0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara UAV jenis fixed wing dan rotary wing. UAV fixed wing mengandalkan sayap tetap untuk terbang, sedangkan UAV rotary wing menggunakan baling-baling yang berputar untuk terbang. Kontrol pada UAV fixed wing dilakukan melalui permukaan kontrol di sayapnya, sedangkan UAV rotary wing dikendalikan melalui kecepatan putaran baling-baling.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara UAV jenis fixed wing dan rotary wing. UAV fixed wing mengandalkan sayap tetap untuk terbang, sedangkan UAV rotary wing menggunakan baling-baling yang berputar untuk terbang. Kontrol pada UAV fixed wing dilakukan melalui permukaan kontrol di sayapnya, sedangkan UAV rotary wing dikendalikan melalui kecepatan putaran baling-baling.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara UAV jenis fixed wing dan rotary wing. UAV fixed wing mengandalkan sayap tetap untuk terbang, sedangkan UAV rotary wing menggunakan baling-baling yang berputar untuk terbang. Kontrol pada UAV fixed wing dilakukan melalui permukaan kontrol di sayapnya, sedangkan UAV rotary wing dikendalikan melalui kecepatan putaran baling-baling.
Assalamualaikum wr.wb, salam sejahtera bagi kita semuanya, sebelumnya perkenalkan
namaku yosua christmas pandapotan napitupulu . saya sendiri berasal dari Surabaya, saya berasal dari departemen Teknik Elektro Otomasi. Sebelumnya saya disini saya akan menyampaikan yang saya ketahui saja dalam Pengenalan RC UAV (fixed wing dan Rotary). Pesawat tanpa awak atau kita kenal dengan drone, menjadi populer di kalangan masyarakat berkat banyaknya foto maupun video footage dari para masyarakat yang suka fotografi dalam menangkap momen yang sinematik. Padahal drone pada awalnya hanyalah objek terbang sederhana sebagai sasaran target dalam dunia militer. Dalam istilah militer, pesawat tanpa awak lebih dikenal sebagai UAV atau Unmanned Aerial Vehicle. Pesawat ini dikendalikan dari suatu pangkalan untuk melaksanakan misi tertentu dengan bermodalkan teknologi canggih yang terpasang di dalam pesawat, selain itu UAV dan Drone memiliki perbedaan diantaranya; Drone berasal dari asal kata ‘drone’ yang artinya adalah lebah jantan. Awalnya istilah drone hanya digunakan untuk menyebut sebuah target simulasi yang bergerak diudara (air moving targets) untuk latihan menembak, baik dari darat ke udara (ground to air) maupun dari udara ke udara (air to air). Pada perkembangannya, drone dipakai juga untuk menyebut sebuah UAS (unmanned aircraft system), pesawat tanpa awak. Bahkan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat bersama dengan FAA (Federal Aviation Administration) menyusun sebuah road map tentang pesawat tanpa awak di tahun 2005 – 2030. Istilah ini juga digunakan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) dan BCAA (British Civil Aviation Authority). Selanjutnya muncul pula beberapa terminologi dengan pengertian yang sama yaitu antara lain adalah UAV (Unmanned-aircraft Vehicle System) dan RPV (Remotely Piloted Aerial Vehicle) serta RPAS (Remotely Piloted Aircraft System). Dengan demikian maka drone yang belakangan ini banyak disebut-sebut sebenarnya mewakili pengertianuntuk UAS, UAV dan juga RPV. Mayoritas orang yang mendengar kata UAV pasti gambaran yang terbayang di benaknya adalah pesawat jenis fixed wing. UAV tipe fixed wing mengandalkan sayap yang menetap untuk mengangkat body-nya agar bisa terbang ke angkasa. Biasanya sayap ini dibuat dalam bentuk airfoil yang telah dirancang sedemikian rupa untuk menyediakan daya angkat yang dibutuhkan, terutama ketika UAV ini mencapai laju kecepatan tertentu. UAV tipe fixed wing bisa melayang di udara karena terus bergerak dengan sumber tenaga yang dihasilkan dari dorongan baling-baling, sedangkan UAV tipe rotary wing menggunakan metode yang berbeda untuk melakukan penerbangan. Salah satu contoh UAV tipe ini yang paling terkenal yakni helikopter. Beberapa contoh UAV tipe rotary wing lainnya antara lain cyclocopter, autogyros, dan gyrodynes. UAV ini bisa terbang ke angkasa karena diangkat oleh sayap yang terus berputar-putar, atau umumnya disebut baling-baling. Dalam setiap menit, baling-baling ini bisa berputar hingga ribuan kali untuk menghasilkan daya angkat ke atas. Bentuk dari baling-baling ini ada yang dirancang dengan desain airfoil, namun ada pula yang memiliki kemiringan tertentu. Rangkaian baling-baling dan tiang pusatnya dinamakan rotor. Setiap UAV rotary wing mempunyai rotor dengan jumlah yang berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, pesawat ini juga dilengkapi dengan mesin tambahan yang berguna untuk membantu fleksibilitas dan meningkatkan kecepatan gerakan UAV, baik saat ke atas maupun ke samping. Kontrol UAV tipe fixed wing berasal dari permukaan kontrol yang dibangun di sayap itu sendiri, ini secara tradisional terdiri dari lift dan kemudi. Mereka memungkinkan UAV berputar bebas di sekitar tiga sumbu yang saling Nama: Yosua christmas NRP:10311810003020 tegak lurus dan berpotongan di pusat gravitasi UAV. Lift mengendalikan Pitch (Sumbu Lateral), aileron yang mengendalikan Roll (Sumbu longitudinal) dan kemudi mengendalikan Yaw (Sumbu vertikal). Keuntungan utama dari UAV fixed wing adalah terdiri dari struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sayap putar.Struktur yang lebih sederhana memberikan proses pemeliharaan dan perbaikan yang tidak terlalu rumit sehingga memungkinkan pengguna lebih banyak waktu operasional dengan biaya lebih rendah. Lebih penting lagi, struktur yang sederhana memastikan aerodinamika yang lebih efisien yang memberikan keuntungan dari durasi penerbangan yang lebih lama pada kecepatan yang lebih tinggi sehingga memungkinkan area survei yang lebih besar per penerbangan tertentu. Keuntungan lain dari UAV sayap tetap adalah bahwa karakteristik sayap karena kemampuan meluncur alami tanpa daya. Yang juga patut dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa pesawat bersayap tetap juga mampu membawa muatan lebih besar untuk jarak yang lebih jauh dengan daya lebih kecil yang memungkinkan Anda membawa beberapa sensor yang lebih besar (lebih mahal) serta konfigurasi sensor kembar. Satu-satunya kelemahan untuk solusi sayap tetap adalah perlunya landasan pacu atau peluncur untuk lepas landas dan mendarat namun solusi VTOL (lepas landas / mendarat) vertikal dan solusi STOL (lepas landas / mendarat) sangat populer untuk membantu memberantas masalah ini. Juga pesawat bersayap tetap membutuhkan udara yang bergerak di atas sayapnya untuk menghasilkan daya angkat, mereka harus tetap dalam gerakan maju yang konstan, yang berarti mereka tidak dapat tetap diam dengan cara yang sama seperti sayap putar UAV. Ini berarti solusi sayap tetap tidak paling cocok untuk aplikasi stasioner seperti pekerjaan inspeksi.