Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arya Alvito Syafri

NIM : 20137015

Matkul : Ventilasi Tambang

Kuis 3

1. Lengkapi keterangan pada tabel di bawah ini :


Kandungan O2 Di
Pengaruh
Udara
• Kehilangan konsentrasi: Kekurangan oksigen dapat
menyebabkan kehilangan konsentrasi dan fokus. Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan manusia dalam melakukan
pekerjaan dan tugas sehari-hari
• Sesak napas: Jika kandungan oksigen turun menjadi 17%,
dapat menyebabkan sesak napas dan penurunan kemampuan
untuk melakukan aktivitas fisik. Seseorang dapat merasa
kelelahan dengan mudah dan memiliki sulit bernapas
17 %
• Pusing dan sakit kepala: Kekurangan oksigen dapat
menyebabkan seseorang merasa pusing dan sakit kepala. Hal
ini terjadi karena otak kekurangan oksigen yang dibutuhkan
untuk berfungsi dengan baik.
• Gangguan pada organ tubuh: Kekurangan oksigen juga dapat
mempengaruhi fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan
paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan
yang lebih serius jika tidak ditangani dengan cepat.
• Kesulitan bernapas: Kekurangan oksigen yang signifikan dapat
menyebabkan kesulitan bernapas dan bahkan hipoksia, yaitu
keadaan di mana tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen
untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Hipoksia

15 % dapat menyebabkan kejang, koma, bahkan kematian.


• Gangguan kognitif: Kekurangan oksigen dapat mempengaruhi
fungsi otak dan menyebabkan gangguan kognitif seperti
kesulitan berkonsentrasi, memori yang buruk, dan sulit
membuat keputusan.
Kandungan O2 Di
Pengaruh
Udara
• Kelumpuhan: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kelumpuhan, khususnya pada otot-otot yang digunakan untuk
bernapas.
• Masalah jantung: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
masalah jantung, termasuk peningkatan detak jantung,
peningkatan tekanan darah, dan masalah ritme jantung.
• Kesulitan bernapas: Kekurangan oksigen yang signifikan dapat
menyebabkan kesulitan bernapas dan bahkan hipoksia, yaitu
keadaan di mana tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen
untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Hipoksia
dapat menyebabkan kejang, koma, bahkan kematian.
• Gangguan kognitif: Kekurangan oksigen dapat mempengaruhi
13 % fungsi otak dan menyebabkan gangguan kognitif seperti
kesulitan berkonsentrasi, memori yang buruk, dan sulit
membuat keputusan.
• Kelumpuhan: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kelumpuhan, khususnya pada otot-otot yang digunakan untuk
bernapas.

• Hipoksia: Kekurangan oksigen yang signifikan dapat


menyebabkan hipoksia, yaitu keadaan di mana tubuh tidak
mendapatkan cukup oksigen untuk menjalankan fungsi-
fungsinya dengan baik. Hipoksia dapat menyebabkan kejang,
koma, bahkan kematian.
• Gangguan kognitif: Kekurangan oksigen dapat mempengaruhi
9%
fungsi otak dan menyebabkan gangguan kognitif seperti
kesulitan berkonsentrasi, memori yang buruk, dan sulit
membuat keputusan.
• Kelumpuhan: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kelumpuhan, khususnya pada otot-otot yang digunakan untuk
bernapas.
Kandungan O2 Di
Pengaruh
Udara
• Masalah jantung: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
masalah jantung, termasuk peningkatan detak jantung,
peningkatan tekanan darah, dan masalah ritme jantung.
• Kelumpuhan: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kelumpuhan, khususnya pada otot-otot yang digunakan untuk
bernapas.
• Masalah jantung: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
7%
masalah jantung, termasuk peningkatan detak jantung,
peningkatan tekanan darah, dan masalah ritme jantung.
• Kematian: kekurangan oksigen yang sangat parah dapat
menyebabkan kematian
• Masalah jantung: Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
masalah jantung, termasuk peningkatan detak jantung,

6% peningkatan tekanan darah, dan masalah ritme jantung.


• Kematian: kekurangan oksigen yang sangat parah dapat
menyebabkan kematian

2. Ada lima cara yang dapat dilakukan dalam mengendalikan gas-gas berbahaya yang
ada dalam tambang bawah tanah. Sebutkan dan uraikan dengan jelas
a. Ventilasi: Salah satu cara yang paling efektif untuk mengendalikan gas
berbahaya di tambang adalah dengan menggunakan sistem ventilasi yang
memadai. Ventilasi bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi udara dan
memastikan udara segar selalu mengalir di seluruh area tambang. Hal ini
dapat mengurangi konsentrasi gas berbahaya di udara dan menghindari
terjadinya kebakaran atau ledakan.
b. Pemeriksaan Rutin: Pemeriksaan rutin pada tambang bawah tanah harus
dilakukan untuk memastikan tidak ada penumpukan gas berbahaya seperti
gas metana dan karbon monoksida. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat deteksi gas, yang dapat mendeteksi dan mengukur
konsentrasi gas berbahaya di udara.
c. Pelatihan Keselamatan: Setiap orang yang bekerja di tambang bawah tanah
harus diberikan pelatihan keselamatan yang memadai. Pelatihan ini
mencakup pengenalan gas berbahaya yang ada di tambang, tanda-tanda
bahaya, cara menghindari bahaya, serta cara bertindak dalam situasi darurat.
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri: Setiap orang yang bekerja di tambang
bawah tanah harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
seperti masker gas, pakaian pelindung, kacamata pelindung, serta alat
pernafasan dan alat deteksi gas. Alat ini dapat membantu mengurangi risiko
keracunan gas berbahaya dan melindungi kesehatan para pekerja.
e. Pengelolaan Limbah: Limbah yang dihasilkan oleh tambang bawah tanah
seperti air limbah, gas, dan debu harus dikelola dengan baik. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan dan
meminimalkan risiko paparan gas berbahaya pada para pekerja dan
masyarakat sekitar tambang
3. Ada tiga cara pengukuran kecepatan aliran udara pada suatu terowongan dengan
menggunakan anemometer. Berikan penjelasan secara rinci dan dilengkapi dengan
gambar.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara.
Terdapat tiga cara pengukuran kecepatan aliran udara pada suatu terowongan
dengan menggunakan anemometer, yaitu:
a. Pengukuran Kecepatan Rata-rata dengan Anemometer Cup
Cara pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan anemometer cup yang
terdiri dari tiga atau empat cup yang dipasang pada poros yang sama,
sehingga cup dapat berputar mengikuti arah dan kecepatan angin. Ketika
cup berputar, putaran cup akan menghasilkan tegangan listrik yang dapat
diukur dengan alat pengukur.
b. Pengukuran Kecepatan Rata-rata dengan Anemometer Vane
Cara pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan anemometer vane
yang terdiri dari baling-baling yang terpasang pada poros yang sama. Ketika
baling-baling terkena angin, poros akan berputar dan menghasilkan
tegangan listrik yang dapat diukur dengan alat pengukur.
c. Pengukuran Kecepatan Instan dengan Anemometer Pitot
Cara pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan anemometer pitot
yang terdiri dari tabung pengukur dan selang udara. Tabung pengukur
diletakkan tegak lurus terhadap arah aliran udara, sehingga tekanan udara di
dalam tabung pengukur dapat diukur dengan alat pengukur. Selang udara
dihubungkan dengan alat pengukur untuk mengukur tekanan udara di dalam
tabung.

Dalam pengukuran kecepatan aliran udara menggunakan anemometer, perlu


diperhatikan bahwa pengukuran harus dilakukan di tempat yang terbuka dan tidak
terhalang oleh bangunan atau objek lainnya. Selain itu, pengukuran harus dilakukan
pada ketinggian yang sama dengan posisi pengukuran sebelumnya untuk
memastikan akurasi pengukuran. Dengan melakukan pengukuran kecepatan aliran
udara yang akurat, dapat membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sirkulasi
udara dan meningkatkan kualitas udara pada suatu area terowongan.

4. Jika pada data praktikum diketahui bahwa contoh penampang terowongan adalah
setengah lingkaran, dengan kecepan udara yang terukur pada contoh, diperoleh
kuantitas (Q) udara.. Bagaimana jika data kecepatan aliran udaranya sama seperti
contoh pada video, hitunglah berapa kuantitas udara yang ada dengan penampang
terowongan yang berbeda dengan bentuk sbb:

a. Penampang berbentuk bujursangkar dengan lebar sisi 2,5 m


b. Penampang berbentuk persegipanjang dengan lebar 3 m dan tinggi 2,5 m
c. Penambang perbentuk Archis dengan lebar 3 m dan tinggi 2,5 m
d. Penampang berbentuk lingkaran dengan diameter 3 m.
Silahkan cari dari berbagai sumber bagaimana menentukan luas penampang untuk
empat pertanyaan diatas.
Untuk menghitung kuantitas (Q) udara pada penampang terowongan yang berbeda
dengan bentuk yang diberikan, kita perlu menentukan luas penampang terlebih
dahulu. Berikut adalah cara menentukan luas penampang untuk masing-masing
bentuk penampang:
a. Penampang berbentuk bujursangkar dengan lebar sisi 2,5 m
Luas penampang = lebar x tinggi
= 2,5 m x 2,5 m
= 6,25 m²
b. Penampang berbentuk persegipanjang dengan lebar 3 m dan tinggi 2,5 m
Luas penampang = lebar x tinggi
= 3 m x 2,5 m
= 7,5 m²
c. Penambang perbentuk Archis dengan lebar 3 m dan tinggi 2,5 m
Luas penampang = 0,7 x lebar x tinggi
= 0,7 x 3 m x 2,5 m
= 5,25 m²
d. Penampang berbentuk lingkaran dengan diameter 3 m
Luas penampang = π x r²
= 3,14 x (1,5 m)²
= 7,07 m²
Kita diasumsikan kecepatan aliran udara sama dengan contoh pada video yaitu 8,9
m/s. Maka:
a. Kuantitas udara pada penampang berbentuk bujursangkar
Q=VxA
= 8,9 m/s x 6,25 m²
= 55,63 m³/s
b. Kuantitas udara pada penampang berbentuk persegipanjang
Q=VxA
= 8,9 m/s x 7,5 m²
= 66,75 m³/s
c. Kuantitas udara pada penambang perbentuk Archis
Q=VxA
= 8,9 m/s x 5,25 m²
= 46,73 m³/s
d. Kuantitas udara pada penampang berbentuk lingkaran
Q=VxA
= 8,9 m/s x 7,07 m²
= 62,93 m³/s

Anda mungkin juga menyukai