Anda di halaman 1dari 119

Apt. Rofi’uddin Ahmad, M.

Farm
Sasaran Belajar
⚫Memahami Muatan formal, momen dipol, polarisasi
⚫Memahami konsep Elektronegatifitas
⚫Memahami Teori asam basa: Bronsted-Lowry & Lewis
⚫Memahami prinsip Kecepatan kesetimbangan
⚫Memahami konsep Energi resonansi
⚫Memahami Diagram reaksi
⚫Memahami Keadaan transisi
⚫Memahami Reaksi intermediet
⚫Memahami Reaksi polar
⚫Memahami Reaksi perisiklik
Reference
⚫Fessenden, R.J. dan Fessenden J.S., 1997, Kimia
Organik, Edisi kedua, Alih bahasa A.H. Pudjaatmaka,
Erlangga, Surabaya.
⚫Masterton W.L. and Hurley C.N., 2009, Chemistry:
Principle and Reaction , 6 th edition, Brooks/Cole
cengage Leroring.
⚫McMurry. 2008. Organic Chemistry. Thomson
Brooks/Cole. Australia.
⚫Mc Murry J., 2004, Organic Chemistry, Wards-worth
Inc., California.
⚫Salomons, T.W.G, 1997, Fundamentals of Organic
Chemistry, John Willey & Sons, New York.
Sifat Molekul
POLARITAS
Types of bonds

⚫Ionic – transfer of e- from one atom to


another
⚫Covalent - sharing of e- between atoms
a) nonpolar covalent – equal sharing of e-
b) polar covalent – unequal sharing of e-
Ikatan polar dan Keelektronegatifan
⚫Keelektronegatifan adalah kemampuan atom
untuk menarik elektron dalam ikatan kimia
⚫Ikatan polar terjadi ketika atom yang sangat
elektronegatif berikatan dengan atom yang
kurang elektronegatif
Determining Polarity
⚫Ikatan kovalen bersifat polar jika terdapat perbedaan
yang signifikan antara keelektronegatifan kedua atom
(lihat di bawah):

Perbedaan Jenis Ikatan


Keelektronegatifan
0-0.3 Nonpolar covalent

0.4-1.9 Polar covalent

2.0 or greater Ionic


Polar-covalent bonds and Dipoles
Electronegativity of Electronegativity of
2.5 4.0

Fluor memiliki daya tarik yang lebih kuat untuk elektron. Elektron-
elektron tersebut masih digunakan bersama, tetapi menghabiskan
lebih banyak waktu di sekitar fluorin yang memberikan muatan
berlawanan parsial pada ujung-ujung ikatan yang berlawanan
(dipol)
Nonpolar Bond (no dipole) vs. Polar
Bond (dipole)

+
+ -
Showing Polarity of a Bond
Tentukan perbedaan keelektronegatifan dan
tentukan jenis ikatan pada molekul-molekul berikut

1) CH4 1) polar
2) HCl 2) polar
3) NaF 3) ionic
4) MgCl2
4) ionic
5) SO2
6) NH3 5) polar
7) H2O 6) polar
8) KCl 7) polar
9) CsF
8) ionic
10) Cl2
9) ionic
10) nonpolar
Menentukan Polaritas Molekul
⚫Jika salah satu ujung molekul sedikit positif dan
ujung yang lain sedikit negatif, molekul tersebut
bersifat polar
⚫Polaritas tergantung pada bentuk molekul
Contoh: CO2 (nonpolar) and H2O (polar)
Untuk menentukan polaritas molekul,
Anda memerlukan yang berikut ini:
⚫Struktur Lewis
⚫ABE desain dan bentuk molekul
(menggunakan bagan)
⚫Jika atom-atom di sekitarnya identik dalam
bentuk berikut, molekul tidak memiliki dipol
(nonpolar):
⚫linear, trigonal planar, tetrahedral, trigonal
bipyramidal, octahedral, square planar
Determine the Polarity of the
following molecules:
1) Water
2) Carbon tetrachloride
3) Carbon monoxide
4) Carbon dioxide
5) Ammonia (NH3)
6) Methyl chloride (CH3Cl)
7) Sulfur dioxide
8) Boron trichloride
9) ICl4 -
MOMEN DIPOL
⚫Dipol adalah jarak antara muatan positif dan
negatif dalam molekul
⚫Momen dipol (μ) = produk perkalian antara
muatan dan jarak muatan
μ=qxd

