Anda di halaman 1dari 5

Thursday, June 6, 2013

SKALA-SKALA YANG DIGUNAKAN DALAM SEBUAH KUESIONER


SKALA LIKERT
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalamkuesioner, dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan
penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert,responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan
yang tersedia. Ada dua bentuk pertanyaan yang menggunakan Likert yaitu pertanyaan positif
untuk mengukur minat positif , dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur minat
negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif
diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Bentuk jawaban skala Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, raguragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format
seperti:
1.
2.
3.
4.
5.

Sangat Tidak Setuju (STS)


Tidak Setuju (TS)
Netral atau Biasa (B)
Setuju (S)
Sangat setuju (SS)
Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah data Ordinal.
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan
tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa
karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat
mirip.
Prosedur dalam membuat skala Likert adalah sebagai berikut :
1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevant dengan masalah yang sedang
diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.
2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari
populasi yang ingin diteliti.
3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak
menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi

menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang
tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari
arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban setuju atau tidak setuju
disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari
individu tersebut.
5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor
tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25%
dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item
yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah juga
dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.
Contoh : Pengukuran Variabel Kompetensi Mengajar Dosen
Pertanyaan

Jawaban

Apakah saudara setuju, dosen AA sangat trampil di


dalam memberikan penjelasan tentang materi yang
dikuliahkan?

SS

TS

STS

Apakah saudara setuju, dosen AA sangat trampil di


dalam membuat variasi perkuliahan?

SS

TS

STS

Apakah saudara setuju, dosen AA sangat baik di dalam


melakukan pengelolaan kelas?

SS

TS

STS

Skor : SS=5; S=4; B=3; TS=2; STS=1

SKALA GUTTMAN
Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benarsalah, ya-tidak, pernah tidak pernah. Untuk jawaban positif seperti setuju, benar, pernah dan
semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negatif seperti tidak setuju, salah, tidak,
tidak pernah, dan semacamnya diberi skor 0. Dengan skala ini, akan diperoleh jawaban yang
tegas yaitu Ya - Tidak, Benar - Salah dan lain-lain. Skala ini dapat pula dibentuk dalam bentuk
checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk skor tertinggi dan skor 0 untuk terendah.
Contoh :
Dimensi belajar dibagi menjadi 5 pernyataan (dari kebutuhan yang paling rendah dahulu) :
1. Untuk mencari ilmu

2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

Untuk melanjutkan pendidikan


Untuk mendapatkan gelar
Untuk mendapatkan ijazah
Untuk syarat dalam mencari kerja
Dalam bentuk pertanyaan :
Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mencari ilmu ?(Ya/Tidak)
Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam melanjutkan
pendidikan? (Ya/Tidak)
Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan gelar?(Ya/Tidak)
Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan ijazah? (Ya/Tidak)
Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam memenuhi syarat mencari
kerja? (Ya/Tidak)

SKALA RATING
Skala rating adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Contoh :

Seberapa baik televisi merek X?


Berilah jawaban angka :

4 bila produk sangat baik 3 bila


produk cukup baik 2 bila produk
kurang baik 1 bila produk sangat
tidak baik

Atau
Jawablah dengan melingkari interval jawaban.
NO
1.
2
3
4

PERTANYAAN
Bagaimana kualitas gambar
Bagaimana kualitas suara
Bagaimana tampilan produk
Bagaimana pelayanan purna jual

INTERVAL JAWABAN
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1

SKALA SEMANTIK DEFFERENSIAL


Skala defferensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan lainnya, tetapi bentuknya bukan
pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Skala Semantik

defferensial disusun dalam suatu garis dimana jawaban sangat positif terletak dibagian kanan
garis, sedangkan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya.
Data yang diperoleh adalah data interval dan baisanya skala ini digunakan untuk
mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. Responden dapat memberi
jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negative.
Contoh :
Gaya Kepemimpinan
Demokrasi
Bertanggung jawab
Memberi Kepercayaan
Menghargai bawahan
Keputusan diambil bersama

7
7
7
7
7

6
6
6
6
6

5
5
5
5
5

4
4
4
4
4

3
3
3
3
3

2
2
2
2
2

1
1
1
1
1

Posted by ngopi bro at 6:18:00 AM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Newer PostOlder PostHome


Labels

akulturasi budaya
apple
Bahan Kuliah
berita
foto
ilmu komunikasi
info
instagram
kesehatan
komunikasi
review
skripsi
trik
tugas kuliah
video
Blog Archive

April (5)
May (17)
June (8)
September (2)
February (7)
June (7)

Popular Posts

Sistem Pemerintahan Presidensil dan Parlementer

Otoriter
Tidak bertanggung jawab
Mendomi-nasi
Tidak menghargai bawahan
Keputusan diambil sendiri

Sistem Pemerintahan Presidensil A.


dengan sistem kongresional, mer...

Pengertian Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga

Welcome to The Ngopibro.

I'm Aji - I'm a Coffeeholic. I'm passionate at Music, Travel, Fashion. This blog is a place where I want to share all
the things I love to you! Keep

Simple template. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai