Sistem ekonomi di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh Sistem Ekonomi
Kolonial Belanda. Awalnya, Belanda adalah penjajah ekonomi dengan
memonopoli pasar rempah-rempah. Setelah VOC bubar, Belanda mengubah sistem ekonomi menjadi Sistem Ekonomi Kapitalis-Liberal. Setelah kemerdekaan, Muhammad Hatta mengemukakan Konsep Sistem Ekonomi Kerakyatan yang dituangkan dalam UUD 1945 sebagai dasar sisem perekonomian nasional. Pada masa kepemimpinan Soekarno, Sistem Ekonomi Etatisme dijalankan. Pada masa orde baru, pemerintah melakukan liberalisasi ekonomi yang memarginalkan peran ekonomi rakyat. Sistem ekonomi Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 adalah Sistem Ekonomi Pancasila. Prinsip penerapan Sistem Ekonomi Pancasila ada lima yaitu 1) Roda kegiatan ekonomi didorong rangsangan ekonomi, sosial, dan moral. 2) Kehendak mewujudkan kemerataan sosial 3) Semangat nasionalisme ekonomi 4) Demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan 5) Keseimbangan antara perencanaan nasional dan otonomi Sistem ekonomi yang disebutkan dalam dasar negara adalah Sistem Ekonomi Kerakyatan, tetapi dalam kenyataannya lebih mencerminkan Sistem Ekonomi Kapitalis, sehingga terjadi dualisme ekonomi. Kenyataan ini berpengaruh dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan penyusunan strategi pembangunan.
Pada tahun 1997-1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang ditandai
dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang disebabkan meningkatnya permintaan valuta asing yang melebihi penawaran. Krisis moneter didorong oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Ada beberapa penyebab Indonesia lamban dalam mengatasi krisis, antara lain: 1) Kerusakan sistemik ekonomi, sosial, politik, hukum, dan keamanan 2) Institusi pilar ekonomi rapuh 3) Tekad politik tidak kuat 4) Dukungan publik rendah dan persaingan politik Krisis multidimensi yang dialami Indonesia harus diselesaikan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Prioritas hal yang harus dilakukan dalam reformasi ekonomi, antara lain: 1) Memperbaiki fundamental ekonomi yang berfokus pada pemerataan 2) Tindakan tegas dalam menentukan sistem kurs 3) Menciptakan kestabilan politik dan keamanan 4) Reformasi institusi hukum dan birokrasi 5) Pemutihan utang luar negeri Berdasarkan agenda reformasi tersebut, paradigma ekonomi yang semula liberal harus diubah menjadi berparadigma Pancasila.Melalui paradigma ekonomi kerakyatan, tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih mengutamakan pemerataan ekonomi sehingga perekonomian berdasar pada kekuatan sendiri dan tidak mengandalkan bantuan asing.
Sumber: Hamid, Edy Suandi. 2020. Perekonomian Indonesia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro