Anda di halaman 1dari 24

Nama : Imelda Mertasari

NIM : 05041181722009
Mata Kuliah : Budidaya Unggas Lokal

Jenis-jenis ayam local (Buras) di Indonesia


1. Ayam Gaok

Ayam Gaok merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari daerah madura yang
memiliki potensi untuk di budidayakan sebagai ayam pedaging atau ayam hias. Keunikan ayam
gaok terdapat pada kokoknya yang mempunyai suara panjang mirip dengan ayam pelung yang
ada di Cianjur, Indonesia. Gaok sendiri memiliki arti suara panjang dalam kosa kata Indonesia.
Ayam gaok mempunyai kemiripan dengan ayam pelung umumnya di suara ataupun berat
badannya dan berasal dari pulau Madura. Karena memiliki kemiripan dalam jenis kokok, maka
ayam gaok biasa juga di panggil ayam pelung Madura. Namun pada ayam gaok kaki, cakar,
femur dan tibia tidak sepanjang ayam pelung.
Ciri-ciri ayam gaok umumnya memiliki warna bulu betina bervariasi dengan leher lurik
hitam putih. Untuk warna bulu jantan lebih seragam memiliki warna dasar kehijauan dengan bulu
penutup dan bulu leher putih silver kekuningan. Bulu ekor berwarna hitam, kuning kehijauan
(wido) cakar serta paruh berwarna kuning. Jengger dan pial berwarna merah terang dan
berbentuk tunggal. Bentuk tubuh besar, tegap dan gagah. Untuk jantannya bisa mencapai berat 4
kilo. Ayam gaok jantan sangat cocok sekali untuk di pelihara sebagai ayam hias karena
penampilannya yang cantik namun suara kluruk jantan sedikit berbeda dengan ayam pelung.
Kelebihan ayam gaok betina adalah bisa menyamai ayam kedu yaitu merupakan ayam petelur
dan ayam ini mempunyai kekebalan tubuh yang baik dan tahan terhadap serangan penyakit.
2. Ayam Bangkalan

Ciri ayam bangkalan memiliki ukuran yang tidak begitu besar. Berat rata rata ayam jantan
dewasa dari ayam bangkalan ini hanya mencapai 2,5 kg. Kepalanya yang berbentuk oval
memanjang, mata agak tersembunyi dan berwarna kuning kemerah merahan. Paruh agak lebar
dan besar sedikit melengkung dan berwarna putih terang, jengger sumpel kecil dan berwarna
merah darah. Memiliki leher yang pendek namun kokoh. Bulu hias pada lehernya merah merona
dan kuning kemerah merahan. Badan ayam bangkalan ramping, tinggi, padat dan kekar. Bulu
sayap besar, kaku, keras dan hitam mengkilap. Di tutupi bulu bulu kecil yang kuning dan cokelat
kemerahan. Bulu hias pada punggungnya kecil kecil dan panjang berwarna kuning cerah atau
merah kecokelatan. Bulu ekor besar, panjang melengkung namun tidak menyentuh tanah dengan
warna hitam kebiruan dan mengkilap. Kaki ayam bangkalan yang membulat panjang dan kokoh.
Sisiknya besar besar, teratur, rapat dan berwarna kuning kunyit dengan belang belang hitam dan
jari kehijauan. Kuku putih, besar, pendek dan melengkung ujungnya. Telapak kaki ayam
bangkalan halus dan kuning pucat. Taji ataupun jalu besar, sedikit melengkung dan tumpul
ujungnya. Ciri umum ayam bangkalan:
 Ukuran tubuh terlihat besar.
 Warna bulu terdiri dari hitam dan putih polos dengan sedikit warna cokelat.
 Jengger dan pial berwarna merah.
 Cuping berwarna merah dan putih.
 Paruh dan kaki berwarna kuning.
 Bobot sekitar 1,5 kg hingga 2,5 kg.
3. Ayam Olagan

Ayam olagan juga merupakan seekor ayam yang berasal dari pulau bali, biasanya ayam
olagan yang jantan ini dipelihara untuk di jadikan sebagai adu ayam. Sementara untuk yang
betinanya di pelihara untuk di ambil telurnya, karena ayam betina olagan ini sangat baik dalam
memproduksi telur. Keunggulan yang di miliki ayam ini adalah memiliki stamina yang bagus,
lebih kuat dalam menahan penyakit apabila di bandingkan dengan ayam lokal yang lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan ayam ini menjadi punah adalah masyarakat yang ada di Bali pun
menjadi kurang menggunakan ayam tersebut sebagai bahan persembahan dalam upacara adatnya.
Beberapa ciri-ciri yang bisa menggambarkan ayam olagan ini, sebagai berikut :
 Memiliki postur tubuh yang lebih kecil daripada ayam bangkok atau sama dengan ayam
kampung.
 Warna bulu yang berwarna coklat yang dipadukan dengan warna hitam atau putih dan kuning.
 Jengger yang kecil dan merah.
 Ukuran leher yang pendek dan bulu leher yang tidak tumbuh dengan sempurna.
 Paruh yang pendek tetapi kokoh serta berwarna kekuningan.
 Kaki yang halus dan berwarna kuning, tetapi ada juga yang berwarna putih.
 Jantannya bisa memiliki berat sekitar 2,5 kg, sedangkan untuk betinanya bisa memiliki berat
sekitar 2 kg.

4. Ayam Nunukan
Ayam nunukan diduga berasal dari daratan Cina. Jenis ayam ini pada mulanya
dikembangkan di Pulau Nunukan dan Pulau Tarakan, Kalimantan Timur.Ciri khas ayam ini
adalah tubuh anakannya yang tidak ditumbuhi bulu (berbulu kapas) karena baru tumbuh setelah
berumur 12 minggu. Jenis ini dapat dikembangkan atau dibudidayakan untuk pedaging dan
petelur. Dagingnya tebal dan berat badannya rata-rata mencapai 20-30% lebih berat dari ayam
kampung. Produksi telurnya mencapai 120-130 butir/tahun. Ayam nunukan dewasa memiliki
variasi warna bulu, seperti merah tua, merah muda, merah kekuningan dengan bulu hitam pada
sayap, dan ekor. Bentuk jengger ada yang besar dan tebal, agak kecil dan tipis, ukuran gelambir
atau pialnya juga beragam, ada yang besar dan kecil, berat badan ayam jantan dewasa 3,4-4,2 kg,
dan berat badan ayam betina dewasa 1,6-1,9 kg. Bulu sayap dan ekor pada betina tumbuh
sempurna, sedangkan pada ayam jantan tidak sempurna karena pendek dan tampak seperti
daging.

5. Ayam Ayunai

Ayam ayunai merupakan jenis ayam yang berasal dari Papua yang di lihat dengan sekilas
mirip sekali dengan ayam saigon karena memiliki ciri khas, yakni leher gundul. Ayam ayunai
merupakan unggas lokal yang berukuran sedang yang memiliki daerah perkembangannya
dominan di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Merauke. Sedangkan, untuk sebarannya dominan
di desa Besum dan Skamto kecamatan Nimborm dan Arso Kab. Jayapura. Ayam ayunai memiliki
karakteristik pertambahan berat badan yang lebih baik apabila di bandingkan dengan ayam jenis
lainnya. Karena memiliki berat yang lebih baik tentunya ayam ini memiliki daging yang padat.
Jika di lihat sekilas ayam ayunai memang sangat mirip sekali degan ayam saigon, hanya saja
yang membedakannya adalah tinggi badannya. Ayam ayunai memiliki tubuh yang sedang, dan
berwarna bulu agak hitam karena perkawinannya secara alami di alam bebas tanpa adanya
campur tangan dari manusia. Ciri ayam ayunai secara umum:
 Tubuh terlihat cukup besar
 Bulunya dominan berwarna hitam dengan bagian sayap berwarna putih
 Kulit berwarna putih kemerahan
 Jengeer berwarna merah
 Paruh dan kaki berwanra kuning kehitaman
 Berat ayam ayunai jantan 3,3 kg, sedangkan ayam ayunai betina 2,8 kg.

6. Ayam Tolaki

Ayam Tolaki berasal dari Sulawesi Tenggara. Tubuh berukuran kecil hingga sedang dengan
berat antara 1.5 kg hingga 3 kg. Badan langsing, kekar berotot dengan bentuk punggung agak
panjang. Sayap menempel rapat di sisi badan. Kepala kecil, bulat, berparuh pendek kuat dan
melengkung pada ujungnya. Seringkali, pada bagian muka ditumbuhi bulu-bulu kecil hingga
seolah-olah ayam ini terlihat seperti memiliki brewok atau cambang. Jengger Ayam Tolaki
berukuran kecil, bergerigi dan berbentuk pea. Cuping telinga dan pial juga kecil dan menempel
rapat pada kepala. Leher panjang, tegak dan kokoh. Mata berukuran sedang dan tajam dengan
ekspresi berani. Bentuk kaki langsing, panjang dan kokoh dengan telapak kaki seimbang.
Gerakannya gesit dan cepat sehingga sulit ditangkap. Bulu ekor Ayam Tolaki melengkung
panjang. Warna bulu pada ayam betina bervariasi mulai warna cokelat dengan kombinasi kuning,
hitam serta campuran dari beberapa warna. Warna paruh kuning gelap atau kekuningan. Ciri-ciri
ayam tolaki:
 Tubuh terlihat langsing, tegak, gesit dan liar.
 Warna bulu terdiri dari putih, kuning keemasan, coklat, dan hitam.
 Jengger dan pial kecil dan berwarna merah.
 Paruh dan kaki berwarna kekuningan.
 Ekor panjang dan melengkung.
 Menghasilka telur berkisar 14-20 butir per periode.
 Bobot dewasa baik jantan dan betina berikisar 1,2 – 2 kg.

7. Ayam Tukung

Ayam Tukung adalah jenis ayam istimewa karena merupakan sebagian dari jenis ayam
lokal Jawa yang pada salah satu anggota tubuhnya tidak tumbuh sempurna, yakni tidak
mempunyai pangkal ekor (brutu) sehingga tidak mempunyai bulu ekor. Justru dengan adanya
kelainan tersebut, layak dimasukkan dalam jajaran ayam hias, karena kelangkaannya. Ciri-ciri
pejantan ayam tukung:
 Bobot rata-rata 2 kg, besar tubuh termasuk sedang.
 Jengger sumpel berwarna merah.
 Pial dan cuping telinga berukuran sedang warnanya merah.
 Bentuk kepala agak bulat.
 Mata berwarna kuning.
 Paruh pendek berwarna putih kekuning-kuningan.
 Warna bulu beragam atau hanya satu macam warna saja.
 Bulu hias pada leher kecil-kecil panjang dengan warna kuning kemerah-merahan atau cokelat
kekuning-kuningan.
 Kakinya bersisik halus teratur rapi, berwarna kuning gading.
 Jari-jari kakinya kecil, halus, warnanya kuning juga.
 Telapak kaki lebar, halus berwarna putih kekuning-kuningan.
 Kukunya besar, melengkung kokoh berwarna putih tulang.
 Tidak mempunyai bulu ekor.
 Pantat ditutup oleh bulu hias pinggang yang cukup panjang, kecil-kecil dan lebat.
 Suara kokoknya keras tetapi pendek.
 Taji berpangkal besar, ujungnya runcing, kebanyakan berwarna kuning pucat.
Ciri-ciri betina ayam tukung:
 Berat tubuh lebih kurang 1,5 kg.
 Jengger sumpel berukuran kecil, bergerigi kecil-kecil dan berwarna merah pucat.
 Pial dan cuping telinga berukuran kecil, warnanya merah.
 Kepalanya berukuran sedang dengan bentuk membulat.
 Paruhnya pendek, berwarna putih kekuning-kuningan.
 Matanya berwarna kuning.
 Bulu badan kebanyakan beragam seperti hitam, putih kecoklat-coklatan, abu-abu muda, atau
kuning kecoklat-coklatan.
 Kakinya kecil dengan sisik-sisik kecil, halus dan teratur rapi, warnanya kuning gading.
 Jari-jari kakinya berwarna kuning pucat.
 Telapak kakinya halus berwarna putih kekuning-kuningan.
 Kukunya kecil-kecil, melengkung kokoh berwarna putih.
 Tidak mempunyai bulu ekor.
 Bertelur paling banyak 10 butir per periode.

8. Ayam Sumatra
Pejantan ayam Sumatra diperlukan sebagai ayam hias karena bentuknya yang sedang-
sedang, warna bulu yang beragam dan kokoknya sangat lain dengan ayam lokal. Sedang induk
betina dikawin silangkan dengan pejantan lokal unggul hingga produktivitasnya cukup tinggi.
Ciri-ciri pejantan ayam sumatra:
 Berat rata-rata 2 kg, termasuk kecil bila dibandingkan dengan jenis ayam lokal unggul yang
lain.
 Bentuk badan atletis, dengan dada bidang, kelihatan kekar dan sigap.
 Bulu hias pada leher pendek-pendek tetapi lebat sekali, berwarna oranye dan merah darah.
Sedangkan warna kuning, merah menyala, ungu, hijau mengkilap menghiasi bulu punggung
dan pinggangnya.
 Bulu badan sebelah bawah dan bulu dada berwarna hitam.
 Bulu sayap kaku, pendek berwarna hitam kehijau-hijauan bercampur warna coklat, putih dan
abu-abu.
 Bulu ekor lebat, keras, panjang menjuntai, tetapi tidak menyentuh tanah.
 Paruhnya besar, pendek, kuat sekali, berwarna abu-abu kehitam-hitaman.
 Matanya agak tersembunyi, berwarna merah kehitam-hitaman, kelihatan galak berapi-api.
 Jenggernya berbentuk jamangan, kecil dan berwarna merah kehitam-hitaman.Demikian pula
pial dan cuping telinganya kecil, berwarna merah kehitam-hitaman.
 Kakinya panjang dan kekar, dengan sisik-sisik besar teratur rapat berwarna abu-abu kehitam-
hitaman.
 Jari-jari kakinya panjang, kokoh, warnanya hitam kusam.
 Kuku-kukunya panjang, runcing, berwarna hitam abu-abu.
 Telapak kakinya halus, berwarna kuning jerami.
 Tajinya mencuat tajam, panjang, berbonggol besar dengan warna abu-abu hitam kusam. Suara
kokoknya bernada tinggi.
Ciri-ciri betina ayam sumatra:
 Berat rata-rata 1,5 kg.
 Bentuk tubuhnya kelihatan agak tambun tetapi lebih kecil dari pada pejantannya.
 Jenggernya berbentuk jamangan, kecil, berwarna hitam kemerah-merahan.
 Pialnya juga kecil berwarna merah darah.
 Matanya besar, letaknya agak tersembunyi, berwarna hitam.
 Paruh besar, pendek, berwarna abu-abu kehitam-hitaman.
 Bulu badan kebanyakan berwarna hitam, hitam kehijau-hijauan bergaris-garis putih atau coklat
kemerah-merahan bergaris-garis kuning. Tulang sayap kokoh dengan bulu-bulu keras. Bulu
ekor pendek menyempit pada ujungnya.
 Kaki bersisik kecil-kecil, rapat, berwarna hitam kecoklat-coklatan, demikian pula pada jari-jari
kaki yang besar dan kuat.
 Kukunya panjang, runcing dan melengkung, berwarna hitam kusam.Telapak kakinya halus,
berwarna kuning jerami.
9. Ayam Burgo

Ayam burgo cukup dikenal di daerah Bengkulu dan sekitarnya, terutama di perdesaan.
Ayam burgo sebenarnya juga merupakan bagian dari populasi ayam buras piaraan, namun ayam
burgo mempunyai genetik dari ayam hutan merah relatif lebih tinggi dibanding ayam buras
piaraan. Warna bulu ayam burgo jantan didominasi oleh warna merah keemasan dan hijau gelap
sebagai bentuk investasi dari parentalnya. Ayam burgo mempunyai tipe jengger tunggal bergerigi
5 buah yang lebar, tegak dan berjumlah 2 buah kiri dan kanan.
Ciri khusus yang dimiliki ayam burgo adalah adanya cuping telinga yang lebar dan
berwarna putih baik pada yang jantan maupun betina. Cuping telinga putih pada jantan
diameternya lebih besar bila dibandingkan dengan cuping telinga yang betina. Warna putih pada
cuping telinga digunakan sebagai criteria penilaian terhadap keaslian ayam burgo (F-nya). Warna
bulu ayam burgo betina didominasi warna kuning kecoklatan dengan bagian pangkal ekor dan
ujung sayap hitam. Ada banyak kesamaan ciri ayam burgo betina dengan ciri ayam burgo jantan.
Namun demikian pada kaki ayam burgo betina tidak mempunyai taji. Disamping itu, ayam burgo
betina hanya mempunyai jengger kecil tipis. Secara fisik, ayam burgo mempunyai penampilan
yang menarik dengan tubuh yang padat, kompak, dan lincah bergerak. Kalau dilihat dari aspek
besar tubuhnya yang relatif kecil dan pendek, sepintas banyak masyarakat awam yang mengira
ayam burgo sebagai ayam kate. Sayap ayam burgo relatif lurus sejajar badan, sedangkan sayap
ayam kate agak terkulai ke bawah. Bila diamati dengan cermat, tubuh ayam burgo relatif lebih
besar dibanding ayam kate. Perbedaan lain terletak pada kokok mereka. Kokok ayam burgo
jantan mempunyai intonasi dan cengkok yang berbeda dengan kokok ayam kate. Ciri-ciri umum
ayam burgo adalah tubuh terlihat kecil warna bulu kemerahan dan coklat, jengger dan pial
berwarna merah, paruh dan kaki berwarna hitam, dan cuping berwarna putih.

10. Ayam Pelung

Ayam pelung adalah ras ayam lokal unggul dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Berbeda
dengan kebanyakan biakan ayam yang diseleksi untuk penampilan fisik, ayam pelung diseleksi
karena suara kokokannya yang panjang dan memiliki lagu, seperti ayam ketawa dan ayam Berg.
Ukuran ayam ini relatif besar dengan bulu yang berkilau. Tidak ada standar khusus untuk fisik,
tetapi telah ada standar bagi alunan suara kokokan. Ayam dewasa berukuran 5-6 kg dengan tinggi
40-50 cm.
Ciri-ciri:
 Postur tubuh besar.
 Sayap kokoh.
 Leher besar.
 Kepala bundar.
 Dada kokoh.
 Jengger besar.
 Kaki panjang dan kuat.

11. Ayam Sentul

Ayam Sentul adalah ayam lokal khas Ciamis yang memiliki berbagai keunggulan, ayam ini
pada mulanya dipelihara sebagai ayam aduan, namun sekarang ayam tersebut banyak dipelihara
sebagai ayam pedaging dan petelur. Jenis ini terdiri dari 5 varietas berdasarkan warna bulunya.
Kelima varietas tersebut yakni Sentul Kelabu (berwarna abu-abu), Sentul Geni (berwarna abu-
abu kemerahan), Sentul Jambe (berwarna merah jingga), Sentul Batu (berwarna abu-abu
keputihan), Sentul Debu (berwarna debu), dan Sentul Emas (berwarna abu-abu kekuningan).
Warna ayam Sentul cukup menarik, polanya mirip sisik naga. Sepintas ayam Sentul tidak berbeda
dengan ayam kampung biasa, tetapi ia memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :
 Pemeliharaan lebih mudah,
 Warna bulu menyerupai ayam hias,
 Lebih tahan penyakit,
 Rasa daging dipercaya lebih gurih dan kenyal,
 Bertelur lebih banyak (18-19 butir) dari ayam kampung biasa (13-14 butir), dan
 Cepat diserap pasar, sehingga baik untuk para peternak rakyat.
Ciri-ciri ayam sentul:
 Ukuran tubuh relatif sedang.
 Warna bulu dominan abu-abu, variasi kombinasi warna abu-abu tua, putih dan merah.
 Jengger bergerigi besar berwarna merah.
 Kaki dan paruh berwarna hitam keputihan.
 Menghasilkan telur 85-210 butir per tahun.
 Bobot dewasa jantan dapat mencapai 1,5-3,5Kg, sedangkan betina 0,8-2,2 Kg.

12. Ayam Nagrak

Nagrak merupakan hasil silangan antara ayam pelung dengan ayam kampung di Sukabumi,
Jawa Barat. Ayam ini berpotensi sebagai penghasil daging. Upaya Persilangan ayam Pelung
jantan dan ayam kampung betina ini bertujuan untuk menghasilkan varian ayam kampung baru
yang memiliki bobot tubuh lebih baik. Iskandar dan Susanti (2007), melaporkan bahwa kualitas
ayam kampung hasil persilangan dengan ayam pelung menjadi lebih baik, terutama pada
meningkatnya bobot daging pada bagian paha dan dada. Kedua bagian ini merupakan bagian
utama dari sumber daging untuk kebutuhan konsumsi. Dengan demikian ayam Nagrak sangat
potensial dikembangkan sebagai ayam pedaging.

13. Ayam Banten

Ayam ini berasal dari daerah Banten. Ayam jantan yang berpenampilan prima dipelihara
sebagai ayam aduan (petarung), sedangkan ayam yang kurang prima dijual sebagai ayam potong.
Bobot ayam jantan dewasa sekitar 2 kg dan ayam betina sekitar 1,2 kg. Produksi telur sekitar 16
butir per periode bertelur.
Ciri-ciri ayam banten:
 Paruh pendek serta berwarna kuning.
 Ukuran badan yang terlihat besar dan tinggi.
 Warna bulu beragam seperti hitam, coklat, kuning serta merah.
 Kuping berwarna merah.
 Leher agak panjang.
 Jengger serta pial berwarna merah.
 Berat badan jantan dewasa mulai 2,5 kg.
 Untuk betina dewasa berat bobot sekitar 1,5 kg.
 Ayam betina betelur rata-rata 10-15 butir per periode.
 Kaki panjang, kuat serta berwarna kuning.

14. Ayam Ciparage

Ayam lokal ini berkembang di daerah Karawang, Jawa Barat. Ciri fisiknya mirip ayam
Bangkok, tetapi ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil. Sosoknya ideal, tinggi tubuh dan ukuran
tubuhnya tampak serasi. Jenggernya berwilah. Memiliki pial tunggal yang menjadi satu dengan
cuping telinga. Berat ayam jantan dewasa sekitar 2,5 kg dan ayam betina dewasa sekitar 1,5 kg.
Jumlah telur rata-rata 14 butir setiap periode bertelur. Ayam ini berpotensi sebagai ayam
petarung.
Ciri-ciri pejantan:
 Bobot berkisar 2,5 kg.
 Jengger tunggal, bilah, berukuran kecil, bergerigi kecil-kecil berwarna merah pucat.
 Pial sepasang dan cuping teling berukuran kecil dengan arna merah pucat juga.
 Kepala berbentuk bulat.
 Mata sedikit menjorok ke dalam, tajam berapi-api.
 Paruh pendek, kokoh, warnanya kuning pucat.
 Dada bidang dengan bulu badan pendek-pendek dan keras.
 Tulang sayap kuat, menempel ketat pada badan.
 Bulu ekor pokok panjang melengkung.
 Kaki sedikit lengkung, berwarna putih kekuning-kuningan.
 Telapak kaki berwarna kuning pucat.
 Taji besar panjang, melengkung, tajam berwarna putih kekuning-kuningan.
 Sifatnya sangat agresif.
Ciri-ciri betina:
 Rata-rata beratnya 1,5 kg.
 Bentuk kepala membulat.
 Jengger dan pial berukuran kecil berwarna merah pucat.
 Matanya berwarna meah dan terletak agak ke dalam.
 Paruh pendek, kokoh, berwarna putih kekuning-kuningan.
 Berdada bidang dengan tulang sayap kelihatan kokoh.
 Bentuk kepalanya bulat, termasuk ukuran kecil, ditumbuhi bulu-bulu kecil.
 Paruh pendek, sedikit lebar, kebanyakan berwarna kuning keputih-putihan.
 Matanya berwarna kuning kemerah-merahan, berukuran sedang.
 Jengger ada yang berbentuk bilah, berukuran sedang, bergerigi besar-besar, warnanya merah
saga, atau berbentuk sumpel, berukuran kecil, berwarna merah pucat.
 Kakinya berukuran sedang, membulat, bersisik kecil-kecil teratur rapat, warnanya kuning
jerami.
 Jari-jari kakinya berukuran sedang, bersisik teratur rapi dan berwarna kuning jerami, ada juga
yang belang-belang hitam dan abu-abu.
 Telapak kakinya halus, berwarna kuning pucat.
 Tajinya panjang dan cenderung melengkung, berwarna kuning pucat.
 Kokoknya keras tetapi pendek.

15. Ayam Siam

Ayam ini berasal dari Jawa yang berpotensi sebagai penghasil telur dan daging (dwiguna).
Pada dasarnya ayam siam sendiri merupakan jenis ayam aduan yang dihasilkan melalui
perkawinan silang antara ayam bangkok asli dengan ayam kampung/lokal. Dimana nama siam
diambil dari sebuah Kerajaan Siam di Thailand.
Ciri-ciri:
 Memiliki postur tubuh yang tinggi dengan badan yang lebar dan tegap.
 Tulangan yang dimiliki sangat keras sehingga mampu menerima sejumlah pukulan.
 Umumnya memiliki bentuk kepala yang hampir sama dengan jenis ayam kampung biasa
dengan dihiasi jengger bentuk wilah.
 Memiliki kulit muka yang kasar, tebal dan berwarna merah.
 Diliputi dengan bulu yang lebat pada seluruh badannya hingga bagian paha.
 Bulu ekor panjang, lebat, dan sejajar dengan punggung badannya.
 Bentuk kaki yang bulat dilengkapi dengan sisik keras yang teratur.
 Ukuran taji yang cukup besar namun tidak terlalu panjang. Namun tak jarang ayam siam tidak
memiliki taji atau hanya sebesar biji jagung.
 Untuk ukuran kaki tidak begitu lebar dan diliputi dengan jari-jari yang panjang dan runcing.

16. Ayam Wareng


Ayam lokal ini tersebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hasil persilangan ayam
kate dan ayam kampung. Ayam yang suara kokoknya cukup nyaring ini sangat lincah dan dan
agak sulit ditangkap. Umur kawinnya tergolong muda, yakni empat bulan. Ukuran kepala dan
leher pejantan kecil. Kakinya ramping dan panjang. Terdapat tiga warna bulun pada ayam ini
yakni hitam, blorok (belang–belang putih dan hitam), dan putih. Warna di bagian-bagian tubuh
yang meliputi kulit, paha, cuping, paruh dan shank didominasi oleh warna putih. Jengger ayam
wareng hampir 100% berwarna merah dengan bentuk jengger 100% tunggal (single) baik jantan
maupun betina. Bobot badan ayam wareng jantan 1007 g dan betina 841 g. Berat tubuh ayam
pejantan dewasa rata-rata 1,5 kg dan ayam betina sekitar 1 kg dan produksi telurnya berkisar 15
butir per periode bertelur. Apabila dipelihara secara intensif produksi telurnya dapat mencapai 24-
28 butir per periode bertelur, dikarenakan induk betina tidak memiliki sifat mengeram. Turunan
ayam ini dapat direkomendasikan untuk jenis produksi telur seperti ayam Kedu.

17. Ayam Kedu Hitam

Ayam kedu hitam berasal dari Tumanggung, mempunyai penampilan fisik hampir hitam
semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu hitam. Penampilan kulit pantat dan
jengger masih mengandung warna kemerah-merahan. Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa
antara 2─ 2,5 kg, sedangkan yang betinanya hanya 1,5 kg. Ayam ini sering disamakan dengan
ayam cemani karena tampak serba hitam. Ayam ini berpotensi sebagai penghasil telur.
Ciri jantan ayam kedu hitam:
 Berat rata-rata sekitar 3,5 kg.
 Seluruh bulu berwarna hitam dan agak mengembang (mekrok:Jw).
 Pangkal paruhnya berwarna hitam kusam dan berujung abu-abu.
 Matanya bulat besar berwarna merah kehitam-hitaman.
 Kakinya bersisik besar teratur rapat berwarna hitam kehijau-hijauan.
 Jari-jari kakinya berwarna hitam kehijau-hijauan.
 Telapak kakinya berwarna abu-abu tua.
 Kuku-kukunya besar, panjang melengkung warna putih tanduk.
 Tajinya besar, agak melengkung, berujung runcing berwarna hitam kusam.
 Jengger besar, tebal, bergerigi besar-besar, warnanya merah segar.
 Pial sepasang, besar menggantung di bawah rahang serta cuping telinga, berwarna merah
segar.
 Lidah, langit-langit dan tenggorokan berwarna putih.
 Daging berwarna merah.
 Bulu hias pada leher dan punggung besar-besar warnanya merah darah atau kuning kemerah-
merahan.
 Bulu ekor pokok (lancur: Jw) panjang, melengkung bagus sekali.
Ciri Betina Ayam Kedu Hitam:
 Badan agak tambun, posisi berkesan datar.
 Beratnya sekitar 2,5 kg.
 Paruh pada pangkalnya berwarna hitam abu-abu dan ujungnya abu-abu keputih-putihan.
 Mata bulat besar berkesan hidup, warnanya merah kehitam-hitaman.
 Kakinya bersisik besar teratur rapat berwarna hitam kehijauan.
 Jari-jari kakinya berwarna hitam kehijau-hijauan.
 Telapak kaki halus, warnanya abu-abu tua.
 Kukunya besar, melengkung, berwarna putih tanduk.
 Jengger tunggal berukuran kecil, tipis, bergerigi kecil-kecil lemas dan berwarna merah segar.
 Pial sepasang ukurannya sedang, warnanya merah segar.
 Lidah, tenggorokan dan langit-langit berwarna putih.
 Daging berwarna merah.
 Umur 4,5 bulan sudah mulai bertelur, rata-rata dapat mencapai 45 butir per periode.
18. Ayam Kedu Putih

Ayam kedu putih berasal dari Tumanggung, ditandai dengan warna bulu putih mulus,
jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan kakinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan. Jenggernya tegak berbentuk wilah. Bobot ayam jantan kedu putih dewasa mencapai
2,5 kg. Sedangkan bobot ayam kedu putih betina 1,2─1,5 kg. Ayam ini berpotensi sebagai
penghasil telur.
Ciri-ciri pejantan ayam kedu putih:
 Berat rata-rata 3,5 kg, tegap dan besar.
 Paruh, lidah, langit-langit, mata, kaki, jari-jari kaki, taji dan telapak kaki berwarna putih.
 Jengger besar tebal bergerigi besar-besar, pial sepasang besar menggantung di bawah rahang
dan cuping telinga warnanya merah segar.
 Daging berwarna merah.
 Bulu hias pada leher dan punggung warnanya putih kekuning-kuningan.
 Bulu ekor pokok (lancur: Jw) panjang melengkung tetapi tidak sampai menyentuh tanah.
Ciri-ciri betina ayam kedu putih:
 Bobot rata-rata 2,5 kg, tambun.
 Seluruh bulu berwarna putih dan agak mengembang.
 Lidah, langit-langit, paruh, mata, kaki, jari-jari kaki dan telapak kaki berwarna putih.
 Jengger tunggal berukuran sedang, bergerigi kecil-kecil dan warnanya merah segar.
 Pial sepasang, menggantung di bawah rahang berwarna merah segar juga.
 Daging berwarna merah.
 Setelah berumur 6 bulan baru mulai bertelur, sebanyak rata-rata 30 butir per periode.

19. Ayam Kedu Cemani


Ayam Cemani atau ayam kedu merupakan ras ayam lokal yang dikembangkan di wilayah
Kedu, tepatnya Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Selain di
Temanggung, ayam ini juga dikembangbiakkan di Desa Kalikuto, Kecamatan Grabag Magelang.
Ras lokal ini dikenal karena warnanya yang hitam dan ada juga tipe yang berwarna putih, serta
Ayam ini tengah dikembangkan sebagai ras ayam unggul. Ayam kedu cemani memiliki
penampilan sosok tubuh hitam mulus, termasuk paruh, kuku, telapak kaki, lidah, telak (langit-
langit mulut), bahkan daging dan tulangnya juga hitam. Sosok tubuh ayam kedu jantan dewasa
tinggi besar dan bobotnya antara 3─3,5 kg, sedangkan yang betina dewasa berbobot antara 2─2,5
kg. Ayam ini berpotensi sebagai obat tradisional. Umur pertama bertelur berkisar 4,6-5 bulan.
Bobot telur ayam berkisar antara 41-49 g/butir.

20. Ayam Merawang

Ayam Merawang berasal dari Kecamatan Merawang di Pulau Bangka, Provinsi Bangka
Belitung. Wilayah sebaran Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Karakteristik :
Sifat Kualitatif
 Warna bulu seragam coklat kemerahan dan coklat keemasan
 Bentuk jengger tunggal
 Warna paruh kuning
 Warna shank kuning
 Warna kulit kuning dan putih kemerahan
 Badan jantan: besar dan tegap, punggung agak panjang, bentuk dada lurus, sayap rapat dengan
sisi badan, perut agak dalam, lebar dan berbentuk segitiga. Badan betina lebih kecil dan
kompak.
Sifat Kuantitatif
 Bobot badan jantan 1,9-3,1 kg dan betina 1,35-2,5 kg
 Panjang dada jantan 12,15±1,03 cm dan betina 9,75±0,69 cm
 Lingkar dada jantan 29,98±2,08 cm dan 25,43±2,18 cm
 Panjang paha atas jantan 12,92±1,55 cm dan betina 10,50±0,85 cm
 Panjang paha bawah 14,46±1,45 cm dan 10,87±1,03 cm
 Panjang rentang sayap jantan 17,56±1,36 cm dan betina 15,57±1,37 cm
 Panjang punggung jantan 18,72±1,32 cm dan betina 17,23±1,51cm
 Panjang shank jantan 6,77± 0,73 cm dan betina 6,23± 0,68 cm

21. Ayam Kukuak Balenggek

Ayam kukuak balenggek atau


balenggek merupakan ayam asli lokal yang
berkembang di provinsi Sumatera Barat yang berasal dari Kecamatan Paung Sukaki dan Tigo
Lurah, antara lain Simanau, Simiso Batu Bajanjang, Garabak Data, Rangking Luluih, Kabupaten
solok. Ayam tersebut tergolong ke dalam ayam penyanyi karena memiliki suara kokok yang
merdu dan enak untuk didengar dan perlu untuk dikembangbiakan keberadaan ayam tersebut agar
terjaga keunikannya. Ayam balenggek oleh masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan
ayam baindiak menurut dialek setempat, atau keturunan dekat ayam balenggek yaitu ayam hutan
merah. Ciri-ciri ayam Kukuak sebagai berikut:
 Ayam jantan memiliki irama yang bertingkat mulai dari 3 hingga 12 lenggek.
 Ayam jantan yang mampu berkokok hingga 19 lenggek.
 Suara kukuak balenggek atau kokoknya terbagi atas tiga bagian, yakni bagian depan, tengah
dan akhir.
 Biasanya ayam jago pada umumnya misalnya ayam kampung memiliki kokok yang terdiri atas
4 suku kata saja dan suku kata yang terakhir lebih panjang jika dibandingkan dengan tiga suku
kata sebelumnya.
 Ayam balenggek, kokoknya bisa terdiri atas 6 hingga 15 suku kata, tergantung faktor genetis
yang dimiliki oleh ayam dan program pelatihan yang diberikan.

22. Ayam Bangkok

Ayam Bangkok merupakan ayam yang


berasal dari Negara Thailand yang telah
diakui memiliki kualitas bagus sebagai ayam petarung, serta memiliki sifat yang dapat bertarung
sampai mati, serupa dengan ayam liar yang sanggup bertarung demi mempertahankan daerah
kekuasaannya. Menurut Wibisono berdasarkan corak dan warna bulunya ada 7 macam, yaitu:
 Wiring. Cirinya warna dasar hitam dengan bulu rawis dan ekor berwarna kuning kemerahan.
 Wangkas. Cirinya warna dasar hampir sama dengan rawisnya, yaitu kuning kemerahan.
 Klawu. Cirinya Warna dasar abu-abu.
 Blorok. Cirinya warna dasar bulu totol-tolol dari kumpulan berbagai warna seperti hitam,
merah, dan putih.
 Jragem. Cirinya Warna dasar bulu hitam
 Jali. Cirinya Warna dasar bulu blirik yang merupakan campuran beberapa warna bergaris-garis
kecil.
 Putih . Cirinya warna dasar bulu putih
Ciri-ciri umum ayam bangkok adalah :
 Ukuran tubuh besar dan terlihat tegap berdiri hampir sekitar 90 derajat dan bagian dada
terlihat gagah.
 Warna bulu beragam seperti yang sudah dijelaskan di atas.
 Mata terlihat cerah.
 Leher panjang.
 Jengger berbentuk roes dan Pial pendek dan berwarna merah.
 Paruh panjang dan tebal berwarna kuning.
 Kaki terlihat bulat, kering, dan sisik rapih berwarna kuning.
 Bobot dewasa pejantan 2,5 hingga 4 Kg.

23. Ayam Walik/Rintit

Ayam Walik merupakan ayam


asli Asia yang dibagi menjadi dua jenis
yaitu large fowl dan Bantam. Ayam Walik termasuk ke dalam breed Bantam yang memiliki kaki
yang berbulu. Ayam Walik atau ayam Rintit merupakan ayam lokal yang mempunyai bulu
keriting (terbalik) ke arah depan atau belakang, sehingga permukaan kulit tubuhnya terlihat jelas.
Ayam jenis ini banyak ditemui di daerah kabupaten Bogor dan Sukabumi. Ciri-ciri ayam Walik
sebagai berikut:
 Bentuk dan perawakan tubuh hampir sama dengan ayam Kampung. Warna bulunya beraneka
ragam, hitam, coklat, coklat kemerahan, coklat kekuningan, putih, blorok bintikbintik merah
dan hitam atau putih dan hitam dan kombinasi warna lainnya.
 Kulit badan, sisik kaki dan paruh berwarna putih kuning atau kehitaman/kelabu tua. Jengger
berbentuk tunggal atau pea, bergerigi berwarna merah.
 Ayam Walik jantan dan betina memiliki bulu berwarna hitam, biru, putih, kolumbian seperti
Wyandotte, hitam-merah, coklatmerah, bulu kapas, kerlip emas dan merah seperti Rhode
Island Red.
 Ayam Walik memiliki mata merah serta jengger, muka, cuping dan pial berwarna merah terang
dan warna kaki mengikuti warna paruhnya.
 Ukuran ayam Walik berbeda-beda, bobot badan dewasa berkisar 1-3 kg.
 Ayam Walik dewasa cukup tahan terhadap perubahan cuaca, tetapi ayam Walik anakan kurang
tahan terhadap dingin dan udara lembab, sehingga membutuhkan perawatan yang cukup baik

24. Ayam Kampung


Ayam Buras atau ayam Kampung popular di Indonesia karena pemeliharaannya tidak
membutuhkan persyaratan yang berat, mempunyai daya tahan terhadap penyakit yang cukup
baik, serta telah beradaptasi dengan lingkungannya. Ayam Kampung banyak dipelihara secara
tradisional atau ekstensif di pekarangan atau dibiarkan bebas dan mudah ditemukan di desa-desa
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Mansjoer (1985), ayam Kampung mempunyai
jarak genetis yang lebih dekat dengan ayam Hutan Merah Sumatera (Gallus gallus gallus) serta
ayam Hutan Merah Jawa (Gallus gallus javanicus). Ayam kampung yang tersebar di Indonesia.
Ciri-ciri ayam Kampung sebagai berikut:
 Warna bulu yang sangat beragam.
 Warna bulunya didominasi warna yang kombinasi hitam, cokelat, putih, merah.
 Bentuk tubuh relatif kecil dengan bobot sekitar 1,6-2 kg.
 Jengger dan pial berwarna merah.
 Paruh dan shank berwarna kuning
 Telur berwarna putih
 Tiap periode menghasilkan 5-10 telur.

25. Ayam Berkisar

Ayam berkisar merupakan hewan khas pulau Kangean, kabupaten Sumenep. Ayam berkisar
adalah hasil perkawinan antara ayam hutan jantan (Gallus varius) dan ayam kampung/ayam buras
betina (Gallus gallus demosticus). Ayam berkisar memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan
ukuran ayam kampung jantan, tetapi lebih besar daripada induk jantannya. Warna bulunya hitam
kehijauan dan mengkilap. Memiliki suara yang halus dan khas. Ciri-ciri khusus ayam Berkisar
yang paling menonjol adalah bentuk leher yang ujungnya bulat/lonjong bukan lancip.
26. Ayam Gallus Varius

Gallus varius atau green jungle fowl.


Gallus varius merupakan ayam hutan hijau yang
hidup di hutan-hutan Pulau Jawa, terutama
Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Bali,
Lombok, Flores, dan Nusa Tenggara. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
 Warna bulu pada ayam jantan dilapisi lapisan hijau di permukaan atasnya, sedangkan pada
ayam betina berwarna cokelat kekuningan.
 Jengger hanya satu (single comb) dan permukaan jenggernya licin serta rata (tidak bergerigi).
 Pial (gelambir) satu helai dan terletak di antara kedua belah tulang rahang bawah.
 Bulu ekor utama sebanyak 16 helai.
 Bulu leher pada jantan bulat dan pendek-pendek.

27. Ayam Gallus Gallus

Ayam hutan jenis Gallus gallus banyak ditemukan di Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Malaysia, Filipina, dan Thailand. Ayam hutan merah atau dalam nama ilmiahnya Gallus gallus
adalah sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae.
Ciri-ciri adalah sebagai berikut:
 Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 46 cm.
 Ayam hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel yang panjang meruncing
berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat, bulu punggung hijau
gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap.
 Dikepalanya terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah.
 Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor
yang panjang dan melengkung ke bawah.
 Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji.
 Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua
kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap.

Anda mungkin juga menyukai