Anda di halaman 1dari 43

e l o m p o k 3

K
Model Desain Sistem Pembelajaran
Dick & Carey :Tahap 1 dan 2

Sultan Fatkhur Rassyi (22107251058)


Sri Utami (22107251068)
Pembahasan
Langkah 1
Indentifikasi Tujuan Instruksional
(Identify Instructional Goals)

Langkah 2
Analisis Instruksional
(Instructional Analysis)
Langkah 1
Indentifikasi Tujuan Instruksional
(Identify Instructional Goals)
Identifikasi Tujuan Instruksional
Hal yang paling penting dalam proses desain pembelajaran adalah
pengidentifikasian tujuan instruksional. Jika dilakukan secara tidak benar,
bahkan pengajaran yang elegan pun mungkin tidak memenuhi kebutuhan
nyata organisasi atau peserta didik yang dituju.
Langkah ini mencakup analisis tujuan program atau produk pembelajaran,
yang sering kali mencakup penilaian kebutuhan
Perumusan tujuan pembelajaran umum ini biasanya di rumuskan dari
silabus atau dari hasil analisis kinerja pembelajaran
Pendekatan dalam Identifikasi Tujuan Instruksional
Dick dan Carey (2014) mengungkapkan terdapat beberapa pendekatan yang
umum digunakan dalam mengidentifikasi tujuan instruksional yaitu:

1. Pendekatan ahli, penentuan tujuan instruksional ditentukan oleh seseorang yang


memiliki pengetahuan mendalam terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini ahli
materi biasanya tenaga pendidik maupun instruktur.
2. Pendekatan garis besar isi, pendekatan ini, menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran
dirumuskan dari kurikulum yang telah ditetapkan Lembaga Pendidikan.
3. Pendekatan mandat administrasi, pendekatan ini berkaiatan dengan proses
penyusunan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada kebijakan dan peraturan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah,
4. Pendekatan teknologi kinerja, pendekatan ini terkait dengan pendekatan dalam
merumuskan dan mengiditentifikasi tujuan instruksional/pembelajaran dalam dunia
kerja, dimana tujuan pembelajaran tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan pelatihan
atau pengembagan kinerja di tempat kerja
Konsep Pengembangan Identifikasi Tujuan Instruksional
Secara garis besar proses untuk mendapatkan informasi tentang tujuan yang diharapkan
maka dilakukan Analisa awal dan akhir (Front-End Analysis) atau secara spesifik terdiri dari:

1. Performance Analysis,
2. Need Assessment,
3. Job Analysis,
4. Clarifying Instructional Goals
5. Learner, Context and tools
6. Criteria for establishing
instructional goals
Performance Analysis (Analisa Unjuk Kerja)
Performance Analysis
(Analisa Unjuk Kerja)

adalah sebuah analisa


tentang kemampuan unjuk
yang bertujuan untuk
memperoleh informasi
dalam rangka untuk
mengidentifikasi masalah
dan solusinya
Penilaian Kebutuhan (Need Assessment)

Penilaian Kebutuhan (Need Assessment)


Penilaian kebutuhan terkadang disebut analisis ketidaksesuaian. Kesenjangan adalah
perbedaan yang diamati antara status yang diinginkan dan status sebenarnya
Ada tiga komponen dalam logika penilaian kebutuhan,
Komponen pertama menetapkan suatu standar atau tujuan yang disebut sebagai status yang
diinginkan.
Komponen kedua adalah menentukan status aktual atau tingkat kinerja yang ada terhadap
standar atau tujuan.
Komponen ketiga adalah mengidentifikasi kesenjangan antara status yang diinginkan dan
status aktual, sehingga menggambarkan suatu kebutuhan
Penilaian Kebutuhan (Need Assessment)

