Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM 1

ILUSI MÜLLER-LYER

1. Dasar Teori
Ilusi merupakan kesalahan penafsiran rangsangan yang ada, yang menyebabkan
persepsi tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga stimulus yang ada salah dimaknai. Ilusi
merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam persepsi. Distorsi fisik atau psikologis dapat
menyebabkan suatu ilusi terjadi. Suatu ilusi terjadi ketika otak merasakan perbedaan hakikat
kualitas yang nyata dari suatu objek atau stimulus. Di dalam kenyataannya, ilusi yang paling
sering terjadi pada manusia adalah ilusi visual atau ilusi yang berhubungan dengan indra
penglihatan. Salah satunya adalah Ilusi Müller-Lyer.

Ilusi Müller-Lyer merupakan sebuah itusi optik yang terjadi saat seseorang salah
mempersepsikan panjang salah satu garis dari dua garis dengan panah yang beragam arah, di
mana salah satu garis dibatasi oleh anak panah yang mengarah ke dalam dan garis yang lain
dibatasi oleh anak panah yang mengarah ke luar, dengan salah satu dari garis tersebut dapat
digerakkan ke dalam maupun ke luar.

Pengamat yang mengamati garis dengan anak panah tersebut akan mengalami
kesalahan dalam mempersepsikan panjang garis tersebut. Panah dengan sudut mengarah ke
dalam dan sudut ke luar secara fungsional, membedakan ilusi yang terjadi. Dalam Ilusi
Müller- Lyer, proses sistem visual manusia menilai bahwa garis dengan anak panah dilihat
seperti kedalaman dan jarak pada kehidupan sehari-hari.

Menurut Rochester Institute of Technology (dalam www.rit.edu), ilusi ini dapat


dijelaskan menggunakan lima teori, yaitu: perspektif kedalaman, pergerakan mata,
keterbatasan ketajaman mata, teori rata-rata, dan interip disparity theory. Menurut teori
perspektif kedalaman: Dalam dunia tiga dimensi, perspektif kedalaman berhubungan dengan
penentuan jarak, semakin dekat objek dengan mata maka semakin besar objek tersebut di
retina. Sehingga, dalam dunia dua dimensi pada Ilusi Müller-Lyer, otak membuat asumsi
kedalaman relatit berdasarkan isyarat-syarat yang ada (dalam hal ini tanda panah). Dalam
ilusi Müller- Lyer, retina akan menangkap bahwa kedua garis memiliki panjang yang sama,
namun otak (menggunakan perspektif kedalaman) akan menganggap bahwa sini yang
memiliki panah ke huar lebih panjang.
2. Tahapan Percobaan

1. Topik : Persepsi

2. Nama Praktikum :Ilusi Müller-Lyer

3. Tujuan :Untuk mengetahui adanya ilusi dalam penglihatan seseorang.

4. Alat dan dan bahan : Alat Müller-Lyer, alat tulis

5. Hipotesis

Jika seseorang diberi dua ruas garis (salah satu sebagai stimulus standar yang panjangnya
tetap yaitu 20 cm, dan yang lain sebagai stimulus variabel yang panjangnya dapat diubah-
ubah), dan stimulus variabel digerakkan dari dalam ke luar (outward) dan dari luar ke dalam
(inward) sehingga stimulus variabel sama panjang dengan stimulus standar, maka akan terjadi
kesalahan dalam mengestimasi panjang ruas garis stimulus variabel terhadap stimulus
standar.

6. Subjek (testee)

a. Karen (NIM 233310010127)


b. Nabila (NIM 233310010233)
c. Chrystine (NIM 233310010236)
d. Sa’adah (NIM 233310010238)

7. Pengamat (tester)

a. Gletia (NIM 233310010200)


b. Herlin (NIM 233310010226)
c. Clara (NIM 233310010134)
d. Ni Made (NIM 233310010129)

8. Jalannya Percobaan

A.Subjek berdiri di hadapan alat Müller-Lyer

B. Pengamat menggeser bidang variabel sedemikian rupa hingga kedua garis anak panah
saling bertolak belakang,
C. Subjek menarik bidang variabel ke arah kanan luar) hingga subjek menganggap bahwa
kedua garis yang terdapat pada masing-masing bidang telah berukuran sama

D. Pengamat mengobservasi gerak tubuh subjek dan mencatat kesalahan yang diukur dengan
alat yang terpasang pada alat ilusi Muller-Lyer. Mulai dari titik nol, ke arah kiri berarti negatif
(-1. dan ke arah kanan berarti positif (+). Dari sudut pandang pengamat, kanan berarti negatif
(-) dan kiri berarti positif (+).

E. Pengamat menggeser Kembali bidang variabel sedemikian rupa hingga menyentuh batas
kanan.

F. Subjek menarik bidang variabel ke arah kiri (dalam) hingga subjek menganggap bahwa
kedua garis yang terdapat pada masing-masing bidang telah berukuran sama

G. Pengamat mengobservasi gerak tubuh subjek dan mencatat kesalahan yang diskur dengan
mistar yang terpasang pada alat Ilusi Müller-Lyer. Mulai dari titik nol, ke arah kiri berarti
negatif (-), dan ke arah kanan berarti positif (+). Dari sudut pandang pengamat, kanan berarti
negatif (-) dan kiri berarti positif (+).

9. Dokumentasi Percobaan:
PERCOBAAN I PERCOBAAN II
N Subjek L/ Arah ke Arah ke Arah ke
o (Testee) P Arah ke luar
dalam x luar dalam x D
(mm)
(mm) (mm) (mm)
1 Karen P -2,2 -1,9 -2,05 -1,3 -1,8 -1,55 -1,8
2 Nabila P -1,3 -2,7 -2 -1,2 -2 +0,4 -0,8
3 Chrystine P -1,2 -3,8 -2,5 -1,6 -3,6 -2,6 -2,55
4 Sa’adah P +3,8 +1,2 +2,5 +3,5 -1,9 +0,8 +1,65
9. Hasil Percobaan

=-1,0125 =-2,325
=0,875

Anda mungkin juga menyukai