K
Model Desain Sistem Pembelajaran
Dick & Carey :Tahap 1 dan 2
Langkah 2
Analisis Instruksional
(Instructional Analysis)
Langkah 1
Indentifikasi Tujuan Instruksional
(Identify Instructional Goals)
Identifikasi Tujuan Instruksional
Hal yang paling penting dalam proses desain pembelajaran adalah
pengidentifikasian tujuan instruksional. Jika dilakukan secara tidak benar,
bahkan pengajaran yang elegan pun mungkin tidak memenuhi kebutuhan
nyata organisasi atau peserta didik yang dituju.
Langkah ini mencakup analisis tujuan program atau produk pembelajaran,
yang sering kali mencakup penilaian kebutuhan
Perumusan tujuan pembelajaran umum ini biasanya di rumuskan dari
silabus atau dari hasil analisis kinerja pembelajaran
Pendekatan dalam Identifikasi Tujuan Instruksional
Dick dan Carey (2014) mengungkapkan terdapat beberapa pendekatan yang
umum digunakan dalam mengidentifikasi tujuan instruksional yaitu:
1. Performance Analysis,
2. Need Assessment,
3. Job Analysis,
4. Clarifying Instructional Goals
5. Learner, Context and tools
6. Criteria for establishing
instructional goals
Performance Analysis (Analisa Unjuk Kerja)
Performance Analysis
(Analisa Unjuk Kerja)
Pembelajar :
a. Anak mampu menggambar
b. Anak mampu menyanyi terutama lagu-lagu daerah
c. Anak mampu mengenal menari
d. Anak mampu menggambar
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Need Assessment
Langkah kedua adalah mengadakan penilaian kebutuhan untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan
Seni dan Budaya di SMP Negeri 13 Bandarlampung dengan hasil sebagai berikut :
Pendidikan Seni merupakan mata pelajaran untuk menyalurkan bakat dan minat,
mengembangkan kreatifitas dalam karya seni peserta didik SMP 13 Bandar Lampung.
Penddikan Seni dan Budaya memberikan bekal pada seluruh peserta didik dalam hal
ketrampilan dalam berkarya yang akan berguna bagi dirinya sendiri setelah peserta didik lulus
dari lembaga.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas , SMP Negeri 13 Bandarlampung sebagai lembaga pendidikan
perlu memasukkan pendidikan seni dalam kurikulum
Job Analysis
Secara umum lulusan dari Lembaga pendidikan menengah pertama belum memiliki ketrampilan
yang cukup terutama ketrampilan kriya yang akan menjadi salah satu bekal ketrampilan dalam
hidupnya di masyarakat. Dari fakta tersebut di atas perlu peningkatan kemampuan peserta didik,
yaitu dengan menerapkan ketrampilan seni kriya pada mata pelajaran pendidikan seni budaya.
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Memperjelas Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional harus (1) jelas, pernyataan umum hasil pelajar (2) berkaitan dengan Identifikasi
masalah dan penilaian kebutuhan, dan (3) dapat dicapai dengan pembelajaran daripada beberapa cara
yang lebih efisien seperti meningkatkan motivasi karyawan.
Apa tujuan instruksional?
Tujuan pembelajaran yang dikehendaki adalah untuk memberikan ketrampilan seni kriya agar
bermanfaat ketika diterapkan di masyarakat.
Apa hubungan antara tujuan dan penilaian kebutuhan belajar?
Tujuan pembelajaran secara langsung terkait dengan penilaian kebutuhan ketrampilan sni kriya. Hal ini
juga berhubungan langsung dengan bukti bahwa ketrampilan seni kriya sangat berkorelasi dengan
mutu lulusan,
Apakah instruksi cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan?
Mengembangkan keterampilan seni kriya dengan pembelajaran dan praktek praktik secara langsung.
Siapa pembelajarnya?
Pembelajar adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama yang telah setuju untuk menerima
pembelajaran ketrampilan seni kriya.
Dalam konteks apa keahlian akan dia gunakan?
Pebelajar akan menggunakan keterampilan seni kriya mereka dalam masyarakat, untuk diaplikasikan
sesuai dengan fungsinya.
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Kriteria untuk menetapkan tujuan instruksional
Tujuan instruksional ketrampilan seni kriya dirancang dengan menggunakan kriteria ini:
Standar ujian sering kali digunakan untuk menilai kualitas sekolah dan guru. Namun, hasil
ujian ini tidak selalu mencerminkan kondisi sosioekonomi yang beragam di antara siswa.
Sekolah di daerah yang kurang mampu atau dengan siswa yang menghadapi tantangan
sosial dan ekonomi mungkin berjuang untuk mencapai standar ujian yang sama dengan
sekolah-sekolah di daerah yang lebih makmur. Ini dapat menciptakan kesenjangan dalam
pendidikan, di mana siswa di lingkungan yang kurang mendapat manfaat dari pendidikan
yang setara.
Identifikasi tujuan instruksional yang inklusif seharusnya mempertimbangkan kebutuhan dan
latar belakang semua siswa, tanpa memandang kondisi sosial atau ekonomi mereka
Solusi untuk mengatasi kesenjangan pendidikan adalah dengan mengejar tujuan
instruksional yang inklusif dan relevan bagi semua siswa
Tujuan instruksional seharusnya mencerminkan aspirasi untuk memberdayakan semua siswa
dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan, tanpa melihat dari mana
mereka berasal.
Kesenjangan dalam Pendidikan
Ketika berbicara tentang solusi dari sudut pandang identifikasi tujuan instruksional untuk
mengatasi kesenjangan dalam pendidikan yang muncul akibat standar ujian, ada beberapa
pendekatan yang dapat diambil:
: Identifikasi tujuan instruksional harus mengakui keberagaman siswa, termasuk perbedaan
sosial dan ekonomi mereka. Tujuan instruksional harus mencerminkan aspirasi untuk
memberdayakan semua siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan
Identifikasi tujuan instruksional harus memungkinkan ruang untuk pengajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu.
Identifikasi tujuan instruksional harus mencakup aspek pendidikan yang relevan dengan konteks
sosial dan ekonomi siswa
Proses evaluasi pendidikan harus mencakup lebih dari sekadar hasil ujian. Identifikasi tujuan
instruksional seharusnya mencakup penilaian yang holistik dari pemahaman siswa
Analisis Tujuan
Analisis Tujuan
langkah-langkah utama ketika sibelajar
sedang menampilkan tujuan.
Pengklafikasi Pernyataan tujuan
Analisis tujuan merupakan tayangan
berdasarkan domain (jenis) belajar yang
visual dari Langkah-langkah spesifik
akan muncuk
yang sibelajar akan lakukan ketika
Keterampilan Intelektual
menampilkan tujuan instruksional
Informasi Verbal
sebaiknya ditayangkan dalam bentuk
Sikap
yaitu langkah demi langkah dalam kotak
Ketrampilan Psikomotorik
tersusun disebuah diagram air
Analisis Keterampilan Prasyarat. (Subordinate skill
analysis)
Setelah langkah-langkah dalam tujuan teridentifikasi dianggap perlu
melakukan pengujian setiap langkah untuk menentukan apa yang
seharusnya telah diketahui seibelajar dapat mempelajari langkah
yang ditampilkan (perform) dalam tujuan. Langkah ini disebut
analysis keterampilan prasyarat atau subordinate skill analysis.Dalam
analisis ini tujuan yang akan dibahas terlebih dahulu adalah tujuan
murni (pure goals) yang langkah-langkahnya hanya keterampilan
intelektual atau hanya ketrampilan psikomotor.
Pendekatan Dalam Menampilkan Keterampilan
Prasyarat
Berbagai pendekatan dalam melakukan analisis keterampilan
prasyarat menurut Dick and Carey yakni:
1. Pendekatan Hirarki (hierarchial approach)
2. Pendekatan Pengelompokan (cluster approach)
3. Pendekatan Hirarki dan Pendekatan Pengelompokan
Suparman (1997) membagi pendekatan tersebut sebagai proses
penguraian perilaku khusus kedalam empat struktur perilaku. Empat
susunan struktur perilaku tersebut sebagai berikut:
Struktur Perilaku
1. Struktur Perilaku 3. Struktur Perilaku
Hirarkial Pengelompokan
2. Struktur Perilaku 4. Struktur Perilaku
Prosedural Kombinasi
Struktur Perilaku Hirarkial