Perhatikan contoh berikut dari sekolah umum:


seorang kepala sekolah mengatakan bahwa gurunya perlu mengetahui lebih banyak
tentang komputasi seluler.
Oleh karena itu, diadakan lokakarya agar semua guru menjadi lebih kompeten.
Dalam situasi ini, keterampilan guru harus dilihat sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu
menghasilkan siswa yang lebih kompeten.
Jika permasalahan penilaian kebutuhan sebenarnya adalah, “Berapa tingkat keterampilan
komputer yang diinginkan dan tingkat keterampilan komputer siswa yang sebenarnya?” dan,
“Jika ada kesenjangan dan kebutuhan di sini, lalu apa saja solusi untuk meningkatkan
keterampilan tersebut?”
lokakarya untuk semua guru mungkin merupakan solusi terbaik atau bukan.
Kaufman (1998) mendesak kita untuk memeriksa kesenjangan dalam hasil organisasi
daripada proses internal ketika kita mulai mengidentifikasi kebutuhan dan membuat rencana
untuk menghabiskan sumber daya organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Analisis Pekerjaan (Job Analysis)

Analisis Pekerjaan (Job Analysis)


adalah sebuah proses pengumpulan, menganalisis, dan mensintesis deskripsi tentang apa yang
dilakukan orang dalam pekerjaan mereka. Proses analisis pekerjaan dimulai menginventarisir
pekerjaan yang biasa dilakukan oleh pekerjaan, kemudian digolongkan dalam kategori tugas-tugas
yang memerlukan solusi dengan menggunakan Instruksional
deskripsi tentang anlisis pekerjaan sangar berguna untuk membuat keputusan tentang mendesain
ulang pekerjaan demi efektivitas organisasi, produktivitas pribadi, dan kepuasan pekerjaan.
Proses khas yang digunakan untuk melakukan analisis pekerjaan meliputi:
1 ) Membuat daftar awal tugas-tugas pekerjaan
2) Mensurvei para pakar dan pemegang jabatan tentang keakuratan nama tugas tersebut
3) Meringkas tugas-tugas yang dilaporkan sebagai tugas penting
4) Menyebutkan tugas-tugas berprioritas tinggi untuk ditinjau lebih lanjut
5) Melakukan analisis tugas untuk tugas-tugas yang dinilai sebagai prioritas tinggi
Memperjelas Tujuan Instruksional
(Clarifying Instructional Goals)
Memperjelas Tujuan Instruksional (Clarifying Instructional Goals)
1. Pada proses mengumpulkan informasi tujuan terkadang terdapat beberapa pernyataan tujuan
yang samar atau tidak jelas tujuan. Sering muncul tujuan yang sulit diukur seperti mengandung
kata “menghargai”, “memiliki kesadaran dan seterusnya. Pada kontek ini perancang harus
melakukan beberapa prosedur untuk memperjelas tujuan yang samar tadi
2. Untuk menganalisis tujuan yang samar, langkah langkahnya :
tuliskan terlebih dahulu.
tunjukkan hal-hal yang dapat dilakukan orang untuk menunjukkan bahwa mereka telah mencapai
tujuan tersebut atau apa yang akan mereka lakukan jika mereka berhasil mencapai tujuan
tersebut.
Jangan terlalu kritis pada awalnya; tulis saja semua yang terjadi pada Anda.
urutkan pernyataan-pernyataan yang paling mewakili maksud dari tujuan Anda yang tidak jelas.
Sekarang gabungkan masing-masing indikator ini ke dalam sebuah pernyataan yang
memberitahukan apa yang akan dilakukan pelajar.
Sebagai langkah terakhir, periksalah pernyataan tujuan dan tanyakan pada diri Anda hal ini: Jika
peserta didik mencapai atau mendemonstrasikan setiap kinerja, apakah Anda setuju bahwa
mereka telah mencapai tujuan Anda? Jika jawabannya ya, maka Anda sudah memperjelas
tujuannya;
Pembelajar, Lingkungan dan Alat
(Learner, Context and Tools)

Pembelajar, Lingkungan dan Alat (Learner, Context and Tools)


Meskipun aspek yang paling penting dari tujuan pembelajaran adalah deskripsi tentang apa
yang dapat dilakukan oleh pembelajar, deskripsi tersebut tidak lengkap tanpa adanya indikasi
mengenai (1) siapa pembelajarnya, (2) konteks di mana mereka akan menggunakan tujuan
tersebut. keterampilan, dan (3) alat yang akan tersedia.
Informasi tentang konteks kinerja dan karakteristik orang-orang yang akan menerima
pengajaran sangatlah penting karena perancang mulai menganalisis dengan tepat
keterampilan apa yang harus disertakan dalam pengajaran.
Misalnya saja peserta didik akan mempelajari untuk menggunakan keterampilan komputasi,
apakah mereka akan mempunyai akses terhadap kalkulator atau komputer?.
Kriteria dalam Menetapkan Tujuan Instruksional
(Criteria for Establishing Instructional Goals)

