Anda di halaman 1dari 106

PROBLEMATIKA PENGGUNAAN GOOGLE CLASROOM

SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN AKIBAT PANDEMI


COVID-19 PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP N 1
WIDANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

OLEH:

DIAN ROHMATULLOH

NIM : 20172504953

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA ( IAINU ) TUBAN


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2021

i
ii
PROBLEMATIKA PENGGUNAAN GOOGLE CLASROOM SEBAGAI

SARANA PEMBELAJARAN AKIBAT PANDEMI COVID-19 PADA MATA

PELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIDANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Pada Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban

Tahun Akademik 2020/2021

OLEH:

DIAN ROHMATULLOH

NIM : 20172504953

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA ( IAINU ) TUBAN


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2021

iii
Tuban,5 Juni 2021

Nota : Persetujuan
Lampiran : 2 Eksemplar Skripsi
Hal : Bimbingan Skripsi

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah


IAINU Tuban
di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pemeriksaan, penelitian dan perbaikan seperlunya, maka
saya berpendapat bahwa naskah skripsi saudara:
Nama : DIAN ROHMATULLOH
NIM : 20172504953
Tempat : Kampus IAINU
Jl. Manunggal 10 - 12 Tuban
Hari/Tanggal : Sabtu / 5 Juni 2021
Judul : PROBLEMATIKA PENGGUNAAN GOOGLE
CLASROOM SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN
AKIBAT PANDEMI COVID-19 PADA MATA
PELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIDANG TAHUN
PELAJARAN 2020/2021.
Telah dapat diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
Demikian surat persetujuan ini dibuat dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Dosen pembimbing,

UMU DA’WATUL CHOIRO, M.Pd.

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Dewan penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan


Agama Islam Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban telah
mengesahkan skripsi saudara:
Nama : DIAN ROHMATULLOH
NIM : 20172504953
Tempat : Kampus IAINU
Jl. Manunggal 10 - 12 Tuban
Hari/Tanggal : Rabu / 30 Juni 2021
Judul : PROBLEMATIKA PENGGUNAAN GOOGLE
CLASROOM SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN
AKIBAT PANDEMI COVID-19 PADA MATA
PELAJARAN PAI DI SMP N 1 WIDANG TAHUN
PELAJARAN 2020/2021.
Telah memenuhi ketentuan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
TANDA
PENGUJI NAMA
TANGAN

Penguji I AGUS FATHONI PRASETYO, M.Pd

Penguji II INAROTUL AYUN, M.E

Tuban,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Tarbiyah,

AGUS FATHONI PRASETYO, M.Pd.

v
MOTTO

Ilmu tidak bisa didapatkan kecuali d engan belajar dan salah satu cara belajar saat

ini bisa didapat dibangku sekolah atau perkuliahan.

Sayyidina Umar bin Khattab mengatakan : menuntut ilmu ada tiga tahapan, jika

seseorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki

tahapan kedua, ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan

merasa dirinya tidak ada apa-apanya. Maka teruslah belajar sampai ajal

menjemput.

Gus Baha’ juga pernah mengatakan : “orang yang semakin banyak ilmunya maka

akan semakin hati-hati dalam membuat kesimpulan. Berbeda dengan yang sedikit

ilmunya, membaca langsung merasa benar, menonton sebentar langsung merasa

tahu, ngaji baru sebentar langsung menyalahkan yang lain. (Gerakan Cangkem

Elek Muhibbin Gus Baha’ Tuban).

Ilmu tanpa pengalaman, ibarat teori tanpa praktek.

vi
PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah

SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan,

membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia

serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah

Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

1. Kedua orang tuaku, sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang

tiada terhingga, kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan ayah yang

telah memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada

terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas

yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah

awal untuk membuwat ibu dan ayah bahagia.

2. Muhibbin Gus Baha’ Tuban (Gerakan Cangkem Elek) Terima kasih atas doa

dan dukungan yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Untuk kakak dan adikku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul

bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna

yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian

selama ini.

4. Dosen IAINU Tuban, terima kasih banyak untuk semuah ilmu, didikan dan

pengalaman yang sangat berarti yang telah kalian berikan selama ini.

vii
5. Buat teman-temanku, terima kasih atas bantuan, do’a, nasehat, hiburan dan

semangat yang kamu berikan selama aku kuliah, aku tidak akan melupakan

semua yang telah kamu berikan selama ini.

viii
ABSTRAK

ROHMATULLOH, DIAN, 2021. Problematika Penggunaan Google Classroom


Sebagai Sarana Pembelajaran Akibat Pandemic Covid-19 Pada
Mata Pelajaran PAI di SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran
2020/2021.

Kata Kunci : Problematika, Google clasroom, Mata Pelajaran PAI.

Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan


Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19)
yang antara lain memuat arahan tentang proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran jarak jauh. Sekolah, di mana setiap hari terjadi aktivitas berkumpul
dan berinteraksi antara guru dan siswa dapat menjadi sarana penyebaran Covid-
19. Maka untuk melindungi warga sekolah dari paparan Covid-19, SMP N 1
Widang memanfaatkan e-Learning sebagai media pembelajaran pada kondisi saat
ini yaitu adanya Covid-19. Kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut
menggunakan media e-learning dengan memanfaatkan aplikasi google classroom
khususnya pembelajaran pendidikan agama islam. Pendidikan agama Islam
menurut Sutrisno Muslim adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,
bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber
utamanya kitab suci al-Qur'an dan hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dalam proses penyampaian
materi pendidikan agama islam selama masa pandemi covid-19, siswa diberikan
penugasan oleh guru dan mengirim hasilnya ke aplikasi google classroom. Selain
itu, siswa juga diberikan materi pelajaran melalui aplikasi google classroom.
Tujuan penelitian ini adalah Memaparkan problematika penggunaan
google classroom sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid-19 terhadap
motivasi belajar PAI di SMPN 1 Widang dan Menjelaskan upaya dalam
menghadapi problematika penggunaan google classroom sebagai sarana
pembelajaran akibat pandemi Covid- 19 terhadap motivasi belajar PAI di SMP N
1 Widang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Tahapan
penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data,
(3) kesimpulan/ verifikasi. Sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik
kuesioner, wawancara, dan dokumentasi yang langsung dilakukan di lapangan.
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa SMP N 1 Widang, yaitu siswa kelas
VII, VIII dan X SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Problematika penggunaan google
classroom sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi covid-19 terhadap
motivasi belajar PAI di SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021 bersifat
internal dan eksternal. Problematika bersifat internal yaitu sebagian besar siswa
sudah memahami pembelajaran menggunakan google classroom. Namun, masih
ada siswa yang kesulitan dalam mengoperasikan google classroom tidak memiliki
paketan data, dan ada beberapa siswa juga yang terkendala sinyal sedangkan
problematika eksternalnya yaitu kurangnya perhatian dan dukungan dari orang
tua menyebabkan siswa kurang maksimal dalam menghadapi pembelajaran
ix
berbasis online. Upaya yang dilakukan pihak sekolah yaitu bagi siswa yang tidak
memiliki HP dan paketan data dipersilahkan datang kesekolahan dengan
mematuhi protokol kesehatan, menerapkan strategi 5 M dalam pelibatan orang
tua, menggunakan pembelajaran berupa video.

x
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bissmillahir rahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya kepada kita semua, khususnya mahasiswa IAINU Tuban sehingga

dalam melaksanakan segala aktifitas dikampus bisa berjalan dengan baik dan

Insya’Allah barakah dan penuh kesuksesan.

Shalawat serta salam mudah mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan

kita nabi besar Muhammad SAW, karena atas segala jerih payah beliaulah kita

termasuk dari golongan yang selamat didunia dan diakhirat melalui risalahnya di

dalam agama kebenaran diatas kebenaran, yakni Dinnul Islam.

Selanjutnya tulisan ini merupakan skripsi yang penulis tulis sebagai

persyaratan untuk kelulusan Mahasiswa IAINU Tuban dan mendapat gelar S.Pd.

Akan tetapi tidak berhenti disitu saja, tulisan ini diharapkan juga semoga mampu

memberikan manfaat yang besar bagi sumbangsi pemikiran pendidikan di

Indonesia. Karena sumbangsi ini sangat penting terutama sebagai upaya untuk

meningkatkan prestasi pembelajaran di kelas terutama bagi para praktisi

pendidikan dan para peminat dunia pembelajaran.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada segenap dosen IAINU Tuban

yang telah memberikan banyak wawasan dan pengetahuan tentang karya ini.

Terutama kepada :

1. Bapak H. Akhmad Zaini, S.Ag. M.Si. Selaku Rektor Institut Agama Islam

Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.

xi
2. Bapak Agus Fathoni Prasetyo, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Institut Agama

Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.

3. Bapak Muslimin, S.Pd.I. Selaku Ketua Prodi Fakultas Tarbiyah Pendidikan

Agama Islam.

4. Ibu Umu Da’watul Choiro, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan dan arahanya hingga terselesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Agama Islam dalam Institut

Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendo’akan, menyemangati,

membantu dan memotivasi hinggah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman temanku di IAINU Tuban satu semester yang senantiasa memberikan

masukan dan kritik terhadap tulisan ini sehingga bisa sempurna dan jauh dari

istilah tidak ilmiah.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun

bagi pihak lain yang berkepentingan.

Wallahul muafiq illa aqwamit thorieq

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tuban, 5 Juni 2021

Penulis

DIAN ROHMATULLOH

xii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................. i


HALAMAN LOGO .................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 4

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian........................... 5

1.6. Penjelasan Istilah............................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori-teori yang Relevan dengan Variabel ..................... 6

2.1.1 Problematika........................................................... 6

2.1.2 Google Clasroom.................................................... 6

2.1.3 Sarana Pembelajaran............................................... 18

xiii
2.1.4 Covid-19................................................................. 20

2.1.5 Pendidikan Agama Islam........................................ 20

2.3 Penelitian Lain Yang Relevan......................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................... 28

3.3 Sumber Data Penelitian................................................... 29

3.4 Instrumen Penelitian........................................................ 30

3.5 Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 34

3.6 Validasi Data Penelitian.................................................. 35

3.7 Analisis Data.................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data................................................................. 46

4.2 Pembahasan..................................................................... 64

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 70

5.2 Saran ............................................................................... 71

REFERENSI .................................................................................................. 72

LAMPIRAN ................................................................................................... 73

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sekarang dan Terdahulu......... 25
3.1 Jadwal Penelitian................................................................................ 28
3.2 Kisi-kisi Kuesioner............................................................................. 31
3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ......................................................... 32

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Tampilan Akun Gmail........................................................................ 9
2.2 Tampilan Join Class............................................................................ 10
2.3 Tampilan Form Join Class.................................................................. 10
2.4 Tampilan Halaman Kelas ................................................................. 11
2.5 Tampilan Form Pemberian Tugas...................................................... 11
2.6 Tampilan assignment.......................................................................... 12
2.7 Tampilan Pemantau Tugas Siswa....................................................... 12
2.8 Tampilan Quiz Assignment................................................................ 13
2.9 Tampilan Blank Quiz ........................................................................ 13
2.10 Tampilan Form Material..................................................................... 14
2.11 Tampilan Progres Pengisian Tugas.................................................... 15
2.12 Tampilan Kode Kelas......................................................................... 15
2.13 Tampilan Gabung Kelas..................................................................... 15
2.14 Tampilan Classwork ......................................................................... 16
2.15 Tampilan Form Pengiriman Tugas..................................................... 16
2.16 Tampilan Form Turn In...................................................................... 17
4.1 Gambar Grafik Pernyataan No 1........................................................ 41
4.2 Gambar Grafik Pernyataan No 2........................................................ 41
4.3 Gambar Grafik Pernyataan No 3........................................................ 43
4.4 Gambar Grafik Pernyataan No 4........................................................ 44
4.5 Gambar Grafik Pernyataan No 5........................................................ 44
4.6 Gambar Grafik Pernyataan No 6........................................................ 45
4.7 Gambar Grafik Pernyataan No 7........................................................ 45
4.8 Gambar Grafik Pernyataan No 8........................................................ 46
4.9 Gambar Grafik Pernyataan No 9........................................................ 46
4.10 Gambar Grafik Pernyataan No 10...................................................... 47
4.11 Gambar Grafik Pernyataan No 11...................................................... 52
4.12 Gambar Grafik Pernyataan No 12...................................................... 53

xvi
4.13 Gambar Grafik Pernyataan No 13...................................................... 53
4.14 Gambar Grafik Pernyataan No 14...................................................... 54
4.15 Gambar Grafik Pernyataan No 15...................................................... 54

xvii
LAMPIRAN

Pernyataan Keaslian Tulisan ....................................................................... 74


Riwayat Hidup ............................................................................................ 75
Dokumentasi ............................................................................................... 76
Pedoman Dokumentasi................................................................................ 78
Kuesioner Peserta Didik .............................................................................. 79
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ........................................................ 84
Pedoman Wawancara Guru Mata Pelajaran PAI......................................... 85
Pedoman Wawancara Peserta Didik............................................................ 86

xviii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia,

berdampak pada berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Maka

lembaga pendidikan mengharuskan menjalankan proses kegiatan

pembelajaran secara jarak jauh, yakni siswa belajar dan guru mengajar harus

tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah. Akibatnya, pendidik

dituntut mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media daring

(online). Hal Ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020

tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran

Covid-19. Berbagai inisiatif dilakukan untuk memastikan kegiatan belajar

tetap berlangsung meskipun tidak adanya sesi tatap muka langsung.

Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop sekarang

digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran selama pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan

yang luar biasa, seolah seluruh jenjang pendidikan termasuk sekolah

menengah pertama (SMP) 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara

tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring

(online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap.

Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran,

baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Hal ini

tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik,

1
2

dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran

daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam

kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis

(mental). Maka dari itu, pemikiran yang positif, kreatif dan inovatif dapat

membantu mengatasi berbagai problematika dalam proses pembelajaran jarak

jauh dengan menerapkan media pembelajaran daring yang menyenangkan,

sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap berkualitas.

pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring mengharapkan

siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal (Jaelani dkk, 2020).

Sejak 16 Maret 2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

menerima sekitar 213 pengaduan baik dari orang tua maupun siswa terkait

pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Kompas, 2020). Pengaduan tersebut

berkaitan dengan: pertama, penugasan yang terlalu berat dengan waktu yang

singkat. Kedua, banyak tugas merangkum dan menyalin dari buku. Ketiga,

jam belajar masih kaku. Keempat, keterbatasan kuota untuk mengikuti

pembelajaran daring. Dan kelima, sebagian siswa tidak mempunyai HP

pribadi sehingga kesulitan dalam mengikuti ujian daring.

Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan

PJJ mengingat pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan

pendidikan tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19

yang terjadi saat ini. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan PJJ antara

lain berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia, kurang jelasnya arahan

pemerintah daerah, belum adanya kurikulum yang tepat, dan keterbatasan

sarana dan prasarana, khususnya dukungan teknologi dan jaringan internet.


3

Kesiapan sumber daya manusia meliputi pendidik, peserta didik, dan

dukungan orang tua merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan PJJ

(Arifa, 2020).

Dalam rangka mencegah meluasnya penularan Covid-19 pada warga

sekolah khususnya dan masyarakat luas pada umumya, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat edaran terkait

pencegahan dan penanganan Covid-19. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020

tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran

Coronavirus Disease (Covid-19) yang antara lain memuat arahan tentang

proses belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh. Sekolah, di mana

setiap hari terjadi aktivitas berkumpul dan berinteraksi antara guru dan siswa

dapat menjadi sarana penyebaran Covid-19. Maka untuk melindungi warga

sekolah dari paparan Covid-19, SMP N 1 Widang memanfaatkan e-Learning

sebagai media pembelajaran pada kondisi saat ini yaitu adanya Covid-19.

Kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan media e-learning

dengan memanfaatkan aplikasi google classroom khususnya pembelajaran

pendidikan agama islam. Pendidikan agama Islam menurut Sutrisno

Muslim adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,

bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari

sumber utamanya kitab suci al-Qur'an dan hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dalam

proses penyampaian materi pendidikan agama islam selama masa pandemi

covid-19, siswa diberikan penugasan oleh guru dan mengirim hasilnya ke


4

aplikasi google classroom. Selain itu, siswa juga diberikan materi pelajaran

melalui aplikasi google classroom.

Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai problematika

penggunaan google classroom selama pandemi virus covid-19 pada mata

pelajaran PAI di SMP N 1 Widang karena berdasarkan penelitian awal selama

ini banyak siswa khususnya yang ada di SMP N 1 Widang masih banyak

yang mengalami kesulitan pada saat melaksanakan proses pembelajaran

menggunakan google classroom, ada yang mengalami kesulitan pada

kekuatan sinyal, ada yang kesulitan dalam masuk ke google classroom dan

ada juga yang kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan melalui

google classroom, peneliti mengetahui fenomena tersebut karena rumah

peneliti terletak dekat dengan SMP N 1 Widang, dan banyak tetangga-

tetangga yang sekolah di SMP N 1 Widang mengeluh kesulitan pada saat

mengikuti pembelajaran menggunakan aplikasi google classroom.

Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti mengambil judul

“Problematika Penggunaan Google Classroom sebagai Sarana

Pembelajaran Akibat Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran PAI di

SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021.

1.2 Rumusan Masalah

1 Bagaimana problematika penggunaan google classroom sebagai sarana

pembelajaran akibat pandemi Covid-19 pada mata pelajaran PAI di SMP N

1 Widang?
5

2 Bagaimana upaya dalam menghadapi problematika penggunaan google

classroom sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid-19 pada

mata pelajaran PAI di SMP N 1 Widang?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Memaparkan problematika penggunaan google classroom sebagai sarana

pembelajaran akibat pandemi Covid-19 pada mata pelajaran PAI di

SMPN 1 Widang.

2) Menjelaskan upaya dalam menghadapi problematika penggunaan google

classroom sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid- 19 pada

mata pelajaran PAI di SMP N 1 Widang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Sebagai motivasi guru dalam meningkatkan kreativitas

pembelajaran.

c. Untuk memperluas wawasan kepada kepala sekolah dan guru

untuk mempertimbangkan faktor pendukung dalam keberhasilan

proses belajar mengajar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

diantarannya:
6

1. Bagi Siswa

Memberikan motivasi siswa dalam belajar melalui media

pembelajaran yang menarik dan membantu siswa dalam mengatasi

kesulitan pada saat pembelajaran menggunakan google classroom.

2. Bagi Guru

Sebagai acuan bagi guru untuk lebih meningkatkan kreativitas

pembelajaran saat proses belajar menggunakan google classroom.

3. Bagi Lembaga

Diharapkan menjadi bahan masukan sekolah untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya di SMP N 1 Widang saat

pembelajaran dilakukan melalui aplikasi google classroom.

4. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi acuan dan referensi untuk mengembangkan

penelitian dengan topik permasalahan yang lain khususnya pada

saat pembelajaran menggunakan aplikasi google classroom.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Didalam sebuah penelitian, seringkali terjadi permasalahan-

permasalahan yang tidak bisa diprediksikan. Sehingga dalam penelitian ini

peneliti memberikan batasan-batasan sehingga penelitian ini lebih fokus.

Adapun permasalahan permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini

yaitu:

1) problematika penggunaan google classroom sebagai sarana

pembelajaran akibat pandemi Covid-19 pada mata pelajaran PAI di

SMP N 1 Widang.
7

2) upaya dalam menghadapi problematika penggunaan google classroom

sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid- 19 pada mata

pelajaran PAI di SMP N 1 Widang.

1.6 Penjelasan Istilah

1) Pengertian Google Classroom

Google Classroom merupakan layanan online gratis untuk sekolah,

lembaga non-profit, dan siapa pun yang memiliki akun Google. Google

Classroom memudahkan peserta didik dan pendidik agar tetap

terhubung baik di dalam maupun di luar kelas. Google Classroom

adalah paltform pembelajaran campuran yang dikembangkan oleh

Goggle untuk sekolah atau institusi pendidikan lainnya yang bertujuan

untuk menyederhanakan pembuatan, pendistribusian, dan penerapan

tugas dengan cara tanpa kertas (Imadudin, 2018: 4).

2) Pengertian Covid-19

Covid-19 merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh

coronavirus. Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang

menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Selain itu,

coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia

mulai dari batuk hingga yang lebih serius seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS).

3) Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendidikan agama Islam menurut Abdul Madjid dan Dian

Andayani adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik dalam


8

rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan

mengamalkan ajaran agama Islam melalui bimbingan, pengajaran

atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang

harus ditetapkan. (Andayani, 2004:132).

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teoro-Teori yang Relevan dengan Variabel

2.1.1 Problematika

Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah problema atau problematika

berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic” yang artinya

persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Kamus Bahasa

Indonesia, problem berarti hal yang belum dapat dipecahkan, yang

menimbulkan permasalahan. Sedangkan masalah dalam bahasa

inggris disebut problem yang artinya “question to be solved or

decide” (Fathimah, 2017: 17). Wijayanti (2017: 21) mengatakan

bahwa problematika adalah persoalan yang belum terungkap

sampai diadakan penyelidikan ilmiah dan metode yang tepat.

Sehingga problematika itu merupakan suatu masalah yang terjadi

dan menuntut adanya perubahan dan perbaikan, serta belum dapat

dipecahkan. Problematika bermakna sesuatu yang masih

menimbulkan masalah, masih belum dapat terpecahkan

permasalahan. Sedangkan masalah dapat diartikan sebagai

ketidaksesuian antara apa yang terlaksana. Dari pengertian diatas


9

dapat disimpulkan bahwa problematika merupakan masalah yang

belum dapat dipecahkan sehingga diadakan penelitian ilmiah.

2.1.2 Google Classroom

2.1.2.1 Pengertian Google Classroom

Google Classroom merupakan layanan online gratis untuk

sekolah, lembaga non-profit, dan siapa pun yang memiliki

akun Google. Google Classroom memudahkan peserta didik

dan pendidik agar tetap terhubung baik di dalam maupun di

luar kelas. Google Classroom adalah paltform pembelajaran

campuran yang dikembangkan oleh Goggle untuk sekolah

atau institusi pendidikan lainnya yang bertujuan untuk

menyederhanakan pembuatan, pendistribusian, dan

penerapan tugas dengan cara tanpa kertas (Imadudin, 2018:

4). Dari pegertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Google

classroom merupakan layanan aplikasi online gratis yang

dapat digunakan oleh semua lembaga pendidikan.

2.1.2.2 Fungsi Google Classroom

Pada situs Google Classroom tetulis bahwa Google

Classroom terhubung dengan semua layanan Google For

Education yang lainnya, sehingga pendidik dapat

memanfaatkan Google Mail, Google Drive, Google

Calendar, Google Docs, Google Sheets, Google Slides, dan

Google Sites dalam proses pembelajarannya. Sehingga saat

pendidik menggunakan Goggle Classroom pendidik juga


10

dapat memanfaatkan Google Calendar untuk mengigatkan

pesrta didik tentang jadwal atau tugas yang ada, sedangkan

penggunaan Google Drive sebagai tempat untuk

menyimpan keperluan pembelajaran seperti Power Point,

file yang perlu digunakan dalam pembelajaran maupun

yang lainnya. Dengan demikian, Google Classroom dapat

membantu memudahkan guru dan siswa dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lebih

mendalam. Hal ini disebabkan karena baik siswa maupun

guru dapat mengumpulkan tugas, mendsitribusikan tugas,

dan berdiskusi tentang pelajaran dimanapun tanpa terikat

batas waktu dan jam pelajaran. Hal tersebut membuat

proses pembelajaran lebih menarik dan lebih efisien dalam

hal pengelolaan waktu, dan tidak ada alasan lagi siswa lupa

tentang tugas yang sudah diberikan oleh guru (Ernawati,

2018: 15-17).

2.1.2.3 Manajemen Kelas Google Classroom

Untuk menggunakan aplikasi Google Classroom, pengguna

diwajibkan memiliki akun gmail sebagai salah satu syarat

untuk masuk kedalam halaman utama. Setelah masuk

dengan akun gmail, maka pengguna dapat membentuk kelas

belajar. Pengguna dapat membentuk beberapa kelas dengan

menggunakan kode kelas sebagai keterangan kelas

pembelajaran. Setelah terbentuk kelas belajar, pengguna


11

dapat mengolah kelas dengan memberikan materi

pembelajaran, video pembelajaran, mengumpulkan tugas

belajar dan memberikan kuis. Selanjutnya siswa dapat

masuk ke Google Classroom dengan kode kelas yang

diberikan guru dan setelah itu dapat mengikuti kelas belajar

dan instruksi guru sesuai konten pembelajaran yang

diberikan (Simanihuruk dkk, 2019: 48).

Berikut langkah-langkah membuat kelas maya

dengan google classroom :

A. Untuk Guru

1) Buka alamat web https://clasroom.google.com lalu

login menggunakan akun gmail, jika belum memiliki

maka buat dulu akun gmail dan akan tampil halaman

seperti ini :

Gambar 2.1 Tampilan akun gmail


12

2) Silahkan klik tanda (+) dan akan ada pilihan untuk

join class atau create class, untuk guru

silahkan create class

Gambar 2.2 Tampilan join class

3) Silahkan buat nama kelas dengan mengisi form

berikut, dan klik create

Gambar 2.3 Tampilan form join class

4) Selanjutnya akan masuk ke halaman kelas. Kode

kelas yang muncul di setiap kelas dibagikan ke

siswa supaya mereka bisa bergabung. Selanjutnya

guru bisa posting informasi, bagikan file materi,

file video dengan klik add lalu klik post


13

Gambar 2.4 Tampilan halaman kelas

5) Untuk memberikan tugas kepada siswa guru

tinggal klik classwork

Gambar 2.5 Tampilan form pemberian tugas

Pada menu classwork ada beberapa pilihan tugas yang

bisa diberikan guru diantaranya:

a) Assignment, fitur ini guru bisa memberikan tugas

seperti mengerjakan soal tetapi soalnya diketik

langung di form tersebut, bisa memberikan tugas

membuat rangkuman, dan lain-lain. Bisa diatur

waktu kapan siswa mengerjakan tugas yang

diberikan.
14

Gambar 2.6 Tampilan Assignment

Setelah dibuatkan tugasnya lalu klik assign. Jika

siswa sudah mengerjakan tugas yang diberikan,

maka guru bisa memantau siswa yang sudah

mengerjakan dan yang belum. Selanjutnya untuk

siswa yang sudah mengerjakan soal silahkan

berikan nilai untuk masing-masing siswa sesuai

tugas yang sudah dikumpulkan.

Gambar 2.7 Tampilan pemantau tugas siswa

b) Quiz Assignment, pada fitur ini guru bisa membuat

soal quiz dengan menggunakan google form.


15

Gambar 2.8 Tampilan Quiz Assignment

Untuk membuat soal klik Blank Quiz maka akan

terhubung dengan google form, lalu buatlan soal

bisa pilihan ganda atau uraian, berikan kunci

jawaban dan bobot untuk semua soal dengan total

nilai maksimum 100.

Gambar 2.9 Tampilan Blank Quiz

Selesaikan pembuatan soal sampai sejumlah soal

yang dikendaki. Jika sudah selesai kembali ke

kelas dan klik assign.


16

c) Question, fitur ini bisa dimanfaatkan guru jika akan

memberikan pertanyaan kepada siswa hampir sama,

dengan fitur assignment

d) Material, fitur ini bisa dimanfaatkan guru jika akan

memberikan materi yang bisa dipelajari siswa

berupa file paparan, modul atau video pembelajaran.

Jika sudah melampirkan file maka klik post.

Gambar 2.10 Tampilan form Material

6) Semua tugas dan bahan yang diberikan guru di

classwork akan muncul di bagian beranda

(stream), jadi siswa akan bisa memantau info

apa terkait aktivitas kelas. Pada bagian ini juga

siswa bisa berdiskusi dengan guru atau siswa

lainnya.

7) Untuk melihat progres pengisian tugas-tugas

yang diberikan siswa, guru bisa mengontrol

pada fitur grades.


17

Gambar 2.11 Tampilan progres pengisian tugas

B. Untuk Siswa

1. Pastikan siswa memiliki akun gmail, jika belum

memiliki maka buatlah akun gmail. Buka alamat

web https://classroom.google.com lalu login

menggunakan akun gmail.

2. Silahkan klik tanda + dan klik join class

3. Masukkan kode kelas yang diberikan guru

Gambar 2.12 Tampilan kode kelas

4. Siswa akan tergabung ke dalam kelas

Gambar 2.13 Tampilan Gabung kelas


18

5. Siswa tinggal melihat informasi yang ada di kelas

dan terlibat aktif untuk berdiskusi atau mengerjakan

tugas yang diberikan guru. Jika ada tugas yang

diberikan guru, tinggal klik tugas yang diberikan

yang muncul di beranda atau buka di classwork.

Klik view assignment

Gambar 2.14 Tampilan classwork

6. Jika tugas sudah dikerjakan dalam bentuk file,

tinggal klik file dan lampirkan file yang akan

dikirim

Gambar 2.15 Tampilan form pengiriman tugas

7. Jika file sudah dilampirkan, jangan lupa klik turn


in
19

Gambar 2.16 Tampilan form turn in

2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom

Pembelajaran secara online dengan menggunakan aplikasi

Google Classroom saat ini telah banyak diterapkan di dunia

pendidikan. Meskipun begitu, aplikasi tersebut tidak dapat

dikatakan aplikasi yang sempurna untuk proses

pembelajaran. Jika ditinjau dari fungsi dan fitur yang

tersedia, aplikasi Google Classroom memiliki beberapa

kelebihan antara lain: desain tampilan yang terbilang

sederhana sehingga mudah digunakan, penghematan waktu

yang optimal dengan mengandalkan proses integrasi dan

mengotomatiskan penggunaan aplikasi google yang lain

seperti spreadsheet dan google dokumen, aplikasi berbasis

cloud, sifatnya yang fleksibel sehingga dapat digunakan

kapan saja dan di mana saja, sangat responsif dan

penggunaan aplikasi bersifat free tanpa adanya biaya.

Walaupun Google Classroom memiliki beberapa

keunggulan yang dominan, tidak bisa ditutupi bahwa


20

aplikasi ini masih terdapat beberapa kelemahan yakni

anatara lain: apliaksi tersebut terkoneksi dengan internet

sehngga menyulitkan beberapa siswa tidak memiliki akses

internet, penggunaan aplikasi belum menyediakan fitur

vidio conference dan tidak tersedianya kolom pencarian

serta tidak adanya petunjuk pesan kesalahan (Simanihuruk,

2019: 48-49).

2.1.3 Sarana Pembelajaran

2.1.3.1 Pengertian Sarana Pembelajaran

Sarana belajar merupakan fasilitas yang mempengaruhi

secara langsung keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Sarana yang paling membantu dalam

mencapai tujuan pembelajaran adalah media atau alat

peraga (Suyanto dan Jihad, 2013: 88-89). Sarana

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan berupa informasi dari pengirim

atau sumber ke penerima. Sarana pembelajaran dapat

dikatakan sebagai sarana pembelajaran ketika membawa

pesan dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian tujuan

penggunaan sarana adalah memfasilitasi komunikasi.

Sarana pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi

suatu permasalahan (Wanhari, 2010: 5).

Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi

dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,


21

sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan

sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi

sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan

siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan sarana

pembelajaran (Wanhari, 2010: 12). Berdasarkan pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa sarana pembelajaran

merupakan fasilitas atau perlatan belajar yang efektif dan

efisien dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan

informasi dan interaksi kepada peserta didik agar tercapai

tujuan pembelajaran.

2.1.3.2 Karakteristik Sarana Pembelajaran

Adapun beberapa karakteristik sarana pembelajaran yaitu

sebagai berikut:

1) Menarik perhatian dan minat siswa

2) Mampu meletakkan dasar-dasar untuk memahami

sesuatu hal secara konkret, sekaligus dapat mencegah

atau mengurangi verbalisme.

3) Merangsang tumbuhnya saling pengertian dan/atau

tumbuhnya usaha pengembangan nilai-nilai.

4) Mempunyai kegunaan atau multifungsi

5) Mempunyai bentuk yang sederhana mudah digunakan

dan dirawat, mudah diperoleh, dan dapat dibuat sendiri

oleh guru (Suyanto dan Jihad, 2013: 89).


22

2.1.4 Covid 19

Covid-19 merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

oleh coronavirus. Coronavirus merupakan suatu kelompok virus

yang menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Selain itu,

coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia

mulai dari batuk hingga yang lebih serius seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS).

Infeksi virus Corona atau Covid-19 disebabkan oleh coronavirus,

yaitu kelompok virus yang menyerang atau menginfeksi sistem

pernafasan pada manusia maupun hewan. Sampai saat ini, belum

ada vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19. Oleh sebab itu, cara

pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor

yang bisa menyebabkan terinfeksi covid-19:

1) Menerapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak dengan

orang lain minimal satu meter.

2) Menggunakan masker pada saat berpergian keluar rumah.

3) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand

sanitizer

4) Menjaga daya tahan tubuh dengan cara berolahraga dan makan

makanan yang bergizi

5) Menghindari kontak langsung dengan penderita covid-19

2.1.5 Pendidikan Agama Islam (PAI)

2.1.5.1 Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)


23

Pendidikan agama Islam menurut Abdul Madjid

dan Dian Andayani adalah usaha sadar yang dilakukan

oleh pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik

untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran

agama Islam melalui bimbingan, pengajaran atau

pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan

yang harus ditetapkan. (Andayani, 2004:132).

Pendidikan agama Islam menurut Sutrisno Muslim adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab

suci al-Qur'an dan hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman. (Andayani, 2004:132-133).

2.1.5.2 Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan agama Islam di sekolah

mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut

Zuhairini antara lain :

1) Dasar yuridis atau hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari

perundang-undangan yang secara tidak langsung

dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan

pendidikan agama di sekolah secara formal


24

2) Dasar religious

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar

yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran

Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan

merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam

Al-Qur’an terdapat dalam Q.S. Al-Imran: 104.

‫َم ۡع ُر ۡو ِف ِبا َو َيۡا ُم ُر ۡو َن ِاَلى اۡل َخ ۡي ِر ُاَّم ٌة َّيۡد ُعۡو َن ِّم ۡن ُك ۡم َو ۡل َتُكۡن‬

‫اۡل ُم ۡف ِلُح ۡو َن ُهُم َو ُاوٰٓلِٕٮَك اۡل ُم ۡن َك ِرؕ‌ َع ِن َو َيۡن َهۡو َن‬

Yang artinya :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada

yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung.

3) Dasar psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan

aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini

didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik

sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat

hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga

memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana

dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa : Semua


25

manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya

pegangan hidup yang disebut agama. Mereka

merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan

yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat

mereka berlindung dan tempat mereka memohon

pertolongan-Nya.

2.2 Penelitian Lain yang Relevan

Untuk mendukung penyusunan skripsi ini, maka peneliti berusaha

melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu terhadap pustaka yang ada.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dianggap relevan terhadap

penelitian ini, antara lain:

1. skripsi yang ditulis oleh Zedha Hammi Mahasiswa Program Studi

Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang tahun 2017 yang

berjudul “Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA MAN 2

Kudus”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi

kasus kemudian pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,

observasi lapangan, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang

dilakukan Zedha Hammi, guru dan siswa masih kesulitan dalam

penggunaan Google Classroom pada saat pembelajaran. Siswa

mengalami kesulitan dalam memahami materi dan banyak siswa yang

terkendala sinyal.

2. Merujuk pada Indonesian Jurnal of Social Scinece Education, IAIN

Bengkulu yang ditulis oleh Septi Dwi Putri dan Desy Eka Citra tahun

2019 yang berjudul “Problematika Guru dalam Menggunakan Media


26

Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah

Darussalam Kota Bengkulu”. Jenis metode penelitian yang digunakan

adalah metode kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian yang

dilakukan dalam menggunakan media pembelajaran, guru masih

menghadapi beberapa masalah yaitu masalah dalam perencanaan

(membuat media pembelajaran), dan masalah dalam memilih media

pembelajaran.

3. Jurnal Education and development, Universitas PGRI Adi Buana

Surabaya yang ditulis oleh Ari Sudibjo pada tahun 2019 yang berjudul

“Penggunaan Media Pembelajaran IPA Berbasis Google Classroom

pada Materi Alat Optik untuk Meningkatkan Respons Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Surabaya”. Penelitian ini adalah

metode kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu validasi media pembelajaran, metode angket dan

metode tes. Hasil dalam penelitian ini yaitu penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis Google Classroom pada materi pokok alat

optik, sangat kuat dikatakan layak untuk digunakan dalam

pembelajaran IPA dan siswa termotivasi kuat untuk belajar IPA

dengan presentase indikator respons setuju sebesar 70%.

4. Merujuk pada Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, yang ditulis

oleh Fransiskus Ivan Gunawan dan Stefani Geima Sunarman

Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2016 dengan judul “Pengembangan Kelas

Virtual dengan Google Classroom dalam Keterampilan Pemecahan


27

Masalah (Problem Solving) Topik Vektor pada Siswa SMK untuk

Mendukung Pembelajaran”. Pada penelitian ini menggunakan

penelitian pengembangan yang berbasis deskriptif kualitatif. Penelitian

ini dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, tes, dan

evaluasi. Dalam kesimpulan penelitian ini, kemampuan pemecahan

masalah siswa mengalami peningkatan serta untuk keefektifan dari

penggunaan Google Classrom mendapat respon yang positif dari

siswa.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ula Nisa El Fauziah, dkk dalam

jurnal pengabdian kepada masyarakat (Abdimas) 02, 2019:183-191

dengan judul “Penerapan Google Classroom Dalam Pembelajaran

Bahasa Inggris Kepada Guru-Guru Bahasa Inggris SMP di

Subang”. Penelitian ini bertujuan untuk penerapan google classroom

dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris. Hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa google classroom

memberikan manfaat yang luar biasa untuk para guru.

Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sekarang dan Terdahulu

NO PERSAMAAN PERBEDAAN
1. Hasil penelitian yang dilakukan Zedha  Skripsi yang ditulis oleh Zedha Hammi
Hammi sama dengan hasil yang pada tahun 2017 yang berjudul
diperoleh oleh peneliti yaitu siswa “Implementasi Google Classroom
masih kesulitan dalam penggunaan pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus”
Google Classroom pada saat fokus pada pembelajaran
pembelajaran. Siswa mengalami menggunakan Google Classroom
kesulitan dalam memahami materi dan sedangkan dalam skripsi peneliti fokus
banyak siswa yang terkendala sinyal. pada problematika penggunaan Google
Classroom sebagai sarana
pembelajaran pada masa pandemi
covid-19 terhadap motivasi belajar
PAI
 penelitian yang dilakukan Zedha
Hammi menggunakan metode
penelitian kualitatif studi kasus
28

kemudian pengumpulan data dilakukan


dengan wawancara, observasi
lapangan, dan dokumentasi sedangkan
peneliti menggunakan metode
kualitatif deskriptif kemudian
pengumpulan data dilakukan dengan
kuisioner, wawancara dan
dokumentasi.
2. Indonesian Jurnal of Social Scinece Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Education, IAIN Bengkulu yang ditulis Septi Dwi Putri dan Desy Eka Citra
oleh Septi Dwi Putri dan Desy Eka dalam menggunakan media
Citra tahun 2019 yang berjudul pembelajaran, guru masih menghadapi
“Problematika Guru dalam beberapa masalah yaitu masalah dalam
Menggunakan Media Pembelajaran perencanaan (membuat media
pada Mata Pelajaran IPS di Madrasah pembelajaran), dan masalah dalam
Ibtidaiyah Darussalam Kota memilih media pembelajaran sedangkan
Bengkulu”. Jenis metode penelitian hasil dari penelitian peneliti yaitu
yang digunakan sama dengan yang beberapa siswa masih kesulitan dalam
digunakan oleh peneliti yaitu metode penggunaan Google Classroom pada saat
kualitatif deskriptif. pembelajaran & Siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi dan
banyak siswa yang terkendala sinyal.
29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara

mendalam terhadap suatu fenomena. Metode penelitan ini menggunakan

teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah

secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakni bahwa sifat suatu

masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari

metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam

terhadap suatu masalah (Agustinova ,2015: 10).

Beberapa metodologi seperti McMillan dan Schumacher (1997),

mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-

orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan

menurut Mantra (2004) dalam buku Moleong (2007) mengemukakan

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan

yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi

dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat


30

dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sukidin, 2002).

Selain itu penelitian kualitatif menurut Taylor dan Bogdan

mendefinisikan metodologi ini sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati (Moloeng, 2008: 3 dalam Hasanah, 2019:

39). Penelitian ini termasuk kualitatif deskriptif, karena peneliti berusaha

mencari dan menggambarkan fakta tentang problematika penggunaan

Google Classroom sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid-19

pada mata pelajaran PAI di SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran

2020/2021. Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP N 1 Widang karena

SMP N 1 Widang termasuk salah satu sekolah yang menggunakan aplikasi

google classroom pada saat pembelajaran Daring atau jarak jauh pada masa

pandemi covid 19, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang problematika penggunaan google classroom pada saat pembelajaran

pada masa pandemi covid 19 dan Upaya yang dilakukan oleh SMP N 1

Widang dalam mengatasi problematika yang dialami oleh siswa. SMP N 1

Widang berada di sebelah jalan raya arah Babat Tuban. Sekolah SMP N 1

Widang tepatnya di desa Compreng Kec. Widang Kab. Tuban, bersebelahan

dengan SMA N 1 Widang.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Waktu Pelaksanaan Keterangan


1 12.30-13.30 3 Desember 2020 Izin penelitian
2 12.30-13.30 4 Desember 2021 Wawancara guru PAI
3 12.30-13.30 4 Januari 2021 Pembagian kuesioner/angket
31

4 12.30-13.30 8 Januari 2021 Minta dokumentasi


5 12.30-13.30 11 Januari 2021 Wawancara kepala sekolah
6 12.30-13.30 18 Januari 2021 Wawancara siswa

7 12.30-13.30 25 Januari 2021 Wawancara Guru PAI

3.3 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi

dua yaitu:

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

obyek yang akan diteliti dengan cara mengambil, meneliti, kemudian

diolah sendiri oleh peneliti sehingga akan mendapatkan kesimpulan.

Sumber dari data primer yaitu mempoisiskan manusia sebagai subyek

atau yang sering disebut dengan informan kunci/key informant.

Adapun sumber data primer pada penelitian adalah kepala sekolah,

guru pengampu mata pelajaran Agama Islam, serta peserta didik. Data

primer diperoleh melalui wawancara dan mengisi sebuah kuesioner

melalui google form yang telah di sediakan. Informasi yang akan

digali secara mendalam yaitu terkait dengan “Problematika

Penggunaan Google Classroom Sebagai Sarana Pembelajaran Akibat

Pandemi Covid-19 dan Upaya Terhadap Motivasi Belajar PAI di SMP

N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021”.

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung dari sumber penelitian dengan mempelajari dokumen, buku-

buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini atau data yang
32

diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh

pihak lain (Hasanah, 2019: 41).

Adapun sumber data sekunder yang dibutuhkan yaitu data-data

jumlah siswa, foto-foto, dokumen yang dapat berupa catatan pribadi,

buku notulen rapat, bagan dan lain sebagainnya dan hal-hal yang

berkaitan dengan SMP N 1 Widang. Dalam data sekunder ini untuk

memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah

dikumpulkan melalui wawancara dengan para narasumber.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam

mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh

pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dengan mengadakan

observasi dan wawancara mendalam dapat memahami makna interaksi

sosial, mendalami perasaan dan nilai-nilai yang tergambar dalam ucapan

dan perilaku responden.

Agar penelitian ini terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi

instrumen penelitian yang selanjutnya dijadikan acuan untuk membuat

pedoman wawancara dan kuesioner. Secara terperinci instrument penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010: 194). Dalam

penelitian ini, angket yang digunakan terdiri dari 15 pernyataan. Dari


33

masing-masing pernyataan menyatakan tentang problematika

penggunaan Google Classroom sebagai sarana pembelajaran akibat

pandemi Covid-19 pada mata pelajaran PAI di SMP N 1 Widang Tahun

Pelajaran 2020/2021. Dalam kuesioner ini, peneliti menggunakan

bantuan google form untuk membagikan angket kepada siswa. Adapun

kisi-kisi untuk kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner

No. Indikator

1. percaya bahwa pembelajaran online sangat mudah

2.
Awal pembelajaran online sangat menarik

3.
Pembelajaran PAI dengan menggunakan Google Classroom

4.
Pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom sangat menarik

5.
Senang pada pembelajaran PAI dengan menggunakan Google Classroom

6.
Isi pembelajaran PAI dengan menggunakan Google Classroom

7.
Tugas-tugas latihan pada pembelajaran PAI dengan Google Classroom

8.
Isi pembelajaran PAI dengan Google Classroom

9.
Isi pembelajaran PAI dengan Google Classroom

10.
Apliaksi Google Classrom digunakan dalam proses pembelajaran

11.
Peduli dengan pendidikan

12.
Proses pembelajaran PAI melalui Google Classrom

13.
Proses pembelajaran PAI melalui Google Classrom

14.
Penghambat proses pembelajaran PAI menggunakan Google Classroom

15.
Materi PAI melalui Google Classroom

2) Wawancara
34

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Lexy, 2002:135).

Peneliti melakukan wawancara pada kepala sekolah SMP N 1 Widang,

Guru PAI SMP N 1 Widang dan Siswa SMP N 1 Widang. Wawancara

dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi tentang problematika

penggunaan google classroom sebagai sarana pembelajaran akibat

pandemi Covid-19 terhadap motivasi belajar PAI di SMPN 1 Widang.

Adapun kisi-kisi untuk pedoman wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Indikator

1. Masa jabatan kepala sekolah SMP N 1 Widang

2.
Media pembelajaran yang pernah diterapkan di SMP N 1 Widang
3.
Kendala pihak sekolah maupun guru pengampu mata pelajaran saat proses
pembelajaran daring atau online
4.
Problematika dalam menggunakan aplikasi google classroom

5.
Upaya untuk para peserta didik dalam menggunakan aplikasi Google
Classroom
6.
Masa jabatan guru PAI SMP N 1 Widang

7.
Media pembelajaran yang pernah diterapkan

8.
Kendala dalam menggunakan apliakasi google classroom

9.
problem atau masalah yang dihadapi peserta didik dalam menggunakan
Google Classroom
10.
Motivasi untuk peserta didik saat pembelajaran dengan menggunakan
aplikasi Google Classroom
11.
kesulitan dalam memahami materi pelajaran PAI selama pembelajaran
menggunakan Google Classroom
35

12.
Menjelaskan materi pelajaran PAI kepada siswa yang belum memahami
materi yang telah disampaikan melalui Google Classroom
13.
Pemahaman tentang google classroom
14.
kesulitan dalam mengoperasikan atau menjalankan google classroom

15.
Problem atau masalah yang dialami saat memahami materi PAI melalui
google classroom
16.
Upaya jika kurang memahami isi materi PAI yang disampaikan melalui
google classroom
17.
masukan bagi guru mata pelajaran PAI saat menyampaikan materi PAI
melalui google classroom
18.
Usaha guru PAI saat peserta didik kurang memahami materi yang di
sampaikan melalui google classroom
19.
Materi pelajaran PAI disampaikan melalui google classroom

20.
Motivasi belajar PAI tinggi dalam pembelajaran PAI melalui google
classroom
21.
Motivasi belajar PAI menurun dalam pembelajaran PAI melalui google
classroom
22.
Upaya orang tua agar motivasi belajar PAI tinggi dalam pembelajaran
melalui google classroom

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi, adalah metode pengumpulan data yang

tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun

melalui dokumen lainya. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku

harian, surat pribadi,laporan, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan

dokumen lainnya. (Sutrisno, 1991:136).

Metode dokumentasi dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data-data

mengenai gambaran umum SMP N 1 Widang.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data


36

Dalam kegiatan pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa

teknik yaitu:

1) Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010: 194). Dalam

penelitian ini, peneliti membagikan angket ke siswa berupa 15 butir

pertanyaan tentang problematika penggunaan Google Classroom

sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid-19 terhadap

motivasi belajar PAI di SMP N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Lexy, 2002:135).

Peneliti melakukan wawancara pada kepala sekolah SMP N 1 Widang,

Guru PAI SMP N 1 Widang dan Siswa SMP N 1 Widang.

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi, adalah metode pengumpulan data yang

tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun

melalui dokumen lainya. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku

harian, surat pribadi,laporan, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan

dokumen lainnya. (Sutrisno, 1991:136).


37

Pada tahap ini peneliti menemui Kepala TU untuk mengumpulkan data-

data mengenai gambaran umum SMP N 1 Widang, sejarah berdirinya,

bangunan fisik, jumlah guru, siswa dan juga penggunaan media pada

saat pembelajaran.

3.6 Validasi Data Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk membuktikan data yang diperoleh benar-

benar valid, maka peneliti menggunakan teknnik triangulasi. Triangulasi

merupakan salah satu proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti di

samping proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas

informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu penelitian.

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu (Agustinova ,2015: 45).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi metode,

triangulasi teori dan triangulasi sumber data untuk mengecek keabsahan

data pada penelitian yang telah dilakukan. Triangulasi metode adalah

penggunaan sejumlah metode pengumpulan data dalam suatu penelitian,

triangulasi metode diperlukan karena setiap metode pengumpulan data

memiliki kelemahan dan keunggulanya sendiri. Triangulasi teori adalah

penggunaan sejumlah perspektifatau teori dalam menafsir seperangkat data.

Triangulasi sumber data (data triangulation) adalah untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh

melalui beberapa sumber. Data dari berbagai sumber tersebut, nantinya

dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang


38

berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber itu, tidak bisa dirata-

ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif. Setelah menghasilkan

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan sumber-sumber

data tersebut (Agustinova ,2015: 47).

Peneliti melakukan triangulasi data menggunakan teknik

membandingkan data hasil kuisioner dengan data hasil wawancara dan

triangulasi (membandingkan hasil wawancara dan kuisioner antar

narasumber). Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi dapat diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data serta sumber data yang telah ada. Pada penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber data yang diperoleh dari kepala sekolah,

guru mata pelajaran PAI, dan peserta didik.

3.7 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sampai diperoleh data yang dianggap kredibel (Hasanah,

2019: 44).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif

model Moleong yaitu proses analisis data dilakukan melalui tahapan;

reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan atau Verifikasi.

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan proses analisis tersebut


39

sebagai berikut:

A. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan

melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat

rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu

dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian. Dengan kata lain

proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus

saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari

data yang diperoleh dari hasil penggalian data.

Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk

menyederhanakan data yang diperoleh selama penggalian data di SMP

N 1 Widang. Data yang diperoleh dalam penggalian data sudah barang

tentu merupakan data yang sangat rumit dan juga sering dijumpai data

yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian tetapi data tersebut

bercampur baur dengan data yang ada kaitannya dengan penelitian.

Maka dengan kondisi data seperti itu, peneliti perlu menyederhanakan

data dan membuang data yang tidak ada kaitannya dengan tema

penelitian. Sehingga tujuan penelitian tidak hanya untuk

menyederhanakan data tetapi juga untuk memastikan data yang diolah

itu merupakan data yang tercakup dalam scope penelitian. Cara yang

dilakukan peneliti untuk menyederhanakan data yang diperoleh

selama penggalian data di SMP N 1 Widang adalah dengan cara


40

membuat kisi kisi kuesioner, kisi kisi wawancara, pedoman

wawancara dan pedoman dokumentasi.

B. Penyajian Data

Menurut Miles dan Hubermen bahwa: Penyajian data adalah

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan

sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan. hal ini dilakukan dengan alasan data-

data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya

berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa

mengurangi isinya.

Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan

atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini

peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai

dengan pokok permasalahan yang peneliti peroleh dari hasil

kuesioner, wawancara dan dokumentasi.

C. Kesimpulan / Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa

data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data

yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna

data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau

perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan

membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan

makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian


41

tersebut. Tahapan-tahapan diatas terutama tahapan reduksi dan

penyajian data, tidak melulu terjadi secara beriringan. Akan tetapi

kadang setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan reduksi

data lagi sebelum ditarik sebuah kesimpulan. Tahapan- tahapan diatas

bagi peneliti tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk

kepada strategi analisis data. Karena, metode sudah paten sedangkan

strategi bisa dilakukan dengan keluwesan peniliti dalam menggunkan

strategi tersebut. Dengan demikian, kebiasaan peneliti menggunakan

metode analisis kualitatif menentukan kualitas analisis dan hasil

penelitian kualitatif. Pada tahap ini peneliti menyimpulkan data yang

diperoleh peneliti dari hasil kuesioner, wawancara dan dokumentasi.


42

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti

memperoleh data tentang problematika penggunaan google classroom sebagai

sarana pembelajaran akibat pandemi covid-19 terhadap motivasi belajar PAI.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuesioner yang dibagikan

kepada 35 siswa-siswi SMP N 1 Widang dengan menggunakan google form.

Pengambilan data menggunakan metode kuesioner terdiri dari pernyataan

tentang problematika penggunaan google classroom sebagai sarana

pembelajaran terhadap motivasi belajar PAI. Dalam problematika tersebut

terdiri dari problematika internal dan problematika eksternal.

Selain menggunakan kuesioner, dalam penelitian ini juga

menggunakan metode wawancara terstruktur tentang berbagai problematika

dan upaya dari kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI serta siswa saat

menghadapi pembelajaran menggunakan google classroom.

4.1.1 Problematika Penggunaan Google Classroom

A. Problematika Yang Bersifat Internal

Problematika internal merupakan problematika yang berasal dari

dalam diri siswa itu sendiri. Atau problematika yang terjadi karena

dari diri pribadi siswa tersebut, contoh problematika internal yaitu

motivasi dan minat serta pengetahuan dasar tentang materi

pelajaran.

46
43

1) Problematika tentang pembelajaran berbasis online

Berikut adalah grafik jumlah dan presentase dari responden

kuesioner sebanyak 35 siswa.

Gambar 4.1 Grafik Hasil pernyataan no. 1

Gambar 4.2 Grafik Hasil pernyataan no. 2


44

Dari grafik hasil pernyataan siswa tentang problematika

pembelajaran berbasis online yang bersifat internal nomor satu dan

dua. Pada kedua soal tersebut terdapat pernyataan tentang

penggunaan pembelajaran online. Pada soal nomor satu, sebanyak

74,3 % siswa menjawab setuju yang menyatakan bahwa

pembelajaran online mudah bagi mereka. Namun, ada juga 17,1 %

siswa menjawab ragu-ragu, 5,7 % menjawab tidak setuju dan 5,7 %

menjawab sangat tidak setuju. Hal tersebut terjadi karena ada

beberapa siswa yang kurang memahami tentang pembelajaran

online salah satunya dialami oleh Rizki Ayu Faudia ketika

diwawancarai pada tanggal 18 Januari 2021 :

“saya merasa bingung dan kesulitan pada saat

mengoprasikan google classroom sehingga saya merasa

jenuh dan tidak semangat saat mengikuti pembelajaran

online menggunakan google classroom”

Pada soal nomor dua, sebanyak 77,1 % siswa menjawab setuju

yang menyatakan bahwa pada awal pembelajaran online ada

sesuatu yang menarik bagi mereka. Namun, ada juga 17,1 % siswa

menjawab ragu-ragu dan 11,4 % menjawab tidak setuju. Hal

tersebut terjadi karena adanya siswa yang tidak tertarik dalam

pembelajaran online, salah satunya yaitu Achmad Fachrul Sya’ban

pada tanggal 18 Januari menyatakan :


45

“Saya tidak semangat mengikuti pembelajaran online

menggunakan google classroom, karena pembelajaranya

terlalu ruwet”

Pernyataan Achmad Fachrul Sya’ban dikarenakan dia tidak

memiliki HP, sehingga dia merasa sangat kesulitan ketika

pembelajaran online, ketika mengirim tugas harus pinjam HP

teman, terkadang pergi ke warnet dan terkadang jawaban ditulis

dikertas kemudian keesokan harinya disetorkan kesekolahan.

2) Problematika tentang motivasi siswa pada materi PAI

menggunakan pembelajaraan google classroom.

Berikut ini merupakan tabel hasil jawaban dan data presentase dari

35 responden siswa SMP N 1 Widang nomor 3 sampai sepuluh.

Gambar 4.3 Grafik Hasil pernyataan no. 3


46

Gambar 4.4 Grafik Hasil pernyataan no. 4

Gambar 4.5 Grafik Hasil pernyataan no. 5


47

Gambar 4.6 Grafik Hasil pernyataan no. 6

Gambar 4.7 Grafik Hasil pernyataan no. 7


48

Gambar 4.8 Grafik Hasil pernyataan no. 8

Gambar 4.9 Grafik Hasil pernyataan no. 9


49

Gambar 4.10 Grafik Hasil pernyataan no. 10

Berdasarkan grafik hasil pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa

17,1 % siswa menjawab ragu-ragu, 42,9 % menjawab setuju, dan

8,6 % menjawab sangat setuju dari pernyataan nomor tiga yang

menyatakan bahwa materi pembelajaran PAI dengan

menggunakan google classroom lebih sulit di pahami. Hal tesebut

terjadi karena adanya siswa yang masih sulit untuk memahami

materi pembelajaran PAI dengan menggunakan google classroom.

Hal tersebut dialami oleh father rizki dan Mirza Salim H kelas 8

ketika diwawancarai pada tanggal 18 januari 2021 menyatakan :

“Materi yang disampaikan terlalu membingungkan,

penyampaian materinya terkadang terlalu singkat dan

cepat sehinggah saya sulit untuk memahami materi yang

disampaikan”
50

Di sisi lain, sebanyak 34,3 % siswa tidak setuju dari pernyataan

nomor tiga. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa siswa yang

sudah memahami materi pembelajaran PAI dengan menggunakan

google classroom. Hal tersebut dinyatakan oleh Ika Novita pada

tanggal 18 Januari 2021 :

“saya sangat senang pembelajaran PAI menggunakan

google classroom, karena pembelajaranya lebih menarik,

guru menyampaikan materi menggunakan video, sehingga

saya tidak kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan”

Ika Novita tidak kesulitan dalam memahami materi PAI

menggunakan aplikasi google classroom dikarenakan rumahnya

dekat dengan warung WIFI, orang tuanya selalu membelikan

voucher paketan WIFI untuk kegiatan pembelajaran DARING.

Sehingga Ika Novita tidak mengalami kendala sinyal, lebih mudah

dalam memahami materi, dan tepat waktu dalam mengirim tugas.

Pada pernyataan nomor empat dan lima yang masing- masing

menyatakan bahwa siswa sangat tertarik dalam materi

pembelajaran menggunakan google classroom serta siswa sangat

senang pada pembelajaran PAI dengan menggunakan google

classroom. Dari grafik di atas, pernyataan nomor empat sebanyak

8,6 % menjawab sangat setuju, 54,3 % menjawab setuju, 22,9 %

menjawab ragu-ragu, 17,1 % menjawab tidak setuju dan 2,9 %

menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut masih ada siswa
51

yang tidak tertarik dalam pembelajaran menggunakan google

classroom. Pada pernyataan nomor lima, 11,4 % menjawab sangat

setuju 57,1 % siswa menjawab setuju, 22,9 % menjawab ragu-

ragu, dan 14,3 % menjawab tidak setuju. Berdasarkan presentase

tersebut, beberapa siswa tidak senang pada pembelajaran PAI

dengan menggunakan google classroom salah satunya yaitu Adino

Gus Dinarta pada tanggal 18 Januari menyatakan :

“Saya tidak tertarik mengikuti pembelajaran PAI dengan

menggunakan google classroom, karena pembelajaranya

terlalu ruwet dan sinyal HP saya tidak kuat, sering

menghilang ketika digunakan untuk mengirim tugas”.

Pernyataan nomor enam, sebanyak 5,7 % menjawab sangat setuju,

57,1 % siswa menjawab setuju, 31,4 % menjawab ragu-ragu, dan

14,3 % menjawab tidak setuju yang menyatakan bahwa isi

pembelajaran PAI dengan menggunakan google classroom sesuai

minat siswa. Pernyataan nomor tujuh, sebanyak 2,9 % menjawab

sangat setuju, 42,9 % menjawab setuju, 14,3 % menjawab ragu-

ragu, 42,9 % menjawab tidak setuju dan 2.9 % siswa menjawab

sangat tidak setuju atas pernyataan yang menyatakan bahwa tugas-

tugas latihan pada pembelajaran PAI dengan google classroom

terlalu sulit bagi siswa, Hal tersebut sesuai pernyataan Kurniasari

pada tanggal 18 Januari 2021 :

“saya kesulitan pada saat menjawab dan mengirim tugas

PAI melalui google classroom, karena terkadang saya


52

tidak faham materinya, ketika melihat video pembelajaran

yang dikirim guru sering mengalami kesulitan karena

sinyal, ketika mengirim tugas selalu telat dikarenakan

sinyal HP sering menghilang”

Pada pernyataan nomor delapan, 14,3 % menjawab sangat setuju,

sebanyak 71,4 % menjawab setuju, 11,4 % menjawab ragu-ragu

dan 2,9 % menjawab tidak setuju yang menyatakan bahwa isi

pembelajaran PAI dengan google classroom akan bermanfaat bagi

siswa. Pada pernyataan nomor sembilan, sebanyak 11,4 %

menjawab sangat tidak setuju, 48,6 % siswa menjawab tidak setuju

karena siswa tersebut telah memahami isi pembelajaran PAI

dengan menggunakan google classroom dan 22,9 % siswa

menjawab ragu-ragu, 22,9 % menjawab setuju dan 2,9 %

menjawab sangat setuju karena beberapa siswa belum memamhami

isi pembelajaran PAI dengan google classroom. Hal tersebut

dialami oleh Maulana father rizki kelas 8 pada tanggal 18 januari

2021 :

“Materi yang disampaikan terlalu membingungkan”

Hal tersebut juga dialami oleh Bagus Candiono kelas 9 A

menyatakan bahwa :

“Saya sedikit kesulitan misalnya dalam memahami materi

yang diilustrasikan menggunakan gambar, karena biasanya

saat di kelas akan dijelaskan secara rinci oleh guru


53

sedangkan di google classroom hanya dijelaskan

sepintas”.

Sedangkan pada pernyataan nomor sepuluh, sebanyak 8,6 % siswa

menjawab sangat setuju dan 62,9 % siswa menjawab setuju bahwa

aplikasi google classroom digunakan dalam proses pembelajaran

mata pelajaran PAI saat ini, sebanyak 17,1 % siswa menjawab

ragu-ragu dan 17,1 % siswa menjawab tidak setuju serta tidak

setuju aplikasi google classroom digunakan dalam proses

pembelajaran mata pelajaran PAI saat adanya covid-19, hal tersebut

disampaikan oleh Lidia Aulia Agustin kelas 9 A pada tanggal 18

januari 2021 menyampaikan bahwa :

“saat mengirim tugas, biasanya terkadang saya bingung”

Kebingungan yang dialami oleh Lidia Aulia Agustin kelas 9 A

karena sering terkendala sinyal pada saat mengirim tugas dan

terkadang kehabisan kuota internet pada saat akan mengirim tugas.

Jawaban Lidia Aulia Agustin kelas 9 A dibenarkan oleh guru

pengampu mata pelajaran PAI yaitu Bu Lilis Muhlishoh, S.Pd.I.

pada tanggal 25 januari 2021 menyatakan bahwa :

“Problem yang dialami salah satunya tidak semua peserta

didik memiliki kuota internet dan sinyal yang kuat selain

itu terdapat pula peserta didik yang mengalami kesulitan

mengoperasikan google classroom”.


54

Kemudian bu Lilis Muhlishoh, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran

PAI kelas 7 dan 8 juga memberikan jawaban tentang kendala atau

problem yang dialami siswa:

“Kendala: penggunaan HP, ada yang tidak memiliki HP

dan ada yang menggunakan bersama dengan orangtua.

Persoalaan paket data dan sinyal tidak mendukung”.

B. Problematika Yang Bersifat Eksternal

Problematika eksternal merupakan problematika yang berasal dari

luar diri siswa. Yang biasanya disebabkan oleh lingkungan

keluarga, sekolah dan lain-lainnya.

Gambar 4.11 Grafik Hasil pernyataan no. 11


55

Gambar 4.12 Grafik Hasil pernyataan no. 12

Gambar 4.13 Grafik Hasil pernyataan no. 13


56

Gambar 4.14 Grafik Hasil pernyataan no. 14

Gambar 4.15 Grafik Hasil pernyataan no. 15

Berdasarkan tabel di atas, dari pernyataan nomor sebelas sebanyak

42,9 % siswa menjawab sangat setuju dan 60 % menjawab setuju


57

bahwa orang tua sangat peduli dengan pendidikan mereka. Namun,

ada 5,7 % siswa menjawab ragu-ragu yang menyatakan bahwa

orang tua sangat peduli dengan pendidikan mereka. Hal tersebut

terjadi karena, tidak adanya kepedulian orang tua terhadap

pendidikan anaknya. Hal tersebut dialami oleh salah satu siswa

yaitu Anggun kelas 8 A, menyatakan :

“Orang tua saya tidak pernah menanyakan bagaimana

kegiatan sekolah saya dan tidak pernah menegur saya

apakah saya belajar atau tidak ketika proses pembelajaran

di SMP dilaksanakan secara Daring menggunakan aplikasi

google classroom”

Pada pernyataa nomor dua belas, 62,9 % siswa menjawab setuju

dan 11,4 % siswa menjawab sangat setuju bahwa orang tua

memantau proses pembelajaran PAI melalui google classroom. Hal

tersebut menunjukkan sebagian besar wali murid siswa SMP N 1

Widang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya, hal tersebut

dinyatakan oleh Bu Lilis Muhlishoh, S.Pd.I. pada tanggal 25

Januari 2021 :

“Alhamdulillah sebagian besar wali murid sangat perduli

dengan pendidikan anak-anaknya, bahkan ada juga yang

wa pribadi saya menanyakan apakah anaknya benar benar

mengikuti kelas online atau tidak, dan tugasnya dikerjakan

atau tidak”
58

Ada juga yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-

ragu bahwa orang tua memantau proses pembelajaran PAI melalui

google classroom yaitu sebanyak 5,7 % menjawab ragu-ragu,14,3

% siswa menjawab tidak setuju dan 11,4 % siswa menjawab sangat

tidak setuju. Hal tersebut dialami oleh siswa yang terlahir dari

keluarga yang ekonominya rendah, orang tuanya sibuk dengan

pekerjaanya. Rondi Saputra kelas 7 D pada tanggal 18 Januari,

menyatakan :

“orang tua saya hanya menanyakan kenapa tidak masuk

sekolah dan kapan sekolahnya masuk, ketika saya jawab

sekolahnya Daring. Orang tua saya hanya menjawab iyya,

tidak pernah menanyakan bagaimana sekolah online saya,

hari ini dapat materi apa, dan apakah saya punya paketan”

Pada pernyataan nomor tiga belas, sebanyak 11,4 % siswa

menjawab sangat setuju dan 68,6 % siswa menjawab setuju bahwa

guru mata pelajaran PAI selalu memantau dalam proses

pembelajaran melalui google classroom. Hal tersebu sesuai

penyataan dari Aisyah pada tanggal 18 Januari 2021 :

“sebelum materi PAI disampaikan, Bu Lilis selalu

mengabsen, menanyakan kabar dan memotivasi siswa

terlebih dahulu”

Pernyataan Aisyah menunjukkan bahwa guru mata pelajaran PAI

selalu memantau dalam proses pembelajaran melalui google


59

classroom. Ada juga yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju dan

sangat tidak setuju bahwa guru mata pelajaran PAI selalu

memantau dalam proses pembelajaran melalui google classroom

yaitu sebanyak 17,1% menjawab ragu-ragu, 8,6 % menjawab tidak

setuju dan 2,9 % menjawab sangat tidak setuju.

Pernyataan nomor empat belas, sebanyak 48,6 % menjawab sangat

setuju dan 37,1 % siswa menjawab setuju yang menyatakan bahwa

signal dalam smartphone sebagai penghambat saat proses

pembelajaran PAI menggunakan google classroom. Hal tersebut

dibenarkan oleh Bu Lilis Muhlishoh, S.Pd.I. pada tanggal 25

Januari 2021:

“iyya benar banyak dari siswa saya yang terkendala oleh

sinyal smartphone, hal tersebut disebabkan karena

kebanyakan siswa bertempat tinggal dipelosok desa,

seperti Mrutuk, Mlangi, Gambuhan, Kadutan Dan

Kujung”

Selain itu, sebanyak 14,3 % siswa menjawab ragu-ragu, 11,4 %

menjawab tidak setuju dan 2,9 % menjawab sangat tidak setuju

bahwa signal dalam smartphone sebagai penghambat saat proses

pembelajaran PAI menggunakan google classroom. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan dari Fidel Afarel pada tanggal 18 Januari

2021 :
60

“saya tidak pernah mengalami kendala sinyal, sinyal HP

saya selalu kuat karna orang tua saya memasang WIFI

dirumah, sehingga saya tidak penah mengalami kesulitan

sinyal pada saat pembelajaran online”

Dan pada pernyataan nomor lima belas sebanyak 5,7 % menjawab

sangat setuju dan 68,6 % siswa setuju bahwa cara guru

menyampaikan materi PAI melalui google classroom sangat

menyenangkan. Namun, disisi lain sebanyak 17,1 % siswa

menjawab ragu-ragu, 17,1 % menjawab tidak setuju dan 2,9 %

siswa menjawab sangat tidak setuju dengan cara guru

menyampaikan materi PAI melalui google classroom sangat

menyenangkan. Hal tersebut sesuai penyataan Bagus Candiono

kelas 9 A menyatakan bahwa :

“Saya tidak suka materi PAI dsampaikan melalui google

classroom karena saya kesulitan misalnya dalam

memahami materi yang diilustrasikan menggunakan

gambar, karena biasanya saat di kelas akan dijelaskan

secara rinci oleh guru sedangkan di google classroom

hanya dijelaskan sepintas”.

4.1.2 Upaya yang dilakukan kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI

dan siswa dalam menghadapi pembelajaran PAI menggunakan

google classroom
61

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diberikan peneliti

kepada responden mengenai upaya yang dilakukan saat pembelajaran

PAI menggunakan google classroom selama adanya covid-19. Seperti

halnya yang disampaikan oleh Amelia Cantika siswa kelas 9 A pada

tanggal 18 Januari 2021, menyatakan bahwa :

“saya menulis kembali materi tersebut di buku tulis, dan

membaca materi yang kurang paham dan mencari pengetahuan

di google, jika masih belum faham saya bertanya langsung ke

guru PAI lewat WA pribadi guru PAI”.

Selain Amelia Cantika, Nurul isti qumairoh kelas 7 E juga memberi

jawaban :

“Upaya yang saya lakukan jika kurang memahami isi materi

PAI yang disampaikan melalui google classroom adalah saya

akan membuka media lain yaitu google dan media pembantu

(brainly, wikipedia, dll) untuk menanyakan materi yang kurang

saya pahami. Terkadang, saya juga akan menanyakan sedikit

materi yang kurang saya pahami kepada teman saya yang lebih

memahami materi tersebut, jika masih belum faham saya

bertanya langsung ke guru PAI lewat WA pribadi guru PAI”.

Selain itu, guru pengampu mata pelajaran PAI juga berupaya agar siswa

dapat memahami materi pelajaran PAI. Berikut merupakan upaya dari

Bu Lilis Muhlishoh, S.Pd.I. dan Pak H. Syafi’i Yusuf, S.Ag.M.A selaku

guru pengampu mata pelajaran PAI kelas 7, 8 dan 9 SMP N 1 Widang


62

pada sa’at diwawancarai pada tanggal 25 januari 2021, menyatakan

bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan cara :

“Menggunakan petunjuk untuk searching di google web atau

menggunakan youtube, menggunakan media pembelajaran

berupa video, serta peserta didik diminta mencari refrensi video

animasi pada YouTube. Serta apabila peserta didik merasa

kesulitan pesertadidik dipersilahkan menghubungi guru dengan

chat pribadi”.

Dalam hal ini kepala sekolah SMP N 1 Widang juga berupaya untuk

siswa dalam mengahadapi pembelajaran online atau pembelajaran

dengan menggunakan google classroom pada masa pandemic covid 19.

Berikut hasil wawancara dari Bpk. Siswanto, S.Pd, M.Pd. pada tanggal

11 januari 2021 :

Bagi pihak sekolah maupun guru pengampuh mata pelajaran

tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran

menggunakan google classroom pada masa pandemic covid 19.

Namun bagi peserta didik banyak yang mengalami kesulitan

baik dari HP, Paketan data, kurangngnya minat dalam mengikuti

kelas google classroom dan kesulitan dalam memahami materi,

dan upaya yang dilakukan kepala sekolah SMP N 1 Widang

yaitu bagi siswa yang tidak memiliki HP dan paketan data

dipersilahkan datang kesekolahan dengan mematuhi protokol

kesehatan, selain itu bagi siswa yang kurang minat dalam

mengikuti pembelajaran daring melalui aplikasi google


63

classroom kepala sekolah SMP N 1 Widang berupaya mengatasi

masalah dengan cara menerapkan strategi 5 M dalam pelibatan

orang tua, strategi 5 M yang dimaksud yaitu :

1. Memanusiakan Hubungan

Praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak

berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru,

murid dan orangtua.

Bagaimana dengan keterlibatan orang tua?

Memanusiakan hubungan dengan orang tua dilakukan pihak SMP N 1

Widang dengan cara mengetahui profil, kondisi orang tua termasuk

pengumpulan informasi terkait waktu yang paling tepat untuk

mendampingi proses belajar anak sehingga tercipta suasana yang

kondusif untuk belajar. Guru dan orangtua dapat berdiskusi tentang cara

belajar murid, kebiasaan murid di rumah, latar belakang keluarga

murid, perkembangan dan proses belajar murid, dan pekerjaan

orangtua.

2. Memahami Konsep

Praktik pembelajaran yang memandu murid bukan sekedar

menguasai konten tapi menguasai pemahaman mendalam

terhadap konsep yang dapat diterapkan di beragam konteks.

Memandu pembelajaran anak yang bukan hanya sekedar menguasai

konten tetapi menguasai kompetensi yang dapat diterapkan dalam


64

beragam konteks. Guru dan orangtua dapat berdiskusi tentang :

Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di rumah dan tujuan

pembelajaran.

3. Membangun Berkelanjutan

Praktik pembelajaran yang memandu murid mengalami rute

pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui

umpan balik dan berbagi praktik baik.

Memandu anak mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan

berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagi praktik baik. Misalnya,

memberikan umpan balik atau respon terhadap hal-hal yang dilakukan

oleh anak dalam pembelajaran di rumah. Orangtua dan anak dapat

berdiskusi tentang : Apa yang sudah dipelajari, Tantangan/kesulitan

yang dihadapi, dan Strategi untuk mengatasi kesulitan.

4. Memilih Tantangan

Praktik pembelajaran yang memandu murid menguasai

keahlian melalui proses yang berjenjang dengan pilihan

tantangan yang bermakna.

Orangtua memastikan bahwa anak-anak dapat menguasai keahlian

dengan berbagai pilihan cara yang sesuai dengan profilnya. Orangtua

dapat memberikan pilihan media dan cara untuk belajar atau melakukan

tugas dan menyusun jadwal belajar bersama dengan anak.

5. Memberdayakan Konteks
65

Praktik pembelajaran yang memandu murid melibatkan

sumber daya dan kesempatan di komunitas sebagai sumber

belajar sekaligus kesempatan berkontribusi terhadap

perubahan.

Orangtua dapat mendorong anak untuk terlibat mengenali

komunitasnya. Orangtua juga merupakan akses belajar murid yang

cukup relevan dalam proses pembelajaran dari rumah.

Orangtua dapat:

a) Berdiskusi dengan anak mengenai peristiwa atau persoalan yang

sedang terjadi di sekitar tempat tinggalnya.

b) Menghubungkan pembelajaran dengan konteks komunitas

terdekatnya.

c) Orangtua dapat menjadi narasumber untuk topik-topik yang

relevan, misalnya terkait pekerjaan orangtua.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti dari Bpk.

Siswanto, S.Pd, M.Pd. pada tanggal 11 januari 2021, peneliti

menyimpulkan bahwa pihak sekolah sudah berusaha semaksimal

mungkin dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa pada

saat proses pembelajaran online melalui aplikasi google classroom,

Bpk. Siswanto, S.Pd, M.Pd. pada saat rapat menghimbau agar ada

komunikasi antara guru mapel, wali kelas dan orang tua siswa, sehingga

sekolah dapat mengetahui apa kendala yang dialami siswa pada saat

pembelajaran DARING dan tindakan apa yang harus dilakukan sekolah


66

agar siswa tetap semangat dan tidak merasa kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran online menggunakan aplikasi google classroom.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Problematika Penggunaan Google Classroom

1. Problematika Yang Bersifat Internal

Problematika yang bersifat internal merupakan salah satu

problematika yang ada pada diri seseorang. Dalam problematika

penggunaan google classroom sebagai sarana pembelajaran PAI

terdapat beberapa problem yang terjadi pada siswa, yaitu sebagai

berikut:

a. Problematika pembelajaran berbasis online (Google

Classroom)

Wijayanti (2017: 21) mengatakan bahwa problematika adalah

persoalan yang belum terungkap sampai diadakan penyelidikan

ilmiah dan metode yang tepat. Sehingga problematika itu

merupakan suatu masalah yang terjadi dan menuntut adanya

perubahan dan perbaikan, serta belum dapat dipecahkan.

Problematika pembelajaran berbasis online dengan

menggunakan google classroom merupakan salah satu

problematika tentang pengetahuan dasar yang harus dimiliki

seorang siswa dalam mengahdapi situasi saat ini. Dengan

adanya covid-19, pembelajaran yang semula berlangsung di

dalam kelas kini pembelajaran dialihkan dengan pembelajaran

daring atau pembelajaran jarak jauh. Seperti upaya yang


67

dilakukan oleh SMP N 1 Widang yaitu menggunakan google

classroom dalam sistem pembelajarannya.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa problematika

tentang pembelajaran berbasis online yang dialami oleh siswa

yaitu adanya siswa yang belum memiliki smartphone. Menurut

keterangan dari waka kurikulum SMP N 1 Widang, terdapat

1,03 % siswa yang belum mempunyai smartphone. Hal

tersebut sangat menjadi problem yang dihadapi oleh siswa

yang bersangkutan. Signal juga merupakan salah satu

problematika dalam pembelajaran berbasis online yang dialami

oleh siswa. Selain itu, masih terdapat siswa yang belum bisa

mengoperasikan google classroom. Hal tersebut relevan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Zedha Hammi pada

tahun 2017 yang berjudul “Implementasi Google Classroom

pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus” yaitu siswa masih

kesulitan dalam penggunaan Google Classroom pada saat

pembelajaran. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami

materi dan banyak siswa yang terkendala sinyal.

b. Problematika motivasi dan minat

Problematika motivasi dan minat merupakan masalah yang

berpengaruh dalam menentukan suatu tujuan, baik tujuan

dalam bidang pendidikan maupun tujuan lainnya. Dalam

bidang pendidikan problematika motivasi dan minat memiliki


68

peranan yang sangat penting. Tanpa adanya motivasi dan

minat maka tidak akan tahu arah tujuannya.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peserta didik yang

kurang termotivasi dan minat dalam pembelajaran PAI

menggunakan google classroom. Yaitu siswa kurang

memahami isi materi yang disampaikan oleh guru melalui

google classroom. Selain itu, kurangnya penjelasan materi PAI

yang disampaikan oleh guru. Dari beberapa problem yang

dialami oleh siswa. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam

motivasi dan minat belajar PAI siswa selama pembelajaran

menggunakan google classroom.

2. Problematika Yang Bersifat Eksternal

Problematika yang bersifat eksternal merupakan problematika yang

timbul dari luar diri siswa dan sangat berpengaruh pada sikap

siswa. Ada beberapa problematika yang bersifat eksternal. Yaitu

problematika lingkungan keluarga dan problematika lingkungan

sekolah. Berikut ini merupakan hasil analisis data peneliti tentang

problematika yang bersifat eksternal.

a) Problematika lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting

dalam membentuk kepribadian siswa. Keluarga yang

harmonis, penuh perhatian, kasih sayang dan menyenangkan

akan berpengaruh baik bagi diri seorang anak. Dari hasil

penemuan peneliti, sebagian besar dari lingkungan keluarga


69

mendukung dan memberi semangat pada saat siswa

mengerjakan tugas ataupun mengikuti pembelajaran berbasis

online. Namun, masih terdapat siswa yang kurang mendapat

perhatian dari lingkungan keluarga. Dari kurangnya perhatian

dan dukungan menyebabkan siswa kurang maksimal dalam

menghadapi pembelajaran berbasis online. Selain kendala

kurangnya perhatian dan dukungan dari lingkungan keluarga.

Keharmonisan dalam keluarga juga sangat mempengaruhi

kesiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran berbasis

online.

b) Problematika lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang juga

berperan penting dalam membentuk pribadi anak didiknya.

Guru mempunyai peran penting dalam membentuk sikap anak

didiknya. Namun, dalam problematika lingkungan sekolah

yang dihadapi saat pembelajaran menggunakan google

classroom adalah kurangnya interaksi secara langsung dari

guru terhadap siswa. Hal tersebut dikarenakan adanya

pembelajaran secara daring. Guru hanya bisa memantau siswa

melalui aplikasi whatshap, google classroom dan apliaksi

lainnya. Dari pantauan guru melalui aplikasi pembelajaran

online tersebut masih ada siswa yang kurang berinteraksi

dengan guru. Dan menyebabkan siswa kurang berpartisipasi


70

aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan google

classroom.

4.2.2 Upaya yang dilakukan kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI

dan siswa dalam menghadapi pembelajaran PAI menggunakan

google classroom

Upaya merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan

seseorang dari yang semula tidak tahu menjadi tahu. Dalam

problematika penggunaan google classroom sebagai sarana

pembelajaran, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh kepala

sekolah dan guru mata pelajaran PAI untuk meningkatan mutu

pengetahuan selama proses pembelajaran online. Selain kepala

sekolah dan guru mata pelajaran PAI, siswa juga berupaya dalam

mengahadapi proses pembelajaran berbasis online.

Kepala sekolah harus bisa melakukan fungsi-fungsi manajemen yang

baik dan dapat mengatur semua potensi sekolah agar berjalan secara

optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Selama

pandemi covid-19, kepala sekolah harus mengupayakan hal yang

terbaik demi kemajuan pembelajaran di sekolah. Upaya yang

dilakukan oleh kepala sekolah SMP N 1 Widang selama pembelajaran

online yaitu bagi siswa yang tidak memiliki HP dan paketan data

dipersilahkan datang kesekolahan dengan mematuhi protokol

kesehatan, selain itu bagi siswa yang kurang minat dalam mengikuti

pembelajaran daring melalui aplikasi google classroom kepala sekolah


71

SMP N 1 Widang berupaya mengatasi masalah dengan cara

menerapkan strategi 5 M dalam pelibatan orang tua.

Dalam proses pembelajaran menggunakan google classroom selama

pandemi covid-19, seorang guru juga harus mampu menciptakan dan

menstimulasi kondisi belajar siswanya dengan baik agar dapat

mencapai tujuan pembelajaran. Banyak upaya yang dilakukan guru

kepada siswa dalam menghadapi pembelajaran menggunakan google

classroom. Salah satu upaya yang dilakukan guru yaitu menggunakan

pembelajaran berupa video. Dari pembelajaran menggunakan video

siswa dapat lebih memahami isi materi pembelajaran yang telah

disampaikan. Selain itu, guru juga memantau setiap perkembangan

siswa dalam memahami pembelajaran melalui google classroom.

Selain upaya dari kepala sekolah dan guru, siswa juga berupaya dalam

menghadapi pembelajaran online. Siswa SMP N 1 Widang memiliki

beberapa upaya saat menghadapi dan memahami materi pembelajaran

menggunakan google classroom. Upaya yang banyak dilakukan oleh

siswa adalah mencari materi yang belum dipahami melalui google,

Youtube serta beberapa sumber buku lainnya. Hal tersebut sangatlah

membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi

yang disampaikan oleh guru.


72

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah adanya pembahasan dan analisis data, untuk menjawab

pokok permasalahan yang ada dalam penelitian. Maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Problematika penggunaan google classroom sebagai sarana

pembelajaran akibat pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI di SMP

N 1 Widang Tahun Pelajaran 2020/2021 yang bersifat internal dan

eksternal diantaranya sebagai berikut:

Problematika yang bersifat internal yaitu : masih ada siswa yang

kesulitan dalam mengoperasikan google classroom tidak memiliki

paketan data, dan ada beberapa siswa juga yang terkendala sinyal,

banyak siswa kurang memahami isi materi serta kurangnya penjelasan

materi PAI yang telah disampaikan oleh guru melalui google classroom.

Problematika yang bersifat eksternal yaitu :

Terdapat siswa yang kurang mendapat perhatian dan dukungan dari

lingkungan keluarga dan kurangnya interaksi secara langsung dari guru

terhadap siswa.

2. Upaya yang dilakukan kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI dan

siswa saat pembelajaran PAI menggunakan google classroom sebagai

berikut:

Upaya kepala sekolah yaitu bagi siswa yang tidak memiliki HP dan

paketan data dipersilahkan datang kesekolahan dengan mematuhi

protokol kesehatan, selain itu bagi siswa yang kurang minat dalam
73

mengikuti pembelajaran daring melalui aplikasi google classroom kepala

sekolah SMP N 1 Widang berupaya mengatasi masalah dengan cara

menerapkan strategi 5 M dalam pelibatan orang tua.

Upaya guru PAI yaitu menggunakan pembelajaran berupa video. Dari

pembelajaran menggunakan video siswa dapat lebih memahami isi

materi pembelajaran yang telah disampaikan. Selain itu, guru juga

memantau setiap perkembangan siswa dalam memahami pembelajaran

melalui google classroom.

Upaya siswa yaitu mencari materi yang belum dipahami melalui

google, youtube serta beberapa sumber buku lainnya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi kepada sekolah

khususnya bagi lembaga lembaga yang melaksanakan proses

pembelajaran menggunakan aplikasi google classroom.

2. Aplikasi google classroom dapat dijadikan alternatif metode

pembelajaran ketika masa pandemic covid 19 Tidak hanya dalam mata

pelajaran PAI tetapi juga mata pelajaran yang lain.


74

REFERENSI

Aedi, Nur. 2015. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Teori &
Praktik. Yogyakarta: Calpulis.

Asih, Shintya Gugah. 2020. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 di Tengah
Covid-

Badaruddin, Achmad. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui


Konseling Klasikal. Padang: Abe Kreatifindo.

Fathimah, Umi. 2017. Problematika Mahasiswa PAI dalam Mempersiapkan Diri


Menjadi Guru PAI Studi Narasi Mahasiswa PAI Semester (VI) Tahun
Akademik 2016/2017. Skripsi. Salatiga: Program Studi Pendidikan
Agama Islam IAIN Salatiga.

Hammi, Zedha. 2017. Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA MAN
2 Kudus. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang.
Imaduddin, Muhamad. 2018. Membuat Kelas Online Berbasis Android dengan

Goggle Classroom. Yogyakarta: Garudhawaca.

Putri, Septi Dwi & Desy Eka Citra. 2019. Problematika Guru dalam
Menggunakan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPS di
Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kota Bengkulu. Indonesian Jurnal of
Social Science Education. Vol. 1, No. 1.

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun. 2011. Perencanaan


Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Simanihuruk, Lidia dkk. 2019. E-Learning Implementasi, Strategi dan Inovasinya.


Yayasan Kita Menulis.
75

Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi.
76

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : DIAN ROHMATULLOH

NIM : 20172504953

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) S-1

Fakultas/Program : Tarbiyah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar benar

merupakan hasil karya sendiri, bukan berupa ide, tulisan, atau pikiran orang lain

yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi,

maka saya bersedia menerima sanksi dan kosekuensi atas perbuatan tersebut.

Tuban, 5 Juni 2021


Yang membuat pernyataan,

DIAN ROHMATULLOH
77

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dian Rohmatulloh, lahir di Kabupaten Tuban

pada 09 Juli 1998, merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Penulis lahir dari

pasangan suami istri Bapak Moh. Subari dan Ibu Hernik Penulis sekarang tinggal

di desa Minohorejo Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Badriyah kecamatan

Widang kabupaten Tuban lulus pada tahun 2011, MTS N Tuban lulus pada tahun

2014, MAN 2 Jombang lulus pada tahun 2017, dan mulai tahun 2017 sampai

dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program

S1 PAI IAINU Tuban.


78

DOKUMENTASI

Wawancara Kepala Sekolah SMP N 1 Widang

Wawancara Guru PAI SMP N 1 Widang


79

Wawancara siswa SMP N 1 Widang


80

A. PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Foto wawancara

2. Struktur organisasi guru SMP N 1 Widang

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP N 1 Widang

4. Data jumlah guru dan siswa SMP N 1 Widang


81

KUESIONER BAGI PESERTA DIDIK

Berikut ini adalah sejumlah pernyataan mengenai Problematika


Penggunaan Google Classroom sebagai Sarana Pembelajaran Akibat Pandemi
Covid 19. Anda diharapkan membaca dengan teliti dan memberikan jawaban pada
salah satu pilihan jawaban yang tersedia.

Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan yang anda alami. Jawaban anda
akan terjaga kerahasiaanyya, karena akan dipergunakan untuk penelitian skripsi.

Petunjuk Untuk menjawab pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini,


anda cukup memilih salah satu jawaban dibawah ini yang sesuai dengan keadaan
anda saat ini.
FAKTOR INTERNAL (SISWA)
1. Pertama kali saya menggunakan pembelajaran online, saya percaya bahwa
pembelajaran ini mudah bagi saya.
a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

2. Pada awal pembelajaran online, ada sesuatu yang menarik bagi saya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

3. Materi pembelajaran PAI dengan menggunakan Google Classroom lebih


sulit dipahami dari pada yang saya harapkan.
a. Sangat tidak setuju
82

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

4. Materi pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom sangat


menarik perhatian.
a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

5. Saya sangat senang pada pembelajaran PAI dengan menggunakan Google


Classroom sehingga saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan
materi PAI.
a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

6. Isi pembelajaran PAI dengan menggunakan Google Classroom sesuai


minat saya.
a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju
83

7. Tugas-tugas latihan pada pembelajaran PAI dengan Google Classroom


terlalu sulit bagi saya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

8. Isi pembelajaran PAI dengan Google Classroom akan bermanfaat bagi


saya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu -ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

9. Sedikitpun saya tidak memahami isi pembelajaran PAI dengan


menggunakan Google Classroom.
a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu

d. Setuju

e. Sangat setuju

10. Saya setuju apliaksi Google Classrom digunakan dalam proses


pembelajaran mata pelajaran PAI saat ini.
a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Ragu-ragu
84

d. Setuju

e. Sangat setuju
FAKTOR EKSTERNAL (ORANG TUA)
11. Orang tua sangat peduli dengan pendidikan saya.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju
12. Orang tua saya memantau proses pembelajaran PAI melalui Google
Classrom.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju
13. Guru mata pelajaran PAI selalu mamantau saya dalam proses pembelajaran
melalui Google Classroom.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju
14. Signal dalam Smartphone sebagai penghambat saya saat proses
pembelajaran PAI menggunakan Google Classroom.

a. Sangat tidak setuju


b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju
15. Cara guru menyampaikan materi PAI melalui Google Classroom sangat
85

menyenangkan.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju
86

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

1. Berapa lama bapak menjabat menjadi kepala sekolah di SMP N


1 Widang ?
2. Selama bapak menjabat menjadi kepala sekolah, apa saja media
pembelajaran yang diterapkan di SMP N 1 Widang ?
3. Selama pembelajaran daring atau online, apakah ada kendala
yang dialami dari pihak sekolah maupun guru pengampu mata
pelajaran saat proses pembelajaran daring atau online dimulai ?
4. SMP N 1 Widang adalah salah satu sekolah yang menggunakan
aplikasi Google Classrom selama adanya covid-19 ini. Apakah
ada problematika dalam menggunakan aplikasi google
classroom ?
5. Upaya apa saja yang dilakukan Bapak untuk para peserta didik
dalam menggunakan aplikasi Google Classroom ?
87

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU MAPEL PAI

1. Berapa lama ibu mengampu sebagai guru mata pelajaran PAI ?

2. Apa saja media pembelajaran yang telah diterapkan selama ibu


mengajar?
3. SMP N 1 Widang adalah salah satu sekolah yang menggunakan aplikasi
Google Classrom selama adanya covid-19 ini. Apakah ibu mengalami
kendala dalam menggunakan apliakasi tersebut ?
4. Apakah ada problem atau masalah yang dihadapi peserta didik dalam
menggunakan Google Classroom ? kalau ada apa saja problem tersebut ?
5. Bagaimana cara ibu memberi motivasi kepada peserta didik saat
pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Google Classroom ?
6. Apakah peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran PAI selama pembelajaran menggunakan Google Classroom ?
7. Bagaimana upaya ibu dalam menjelaskan materi pelajaran PAI kepada
siswa yang belum memahami materi yang telah disampaikan ibu melalui
Google Classroom ?
88

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PESERTA DIDIK


1. Apa yang anda ketahui tentang google classroom ?
2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengoperasikan atau
menjalankan google classroom ? kalau ada sebutkan!
3. Problem atau masalah apa saja yang anda alami saat memahami materi PAI
melalui google classroom ?
4. Upaya apa yang anda lakukan jika anda kurang memahami isi materi PAI
yang disampaikan melalui google classroom ?
5. Apa masukan anda bagi guru mata pelajaran PAI saat menyampaikan
materi PAI melalui google classroom ?
6. Usaha apa yang bisa dilakukan guru PAI saat peserta didik kurang
memahami materi yang di sampaikan melalui google classroom ?
7. Apakah anda merasa keberatan jika materi pelajaran PAI disampaikan
melalui google classroom ? sebutkan alasannya jika keberatan!
8. Apa yang menyebabkan motivasi belajar PAI anda tinggi dalam
pembelajaran PAI melalui google classroom ?
9. Dan apa yang menyebabkan motivasi belajar PAI anda menurun dalam
pembelajaran PAI melalui google classroom ?
10. Apakah ada upaya dari orang tua anda, agar motivasi belajar PAI anda
tinggi dalam pembelajaran melalui google classroom ?

Anda mungkin juga menyukai