Adapun dalam reformasi Ekonomi. Pada tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis
moneter yang membawa perubahan drastic pada perekonomian, ditandai dengan
melemahnya nilai tukar rupiah yang sangat drastis. Krisis moneter yang dialami oleh
Indonesia disebabkan oleh factor internal dan eksternal.
- Faktor internal adalah defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar
dari tahun ke tahun, tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi dan utang luar
negeri Indonesia yang terlalu banyak sehingga terjadi outflow negative.
- Faktor eksternal yang mendorong terjadinya krisis moneter adalah pergerakan finansial
di tiga kutub dunia (Amerika Serikat, Eropa dan Jepang). Institusi finansial dan lembaga
keuangan mereka memiliki otoritas yang lebih besar dari pada negara berkembang
seperti Indonesia dan spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global
Reformasi ekonomi tersebut hanya dapat dilakukan jika para pemegang keputusan ekonomi
mengubah paradikma liberal menjadi paradikma ekonomi kerakyatan yang berdasar pada
Pancasila dan UUD 1945. Melalui sistem ekonomi kerakyatan diharapkan pemerataan
ekonomi dapat berjalan sehingga fundamental ekonomi bertumpu pada kemampuan sendiri
bukan pada bantuan asing.
Pada saat ini sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia bersifat dualisme. Dualisme
ekonomi mengacu pada pemikiran J.H. Boeke yang menggambarkan adanya dua keadaan
yang amat berbeda dalam suatu masyarakat, yang hidup berkembang secara
berdampingan. Keadaan yang pertama bersifat superior dan yang lainnya bersifat inferior.
Dengan pengertian tersebut tidak sulit mengamati bekerjanya dualisme ekonomi dalam
Sistem Ekonomi saat ini. Dualisme ekonomi di Indonesia tidak hanya terwujud sebagai
perbedaan taraf pengembangan teknologi, melainkan tampak sebagai perbedaan konsep
nilai(falsafah), ideologi, dan sosial budaya, yang mempengaruhi bekerjannya sistem
ekonomi.
Sistem ekonomi kerakyatan memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi nasional
yang bertumpu pada ekonomi rakyat. Pada masa sekarang ini, diharapkan akan muncul
kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong ekonomi kerakyatan lebih maju dan
berkembang. Tekad pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan ekonomi
penuh kemandirian yang mensejahterakan melalui penguatan agribisnis kerakyatan dan
penguatan ekonomi dari kawasan pinggiran dan desa diharapkan menjadi semangat baru
bagi berkembangnya ekonomi kerakyatan ke depan.