Anda di halaman 1dari 4

II.

2 Drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle)


Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau juga dikenal sebagai drone
merupakan pesawat terbang tanpa pilot (nirawak) atau pengertian dasarnya adalah
istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah kendaraan udara yang berbentuk
aerodinamis dengan dukungan tenaga tertentu dan mampu terbang sendiri tanpa
awak dengan pengendalian jarak jauh. Pesawat terbang tersebut dikendalikan dari
jarak jauh dengan sistem kontrol dari darat . Sumber energi untuk mengoperasikan
pesawat uav tersebut dapat menggunakan tenaga mekanik dari sebuah mesin
piston yang menggunakan bahan bakar sebagai energi penggerak atau tenaga
elektrik dari sebuah motor listrik yang bersumber dari baterai sebagai energi
penggerak. Uav memiliki banyak manfaat diberbagai bidang antara lain survey
dan pemetaan (Elijah, dkk., 2020)
Perangkat ini juga dilengkapi dengan kontrol radio biasa; dapat
dikendalikan secara manual dalam situasi darurat atau berbahaya. Terkadang
istilah UAV digunakan untuk merujuk pada sistem lengkap, termasuk stasiun darat
dan sistem video, namun istilah tersebut paling umum digunakan untuk pesawat
model dan helikopter dengan both fixed dan rotary wings (Ahirwar, dkk., 2019)
II.2.1 Rotary Wing (Multicopter)
Rotary wing merupakan jenis pesawat tanpa awak yang memanfaatkan
putaran baling-baling untuk terbang. Gaya angkat yang dihasilkan tersebut berasal
dari putaran motor yang terpasang propeller. Terdapat dua tipe rotary wing uav
yaitu single-rotor seperti helikopter dan multi-rotor yang menggunakan 3 sampai
8 baling-baling dan mampu melakukan gerakan pitch, yaw, dan roll. Multi-rotor
memiliki ketentuan tersendiri terhadap variasi kecepatan perputaran setiap baling-
balingnya untuk dapat melakukan pergerakan tertentu (Prakoso, dkk., 2023)
Gambar 2.1 Rotary Wing UAV
II.2.2 Fix Wing
Fixed wing drone memiliki bentuk dan bekerja dengan prinsip-prinsip
yang sama dengan pesawat terbang. Motornya diletakkan horizontal sehingga
baling-balingnya dapat menggerakkan badan drone secara horizontal pula. Sayap
dan badan drone dibuat aerodinamis untuk mendapat daya angkat optimal pada
saat drone bergerak horizontal (Budiharto, dkk. 2021 )
Fixed-wing memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan
pesawat berawak, tetapi apabila UAV tersebut terlalu besar maka untuk
melakukan lepas landas tidak bisa dilakukan dengan tangan (launched by hand)
tetapi harus membutuhkan landasan pacu yang panjang (Deswara dan Djamari,
2015)

Gambar 2.2 Fix Wing UAV


II.2.3 VTOL (Vertical Take Off Landing)
Vertical take off landing muncul karena eksperimen yang dilakukan
selama tahun 1950 – 1970 dan hampir semuanya gagal. Kadang-kadang
digunakan jarak pendek sebelum lepas landas sehingga disebut juga STOL,
Shortrun Take Off and Landing vehicle. Kontrol penerbangan dan stabilitas
VTOL/STOL sangat sulit dan merupakan bidang penelitian utama saat ini di
bidang ini. VTOL pada dasarnya memiliki tiga konfigurasi hingga perkembangan
saat ini di bidang ini, konfigurasi tipe sayap, konfigurasi tipe helikopter, dan
konfigurasi tipe saluran. Jenis sayap memiliki sayap tetap dengan mesin dorong
vektor atau sayap bergerak dengan mesin, tipe saluran memiliki rotor saluran yang
membantu memberikan daya angkat, jenis helikopter memiliki rotor yang
dipasang di atasnya untuk memberikan daya angkat. Awalnya VTOL yang
dikembangkan adalah konfigurasi tipe sayap, terutama untuk tujuan militer dan
dioperasikan oleh manusia, tetapi kemudian kepentingannya diketahui dan
semakin banyak desain canggih yang muncul. Platform mata Hover dari Bertin
Technologies merupakan langkah besar pertama menuju VTOL tak berawak.
Platform mata Hover membawa terobosan dalam bidang konfigurasi tipe saluran
VTOL (Benetti, dkk., 2007).
Tren terkini kendaraan udara tak berawak di bidang kedirgantaraan dan
aplikasi fotografi sudah banyak diketahui. Berbagai konfigurasi jenis helikopter
yang digunakan untuk UAV dijelaskan beserta kelebihannya dibandingkan
konfigurasi lainnya di sini. Penelitian terbaru yang sedang berlangsung di bidang
ini adalah hoverbike yang merupakan mesin hybrid. Ia menggunakan rotor yang
disalurkan untuk mencapai gaya angkat yang diperlukan untuk mencapai
tujuannya. Itu bisa berawak atau tak berawak. Konsepnya muncul dari Hovercraft
yang memiliki kemampuan hybrid dan menggunakan kipas saluran untuk
melayang dan bermanuver. Desain dengan mesin tunggal memiliki masalah
stabilitas dan desain dengan multi mesin memiliki masalah dalam mengelola multi
mesin secara efektif. Mesin dengan rotor terbuka terbukti berbahaya sehingga
harus dipertimbangkan dengan baik. Kebutuhan saat ini adalah merancang kontrol
VTOL yang cukup, berbiaya rendah, bobot rendah, daya tinggi terhadap bobot,
dan efektif serta mengoptimalkan kinerjanya. VTOL tersebut dapat digunakan
untuk aktivitas anti teroris, untuk tujuan pengawasan yang lengkap (Intwala dan
Parikh, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Binetti, P.; Trouchet, D.; Pollini, L.; Innocenti, M.; Hamel, T.; Le Bras, F. (2007)
The Flight Control System Of The Hovereye® VTOL UAV. In Platform
Innovations And System Integration For Unmanned Air, Land And Sea
Vehicles (AVT-SCI Joint Symposium) (Pp. 34-1 – 34-16). Meeting
Proceedings RTO-MP-AVT-146, Paper 34. Neuilly-Sur-Seine, France:
RTO.
Prakoso, A., Pambekti, A., Budiono, C. S., Lukito, I., Kurniawan, R., & Vong, S.
D. S. (2023). Perancangan Dan Analisis Karakteristik Aerodinamik Pada
Pesawat Fix Wing VTOL UAV. Angkasa Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi,
2581-1355. Accreditasi Tingkat Empat Oleh Kemenristekdikti, Surat
Keputusan No: 148/M/KPT/2020.
Intwala, A., & Parikh, Y. (2015). A Review On Vertical Take Off And Landing
(VTOL) Vehicles. International Journal Of Innovative Research In
Advanced Engineering (IJIRAE), 2, 186-191.
Ahirwar, S., Swarnkar, R., Bhukya, S., & Namwade, G. (2019). Application Of
Drone In Agriculture. International Journal Of Current Microbiology And
Applied Sciences, 8(01), 2500-2505.
Elijah, T., Jamisola Jr, R. S., Tjiparuro, Z., & Namoshe, M. (2020). A Review On
Control And Maneuvering Of Cooperative Fixed-Wing Drones.
International Journal Of Dynamics And Control, 9, 1332-1349
Deswara, H., & Djamari, F. X. (2015). Analisa Performa Propulsi Roket
Eksperimental Dengan Menggunakan Solid Propellant Untuk Peluncur
Pesawat Uav (Unmanned Aerial Vehicle). Jurnal INDEPT, 5(3), 42-49.
Budiharto, W., Suroso, J. S., Gunawan, A. A. S., & Chowanda, A. (2021). Desain
Dan Pemrograman Drone Cerdas. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai