Anda di halaman 1dari 16

Implementasi Sistem Ekonomi Pancasila … .

IMPLEMENTASI SISTEM EKONOMI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN


PEMERINTAH INDONESIA
Implementation of the Pancasila Economic System in Indonesian Government Policies

Kenlies Era Rosalina Marsudi1, Verbena Ayuningsih Purbasari2


12
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo; Indonesia
Email: Marsudikenlies@gmail.com

© 2022 by the Authors. Submitted for possible open access publication under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY
NC) license (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/).

Abstrak
Ekonomi Pancasila merupakan sebuah konsep pemikiran mengenai perencanaan dan pelaksanaan
perekonomian tingkat nasional dengan kerangka pikir yang berlandaskan penjabaran nilai-nilai yang
ada dalam paradigma Pancasila. Implementasi konsep ekonomi Pancasila sendiri menjadi sesuatu yang
krusial melihat fenomena kapitalisme global ditambah lagi dengan adanya pandemi virus Covid-19
yang mengakibatkan stabilitas ekonomi terus menurun. Penururuan stabilitas perekonomian di
Indonesia saat ini semakin menunjukkan bahwa implementasi ekonomi Pancasila sendiri telah
melenceng dan tergeser oleh keberadaan sistem perekonomian liberalis kapital yang akhirnya
menyebabkan terjadinya ketimpangan perekonomian masyarakat. Tujuan dari penelitian ini
menganalisis eksistensi dari implementasi ekonomi Pancasila pada berbagai kebijakan pemerintah
dalam menghadapi gempuran liberalis kapital global. Metode penelitian menggunakan studi literatur,
dengan memaparkan teori yang berhubungan dengan judul yang diperoleh dari buku, jurnal dan media
online. Penelitian ini menemukan bahwasannya implementasi ekonomi Pancasila dalam berbagai
kebijakan pemerintah masih terlihat semu. Bangsa Indonesia telah sekian lama dihadapkan globalisasi
dan liberalisasi ekonomi sebagai sebuah tantangan nyata dalam mempertahankan ekonomi kerakyatan
sebagai sebuah kearifan lokal bangsa tanpa harus tertinggal oleh perkembangan dan kemajuan dunia.
Keadaan ini merupakan sebuah pekerjaan rumah yang sangat urgen bagi pelaku ekonomi, masyarakat
dan teruatama pemerintah untuk menggagas peraturan dan kebijakan ekonomi Indonesia yang harus
tetap mengedepankan ekonomi kerakyatan Pancasila. Sistem perekonomian kerakyatan menjadi solusi
yang patut dan sesuai diterapkan di Indonesia yang bersandarkan pada Pancasila.
Kata Kunci: Pancasila; Ekonomi Pancasila; Kebijakan Ekonomi; Kapitalisme Global
Abstract
Pancasila economic system is a concept of thinking about the planning and implementation of the
national economy with a framework based on the elaboration of the values that exist in the Pancasila
paradigm. The implementation of the Pancasila economic system is crucial in view of the phenomenon
of global capitalism and the COVID-19 pandemic which has resulted in decreased economic stability.
The decline in economic stability in Indonesia today increasingly shows that the implementation of the
Pancasila economy has deviated and is displaced by the existence of a capital-liberal economic system
which has ultimately led to inequality in the people's economy. The purpose of this study is to analyze
the existence of the economic implementation of Pancasila in various government policies in facing the
onslaught of global capital liberalism. The research method uses literature studies, by presenting
theories related to titles obtained from books, journals and online media. This research finds that the
implementation of the Pancasila economic system in various government policies is still apparent. This
nation has been faced with globalization and economic modernization as serious challenges in
maintaining the wisdom of the nation's economic culture without having to be left behind from these
world phenomena. This has become a very hard homework for the government structure in initiating
Indonesian economic regulations and policies that must prioritize the people's economy. The populist
economic system is a suitable solution to be applied in Indonesia which relies on Pancasila.
Keywords: Pancasila; Pancasila Economics; Economic Policy; Global Capitalism

27
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

PENDAHULUAN sistem perekonomian Pancasila. Hal ini


Setiap negara tentu memiliki sebuah merupakan konsekuensi yangmana secara
landasan hukum untuk memastikan bahwa normatif Pancasila serta UUD 1945
negara yang dibentuk dapat berjalan merupakan landasan idiil perekonomian
dengan baik dan stabil dalam jangka waktu Indonesia.dasar hukum dari perekonomian
yang lama, tak terkecuali negara kita sebenarnya telah diatur dalam UUD 1945
Indonesia. Memiliki dasar negara sebagai Pasal 33 Ayat 1 yang menyatakan bahwa
pandangan hidup dan sebagai pedoman perekonomian disusun sebagai sebuah
dalam menjalankan setiap langkah usaha bersama berdasar atas asas
pemerintahan sejatinya dilakukan untuk kekeluargaan dan UUD 1945 Pasal 33 Ayat
menjamin tercapainya tujuan negara yang 4 yang berbunyi perekonomian nasional
sejak awal mula berdiri telah diselenggarakan berdasar atas demokrasi
dideskripsikan secara terperinci dalam ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
konstitusi yang telah disepakati. Peran efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
negara yang selanjutnya dilaksanakan oleh berwawasan lingkungan, kemandirian,
pemerintah menjadi sesuatu yang sangat serta dengan menjaga keseimbangan
menentukan keberhasilan tujuan negara itu kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
sendiri. (Yustika, 2014).
Susunan pemerintah telah Bagaimana berjalannya sistem
terstruktur dan terperinci sesuai tupoksi ekonomi dalam sebuah negara pasti
untuk menangani berbagai lini kehidupan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
yang ada dalam masyarakat, salahsatu lini internal maupun faktor eksternal. Faktor
utama yang menjadi tolak ukur internal yang dapat ditemui biasanya ialah
keberhasilan suatu negara ialah sektor dari keadaan fisik, lokasi geografi, jumlah
perekonomiannya. Terkait bidang serta bagaimana kualitas dari sumber daya
perekonomian tentu sudah termaktub dalam alam dan juga bagaimana sumber daya
konstitusi UUD Negara republik Indonesia manusianya. Sedangkan untuk faktor
tahun 1945 yang memuat sistem ekonomi, eksternalnya diantaranya ialah keadaan
arah dan orientasi ekonomi suatu bangsa. keamanan global, perekonomian dan
Ekonomi yang diterapkan di politik dunia serta perkembangan teknologi
Indonesia harusnya menerapkan sistem dan informasi (Salim, 2019). Masuknya era
perekonomian khas bangsa Indonesia yakni globalisasi menjadikan bangsa-bangsa

28
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

didunia hampir tidak memiliki batas. perdagangan bebas lintas negara, yang
Globalisasi sendiri memiliki dampak positif seringkali terjadi ialah negara-negara maju
maupun dampak negatif. Saat ini dampak akan memanfaatkan dan mengalahkan
tersebut sudah masuk dan dirasakan apalagi negara berkembang. Cara yang seringkali
jika berkaitan dengan perekonomian, digunakan oleh negara maju untu
masuknya globalisasi tentu akan diikuti mengelabuhi negara berkembang ialah
adanya paham kapitalis yang sangat dengan memberikan modal pada negara-
individualis dan menjunjung asas negara berkembang dan mencari
keuntungan semata (Hosein, 2016). Saat keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini
ini globalisasi yang direkayasa negara- mengakibatkan diambil alihnya kekayaan
negara besar akan memberikan dampak dan berbagai sumber daya alam negara
bagi negara-negara yang sedang berkembang oleh negara-negara maju.
berkembang, dalam ranah prinsip ideologi Revolusi industri dan globalisasi serta pasar
dihembuskan nilai-nilai individualisme dan bebas ditambah lagi dengan masuknya
neoliberalisme yang mengutamakan liberalisme, komunisme, individualisme,
kebebasan dan kepentingan individu atheisme, kapitalisme, narkoba, terorisme,
daripada kepentingan Bersama atau bangsa dan korupis serta kebudayaan global dalam
dan negara. Pada ranah politik digunakan kehidupan social masyarakat Indonesia saat
untuk untuk gerakan damai ini menjadi sebuah tantangan bagi
penyelenggaraan konferensi politik, agresi eksistensi ideologi Pancasila, terutama
dan diplomasi tetapi dibalik itu semua sebagai pondasi perekonomian bangsa
justru digunakan untuk memanipulasi dan (Fadilah, 2019).
menguasasi negara-negara berkembang Demi kelangsungan eksistensi
secara ekonomi dalam bentuk baru yakni Pancasila pada kehidupan negara dan
neoimperialisme atau penjajahan bangsa Indonesia di era globlalisasi,
terselubung dalam perekonomian. mengharuskan kita untuk lebih mendalami
Dewasa ini yang sedang terjadi di dan mempraktikkan kembali nilai-nilai
tengah-tengah kita ialah adanya Pancasila secara mendalam pada berbagai
neoliberalisme atau disebut juga lini kehidupan, tak terkecuali dalam bidang
neokapitalisme dalam bidang ekonomi. Ciri perekonomian. Hal ini menarik untuk dikaji
utama dari neoliberalisme ini ialah adanya bersama yang berlandaskan pada dasar
pergerakan yang secara bebas tanpa batasan negara kita Pancasila yang memiliki asas
global dengan melalui pasar bebas dan kekeluargaan dan gotong royong, agar

29
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

generasi penerus bangsa tetap dapat mengedepankan nilai moralitas, keadilan,


mengenali jatidiri sebagai manusia manusiawi, gotong royong, Kerjasama
Indonesia dan secara langsung dapat yang baik serta keadilan sosial. Hal ini
menghayati dan mengamalkannya, serta merupakan penjabaran dari sila-sila
intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap Pancasila dari sila pertama hingga sila
terjaga sebagai pedoman bangsa Indonesia kelima.
sepanjang masa. Pancasila sebagai Ajaran utama ekonomi Pancasila
pandangan hidup bangsa Indonesia harus bahwa dalam berekonomi semata-mata
senantiasa kita jaga dan sebagai tidak hanya bermotif mengutamakan dan
pembimbing interaksi antar individu dan memaksimalkan keuntungan (profit) dan
kelompok yang ada. Namun pada kepuasaan (utility) ekonomi, akan tetapi
kenyataanya nilai-nilai Pancasila lebih pada aspek kekeluargaan. Kenyataan
cenderung ditinggalkan dalam kehidupan yang ada, pemerintah dalam praktiknya
masyarakat Indonesia saat ini. Sebagai secara fisik lebih mementingkan kaum
dampak masuknya nilai-nilai global dari berduit atau konglomerat, karena para
berbagai penjuru dunia kini mengancam konglomerat lebih dekat dengan negara dan
eksistensi Pancasila karena adanya mereka lebih banyak membayar pajak serta
kebebasan yang kebablasan. Eksistensi tidak dapat dipungkiri untuk menduduki
Pancasila ini akan terancam keberadaannya jabatan dalam suatu lembaga peran mereka
apabila dasar negara tersebut serta sangat besar. Pada prakteknya sistem
penjabarannya yang ada dalam konstitusi kerakyatan tidak bisa mensejahterakan
tidak dipergunakan sebagai dasar ukuran rakyat itu sendiri. Mubyarto (2002: 37)
serta acuan dalam berpikir, mengambil berpendapat bahwa system perekonomian
kebijakan dan berperilaku sebagai seorang haruslah berpihak pada masyarakat luas,
warga negara, sementara dilain sisi sementara sistem ekonomi yang ada hanya
gempuran nilai-nilai global terus mendera melayani perusahaan besar. Berdasarkan
bangsa kita (Kurniawan & Lahir, 2017). hal tersebut tujuan dari penelitian ini
Ekonomi Kerakyatan atau ekonomi menganalisis bagaimana eksistensi dari
Pancasila ini merupakan sebuah sistem implementasi ekonomi kerakyatan sebagai
perekonomian yang orientasinya sub sistem perekonomian yang berdasar
mendorong keterlibatan dari berbagai pihak Pancasila menghadapi gempuran
dalam aktivitas kegiatan ekonomi yang kapitalisme global dalam setiap kebijakan
mengacu pada falsafah Pancasila dengan ekonomi yang diambil oleh pemerintah.

30
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

Ekonomi Pancasila yang dimaksud


oleh penulis disini merupakan sebuah
sistem ekonomi yang bersumber atau
METODE PENELITIAN
berlandaskan pada nilai-nilai dan asas-asas
Metode yang penulis pergunakan
pada ideologi serta dasar negara Indonesia
dalam penelitian ekonomi Pancasila ini
yakni Pancasila. Asas yang paling
yaitu riset kepustakaan (library research)
menonjol dalam sistem ekonomi Pancasila
dengan model analisis induktif. Sumber
ini ialah asas moralitas, keadilan,
data sekaligus bahan-bahan yang penulis
kekeluargaan dan gotong royong nasional.
perlukan untuk melakukan dan menulis
Sistem ini memberikan kebebasan namun
hasil penelitian ini berasal dari buku,
juga tetap memberikan rambu-rambu
ensklopedia, kamus, jurnal, dokumen,
pedoman kepada para pelaku ekonomi baik
majalah dan lain sebagainya (Harahap,
dari pemerintah, masyarakat maupun pihak
2014: 68). Riset kepustakakaan ini dengan
swasta dalam melakukan praktik kegiatan
memanfaatkan berbagai sumber
perekonomian di kehidupan sehari-hari.
perpustakaan untuk memperoleh data
Lalu yang seperti apa implementasi sistem
penelitianyang valid dan relevan tanpa
ekonomi Pancasila agar penerapannya
memerlukan riset langsung lapangan (Zed,
dalam setiap kebijakan yang diambil oleh
2008). Studi kepustakaan sangat penting
pemerintah tidak hanya menguntungkan
dalam melakukan penelitian, karena
secara pribadi atau pihak-pihak tertentu,
penelitian tidak akan lepas dari literatur-
namun juga berkontribusi pada seluruh
literatur ilmiah. Penelitian yang telah
masyarakat?
penulis kerjakan ini dilakukan dengan
Potret implementasi dari konsep
mengkaji berbagai tulisan cendekiawan dan
ekonomi Pancasila ini mulai menjadi
juga hasil penelitian yang terkait dengan
pertanyaan banyak pihak ketika dampak
sistem perekonomian Indonesia yakni
pada bidang perekonomian mulai sangat
ekonomi Pancasila, serta melihat fenomena
dirasakan oleh banyak kalangan saat
dilapangan melalui berbagai media massa
pandemi Covid-19 melanda. Pasalnya sejak
online mengenai perkembangan serta
dilanda pandemi global ini, banyak sekali
penerapan sistem ekonomi Pancasila dalam
masyarakat yang merasakan kerugian
berbagai kebijakan pemerintah Indonesia.
ekonomi karena terkendala oleh berbagai
masalah dan keterbatasan ruang gerak. Dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
sini keberadaan praktik ekonomi Pancasila

31
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

mulai dipertanyakan kembali. Sistem juga individualisme, maka jika pada


ekonomi yang ada di dunia terdapat banyak ekonomi Pancasila menghindarkan pada
macamnya, namun ada dua konsep sistem terjadinya penindasan dan eksplotasi,
ekonomi yang banyak digunakan oleh karena semua berasaskan pada asas
negara-negara di dunia yakni sistem kekeluargaan. Semua yang bersifat
ekonomi liberal dan juga sistem ekonomi kekeluargaan ini telah siatur sebagaimana
komunis, sistem ekonomi tersebut masing- rupa seperti pada pasal 33 UUD NRI 1945.
masing menyesuaikan dengan ideologi apa Sistem ekonomi Pancasila juga
yang diusung oleh negaranya. Sistem mengupayakan negara kita sebagai negara
ekonomi liberal mengutamakan kebebasan yang berdikari atau berdiri diatas kaki
individu dan kebebasan pasar dalam sendiri, sehingga negara kita tidak
aktivitas ekonomi negaranya. Sedangkan bergantung pada asing. Kerjasama dengan
pada sistem ekonomi komunis, negara atau negara lain boleh-boleh saja dilakukan,
pemerintah memegang seluruh kontrol tetapi negara kita tidak boleh lemah, juga
dalam segala aktivitas dan kegiatan harus memiliki kekuatan agar tidak
ekonomi negaranya secara otoriter atau dirugikan dan tidak merugikan yang lain.
monopolistik. Disamping kedua ideologi Kerjasama yang dilakukan harus
tersebut, terdapat ideologi lain-lain lagi menguntungkan kedua belah pihak.
pada beberapa negara, seperti di Inggris dan Penjabaran daripada nilai-nilai Pancasila
jerman yang menerapkan sistem ekonomi ada pada konstitusi negara kita yakni UUD
campuran (Kuncoro, 2001). NRI 1945, maka pasal-pasal yang terdapat
Indonesia memiliki Pancasila dalam konstitusi harus selalu menjadi
sebagai ideologi negara, secara otomatis acuan dalam setiap langkah mengambil
seharusnya dalam sistem perekonomiannya kebijakan oleh pemerintah. Selain sebagai
menerapkan sistem ekonomi Pancasila. pertimbangan saat mengambil kebijakan
Sistem ekonomi ini harus berlandaskan ekonomi, konstitusi juga digunakan sebagai
lima sila Pancasila yang cenderung acuan implementasi kebijakan tersebut
kekeluargaan dan adil pada seluruh dilapangan dan juga sebagai pengukur saat
masyarakat. Perbedaan mencolok sistem ini dilakukan evaluasi terhadap kebijakan yang
dengan kapitalisme ialah apabila sistem diambil. Pancasila dan konstitusi yang
kapitalisme cenderung mengabsahkan sangat sesuai dengan kepribadian bangsa
kesenjangan dan penindasan terhadap dengan berbagai tujuan dan cita-cita yang
masyarakat yang lemah, eksploitasi dan telah termaktub didalamnya tentu sangat

32
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

mampu dijadikan sebagai pisau analisis sehingga membutuhkan sebuah solusi agar
untuk mengukur ketajaman kebijakan permasalahan dapat segera terselesaikan.
ekonomi yang akan diputuskan (Baswir, Solusi yang dapat diambil ialah dengan
2009). memberikan refleksi atau pencerahan pada
Namun dalam kenyataan para pembuat kebijakan tersebut, selain
dilapangan implementasi dari sistem pembuat kebijakan para penyelenggara
ekonomi Pancasila ini dalam berbagai negara dan para elit politik juga sangat
kebijakan publik yang menyangkaut perlu untuk diberikan pencerahan ini,
tentang kebijakan tentang perekonomian pencerahan dapat melalui semacam
masih mengalami berbagai kendala dan pelatihan dasar atau diklat, sehingga dapat
hambatan. Kendala yang muncul benar-benar dipahami dan nantinya
diantaranya ialah kendala yang berasal dari diimplementasikan dalam kehidupan
internal yakni dari si pembuat kebijakan itu sehari-hari.
sendiri, seringkali fenomena saat ini para Namun saat ini juga banyak kita
pembuat kebijakan yang seharusnya jumpai orang-orang yang mulai peduli
melakukan tugasnya untuk tujuan dengan implementasi nilai-nilai Pancasila.
mensejahterakan seluruh masyarakat justru Hal ini dapat kita lihat dari munculnya
disusupi oleh kepentingan-kepentingan berbagai lembaga untuk melestarikan
kelompok maupun individu, sehingga Pancasila seperti Badan Pembinaan
kebijakan yang diambil tidak murni Ideologi Pancasila (BPIP), badan ini
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. merupakan sebuah angin segar yang
Kebijakan perekonomian yang dipenuhi kedepannya memiliki tugas dan peran besar
dengan unsur kepentingan suatu kelompok dalam mengontrol kebijakan-kebijakan
tertentu tersebut sudah pasti hanya yang akan diambil oleh para pembuat
menguntungkan segelintir orang saja dan kebijakan agar tetap berada dalam koridor
justru merugikan masyarakat luas. Selain nilai-nilai Pancasila. Munculnya berbagai
itu banyak pula para pembuat kebijakan lembaga yang bertujuan untuk melestarikan
yang saat ini sudah terkontaminasi dengan Pancasila dalam kehidupan ini tidak
paham-pahan kapitalisme liberal sehingga terlepas dari keadaan saat ini yangmana
sangat mempengaruhi kebijakan yang akan telah terjadi regradasi implementasi
diambil. Kendala-kendala tersebut Pancasila dalam kehidupan negara dan
akhirnya menghambat internalisasi bangsa. Salah satu yang terlihat nyata dari
Pancasila dalam kebijakan ekonomi menurunnya nilai-nilai Pancasila dalam

33
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

masyarakat ialah sudah langkanya kegiatan kita. Jangan sampai dengan adanya pasar
gorong-royong yang merupakan ciri khas bebas ini dan kurangnya persiapan dari
bangsa Indonesia, yang kini justru negara kita akhirnya membuat kita tidak
meningkat ialah keinginan materialisme bisa bersaing dengan produk-produk asing.
yang akhirnya menjadikan masyarakat kita Kendala yang sering dihadapi oleh para
menjadi orang-orang yang individual pelaku usaha ialah terkait dengan modal,
kurang peduli dengan lingkungan sekitar jangkauan pasar yang masih terbatas,
dan hanya mementingkan kepentingan teknologi yang digunakan belum efisien
pribadi saja. Bergesernya kebiasaan hidup dan manajemen usaha yang belum efektif
masyarakat Indonesia yang menjadi serta belum efisien. melihat berbagai
individual ini tidak lain merupakan dampak kendala diatas maka akan memiliki dampak
dari gelombang globalisasi. resiko kegagalan yang cukup tinggi.
Atmosfter globalisasi dengan segala Tingginya angka resiko kegagalan
dampak positif dan negatifnya sangat terasa akhirnya mengakibatkan resiko investasi
dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini. juga besar. Tingginya resiko investasi dan
Globalisasi yang menganut paham pasar dengan rendahnya kepemilikan Collateral
bebas ini akan memiliki banyak dampak akhinya memnyebabkan lembanga
negatif bagi masyarakat Indonesia apabila keuangan kurang berminat untuk
para produsen lokal tidak memiliki daya memberikan bantuan pada UKM.
saing yang kuat dengan produsen global. Kekurangan pasokan bantuan keuangan ini
Adanya pasar bebas ini tentu akan akhirnya nmemberikan kesempatan kepada
mempengaruhi perkembangan para pelaku berbagai Lembaga kredit non bank seperti
usaha kecil dan menengah (UKM) karena koperasi simpan pinjam (KOSIPA),
jangkauan yang dimiliki dalam lingkup pengijon dan berbagai Lembaga swasta lain
yang kecil dan modal yang terbatas, untuk menjadi pilihan terakhir oleh para pelaku
itulah UKM sangat perlu perlindungan atau UKM walaupun dengan nilai bunga yang
proteksi dari pemerintah agar tetap mampu sangat tinggi jauh diatas nilai bunga pasar.
bersaing dalam menghadapi situasi pasar Intervensi pemerintah terkait keadaan ini
bebas saat ini. Perlindungan yang diberikan perlu diwujudkan secara nyata, bukan
ini bukan berarti kualitas dari produsen kita hanya sekedar memberikan bantuan uang
kurang bagus, tetapi memang harus terlihat tunai langsung kepada para pelaku usaha
bukti nyata upaya dari pemerintah untuk tersebut, karena dengan adanya bantuan
memberikan proteksi produk dalam negeri langsung secara terus menerus akan

34
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

mengakibatkan pelaku usaha kecil tersebut landasan moral serta sifat-sifat sistem
akhirnya terbiasa bergantung kepada moral ekonomi Indonesia untuk
bantuan tunai dari pemerintah dan kurang digunakan sebagai pedoman kegiatan
mau berusaha sendiri terhadap perekonomian oleh seluruh perilaku
keberlangsungan hidup usahanya. Untuk ekonomi dalam berbagai tingkatan
itulah sangat diperlukan kebijakan ekonomi sistem perekonomian baik di tingkat
yang lebih berpihak kepada masyarakat makro maupun mikro. Tujuannya ialah
luas, masyarakat pelaku usaha kecil dan supaya tercipta kegiatan perekonomian
menengah. Untuk itulah sangat perlu yang jujur dan bermoral, selain
diimplementasikannya nilai-nilai Pancasila memikirkan keuntungan yang
terhadap kebijakan ekonomi. Penerapan didapatkan pribadi juga memikirkan
nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan bagaimana supaya terjadinya transaksi
ekonomi menurut Mubyarto dapat yang adil bagi diri sendiri maupun
dijabarkan dan dianalisis sesuai dengan pelaku ekonomi yang lain, sama-sama
kondisi nyata dilapangan saat ini sebagai diuntungkan tidak merugikan pihak
berikut: yang lain. Selain itu supaya terbangun
1) Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Roda perekonomian tanpa adanya
perekonomian berjalan berdasarkan oleh diskriminasi antara pemilik modal besar
rangsangan ekonomi dan moralitas. Sila dengan modal kecil dan menghindari
pertama Pancasila kiranya jelas diskriminasi dalam sisi yang lain juga
merupakan dasar dari landasan moral seperti dalam hal suku, ras, agama dan
dan perilaku manusia Indonesia dalam antar golongan yang lain. Untuk
menjalankan roda perekonomian, menciptakan gotong royong serta
meskipun terkadang dalam prakteknya bertaqwa Kepada Tuhan YME,
banyak pengusaha, pedagang, konsumen pemerintah Indonesia harus jadi pelopor
dan seluruh pelaku perekonomian yang kebijakan yang Pancasilais dan
lain lebih mengendepankan untung rugi menunjukan keberpihakkannya pada
pribadi, mencari keuntungan yang pelaku usaha kecil dengan cara
sebesar-besarnya tanpa menggunakan memberikan prioritas kebijakan
moralitas dalam kegiatan ekonominya. ekonomi kepada pelaku usaha kecil dan
Diharapkan kebijakan yang diambil oleh menengah. Saat ini pemerintah telah
pemerintah menyertakan sila ketuhanan beberapa kali membuat kebijakan terkait
Yang Maha Esa yaitu menggunakan pelaku perekonomian kecil dan

35
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

menengah ini yang seringkali disebut solidaritas akan menebal dalam keadaan
dengan UMKM, kebijakan nyata lain susah dan prihatin, dan sebaliknya
yang telah diambil pemerintah dalam hal cenderung menipis dalam serba
ini dengan adanya kementerian khusus kemakmuran. Tetapi dalam hal ini pun
yang membidangi persoalan UMKM ini banyak perkecualian, karena adanya
yaitu Kementerian Koperasi dan Usaha kecenderungan kuat berkembangnya
Kecil dan Menengah Republik rasa sosial dan peningkatan kegiatan
Indonesia, merupakan kementerian kemanusiaan pada saat seseorang
dalam Pemerintah Indonesia yang mencapai sukses dalam bidang usaha.
membidangi urusan koperasi dan usaha Sifat-sifat kedermawanan ini memang
kecil dan menengah. selalu terlihat berkembang bila orang
2) Nilai Kemanusaiaan Yang Adil dan menjadi semakin kaya, lebih-lebih bagi
Beradab. Pada sila kedua ini makna yang mereka yang taat beragama, karena ini
dapat kita simpulkan ialah keinginan sesuai pula dengan ajaran-ajaran
untuk mewujudkan kemerataan sosial beragama. Dalam pelaksanaan program
(egalitarian) sesuai asas-asas kebijakan proteksi usaha kecil misalnya
kemanusiaan yang tentunya adil dan masyarakat pelaku usaha kecil harus
manusiawi atau beradab. Semangat menyampaikan aspirasinya kepada
untuk memanusiakan sesame manusia pemerintah, agar terjadi jaring aspirasi
tanpa memandang latar belakangnya sehingga perumusan kebijakan akan
dari sisi suku, ras, agama dan budaya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
akan menjadi bibit terciptanya semangat para pelaku usaha kecil. Kemerataan
berbangsa dan bernegara yang penuh sosial dalam bidang ekonomi di
dengan rasa kekeluargaan, toleransi dan Indonesia terlihat dari adanya klaster
tenggang rasa, kemudian apabila telah industri pada UKM yang akhirnya
menjadi kebiasaan yang diterapkan membentuk Koperasi sebagai bagian
dalam kehidupan sehari-hari akan dari usaha bersama, ini relevan dengan
menjelma menjadi semangat solidaritas point koperasi sebagai soko guru
menunju kesejahteraan dan kemerataan perekonomian. Meskipun adanya
ekonomi di Indonesia. Demikian koperasi ini masih inisiatif dari para
merupakan sebuah manifestasi daripada pelaku usaha itu sendiri bukan dari
implementrasi sila kedua Pancasila. pemerintah, akhirnya pemerintah pun
Berdasarkan pengalaman, semangat

36
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

bersedia memberikan stimulasi kepada ataupun wujud yang negatif berupa


koperasi para pelaku usaha ini. penolakan. Namun belum adanya
3) Persatuan Indonesia. Prioritas kebijakan proteksi terhadap usaha kecil
kebijaksanaan ekonomi adalah menengah di Indonesia mau tidak mau
penciptaan perekonomian nasional yang harus secapatnya di rumuskan, agar para
tangguh. Ini berarti nasionalisme pelaku usaha kecil dapat dengan nyaman
menjiwai setiap kebijakan ekonomi. menjalankan usahanya karena sudah ada
Semangat nasionalisme di bidang regulasi yang memberikan kelonggaran
ekonomi selalu menjiwai bangsa kepada mereka untuk berusaha.
Indonesia. Apabila terlihat menyurut 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
semangat ini, disebabkan oleh unsur- Kebijaksanaan dalam
unsur keterpaksaan karena semakin Permusyawaratan/Perwakilan. Koperasi
ketatnya persaingan internasional. Kita merupakan soko guru perekonomian dan
harus bisa menganalisis setiap kasus merupakan bentuk paling konkret dari
kebijakan ekonomi yang hendak diambil usaha bersama. Dalam melaksanakan
oleh pemerintah, apakah akan sistem ekonomi usaha bersama berdasar
menyumbang atau tidak pada asas kekeluargaan, kita mengenal tiga
peningkatan ketangguhan atau pelaku utamanya yaitu koperasi, usaha
ketahanan ekonomi nasional. Misalnya negara dan usaha swasta. Dari segi
secara lebih spesifik, setiap utang baru pandangan disiplin nasional yang harus
atau kerjasama ekonomi dengan negara atau wajib dipatuhi, kita bisa
lain bisa menyumbang atau malah menyatakan bahwa masing-masing
sebaliknya mengancam ketangguhan pelaku ekonomi tersebut mempunyai
dan ketahanan ekonomi nasional. Suatu etika kerja sendiri-sendiri yang berbeda
keberhasilan kebijakan dapat dilihat satu sama lain. Koperasi sebagai
melalui tanggapan masyarakat yang organisasi ekonomi yang berwatak
menanggapi pelaksanaan setelah sosial merupakan organisasi atau
terlebih dahulu memprediksi pengaruh perkumpulan orang bukan perkumpulan
yang akan terjadi jika suatu kebijakan modal yang dibentuk oleh para
akan dilaksanakan, juga tanggapan anggotanya untuk melayani kepentingan
masyarakat setelah dampak kebijakan mereka, yaitu membantu
sudah mulai dapat dirasakan dalam memperjuangkan kepentingan mereka,
bentuk yang positif berupa dukungan khususnya dalam upaya meningkatkan

37
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

kesejahteraannya. Ini berarti misi dari lengkap, yang mencakup keadilan


koperasi adalah pelayanan sebaik- hukum, ekonomi, politik, sosial budaya,
baiknya dan semaksimal mungkin dan moral. Secara singkat, masyarakat
kepada anggota. Maka ukuran paling adil dan makmur yang dituju adalah
mendasar untuk menilai berhasil masyarakat adil makmur berdasarkan
tidaknya koperasi adalah manfaat Pancasila, yaitu masyarakat idaman
pelayanan kepada anggota. Seperti yang yang secara lengkap dan utuh didasarkan
dijelaskan diatas, adanya inisiatif dari pada kelima sila dalam Pancasila dan
para pelaku usaha dari beberapa klaster muaranya pada sila yang kelima yaitu
industri di Indonesia yang telah sadar mewujudkan keadilan sosial bagi
secara bersama-sama bersepakat untuk seluruh rakyat Indonesia. Keadilan
membuat koperasi sebagai wadah sosial bagi seluruh diwujudkan melalui
permodalan bagi rumpun usaha yang realisasi prinsip keadilan dalam tiap-tiap
mereka geluti. aspek keadilan, yaitu hukum, ekonomi
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat politik, sosial budaya, dan moral yang
Indonesia. Adanya imbangan yang jelas semuanya berkaitan erat. Aspek
dan tegas antara perencanaan di tingkat keadilan sosial memang menjadi
nasional dengan desentralisasi dalam dambaan masyarakat Indonesia,
pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi khususnya di bidang pertanian dan
untuk mencapai keadilan ekonomi dan perdagangan. Betapa tidak ada beberapa
keadilan sosial. Keadilan sosial atau kasus yang membuat para pelaku usaha
social justice merupakan masalah yang dibidang pertanian begitu dilematis,
sudah lama menjadi perhatian para seperti harga pupuk yang semakin
pemikir, khususnya filosof. Bangsa tinggi, berbagai macam hama dan
Indonesia mencantumkan keadilan penyakit tanaman yang semakin
sosial bagi seluruh rakyat sebagai tujuan bervariasi serta nilai jual hasil pertanian
akhir yang digambarkan sebagai yang murah. Seolah ekonomi Pancasila
masyarakat yang adil dan makmur, yang itu runtuh oleh segelintir orang bermodal
gemah ripah karta raharja, karena wujud besar, sehingga Koperasi Unit Desanya
akhir dari masyarakat bangsa yang tidak bisa beroperasi lagi lantaran
dituju, jelas dimaksudkan sebagai gedungnya disewa oleh salah satu ritel
masyrakat yang mengandung sifat-sifat ternama. Kemudian hasil pertanian para
keadilan dan kemakmuran yang petani yang seharusnya bisa dijual di

38
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

KUD dan bisa meminjam sedikit sekaligus mengurangi stigma buruk


permodalan dari KUD tidak bisa, terhadap pemerintahan yang ada.
sehingga mereka mengandalkan Re-implementasi Sistem Ekonomi
pinjaman permodalan pada rente atau Pancasila
bank titil, yang sudah barang tentu Melihat berbagai kebijakan
sangat besar bunganya. Kemudian masih pemerintah yang belum sepenuhnya
belum optimalnya pengelolaan sumber menekankan keberpihakan ekonomi
daya alam yang ada di Indonesia, terhadap masyarakat luas menyiratkan
keterbatasan sumber daya manusia perlu merekonstruksi kembali
menjadi salahsatu faktor utama yang implementasi sistem ekonomi Pancasila
mempengaruhi baik buruknya dalam berbagai rumusan kebijakan yang
pengelolaan sumber daya alam, untuk akan diambil demi tercapainya tujuan
itu investasi pemerintah dan masyarakat negara untuk mensejahterakan warga
dalam bidang pendidikan sangatlah negaranya melalui produk-produk
penting guna meningkatan sumber daya kebijakan ekonomi yang berlandasrkan
manusia yang berkualitas agar sumber nilai-nilai Pancasila. Pengalaman pahit
daya alam yang nyatanya sangat krisis moneter pada akhir perjalanan orde
melimpah dapat dikelola dengan baru tahun 1998 membuat kita akhirnya
maksimal. Yang menjadi sorotan membuka mata tenyata sangatlah penting
lainnya adalah sektor pariwisata, arti dari kemandirian ekonomi yang harus
Indonesia memeliki potensi wisata yang dimiliki oleh negara kita. Kemandirian
sangat melimpah di berbagai penjuru ekonomi tidaklah harus berlangsung cepat
daerah yang seharusnya bisa dan pesat, tetapi memang butuh proses
dimaksimalkan untuk meningkatkan walaupun secara bertahap dan tumbuh
retribusi daerah, sehingga bisa dengan laju yang tidak terlalu cepat namun
memaksimalkan pendapatan daerah. dapat konsisten tumbuh dan terjaga
Jika semua program dalam kebijakan keberlanjutannya dalam jangka Panjang.
ekonomi bisa terimplementasi dangan Ekonomi Pancasila didasarkan pada
baik serta sasarannya tertuju dengan implementasi nilai-nilai Pancasila yang
tepat tentu akan sedikit memberikan berbeda dengan nilai-nilai pada sistem
ruang bagi pelaku usaha kecil, sehingga ekonomi yang lain. Ekonomi Pancasila ini
harapan tentang keadilan sosial ekonomi tidak menganut ilmu yang mengandung
masyarakat Indonesia bisa terwujudkan keserakahan manusia pada manusia atau

39
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

sumber daya yang ada, yang utama bukan karena nyatanya lebih condong pada
mencari keuntungan ataupun ekonomi liberal. Nyatanya kegagalan
memanfaatkan secara materialistik manusia pemerintahan masa orde baru bukan
lain dan sumber daya yang ada. Semua diakibatkan dari asas Pancasila yang
dibatasi pada moral dan etika, ekonomi digunakan, namun karena pelaksanaan dari
Pancasila lebih berwajah kemanusiaan. asas Pancasila telah diselewengkan oleh
Pemerintah orde baru yang selalu pemegang kekuasaan saat itu, sehingga
mengatakan melaksanakan Pancasila dan korupsi kolusi dan nepotisme merajalela
UUD NRI 1945 secara murni dan dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan
konsekuen namun dalam praktiknya justru pemerintah dan masyarakat.
menerapkan sistem ekonomi yang Penggunaan Ekonomi Pancasila ini
cenderung liberal. Bung Hatta telah bukanlah sesuatu yang baru dan perlu
berulangkali mengkritik kebijakan mengubah total penggunaan sistem
ekonomi yang diambil oleh presiden ekonomi yang telah digunakan negara kita
Soeharto, menurut Bung Hatta dengan selama ini. Sebenarnya sistem ekonomi
persaingan pasar bebas yang liberal akan Pancasila ini telah hidup dalam keseharian
selalu dimenangkan oleh pihak yang kuat dan tradisi bangsa masyarakat Indonesia.
modalnya atau konglomerat. Hal ini Adapun alasan mengapa dalam praktiknya
terbukti setelah berlangsungnya Orde Baru ekonomi Pancasila ini masih susah
selama 32 tahun yang berakhir dengan berkembang ialah karena banyaknya
krisis moneter, perekonomian semakin kepentingan politik dari para pembuat
menjauh dari tujuan dan cita-cita negara kebijakan dan elit politik yang memiliki
dan meledak seperti bom waktu dengan kepentingan tersendiri bagi individu dan
diakhiri dengan lengsernya Orde Baru pada kelompok-kelompok tertentu serta telah
1998. terkontaminasinya mereka pada paham
Sejak kejadian Orde Baru ini ekonomi liberal yang hanya akan
akhirnya nama Ekonomi Pancasila menjadi menguntungkan segelintir orang. Krisis
tercemar di kalangan masyarakat karena moneter 1998 telah berlalu, namun masih
dianggap merupakan warisan dari Orde menyisakan paham-paham ekonomi liberal
Baru, padahal kedua hal tersebut jelas-jelas pada beberapa sisi pemerintahan. Meskipun
sesuatu yang sangat amat jauh berbeda. keberpihakan pemerintah pada
Penggunaan sistem ekonomi Pancasila konglomerat belum hilang tetapi gerakan
pada masa Orde Baru sangat tidak murni, ekonomi kerakyatan yang dipicu semangat

40
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

reformasi memberikan iklim segar pada


berkembangnya sistem ekonomi Pancasila
yang berpihak pada ekonomi rakyat. KESIMPULAN
Meskipun belum sepenuhnya dan belum Ekonomi Pancasila atau sering
secara merata pemerintah disebut dengan istilah ekonomi kerakyatan
mengimplementasikan sistem ekonomi ini berlandaskan pada ideologi Pancasila
Pancasila, namun sudah mulai muncul dan konstitusi negara UUD NRI 1945.
beberapa kebijakan yang mengacu pada Wujud nyata dari sistem ekonomi Pancasila
ekonomi kerakyatan seperti kredit usaha ini sendiri ialah berbasis pada kekuatan
rakyat (KUR), usaha mikro kecil menengah ekonomi rakyat. Bentuk konkrit dari
(UMKM), badan penyelenggara jaminan ekonomi Pancasila ialah berbentuk
sosial (BPJS), dan lain sebagainya yang koperasi dan berbagai Lembaga ekonomi
secara teori dan konsep sudah mengacu atau usaha yang dilakukan oleh masyarakat
pada prinsip ekonomi Pancasila, hanya saja kebanyakan dengan cara swadaya untuk
kembali pada prakteknya dilapangan yang mengelola sumber daya ekonomi apa saja
terkadang masih dimanfaatkan oleh yang mungkin mampu dikuasasi dan
beberapa pihak sehingga tidak sesuai diusahakan, kegiatan ini seringkali disebut
dengan tujuan utama dan cita-cita yang dengan usaha kecil mikro menengah atau
telah disusun dari konsep awal disingkat dengan UMKM. Kegiatan yang
terbentuknya program tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh pelaku ekonomi
akhirnya menyebabkan celah masuknya ini biasanya pada lingkup pertanian,
liberalis kapital global yang hanya peternakan, kerajinan, makanan dan lain
menguntungkan pihak-pihak yang sebagainya yang ditujukan terutama untuk
memiliki modal besar dan orang-orang memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
kaya saja. Untuk itu perlu dilakukan tanpa harus mengorbankan kepentingan
koreksi ulang oleh pemerintah terkait masyarakat lainnya. Eksistensi dari
bagaimana implementasi ekonomi ekonomi Pancasila dapat terwujud dengan
Pancasila agar dapat dilaksanakan secara mengedepankan nilai moralitas, etika,
murni dan konsekuen untuk mecapai cita- kemanusiaan, kekeluargaan dan peran dari
cita dan tujuan berdirinya bangsa Indonesia pelaku ekonomi sebagai mitra untuk
yakni memakmurkan dan mensejahterakan menangkal arus kapitalisme global.
seluruh rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

41
Indonesian Journal of Islamic Economics and Finance; (E-ISSN: 2808-1102)
Vol. 2, No. 1 (2022), pp; 27-42
website; https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief

Baswir, R. (2009). Ekonomi Kerakyatan vs Saputra, I., & Saoqillah, A. (2017).


Neoliberalisme. Yogyakarta: Tim Koperasi Sebagai Soko Guru
Ahli Pusat Studi Ekonomi Penggerak Ekonomi Pancasila.
Kerakyatan Universitas Gajah Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis
Mada. (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT,
Kuncoro, M. (2001). Sistem Ekonomi Vol.2 No.2, 139-146.
Pancasila: Antara Mitos dan Dawam Rahardjo. (2001). Ekonomi-Politik
Realitas. Tinjauan buku Mubyarto Transisi ke Demokrasi di Indonesia.
Membangun Sistem Ekonomi. Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol. 2
Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.1, Januari-April.
Indonesia Vol. 16, No. 1, 88– 96. Asshiddiqie, J. (2010). Konstitusi
Fadilah, N. (2019). Tantangan dan Ekonomi. Jakarta: Kompas
Penguatan Ideologi Pancasila Gramedia.
Dalam Menghadapi Era Revolusi Swasono, S. E. (2012). Meluruhkan
Industri 4.0. Journal Of Digital Penyelewengan Mandat Konstitusi
Education, Communication, And Pancasila Nasionalisme Pasal 33
Arts (Deca), Vol. 2. No. 2, 66-78. UUD 1945 Menolak
Yustika, A, E. (2014). Ekonomi Neoliberalisme, Makalah untuk
Kelembagaan: Paradigma, Teori, kuliah umum di Universitas Negeri
dan Kebijakan. Jakarta: Erlangga. Malang, 4 Juli 2012.
Hosein, Z. A. (2016). Peran Negara dalam Mubyarto. (1995). Pemikiran
Pengembangan Sistem Ekonomi Pembangunan Bung Hatta. Jakarta:
Kerakyatan Menurut UUD 1945. PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Jurnal Hukum Ius Quia Iustum Zed, M. (2008). Metode Penelitian
Vol.23 No.3, 503-528. Kepustakaan. Jakarta: PT Raja
Salim, A. (2019). Ekonomi Pancasila Dan Grafindo Persada.
Implikasinya Dalam Pembelajaran Harahap, N. (2014). Penelitian
Ekonomi. Penkomi: Kajian Kepustakaan. Jurnal Iqra, Vol. 8
Pendidikan Dan Ekonomi, Vol.2 No.1, 68-74.
No.1, 16-30. Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis.
Kurniawan, I. D., & Lahir, S. (2017). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Sistem Kapitalisme Negara Sebagai Utama.
Alternatif Sistem Ekonomi
Kerakyatan Berdasarkan Pancasila.
Jurnal Ilmiah Edunomika, Vol.1
No.2.
Mubyarto. (2002). Ekonomi Pancasila.
Yogyakarta: BPFE-UGM.
Mubyarto. (1987). Ekonomi Pancasila:
Gagasan dan Kemungkinan.
Jakarta: LP3ES, Cet. Ke-1.
Madjid & Swasono. (1988). Wawasan
Ekonomi Pancasila. Jakarta: UI
Press, Cet. Ke-1.
Sumodiningrat G. (1999). Sistem Ekonomi
Pancasila dalam Perspektif. Jakarta:
IMPAC WAHANA CIPTA, Cet.
Ke-1.

42

Anda mungkin juga menyukai