Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Skala Likert dan Contoh Cara

Hitung Kuesionernya
April 12, 2022 oleh Tim Editorial
Apa itu Skala Likert? Apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan skala
likert? Bagaimana cara menghitung data dengan skala likert? Pengertian atau
definisi Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi,
sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa
atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan
oleh peneliti.

Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam
angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk
dalam penelitian survei deskriptif. Penggagas dan pencipta skala likert
adalah Rensis Likert (1932) asal Amerika Serikat yang menerbitkan suatu
laporan yang menjelaskan penggunaannya.

Apa Itu Defenisi Skala Likert?

Skala Likert digunakan untuk


mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel.

Beberapa ahli yang memberi definisi skala likert antara lain Anwar dan
Sugiyono. Menurut Anwar bahwa skala likert adalah metode penskalaan atas
pernyataan sikap. Ia menggunakan respon sebagai sebuah distribusi dan
penentu nilai dari skala yang dipakai untuk penelitian yang dilakukan.
Sementara itu, dalam skala likert menurut Sugiyono, skala ini dimaksudkan
untuk mengukur sikap yang dimiliki oleh responden. Bisa juga digunakan
untuk melihat pendapat atau persepsi seseorang maupun sekelompok orang,
sehingga mendapatkan jawaban yang tepat untuk fenomena sosial yang
diteliti.

Dalam pengukuran bidang pendidikan, skala Likert juga sering digunakan,


selain juga skala Guttman, semantik Diferensial, Rating scale, dan skala
Thurstone. Dalam penggunaan skala Likert, terdapat dua bentuk pertanyaan,
yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk
pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi
skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3,
4, dan 5 atau -2, -1, 0, 1, 2.

Bentuk jawaban skala Likert antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju, dan tidak setuju. Selain itu, jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan Skala Likert bisa juga mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat
Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak
Penting (STP).

Pengertian dan Prosedur Membuat Skala Likert


Skala Likert merupakan metode
skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap
suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner
skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan
“netral” tak tersedia.

Mengutip dari buku Nazir M. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia; Bogor;


tahun 2005, dalam membuat skala Likert, ada beberapa langkah prosedur
yang harus dilakukan peneliti, antara lain:

1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi


dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas
disukai dan tidak disukai.

2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup


representatif dari populasi yang ingin diteliti.

3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia


menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan
dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi.
Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1
untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari
arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau
“tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi
dari item-item yang disusun.

Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan


tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah
satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan
format seperti:

 Pertanyaan Positif (+)


Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
 Pertanyaan Negatif (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor
masing-masing item dari individu tersebut.

5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata


batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya,
responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai
berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak
menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skor tinggi atau rendah
juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.

Jenis Skala Likert


Skala Likert telah menjadi favorit di kalangan peneliti untuk mengumpulkan
pendapat tentang kepuasan pelanggan atau pengalaman karyawan. Anda
dapat membagi skala ini terutama menjadi dua jenis utama:
 Skala Likert Genap
 Skala Likert Ganjil
Skala Likert Genap
Para peneliti bahkan menggunakan skala Likert untuk mengumpulkan umpan
balik ekstrem tanpa memberikan pilihan netral.

Skala Likert 4 Poin untuk kepentingan: jenis skala Likert ini memungkinkan
peneliti untuk memasukkan empat opsi ekstrem tanpa pilihan netral. Di sini
berbagai tingkat kepentingan diwakili dalam Skala Likert 4 Poin.

Skala Likert 8 Poin untuk rekomendasi: ini adalah variasi dari skala Likert 4
poin yang dijelaskan sebelumnya, satu-satunya perbedaan adalah, skala ini
memiliki delapan opsi untuk mengumpulkan umpan balik tentang
kemungkinan rekomendasi.

Skala Likert Ganjil


Peneliti menggunakan skala Likert ganjil untuk memberikan responden pilihan
untuk menanggapi secara netral.

Skala Likert 5 Poin: dengan lima opsi jawaban, peneliti menggunakan


pertanyaan skala Likert yang ganjil ini untuk mengumpulkan informasi tentang
suatu topik dengan memasukkan opsi jawaban netral bagi responden untuk
dipilih jika mereka tidak ingin menjawab dari pilihan ekstrem dalam desain
penelitian mereka.

Skala Likert 7 Poin: skala Likert 7 poin menambahkan dua opsi jawaban lagi
di ujung ekstrem dari pertanyaan skala Likert 5 poin.

Skala Likert 9 Poin: skala likert ini cukup jarang digunakan, tetapi Anda dapat
menggunakannya dengan menambahkan dua opsi jawaban lagi ke
pertanyaan skala Likert 7 poin.
Contoh Kasus Penghitungan Menggunakan Skala
Likert
Sekelompok tim mahasiswa gizi sedang melakukan uji organoleptik
(pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan) sebuah produk
dengan menggunakan skala Likert. Aspek yang akan diukur dalam uji
organoleptik tersebut adalah cita rasanya. Ada 100 responden atau panelis
yang memberikan jawaban dari angket yang diberikan. Berikut rangkuman
hasil penilaian 100 responden tersebut.

 Responden yang menjawab sangat suka (skor 5) berjumlah 8 orang


 Responden yang menjawab suka (skor 4) berjumlah 14 orang
 Responden yang menjawab netral (skor 3) berjumlah 21 orang
 Responden yang menjawab tidak suka (skor 2) berjumlah 31 orang
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (skor 1) berjumlah 26
orang
Rumus: T x Pn
T = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert

 Responden yang menjawab sangat suka (5) = 8 x 5 = 40


 Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56
 Responden yang menjawab netral (3) = 21 x 3 = 63
 Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 26 x 1 = 26
 Semua hasil dijumlahkan, total skor = 247
Pemilihan poin dilakukan dengan model segitiga terbalik, sehingga masing-
masing respon memiliki poin yang berbeda. Makin negatif respon yang
diberikan, maka poin yang ditentukan harus semakin kecil.

Interpretasi Skor Perhitungan


Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor
tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai
berikut:

Y = skor tertinggi likert x jumlah responden


X = skor terendah likert x jumlah responden

Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 = 500,
sedangkan item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total skor
penilaian responden diperoleh angka 247, maka penilaian interpretasi
responden terhadap cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang
dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.

Rumus Index % = Total Skor / Y x 100


Pra Penyelesaian
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak)
dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari
Interval skor persen (I).

Rumus Interval
I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20
(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:

 Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)


 Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik)
 Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral
 Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka)
 Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)
Penyelesaian Akhir
= Total skor / Y x 100
= 247 / 500 x 100
= 49.4 %, berada dalam kategori “Cukup/Netral”

Keunggulan dan Kelemahan Skala Likert

Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan dalam merancang


skala pengukuran pada penelitian perilaku misalnya skala thurstone, guttman,
dan likert. Skala thurstone dapat digunakan untuk menduga preferensi
individu dengan menggunakan nilai frekuensi responnya. Posisi dari butir-
butir pertanyaan dapat diperoleh dengan mengambil rataan dari persentil
sebaran normal baku berdasarkan proporsi preferensi responden terhadap
sebuah butir pertanyaan (Lipovetsky 2007).
Skala guttman menggunakan skala kumulatif dimana jika individu setuju pada
butir pertanyaan tertentu, maka individu tersebut juga setuju pada semua
butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan sebelumnya). Skala
guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih
untuk mendapatkan butir-butir pertanyaan yang valid (Uhlaner 2002). Skala
yang paling mudah digunakan adalah skala likert.

Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur


perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir
pertanyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju (Likert 1932). Kemudahan penggunaan skala likert menyebabkan
skala ini lebih banyak digunakan oleh peneliti.

Skala Likert dianggap lebih baik dari skala Thurstone


1. Skala Likert lebih mudah membuatnya dibanding skala Thurstone. Selain itu,
Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan
skala Thurstone untuk jumlah item yang sama. Makin banyak jumlah item,
maka makin kurang reliabilitasnya. Skala Likert dapat memperlihatkan item
yang dinyatakan dalam beberapa respons alternatif (SS=sangat setuju,
S=setuju,R=ragu-ragu, TS=tidak setuju, STS=sangat tidak setuju). Sedangkan
skala Thurstone hanya membuka dua alternatif saja.

2. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas menunjukkan hubungan


dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan ke dalam skala.
Dalam menyusun skala Thurstone, yang dimasukkan hanya item-item yang
telah disetujui bersama dan jelas berhubungan dengan sikap yang ingin
diteliti saja yang dapat dimasukkan.

3. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata
tentang pendapatan atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan
karena jangka respons yang lebih besar.

Kelemahan Skala Likert


1. Skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak
dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang
lain. Hal ini karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal.

2. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena
banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang
sama. Adanya kelemahan di atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error
dari respons yang terjadi.

Skala likert bekerja lebih baik ketika pertanyaan


difokuskan pada satu topik
Jika Anda akan melakukan pengumpulan data dengan menggunakan skala
likert, maka penting untuk memastikan setiap rangkaian pertanyaan dalam
survei Anda terfokus pada topik yang sama. Ini akan membantu Anda
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Mengapa? Karena ketika saatnya tiba
bagi Anda untuk melaporkan data, Anda akan menganalisis skor yang
merangkum hasil dari beberapa pertanyaan.

Misalnya, Anda akan melakukan survey kepuasan pelanggan di suatu


restaurant, maka Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal ini:

 Seberapa puas atau tidak puaskah Anda dengan kualitas makan


malam yang disajikan malam ini?
Dan kemudian tindak lanjuti dengan:

 Seberapa puas atau tidak puaskah Anda dengan kualitas makanan


pembuka Anda malam ini?
 Seberapa puas atau tidak puaskah Anda dengan kualitas hidangan
utama malam ini?
 Seberapa puas atau tidak puaskah Anda dengan kualitas hidangan
penutup malam ini?
Tapi hindari mencampur pertanyaan yang berbeda topik untuk bagian survey
ini, dan sebaiknya ditulis pada bagian lainnya, misalnya:
 Seberapa puas atau tidak puaskah Anda dengan pelayanan di
tempat kasir malam ini?
Jadi, kelompokkan pertanyaan tentang satu topik bersama-sama dan
jumlahkan tanggapan mereka untuk mendapatkan skor–skor yang terkait
“Kualitas Makanan”, dalam hal ini–Anda akan mendapatkan pengukuran sikap
yang lebih andal terhadap produk, layanan, atau acara tertentu yang Anda
teliti.

Cara menyusun pertanyaan survei Skala Likert


Dalam menulis dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan
skala Likert, penting untuk memastikan bahwa Anda akan berpedoman pada
poin-poin berikut ini:

a. Jadilah akurat
Pertanyaan tipe likert harus diutarakan dengan benar untuk menghindari
kebingungan dan meningkatkan keefektifannya. Jika Anda bertanya tentang
kepuasan terhadap layanan di sebuah restoran, maka pastikan apakah yang
Anda maksud adalah layanan dari valet, pramusaji, atau bagian penerima
tamu? Atau semua yang disebutkan tadi?

Apakah Anda bertanya tentang kepuasan pelanggan terhadap kecepatan


layanan, kesopanan petugas, atau kualitas makanan dan minuman? Intinya,
jika Anda bisa lebih spesifik, maka kemungkinan besar bahwa pertanyaan
Likert Anda akan memberikan tanggapan (hasil) yang lebih cermat.

b. Hati-hati dengan kata sifat


Saat Anda menggunakan kata-kata untuk bertanya tentang konsep dalam
survei Anda, Anda harus yakin bahwa orang akan mengerti persis apa yang
Anda maksud. Pilihan jawaban Anda harus menyertakan kata-kata deskriptif
yang mudah dimengerti.

c. Bipolar atau unipolar?


Apakah Anda menginginkan pertanyaan di mana jawaban responden
memberikan gambaran di satu pihak, dan menghindari sisi netralitas? Misall
“cinta” vs. “benci”. Atau pertanyaan yang memberikan keluasan responden
untuk berada di titik tengah?

d. Lebih baik mengajukan pertanyaan daripada pernyataan


Pernyataan membawa risiko implisit. Kebanyakan orang akan cenderung
setuju daripada tidak setuju dengan mereka karena manusia kebanyakan baik
dan hormat. Fenomena ini disebut bias respons persetujuan. Maka,
mengajukan pertanyaan lebih efektif daripada membuat pernyataan.

Tips tambahan tentang cara menggunakan skala Likert


1. Tetap diberi label
Skala bernomor yang hanya menggunakan angka dan bukan kata-kata
sebagai pilihan jawaban dapat membuat responden survei kesulitan, karena
mereka mungkin tidak tahu ujung rentang mana yang positif atau negatif.

2. Tetap ganjil
Skala dengan jumlah nilai ganjil akan memiliki titik tengah. Lalu, berapa
banyak pilihan yang harus Anda berikan kepada responden? Responden
mengalami kesulitan mendefinisikan sudut pandang mereka pada skala yang
lebih besar dari tujuh. Jika Anda memberikan lebih dari tujuh pilihan respons,
orang cenderung mulai memilih jawaban secara acak, yang dapat membuat
data Anda tidak berarti.

Direkomendasikan menggunakan lima titik skala untuk skala unipolar, dan


tujuh titik skala jika Anda perlu menggunakan skala bipolar.

3. Pertahankan terus menerus


Opsi respons dalam skala harus diberi jarak yang sama satu sama lain. Ini bisa
menjadi rumit saat menggunakan label kata alih-alih angka, jadi pastikan
Anda tahu apa arti kata-kata Anda.
4. Tetap inklusif
Skala harus mencakup seluruh rentang tanggapan. Jika sebuah pertanyaan
menanyakan seberapa cepat pelayan Anda dan jawabannya berkisar dari
“sangat cepat” hingga “cukup cepat”, responden yang menganggap
pelayannya lambat tidak akan tahu jawaban apa yang harus dipilih.

Nah, demikian sekilas gambaran mengenai pengertian, contoh hitungan, dan


keunggulan skala Likert yang digunakan dalam penelitian. Semoga tulisan
yang dirangkum dari berbagai sumber ini dapat menambah wawasan anda.
Jika bermanfaat, jangan lupa share ke teman-teman anda di media sosial.

Sumber bacaan:
McLeod, S. A. (2019, August 03). Likert scale. Simply Psychology.
www.simplypsychology.org/likert-scale.html
www.surveymonkey.com/mp/likert-scale/

Anda mungkin juga menyukai