MODUL 12.
MENJELASKAN DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
MODUL SEMESTER GANJIL
Identifikasi Ternak
Ternak merupakan hewan yang umum telah dibudidayakan oleh masyarakat.
Ditinjau dari struktur pencernakannya maka dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar yaitu ternak ruminansia dan ternak non ruminansia.
Ayam hutan merah atau dalam bahasa Latin dikenal dengan Galus-galus
penyebarannya sangat luas, mulai dari India, China dan Indonesia. di
dunia terdapat 5 spesies yaitu Gallus-gallus, galus bangkiva, gallus murghi,
Gallus spadiceus dan gallus jaboullei. Dua spesies diantaranya terdapat di
Indonesia, yakni Gallus-gallus di Sumatera dan Gallus-gallus bankiva di
Jawa dan Madura, sedangkan Gallus-gallus murghi terdapat di India dan
Bangladesh. Gallus-gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam. Gallus-
gallus jaboullei terdapat di China Selatan serta pulau Hainan.
Kedua spesies ayam ini merupakan nenek moyang ayam buras yang ada
di Indonesia, yang saat ini banyak dipelihara sebagai penghasil telur,
daging dan hewan kesayangan.
Ayam ini tersebar disekitar Jawa, Bali, Kangean, dan Flores. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut :
Ayam Jantan
Panjangnya kira-kira 70 cm
Beratnya 0,7 - 1,5 Kg
Bulu dada hitam berbaur hijau mengkilap dengan ujung ke kuning-
kuningan
Bulu ekor panjang melengkung, hitam
Bulu leher kecil-kecil, merah kekuning-kuningan
Jengger bulat rata
Pial tunggal - Bunyi kokoknya ce-ki-krek
Ayam Betina
Panjang kira-kira 40 cm
Bulunya kuning pucat
Beratnya 0;5 - 0,8 Kg
Produksi telur 3 - 5 butir/ musim
Ayam hutan hijau dari Kangean, Bali dan Flores lebih langsing
dibandingkan dengan yang terdapat di Jawa. Suaranya melengking bagus
dan banyak di pakai sebagai induk pejantan dalam pembuatan ayam
bekisar.
Ayam Kedu
Warna bulu hitam berkilau secara fisik kelihatan serba hitam, akan tetapi
bila diamati secara teliti bulu hias jantannya ada yang kuning emas
kemerahan atau berkilat kehijauan. paruh, kulit dan ceker berwarna hitam,
jengger dan pial berwarna merah ada juga yang kehitaman, lidah,
tenggorokan dan telak (langit-langit mulut) berwarna putih kemerahan
Sepintas mirip ayam White Leghorn merupakan warna resesif dari Kedu
Hitam, berwarna putih polos, sering disebut ayam Raja. Jengger, pial,
cuping berwarna merah terang. Kulit muka berwarna merah.Warna paruh,
lidah, langit-langit mulut (telak) berwarna putih. Kaki (shank) berwarna
putih/kuning kadang kala ada yang kehitaman. Bentuk jengger tunggal
(wilah). Bobot ayam jantan dewasa 2,5 kg dan betina 1,2 - 1,5 kg
Gb. 5 Cemani
Sumber Litbang Peternakan Deptan
Ayam kedu cemani merah mempunyai ciri-ciri Warna bulunya hitam mulus,
Kulit muka dan jengger merah, Kulit badan putih, Sosok tubuh tinggi besar.
Bobot ayam jantan dewasa 3-3,5 kg dan betina 2-2,5 kg. Produksi telur 40
butir per periode.
Ayam Nunukan
keemasan, warna ceker kuning atau putih dan bentuk jengger tunggal
hampir sama dengan ayam Merawang. Berdasarkan introgresi genetik,
ayam Nunukan dipengaruhi oleh bangsa ayam Rhode Island Red dengan
nilai introgresi genetik sebesar 0,964
Ayam Pelung
Ayam Pelung merupakan salah satu plasma nutfah ternak asli Indonesia.
Dilaporkan oleh Subandi dan Abdurrachim tahun 1984 bahwa ayam
Pelung ditemukan di desa Bumi Kasih, Jambu Dipa, Songgom dan Tegal
Lega, yang terletak di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat. Dipelihara masyarakat utamanya untuk suara jago yang khas.
Populasi pada tahun 1994 sekitar 5-6 ribu ekor dan berkembang
mencapai kurang lebih 40 ribu ekor pada tahun 2003
Ayam Balenggek
Berasal dari Kabupaten Solok Sumatera Barat , Ciri -cirinya adalah Sangat
pandai berkokok dengan suara merdu yang iramanya bersusun-susun,
panjang sampai terdiri dari 6 hingga 14 suku kata. Bentuk fisiknya
dibedakan atas tiga macam yakni:
Yungkilok Gadang
Ratiah
Ratiah, ayam ini berpenampilan lebih kecil dan langsing. Ayam jantan
dewasa 1,6 Kg dan betina 0,8 Kg dengan produksi telur 18 butir
permusim.
Batu
Ayam Batu ini berpenampilan mirip ayam kate, karena berkaki pendek
yakni 3 – 4 cm. Bobot ayam jantan dewasa 1,8 Kg dan betina 1 Kg
dengan produksi telur 12.butir per musim.
Ayam Bekisar
Ayam bekisar multi warna, merupakan keturunan per tama (F1) hasil
persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan induk betina
ayam kampung berbulu merah, hitam, kuning, abu-abu atau coklat.
Warna bulunya berwarna-warni dengan bulu leher, bulu pelanan dan
bulu hias merah menyala.
Ayam Katai/Kate
Ayam kate perawakan kecil, berkaki pendek dan unik karena memiliki
berbagai kelebihan dibandingkan dengan ayam biasa, terutama dalam hal
keindahan bulu, jengger, penampilan fisik dan tingkah laku. Ada beberapa
macam ayam kate, yaitu :
dan merah- Warna bulunya putih mulus tapi ada jugs yang hitam
mulus atau hitam kehijauan
Jengger dan
Jengger berbentuk wilah - Kaki pendek abu-abu - Kuku dan paruh
putih
Kate Batindo
Ayam Bali
Ayam Bali merupakan ayam aduan terutama ayam jantannya. Adu ayam
di Bali merupakan aktivitas yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Bali.
Jenis ayam bali bervariasi ada yang lehernya tanpa bulu, jengger rumpless
dll, tetapi termasuk Bankiva. Bereat ayam antara 1,5 sampai 2 kg.
Ayam Gaok
Ciri spesifik: Warna bulu betina bervariasi, dengan leher lurik hitam putih
jantan lebih seragam memiliki warna dasar kehijauan dengan bulu penutup
dan bulu leher putih silver kekuningan, ekor hitam kuning kehijauan (wido),
shank dan paruh berwarna kuning. Jengger dan pial berwarna merah
terang berbentuk tunggal. Bobot tubuh besar, tegap dan gagah, pada
jantannya bisa mencapai bobot 4 kg (Sartika dkk, 2006).
Ayam Merawang
Ciri spesifik: Warna bulu dominan coklat merah dan kuning keemasan,
pola bulu columbian (warna bagian ujung sayap dan ekor berwarna hitam),
warna kulit, paruh, ceker (shank) putih atau kekuningan, warna mata
kuning. Jengger berbentuk tunggal, pada ayam jantan berukuran besar,
tegak, dan bergerigi bagian atasnya, ukuran pial juga besar berwarna
merah terang.
Ayam Merawang merupakan ayam lokal khas atau lebih dikenal dengan
ayam kampung dari Bangka Belitung. Ayam Merawang memiliki spesifikasi
khusus, warna bulunya seragam coklat kemerahan dan keemasan mirip
ayam ras petelur Rhode Island Red. Ayam Merawang disamping
merupakan plasma nutfah dan aset bagi Bangka Belitung juga mempunyai
potensi yang baik untuk dikembangkan dan ditingkatkan produktifitasnya.
Permasalahan adalah semakin rendahnya tingkat keseragaman dari ayam
Merawang khusus yang dikembangkan ditingkat petani sebagai akibat dari
sistem pemeliharaan yang masih tradisional, maka untuk meningkatkan
keseragaman dan kemurnian ayam Merawang maka diperlukan
penangkaran dan perbibitan yang tepat. Dalam penangkaran tujuan utama
adalah untuk dapat terus melestarikan ayam Merawang agar jangan
sampai genetiknya semakin melebar seperti ayam kampung pada
umumnya, Perbibitan tujuan utama adalah mampu memproduksi anak
ayam semaksimal mungkin, disamping manajemen yang tepat, teknik
perkawinan memegang peran penting dalam keberhasilan perbibitan.
Dalam meningkatkan keseragaman dilakukan seleksi berdasarkan ciri-ciri
khas ayam Merawang, disamping itu seleksi juga dilakukan untuk
meningkatkan mutu genetik seperti: seleksi fisik, seleksi produksi, daya
tetas, sifat mengeram. Dari hasil yang diperoleh tingkat produksi ayam
Merawang tertinggi mencapai 64,42% dengan daya tetas rata-rata 86,40%.
Ayam Sentul
Panjang leher 20,81 cm untuk jantan dan 13,46 cm untuk betina, panjang
tungkai 25,41 cm (jantan) dan 23,81 cm (betina), panjang punggung 23,43
(jantan) dan 22,87 cm (betina).
Ayam Wareng
Ayam wareng merupakan salah satu bangsa ayam lokal Indonesia yang
banyak terdapat di Tangerang dan diakui oleh masyarakat Tangerang
sebagai sumber plasma nutfah ayam khas dari daerah tersebut. Postur
ayam wareng termasuk kecil sehingga efisien dalam penggunaan pakan,
namun produksi telurnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam
kampung. Pemanfaatan ayam wareng sebagai penghasil telur belum diikuti
dengan pengelolaan yang tepat sehingga populasinya makin menurun dari
waktu ke waktu. Informasi mengenai karakteristik dan potensi produksinya
belum terdokumentasikan dengan baik. Saat ini di Balitnak sedang
dilakukan kegiatan koleksi dan karakterisasi secara ex-situ ayam wareng
sebagai salah satu upaya pelestarian ayam lokal tersebut agar tidak
punah. Sebanyak 95 ekor ayam wareng dewasa yang berumur sekitar 6
bulan terdiri dari 45 ekor jantan dan 50 ekor betina diamati karakteristik
kualitatif dan ukuranukuran tubuhnya. Ayam-ayam wareng tersebut
dipelihara secara intensif di kandang dengan sistem ”batere” yang
berukuran 25 x 35 x 40 cm/ekor. Pakan yang diberikan adalah konsentrat
komersial produksi PT. Gold Coin 105 untuk ayam petelur dengan jumlah
pemberian sekitar 80 g/ekor/hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
karakteristik kualitatif ayam wareng yang meliputi warna bulu di leher,
punggung, dada, sayap dan ekor didominasi oleh warna putih. Begitu pula
warna di bagian-bagian tubuh yang meliputi kulit, paha, cuping, paruh dan
shank didominasi oleh warna putih. Jengger ayam wareng hampir 100%
berwarna merah dengan bentuk jengger 100% tunggal (single) baik jantan
maupun betina. Bobot badan ayam wareng jantan 1007 g dan betina 841
g. Berdasarkan ukuran-ukuran tubuh diperoleh nilai dalam cm sebagai
berikut panjang shank 7,8 jantan dan 6,9 betina, linkar shank 3,7 jantan
dan 3,1 betina, panjang tibia 11,7 jantan dan 10,1 betina, panjang femur
9,7 jantan dan 7,7 betina, panjang dada 13,7 jantan dan 12,1 betina,
lingkar dada 25,1 jantan dan 23,5 betina, panjang punggung 15,5 jantan
dan 13,4 betina, panjang sayap 17,1 jantan dan 14,1 betina, panjang leher
10,8 jantan dan 10,9 betina, panjang paruh 3,1 jantan dan betina, lebar
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
kepala 3,3 jantan dan 3,5 betina, dan panjang kepala 6,8 jantan dan 6,4
betina. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa warna
bulu ayam wareng didominasi warna putih, sedangkan secara kuantitatif
ayam wareng dikategorikan sebagai ayam tipe kecil karena bobot badan
dewasanya kurang dari 1 kg/ekor, namun lebih besar dari ayam-ayam tipe
kate (dwarf).
Ayam Kalosi
Ayam buras merupakan salah satu komoditas andalan dari sub sektor
peternakan yang diunggulkan dalam program peningkatan produksi dan
ekspor dua kali lipat (Grateks- 2) oleh Pemerintah Daerah Propinsi
Sulawesi Selatan. Perkembangan populasi ayam buras di Sulawesi
Selatan dari tahun 1995- 1997 hanya mengalami kenaikan rata- rata 0,09%
pertahun (Sensus Pertanian Non Tanaman Pangan, 1998), namun data
populasi ternak dari Dinas Peternakan menunjukkan bahwa pertumbuhan
ayam buras dari tahun 1998 sampai 2000 mengalami kenaikan sebesar
3,56%. Selain itu populasi ayam ras mengalami peningkatan sebesar
11,23% pada periode tersebut (Dinas Peternakan, 2000)
Dalam periode 5 tahun terakhir (tahun1997 sampai juli 2001), CV. Fauna
Mulya Jaya sebagai penghasil DOC telah memasok bibit ayam (DOC)
Jenis kalosi lotong, kalosi pute dan karame pute kepada para peternak
sebanyak 158.173 ekor ke seluruh kabupaten di Sul sel, bahkan keluar
propinsi (Sultra).Harga DOC di CV. Fauna Mulya Jaya saat ini (mulai mei
2001) adalah Rp. 3.500 per ekor, sementara harga DOC ayam ras adalah
Rp. 5.500 per ekor, sehingga peternak dapat memperoleh DOC dengan
harga yang terjangkau. Jumlah pasoka DOC ke Propinsi tetangga (Kolaka,
Sultra) sebanyak 1.606 ekor, yang terkirim pada tahun 1999.
Ayam Nagrak
Ayam Nagrak : nama sebuah kecamatan di kabupaten Sukabumi. Hasil
perkawinan antara ayam buras betina dengan jantan pelung.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Ayam Banten
Ayam banten berasal dari daerah banten. Ayam banten jantan yang bagus
dapat dipelihara sebagai ayam aduan, sedangkan yang ayam jelek sering
dijual sebagai ayam potong.
Ayam Tolaki
Penyebaran ayam tolaki adalah di sulawesi tenggara. Pola warna bulu
ayam tolaki jantan dewasa mirip dengan ayam hutan merah ( Gallus
gallus), sedangkan bulu pelana dan leher berwarna merah keemasan.
Perilaku ayam tolaki amat lincah dan liar.
Berbulu putih, type ringan. Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
ayam 95,7% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam 145 hari. Puncak
produksi mencapai 94%. Rata-rata berat telur 61,6 gram. Produksi telur
(hen house) 351 butir. Produksi telur mencapai 21,6 kg. rata-rata konsumsi
pakan 107 gram. Konversi pakan 2,14 kg/kg. berat badan pada umur 80
minggu sebesar 1685 gram.
Berbulu cokelat, type Dwiguna, Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam 141 hari. Puncak
produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 62,8 gram. Produksi telur
(hen house) 349 butir. Produksi telur mencapai 21,9 kg. rata-rata konsumsi
pakan 114 gram. Konversi pakan 2,23 kg/kg. berat badan pada umur 80
minggu sebesar 2000 gram.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Bovan White
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 93,1% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 140 hari. Puncak produksi mencapai 96%.
Rata-rata berat telur 60,4 gram. Produksi telur (hen house) 358 butir.
Produksi telur mencapai 21,6 kg. rata-rata konsumsi pakan 108 gram.
Konversi pakan 2,13 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
1680 gram
Bovan Black
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94,2% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 146 hari. Puncak produksi mencapai 94%.
Rata-rata berat telur 62,5 gram. Produksi telur (hen house) 342 butir.
Produksi telur mencapai 21,4 kg. rata-rata konsumsi pakan 123 gram.
Konversi pakan 2,45 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
2150 gram
Bovan Brown
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94,2% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 143 hari. Puncak produksi mencapai 95%.
Rata-rata berat telur 63,8 gram. Produksi telur (hen house) 350 butir.
Produksi telur mencapai 22,4 kg. rata-rata konsumsi pakan 115 gram.
Konversi pakan 2,21 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
2000 gram
Dekalb Brown
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94,2% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 143 hari. Puncak produksi mencapai 95%.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Rata-rata berat telur 62,7 gram. Produksi telur (hen house) 351 butir.
Produksi telur mencapai 22 kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 113
gram. Konversi pakan 2,20 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu
sebesar 2000 gram
Dekalb XI-Link:White
Berbulu putih, type ringan, periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam 144 hari. Puncak
produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 61,8 gram. Produksi telur
(hen house) 354 butir. Produksi telur mencapai 21,9 kg. rata-rata konsumsi
pakan perhari 108 gram. Konversi pakan 2,12 kg/kg. berat badan pada
umur 80 minggu sebesar 1700 gram
Hisex White
Berbulu putih, type ringan, periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam 145 hari. Puncak
produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 61,4 gram. Produksi telur
(hen house) 355 butir. Produksi telur mencapai 21,8 kg. rata-rata konsumsi
pakan perhari 108 gram. Konversi pakan 2,12 kg/kg. berat badan pada
umur 80 minggu sebesar 1690 gram
Hy-Line Brown
Hy-Line W-98
Warna bulu putih silver dengan beberapa bagian coklat, ayam gagah, daya
hidup baik. Telur menarik dengan ukuran seragam. , Produksi telur pada
72 minggu 302 butir, rata-rata berat telur 62,3 gram, konversi pakan 2,34
kg [er kg telur, warna telur coklat
H&N Coral
Warna bulu putih, Produksi telur pada 72 minggu 396 butir, rata-rata berat
telur 63,2 gram, konversi pakan 2,18 kg [er kg telur, warna telur krem-putih.
ISA Brown
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 93,2% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 143 hari. Puncak produksi mencapai 95%.
Rata-rata berat telur 63,1 gram. Produksi telur (hen house) 351 butir.
Produksi telur mencapai 22,1 kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 111
gram. Konversi pakan 2,14 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu
sebesar 2000 gram
ISA White
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94% . Produksi telur 50%
pada saat umur ayam 141 hari. Puncak produksi mencapai 95%. Rata-rata
berat telur 61.8 gram. Produksi telur (hen house) 352 butir. Produksi telur
mencapai 21,8 kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 110 gram. Konversi
pakan 2,16 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 1750 gram
Warna bulu coklat, dengan telur juga berwarna coklat menarik. Umur pada saat
produksi mencapai 50% pada 140-150 hari. Puncak produksi telur mencapai 92-
94%. Jumlah telur 350-360 butir, dengan bertat 22,5-23,5 kg. rata-rata berat telur
64-65 gram. Konsumsi pakan 100-120 gram perekor perhari dengan total
konsumsi pada umur 20 minggu 7,8 kg. dengan konversi pakan 2,1 kg pakan per
kg telur. Berat ayam afkir antara 1,9-2,1 kg.
Warna bulu putih, dengan telur juga berwarna putih. Umur pada saat produksi
mencapai 50% pada 140-150 hari. Puncak produksi telur mencapai 92-95%.
Jumlah telur 355-365 butir, dengan berat 22,0-23, kg. rata-rata berat telur 62,5-
63,5 gram. Konsumsi pakan 105-115 gram perekor perhari dengan total konsumsi
pada umur 20 minggu 7,5 kg. dengan konversi pakan 2,0-2,1 kg pakan per kg
telur. Berat ayam afkir antara 1,7-1,9 kg. daya hidup ayam pada masa growing 97-
98%, sedang pada masa layer 94-96%.
Shaver S 288
berbulu putih, type ringan, Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
ayam 94.5% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam 147 hari. Puncak
produksi mencapai 96%. Rata-rata berat telur 60 gram. Produksi telur (hen
house) 355 butir. Produksi telur mencapai 21,3 kg. rata-rata konsumsi
pakan 105 gram. Konversi pakan 2,1 kg/kg. berat badan pada umur 80
minggu sebesar 1660 gram
Shaver Black
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94.2% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 147 hari. Puncak produksi mencapai 94%.
Rata-rata berat telur 62.8 gram. Produksi telur (hen house) 340 butir.
Produksi telur mencapai 21,3 kg. rata-rata konsumsi pakan 120 gram.
Konversi pakan 2,41 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
2140 gram
Shaver Brown
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94.2% . Produksi telur
50% pada saat umur ayam 144 hari. Puncak produksi mencapai 95%.
Rata-rata berat telur 63.2 gram. Produksi telur (hen house) 349 butir.
Produksi telur mencapai 22.1 kg. rata-rata konsumsi pakan 114 gram.
Konversi pakan 2,22 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
2000 gram
Hisex Brown
berbulu cokelat, type Dwiguna, periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
ayam 94.2% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam 142 hari. Puncak
produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 62.5 gram. Produksi telur
(hen house) 352 butir. Produksi telur mencapai 22.0 kg. rata-rata konsumsi
pakan 112 gram. Konversi pakan 2,17 kg/kg. berat badan pada umur 80
minggu sebesar 2000 gram
Arbor Acres
35 2013 1,622
42 2637 1,765
49 3234 1,910
Hubbard Clasic
Ayam hubbard dapat dipelihara untuk dipanen kecil 1,2-1,8 kg atau
dipanen besar 2,2-2,4 kg. di daerah tropis nafsu maknannnya tetap bagus,
walaupun kualitas pakan kurang baik.
28 1417 1,46
30 1580 1,5
31 1663 1,52
32 1747 1,54
33 1832 1,56
34 1917 1,58
35 2003 1,60
Hubbard F-15
Hubbard F 15 merupakan pengenbangan dari ISA 15. Biaya murah, hasil
karkas yang baik, dan hasil daging dada yang baik dengan berat badan
berkisr antara 1,5 sampai 2,8 kg.
28 1330 1,43
35 1984 1,57
42 2475 1,69
49 3009 1,83
56 3490 1,97
63 3851 2,15
Hubbard Flex
Hubbard flex mengahasilkan karkas yang baik dan biaya rendah. Penilihan
kenis kelamin berdasarkan warna bulu. Pertumbuhan efisien dan dapat
dipelihara untuk dipanen kecil atau besar.
28 1350 1,45
35 1925 1,58
42 2527 1,71
49 3091 1,85
56 3599 1,99
63 3976 2,17
Hubbard JV
Hubbard JV bulunya cepat tumbuh, daya hidup tinggi, dan performasinya
baik. Biaya produksi karkas rendah. Daya tahan ayam ini baik sehingga
menguntunglan peternak.
28 1287 1,44
35 1830 1,57
42 2379 1,71
49 2876 1,86
56 33336 2,00
Gb. 38 Hubbard JV
Cobb 500
50 2,92 2
40 2,1 1,8
33 1,7 1,55
38 1,73 1,78
Cobb Avian 48
34 1429 1,65
39 1970 1,80
40 2220 1,81
41 2290 1,92
42 2360 1,94
Hybro PG+
(hari) (kg)
Hybro G+
Ayam ini menghasilkan daging dada yang baik, dan konversi pakan yang
baik. Pertumbuhan juga cepat dan daya hidup tinggi.
Ross 308
Ross 308 performasinya konsisten, dan dapat dipanen besar atau kecil
sesuai kebutuhan pasar. Pertumbuhan cepat, penggunaan pakan efisien,
dan penampilan gagah/kuat.
35 2021 1,607
42 2652 1,811
49 3264 1,895
Super jumbo 747 perkembangannya sangat cepat dengan FCR 1,5 pada
umur 30 hari . Daging yang dihasilkan baik, dan dapat dipanen dengan
ukuran besar atau kecil. Pada umur 30 hari berat jantan 1572 gram dan
betina 1372 gram.
Super Chick
ayam masih belum hilang. Sifat tersebut dalam kondisi tertentu akan muncul lagi
misalnya kanibal, mengais makanan, dll. Agar dapat memberikan produksi yang
optimal peternak perlu memahami tingkah laku ayam, sehingga bisa memberikan
perlakukan yang sesuai.
Kanibal
Mengais Makanan
Stress
Anak ayam yang diasuh 'akan mengikuti tingkah laku yang langsung atau
tidak langsung diajarkan induk pengasuhnya. Dalam hal mematuk pakan,
anak ayam yang baru menetas, kelihatannya otomatis akan mematuk
objek yang berbentuk butiran.
Sebagai respon pada suhu ruang kandang, anak ayam akan bergerombol
untuk menghangatkan tubuh apabila suhu ruangan dibawah suhu nyaman
dan akan mencoba untuk memisahkan diri dari gerombolan apabila suhu
ruangan terlalu hangat (suhu iedeal 28-29°C). Apabila disediakan sumber
pemanas dalam kandang, dan apabila suhu terlalu hangat, maka anak
ayam akan menjauh dari sumber panas, serta akan bergerombol mendekat
apabila suhu ruangan mulai dingin. Kondisi terlalu panas pada suhu>33*C
sedang <28 ayam akan kedinginan.
Sementara untuk ayam muda dengan bulu penutup tubuh yang lebih
sempurna dan suhu ruangan melebihi suhu nyaman maka akan
menjauhkan diri dari kerumunan. Bertambah lebatnya bulu penutup tubuh
maka ayam semakin kuat untuk melindungi diri dari udara dingin.
Sedangkan untuk mempertahankan tubuh dari cekaman panas, ayam
bernafas terengah-engah (panting) dengan menurunkan kedua sayap dan
berusaha mencari tempat yang jauh dari sumber panas.
Respon terhadap kedinginan pada anak ayam juga akan menyebabkan
pertumbuhan bulu lebih cepat sebagai reaksi biologis. Hal ini
menyebabkan berat badan standar pada saat fase starter tidak tercapai,
jika terus berlanjut maka produksi telur dan daging pada fase selanjutnya
akan kurang baik. Untuk itu usahakan DOC menerima suhu yang optimum
agar pertumbuhan normal.
Penelitian yang dilakukan di Universitas Georgia telah menunjukkan bahwa
ayam-ayam berumur muda yang kekurangan pemanas selama 45 menit,
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
maka akan kehilangan bobot badan 135 gram pada umur 35 hari. Jika 1
bagian flok mengalami kondisi tersebut maka tingkat keseragaman
(uniformity) yang dihasilkan akan rendah.
Sebaliknya, pemanasan berlebih pada ayam-ayam berumur muda akan
menekan laju pertumbuhan dan menurunkan bobot badan umur 7 hari.
Dengan perlakuan yang sama, jika pemanasan berlebih terjadi di satu
bagian flok, maka akan dihasilkan tingkat keseragaman (uniformity) yang
rendah pula. Kunci manajemen selama 7 hari pertama adalah
OBSERVASI dan RESPON terhadap kebutuhan ayam.
Ayam berada dalam kondisi yang lebih baik pada intensitas cahaya
minimum 25 lux, tersebar secara merata, sehingga mereka dengan mudah
mengakses pakan dan air minum. Beberapa perusahaan
peternakan/peternak mengatakan, bahwa kondisi terbaik bagi ayam yaitu
pada saat intensitas cahaya selama 1 minggu pertama sebesar 50 – 60
lux.
Kebutuhan Pakan
Jenis Ayam
Lingkungan
Temperatur
Ternak perlu menjaga temperatur tubuh idealnya. Perbedaan
temperatur tubuh ternak dan lingkungannya akan mempengaruhi
kebutuhan pakan ternak tersebut. Semakin tinggi perbedaan temperatur
ternak dengan lingkungannya makin banyak energi yang diperlukan
untuk menjaga temperatur tubuhnya dengan demikian semakin banyak
pakan yang dikonsumsi ternak tersebut. Sebaliknya temperatur
lingkungan yang tinggi akan menurunkan tingkat konsumsi ternak.
Ternak didaerah dingin (subtropics) memerlukan pakan lebih banyak
dibanding ternak daerah panas (tropis) . perubahan tingkat konsumsi
setiap ternak berbeda-beda.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Kelembaban
Kelembaban dapat pula mempengaruhi mekanisme pengaturan
temperatur tubuh. Pengeluaran panas dengan jalan berkeringat ataupun
melalui respirasi akan lebih cepat di daerah yang kering. Kelembaban
ini terutama penting diperhatikan di daerah tropis.
Sinar Matahari
Tubuh ternak dapat pula memperoleh panas secara langsung dari sinar
matahari. Bulu-bulu yang melekat pada kulit dapat berfungsi sebagai
penahan panas (insulasi).
Kesehatan Ayam
Selera
Selera makan ayam antara strain yang satu berbeda dengan yang lain. Hal
ini banyak dipengaruhi faktor genetis. Jenis pakan juga berpengaruh ,
pakan butiran dan jgung kuning lebih disukai daripada pakan tepung dan
jagung putih.
Tingkat Produksi
semakin bertambah umur ayam makin bobot ayam semakin berat. Ayam
yang lebih berat memrlukan pakan daripada ayam yang lebih kecil.
Pakan unggas disusun dari beberapa bahan pakan semacam biji-bijian, bungkil
kedelai, tepung limbah ternak, lemak dan campuran vitamin-mineral. Bahan
pakan tersebut ditambah air akan menghasilkan energi dan nutrisi yang penting
untuk pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ternak unggas. Bahan pakan
tersebut adalah protein (asam amino), karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Energi
Terminologi energi
Kalori (Cal)
Satu kalori adalah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur
1 gram air dari 16,50C menjadi 17,50C. Karena panas spesifik air
berubah dengan temperatur maka secara lebih akurat 1 kalori sama
dengan 4,184 joules.
Joules
Satu joules sama dengan 107 erg (1 erg adalah jumlah energi yang
diperlukan untuk mempercepat perpindahan masa 1 gram dengan 1
cm/detik)
SKEMA ENERGI
o Dari makanan
o Dari metabolisme
o panas fermentasi
o panas metabolisme zat makanan
Zat makanan (nutrisi) merupakan substansi yang diperoleh dari bahan pakan yang
dapat digunakan ternak bila tersedia dalam bentuk yang telah siap digunakan oleh
sel, organ dan jaringan. Zat makan tersebut dapat di klasifikasikan menjadi 6
kelompok yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Masing-
masing kelompok diuraikan sebagai berikut:
Karbohidrat
selulosa. Pada ternak unggas tidak bisa mencerna selulosa karena tidak
memiliki enzim selulase, pada ternak ruminansia enzim selulase diproduksi
oleh mikroba didalam rumen sehingga mampu mencerna selulosa.
Karbohidrat yang berguna bagi unggas adalah gula heksosa, sukrosa,
maltosa dan amilum (pati). Laktosa tidak dapat dicerna karena saluran
pencernaan unggas tidak menghasilkan lactase. Bahan pakan sebagi
sumber energi yang baik bagi unggas adalah yang mengandung
karbohidrat yang mudah dicerna, yaitu bahan yang mengandung serat
kasar (selulosa, hemiselulosa dan lignin) rendah dan sebaliknya bahan
yang mengandung serat kasar tinggi memiliki nilai nutritif yang rendah bagi
unggas.
Arginine Alanine
Cystein Asam aspastat
Cystine Asam glutamat
Histidine Glysine
Isoleucine Hydroxyl proline
Leucine Proline
Lysine Serine
Methionine
Phenilalanin
Threonine
Tryptophan
Tyrosine
Valine
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Fungsi protein antara lain untuk membentuk jatingan, cairan tubuh, ensim,
produksi, cadangan energi, dll
Produksi
produksi telur membutuhkan protein karena telur ayam kaya akan protein.
Protein telur itu juga berasal dari tubuh ayam. Oleh sebab itu ayam yang
sedang bertelur membutuhkan protein yang tinggi, Jika tidak ada protein maka
yam tidak akan menghasilkan telur. Ini terbukti pada bila peternak ingin
melakukan force molting dalam dua hari setelah ayam puasa tidak akan
bertelur.
Cadangan Energi
Protein juga berguna untuk cadangan energi. Walaupun prosesnya tidak
efisien, dalam keadaan tidak ada energi protein tubuh akan diubah menjadi
energi. Ini sebagai tanda betapa pentingnya energi, energi digunakan untuk
segala efektifitas tubuh.
Sintesa protein jaringan tubuh dan telur memerlukan asam amino esensial.
Defisiensi asam amino esensial didalam pakan menyebabkan pembentukan
protein jarngan dan tubuh trerhambat atau tidak terbentuk. Asam amino
esensial yang sulit terdapat dalam pakan adalah sistin, lisin dan triptofan
disebut sebagai asam amino kritis.
Idealnya semua asam amino dan protin dalam ransom pakan terpenuhi guna
sitesa asam amino nonesensial. Kekurangan asam amino esensial
menyebabkan terganggunya pertumbuhan terhambat, tingkat produksi
menurun, pertumbuhan bulu buruk, dan penimbunan lemak karkas meningkat.
Namun kandungan asam amino yang paling rendah dalam bahan pakan
adalah asam amino lisin dan methionin, sehingga dalam penyusunan ransum
unggas kedua asam amino tersebut dipertimbangkan sebagai aspek yang
penting. Kekurangan kedua asam amino bisa ditambahkan dengan asam
amino murni yang banyak dijumpai di pasaran pakan ternak.
Lemak
Lemak murni merupakan ester glycerol yang memiliki asam lemak rantai
panjang dan merupakan persenyawaan karbon, hydrogen dan oksigen.
Persenyawaan oksigennya lebih rendah dibanding karbohidrat sehingga
energi lebih tinggi (2,25 kali lipat) dari karbohidrat dan protein. Meskipun
energinya tinggi, pemberian lemak pada ternak unggas dibatasi 2-5%,
untuk menghindari diare dan ransum mudah tengik. Perbedaan lemak dan
minyak pada bentuknya, pada suhu normal lemak berbentuk padat sedang
minyak berbentuk cair.
Molekul lemak terdiri dari glycerol dan kombinasi dengan 3 asam lemak.
Asam lemak terdiri dari caprilyc, capric, laurat, miristat, palmitat,
palmitoleic, stearat, oleat, linoleat, linolenat, arachidic, gadoleic, behenic,
eurat, lignocerat. Komposisi kandungan lemak beberapa bahan seperti
tertera pada tabel 8.
Sebagian besar asam lemak dapat disintesakan oleh tubuh ternak unggas,
tetapi asam lemak linoleat dan arakhidonat tidak dapat disintesa sehingga
harus ada dalam pakan yang diberikan kepada ternak. Asam lemak
arakhidonat dapat disintesa dari asam linoleat. Defisiensi asal lemak
menyebabkan pertumbuhan tubuh terganggu, akumulasi lemak di hati dan
lebih mudah terserang saluran pernafasan. Kekurangan arakhidonat
menyebabkan telur kecil dan daya tetasnya rendah. Sumber minyak yang
baik adalah minyak sawit, minyak kelapa, minyak kacang tanah dan bunga
matahari.
Lemak biasanya ditambahkan pada pakan ayam pedaging untuk
meningkatkan konsentrasi energi dan meningkatkan produktifitas dan
efisiensi pakan. Sumber lemak adalah lemak binatang dan minyak nabati
(sawit atau kelapa).
1 caprilyc - - - 3 - 6
2 capric - - - 4 - 6
3 laurat - - - 51 - 44
4 miristat - 1 1 17 - 18
5 palmitat 13 24 48 8 12 11
6 palmitoleic - 1 - - - -
7 stearat 4 3 4 2 2 6
8 oleat 29 18 38 13 24 7
9 linoleat 54 53 9 2 54 2
10 linolenat - - - - 8 -
11 arachidic - - - - - -
12 gadoleic - - - - - -
13 behenic - - - - - -
14 eurat - - - - - -
15 lignocerat - - - - - -
Mineral
Mineral Makro
Garam
Sodium (Na), potassium magnesium dan klorida (Cl) berfungsi
bersama-sama dengan phopspat dan bikarbonat menjaga homestatis
proses osmosis dan pH badan.
Sodium dan clorine penting untuk semua ternak. Dalam pakan
ditambahkan garam untuk memaksimumkan tingkat pertumbuhan dan
produksi telur. Jika kandungan garam tinggi maka konsumsi air juga
akan meningkat. Sumber P dalam pakan adalah bungkil-bungkilan,
produk hewani (tepung tulang-daging), dan tepung ikan.
Potasium (K)
Kalium (K) merupakan mineral intrasesuser yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat dan protein, kesimbangan asam-basa,
pengaturan tekanan osmose, dan kesimbangan air. Kekurangan
mineral ini akan mengganggu aktifitas ternak dan peran mineral makro
lainnya.
Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan bagian dari jaringan tubuh dan cairan tubuh
lainnya. Bahan pakan yang mengandung Mg antara lain dedak
gandum (Pollard), konsentrat nabati sumber protein (Bungkil kedelai)
dll. Pada ayam broiler kebutuhan Mg sekitar 550mg per kg ransum.
Belerang (S)
Sulfur merupakan bagian dari protein yang terdapat pada asam amino
cystine, cystein dan methionine. Disamping itu S juga terdapat pada
vitamin biotin, thiamin dan polisakarida yang banyak mengandung
sulfat. dan sebagian kecil dalam darah. Disamping sebgau materi
pembangun S juga berfungsi pada metabolisme protein, lemak dan
karbohidrat, pembentukan darah, endokrin, keseimbangan asam basa.
Kebutuhan ternak ruminansia akan S belum jelas diperkirakan 0,10-
0,32%.
Pakan alami biasanya sudah mencukupi kebutuhan ternak akan sulfur.
Sumber S pada pakan ternak adalah hijauan dan jagung atau silase
jagung. Namun dalam kasus dfisiensi S ternak menunjukan gejala
klinis penurunan nafsu makan, dan pertambahan berat badan,
kelemahan umum, lakrimasi, sampai dapat terjadi kematian. Sesuai
dengan fungsinya maka defisiensi S menyebabkan gangguan sintesis
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Calsium (Ca)
Ca merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh. Mineral ini
dibutuhkan untuk pembentukan tulang, perkembangan gigi, produksi
air susu, telur, transmisi impuls syaraf, pemelihraraan eksitabilitas urat
daging yang normal (bersama-sama dengan K dan Na), regulasi
denyut jantung, gerakan urat daging, pembekuan darah dan
mengaktifkan-menstabilkan enzim (misalnya: amilase pankreas).
Defisiensi Ca
Defisiensi Ca menyebabkan riketsia, pertumbuhan terhambat, tidak
ada koordinasi otot. Kekurangan Ca pada ternak dewasa akan
menyebabkan osteomalasia. Yaitu akibat demineralisasi dari tulang
hewan yang sudah dewasa. Kandungan Ca (dan P) dalam tulang
sifatnya dinamis, artinya pada saat produksi ternak tinggi akan
mengambil Ca dari tulang. Gejala klinis antara lain kelemahan tulang
dan gampang rusak kalau kena tekanan.
Kadar Ca bahan pakan sangat bervariasi yang disebabkan oleh jenis
tanaman, bagian dari tanaman dan umur tanaman. Hijuan pakan
ternak yang lebih tua kadar Ca- nya akan menurun. Leguminosa atau
kacang-kacangan lebih banyak mengandung Ca daripada rumput.
Biji-bijian untuk konsentrat kada Ca-nya rendah.
Sumber Ca adalah kalsium karbonat, batu kapur giling, tepung tulang,
dikalsium forpat, kalsium sulfat, tepung ikan, tepung kerang, tepung
tulang. Kalsium pada unggas muda diperlukan untuk pembentukan
tulang, sedangkan pada ayam petelur diperlukan untuk pembentukan
sel telur dan juga berfungsi pada darah dan kominikasi intraceluler.
Trace Mineral
Trace mineral (mineral mikro) terdiri dari 8 jenis yaitu : cobalt (Co) , cooper
(Cu), Iodine (I), besi (Fe), mangan (Mg), selenium (Se), cobalt (Co) dan
zink (Zn). Cobalt juga diperlukan tetapi sudah terdapat pada vitamin B12.
tembaga dan besi sering sudah cukup pada bahan pakan sehingga tidak
perlu penambahan. Trace mineral merupakan bagian dari molekul organic.
Besi merupakan bagian dari hemoglobin dan citocrom. Yodium adalah
bagian dari thyroxine. Tembaga, mangan, selenium, dan zink membantu
proses enxime. Khusus untu zink merupakan bagian dari struktur DNA.
Kebutuhan trace mineral dipenuhi dari bahan pakan yang dikonsumsi
ternak. Pada kasus khusus tanah yang ditumbuhi bahan pakan defisiensi
trace mineral yang menyebabkan kandungan trace mineral dalam bahan
pakan rendah. Masing-masing mineral mikro dijelaskan sebagai berikut:
Mangan (Mn)
Mn diperlukan untuk aktivator enzim, dan trasfer posphat dan
decarboxilase, mencegah pesrosis, dan pertumbuhan tulang.Kebutuhan
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Mn pada ayam broiler sebanyak 70mg/Kg pakan pada masal awal dan
100mg/kg ransum pada masa akhir. Sumber Mn adalah hijauan dan
bahan konsntrat seperti jagung.
Didalam tubuh ternak Mn dijumpai pada hati, ginjal, pankreas, dan
pituatary, dan sedikit pada jantung, urat daging dan tulang. Pada
ruminansia Mn berfungsi sebagai sintesa karbohidrat,
mucoplyssacharide, sistem ensim, misalnya pyruvate carboxylase,
arginine synthetase dll. Kebutuhan Mn pada ruminansia belum banyak
diketahui tetapi kekurangan Mn menyebabkan gejala klinis bentuk
tulang dan postur yang abnormal. Kelainan bentuk tulang antara lain
kaki bagian bawah, pembengkakan sendi, humerus yang relatif pendek,
dan tulang yang relatif rapuh. Defisiensi Mn juga dapat menggagu
proses reproduksi ternak jantan dan betina. Pada ternak jantan
menyebabkan gangguan spermatogenesis, degenerasi testis, dan
ekididimus, dan berkurangnya hormon kelamin yang menyebabkan
sterilitas. Pada ternak betina dapat terlihat ertrus yang tidak menentu
(tidak ada), dan tidak terjadi konsepsi (pembuahan) dan kalaupun terjadi
pembuahan dapat menyebabkan keguguran.
Didaerah tropis yang banyak terdapat gunung berapi bisanya jarang
terjadi kasus kekurangan Mn. Hal ini disebabkan Mn dalah hijauan dan
pakan konsentrat sudah cukup untuk kebutuhan ternak. Sumber Mn
adalah hijauan, konsentrat dan premix mineral buatan pabrik.
Copper (Cu)
Copper berperan dalam enzim dan utilisasi besi dalam pigmentasi kulit
dan pembentukan hemoglobin. Beberapa enzim yang membutuhkan
copper antara lain ceruloplasmin, cytochrome, oxidase, lusine oksidase,
tryrosinase, plastocyanin, dan baemocyanin. Penyerapan copper
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keasaman lambung,
penggunaan calsium carbonat dan ferros sulfid akan menurunkan
penyerapan Copper. Copper yang tidak terserap akan dikeluarkan lagi
melalui tinja (feces), pada kenyataannya dari copper yang dikonsumsi
lebih dari 90% disekresikan kembali oleh ternak.
Kebutuhan copper pada ayam broiler sebesar 10 mg/kg ransum.
Sumber copper adalah pakan alami.
Fungsi esensial dalam tubuh antara lain:
pembentukan hemoglobin, penyerapan Fe dan mobilisasi Fe dari
tempat penyimpannya.
membantu metabolisme tenunan pengikat
kofaktor enzim memerlukan Cu untuk aktifitas biologisnya. Enzim
tersebut antara lain: cytochrome oxidase, ascorbic acid axidase
dll.
Dalam tubuh ternak Cu dapat ditemui pada hati, otak, jantung, urat
daging, dan lemak. Pakan dengan kandungan Cu 10 ppm dianggap
cukup untuk sapi pedaging. Gejala defisiensi Cu antara lain:
terganggunya pigmentasi , menderita fibrosis miokardium, tulang
pipih dngan tulang rawan melebar, mudah mengalami fraktur atau
aoetoporosis. Hampir semua hijauan dapat mesuplai kebutuhan Cu
ternak sebanyak 3-4 kali yang dibutuhkan. Namun tanaman yang
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Iodium (I)
Mineral iodium terdapat dalam tubuh ternak kelenjar tiroid, darah,
daging dan susu. Jaringan lain yang tmengandung I adalah lambung,
kelenjar saliva, ovarium, kelenjar pituatary, kulit, plasenta, dan rambut.
I diperlukan untuk sintesis hormon oleh kelenjar thyroid yang mengatur
metabolisme energi. Hormon tiroid memegang peran dalam
termoregulasi, proses metabolisme antara, reproduksi, pertumbuhan
dan perkembangan, sirkulasi dan fungsi urat daging. Penyerapan
iodium pada susu kecil dan dikonsentrasikan pada kelenjar thyroid.
Kebutuhan I belum jelas, diperkirakan sekitar 0,05-0,8 ppm. Defisiensi I
menyebabkan kelenjar gondok membengkak, kehilangan bulu,
kekuraga hromon tiroksin yang ditandai dengan kelemahan umum,
basal metabolisme menurun, pertumbuhan lambat, pedet lahir mati.
Pada hewan betina menyebabkan gangguan estrus sedang pada jantan
menyebabkan menurunnya libido. Sumber iodium adalah pakan alami
sepeti tepung ikan dan hijauan makanan ternak. . Pada ayam broiler
dibutuhkan kira-kira 1 mg per kg ransum.
Zinz (Zn)
Zn (seng) berperan dalam pengaktif dan komponen beberapa enzim
seperti carbonic anhydrase, carboxys peptidase, alkohol dehidogenase
yang berperan dalam metabolisme asam nukleat, sintesis protein dan
metabolisme karbohidrat. Dalam kulit dan jaringan tubuh lainnya serta
tulang juga terdapat Zn.
Gejala klinis defisiensi Zn pada unggas adalah pertumbuhan lambat,
tulang lunak dan rapuh, bulu kusam, pernapasan tidak normal dan
keratosis pada kulit. Sedang gejala klinis pada ruminansia adalah tidak
perduli terhadap lingkungannya, pembengkakan kaki dan dermatitis
pada leher, kepala dan kaki, gangguan penglihatan, banyak bersalivasi
(ludah), penurunan fungsi rumen, luka sulit sembuh, dan gangguan
reproduksi ternak jantan.
Sumber Zn adalah dedak padi dan dedak gandum. Kebutuhan Zn pada
ransum ayam broiler sebesar 40mg per kg ransum. Namun demikian
defisiensi Zn jarang terjadi karena dalam pakan ternak sudah tersedia
cukup kandungan Zn. Didalam luminosa terdapat kandungan Zn 60
ppm, biji-bijian mengandung 10-30 ppm Zn, sumber protein nabati
mengandung 50-70 ppm Zn, sumper protein hewani mengandung 100
ppm.
Kebutuhan Zn ternak ruminansia sulit diperkirakan namun secara umum
kebutuhan tersebut 20-40 mg/kg berat kering pakan.
Selenium (Se)
Se berperan pada proses metabolisme yang normal dan ada kaitannya
dengan vitamin E. Vitamin E dapat menggantikan kebutuhan mineral
Se. Kelebihan se akan menyebabkan keracunan ternak. Suplentasi Se
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Molibdenum (Mo)
Mo didapati pada seluruh urat daging-tulang dan sedikit pada hati, ginjal
dan bulu ternak. Fungsi dari Mo adalam komponen esensial dari
beberapa enzim misalnya: xanthine oksidase, aldehyda oksidase dll.
Kebutuhan Mo bagi ternak ruminansia belum diketahui ecara jelas.
Kekurangan Mo jarang ditemukan, tetapi kelebihan Mo justru
menyebabkan defisiensi Cu dan menjadi racun yang menyebabkan
diare, anoreksia, anemia, ataksia, dan kelainan bentuk tulang,
depegmintasi kulit atau bulu. Sumber pakan yang menganduk Mo
adalah hijauan segar, sedang pada hijauan kering kandungan Mo
menurun.
Cobalt (Co)
Dalam tubuh ternak Co ditemukan pada hati, mata, ginjal, kelenjar
adrenal, limpa dan pankreas dan sedikit pada sumsum tulang darah,
susu dan empedu. Didalam rumen sapi Co digunakan mikroba untuk
pembentukan B12. pada makanan ternak kandungan Co pada rumput
lebih rendah daripada leguminoisa. Kebutuhan Co pada pakan sebesar
0.1 ppm dari bahan kering pakan.
Fe
Dalam tubuh Fe didapai pada hati, limpa, ginjal, jantung, sumsum
tulang, darah dan sel-sel lainnya. Fungsi Fe dibutuhkan pada
pembentukan haemoglobin, miglobin, enzim satilase, dan peroksidase.
Fe berperan dalam tarnpor oksigen dalam sel dan respirasi sel.
Vitamin
Vitamin A (Retinol)
Vitamin A terlibat dalam sistem penglihatan dan pengelolaan
jaringan epitel di seluruh permukaan tubuh bagian luar maupun
bagian dalam serta berbgai kelenjar endokrin/gonad. Pern vitamin
A juga membantu pembentukan protein.
Pakan ternak terdiri dari bahan nabati dan hewani. Pada bahan
hewani terdapat vitamin A sejati, sedang pada pakan nabati
terdapat provitamin A yang berawal dari caroten. Provitamin A
tersebut akan diubah menjadi vitamin A oleh ternak.
Kebutuhan vitamin A untuk ayam broiler di derah tropis untuk
masa awal sebesar 8.800 IU per kg ransom dan 8.000 IU pada
masa akhir. Untuk ternak ruminansia disaran kandungan vitamin A
dalam pakan sebesar 1200 IU/Kg ransom kering untuk ternak
yang sedang tumbuh, sedang untuk ternak betina laktasi dan
pejantan disarankan 3900 IU per kg ransum kering.
Gejala defisiensi vitamin A pada ayam adalah pertumbuhan
lambat, keluar cairan seperti keju pada ujung mata dan ujung
lubang hidung, bulu kusam, dan agak membotak, daya tahan
terhadap penyakit menurun pada masa musim yang sangat buruk.
Kejadian defisiensi akan terjadi secra sporadic artinya dalam satu
kelompok tidak mungkin hanya sebagian yang menderita
defisiensi, jika menderita defisiensi maka seluruh kelompok akan
terkena gejala tersebut.
Kelebihan vitamin A akan menyebabkan ternak keracunan. Pada
unggas keracunan terjadi pda dosis 33.000IU per kg ransom
kering sedang pada sapi 17.000 IU per kg ransom kering. Gejala
keracunan pada unggas adalah engurangi warna kulit dan kunig
telur, menurunya penyerappan nutrisi yang larut dalam lemak,
mengganggu penyerapan vitamin K yang penting bagi penutupan
luka. Keracunan pada ruminansia menyebabkan menurunnya
aktifitas enzim pada metabolisme energi sehingga mempengaruhi
proses pertumbuhan.
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Vitamin D ( ergocalciferol)
Vitamin D memiliki banyak bentuk, tetapi yang penting bagi ternak
adalah D2 (ergocalciferol) dan D3 cholecalcifero). Vitamin ini
berfungsi dalam penyerapan vitamin Ca dan P dan proses
kalsifikasi dalam pertumbuhan tulang. Secara umum vitamin D
dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan Dengan bntuan sinar
ultraviolet matahari tubuh ternak dapat mengubah provitamin D
menjadi vitamin D. prinsip ni dimanfaatkan peternak dalam
membangun arah kandang yaitu agar dapat memanfaatkan sinar
matahari utnuk membantu proses pembentukan vitamin D. namun
dengan berkembangnya vitamin sintesis teori tersebut tidak selalu
mutlak diterapkan dan ditambah penemuan bahwa lampu listrik
(Neon) dapat mengganti peran sinar matahari.
Kebutuhan vitamin D pada pakan ayam broiler masa awal
disranakan sebesar 1.850 ICU per kg ransom kering dan 2.600
ICU pada ayam mas akhir. Ternak sapi membutuhkan vitamin D
sebanyak 275 IU per Kg berat kering pakan secara rinci untuk
anak sapi sebanyak 4 IU/kg berat badan, untuk sapi yang sedang
tumbuh 2,5 IU/kg berat badan, dan 10 IU /kg BB uantuk sapi
bunting/laktasi.
Pada ternak unggas kasus defisiensi vitamin D jarang terjadi di
Indonesia karena banyak makanan yan mengandung vitamin D.
pada unggas defisiensi D menyebabkan Riketsia.
Sumber vitamin D dalam pakan berasal dari hijauan pakan ternak
dengan kandungan provitamin D 11 IU dan premix mineral buatan
pabrik.
Vitamin K
Vitamin K dikenal sebagai antihaemoragi karena dibutuhkan untuk
membentuk protombin yang penting dalam proses pembekuan
darah jika terjadi luka pada ternak. Fungsi lain adalah
menyediakan energi untuk fungsi sel.
Pada ternak ruminansia vitamin K dapat disintesa oleh mikroba
dalam rumen dan saluran pencernaan dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan. Vitamain K merupakan satu-satunya
vitamin yang larut dalam lemak yang dapat disintesa oleh ternak
ruminansia.
Pada kasus sapi mengkonsumsi zat anti koagulan (misal
dekumarol dari jamur, tanaman leguminosa/clover), yang
mencegah pembentukan protrombin yang akan menyebabkan
ternak defisiensi K.
Sumber vitamin K adalah bahan dari tanaman (K1), hewani (K2)
dan K3 dari vitamin sintetis. Vitamin K sintetis dikenal dengan
menadion. Kebutuhan vit K ayam broiler masa awal 2,5 mg per kg
dan masa akhir 2,4 mg/kg , kebutuhan terebut dipenuhi dari pakan
alami. Namun disarankan untuk emambah Vit K sintetis sebanyak
0,501 mg/0,5 kg ransum. Bahan pakan sebagai sumber alami vit
K adalah tepung ikan, bungkil kacang kedelai.
Vitamin B1 (Thiamin)
Dalam tubuh ternak vitamin B1 berfungsi ebagai koensim
kokarboxilase dqalam bentuk thiamin phyrophospahate.
Fugnsinya untuk proses enzimatis dekarbosilase asam alpha keto
atau dengan kata lain metabolisme asam piruvat menjadi asetat.
Secara sederhana diuraikan bahwa vitamin B1 membatu
metabolisme karbohidrat menjadi energi.
B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 berfungsi membantu tranportasi hidrogen,
metabolisme protein dan energi. B2 merupakan komponen
flavoprotein yang berfungsi sebagai konenzim.
Defisiensi vitamin B2 pada unggas menyebabkan penyakit curled
toe paralysis dengan gejala ayam berjalan dengan dengkul
(persendian kaki), kaki menjulur kedepan atau belakang, berdiri
tidak tegak bahkan tidak bisa berjalan. Penyebab kekurangan B2
karena kandungan vitamin dalam bahan pakan kurang dari
kebutuhan ayam tersebut. Kebutuhan diperkirakan sebanyak 4,8-
5,7 mgram per kg ransum. Untuk memenuhi kebutuhan dapat
ditambahkan vitamin sintetis. Sumber B2 adalah jagung kuning
dan bungkil kedelai.
Niacin
Niacin berberan sebagai koensim yang membantu metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bentuk koensim adalah
nicotinamide dinucleoide (NAD) dan nicotinamide dinucleoide
phosphate (NADP). Sumber niacian adalah bekatul, tepung ikan,
dedak padi, dedak gandum dan bungkil. Gejela defiensi pada
unggas ayam menjadi kerdil dan pertumbuhan lambat. Kebutuhan
ayam terhadap niacin 35-40 mg per kg ransum. Untuk mencegah
defieinsi ditampahkan niacin sintetis.
Pada ternak ruminansia niacin dapat dibentuk dari tryptopan.
Reaksi ini terjadi didalam mikroba dan jaringan rumen. Sehingga
niacin erat hubungannya dengan thryptophan. Jika kadar tryptopan
dalam pakan rendak (0,2%) maka baru ada kebutuhan minimal
niacin. Kandungan tryptopan 60 mg setara dengan 1 mg Niacin.
Anak sapi yang kandungan air susunya rendah akan menderita
defisiensi Niacin.
Pyrodoxin (B6)
Vitamin B6 berfungsi sebagai koensim yang membantu proses
metabolisme protein. Sehingga perannya esensial dalam proses
pertumbuhan. Pada ternak unggas defisiensi ini dapat mengganggu
syaraf dan kematian. Sumber B6 adalah pakan berasal dari hewani,
bungkil kedelai, dan biji-bijian. Dalam kondisi normal jarang terjadi
defisiensi B6 kecuali jika pakan rusak atau bahan pakan
dipalsukan. Kebutuhan B6 dalam ransum unggas berkisar 3,3-3,5
mg per kg ransum.
Biotin
Biotin sebagai kelompok prostetik berperan pada bebrapa ensim
yang memantapkan katalis CO2 kedlam jaringan organik. Ensim
yang mengandung Biotin adalah acetyl koensim A karbosilasi,
propionil koensim A karboxilasi dan methyl malonyl transkarbosilasi.
Pada ruminan bitoin dibutuhkan pada siklus urea, sintesis arginin,
pirimidin (asam nukleat penyusun DNA), lintasan ekstra
mitokondrial dan sitesis asam lemak, sehingga penting perannya
dalam proses pertumbuhan.
Sumber Biotin adalah dedak, bekatul, biji-bijian. Jarang dijumpai
defisiensi bitoin, namaun jika kasus terjadi gejalanya adalah
perosis, pertumbuhan lambat, kerdil dan dermatitis disekitar paruh
dan kaki. Penambahan pada ransum unggas disarankan 0,1-0,11
mg per kg ransum.
Asam Folat
Vitamin ini memegang peranan penting dalam reaksi biokimia
dalam memindahkan unit C tunggal dalam berbagai reaksi.
Fungsinya antara lain dalam interkonversi serin dan glysin, dalam
sitesis purin, degradasi histidin atau dalam sitesis group methyl
tertentu. Purin penting dalam pertumbuhan dan reproduksi semua
jaringan tubuh karena purin merupakan bagian dari DNA. Defisiensi
asam folat maka pembentukan nucleo protein dalam proses
pendewasaan sel-sel darah tidak terjadi dan akan menyebabkan
gejala anemia yang spesifik. Oleh karena itu Folat juga dikenal
dengan anti anemia. Unggas memperoleh suplai asam folat dari
pakan yang dikonsumsi. Penambahan pada pakan unggas
disarankan 1,5- 1,8 mg/kg ransum. Sumber asam folat adalah
tepung ikan dan jagung.
Cyanocobalalain (B12)
Fungsi B12 adalah sebagai koenzim pada bebrapa reaksi
metabolik. Dibutuhkan untuk sintesis grup metil dari karbon tunggal
sebagai prekusor, secara langsung dibutuhkan dalam metabolisme
asam amino dan sintesis protein.
Vitamin ini tidak terdapat dari sumber bahan pakan nabati, dan
hanya terdapat dari sumber pakan yang berasal dari hewani.
Tepung ikan dan daging-tulang merupakan sumber vitamin B12.
untuk ayam broiler kebutuhan B12 pada masa awal 0,013 mg per
kg ransum dan pada ayam dewasa 0,012 mg per kg ransum. Pada
ransum yang tidak mengandung bahwan hewani harus ditambah
dengan vitammin B12 sintesis. Kebutuhan B12 tergantung dari
kadar lemak dalam ransum, semakin tinggi kadar lemak maka
semakin tinggi kebutuhan B12. pada perubahan temperatur yang
ekstrim juga akan menyebabkan kebutuhan B12 meningkat.
Kolin (Choline)
Kolin merukan sumbstansi esensial dalam pembentukan dan
pemeliharaan struktur sel dan metabolisme lemak dalam hati. Kolin
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Vitamin C
Vitamin C secara kimiawi dikenal dengan L asam askorbat. Peran
vitamin C adalah pada mekanisme oksidasi dan reduksi di dalam
sel-sel hidup. Fungsi lain dari vitamin C adalah mengurangi tekanan
pada iklim tropis. Beberapa hasil penelitian penambahan vitamin C
pada ransum ayam dapat menurunkan kematian dan mengurang
gejala tekanan perubahan iklim. Pada ternak unggas dapat
mensintesis sendiri kebutuhan vitamin C. sedang pada ruminansia
vitamin C disintesa dalam rumen ternak.
Air
Air merupakan nutrisi yang penting bagi unggas. Kebutuhan air sangat tergantung
dari temperature lingkungan dan kelembaban relative dan komposisi pakan
ternak, tingkat pertumbuhan, atau produksi telur, dan efisiensi ginjal dalam.
Jumlah air yang dikonsumsi diperkirakan 2 kali lebih banyak dari pakan yang
dikonsumsi berdasarkan berat pakan, tetapi konsumsi air pada kenyataannya
sangat bervariasi.
Fungsi Air
Komponen jaringan
Air bebas yang terikat dalam jaringan daging merupakan contoh
yang baik. Perubahan keduanya (air bebas dan terikat) dapat
mengubah aktifitas enzim yang selanjutnya berpengaruh pada
tingkat pertumbuhan urat daging.jumlah air yang diikat dipengaruhi
oleh fase perkembangan jaringan urat daging. Sapi yang tua
kapasitas mengikat air lebih tinggi disbanding sapi yang lebih
muda.
Media Fisik
Air berfunsi sebagai pengantar zat makanan dari saluran
pencernaan kedalan jaringan tertentu untuk sintesis komponen
tertentu guna pertumbuhan atau hidup poko sel tertentu.
8 B6 Pertumbuhan terganggu
13 C stress
Kebutuhan Air
Lingkungan
Unggas jika tempertur berubah maka konsumsi bahan keringn atau nergi
akan menurun dan konsumsi air meningkat. Ditinjau dari segi
pertumbuhan, dalam keadaan panas meningkat maka pertumbuhan akan
menurun, namun sebagian penurunan dapat diganti dengan peningkatan
retensi air.
Protein
Semakin tinggi konsumsi protein maka semakin tinggi konsumsi air. Air
tersebut diperlukan untuk mengeluarkan hasil metabolisme lewat urin.
Na Cl
Semakin tinggi konsumsi NaCl maka semakin tinggi konsumsi air.
Perubahan 1% sainitas tidak mempengaruhi konsumsi air minum pada
unggas.
Jenis Makanan
Pada pemberian silase akan meningkatkan konsumsi air dibanding
pemberian hay (rumput kering), makanan pelet dan campuran hay-biji-
bijian.
Pengeluaran Air
Defisiensi Air
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Bahan makanan
Tumbuh- tumbuhan
Bahan pakan dari tumbuh-tumbuhan terdiri dari jagung kuning. Jagung
putih, kedelai, rumput muda, daun turi muda, dn ubi kayu. Dalam
penggunaan baha pakan diusahakan tidak berkompetisi dengan konsumsi
manusia. Misal : beras tidak digunakan untuk pakan ternak karena
dikonsumsi oleh manusia.
Sumber Protein
Sumber protein dan asam amino bisa dri bahan asal tanaman (nabati) dan
bahan asal hewan (hewani). Bahan asal nabati relatif lebih murab dari
hewani, namun komposisinya terutama asam amino lebih rendah dari
hewani. Pada saat ini sudah ada asam amino tunggas seperti Methionin,
Lysine dan tryptophan. Pada fromulasi ransum dapat ditambahkan asam
amino tunggal tersebut untuk menyeimbangkan komposisi yang kita
kehendaki. Masing-masing kelompok bahan diuraikan sebagai berikut:
Bungkil Kedelai
Misal :
Bungkil Kelapa
Kandungan protein kasar bungkil kelapa antara 21-22%.
Kadnungan serat kasarnya cukup tinggi 12-18%, sehingga
penggunaan pada ayam broiler dibatasi. Penggunaan disarankan
tidak lebih dari 12-18%.
Bungkil Sawit
Hampir sebagian besar pustaka dan penemuan-penemuan
terdahulu mengindikasikan bahwa bungkil kelapa sawit berkualitas
rendah karena kandungan serat kasarnya yang tinggi dalam bentuk
beta mannan, rendah kandungan asam amino essensial dan
‘texture’-nya yang agak berbatu akibat kontaminasi dari tempurung
kelapa sawit. Karena itu rekomendasi awal tentang penggunaan
bungkil kelapa sawit hanya berkisar 10-25%. Akan tetapi beberapa
temuan terbaru mengindikasikan bahwa sampai level 40% bungkil
kelapa sawit masih memberikan bobot badan optimal pada ayam
broiler, ketika ransum disupplementasi dengan asam amino lysin
dan methionine
Tepung Darah
Darah merupakan limbah pada pemotongan ternak. Bahan tersebut
tidak dikonsumsi manusia karena alasan agama dan kesehatan.
Darah yang dikeringkan diproses menjadi tepung darah. Kandungan
protein kasarnya tinggi yaitu 80% dan nergi netabolisme 2.882 kkal/kg.
penggunaan tepung darah dibatasi maksimum 2% dari total ransum
karena alasan kandungan lysine tinggi tetapi asam amino yang lain
rendah. Pemberian lebih dari 2% menyebabkan ayam menjadi kanibal.
Tepung Bulu
Bulu ayam merupakan limbah pemotongan ayam. Manfaat dari bulu
adalah untuk kemoceng, pengisi bantal, bola badminton dan untuk
pakan ternak. Agar dapat dicerna ternak tepung bulu harus diproses
dengan hidrolisa, dikeringkan dan digiling menjadi tepung bulu.
Kandungan nutrisinya cebagai berikut Protein kasar 85%, enerbi
metabolis 2.475 kkal/kg. pemberian pada ransom dsarankan tidak
lebih dari 3% karena kaya akan asam amino lisin dan cystein tetapi
miskin methionin dan tryptophan. Penggunaan berlebihan akan
menyebabkan kesulitan menyeimbangkan kandungan asam amino.
Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang lengkap komposisinya.
Dibuat dari ikan yang dikeringkan lalu digiling. Kualitas tepung ikan
dipengaruhi oleh jenis ikan dan dari bagian ikan yang diproses. Ikan
utuh merupakan yang terbaik, tetapi pada tepung ikan banyak
diproses dari limbah ikan yang berupa isi perut kepala, tulang, darah
dan sirip. Kandungan protein tepung ikan tinggi yaitu 46-75% dan
komposisi asam amino lengkap, serta mineral juga lengkap.
Penggunaan teapung ikan untuk menyeimbangkan protein dan asam
amino dalam menyusun ransum. Jumlah penggunaan tepung ikan
dibatasi karena factor harga yang mahal. Penggunaan untuk unggas
berkisar antara 5-12% , prosentase tersebut tergantung dari bahan
pakan lainnya yang digunakan.
Sumber Energi
Energi merupakan kebutuhan nutrisi yang paling banyak bagi ternak. Untuk
itu pemenuhan energi harus dicarikan dari sumber bahan yang murah.
Kebanyakan sumber energi berasal dari tumbuhan pertanian dan limbah
pertanian. Bagi ternak unggas pemenuhan energi dari pakan konsentrat .
Konsentrat merupakan pakan yang dibuat dari campuran dari biji-bijian,
limbah pertanian, mineral, vitamin dan bahan hewani. Beberapa bahan
sumber energi yang penting diuraikan dibawah ini:
Jagung Kuning
Kandungan nutrisi jagung adalah protein 8,7%, ME 3.340 kkal/kg,
TDN 80% dan lemak 3,6%. Kandungan energi yang tinggi
menyebabkan jagung banyak digunakan dalam pakan ternak. Jagung
terdiri dari beberapa jenis misalnya jagung kuning, putih dan merah.
Pada pakan ayam petelur diperlukan jagung kuning yang kaya akan
beta carotene untuk pigmen pada kuning telur. Pemberian jagung
pada pakan ternak dibatasi maksimum 60%, factor pembatasnya
adalah harga dari jagung itu sendiri.
Dedak Padi
Proses penggilingan padi akan menghasilkan beras, sekam, dedak
dan bekatul. Bekatul lebih halus dari dedak dan juga sedikir bercampur
dengan menir beras sehingga kandungan energinya lebih tinggi.
Kandungan nutrisinya protein kasar 13%, lemak 8,4%, TDN 70% ME
2.670 kkal/kg dan serat kasar 13,90%. Kandungan serat kasar yang
tinggi menjadi factor pembatas penggunaanya pada ransom ayam
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Onggok
Onggok yang berasal dari ubi singkong merupakan limbah padat dari
pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong yang
mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah protein
3,6%; lemak 2,3%; air 20,31% dan abu 4,4%.
Molases
Molases merupakan sisa hasil produksi pada industri pengolahan gula
yang berbentuk cair. Molases sudah banyak dimanfaatkan sebagai
bahan tambahan pakan ternak, karena kandungan gizinya cukup baik.
Nilai nutrisi molase adalah protein 4%, 1.800 kkal/kg dan TDN 54%.
Fungsi lain dari molase adalah untuk mengurangi sifat berdebu
konsentrat, memberikan aroma yang baik.
Ampas Tahu
Ampas Tahu merupakan limbah dari proses pembuatan tahu. Untuk
menjadi bahan baku pakan, ampas tahu bisa langsung diberikan pada
ikan dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih
dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven/dijemur
lalu digiling. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 8,66%; lemak
3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%.
AmpasTempe
Limbah pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang
kedelai, baik berupa kupasan kulit ari kacang kedelai juga limbah cair
berupa air rebusan dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan.
Nilai gizi limbah pengolahan tempe lebih tinggi dibanding ampas tahu,
sebagaimana pada tabel 10.
Bahan
Ampas Kecap
Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang
berbahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi.
Untuk menjadi bahan baku pakan,ampas kecap harus diolah menjadi
tepung dengan lebih dahulu dikeringkan dalam oven/dijemur. Nilai gizi
yang terkandung adalah protein 10,32%;lemak 6,93%;air 52,98% dan
abu 6,72%.
Tepung Gaplek
Tepung gaplek merupakan singkong yang dikeringkan dan digiling.
Pada singkong mentah terdapat kandungan HCN (racun cianida).
Kandungan nutrisi tepung singkong dengan kadnungan pati 63%
adalah serat kasar (SK) 4,5%, calsium 0,12, Pospor 0,16%, protein
2,5%, ME 2.770 kakal/kg, dan TDN 73%. Pada pembuatan pakan
berbentuk pelet, tepung singkong diperlukan sebagai bahan perekat
(lem) dsiamping sebagai sumber energi.
Pakan Tambahan
Sumber Mineral
Tepung Tulang
Kandungan nutrisi tepung tulang adalah calsium 24%, pospor 12%,
magnesium 0,64% , besi 840 ppm dan sengn 424 ppm. Tepung tulang
merupakan hasil pengolahan tulang ternak menjadi tepung.
Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan untuk
menyeimbangkan fromulasi pakan. Pada pakan ayam petelur dengan
kebutuhan kandungan mineral yang tinggi (3,2 – 5%) maka semakin
tinggi penambahan tepung tulang atau sumber mineral lainnya.
Tepung Kerang
Tepung kerang mengandung calsium carbonat sebagai sumber Ca.
Kandungan Ca dalam tepung kerang 38%.
Kapur
Fungsi kapur sama dengan kerang yaitu sebagai sumber Ca.
Kandungan Ca berkisar 34-38%. Namun pada kenyataan di lapangan
kapur jarang digunakan karena bersifat “dusting/berdebu”
Garam
Garam (NaCL) merupakan garam dapur yang digunakan sebagai
sumber Natrium dan chlorida. Pemberian garan pada unggas
disarankan 0,25% sedang pada sapi 0,5% pada ransum. Kebanyakan
garam menyebabkan konsumsi air meningkat dan faecesnya lebih
berair, hal ini akan menyebabkan litter menjadi basah dan bisa
menimbulkan penyakit lainnya. Pada ransum ayam yang ditambahkan
premix mineral, biasanya kebutuhan garamnya sudah tercukupi
sehingga tidak perlu lagi penambahan garam.
Gula
Gula mengandung energi metabolisme sebanyak 3.700 kkal /kg. untuk
ternak unggas biasanya pemberian dilakukan pada saat anak ayam umur
sehari (DOC) datang. Tujuannya untuk mengurangi stress pada anak
ayam. Dosis yang disarankan adalah 5% kadar gula dalam air minum.
Obat-obatan
Penambahan obat-obatan dapat meningkatkan performansi ternak. Pada
ternak unggas obat-obatan sebenarnya berfungsi mencegah penyakit,
contohnya erythrosin, hygromycin, monencin sodium, neomicyn, nicarbozin
dan nitro furazone. Pemberian obat pada ayam broiler harus dihentikan
minimal 6 hari sebelum ayam dipanen, hal ini untuk mencegah residu obat
yang dapat membahayakan jika dikonsumsi manusia.
Hormon
Pemberian hormon tertentu juga bisa meningkatkan produktivitas ternak.
Namun perlu dipertimbangkan karena hormon yang dikonsumsi ternak
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
sedikit banyak akan meninggalkan sisa yang jika dikonsumsi manusia akan
merugikan. Bebrapa hormon yang digunakan pada sapi antara lain
estrogen, androgen, dan hormon pertumbuhan somatotropin (STH).
d. Asam-asam Organik
Asam-asam organik sebenarnya diproduksi secara otomatis dalam
tubuh ternak melalui proses fermentasi selanjutnya digunakan sebagai
sumber energi. Perkembangan biotekhnologi yang begitu pesat
mengilhami industri-industri pakan ternak untuk memproduksi asam-
asam organik dalam bentuk komersial seperti asam asetat, propionat
laktat dan citrat yang dikemas dalam bentuk cair. Penambahan asam-
asam organik dalam pakan ternak dapat menigkatkan produktifitas
ternak. Peningkatan performance ternak terjadi melalui penciptaan
lingkungan yang serasi bagi perkembangan mikroflora
menguntungkan. Dengan lingkungan yang menguntungkan bagi
pertumbuhan bakteri tertentu (melalui penurunan keasaman) dapat
mengaktifkan serta merangsang produksi enzim-enzim endegenous
dan berakibat meningkatnya absorbsi nutrisi dan konsumsi pakan
untuk pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
f. Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator
untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang
komplek menjadi sederhana. Saat ini telah terindentifikasi lebih kurang
3000 enzim. Walaupun dalam tubuh makhluk hidup enzim dapat
diproduksi sendiri sesuai dengan kebutuhan, penambahan enzim pada
ransum kadang kala masih dibutuhkan. Hal ini disebabkan beberapa
faktor seperti antinutrisi faktor pada bahan pakan (lekctins dan trypsin
inhibitor), rendahnya efesiensi kecernaan bahan pakan, dan ketidak
tersediaan enzim tertentu dalam tubuh ternak. Xylanase dan ß-
Direktorat Pembinaan SMK 2008
Agribisnis Teranak Unggas
Kesadaran para konsumen akan produk ternak yang terbebas dari residu kimia
(antibiotik, alfatoksin, dioxin) dan mikrobiologi berbahaya (salmonella,
enterobacteriaceae dan BSE-carriers) semakin meningkat di negara-negara maju.
Kualitas kontrol bahan pakan terus dilakukan oleh pemerintah secara berkala
melalui system HACCP (hazard analyis and critical control points) sesuai dengan
tahapan-tahapan yang telah tersusun secara sistematis dan disepakati bersama.
Kapankah Indonesia ada suatu jaminan pasti bagi konsumen untuk
mengkonsumsi produk-produk ternak yang terbebas dari residu antibiotik dan
sejenisnya? Bukankah makanan adalah salah satu faktor yang bisa meningkatkan
angka harapan hidup (life expectation) suatu negara.