Anda di halaman 1dari 3

Macam-macam skala self report dalam penelitian :

1. Skala Likert merupakan salah satu teknik self report yang sering digunakan untuk
penelitian akademik maupun untuk riset pemasaran. Dalam skala ini, responden akan
diminta untuk menyatakan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap isu
atau objek tertentu. Untuk menggunakan skala ini, peneliti akan membuat beberapa
pernyataan yang sesuai dengan isu atau topik yang sedang dibahas, kemudian
responden akan mengindikasikan tingkat kesetujuannya. Skala likert ini bisa terdiri dari
3, 4, 5, dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Contoh skala likert yang sering digunakan:
a. 3 Skala : Tidak Setuju, Ragu-Ragu, Setuju
b. 5 Skala : Sangat Tidak Puas, Tidak Puas, Cukup, Puas, Sangat Puas

2. Skala Semantic Differensial


Skala ini merupakan teknik self report yang digunakan dalam pengukuran sikap,
namun responden akan diberikan dua kata sifat yang saling berlawanan yang
disusun dalam satu garis kontinum, dan responden harus memilih di kotak mana
yang akan ditandai. Umumnya bagian kiri merupakan jawaban yang positif,
sementara bagian paling kanan merupakan jawaban negatif. Jadi jika yang
ditandai semakin ke kiri, maka menunjukkan bahwa adanya respon positif dari
responden, begitupun sebaliknya jika yang ditandai semakin ke kanan maka itu
menunjukkan bahwa adanya respon negatif dari responden.

Contoh dari penggunaan skala ini adalah saat sebuah restoran ingin
mengetahui persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.

Cepat (5) _ _ _ _ _ (1) Lambat

Ramah (5) _ _ _ _ _ (1) Tidak Ramah

Jika pelanggan memberikan tanda di bagian paling kiri maka akan bernilai 5
sementara jika tanda yang diberikan ada di paling kanan, maka penilaiannya
akan bernilai 1. 

3. Skala Guttman
Termasuk salah satu skala self report yang paling simpel dan sederhana. Skala
Guttman biasanya akan digunakan jika peneliti membutuhkan jawaban yang tegas
terhadap isu atau permasalahan yang akan diteliti. Umumnya pada skala ini, pilihan
yang diberikan hanya ada dua, ke arah positif atau ke arah negatif. Misalnya Ya, Tidak,
Setuju, Tidak Setuju, Puas, Tidak Puas, dll. Untuk pilihan yang bernilai positif biasanya
akan diberikan nilai 1, sementara untuk jawaban yang bernilai negatif akan diberikan
nilai 0.

Dalam upaya memberikan penjelasan sekaligus penggambaran lebih. Berikut ini merupakan contoh
daripada penggunaan skala guttman. Misalnya saja;

1. Penelitian
Prihal ini jika si peneliti ingin mengumpulkan jenis data penelitian tentang kebutuhan mahasiswa,
maka terlebih dahulu ditentukan 4 macam kebutuhan yaitu seperti halnya berteman, belajar, rekreasi
dan istirahat, dimana salah satu dimensi dari keempat dimensi tadi akan dibagi menjadi 5 pernyataan
dalam kuesioner.

Maka Skala Guttman akan menggunakan kelima pernyataan tersebut sebagai item:

1 Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mencari ilmu? (Ya/Tidak)

2 Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam melanjutkan (Ya/Tidak)
pendidikan?

3 Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan (Ya/Tidak)
gelar?

4 Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan (Ya/Tidak)
ijazah?

5 Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam memenuhi syarat (Ya/Tidak)
mencari kerja ?

6 Apakah dengan belajar ada akan cepat menikah? (Ya/Tidak)

7 Apakah dengan belajar anda akan bahagia? (Ya/Tidak)

UJI VALIDITAS INSTRUMEN

Uji validitas dilakukan dengan bantuan program komputer. Validitas item soal

digunakan rumus korelasi product moment, dirumuskan sebagai berikut:


𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 (∑ 𝑋𝑌) (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)

𝑉𝐼 (𝑁 ∑ 𝑋 − ∑ 𝑋)(𝑁 ∑ 𝑋 − ∑ 𝑌)

𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara X dan Y

X : Pertanyaan nomor 1

Y : Skor total

XY : Skor pernyataan nomor 1 dikali skor total

Adapun cara menguji validitas, langkah-langkahnya yaitu:

a. Mendifinisikan secara operasional konsep yang diukur.

b. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan

komputer.

Bandingkan dengan semua hasil perhitungan yang telah dilakukan. Suatu

hasil dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Dalam penelitian ini, kuesioner

dikatakan valid bila R hitung lebih besar dari 0,361.

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

program komputer dengan menggunakan taraf segnifikan 5%. Hasil uji validitas yang

diperoleh adalah 26 butir soal dinyatakan valid dan 9 soal dikatakan tidak valid,

sehingga soal yang tidak valid dikeluarkan dari kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai