Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN MORFOLOGI TIGA KULTIVAR PISANG (Musa paradisiaca

L.) DI PEKANBARU PROVINSI RIAU

Dea Dwi Ananda, Nery Sofiyanti

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi


Dosen Bidang Botani Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
dea.dwi1604@gmail.com

ABSTRACT

Pekanbaru is one of the banana’s distribution destination area in Riau Province. The
purpose of this study was to compare the morphological characteristics of three banana
cultivars (Musa paradisiaca) from Pekanbaru Riau Province namely Pisang Kepok,
Pisang Raja Nangka and Pisang Bamban. The morphological characters of each cultivar
were described in detail. The result showed that three cultivars of banana were
distinguisged based on their habits, characteristic of leaf, bunch, flower and fruit.

Key words : Banana, Cultivar, Morphology, Pekanbaru

ABSTRAK

Pekanbaru merupakan salah satu daerah tujuan distribusi buah pisang di Provinsi
Riau. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membandingkan karakteristik morfologi tiga
kultivar pisang yang dijumpai di Kota Pekanbaru Provinsi Riau yaitu Pisang Kepok,
Pisang Raja Nangka dan Pisang Bamban. Karakter morfologi Pisang Kepok, Pisang
Raja Nangka dan Pisang Bamban di deskripsikan secara rinci. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tiga kultivar pisang dibedakan berdasarkan perawakan tanaman,
karakter daun, tandan, bunga dan buah.

Kata kunci : Pisang, Kultivar, Morfologi, Pekanbaru

1
PENDAHULUAN dihasilkan produktivitas pisang yang
optimum.
Tanaman pisang tergolong dalam Tanaman pisang merupakan
genus Musa Linn. yang merupakan salah tanaman yang hampir semua bagiannya
satu genus dalam famili Musaceae dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam
dengan karakteristik berbatang pendek, kehidupan sehari-hari. Tanaman pisang
dengan batang semu yang panjangnya pada umumnya dapat dimanfaatkan
lebih dari 60 cm dan bagian pangkal setiap bagian-bagiannya mulai dari
agak membesar. Pada genus ini batang rhizoma sampai kulit pisang itu sendiri.
semu terdiri dari pelepah yang tersusun Pada buah pisang terdapat banyak
padat dan melingkar (Dellin et al. 2000). kandungan yang sangat berguna bagi
Menurut De Langhe et al. (2010) tubuh bila dikonsumsi dan diolah dengan
berdasarkan komposisi genomnya pisang tepat (Harti et al. 2012).
dapat diklasifikasikan berbagai jenis Spesies Musa paradisiaca
seperti AA, AB (diploid), AAA, AAB, merupakan hasil persilangan dari tetua
ABB, BBB (triploid), dan AAAA, pisang M. acuminata dan M. balbisiana
AABB, ABBB (tetraploid). Seperti pada yang telah dibudidayakan saat ini dan
group diploid AA, karakter umumnya dimanfaatkan sebagai buah
morfologinya mudah dibedakan dari meja dan buah olahan (Sutanto dan
genom lainnya (Hapsari dan Masrum Edison 2001).
2011). Kultivar adalah istilah yang
Keanekaragaman pada genus Musa digunakan dalam penggelompokan dasar
merupakan suatu elemen dasar yang untuk tanaman budidaya. Kultivar pisang
penting sebagai penopang produksi merupakan sekelompok tanaman pisang
pisang. Keanekaragaman ini digunakan yang memiliki penanda ciri khas tertentu
untuk menghasilkan varietas yang lebih yang dapat membedakannya dari
baik, memungkinkan tanaman untuk kelompok lain (Tjitrosoepomo 2003).
tumbuh di berbagai lingkungan, toleran Informasi mengenai perbandingan
terhadap kondisi tekanan (INIBAP tiga jenis keanekaragaman kultivar
2002). pisang (M. paradisiaca) di Kota
Kawasan beriklim tropis pada Pekanbaru provinsi Riau belum pernah
dataran rendah dengan kelembaban yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
cukup adalah tempat pisang dapat membandingkan karakteristik morfologi
tumbuh dengan baik. Ketinggian hingga tiga kultivar pisang provinsi Riau.
2000 mdpl (meter diatas permukaan laut)
dengan curah hujan yang cukup juga METODE PENELITIAN
merupakan tempat pisang dapat tumbuh
a. Waktu dan Tempat
(Nasution dan Yamada 2001). Menurut Pengambilan sampel dilakukan pada
Cahyono (2002), pada tanah datar bulan November - Februari 2020 di Kota
dengan ketinggian dibawah 500 m, akan Pekanbaru Provinsi Riau. Pengamatan

2
morfologi dilakukan di Laboratorium turunan M. balbisiana dan bentuk dasar
Botani Jurusan Biologi Fakultas helai daun kedua sisi melancip
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan turunan M. acuminata
Universitas Riau. (Valmayor et al. 2000).
Pengambilan sampel tanaman
pisang dilakukan dengan metode Pisang Bamban jauh berbeda dari
eksplorasi dan dilakukan pengkoleksian morfologi Pisang Kepok dan Pisang Raja
sampel tanaman pisang secara langsung Nangka karena mempunyai warna
dilapangan. Identifikasi dilakukan batang semu hijau sedang, bentuk dasar
dengan mencocokan karakter morfologi helai daun kedua sisi melancip,
pada buku deskriptor International Plant pemudaran warna dasar braktea berhenti
Genetic Resources Institute (IPGRI). kearah dasar dan garis melintang pada
buah membulat. Karakter pemudaran
warna dasar braktea berhenti kearah
b. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara termasuk kedalam pisang bergenom A,
tabulasi dalam bentuk tabel, deskripsi sedangkan karakter warna dasar
dan gambar. homogen termasuk kedalam pisang
bergenom B (Simmonds dan Shepherd
HASIL DAN PEMBAHASAN 1955). Persamaan dari ketiga kultivar ini
adalah warna tangkai tandan hijau dan
Hasil identifikasi sampel tanaman penampilan tandan buah kompak. Tabel
pisang menunjukan bahwa di Kota 1 menunjukkan perbandingan morfologi
Pekanbaru dijumpai tiga kultivar pisang tiga kultivar pisang spesies M.
dari spesies M.paradisiaca L. Kultivar paradisiaca L.
yang dijumpai antara lain Pisang Kepok,
Pisang Raja Nangka dan Pisang
Bamban.

Secara morfologi Pisang Kepok dan


Pisang Raja Nangka memiliki kemiripan
seperti warna batang semu hijau-kuning,
bentuk dasar helai daun kedua sisi
membundar, pemudaran warna dasar
braktea homogen dan garis melintang
pada buah lurus dengan punggung.
Karakter bentuk dasar helai daun dengan
kedua sisi membundar merupakan

3
Tabel 1. Perbandingan morfologi 3 kultivar pisang dari spesies M.
paradisiaca L.

Kultivar
Karakter Pisang Kepok Pisang Raja Pisang Bamban
Nangka
Perawakan Merunduk Tegak Agak merunduk
tanaman
Warna batang semu Hijau-kuning Hijau-kuning Hijau sedang
Bentuk dasar helai Kedua sisi Kedua sisi Kedua sisi
daun membundar membundar melancip
Bentuk kanal Tepi melengkung Lurus dengan tepi Terbuka dengan
tangkai daun kedalam tegak tepi melengkung
keluar
Posisi tandan buahMenggantung Agak bersudut Menggantung
pada sudut 450 vertikal
Penampilan tandan Kompak Kompak Kompak
buah
Warna tangkai Hijau Hijau Hijau
tandan
Bentuk jantung Membundar Melanset Membulat telur
pisang
Pemudaran warna Homogen (warna Homogen (warna Berhenti kearah
dasar permukaan seragam hingga seragam hingga dasar
dalam braktea dasar) dasar)
Tumpukan- Ujung braktea Ujung braktea Ujung braktea yang
tumpukan braktea yang muda sedikit yang muda sangat tua menutupi
pada jantung menutupi jantung menutupi jantung pisang
pisang pisang
Bentuk ujung buah Tumpul Berleher botol Tumpul
Garis melintang Lurus dengan Lurus dengan Membulat
pada buah punggung punggung

a. Karakter morfologi Pisang Kepok


Karakter morfologi diamati secara Deskripsi : Merunduk. Batang tegap,
langsung di lapangan dan juga di hijau-kuning, dasar hijau, pigmentasi
Laboratorium Botani Jurusan Biologi cokelat-keunguan, tinggi ≥ 3 m, anakan
FMIPA Universitas Riau. Karakter dua, vertikal dekat dengan induk.
masing-masing disajikan berdasarkan Tangkai daun bercak tipis, tidak bersayap
pengamatan dalam penelitian ini. kering memeluk batang, hijau, berlilin
sedang, kanal tepi melengkung ke dalam,
panjang ≤ 50 cm. Daun kedua sisi

4
melancip, permukaan atas kusam, Gambar1. Morfologi Pisang Kepok,
permukaan bawah kusam, lilin sangat a.Habitus, b.Daun, c.Buah, d.Jantung
sedikit, panjang 221-260 cm, lebar 71-80 (Bar 5 cm).
cm, rasio 2,8. Tulang daun dorsal hijau Pisang Raja Nangka
kecokelatan, ventral hijau. Tandan buah Deskripsi : Tegak. Batang tegap, hijau-
menggantung pada sudut 450, kompak, kuning, dasar hijau muda, pigmentasi
hijau, tidak berambut, panjang 31-60 cm. merah, tinggi ≥ 3 m, anakan satu, vertikal
Rakis jatuh vertikal. Jantung membundar, dekat dengan induk. Tangkai daun bercak
panjang 27 cm, diameter 11 cm. Braktea luas, bersayap kering memeluk batang,
berbahu sedang, ujung tumpul dan ungu kebiruan, sedikit lilin, kanal tepi
terbelah, kuning, sangat berlilin, lurus dengan tepi tegak, panjang 51-70
permukaan luar merah-ungu, permukaan cm. Daun kedua sisi membundar,
dalam ungu- cokelat, pemudaran warna permukaan atas dan bawah kusam, sangat
dasar homogen/merata, lekukan sangat sedikit lilin, panjang 171-220 cm, ≤70
kuat, terangkat satu, menggulung. Tepal cm, rasio ≥3. Tulang daun dorsal hijau
merah muda-ungu, pigmentasi merah cerah, ventral hijau.Tandan buah agak
muda, cuping kuning pucat, berkembang. bersudut, kompak, hijau, berambut
Tepal bebas merah muda, berkembang, pendek, panjang 31-60 cm. Rakis jatuh
bentuk ujung segitiga. Kepala dan vertikal. Jantung melanset, panjang 21-30
tangkai sari krem. Stilus krem, tanpa cm, diameter ≤20 cm. Braktea berbahu
pigmentasi. Kepala putik krem. Bakal kecil, ujung tumpul dan terbelah, kuning,
buah melengkung, krem, pigmentasi sedikit lilin, permukaan luar dan dalam
merah-ungu. Tangkai buah tidak ungu-cokelat, pemudaran warna dasar
berambut, panjang ≤10 mm. Buah homogen, lekukan sangat kuat, terangkat
melengkung kearah tangkai, dua baris, dua atau lebih, menggulung. Tepal krem,
jumlah dalam satu sisir 13-16, ujung pigmentasi cokelat berkarat, cuping
tumpul, stilus tetap ada, panjang ≤ 15 cm. kuning, berkembang. Tepal bebas putih
Kulit buah belum matang hijau, kulit buram, sangat berkembang, bentuk ujung
matang kuning, mudah dibuka. Daging benang lurus. Kepala sari abu-abu,
buah sebelum matang putih, setelah tangkai cokelat. Stilus krem, tanpa
matang krem, garis melintang lurus pigmentasi. Kepala putik oranye. Bakal
dengan punggung, lembut, agak hambar, buah melengkung, hijau, pigmentasi
brix 16 %. sangat sedikit atau tidak ada. Tangkai
buah tidak berambut, panjang 11-20 mm.
Buah melengkung keatas, dua baris,
jumlah dalam satu sisir 13-16, ujung
berleher botol, stilus menonjol, panjang
16-20 cm. Kulit buah belum matang hijau
muda, kulit matang kuning cerah, tidak
mudah dibuka. Daging buah sebelum

5
matang putih, setelah matang gading, krem, pigmentasi cokelat, cuping kuning,
garis melintang lurus dengan punggung, berkembang. Tepal bebas putih
keras, hambar, brix 11%. transparan, sangat berkembang, bentuk
ujung segitiga. Kepala dan tangkai sari
putih. Stilus putih, pigmentasi ungu.
Kepala putik abu-abu. Bakal buah
melengkung, hijau, pigmentasi sangat
sedikit. Tangkai buah tidak berambut,
panjang 11-20 mm. Buah melengkung
kearah tangkai, dua baris, jumlah dalam
satu sisir 13-16, ujung tumpul, stilus
tetap ada, panjang ≤ 15 cm. Kulit buah
Gambar2.Morfologi Pisang Raja Nangka, belum matang hijau muda, kulit matang
a. Habitus, b. Daun, c. Buah, d. Jantung hijau kekuningan, mudah dibuka. Daging
(Bar 5 cm). buah sebelum matang putih, setelah
Pisang Bamban matang kuning, garis melintang
Deskripsi : Agak merunduk. Batang membulat, lembut, manis, brix 23%.
normal, hijau sedang, dasar merah-ungu,
pigmentasi merah, tinggi ≤ 2 m, anakan
satu, vertikal dekat dengan induk.
Tangkai daun bercak luas, bersayap
kering berombak, merah muda–ungu
kemerahan, berlilin sedang, kanal tepi
terbuka dengan tepi melengkung keluar,
panjang ≤ 50 cm. Daun kedua sisi
melancip, permukaan atas dan bawah
kusam, lilin sedikit, panjang ≤170 cm, Gambar3. Morfologi Pisang Bamban, a.
lebar ≤70 cm, rasio ≤ 2. Tulang daun Habitus, b. Daun, c. Buah, d. Jantung
dorsal kuning, ventral hijau cerah. (Bar 5 cm).
Tandan buah menggantung vertikal,
kompak, hijau, berambut pendek, a. Kunci Identifikasi Kultivar Pisang
panjang ≤ 30 cm. Rakis jatuh vertikal. 1. a.Warna batang semu hijau-kuning,
Jantung membulat telur, panjang ≥31 cm, bentuk dasar helai daun kedua sisi
diameter ≤20 cm. Braktea berbahu kecil, membundar ................... 2
ujung tumpul dan terbelah, kuning, b.Warna batang semu hijau sedang,
sangat sedikit lilin, permukaan luar ungu- bentuk dasar helai daun kedua sisi
cokelat, permukaan dalam oranye-merah, melancip ..................... Pisang
pemudaran warna berhenti ke arah dasar, Bamban
lekukan sedikit atau tidak ada, tidak 2.a. Bentuk kanal tangkai daun tepi
terangkat, tidak menggulung. Tepal melengkung kedalam, posisi tandan

6
buah menggantung pada sudut 450 Harti H, Sobir, Suhartanto M. Rahmad.
..................................... Pisang 2012. Teknologi Sehat Budidaya
Kepok Pisang: Dari Benih Sampai Pasca
b. Bentuk kanal tangkai daun Lurus Panen. Pusat Kajian Holtikultura
dengan tepi tegak, posisi tandan buah LPPM-IPB: IPB.
agak bersudut ................. Pisang Raja
Nangka Hapsari L, Masrum A. 2011. Keragaman
dan Karakteristik Pisang (Musa
acuminata) Kultivar Group Diploid
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan AA Koleksi Kebun Raya
di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, dapat Purwodadi. [Seminar Nasional
ditarik kesimpulan yaitu ditemukan tiga HUT Kebun Raya Cibodas ke-
kultivar pisang (M. paradisiaca) yang 159]. LIPI. Pasuruan.
terdiri dari Pisang Kepok, Pisang Raja INIBAP. 2002. A Strategy for the Global
Nangka dan Pisang Bamban. Karakter Musa Genomics Consortium.
morfologi yang menjadi pembeda antara International Network for the
tiga kultivar pisang spesies M. Improvement of Banana and
paradisiaca antara lain perawakan Plaintain. Montpellier, France:
tanaman, bentuk kanal tangkai daun, INIBAP.
posisi tandan buah, bentuk jantung
pisang, tumpukan-tumpukan braktea IPGRI. 1996. Description for Bananas
pada jantung pisang dan bentuk ujung (Musa spp.). International Plant
buah. Genetic Resources Institute,
Italy/International network for the
Improvement of Banana and
DAFTAR PUSTAKA Plantain. France: France/Center de
Cooperation Internationale Pour le
Cahyono B. 2002. Pisang Usaha Tani Development.
dan Penanganan Pascapanen.
Yogyakarta: Kanisius. Nasution R, Yamada I. 2001. Pisang-
pisang Liar di Indonesia.
De Langhe E, Hrˇibova´ E, Carpentier S, Puslitbang Biologi LIPI: Bogor.
Dolezˇel J, Swennen R. 2010. Did
Backcrossing Contribute to The Simmonds, NW dan Shepherd K. 1955.
Origin of Hybrid Edible Bananas The Taxonomy and Origins of the
? Annals of Botany. 106, 849–857. Cultivated Bananas.Botanical
Journal of the Linnean
Dellin W, Wu T. Kai L. 2000. Society of London. 55:302-312.
Zingiberaceae. Flora of China.
24:322–377. Sutanto dan Edison. 2001. Pedoman
Karakterisasi, Evaluasi Kultivar

7
Pisang. Balai Penelitian Tanaman
Buah. Solok.

Tjitrosoepomo G. 2003. Morfologi


Tumbuhan Gadjah Mada.
University Press. Yogyakarta.

Valmayor R, V Jamaluddin. S H Silayoi.


B Kusumo. S Danh. L D Pascua
O. C Espino. R R C. 2000.
Banana Cultivar names and
Synonyms in Southeast Asia.
Rome: International Plant
Genentic Resources Institute.

Anda mungkin juga menyukai