Perancang pembelajaran harus menyadari bahwa desain pembelajaran berlangsung dalam


konteks spesifik yang mencakup sejumlah pertimbangan politik dan ekonomi serta pertimbangan
teknis atau akademis
Setiap pemilihan tujuan pengajaran harus dilakukan berdasarkan tiga hal berikut:
a. Apakah pengembangan instruksi ini akan memecahkan masalah yang menimbulkan kebutuhan
tersebut untuk itu?
b. Apakah tujuan-tujuan ini dapat diterima oleh mereka yang harus menyetujui upaya
pengembangan pengajaran ini?
c. Apakah pengembangan instruksi ini akan memecahkan masalah yang menimbulkan kebutuhan
tersebut untuk itu?
Pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting bagi lembaga atau organisasi yang akan melakukan
pembangunan. Kita tidak bisa terlalu menekankan pentingnya kemampuan menghubungkan tujuan
pengajaran secara logis dan persuasif dengan kesenjangan kinerja yang terdokumentasi dalam
suatu organisasi
Contoh
Indentifikasi Tujuan Instruksional
(Identify Instructional Goals)
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Untuk mengenali tujuan Instruksional pendidikan seni budaya yang akan diberlakukan di sekolah
menengah pertama kelas VII dilakukan beberapa analisis, antara lain :

1. Daftar Tujuan hasil analisis tujuan.


Hasil Analisis dari Kepala Sekolah :
a. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional
b. Anak mampu menyanyikan lagu daerah lampung
c. Anak mampu menyanyikan lagu bebas
d. Anak mampu memainkan salah satu alat musik
e. Anak mampu menggambar
f. Anak mampu menari lampung
g. Anak mampu membuat seni kriya
h. Anak mengenal lagu-lagu daerah
i. Anak mengenal hasil karya seni lampung
j. Anak mencintai seni lampung
k. Pemerintah perlu membantu pengadaan sarana dan prasarana kesenian, antara lain:
Pakaian adat lampung, alat musik tradisional lampung, dan CD musik lagu-lagu lampung
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Guru Kesenian :
a. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional
b. Anak mampu menyanyikan lagu daerah lampung
c. Anak mampu menyanyikan lagu bebas
d. Anak mampu memainkan salah satu alat musik
e. Anak mampu menggambar
f. Anak mampu menari lampung
g. Anak mampu membuat seni kriya
h. Anak mengenal lagu-lagu daerah
i. Anak mengenal hasil karya seni lampung
j. Anak mencintai seni lampung
k. Sekolah perlu menyediakan sarana-prasarana kesenian

Pembelajar :
a. Anak mampu menggambar
b. Anak mampu menyanyi terutama lagu-lagu daerah
c. Anak mampu mengenal menari
d. Anak mampu menggambar
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Need Assessment
Langkah kedua adalah mengadakan penilaian kebutuhan untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan
Seni dan Budaya di SMP Negeri 13 Bandarlampung dengan hasil sebagai berikut :
Pendidikan Seni merupakan mata pelajaran untuk menyalurkan bakat dan minat,
mengembangkan kreatifitas dalam karya seni peserta didik SMP 13 Bandar Lampung.
Penddikan Seni dan Budaya memberikan bekal pada seluruh peserta didik dalam hal
ketrampilan dalam berkarya yang akan berguna bagi dirinya sendiri setelah peserta didik lulus
dari lembaga.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas , SMP Negeri 13 Bandarlampung sebagai lembaga pendidikan
perlu memasukkan pendidikan seni dalam kurikulum