KEPOLARAN IKATAN dan MOLEKUL


⚫Jika terdapat perbedaan keelektronegatifan
antara 2 atom yang berikatan, maka ikatan
tersebut bersifat polar (momen dipol ≠ 0)
⚫Pada suatu molekul, jika jumlah momen dipol
ikatan – katannya ≠ 0, maka molekul tersebut
dinyatakan polar.
Molekul bersifat non-polar jika:
⚫ setiap ikatan dalam molekul bersifat non-
polar dan tidak ada
⚫ pasangan elektron yang tidak terikat.
⚫ setiap ikatan dalam molekul memiliki
polaritas yang sama dan ada
⚫ tidak ada pasangan elektron yang tidak
terikat pada atom pusat.
⚫ Tidak ada momen dipol (semua momen
dikeluarkan)
Molekul bersifat non-polar jika:
⚫ Ada momen dipol bersih
⚫ setiap ikatan dalam molekul bersifat non-
polar, tetapi ada pasangan elektron yang
tidak terikat pada atom pusat.
⚫ ikatan dalam molekul memiliki polaritas yang
berbeda / tidak ada
⚫ ada pasangan elektron yang tidak terikat
pada atom pusat.
Momen Dipol
⚫ Momen Dipole (μ) - ukuran kuantitatif polaritas suatu ikatan.

⚫ μ = charge x distance = Qxr


(distance is in meters)
ket: Q= selisih muatan, satuannya coulomb (C)
r= jarak antara muatan positif dengan
muatan negatif, satuannya meter (m)
⚫ Satuan momen dipol adalah Debye (D)
⚫ Momen dipol ikatan adalah besaran vektor - memiliki nilai dan arah.
⚫ Momen dipol molekuler = jumlah vektor dari semua momen ikatan
Dipole Moment
⚫Arah ikatan polar dalam molekul.
⚫Panah menunjuk ke arah atom yang lebih
bermuatan elektro negativ

+ H Cl -
Nonpolar Molecules
⚫Momen dipol bersifat simetris dan meniadakan.

BF3
B

F F
Polar Molecules
⚫Momen dipol bersifat asimetris
⚫Molekul memiliki momen dipol bersih.

H2O
H H
Menentukan Polaritas Molekul
⚫Tergantung:
⚫momen dipol
⚫bentuk molekul
Ikatan Polar vs Molekul Polar
⚫Efek ikatan polar pada polaritas
seluruh molekul tergantung pada
bentuk molekul.
⚫karbon dioksida memiliki dua ikatan polar,
dan bersifat linier = molekul nonpolar!
Molekul Polar
⚫Efek ikatan polar pada polaritas
seluruh molekul tergantung pada
bentuk molekul
⚫ airmemiliki dua ikatan kutub dan bentuk yang bengkok;
oksigen yang sangat elektronegatif menarik e- dari H =
sangat polar !
Menentukan Polaritas Molekul
⚫Oleh karena itu, molekul polar
memiliki...
⚫bentuk asimetris (pasangan tunggal)
atau
⚫atom asimetris

CHCl3
Cl Cl
Cl
Gaya antarmolekul - gaya
tarik-menarik antar molekul
⚫Menentukan apakah suatu senyawa
berbentuk padat, cair, atau gas pada
suhu tertentu (menentukan titik leleh dan
titik didih zat)
⚫3 Jenis Utama:
o Ikatan hydrogen
o Interaksi dipol-dipol
o Kekuatan dispersi
Ikatan Hidrogen
⚫Daya tarik yang terbentuk antara atom hidrogen
dari satu molekul dan atom elektronegatif dari
molekul yang berdekatan (O, N, atau F)
⚫Jenis interaksi dipol dan gaya antarmolekul
terkuat
Interaksi dipol-dipol
⚫Dipol berinteraksi dengan ujung positif dari
satu molekul yang tertarik ke ujung negatif
dari molekul lain (mirip dengan tetapi jauh
lebih lemah dari ikatan ionik)
Kekuatan Dispersi
⚫Disebabkan oleh gerakan
elektron. Elektron di sekitar
satu molekul untuk sementara
waktu mengusir elektron
molekul di dekatnya sehingga
menciptakan perbedaan
muatan sesaat
⚫Dapat terjadi di antara molekul
nonpolar maupun polar
⚫Gaya antarmolekul terlemah
tetapi meningkat seiring
bertambahnya jumlah elektron
Gaya antarmolekul dan titik leleh/titik didih
(Intermolecular forces and melting/boiling point)
Sifat Molekul
ELEKTRONEGATIFITAS
Electronegativity
Elektronegativitas adalah ukuran daya tarik
atom untuk pasangan elektron yang
digunakan bersama dalam suatu ikatan

e
C H
e
Linus Pauling
Linus Pauling, seorang ahli kimia
Amerika (dan pemenang dua hadiah
Nobel!) menemukan konsep
elektronegativitas pada tahun 1932
untuk membantu menjelaskan sifat
ikatan kimia.
Karena fluor adalah elemen yang paling
elektronegatif (memiliki daya tarik terbesar
untuk elektron yang berikatan), ia
memberikan nilai dan membandingkan
semua elemen lainnya dengan fluor.

Saat ini kita masih mengukur


elektronegatifitas elemen
dengan menggunakan skala
Pauling.
Electronegativities
Dengan melihat ke seberang baris atau ke
bawah kelompok tabel periodik, kita dapat
melihat tren nilai.

Kita dapat menjelaskan tren ini dengan


menerapkan penalaran yang sama dengan
yang digunakan untuk energi ionisasi.
Melihat ke seluruh periode
Meningkatkan Elektronegativitas (Increasing Electronegativity)

Li Be B C N O F

1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0

What are the electronegativities of these


elements?
Li (Lithium); Be (Beryllium); B (Boron); C
(Carbon); N (Nitrogen); O (Oxygen); F
(Fluorine)

Selama satu periode, elektronegativitas meningkat


Muatan dalam inti meningkat selama satu periode.
Jumlah proton yang lebih besar = Daya tarik yang lebih besar untuk
elektron yang berikatan
Looking down a group
Mengurangi Elektronegativitas

F 4.0

Cl 3.0

Br 2.8
What are the
electronegativities of I 2.6
these halogens?
Penurunan elektronegativitas kelompok menurun
• Atom memiliki jari-jari yang lebih besar (lebih banyak kulit elektron)
• Muatan positif dari inti atom berada lebih jauh dari elektron yang
terikat dan terlindung oleh cangkang elektron ekstra.
Sifat Molekul
ASAM-BASA
Asam Arrhenius : senyawa penghasil H+ (H3O+) dalam air

Basa Arrhenius : senyawa OH- dalam air


Asam Brønsted : pendonor proton
Basa Brønsted-Lowry : aseptor proton

Asam Basa
basa asam terkonjugasi terkonjugasi
ASAM BRONSTED: pendonor proton
⚫ DAPAT BERUPA SENYAWA MOLEKULER

HNO3 (aq) + H2O(l) NO3 (aq) + H3O (aq)


ACID
⚫BERUPA
ANIONS NH3 (aq) + H3O+ (aq)
NH4+ (aq) + H2O (l)
ACID
⚫BERUPA KATION HPO42- (aq) + H3O+ (aq)
H2PO4- (aq) + H2O (l)
ACID
BASA BRONSTED
⚫Pada
MOLEKUL
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)
⚫Pada ANION
CO32- (aq) + H2O (l) HCO3- (aq) + OH- (aq)
BASE
⚫Pada KATION
Al(H2O)5(OH)2+ (aq) + H2O (l) Al (H2O)6 (aq) + OH- (aq)
BASE
CONTOH

H2O + HCl [H3O]+ + [Cl]-

+ +

PROTON PROTON
HIDRONIUM
ACCEPTOR DONOR
ION
BRONSTED –LOWRY FASE GAS

NH3 + HCl [NH4]+ + [Cl]-


Pasangan asam dan basa konjugasi
ASAM KUAT DAN LEMAH
Contoh : HNO3, HCl, H2SO4,HClO4, HBr, HI, HBrO4
dan HIO4

Asam kuat terionisasi sempurna atau hampir


sempurna dlm air (100%)
ASAM KUAT DAN LEMAH
◼ Asam lemah terionisasi kurang dari 100% dalam
air.
◼ Contoh : Asam asetat = CH3CO2H
⚫ASAM KUAT HASILKAN BASA TERKONJUGASI
YANG LEMAH

⚫ASAM LEMAH HASILKAN BASA TERKONJUGASI


YANG KUAT

⚫ASAM KUAT : H2SO4, HCl, HNO3 DAN HClO4

⚫ASAM LEMAH : H3PO4, HNO2, HOCl, ASAM ORGANIK


KEKUATAN ASAM DAN BASA

⚫NAMA ASAM BASA KONJUGAT


HClO4 ClO4
HCl Cl -
H2SO4 HSO4-
HNO3 NO3-
H3O+ H2O
H2SO3 HSO3-
H2SO4- SO42-
H3PO4- H2PO4-
HF F-
HC2H3O2 KEKUATAN C2H302- KEKUATAN
H2CO3 MENURUN HCO3- MENINGKAT
H2S HS-
Lanjutan : KEKUATAN ASAM DAN BASA
Nama Asam Basa Konjugat
HSO4- SO32-
HCN CN-
NH4+ NH3
HCO3- CO32-
HS- Kekuatan S2- Kekuatan
menurun meningkat
H2O OH-
NH3 NH2-
OH- O2-
ASAM MONOPROTIK DAN DIPROTIK
⚫ASAM MONOPROTIK : MENDONOR 1 PROTON
CONTOH : HF, HCl, HNO3
⚫ASAM POLIPROTIK : MENDONOR LEBIH DARI 1
PROTON
⚫ASAM DIPROTIK : MENDONOR 2 PROTON, CONTOH :
H2SO4.

⚫H2SO4 + H2O HSO4- + H3O+


⚫HSO4- + H2O SO42- + H3O+
AMPHIPROTIK
⚫SENYAWA YANG BISA BERPERAN SEBAGAI ASAM
BRONSTED ATAU BASA BRONSTED
⚫CONTOH : ION HIDROGEN FOSFAT (HPO4 2-)

HPO42- (aq) + H2O (l) H3O+ (aq) + PO43- (aq)


ACID
HPO42- (aq) + H2O (l) H2PO4- (aq) + OH- (aq)
BASE
⚫AIR SEBAGAI AMFOTIR
⚫AMFOTIR : SENYAWA YANG BISA BERFUNGSI SEBAGAI
ASAM DAN BASA
⚫AUTOIONISASI PADA AIR
2H2O (l) H3O+ (aq) + OH- (aq)
K = [H3O+][OH-] = [H+][OH-]
⚫K = TETAPAN IONISASI AIR , (Kw)
NILAI Kw TETAP PADA SUHU 250C. BILA SUHU
BERUBAH Kw AKAN BERUBAH
⚫[H+] = [OH-] = 1.0 x10-7 M
⚫Kw = [H+][OH-]=(1.0 x 10-7 M)2 = 1.0 x 10-14 M (SUHU 250C)
Asam dan Basa Lewis
Ikatan kimia baru dibentuk dengan
menggunakan pasangan elektron dari basa
Lewis.
Ikatan kimia yg terbentuk : ikatan kovalen
koordinasi
Contoh : Pembentukan ion hidronium (H3O+)
dari H2O + H+

•••
O—H ••
+ H O—H
H
H
H
ACID BASE
Reaksi Asam/Basa Lewis
Mekanisme Reaksi
Organik
Energi Resonansi
Bonding in Benzene

Representasi Ikatan dalam Benzena


Representasi ini tidak menentukan
jumlah elektron  (yaitu enam)
Elektron dan Resonansi
yang Terdelokalisasi

⚫Biasanya ada dua atau lebih struktur


resonansi, dengan elektron terlokalisasi yang
bersama-sama mewakili struktur terdelokalisasi
⚫Struktur yang terdelokalisasi disebut hibrid
resonansi
⚫Kontributor resonansi digambar dengan
panah berkepala dua di antara keduanya
Aturan untuk Menggambar Struktur
Resonansi
⚫Pindahkan electron  ke arah muatan
positif

60
Peraturan untuk Menggambar
Struktur Resonansi
Pindahkan  elektron menuju (membentuk)
ikatan 

61
Peraturan untuk Menggambar
Struktur Resonansi

⚫Pindahkan pasangan yang tidak berikatan ke arah


(pembentukan) ikatan 

62
Peraturan untuk Menggambar
Struktur Resonansi

⚫Pindahkan satu elektron yang tidak berikatan ke arah


(membentuk) Ikatan 

63
Peraturan untuk Menggambar
Struktur Resonansi
⚫Saat elektron bergerak, mereka harus
berpindah ke sp2 karbon
⚫Elektron tidak dapat bergerak melalui atau
melewati sp3 karbon

64
Hibrida Resonansi

⚫Ketika ada pilihan, elektron cenderung


bergerak ke arah atom yang lebih
elektronegatif

kontributor resonansi yang kontributor resonansi yang diperoleh


diperoleh dengan dengan menggerakkan electron  ke
memindahkan electron  dari arah atom yang lebih elektronegatif
atom yang lebih elektronegatif

65
Resonance Energy
⚫Energi resonansi memberi tahu kita
seberapa stabil senyawa dengan
elektron terdelokalisasi karena
delokalisasi tersebut

⚫Semakin besar jumlah kontributor


resonansi yang relatif stabil, semakin
besar energi resonansi

86
Resonance Energy

⚫Jumlah kontributor resonansi yang


relatif stabil, bukan jumlah total
kontributor, yang menentukan
energi resonansi

67
Resonance Energy
⚫Semakin setara struktur
resonansinya, semakin besar
energi resonansinya

68
Mekanisme Reaksi
Organik
Diagram Reaksi
Energi Aktivasi
⚫Energi minimum yang diperlukan H
untuk mencapai keadaan transisi. H C H Cl
H
⚫Pada suhu yang lebih tinggi, lebih banyak
molekul yang memiliki energi yang dibutuhkan.

=>

70
Reaction-Energy Diagrams
⚫Untuk reaksi satu langkah:
⚫reactants → transition state → products
⚫Katalis menurunkan energi keadaan transisi.

=>
Diagram Energi untuk
Reaksi Dua Langkah

⚫Reactants → transition state →


intermediate
⚫Intermediate → transition state → product

=>

92
Menilai - Menentukan Langkah
(Rate-Determining Step)
⚫Zat antara reaksi bersifat stabil selama tidak
bertabrakan dengan molekul atau atom lain, tetapi
sangat reaktif.
⚫Keadaan transisi berada pada energi maksimum.
⚫Zat antara berada pada energi minimum.
⚫Langkah reaksi dengan Ea tertinggi akan menjadi
yang paling lambat, oleh karena itu menentukan
laju untuk seluruh reaksi.

73
Rate, Ea, and Temperature

X Ea Rate @ 300K Rate @ 500K


F 1.2 kcal 140,000 300,000
Cl 4 kcal 1300 18,000
Br 18 kcal 9 x 10-8 0.015
I 34 kcal 2 x 10-19 2 x 10-9
=>

74 Chapter 4
Mekanisme Reaksi
Organik
Keadaan Transisi
Activation Energy Diagram
(Fig 19.3)
⚫Ea= energi aktivasi
untuk meneruskan rxn
⚫Ea„= energi aktivasi
untuk membalikkan rxn
⚫ξ = koordinat rxn
⚫ho = Ea- Ea„
⚫Perhatikan bahwa Ea and
Ea„ > 0 (kasus biasa)
sehingga ki ↑ dengan T
untuk rxns endotermik
dan eksotermik
⚫Ex 19.1, Prob 8
Ep graph: Important points
Exother Endother
mic mic
E Ea
a rever  H is
forwa se positi
ve
rd
⚫Reaksi maju dan mundur dimungkinkan
⚫Ea adalah perbedaan antara Ep pada keadaan
transisi dan Ep awal atau akhir

⚫Grafik menggambarkan reaksi eksotermik. Reaksi


endotermik juga mungkin terjadi
⚫H adalah selisih antara Ep awal dan akhir. Ini
adalah -ve untuk eksotermik, +ve untuk endotermik
III.Transition State Theory (TST)
⚫TS berada di bagian atas penghalang
aktivasi [‡] antara reaktan dan produk.
⚫Lanskap energi untuk bahan kimia rxn
⚫A + BC → [A--B--C]‡ = TS → AB + C
⚫Fig 19.7 for collinear rxn: D + H2 → HD + H
⚫See handouts for
⚫H + H2 → H2 + H
⚫F + H2 → HF + H
Titik pelana (Saddle Point) (Fig 19.7)
⚫Rxn dimulai di lembah
LHS (potensial Morse)
dari H2 dengan D jauh.
⚫Pendekatan D dan H2,
energi potensial ↑
⚫TS berada pada energi
maksimum
⚫sepanjang koordinat
rxn; yaitu [H-
⚫-H - D]‡ ada.
⚫Kemudian H bergerak
menjauh dan lembah
(potensi Morse yang
lain) adalah HD.
Mekanisme Reaksi
Organik
Reaksi Intermediet
Menggambarkan Reaksi: Perantara

⚫Jika suatu reaksi terjadi dalam lebih dari satu


langkah, reaksi tersebut harus melibatkan spesies
yang bukan merupakan reaktan maupun produk
akhir
⚫Ini disebut zat antara reaksi atau hanya "zat
antara"
⚫Setiap langkah memiliki energy bebas untuk
aktivasi.
⚫Diagram lengkap untuk reaksi menunjukkan
⚫perubahan energi bebas yang terkait dengan zat
antara

81
Pembentukan zat antara
karbokation
⚫HBr, sebuah asam
Lewis, menambah ikatan

⚫Hal ini menghasilkan zat
antara dengan muatan
positif pada karbon -
sebuah karbokation
⚫Dan siap bereaksi
dengan bromida
Reaksi Antara Karbokation dengan
Anion
⚫Ion bromida
menambahkan
pasangan elektron
ke karbokation
⚫Sebuah alkil halida
dihasilkan
⚫Karbokation adalah
zat antara yang
reaktif

83
Diagram Reaksi untuk Penambahan
HBr ke Etilen
⚫Dua langkah
terpisah, masing-
masing dengan
keadaan transisi
sendiri
⚫Energi minimum di
antara langkah-
langkah tersebut
adalah milik
perantara reaksi
karbokation.

84
REAKSI SN2 (Reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler).

• Bimolekuler, berarti 2 molekul (nukleofil dan alkil halida) keduanya


terlibat dalam suatu step (tahap) penentu laju reaksi.
- Mengikuti kinetike reaksi order kedua,

laju reaksi = k [RX] [Nu:- ]

Ciri reaksi:
- serangan nukleofil dari arah „belakang‟
- reaksi berjalan satu step, tanpa intermediate
-Terjadi inversi konfigurasi (Inversi Walden)
Mekanisme reaksi:

Transistion state: tingkat transisi berenergi tinggi (tidak stabil dan


tidak dapat diisolasi), melalui terbentuknya secara parsial ikatan
C-Nu dan putusnya ikatan C-X.

86
DIAGRAM ENERGI REAKSI SN2
REAKSI SN1

• Unimolekuler, hanya satu molekul yang terlibat dalam step (tahap)


penentu laju. |
• Reaksi SN1 mengikuti kinetika reaksi orde pertama, laju reaksi = K [RX]
• Dalam reaksi SN1, „Leaving group‟secara spontan terdissosiasi
menghasilkan karbokation (ion karbonium), diikuti serangan yang cepat dari
nukleofil (reaksi 2 step)
• Terjadi rasemisasi konfigurasi pada atom karbon

Reaksi SN1 kebanyakan terjadi pada substrat tersier.

Intermediet(=zat antara = zantara) adalah suatu molekul stabil, dapat


diisolasi yang terbentuk pada proses reaksi.

A+B→C→D+E C = intermediet.
Mekanisme reaksi SN1

1. Dissosiasi spontan alkil bromida


secara lambat (tahap penentu laju)
menghasilkan intermediet karbo
kation dan ion bromida.

2. Karbo kation(ion karbonium)


bereaksi dengan nukleofil secara
cepat menghasilkan produk netral.

91
REAKSI E2 (= Reaksi Eliminasi Bimolekuler)

Pada banyak hal, analog dengan reaksi SN2


Reaksi E2 mengikuti kinetika orde kedua karena baik
nukleofil(basa) dan alkil halida terlibat dalam tahap penentu
laju.

Laju reaksi = K [ RX ] [ basa ]


Reaksi E2 merupakan reaksi satu tahap tanpa terbentuk
intermediet.
Mekanisme reaksi E2

Basa menyerang ikatan C-H


tetangga dan mulai mengambil
atom H, dan pada saat yang sama
ikatan rangkap dua alkena mulai
terbentuk dan gugus
X mulai meninggalkan

Alkena terbentuk bila ikatan C-H


sudah benar-benar putus dan
gugus X telah terlepas dengan
membawa sepasang elektron
ikatan C-X
95
REAKSI E1 (= Reaksi Eliminasi Unimolekuler)

Pada banyak hal, analog dengan reaksi SN1

Reaksi E1 mengikuti kinetika orde kedua karena baik nukleofil (basa)


dan alkil halida terlibat dalam tahap penentu laju.

Laju reaksi = K [ RX ]

Reaksi E2 merupakan reaksi dua tahap melalui terbentuknya


intermediet ion karbonium.

96
Mekanisme reaksi E1

Dissosiasi yang spontan dari


„leaving group‟ menghasilkan
intermediet karbokation.
Reaksi ini merupakan tahap
yang paling lambat (tahap
penentu laju reaksi

Hilangnya satu proton tetangga


pada tahap yang cepat
menghasilkan alkena.
Pasangan elektron ikatan C-H
membentuk ikatan  alkena.

97
Mekanisme Reaksi
Organik
Reaksi Polar
Pemutusan Ikatan Kovalen Secara Homolitik

⚫Setiap produk mendapatkan satu elektron dari ikatan


tersebut
⚫Tidak umum dalam kimia organik

99
Pemutusan Ikatan Kovalen secara Heterolitik
⚫Kedua elektron dari ikatan yang terputus menjadi
terkait dengan satu fragmen yang dihasilkan
⚫Pola umum dalam mekanisme reaksi

100
Menunjukkan Langkah-langkah dalam
Mekanisme
⚫Panah melengkung
menunjukkan pemutusan dan
pembentukan ikatan
⚫Anak panah dengan kepala
"setengah" ("kail ikan")
menunjukkan langkah homolitik
dan homogenisasi (disebut
"proses radikal")
⚫Tanda panah dengan kepala
lengkap menunjukkan langkah
heterolitik dan heterogenik
(disebut "proses polar")
Reaksi Polar dan Bagaimana Reaksi
Itu Terjadi
⚫Molekul dapat mengandung distribusi elektron lokal
yang tidak simetris karena perbedaan
elektronegatifitas

⚫Hal ini menyebabkan muatan negatif parsial pada


atom dan muatan positif parsial kompensasi pada
atom yang berdekatan

⚫Atom yang lebih elektronegatif memiliki kepadatan


elektron yang lebih besar
Elektronegativitas Beberapa Elemen
Umum
⚫Elektronegativitas relatif ditunjukkan
⚫Angka yang lebih tinggi menunjukkan
keelektronegatifan yang lebih besar
⚫Karbon yang terikat pada elemen yang lebih
elektronegatif memiliki muatan positif parsial (+)
Polarizabilitas
⚫Polarisasi adalah perubahan distribusi elektron
sebagai respons terhadap perubahan sifat
elektronik di sekelilingnya

⚫Polarizabilitas adalah kecenderungan untuk


mengalami polarisasi

⚫Reaksi polar terjadi antara daerah dengan


kerapatan elektron tinggi dan daerah dengan
kerapatan elektron rendah
Reaksi Polar Umum
⚫Elektrofil, spesies yang miskin elektron, bergabung
dengan nukleofil, spesies yang kaya elektron

⚫Elektrofil adalah asam Lewis

⚫Nukleofil adalah basa Lewis

⚫Kombinasi ditunjukkan dengan panah melengkung


dari nukleofil ke elektrofil
Contoh Reaksi Polar: Penambahan HBr ke
Etilen
⚫HBr menambah bagian  dari ikatan rangkap C-C
⚫Ikatan  kaya akan elektron, memungkinkannya
berfungsi sebagai nukleofil
⚫H-Br kekurangan elektron pada H karena Br jauh
lebih elektronegatif, membuat HBr menjadi elektrofil
+
Br
H
Mekanisme Penambahan HBr ke
Etilen
⚫Elektrofil HBr diserang oleh  elektron etilen
(nukleofil) untuk membentuk zat antara
karbokation dan ion bromida
⚫Bromida menambah pusat positif dari
karbokation, yang merupakan elektrofil,
membentuk ikatan C-Br  ikatan
⚫Hasilnya adalah etilena dan HBr bergabung
membentuk bromoetana
⚫Semua reaksi polar terjadi melalui kombinasi
situs nukleofil yang kaya elektron dan situs
elektrofil yang kekurangan elektron
Menggunakan Panah Melengkung
dalam Mekanisme Reaksi Polar
⚫Panah melengkung adalah cara untuk melacak
perubahan ikatan dalam reaksi polar
⚫Tanda panah melacak "pergerakan elektron"
⚫Elektron selalu bergerak berpasangan
⚫Muatan berubah selama reaksi berlangsung
⚫Satu anak panah melengkung sesuai dengan satu
langkah dalam mekanisme reaksi
Aturan untuk Menggunakan Panah Lengkung

⚫Panah bergerak dari situs reaksi nukleofilik ke situs


reaksi elektrofilik
⚫Situs nukleofilik dapat bersifat netral atau
bermuatan negatif
⚫Situs elektrofilik dapat bermuatan netral atau positif
Mekanisme Reaksi
Organik
Reaksi Perisiklik
Reaksi-reaksi Senyawa Organik

Reaksi perisiklik, reaksi yang terjadi sebagai hasil dari


reorganisasi elektron dalam reaktan
Reaksi Perisiklik I

Reaksi intramolekul di mana ikatan sigma () baru terbentuk


terbentuk di antara ujung-ujung sistem  terkonjugasi
Reaksi Elektrosiklik Dapat Dibalik

produk memiliki satu ikatan 


lebih banyak daripada reaktan
Reaksi Perisiklik II

Dua molekul yang mengandung ikatan  yang berbeda


bereaksi untuk membentuk senyawa siklik
Reaksi Perisiklik III

Ikatan sigma () rusak dalam reaktan, ikatan sigma () baru terbentuk
dalam produk, dan ikatan  mengatur ulang
Note

• Reaksi elektrosiklik dan penataan ulang


sigmatropik adalah reaksi intramolekul
• Reaksi siklisasi biasanya merupakan reaksi antarmolekul

Ciri-ciri umum di antara ketiga reaksi perisiklik

• adalah reaksi bersama

• sangat stereoselektif

• tidak terpengaruh oleh katalis


Konfigurasi produk yang terbentuk, tergantung pada:
• konfigurasi reaktan

• jumlah ikatan rangkap terkonjugasi atau pasangan


elektron dalam sistem yang bereaksi

• apakah reaksi tersebut merupakan reaksi termal


atau fotokimia

Reaksi fotokimia terjadi ketika reaktan menyerap cahaya

Reaksi termal terjadi tanpa penyerapan cahaya


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai