PENDAHULUAN
penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat badan.2 Etiologi dan patogenesis
hiperemesis gravidarum berkaitan erat dengan etiologi dan patogenesis mual dan
muntah pada kehamilan. Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil
belum diketahui, tetapi terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan faktor-
faktor biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah
perubahan kadar hormon selama kehamilan. Menurut teori terbaru, peningkatan kadar
human chorionic gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah. Perempuan dengan
kehamilan ganda atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG lebih
tinggi daripada perempuan hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah yang
1
lebih berat.
Selain itu, hCG memiliki struktur yang mirip dengan hormon TSH (thyroid
stimulating hormone) sehingga dapat berikiatan dengan reseptor TSH di kelenjar
tiroid dan merangsang produksi kelenjar tiroid meski bersifat stimulator tiroid yang
lemah. Diduga terjadinya hiperemesis berkaitan langsung dengan kelenjar tiroid yang
hiperaktif. Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara
kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesis gravidarum dirawat
inap lebih dari sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang terjadi terus-menerus dan
sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu hamil bahkan
2
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang obsetri dan ginekologi khusunya dalam kasus hiperemesis gravidarum.
Metode penulisan makalah ini adalah dengan studi kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat
turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria. Sedangkan
dari literatur lain menyebutkan bahwa hiperemesis gravidarum adalah muntah yang
cukup parah sehingga menyebabkan kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari
kelaparan, alkalosis dari kehilangan asam hidroklorid saat muntah dan hipokalemia
terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
4
Tabel 2.1 Definisi-definisi mual dan muntah dalam kehamilan
2.2 Etiologi
Muntah merupakan suatu mekanisme dari saluran cerna bagian atas
mengeluarkan isinya bila terjadi iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan
pada usus. Muntah termasuk reflex integrative yang kompleks yang terdiri dari 3
komponen utama yakni detektor muntah, mekanisme integrative dan efektor yang
bersifat somatik, dimana rangsangannya dihantarkan melalui saraf vagus dan aferen
simpatis menuju pusat muntah. Selain itu pusat muntah juga menerima rangsangan
dari pusat muntah lain yang lebih tinggi pada serebral dari chemoreseptor trigger
zone (CTZ) pada area postrema dan dari apparatus vestibular via serebelum. Kalau
sinyal tersebut berasal dari perifer maka sinyal tersebut tidak akan melalui trigger
zone tetapi akan mencapai pusat muntah melalui nucleus traktus solitaries. Pusat
muntah ini berdekatan dengan pusat pernapasan dan pusat vasomotor. Rangsang
aferen dari pusat muntah dihantarkan melalui saraf kranial V, VII, X, XII ke saluran
cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diapragma, otot iga dan otot abdomen.4
Apabila rangsangan dirasakan sudah mencukupi maka akan mengakibatkan
pernafasan menjadi lebih dalam, terangkatnya tulang hioid dan laring untuk
mendorong sifngter krikoesofagus terbuka, tertutupnya glotis dan akhirnya
terangkatnya palatum mole untuk menutup nares anterior. Akhirnya timbul kontraksi
kuat dari otot abdomen yang mengakibatkan timbulnya tekanan intragastrik yang
tinggi. Dengan tekanan intragastrik yang meninggi dilanjutkan dengan relaksasi dari
dan psikologi. 5
a. Endokrin
1. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Sampai saat ini HCG dikatakan sebagai penyebab utama dari hiperemesis
gravidarum karena dikaitkan adanya peningkatan signifikan dari HCG pada ibu
dengan hiperemesi gravidarun. HCG disekresi oleh sinsitiotropoblast. HCG terdiri
6
dari alfa hCG dan beta hCG. Alfa hCG memiliki susunan asam amino
92 subunit alfa tidak spesifik yang dimiliki juga oleh hormon tropik lain seperti TSH,
LH dan FSH.5
Penelitian lainnya mengatakan peningkatan HCG bukan merupakan satu –
satunya penyebab melainkan ada isoform spesifik dari HCG yang juga
mengakibatkan Hiperemesis gravidarum (HG). Ini ditandai dengan adanya HCG yang
lebih asam (pH <4). Kebanyakan bentuk isoform ini merupakan akibat dari kelainan
2. Progesteron
Aktivitas hormonal pada saat corpus luteum merupakan paling tinggi pada
trimester pertama ketika HG sering terjadi. Penelitian menunjukkan pada pasien
7
5. Leptin
Leptin merupakan hormone yang memliki peranan dalam mengatur berat badan
dan memiliki struktur yang hampir sama dengan sitokin. Hubungan antara HG dan
leptin didapatkan berdasarkan fakta bahwa leptin sering ditemukan pada jaringan
adipose dan fungsi utamanya adalah mengurangi rasa lapar dan meningkatkan
konsumsi energi dengan cara berinteraksi dengan kortisol, tiroid dan insulin. Kadar
leptin sering ditemukan pada ibu hamil salah satunya dengan HG namun
b. Imunologi
Pada ibu hamil terjadi perubahan sistem humoral maupun mediated, kemungkinan
untuk melindungi janin dari sistem imun ibu. HG dikatakan timbul akibat dari
8
overaktivasi dari sistem imun yang berhubungan dengan sintesis hormon kehamilan.5
c. Gastro Intestinal
1. Infeksi Helicobacter Pylori
Peningkatan insiden H.pylori pada pasien HG merupakan salah satu etiologi yang
cukup jelas. Secara signifikan ditemukan H.pylori pada bagian antrum dan corpus
dari lambung pasien dengan HG. Jumlah bakteri H.pylori juga kemungkinan
9
cairan amnion.5
d. Enzim Metabolik
1. Liver enzim
Kelainan fungsi hati ditemukan pada pasien HG dengan peningkatan kadar SGOT
maupun SGPT. Kelainan ini kemungkinan ditemukan pada pasien HG tipe late onset,
lebih parah sampai ketonuria dan hipertiroidism, namun mekanisme secara detail
belum jelas. Diperkirakan kelainan fungsi hati kemungkinan disebabkan karena efek
kombinasi dari hipovolemia, malnutrisi, dan timbulnya asam laktat pada HG.5
2. Amilase
Adanya peningkatan serum amylase ditemukan pada pasien dengan HG. Namun
peningkatan serum amylase tidak diakibatkan karena peningkatan enzim amylase dari
pancreas, menunjukkan kalau peningkatan tersebut bukan diakibatkan gangguan dari
e. Defisiensi nutrisi
1. Defisiensi vitamin
Terdapat penurunan jumlah vitamin B1 pada pasien dengan HG, namun hubungan
secara biokimia belum dapat dijelaskan secara detail. Selain itu juga
terdapat defisiensi vitamin lain yakni thiamin dan K yang juga diperkirakan
10
dengan metabolism, sedangkan kadar besi yang rendah kemungkunan mengganggu
f. Anatomi
Ibu hamil berisiko mengalami HG karena adanya beberapa variasi anatomi,
kemungkinan penyebabnya adalah perbedaan sistem vena pada ovarium kanan dan
11
Bagan 1. Interaksi antara faktor – faktor pencetus HG.
12
pertama, tepatnya sekitar minggu ke 14-16. Oleh karena itu, mual dan muntah lebih
sering terjadi pada trimester pertama. Peningkatan kadar hCG mengakibatkan
perubahan atau gangguan (dismotilitas) sistem pencernaan serta gangguan
sistem imun humoral yang diduga sebagai pencetus infeksi H.pilory selama
kehamilan.
Faktor risiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan
mengalami stress yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum, ibu primigravida juga belum mampu
beradaptasi terhadap perubahan korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan
ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum.
Pekerjaan juga merupakan faktor risiko penyakit hiperemesis gravidarum. Pekerjaan
berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang juga mempengaruhi pola makan,
aktifitas dan stres pada ibu hamil.
yaitu1,4:
1) Tingkat I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, penderita
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik
13
2) Tingkat II.
Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam bau
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.1,4
Nyeri epigastrium + ++ ++
14
BAK Normal Oligouria Oligouria-anuria
3) Tingkat III.
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi
fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai Encephalopathy Wernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini terjadi akibat
defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
2.5 Diagnosis
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan
makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu
segera diberikan. Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis,
a. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.
Mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Selain itu dari anamnesis juga dapat
diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan
riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus,
15
dan tumor serebri).
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid
dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar),
analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. 2 Pada keadaan tertentu, jika pasien
dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan
parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50-
60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat
dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori.
Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan
pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen, kreatinin
dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.
16
Faktor Hiperemesis Gravidarum:
- Defisiensi nutrisi
- Endokrin
- GIT
- Enzim metabolik
- psikologi
17
muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan, antara lain:
a. Appendiksitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendiksitis akut keluhan nyeri tekan pada perut
sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil yang tanpa appendiksitis akut keluhan
tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare, dan rebound
tenderness juga bisa dijadikan petunjuk untuk membedakan wanita hamil dengan
b. Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai
riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai dengan
penurunan kesadaran dan pernafasan Kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton
urine untuk mendapatkan badan keton pada urine, pemeriksaan gula darah, dan
d. Hepatitis.
18
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya
sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan SGOT dan SGPT
yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat
III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita hepatitis dengan
wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis. Anamnesa yang
e. Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga
disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap hari,
gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan
kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.
19
kali 3mg perhari peroral atau mediamer B6 3 kali perhari peroral
Antasida : asidrin 3x1 tablet perhari peroral atau milanta 3x1 tablet
perhari peroral
- Pemberian infus asam amino untuk mencegah terjadi katabolisme yang
menghasilkan benda keton yang dapat memperburuk keadaan pasien
- Diet sebaiknya meminta advis ahli gizi
- Rehidrasi dan suplemen vitamin, pilihan cairan adalah normal salin (NaCl
0,9%), cairan dekstrose tidak boleh diberikan karena tidak mengandung
sodium yang cukup untuk mengoreksi hiponatremia, urin output juga harus
dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstik untuk mengetahui
terjadinya ketonuria Antiemesis, tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan
menggunakan dopamin antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin
(klorpromazin, proklorperazin), antikolonergik (disiklomin) atau antihistamin
H1-reseptor antagonis (prometazin, siklizin). Namun bila masih tetap tidak
memberikan respon maka dapat digunakan kombinasi kortikosteroid dengan
reseptor antagonis 5-Hidrokstiptamin (5-HT3) (ondansentron, sisaprid).
20
27
2.8 Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis,
pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum dapat dilakukan dengan beberapa cara,
21
antara lain :
- Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal
terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang pada usia kehamilan 4
bulan.
- Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tetapi dengan frekuensi
yang lebih sering
- Pada saat bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti, biskuit dengan teh hangat
- Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak, dan makanan atau
minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
- Makan makanan yang mengandung gula sangat dianjurkan untuk menghindari
kekurangan karbohidrat
- Defekasi yang teratur.
a. Vitamin B6 (Pyridoxin )
Pyridoxin merupakan koenzym untuk metabolisme asam amino. Pyridoxin
banyak terdapat pada gandum, daging dan sayuran hijau, namun vitamin ini dapat
rusak oleh sinar. Kebutuhan vitamin ini pada keadaan normal tidak diketahui dengan
pasti namun ada yang menyatakan berkisar antara 1 sampai 2 mg per hari. Vitamin
B6 mempunyai peranan penting dalam metabolisme tryptophan menjadi niacin dan
metabolisme beberapa asam lemak essensial lainnya. Pada wanita hamil ditemukan
ekskresi asam xanthurenic dalam jumlah banyak setelah pemberian trypthopan dan
kelainan ini dikoreksi dengan pemberian pyridoxin. Defisiensi vitamin B6 selain
dapat menyebabkan gangguan epitelisasi juga dapat mengganggu persyarafan seperti
lemas, nyeri pada ekstremitas, salit kepala, depresi dan nausea. Pemberian vitamin B6
pada wanita hamil dengan nausea dan vomitus adalah 10 – 25 mg tiap kali pemberian
sebanyak 3 kali sehari.
22
Banyak wanita yang memilih vitamin B6 sebagai terapi alternatif yang natural
untuk mengobati nausea dan vomitus pada kehamilan. Bahkan wanita yang
mengkonsumsi multivitamin yang mengandung vitamin B6 pada 6 minggu pertama
kehamilannya, lebih sedikit yang mengalami nausea dan vomitus pada kehamilan
secara bermakna.
b. Dopamin Antagonis
Phenothiazines
Resiko pemberian Phenothiazines pada perkembangan fetus tampaknya kecil.
Phenothiazines pada trisemester pertama tidak memberikan bukti statistik yang
bermakna yang menyatakan adanya peningkatan terjadinya birth defect, namun
terdapat peningkatan angka kejadian defek pada jantung.
Promethazine
Promethazine adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati
hyperemesis. Promethazine tidak berhubungan dengan peningkatan risiko anomaly
kongenital tetapi penggunaan promethazine saat melahirkan dapat menimbulkan
gangguan pernafasan (RDS) pada bayi dan mengganggu agregasi trombosit dari ibu
dan bayi, oleh sebab itu disarankan agar promethazine tidak digunakan pada wanita
yang akan melahirkan dalam waktu dekat.
Metoclopramide
Metoclopramide adalah obat golongan dopamine reseptor – bloker yang telah
lama dipergunakan untuk mengobati refluks gastroesofageal, kemoterapi yang
menginduksi nausea dan nausea yang berkaitan dengan paska seksio. Obat ini juga
telah dipakai sebagai terapi hiperemesis pada wanita hamil dan tidak ada data
mengenai efek teratogenik pada bayi.
23
c. Antihistamin
Antihistamin yang dipakai pada nausea dan vomitus pada kehamilan antara lain
doxylamine, diphenhydramine, dimenhydrinate, cyclizine, buclizine. Antihistamin
tidak terbukti meningkatkan insiden malformasi kongenital. Meclizine adalah
antihistamin piperazine yang digunakan untuk mengobati vertigo dan motion
sickness.
d. Antagonis HT 3
Ondansetron adalah antagonis selektif serotonin receptor yang biasa digunakan
sebagai antiemesis pada kasus paska operasi, kemoterapi kanker dan radiasi. Obat ini
merupakan anti emetik yang poten dan terbaru. Belum ada penelitian besar dari
penggunaan obat ini pada wanita hamil dan baru sebatas percobaan pada binatang.
Dari beberapa laporan tidak didapatkan efek yang buruk pada kehamilan walalupun
terdapat pemakai dalam jumlah besar yang berulang pada trimester pertama.
2.11 Komplikasi
Diawali dengan mual munta berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi,
tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan
menurun. Oleh karena itu, terjadi perubahan metabolisme ke arah anaerob yang
menghasilkan benda keton dan asam laktat.
Muntah yang berlebihan menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah
menjadi tinggi. Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi
organ, organ yang terganggu antara lain :
25
a) Hepar
Gangguan perfusi O2 pada hepar menyebabkan gangguan fungsi sel hepar,
peningkatan kadar transaminase dan infiltrasi lemak pada hati (fatty acid oxidative).
Perlemakan pada hati ini dapat menyebabkan kematian dengan angka kematian
maternal dan janin masing-masing 75% dan 85%. Dengan gambaran histopatologi
berupa infiltrasi lemak intraseluler (mikrovesikel) yang distribusinya sentrilobuler,
kecuali hepatosit di daerah periportal yang biasanya
masih tampak normal, juga tidak didapatkan adanya tanda-tanda nekrosis maupun
reaksi inflamasi yang luas.
Gejala klinis yang timbul dapat berupa malaise, anoreksi, nausea, vomitus,
nyeri epigastrik, ikterus, hematemesis dan perdarahan lainnya, ensefalopati hepatik
dan gagal ginjal. Penyakit ini sering disertai dengan pankreatitis akut dan kadang-
kadang disertai juga dengan toksemia dan koagulasi intra vaskuler (DIC). Biasanya
terjadi partus prematur dan bayinya lahir mati, kematian ibu biasanya terjadi pada
hari ke tiga sampai empat minggu sejak onset, karena hipoglikemi, ensefalopati,
dan trombositopenia.13,14
b) Ginjal
Komplikasi pada ginjal berupa penurunan diuresis akibat dehidrasi, sehingga
metabolisme seperti asam laktat dan benda keton tertimbun serta terjadi degenerasi
lemak pada tubula kontorti. Gambaran histopatologi pada ginjal berupa penyempitan
tubulus proksimal, nekrosis sel epitel tubulus proksimal, dan adanya hialin cast di
tubulus distal. Tampak juga degenerasi tubulus proksimal yang mengandung debris,
26
tetapi membrana basalis utuh.
Gejala klinis berupa oliguria yang dilanjutkan diuresis. Adanya kerusakan tubulus
menyebabkan retensi cairan, sehingga terjadi uremia, hiperkalemia, edem,
ketidakseimbangan elektrolit, asidosis, peningkatan blood urea nitrogen (BUN)
sekitar 25-30mg/dl per-hari, dan kreatinin kira-kira 2,5mg/dl per-hari. Setelah
penyembuhan, epitel tubulus diganti dengan sel yang belum memiliki kemampuan
selektif, sehingga urin mudah lewat tanpa absorpsi yang mengakibatkan dehidrasi dan
hilangnya elektrolit tertentu.
d) Komplikasi lain
Ruptur esofagus, robekan Mallory-Weiss pada esofagus, pneumotoraks dan neuropati
perifer. Pada janin dapat ditemukan kematian janin, pertumbuhan janin terhambat,
2.12 Prognosis
Gardsby melaporkan semua wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan
merasakan awal terjadinya sebelum usia kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut
menurun 30% pada kehamilan 16 minggu. Sepuluh persen mengalami mual muntah
setelah 16 minggu dan hanya 1% tetap mengalami mual muntah setelah usia
kehamilan 20 minggu.3
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Sebagian besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirinya pada usia
kehamilan 20-22 minggu. Namun demikian pada tingkatan yang berat penyakit ini
dapat membahayakan nyawa ibu dan janin.
BAB III
LAPORAN KASUS
29
3.1 IDENTITAS PENDERITA
Nama pasien : Ny. IS Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Penerokan
No RM : 150076
Status Menikah : Menikah
Tanggal masuk RS : 01-07-2019
Tanggal Keluar RS : 04-07-2019
3.2 ANAMNESIS
Seorang pasien wanita umur 27 tahun datang ke IGD RSUD HAMBA tanggal
01 juli 2019 pukul 14. 40 WIB.
a. Keluhan Utama:
Mual muntah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
30
Nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB hitam
kehijauan sejak ± 1 minggu SMRS dan BAK dirasakan semakin menurun disertai
BAK berwarna teh pekat sejak ± 1 minggu SMRS. Pasien buang air kecil 3x dalam
sehari dengan volume + 200 cc. mata tampak berwarna kuning dirasakan pasien sejak
± 1 minggu. Pasien mengaku hamil 5 bulan. HPHT 28/02/ 2018 TP: 07/11/2019
dengan UK 20-21 minggu, Pasien pernah kontrol hamil hanya 2x pada kehamilan 12-
13 minggu dan 15-16 minggu di bidan desa. USG (-). Pasien menyadari dirinya hamil
ketika melakukan test pack. Pasien rujukan dari puskesmas penerokan dengan
diagnosa HEG dengan dehidrasi, telah diberikan terapi IVFD RL 20tpm/i, dan inj
ranitidin 50mg.
31
e. Riwayat Ante Natal Care:
Pasien pernah kontrol hamil hanya 2x pada kehamilan 12-13 minggu dan 15-16
minggu di bidan desa. USG (-).
g. Riwayat Haid:
Menarke usia 12 tahun, siklus teratur 30 hari, selama 5-6 hari, banyaknya 2-3
kali ganti pembalut/hari dan tidak ada nyeri haid.
h. Riwayat Perkawinan:
1 kali menikah tahun 2015
i. RiwayatKehamilan/ Persalinan/Abortus:
Hamil (G) 2/Persalinan (P) 1/Keguguran (A) 0/Hidup (H) 1
- I: Laki-laki, tahun 2015, 3000 gr, normal dengan bidan desa, cukup bulan,
anak hidup sehat.
- II: Hamil ini
j. Riwayat KB :
Pasien kb suntik tiap 3 bulan dengan bidan.
Jantung :
33
Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : ictus kordis teraba 2 jari medial linea midclaviularis sinistra RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
d. Abdomen : Status Obstetrikus
e. Genitalia : Status Obstetrikus
f. Ekstremitas : edema pada kedua tungkai -/-, CRT ± >5 detik, akral hangat
V. Status Obstretikus
a. Mammae :
- Inspeksi : mammae sinistra dan dextra simetris, Hiperpigmentasi areola
mammae (+/+)
- Palpasi : teraba tegang, nyeri (-), tidak teraba massa
b. Abdomen
- Inspeksi : tampak membesar sesuai usia kehamilan, striae
gravidarum(-), scar (-)
- Palpasi :
L1 : TFU teraba setinggi pusat, bagian teratas teraba massa besar, lunak dan bulat
L2 : tahanan terbesar teraba disebelah kanan, bagian-bagian kecil janin teraba
disebelah kiri.
L3 : bagian terbawah teraba massa keras, bulat.
L4 : belum dilakukan,
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : bising usus (+) normal, DJJ = 130-140x/menit
35
3.7 FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal/
CATATAN INSTRUKSI
Jam
02/07/19 S/ badan terasa lemas (+) mual (+) muntah (+) P/
O/ KU : sakit sedang - IVFD RL 20 tpm/i habis ganti
Kes : CM IVFD D5 % 20 tpm/i
T : 110/700 mmHg R : 20 x/mnt - Ranitidine inj 2x50mg
N : 119 x/mnt S : 36,8 - Ondancentron inj 2x4mg
Mata : anemis -/-, skelera ikterik (+/+) - Neurobion 1x1 amp
Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+),TFU - Konsul dr.Taufik Sp.PD
sesuai usia kehamilan (+) Jawaban konsul :
Genitalia : I V/U tenang, PPV(-) Ax : BAB seperti air teh, mata kuning
(+), gatal-gatal (-)
A/ Diagnosa : G2P1AOH1 Gravid 20-21
Px : pucat (-) skelera ikterik (+)
minggu dengan HEG + dehidrasi berat
L : JVP dbn, th dbn
E : tremor (-)
Dx : Hepatitis akut dgn G2P1AO 20-21
minggu dgn intrahepatal cholastasis of
pregnancy.
Saran :
- UDCA 3x300mg tab
- Curcuma 3x1 C
- USG abdomen
36
Tanggal/
CATATAN INSTRUKSI
Jam
eritrosit : 0-1
leukosit : 1-2
amuba : (-)
telur cacing : (-)
03/07/19 S/ badan terasa lemas (-) mual (-) muntah (-) P/
O/ KU : sakit sedang - IVFD NACL 20tpm/i
Kes : CM - UDCA 3x300mg tab
T : 115/70 mmHg R : 20 x/mnt - Ranitidin inj 2x50mg
N : 118 x/mnt S : 36,8 - Ondancentron inj 2x4mg
Mata : anemis -/-, skelera ikterik (+/+) - Curcuma 3x1 C
Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+), TFU
sesuai usia kehamilan (+)
Genitalia : I V/U tenang, PPV(-)
37
Tanggal/
CATATAN INSTRUKSI
Jam
cholestasis of pregnancy
38
39
KESAN :
Mild hidronefrosis kanan
Tak tampak kelainan lain pada sonografi organ intraabdomen diatas.
40
BAB IV
PEMBAHASAN
41
Ini terjadi karena sudah ada tanda-tanda kegagalan hati dimana adanya Gangguan
perfusi O2 pada hepar yang menyebabkan gangguan fungsi sel hepar, peningkatan
kadar transaminase dan infiltrasi lemak pada hati (fatty acid oxidative). Dengan
menifestasi klinis yang timbul dapat berupa malaise, anoreksi, nausea, vomitus, nyeri
epigastrik, ikterus, hematemesis dan perdarahan lainnya, ensefalopati hepatik dan
gagal ginjal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran apatis, tekanan darah
90/60mmHg, Nadi 120x/menit, suhu 36,7c, pernafasan 24x/menit, IMT 17,7
kg/m2 (underweight). Mata konjungtiva anemis +/+, sklera ikterus +/+, mata
cekung +/+ nistagmus -/-, CRT 3-5s. Pada pasien ini sudah terjadi tanda-tanda
dehidrasi sedang atau HEG tingkat II dimana kriterianya :
Tabel 1. Gejala Hiperemesis Gravidarum
Nyeri epigastrium + ++ ++
42
Mata Cekung Cekung, + ikterus Cekung, + ikterus
43