuk dewan pengawas dan Pengelola
PLTMH), peraturan pendukung Anggaran Pokok/Anggaran Rumah Tangga), peningkatan
kapasitas Pengelola PLTMH.

8.4. Arahan
Pengarahan adalah keinginan agar orang lain mengikuti hal-hal yang telah disepakati, diupayakan dengan

menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan kantor secara efektif dan menggantikan kepentingan jangka

panjang organisasi. Petunjuknya mencakup memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan. Pengarahan

berarti mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi orang yang dipimpin. Pemimpin tidak melakukan semua

aktivitasnya sendiri, tetapi menyelesaikan tugas penting melalui orang lain. Mereka juga tidak sekedar memberi

perintah, namun menciptakan suasana kerja yang dapat membantu mereka yang dipimpin untuk melakukan

pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan pembekalan di PLTMH meliputi proses-proses terkait dengan kompetensi


kepemimpinan, pembinaan, kemampuan mengarahkan staf pengelola PLTMH (berkinerja tinggi,
bertanggung jawab), membangun komunikasi yang baik dengan pelanggan/komunitas pengguna
PLTMH energi listrik.

46
8.5. Pengawasan
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur medium yang telah dilaksanakan
berdasarkan standar baku rencana yang ada. Pengawasan merupakan bagian terakhir dari fungsi
manajemen dan dilaksanakan untuk mengetahui.
A. Apakah semua kegiatan berjalan sesuai rencana?

B. Adakah hambatan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan?

C. Untuk mencegah kegagalan, kehilangan, dan penyalahgunaan kekuasaan Dan kewenangan penyimpangan, dan

pemborosan ?

D. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi?


Pengawasan bertujuan untuk mengetahui dan menghilangkan penyebab timbulnya masalah, sebelum suatu

masalah terjadi; Mencegah dan memperbaiki kesalahan serta memperoleh efisiensi dan efektivitas.

Kegiatan pemantauan di PLTMH terutama bertujuan untuk menjamin


keberlangsungan PLTMH sebagai pembangkit tenaga listrik dan menjaga kemampuan
pelayanan PLTMH sebagai sumber energi listrik bagi masyarakat. Mengendalikan
pasokan listrik agar tetap stabil bagi pelanggan, menjaga seluruh peralatan dan bagian
PLTMH dalam kondisi baik, dan kinerja yang baik.

47
BIBLIOGRAFI

Adhau, SP Ny.,dkk., 2010.”Pengkajian Ulang Potensi Irigasi untuk Mikro Hidro


Kekuatan. IEEE ICSET 6-9 Des 2010, Kandy, Sri Lanka.
Asdak, C., 1995. “Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”. UGM-Press, Yogyakarta.

Buku Putih., 2006, “Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Bidang Teknologi Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung


Ketahanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025“.Kementerian Riset dan
Teknologi, Jakarta.

Asosiasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Kecil Eropa - ESHA. 2004.”Panduan Cara Berkembang

Pembangkit Listrik Tenaga Air Kecil”.

Hartman, E. dan Unger, H., 2009.Baik dan Buruknya Pembangkit Listrik Tenaga Mini/Mikro Hidro.

Program Pengembangan dan Penerapan Mikrohidro Terintegrasi IMIDAP.


Jakarta.

Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jurnal Internasional Teknik dan Teknologi Maju
(IJEAT) ISSN: 2249 – 8958, Jilid 2.
Jack, JF, 1984.Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Kecil dan Mini,McGraw-Hill, Perusahaan Buku,

New York.
Javed, ACdkk., 2010.”Desain turbin aliran silang untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro

aplikasi",prosiding ASME 2010 Power Conference, Juli, Chicago,


Illinois, AS.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia., 2009,Menguasai

Rencana Pembangunan Ketenagalistrikan YeaR2010-2014, Jakarta.

Kodoatie, JR dan R. Syarief , 2005,Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Dan saya

Offset, Yogyakarta.

Li Wang.dkk., 2008. “Analisis Ekonomi Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

di Asosiasi Irigasi Chia-Nan Taiwan yang Menggunakan Air dari Saluran


Irigasi. IEEE Trans. Konversi energi.
Lory M. Parera. dkk., 2014, “Pemetaan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Generasi Di Maluku, Indonesia,Jurnal Internasional Terapan


48
Riset Teknik, ISSN 0973-4562 Vol. 9 No.23 (2014) hlm.7940-7945.
Publikasi Penelitian India; http://www.ripublication.com/ijaer.htm
Ray, K.L, dan Djoko, S., 1985.Rekayasa Sumber Daya Air, Erlangga, Jakarta Singh, D,

2009,Buku Panduan Penilaian Sumber Daya Listrik Mikro Hidro, Asia dan

Pusat Transfer Teknologi Pasifik dari Komisi Ekonomi dan Sosial PBB
untuk Asia dan Pasifik (ESCAP).
Sitompul, R., 2011.Manual Pelatihan Teknologi Energi Terbarukan yang Tepat untuk

Aplikasi di Komunitas Pedesaan.Jakarta.


Zia, O., dan Ghani, AO, 2010.“Desain, Fabrikasi Dan Pemasangan Mikro-
Pembangkit Listrik Tenaga Air “, Fakultas Teknik Mesin, Institut Sains &
Teknologi Teknik GIK.

49
BIOGRAFI PENULIS

Lory Marcus Parera, ST Lahir di Passo, 8 Mei 1975, alamat


Ambon Jl. Gang Raja RT 023 / RW 005 Passo, Kecamatan
Baguala Ambon, Indonesia. Putra bungsu dari ayah Marthin
Parera, Ibu Elsina Parera – Ferdinandus. Menikah dengan
Juliana Engelin Parera - Mintje dikaruniai 3 (tiga) orang putra
yaitu; Bezaleel Marels Christophe Parera, Yedija Louiza Parera dan Euaggelion
Julio Parera.
Pendidikan SD di SD Negeri 2 Passo tamat tahun 1986, SMP di SMP 12
Ambon tamat tahun 1990, SMA di SMA Negeri 4 Ambon tamat tahun 1993,
Universitas ATMA JAYA Makassar Starata 1 (S1) di Fakultas Teknik, Jurusan
Teknik Elektro Konsentrasi Energi Listrik lulus pada tahun 2000, Universitas
Brawijaya Malang Starata 2 (S2) pada Program Magister Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Elektro dengan Minat Sistem
Tenaga Listrik lulus pada tahun 2015. Hingga saat ini penulis masih
berstatus PNS di Politeknik Negeri Ambon. Maluku, Indonesia, sebagai
Dosen Departemen Teknik Elektro sejak tahun 2002 sampai sekarang.

50

Lihat statistik publikasi

Anda mungkin juga menyukai