Job Analysis
Secara umum lulusan dari Lembaga pendidikan menengah pertama belum memiliki ketrampilan
yang cukup terutama ketrampilan kriya yang akan menjadi salah satu bekal ketrampilan dalam
hidupnya di masyarakat. Dari fakta tersebut di atas perlu peningkatan kemampuan peserta didik,
yaitu dengan menerapkan ketrampilan seni kriya pada mata pelajaran pendidikan seni budaya.
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Memperjelas Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional harus (1) jelas, pernyataan umum hasil pelajar (2) berkaitan dengan Identifikasi
masalah dan penilaian kebutuhan, dan (3) dapat dicapai dengan pembelajaran daripada beberapa cara
yang lebih efisien seperti meningkatkan motivasi karyawan.
Apa tujuan instruksional?
Tujuan pembelajaran yang dikehendaki adalah untuk memberikan ketrampilan seni kriya agar
bermanfaat ketika diterapkan di masyarakat.
Apa hubungan antara tujuan dan penilaian kebutuhan belajar?
Tujuan pembelajaran secara langsung terkait dengan penilaian kebutuhan ketrampilan sni kriya. Hal ini
juga berhubungan langsung dengan bukti bahwa ketrampilan seni kriya sangat berkorelasi dengan
mutu lulusan,
Apakah instruksi cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan?
Mengembangkan keterampilan seni kriya dengan pembelajaran dan praktek praktik secara langsung.
Siapa pembelajarnya?
Pembelajar adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama yang telah setuju untuk menerima
pembelajaran ketrampilan seni kriya.
Dalam konteks apa keahlian akan dia gunakan?
Pebelajar akan menggunakan keterampilan seni kriya mereka dalam masyarakat, untuk diaplikasikan
sesuai dengan fungsinya.
Contoh Indentifikasi Tujuan Instruksional
Kriteria untuk menetapkan tujuan instruksional
Tujuan instruksional ketrampilan seni kriya dirancang dengan menggunakan kriteria ini:

a. Apakah tujuan instruksional yang dapat diterima oleh administrator?


Dalam hal ini, tim desain mewawancarai lembaga pendidikan, dan personel yang ada untuk
menentukan persepsi mereka akan pentingnya dan kelayakan untuk penerapan ketrampilan.
Desainer juga mewawancarai beberapa personil siswa untuk berpartisipasi dalam penerapan
ketrampilan seni kriya. Tanggapan positif tentang kemungkinan instruksi diterima dari semua
diwawancarai.
b.Apakah ada sumber daya yang memadai (waktu, uang, dan personil) untuk mengembangkan
instruksi?
Sekolah menyediakan dana yang cukup untuk pengembangan Instruksional dan untuk
mengembangkan bahan-bahan yang diperlukan.
c.Apakah isi stabil?
Isi dan keterampilan yang mendasari kerja praktik kelompok sangat stabil.
d.Apakah pelajar tersedia?
Pembelajar tersedia, yaitu siswa kelas VII sekolah menengah pertama untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembelajaran baik secara teori maupun praktik.
Isu PendidikanTerkait
Indentifikasi Tujuan Instruksional
(Identify Instructional Goals)
Pengajaran Yang
Terfokus pada Ujian
Pengajaran Yang Terfokus pada Ujian
Isu yang kontroversial dalam Identifikasi Tujuan adalah penggunaan standar ujian nasional
sebagai dasar utama dalam menentukan tujuan pembelajaran di sekolah-sekolah

Tujuan utama pengajaran seharusnya adalah untuk mencapai pemahaman yang


mendalam dan pembelajaran yang berkelanjutan. Namun, ketika guru dan sekolah merasa
tekanan untuk mendapatkan hasil ujian yang tinggi, pembelajaran dapat menjadi sangat
terpusat pada tes, dan tujuan instruksional yang lebih luas mungkin terabaikan
Identifikasi tujuan instruksional yang baik seharusnya lebih dari sekadar persiapan ujian.
Ketika standar ujian mendominasi pendekatan pengajaran, risiko adalah bahwa tujuan
instruksional akan menjadi terlalu sempit, hanya berfokus pada apa yang akan diuji dalam
tes, bukan pada pemahaman yang lebih luas.
Solusi untuk masalah ini adalah mengembangkan tujuan instruksional yang komprehensif
dan mencakup aspek pemahaman mendalam serta aplikasi pengetahuan dalam situasi
nyata.
Pendidik harus mulai dengan mengidentifikasi tujuan instruksional yang relevan dengan
materi yang diajarkan. Ini harus mencakup pemahaman konsep dasar, keterampilan yang
terkait, dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks dunia
nyata. Tujuan harus mencerminkan kedalaman pemahaman yang diinginkan, bukan hanya
persiapan ujian.
Kesenjangan dalam
Pendidikan
Kesenjangan dalam Pendidikan

Standar ujian sering kali digunakan untuk menilai kualitas sekolah dan guru. Namun, hasil
ujian ini tidak selalu mencerminkan kondisi sosioekonomi yang beragam di antara siswa.
Sekolah di daerah yang kurang mampu atau dengan siswa yang menghadapi tantangan
sosial dan ekonomi mungkin berjuang untuk mencapai standar ujian yang sama dengan
sekolah-sekolah di daerah yang lebih makmur. Ini dapat menciptakan kesenjangan dalam
pendidikan, di mana siswa di lingkungan yang kurang mendapat manfaat dari pendidikan
yang setara.
Identifikasi tujuan instruksional yang inklusif seharusnya mempertimbangkan kebutuhan dan
latar belakang semua siswa, tanpa memandang kondisi sosial atau ekonomi mereka
Solusi untuk mengatasi kesenjangan pendidikan adalah dengan mengejar tujuan
instruksional yang inklusif dan relevan bagi semua siswa
Tujuan instruksional seharusnya mencerminkan aspirasi untuk memberdayakan semua siswa
dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan, tanpa melihat dari mana
mereka berasal.
Kesenjangan dalam Pendidikan
Ketika berbicara tentang solusi dari sudut pandang identifikasi tujuan instruksional untuk
mengatasi kesenjangan dalam pendidikan yang muncul akibat standar ujian, ada beberapa
pendekatan yang dapat diambil:
: Identifikasi tujuan instruksional harus mengakui keberagaman siswa, termasuk perbedaan
sosial dan ekonomi mereka. Tujuan instruksional harus mencerminkan aspirasi untuk
memberdayakan semua siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan
Identifikasi tujuan instruksional harus memungkinkan ruang untuk pengajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu.
Identifikasi tujuan instruksional harus mencakup aspek pendidikan yang relevan dengan konteks
sosial dan ekonomi siswa
Proses evaluasi pendidikan harus mencakup lebih dari sekadar hasil ujian. Identifikasi tujuan
instruksional seharusnya mencakup penilaian yang holistik dari pemahaman siswa

Dengan mengintegrasikan pendekatan-pendekatan ini dalam identifikasi tujuan instruksional,


pendidikan dapat menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan, mengurangi kesenjangan dalam
prestasi pendidikan, dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang setara untuk
belajar dan berkembang
Langkah 2
Melakukan Analisis Intruksional
Melakukan Analisis Intruksional
Analisis instruksional adalah serangkaian prosedur yang, ketika diterapkan
pada tujuan pembelajaran, bertujuan untuk mengidentifikasi langkah-
langkah yang relevan dalam mencapai tujuan tersebut serta keterampilan
dasar yang diperlukan oleh siswa untuk mencapainya.
Analisis tujuan pembelajaran melibatkan dua langkah pokok. Langkah
pertama adalah mengkategorikan pernyataan tujuan berdasarkan jenis
pembelajaran yang akan terjadi (dikenal sebagai domain pembelajaran).
Langkah kedua adalah mengidentifikasi dan merangkai langkah-langkah
utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, atau dalam konteks
informasi verbal, mengidentifikasi kelompok informasi utama yang harus
diingat oleh peserta didik
Hal-Hal yang harus di perhatikan dalam melakukan
analisis intruksuional

Analisis Tujuan

Analisis Ketrampilan Prasyarat


Mengidentifikasi dan mengurutkan

Analisis Tujuan
langkah-langkah utama ketika sibelajar
sedang menampilkan tujuan.
Pengklafikasi Pernyataan tujuan
Analisis tujuan merupakan tayangan
berdasarkan domain (jenis) belajar yang
visual dari Langkah-langkah spesifik
akan muncuk
yang sibelajar akan lakukan ketika
Keterampilan Intelektual
menampilkan tujuan instruksional
Informasi Verbal
sebaiknya ditayangkan dalam bentuk
Sikap
yaitu langkah demi langkah dalam kotak
Ketrampilan Psikomotorik
tersusun disebuah diagram air
Analisis Keterampilan Prasyarat. (Subordinate skill
analysis)
Setelah langkah-langkah dalam tujuan teridentifikasi dianggap perlu
melakukan pengujian setiap langkah untuk menentukan apa yang
seharusnya telah diketahui seibelajar dapat mempelajari langkah
yang ditampilkan (perform) dalam tujuan. Langkah ini disebut
analysis keterampilan prasyarat atau subordinate skill analysis.Dalam
analisis ini tujuan yang akan dibahas terlebih dahulu adalah tujuan
murni (pure goals) yang langkah-langkahnya hanya keterampilan
intelektual atau hanya ketrampilan psikomotor.
Pendekatan Dalam Menampilkan Keterampilan
Prasyarat
Berbagai pendekatan dalam melakukan analisis keterampilan
prasyarat menurut Dick and Carey yakni:
1. Pendekatan Hirarki (hierarchial approach)
2. Pendekatan Pengelompokan (cluster approach)
3. Pendekatan Hirarki dan Pendekatan Pengelompokan
Suparman (1997) membagi pendekatan tersebut sebagai proses
penguraian perilaku khusus kedalam empat struktur perilaku. Empat
susunan struktur perilaku tersebut sebagai berikut:
Struktur Perilaku
1. Struktur Perilaku 3. Struktur Perilaku
Hirarkial Pengelompokan
2. Struktur Perilaku 4. Struktur Perilaku
Prosedural Kombinasi
Struktur Perilaku Hirarkial

Struktur ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan


bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai
perilaku yang lain (perilaku=kemampuan). berikut contoh struktur
perilaku hirarkial
Struktur Perilaku Prosedural

Struktur ini adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan


bahwa salah satu seri urutan penampilan perilaku tetapi ada yang
menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain.
Contoh Struktur Perilaku Prosedural
Struktur Perilaku Pengelompokan

Struktur ini adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak


mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.
berikut contoh struktur perilaku pengelompokan.
Struktur Perilaku Kombinasi
Struktur ini adalah perilaku khusus sebagian tersebar akan
terstruktur secara kombinasi antara struktur hirarkial, procedural dan
pengelompokan. Misalnya kemampuan mengapresisi karya musik
daerah
Langkah-Langkah Melakukan Analisis Intruksional
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan
analisis intruksional adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata
pelajaran yang dikembangkan
2. Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari
perilaku umum tersebut
3. Menyusun perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam
urutan yang logis dimulai dari perilaku umum.
4. Menambah perilaku khusus tersebut atau mengurangi jika perlu.\
5. Meneliti Kemungkinanan Hubungan Perilaku Umum yang satu
dengan yang lainnya atau perilaku khusus
6. Memberi nomor urut mulai dari yang terjauh sampai kepada yang
paling dekat dengan perilaku.
Langkah-Langkah Melakukan Analisis Intruksional
7. Jika perlu,tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap
perlu atau dikurangi bila dianggap lebih
8. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut
9. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu
dan yang lain atau perilaku-perilaku khusus yang khusus yang berada
dibawah perilaku umum yang berbeda.
10.Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimulai dari yang
terjauh sampai yang terdekat dengan perilaku umum.
11.Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun
dengan memperhatikan beberapa hal
Contoh Hasil Analisis Intruksional
Contoh Hasil Analisis Intruksional
Kesimpulan
Identifikasi tujuan instruksional adalah
langkah awal yang krusial dalam proses ini.
Tujuan pembelajaran idealnya diperoleh dari
analisa kebutuhan yang benar benar
mengindikasikan adanya suatu masalah yang
pemecahannya adalah dengan memberikan
pembelajaran.dan berlanjut ke analisis
intruksional, Sebelum menghasilkan suatu
desain sitem instruksional yang siap pakai
haruslah melalui tahap-tahap yang
ditentukan agar hasil yang didapat lebih
berkualitas dan tujuan yang direalisasikan
dapat tercapai secaramaksimal
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai