Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabe Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran
yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabe terus
meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabe. Dari sisi
produsen, akhir-akhir ini usaha tani cabe mengalami permasalahan cukup
serius dalam hal budidaya. Permasalahan tersebut mengakibatkan
menurunnya produktivitas cabe. Pasar komoditas cabe sulit diprediksi,
mengingat fluktuasi harga cabe yang berubah-ubah.
Makalah ini akan membahas Budidaya dan Pasca panen Cabe Merah
yang memuat informasi syarat tumbuh, varietas, teknik budidaya, hama dan
penyakit, panen, pasca panen dan pemasaran cabe. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu cabe merah?
2. Bagaimana pengklasifikasian cabe merah?
3. Bagaimana deskripsi dan morfologi tanaman cabe merah?
4. Bagaimana cara budidaya tanaman cabe merah?

C. Tujuan Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian cabe merah.
2. Untuk mengetahui pengklasifikasian cabe merah.
3. Untuk mengetahui deskripsi dan morfologi tanaman cabe merah.
4. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman cabe merah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanaman Cabe Merah
Tanaman cabai merah (Capsicum sp) untuk pertama kali diketemukan
oleh petualang dunia bernama Christophorus Columbus. dihabitatnya di
Amerika tropis. Saat itu ekspedisi yang dipimpinnya mendarat di sebuah
daerah berhawa panas yang semula dikiranya sebagai salah satu daerah dari
benua Asia. Cabai yang diketemukan Colombus, memang merupakan
tanaman asli Amerika selatan dari sinilah tanaman ini menyebar ke Amerika
tengah menuju Amerika serikat bagian selatan. Konon sejak tahun 7000
SM, buah cabai sudah dimanfaatkan oleh suku Indian untuk keperluan
masak-memasak (bumbu).
Menginjak pada 5200-3400 SM barulah mereka mulai
membudidayakannya dan disebarluaskan ke berbagai daerah lain di benua
Amerika. Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman
perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin.
Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan
vitamin C.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran
yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga
jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah
satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit
kanker. Budidaya tanaman cabe diperbanyak melalui biji yang ditanam dari
tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Cabe atau lombok
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di
dataran tinggi.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat
(Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa
Tengah (Brebes, Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang,
Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes,

2
Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun,
Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan
keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe
diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi
kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan
pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.

B. Klasifikasi Tanaman Cabe Merah


Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (biji berada dalam buah)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua/biji belah)
Ordo (bangsa) : Corolliforea
Famili (suku) : Solanaceae
Genus (marga) : Capsium
Spesies : Capsium frustescens L.

C. Deskripsi dan Morfologi Tanaman Cabe Merah


1. Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan
berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang
banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk
setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm.
cabang tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas
(cabang).
2. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun
rata (tidak bergerigi/berlekuk) ukuran daun lebih kecil dibandingkan
dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan
kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip dan tangkai
tunggal yang melekat pada batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak
sehingga tanaman tampak rimbun.

3
3. Bunga
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang
berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan
mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk
penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi
secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.

4. Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah
memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa
buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung
runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya
cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara 2-2,5 cm
dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran
yang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm. Warna buah cabai
rawit bervariasi buah muda berwarna hijau/putih sedangkan buah yang
telah masak berwarna merah menyala/merah jingga (merah agak kuning)
pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi
setelah masak menjadi pedas.
5. Biji
Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk
bulat pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) dan saling melekat
pada empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan
biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan
tanaman (perkembangbiakan).
6. Akar
Perakaran cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus
ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping.
Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah
menyerap air) dan subur.

4
Cabai merah seperti dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan
dan juga mempunyai manfaat yang cukup, banyak antara lain sebagai
pembuatan obat-obatan dan sebagai kosmetika serta mengandung zat-zat
yang dibutuhkan bagikesehatan tubuh manusia. Kandungan zat tersebut
seperti yang tertera dalam Tabel 2 berikut ini :
Tabel 1.1 Kandungan Gizi Cabai Merah
Kandungan Segar Kering
Cabai Cabai Cabai Cabai
Cabai Cabai
Hijau Merah Hijau Merah
Rawit Rawit
Besar Besar Besar Besar
Kalori (Kal) 23 31 103 - 311 -
Protein (g) 0,7 1 4,7 - 15,9 15
Lemak (g) 0,3 0,3 2,4 - 6,2 11
Karbohidarat
5,2 7,3 19,9 - 61,8 33
(g)
Kalsium (mg) 14 29 45 - 160 150
Fosfor (mg) 23 24 85 - 370 -
Besi (mg) 0,4 0,5 2,5 - 2,3 9
Vit A (Si) 260 470 11,050 - 576 1.000
Vit B1 (mg) 0,05 0,05 70 - 0,04 0,5
Vit C (mg) 84 18 71,2 - 50 10
Air (g) 93,4 90,9 85 - 10 8
b.d.d % 82 85 - 85
Rasa pedas pada buah cabai adalah karena.zat Capsaicine (C18H27O3 N).

5
D. Cara Budidaya Tanaman Cabe Merah
Adapun cara atau tehnik budidaya cabe merah adalah sebagai berikut:
1. Persiapan lahan untuk menana cabe merah keriting dan cabe rawit
a. Pengolahan Lahan cabe merah keriting dan cabe rawit
- Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2.
- Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).
- Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2.
- Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm.
- Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm
x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
b. Benih cabe merah keriting dan cabe rawit
- Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-
11 dan Natural CS-20, CB-30.
- Biji direndam dalam air hangat kemudian diperam semalam.
2. Persemaian cabe merah keriting dan cabe rawit
a. Persiapan Persemaian cabe merah
- Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap
plastik atau rumbia.
- Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau
kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang .
Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong
daun pisang.
b. Penyemaian cabe merah
- Biji cabe diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis
tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring.
- Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk
menjaga kelembaban.
3. Pengamatan Hama & Penyakit cabe merah selama persemaian
a. Penyakit cabe merah keriting dan cabe rawit
- Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena
batang busuk, disebabkan oleh cendawan Phytium sp. &

6
Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang
bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi
naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1
sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
- Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan
berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan
Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah
semai.
- Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan
warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah
tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit
terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR
atau PESTONA.
b. Hama cabe merah
- Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian
bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik
bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg
ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
- Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak
klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna
keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni
berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari
karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah
semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi
penyebaran.
- Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun
berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian
bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran
sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila
menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara
mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip.

7
4. Penanaman cabe merah
a. Pemilihan Bibit cabe merah
- Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.
- Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari).
b. Cara Tanam cabe merah
- Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
- Plastik polibag dilepas.
- Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram.
c. Pengamatan Hama cabe merah
- Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi,
makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan
memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam
tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan
dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan
PESTONA atau VIREXI.
- Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ).
- Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan
bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak
segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala
serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah
dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar.
Serangan parah, daun cabe gundul sehingga tinggal ranting-
rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi
rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian.
Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
- Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam
hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan
buang ke luar areal.
5. Perawatan tanaman cabe merah
a. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau
penggenangan (dilep) jika dirasa kering.

8
b. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang.
Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro
Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1
tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang,
sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea :
TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan
dosis 500 cc/lubang.
c. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30
hari.
6. Panen dan Pasca panen cabe merah
a. Pemanenan cabe merah
- Panen pertama sekitar umur 60-75 hari.
- Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa
mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan
cara budidayanya.
b. Cara panen cabe merah
- Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%).
- Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering.
- Penyortiran dilakukan sejak di lahan.
- Simpan ditempat yang teduh.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cabe merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai
ekonomi yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang
berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu
komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia
karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat
kesehatan.
Budaidaya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita
menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah
banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang kita peroleh
lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan
kita dalam pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi
bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa
berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang
membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang
maksimal.
Cabai rawit (capsicum frustescens L.) tergolong dalam famili terung-
terungan (solanaceae). Tanaman ini termasuk golongan tanaman semusim
atau tanaman berumur pendek yang tumbuh sebagai perdu/semak, dengan
tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 m.

10

Anda mungkin juga menyukai