Anda di halaman 1dari 7

P-ISSN : 2549-3043

E-ISSN : 2655-3201

TEKNIK RADIOGRAFI OS HUMERUS DENGAN KASUS FRAKTUR 1/3


DISTAL HUMERUS DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT EFARINA
ETAHAM
BERASTAGI KABUPATEN KARO TAHUN 2022

Veryyon Harahap1, Bambang Kustoyo2, Awan Pelawi3, Saufa Taslima4


1
Dosen Radiodiagnostik dan Radioterapi Universitas Efarina, Sumatera
Utara 21162

ABSTRAK

Humerus (Latin, humerus) adalah tulang terpanjang dari anggota gerak atas pada
manusia. Humerus adalah bagian dari rangka apendikular atas dan terletak di wilayah
lengan. Ini berarti kulasi di bagian atasnya dengan skapula, melalui sendi bahu (atau sendi
gleno humeral) dan di bagian bawah dengan ulna dan jari-jari, melalui sendi siku (atau
sendi humero radioulnar). Ujung proksimal humerus memiliki kepala, leher bedah dan
anatomi, dan tuberkel mayor dan minor. Humerus adalah tulang panjang (Berdasarkan
jenis tulangnya). Ini terdiri dari tiga komponen: ujung atas, ujung bawah, dan poros. Pada
ujung proksimal, humerus membentuk bagian halus, struktur seperti bola yang dikenal
sebagai kepala humerus. Kepala humerus membentuk sendi bola dan soket pada bahu,
dengan rongga gleno idalis dari scapula bertindak seperti soket. Bentuk bulat dari kepala
humerus memungkinkan humerus bergerak dalam lingkaran lengkap (sirkumduksi) dan
berputar di sekitar porosnya pada sendi bahu.Tepat di bawah kepala, humerus menyempit
kebagian anatomi leher humerus.

Kata Kunci : Humerus, appendicular

ABSTRACT

The humerus (Latin, humerus) is the longest bone of the upper limb in humans. The
humerus is part of the upper appendicular skeleton and is located in the region of the arm.
This means culating at the top with the scapula, through the shoulder joint (or the humeral
glenoid joint) and at the bottom with the ulna and fingers, through the elbow joint (or the
humero radioulnar joint). The proximal end of the humerus has the head, surgical and
anatomical neck, and major and minor tubercles. The humerus is a long bone (based on
the type of bone). It consists of three components: top end, lower end, and shaft. At the
proximal end, the humerus forms a smooth, spherical structure known as the humeral
head. The humeral head forms the ball and socket joint of the shoulder, with the glenoidal
cavity of the scapula acting like a socket. The round shape of the humeral head allows the
humerus to move in a complete circle (circumduction) and rotate around its axis at the
shoulder joint. Just below the head, the humerus narrows down to the anatomy section of
the humeral neck.

Key words: Humerus, appendicular

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 279
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

I. PENDAHULUAN Radiografi Ossa Pelvis Dengan


Sangkaan Fraktur Os Pubis Di Instalasi
Fraktur menurut Price, 2005 Radiologi Rs Efarina Etaham
adalah patah tulang, biasanya Berastagi”.
disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga III.METODE PENELITIAN
tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan
jaringan lunak di sekitar tulang akan A. Jenis Penelitian
menentukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur Jenis penelitian adalah penelitian
lengkap terjadi apabila seluruh tulang Data Kualitatif. Menurut Hidayat,
patah, sedangkan pada fraktur tidak 2007 penelitian Data Kualitatif adalah
lengkap tidak melibatkan seluruh suatu metode penelitian yang
ketebalan tulang. Ada beberapa istilah dilakukan dengan pengumpulaan data
yang dipakai untuk menjelaskan tipe dengan melihat atau menganalisis
fraktur yaitu. Fraktur dokumen-dokumen yang ada di suatu
Transversal,Fraktur Longitudinal, Rumas Sakit. Tujuan utama untuk
Fraktur Segmental, Fraktur Kompresi menyimpulkan tentanag suatu
dan Fraktur Avulsi (Price,2005) keadaam secara Objektif. (Hidayat,
2007)
Menurut Kahle 1997 Tulang B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Pelvis merupakan komposisi dari tiga 1. Lokasi Penelitian
buah tulang yakni tulang koksae(coxae),
Lokasi penelitian ini dilaksanakan
tulang sacrum(sacrum), dan tulang
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
koksigeus(coccygeus). Tulang pubis
Efarina Etaham Berastagi Kabupaten
terdiri dari ramus superior ossispubis
Karo pada tahun 2022
dan inferior ossis pubis. Kedua rami
2. Waktu Penelitian
tersebut dibatasi oleh foramen
obturatorium. Tulang koksigeus Waktu penelitian dan
terbentuk dari tiga atau empat vertebre pengambilan data kasus Ossa Pelvis
yang berangsur mengecil dari arah atas dengan sangkaan Fraktur Os Pubis di
ke arah bawah.(Kahle,1997) Instalasi Rumah Sakit Efarina Etaham
Menurut Noor Zairin 2016 Berastagi Kabupaten Karo pada tahun
Fraktur ossa pelvis adalah terputusnya 2020.
hubungan tulang pelvis ,baik tulang
pubis atau tulang ilium yang disebabkan Teknik Pemeriksaan Data
oleh suatu trauma.(Noor,zairin,2016) Teknik pemeriksaan data yaitu
Pemeriksaan radiologi adalah Data Sekunder. Metode yang
pemeriksaan yang sangat tepat untuk digunakan dalam penulisan makalah
mengetahui Anatomi dan Fisiologi dari ilmiah ini mengunakan metode
suatu organ sehingga kelainan pada Kualitatif,adapun pendekatan yang
patoloogi maupun traumatis dapat digunakan adalah suatu kasus dengan
membantu dalam menegakkan diagnosa. teknik.(Hidayat, 2007)
Dari penelitian yang telah penulis 1). Observasi dan pemeriksaan fisik
lakukan banyak kejadian atau kasus yang dengan pengamatan secara langsung
terdapat pada Fraktur pelvis atau patah kepada klien tentang hal yang
tulang. Sehingga penulis melakukan berkaitan dengan masalah klien.
penelitian tentang ”Teknik Pemeriksaan

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 281
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

N Kegiatan Jan Fe Mar Apr Jun


o b i Tabel 1. Jadwal Penelitian
Pembuata
1 n
A. HASIL
Proposal
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Seminar
Di Instalasi Radiologi Rumah
2 Proposal Sakit Efarina Etaham Berastagi
Perbaikan Kabupaten Karo
3 Proposal 2. Hasil Penelitian
Pengump a) Identitas Pasien
4 ulan Nama Pasien : Ny. Emi
Data Jenis Kelamin :
Penulisan Perempuan
5 Jurnal Umur : 37 tahun
6 Jurnal No.RM :
Terbit 00-109181
2). Studi dokumentasi dilakukan Alamat :
dengan secara mencari sumber Kabanjahe
informasi yang didapat dari status Jenis Pemeriksaan : RO
pasien dan hal yang berhubungan Pelvis
dengan masalah pasien. Studi Ket.Klinis : KLL
literature (kepustakaan) yaitu dengan Tanggal Pemeriksaan : 17
mempelajari buku, makalah dan Februari 2022
sumber – sumber lain untuk b) Riwayat Panyakit
mendapatkan dasar –dasar ilmiah Pasien datang kerumah
yang berhubungan dengan Ossa Pelvis sakit akibat dari KLL(kecelakaan
dengan sangkaan Fraktur Os Pubis lalu lintas) dibawa keruang IGD
sehingga dapat membandingkan dan disuruh oleh dokter jaga
antara teori dengan pelaksanaan yang untuk melakukan rontgen pada
ada pada kasus di Rumah Sakit. Pada Pelvis dikarenakan pasien yang
penelitian ini penelitian mengamati mengalami kejadian jatuh
pelaksanaan Radiografi Ossa Pelvis terduduk dari sepeda motor.
mulai dari awal dilakukan Tepat pada tanggal 17 Juni 2020,
pemeriksaan Ossa Pelvis dengan sekitar jam 16:26 penderita
kasus Fraktur Os Pubis sampai selesai. dibawa keruang radiologi untuk
melakukan foto rontgen Pelvis.
3. Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Surat permintaan foto
Pasien membawa surat permintaan
foto Ossa Pelvis, kemudian pasien
dibawa ke ruangan pemeriksaan dan
surat pengantar dibaca oleh petugas
(Radiografer) serta melakukan
pemeriksaan sesuai dengan prosedur
pemeriksaan.
2. Persiapan alat

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 282
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

a. Pesawat rontgen yang - Posisi objek : Kaset diatur


dipakai melintang, tepi kaset di atur sedikit
Pesawat sinar-x di atas crista iliaca, sehingga
Nama/Merk : EST 5000 S/F601 HF gambaran crista tidak akan
HIGE terpotong. Tepi bawah kaset
No seri tabung : 640191713 kV menyesuaikan atau sedikit di bawah
Maksimum : 500 kV symphisis pubis. MSP tubuh pasien
Jenis tabung : Doubel Focus di atur segaris pada pertengahan
b. Accesories kaset. Kedua tungkai lurus, kaki
Adapun kelengkapan radiografi yang dirotasi kearah internal sejauh 15-20
dibutuhkan pada pemeriksaan Ossa derajat collum femoris tampak
Pelvis adalah : dalam posisi paling panjang (true
(a) Kaset dan film yang digunakan AP). Pastikan bahwa pelvis tidak
adalah ukuran 30 cm x 40 cm terjadi rotasi.
sebanyak 1 lembar
(b) Film yang digunakan adalah Green
sensitive dengan kecepatanHigh
speed
(c) Marker digunakan sebagai tanda
atau kode untuk identifikasi pasien,
yaitu tanda letak anatomi (R)
(d) Intesifying screen yang digunakan
adalah Green emiting dengan
kecepatan High Speed.
(e) Grid untuk menyerab radiasi
hambur yang tidak searah yang
berasal dari objek yang dieksposi.

4. Teknik Pemeriksaan Gambar 4.1 : Kriteria Gambar Proyeksi


Adapun teknik radiografi yang AP (Anterior Posterior)
dilakukan untuk memperlihatkan Central Point (CP) : Pada MSP setinggi
kelainan pada pemeriksan Ossa Pelvis 2’’(5cm) dibawah SIAS
sangkaan Fraktur Os Pubis adalah : Central Rey (CR) : Tegak lurus
kaset
1. Proyeksi AP Proyeksi : Kv 67, mAs
- Tujuan : Menampakkan Ossa Pelvis 160, ms 110
dan memperlihatkan fraktur, FFD : 100
dislokasi, penyakit degenerative dan cm
lesi tulang. Kaset : 30 cm x 40
cm dengan grid
Expose : Saat pasien
- Posisi pasien: Pasien supine, kedua
tidak
lengan ditempatkan disisi dan
melakukan pergeraka
menyilang di atas dada, untuk
n
kenyamanan letakkan bantal
Kriteria Radiograf: -Tampak
dibawah kepala pasien.
tulang-tulang pelvis

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 283
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

-Tampak L5, • Kesan fraktur ramus superior dan


sacrum, inferior kiri.
dan coccygeus
-Tampak caput B. PEMBAHASAN
femur trochanther 1. Berdasarkan Radiografi yang telah
mayor diperoleh mengenai pemeriksaan
Ossa Pelvis pada kasus Fraktur pada
daerah ramus superior dan inferior
5. Evaluasi Hasil Foto pubis kiri Di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Efarina Etaham
Setelah dilakukan pelaksanaan Berastagi Kabupaten Karo adalah
pemeriksaan secara radiografi dari Ossa secara umum pemeriksaan Ossa
Pelvis, mulai dari pelaksanaan radiografi Pelvis pada kasus Fraktur pada
dan proses pencucian film secara daerah ramus superior dan inferior
kimiawi, maka foto rontgen yang pubis kiri menggunakan proyeksi
dihasilkan dapat dievaluasi sebagai AP Axial karena dengan proyeksi
berikut : ini sudah dapat menampakkan
1. Evaluasi hasil pemeriksaan proyeksi kelainan yang dicurigai pada Ossa
AP(AnteriorPosterior) Pelvis salah satunya adalah Fraktur
1) Tampak gambaran anatomi Ossa pada daerah ramus superior dan
Pelvis dari posisi inferior pubis kiri.
AP(AnteriorPosterior) 2. Menurut saya jika dilihat dari teori,
2) Ukuran film 30 cm x 40 cm. maka proyeksi yang memberikan
3) Ketajaman gambar cukup. radiograf yang lebih jelas mengenai
4) Densitas gambar radiografi cukup pemerikaan Ossa Pelvis adalah
5) Detail gambar radiografi cukup proyeksi AP Axial karena dengan
6) Kontras gambar radiografi cukup proyeksi ini dapat memberikan
informasi mengenai kelainan yang
6. Pengolahan Film dicurigai dan pada gambaran
radiografnya tampak gambaran
Pengolahan film yang dilakukan Fraktur pada daerah ramus superior
DiInstalasi Radiologi Rumah Sakit dan inferior pubis kiri.
Efarina Etaham Berastagi adalah 3. Keuntungan dari pemeriksaan
Automatic processing sekitar kurang 2-3 Radiologi pada Ossa Pelvis ini
menit proses pencucian pasien dapat mengetahui dengan
jelas gambaran Fraktur pada daerah
7. Hasil Bacaan Dokter Spesialis ramus superior dan inferior pubis
Radiologi kiri berdasarkan anatomi, serta
selain itu radiasi yang diterima
Dokter Spesialis Radiologi Rumah pasien lebih kecil karena luas
Sakit Efarina Etaham Berastagi lapangan penyinaran dilakukan
menyebutkan bacaan foto dalam sesuai dengan kebutuhan. Kerugian
proyeksi AP (AnteriorPosterior) dari pemeriksaan ini adalah pasien
(lampiran 1), yaitu: menjadi merasakan sakit di
• Tampak garis fraktur pada Daerah akibatkan panggul yang di gerakkan
ramus superior dan inferior pubis dengan tujuan untuk mendapatkan
Kiri. gambar yang bagus.

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 284
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

KESIMPULAN ilmiah saya ini proteksi yang


digunakan adalah dengan cara
Setelah melakukan pemeriksaan memberi waktu pengeksposan
secara radiografi pada Ossa Pelvis pada sesingkan mungkin agar pasien
kasus Fraktur Os Pubis di Rumah Sakit terhindar dari banyaknya raduasis
Efarina Etaham Berastagi Kabupaten hambur yang di akibatkan oleh
Karo maka penulis mengambil radiasi, dan untuk bagian pelvis
kesimpulan sebagai berikut : karena jika diberi apron akan mutupi
bagian Pelvis yang akan di periksa
1. Pada Radiografi Ossa Pelvis sangat sehingga pasien hanya diberi baju
dibutuhkan detail dan ketajaman pasien, pada personil (radiografer)
gambar. Dalam tulisan karya ilmiah memakai apron dan film badge pada
saya ini untuk pemeriksaan saat pemeriksaan berlangsung, serta
radiografi Ossa Pelvis digunakan memerintahkan keluarga pasien
fokus besar yang berguna untuk untuk menunggu diluar ruang
meningkatkan pengoptimalan dan pemeriksaan agar tidak terkena
ketajaman gambar radiografi. radiasi hambur yang berbahaya.
2. Penggunaan luas lapangan 5. Proses pencucian film juga
penyinaran sangat penting di berpengaruh dengan tinggi atau
perhatikan, agar objek yang akan rendahnya kondisi pemotretan.
dilihat berada di tengah-tengah Dalam tulisan karya ilmiah saya ini
film. Dalam tulisan karya ilmiah menggunakan Automatic
saya ini teliti dalam menentukan Processing. Dengan menggunakan
batas atas objek dan batas bawah automatic processing kita dapat
objek sehingga objek berada di menyesuaikan antara koisi
tengah-tengah film dan menentukan penyinaran dengan suhu dan umur
luas penyinaran yang sesuai dengan cairan, khususnya developer agar
besarnya objek yang akan di foto. menghasilkan gambaran radiografi
Maka luas lapangan penyinaran yang memiliki ketajaman yang jelas.
yang digunakan adalah dari L5 Jika cairan sudah melemah maka
sampai caput femur trochanter perlu dilakukan mengganti cairan
mayor. automatic dengan yang baru di aduk
3. Kondisi penyinaran berpengaruh atau dengan cara menaikkan kondisi
terhadap besar objek yang akan di penyinaran dengan tujuan dapat
foto. Dalam tulisan karya ilmiah menghasilkan gambaran radiografi
saya ini pada proyeksi yang jelas.
AP(AnteriorPosterior)
menggunakan kondisi penyinaran Saran
Kv : 67, mAs : 160, ms : 110 dan Untuk meningkatkan kualitas
FFD : 100 cm, ukuran kaset yang di gambar radiografi penulis dapat
gunakan adalah 30 x 40 cm. memberikan saran-saran sebagai berikut
4. Dari segi proteksi, perlindungan :
terhadap radiasi sangat penting
diperhatikan, agar dosis yang di 1. Untuk pemeriksaan radiografi ossa
terima pasien, personil, dan pelvis digunakan fokus besar,
masyarakat di sekitarnya sekecil dimana fokus besar berguna untuk
mungkin. Sehingga terhindar dari meningkatkan pengoptimalan pada
bahaya radiasi. Dalam tulisan karya

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 285
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

gambar radiografi dan untuk


ketajaman. Price, Sylvia Andreson (2005),
2. Radiografer harus teliti dalam Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
menentukan batas atas dan batas Proses Penyakit Vol.I__Jakarta : EGC,
bawah objek yang akan difoto, agar
objek tersebut berada di tengah- Slone, Ethel(2003), Anatomi dan
tengah film dan tidak ada yang Fisiologi untuk pemula/ahli
terpotong. bahasa,James Veldman ; editor bahasa
3. Radiografer harus teliti dalam Indonesia, Palupi Widyastuti
menentukan kondisi penyinaran Jakarta:EGC
dengan besar objek yang akan
difoto. Bontrager(2001),Teknik Pemeriksaan
4. Sebaiknya radiografer Radiografi Pelvis, Edisi 5, 2001
menggunakan luas lapangan
penyinaran yang sesuai dengan Kahle, (1997), Anatomi Tulang Pelvis,
besarnya objek yang akan difoto, https://www.google.com/search?q=anat
pengaturan waktu exposi, jarak tube omi+tulang+pelvis
terhadap kaset, dan perisai
(pelindung) yang di butuhkan pada
saat pemeriksaan, untuk Decoster dkk(2008), Patzakis dkk
mengurangi radiasi hambur yang (2005), Salomon dkk, 2010 Konsep
berbahaya terhadap pasien, personil, Dasar Dan Asuhan Keperawatan
dan masyarakat disekitarnya. Osteomyelitis.
5. Sebaiknya pencucian film pada
Automatic Processing di sesuaikan Salomon L. dkk. 2010. (eds). Aplyes
antara kondisi penyinaran dengan System Of Orthopaedies and
suhu dan umur cairan, khususnya Fractures.
developer.
Song dkk(2001), Spiegel &
DAFTAR PUSTAKA Penny(2005) Chapter chronic
Osteomyelitis in children. In: Gosselin
Noor, Zairin (2016), Buku Ajar Ganguan RA, Spiegel DA, Foitz M, editors.
Muskuloskletal-Jakarta: Salemba Me Global Orthopeadies: Caring for
dika, 2016 musculoskeletal conditions and
injures in austere setting.
Utami Puji Asih, Saputra Dwi Sudibyo,
Felayani Fadli (2014), Radiologi Dasar I, Newyork: Springer;2014.p.315-24
Anatomi Radiologi dan Patofiologi, Cierny G. Chronic Osteomyelitis: result
Penerbit : Inti Medika Pustaka. of treatment. Instr course lect 1990: 39:
495-508
Price, Sylvia Andreson (2005),
Patofisiologi : Konsep Klinis Proses- Rasad, Syahriar (2005), Radiologi
Proses Penyakit Vol.II__Jakarta : EGC. Diagnostik Edisi 2, Jakarta: FKUI.
Clark’s, K.C(2005), Positioning In
Rasad, Syahriar (2005), Radiologi Radiograpy Edisi 12,London :Infrord
Diagnostik, Jakarta: FKUI. Limitied.
Clark’s,K.C(2005), Positioning In
Radiograpy, London : Infrord Limitied.

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 286

Anda mungkin juga menyukai