Anda di halaman 1dari 4

Nama : Evanesha Marshel Sherlyana

Mata Kuliah/Kelas : Kesehatan Ibu dan Anak/ A

JANGKA WAKTU PEMBERIAN BEDONG PADA BAYI AKAN


MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI

Masa bayi merupakan masa kritis perkembangan seseorang yang dipengaruhi


pemberian perilaku dan sikap asuh dari orang tua. Bayi dikatakan menghadapi masa kritis
karena bayi sangat peka terhadap lingkungan dan pemberian asuhan dari keluarga. Dalam
kehidupan bayi mengalami perkembangan yang paling penting yaitu perkembangan
motorik, perkembangan motorik dibedakan menjadi 2 yaitu motorik halus dan motorik
kasar. Motorik kasar yaitu motorik yang mempunyai kemampuan gerak dasar yaitu
lokomotor, nonlokomotor, manipulatif, dan koordinasi. Sedangkan perkembangan
motorik halus yaitu kemampuan pada bayi dalam menggerakkan jari jari tangan dalam
meraba dan menggenggam. Perkembangan motorik kasar maupun halus pada bayi
dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama budaya dan tradisi. Sebagian besar
masyarakat, masih menerapkan tradisi pemberian bedong pada bayi hingga saat ini. Hal
tersebut dikarenakan sudah menjadi tradisi yang melekat pada individu secara turun
temurun. Penelitian pengaruh pemberian bedong pada bayi usia 3 bulan terhadap
perkembangan motorik bayi dilakukan pada Desa Cemani di Surakarta, Puskesmas
Antang Perumnas di Makassar, dan Desa Daleman di Karanganyar.
Bedong merupakan teknik yang dilakukan ibu untuk mengurangi pengeluaran
energi melalui pengurangan gerakan bayi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik seperti faktor psikososial contohnya stimulasi dan adat istiadat
contohnya norma atau tradisi atau budaya. Budaya yang saat ini masih melekat pada
seorang ibu atau keluarga yaitu pemberian bedong pada bayi supaya kaki bayi tidak
pengkor atau sering dikaitkan dengan pembentukan tangan dan kaki bayi supaya lurus.
Pada penelitian di Desa Daleman diperoleh bahwa lama pemberian bedong akan
berpengaruh terhadap perkembangan motorik bayi. Hal tersebut juga di peroleh hasil dari
responden yang menujukkan hampir 80% bayi mengalami keterlambatan perkembangan
motorik. Dalam jangka waktu yang lama bayi di bedong akan membuat pergerakan bayi
terbatas misal kaki dan tangan tidak dapat bergerak secara aktif serta bayi juga akan
mengalami rasa tidak nyaman dan panas. Selain itu, akan menyebabkan peredaran darah
terganggu karena kerja jantung dalam memompa darah menjadi lebih berat.
Pada penelitian wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas, diperoleh 59
responden dengan pemberiam bedong pada bayi dalam jangka waktu yang cepat
sebanyak 40 responden dan pemberian bedong pada bayi dalam jangka waktu lama
sebanyak 19 responden. Pada responden yang melakukan pemberian bedong dalam
jangka waktu cepat, bayi mengalami perkembangan motoric kasar secara normal karena
bayi memiliki kemampuan untuk bergerak bebas sehingga bayi merasa lebih nyaman dan
melatih pergerakan motorik kasar bayi pada saat tidak di berikan bedong. Sedangkan pada
responden yang melakukan pemberian bedong dalam jangka waktu lama, bayi akan
mengalami gangguan perkembangan motorik kasar di karenakan tangan dan kaki bayi
tidak mendapatkan kesempatan untuk bergerak. Pergerakan tangan seorang bayi sangat
diperlukan bayi bagi dalam mencari puting ibu dalam proses menyusui. Pada penelitian
di Desa Cemani, diperoleh hasil bahwa lama pemberikan bedong dapat mempengaruhi
perkembangan motorik. Lama pemberian bedong selama 30 hari pada bayi memiliki
perkembangan motorik normal, pemberilan bedong selama 45 hari pada bayi memiliki
perkembangan motorik normal, lama pemberian bedong selama 60 hari pada bayi
memiliki perkembangan motorik normal, dan pemberian bedong pada bayi selama 75-
105 hari (dalam jangka waktu yang lama) memiliki perkembangan motorik suspeck.
Sejak usia 2 bulan otot-otot bayi mulai kuat untuk melakukan aktivitas gerakan tubuh
seperti menggenggam, meraih, dan. Meraba. Maka semakin makin lama bayi dibedong
pada usia 2 bulan atau lebih maka bayi tidak akan bisa melakukan tugas-tugas
perkembangan motorik yang akan dicapai sesuai waktunya atau bayi akan mengalami
keterlambatan perkembangan motorik.
Anggapan masyarakat bahwa pemberian bedong pada bayi supaya kaki tidak
pengkor hayalah mitos yang terlanjur dipercaya oleh banyak orangtua. Bedong bukan
salah satu teknik untuk meluruskan kaki tetapi hanyalah salah satu cara untuk
menghindari bayi dari kedinginan. Tanpa pemberian bedong pada bayi, kaki bayi akan
lurus jika sudah waktunya. Budaya pemberian bedong pada bayi yang dipercaya
masyarakat saat ini, memberikan dampak yang negatif bagi bayi apabila pemberian
bedong tersebut dalam jangka waktu yang lama. Beberapa penelitian memperoleh hasil
bahwa pemberian Bedong pada bayi usia 3 bulan dalam jangka waktu yang lama akan
berpengaruh pada perkembangan motorik bayi. Hal tersebut menjadikan bayi tidak aktif
dan juga tidak dapat bergerak bebas sesuai kebutuhannya. Semakin lama bayi dibedong,
maka perkembangan motorik akan semakin tidak normal. Oleh karena itu, perlu
dilakukannya pemberian edukasi dan sosialisasi oleh para petugas kesehatan kepada ibu
hamil dan nifas tentang pola pemberian bedong bayi yang baik dan benar pada usia 3
bulan dan perawatan bedong yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik pada
bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Ramdhani, E., & Purbanova, R. (2023). PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG


TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 3 BULAN. JURNAL
KESEHATAN TUJUH BELAS, 4(2).

Sudirman, J., Triananinsi, N., Sampara, N., & Pahrisal, A. (2019). Analisis perkembangan
motorik kasar dengan pemberian bedong pada bayi umur 3 bulan. In Prosiding
Seminar Nasional Universitas Indonesia Timur (Vol. 1, No. 1, pp. 315-323).

Solikah, S. N., & Suminar, S. (2017). Pengaruh Pemberian Bedong Terhadap


Perkembangan Motorik Bayi usia 3 Bulan. Unnes Journal of Public Health, 6(3),
203-208.

Anda mungkin juga menyukai