1
MENYUSUN BEST PRACTICE
PPG DALAM JABATAN BAHASA INDONESIA
LPTK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Tahun 2023
NAMA : NURBAITI
NIM : 23002933059
Kelas : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMK NEGERI 3 MERAUKE
Judul : Membandingkan Nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen
Penerapan : PBL
Email : Nurbaitinur 030@gmail.com
A. Pendahuluan Permasalahan Solusi Metode Sitasi
dalam
pembelajaran
- Berdoa
- Menyapa peserta
didik untuk
mengetahui
kondisi dan
kehadiran peserta
didik.
- Guru melakukan
apersepsi dan
motivasi kepada
peserta didik
- Peserta didik
menerima
informasi tentang
kompetensi,
ruang lingkup
materi, tujuan,
manfaat, langkah
pembelajaran,
metode penilaian
yang akan
dilaksanakan
yang
ditayangkan.
- Guru
menyampaikan
kepada siswa
bahwa materi
yang akan
dipelajari yaitu
“Membandingkan
nilai-nilai dan
kebahasaan cerita
rakyat dan
cerpen.”
- Guru menayakan
materi yang telah
dipelajari
sebelumnya
“Bisakah kalian
menyebutkan
ciri-ciri hikayat?”
(Kompetensi
awal yang peserta
didik harus
miliki)
- Guru
memberikan
pertanyaan
pemantik
B.Pembahasan Siklus 1
Pelaksanaan dari metode PBL
Hasil nilai siswa
Pembahasan Siklus 2
Pelaksanaan dari metode PBL
Hasil nilai siswa
C.Kesimpulan
Metode PBL
D. Daftar Pustaka Daftar Pustaka
2.Melalui pembelajaran PBL Peserta didik Membandingkan nilai-nilai dalam teks hikayat dengan
cerpen
3.Melalui Pembelajaran PBL Peserta didik Membuat alur cerita dalam hikayat dan cerpen
4.Melalui pembelajaran PBL Peserta didik Membuat cerita pendek sesuai dengan cerita hikayat
1 Berpikir Kritis
2. Kreatif
3.Berbinekaan Global
G.Pemahaman Bermakna
.Melalui pembelajaran teks hikayat dan cerpen,siswa dapat memahami,
H.Pertanyaan Pemantik
1.Apa karakteristik hikayat ?
2.Apa ciri dari hikayat dan cerpen?
3.Apa persamaan isi dalam cerpen dan hikayat?
I.Model dan metode Pembelajaran
Model pembelajaran :Tatap Muka
Metode Pembelajaran : PBL
J.Media: 1. LKPD
2.Laptop
3.Power Poin {Tulis Lingnya}
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan 3.8.1 Menjelaskan perbedaan dan persamaa
cerita rakyat dan cerpen (hikayat) N isi dalam cerpen dan cerita rakyat
3.8.2 Menjelaskan perbedaan dan persam
An nilai=nilai dalam cerpen dan
Dan cerita rakyat
4.8 Mengembangkan cerita rakyat kedalam bentuk 4.8.1 Menyusun Kembali isi cerita rakyat
cerpen dengan memperhatikan isi dan nilai- Kedalam bentuk cerpen dengan memp
nilai. Erhatikan isi dan nilai-nilai.
Setelah menyusun teks cerpen, peserta didik mendapatkan keterampilan bercerita dan memaknai cerita dan
bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai bidang pekerjaan.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan discovery learning PBL peserta didik mampu menjelaskan perbedaan dan
persamaan isi dalam cerpen dan hikayat dalam teks hikayat yang dibaca dengan teliti, bekerja
sama, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Melalui kegiatan problem-based learning, peserta didik mampu mengembangkan kerangka
cerita pendek menjadi cerita yang utuh dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai kehidupan secara
teliti, kerja sama, percaya diri, dan penuh tanggung jawab.
3. Setelah membaca atau mengikuti pembelajaran, peserta dapat memberikan respon terhadap
bacaan atau materi pembelajaran secara verbal dan tulisan.
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran :
Kegaiatan Pendahuluan (15 menit) :
- Berdoa
- Menyapa peserta didik untuk mengetahui kondisi dan kehadiran peserta didik.
- Guru melakukan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik
- Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan.
- Guru menyampaikan kepada siswa bahwa materi yang akan dipelajari yaitu “Membandingkan nilai-nilai dan
kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.”
- Guru menayakan materi yang telah dipelajari sebelumnya “Bisakah kalian menyebutkan ciri-ciri hikayat?”
(Kompetensi awal yang peserta didik harus miliki)
- Guru memberikan pertanyaan pemantik
kelompok atau peserta didik yang mengalami kendala atau kesulitan dalam kegiatan diskusi kelompok.
Sikap Pengetahuan
Pengamatan sikap sosial (observasi) Tes Tertulis (Uraian) tentang
membandingkan nilai-nilai
kehidupan
serta kebahasaan pada teks hikayat dan
cerpen.
Keterampilan
Unjuk kerja mengembangkan
kerangka teks cerpen LKPD
Penilaian
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk peserta didik yang belum menguasai materi dan belum tuntas memahami materi
pembelajaran. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik
yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan
remedial dapat dilakukan antara lain:
a.Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas
d.Materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau aspek keterampilan yang berdasarkan
analisis belum dikuasai oleh peserta didik.
Pengayaan
Peserta didik diberi pengayaan berupa tugas untuk membandingkan sebuah hikayat dengan cerpen
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
LAMPIRAN PENILAIAN
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Soal:
Perhatikan teks Cerita Rakyat dengan judul “Asal mula Danau Sentani” dan Cerpen Tangis Untuk
Adikku identifikasikanlah nilai hikayat!
Soal:
Perhatikan teks Cerita Rakyat dengan judul “Asal Mula Danau Sentani” dan Tangis Untuk Adikku
identifikasikanlah isi pokok cerita rakyat!
A 60
40
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Kisi-kisi : KD 4.8
Penilaian Praktik
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Objek Pengamatan : Menceritakan kembali
isi Nama Klmpk/ind :
Kelas/jurusan :
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ............................... Jumlah skor
maksimal
Penilaian
1. Remedial
Remedial dilaksanakan untuk peserta didik yang belum menguasai materi dan belum tuntas memahami materi
pembelajaran. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik
yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan
remedial dapat dilakukan antara lain:
Mengulang materi pokok di luar jam tatap maya bagi peserta didik yang belum tuntas
Materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau aspek keterampilan yang berdasarkan
analisis belum dikuasai oleh peserta didik.
Pengayaan
Peserta didik diberi pengayaan berupa tugas untuk membandingkan sebuah hikayat dengan cerpen, selanjutnya hasilnya
diposting dibuat dalam media menarik dan diunggah pada me
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
Hari/Tanggal :
Berikut adalah daftar pertanyaan mengenai Bapak/Ibu guru mengajar anak. Jawablah dengan jujur
karena ini akan sangat membantu Bapak/Ibu guru dalam proses pendidikannya. Kamu hanya perlu
menjawab dengan mencentang (V) sesuai ekspresi yang ada di lembar ini yang menggambarkan :
sangat sedih, sedih, biasa saja, atau senang.
menyenangkan
memahami pelajaran
lainnya
kesulitan memahami
6 Bapak/Ibu guru tampil ceria, berwibawa,
rapi,memotivasi, tenang, adil, obyektif dan
penuh perhatian kepada peserta didik.
(Rekan Sejawat)
dan spiritual?
(Kepala Sekolah)
4. Kriteria Penilaian
Hikayat dan cerpen merupakan dua diantara jenis-jenis prosa selain jenis-jenis novel, macam-macam dongeng,
jenis-jenis roman, jenis-jenis drama, dan juga jenis-jenis esai. Selain itu, kedua prosa tersebut juga termasuk ke
dalam jenis-jenis karangan non ilmiah. Hikayat dan cerpen sendiri masing-masing mempunyai ciri khas yang
membuat keduanya berbeda satu sama lain. Pada artikel kali ini, kita akan membahas perbedaan diantara keduanya,
di mana pembahasan tersebut akan dimulai dari penjelasan definisi dan ciri-ciri keduanya terlebih dahulu. Adapun
pembahasan tersebut adalah sebagai berikut!
Pengertian Hikayat
Kata Hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan,
mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan ( Baried, Baroroh St., 1985: 9).
Sastra hikayat adalah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya
berkisar dalam kehidupan istana, unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol dan pada lazimnya mencakup
bentuk prosa yang panjang ( Barried, Baroroh St. dkk., 1985:9).
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa. Prosa berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat
rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Prosa dibaca untuk pelipur la Hikayat
merupakan suatu prosa yang menceritakan berisi keajaiban tokoh atau peristiwa yang bersifat fiktif dan
menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa utamanya. Hikayat sendiri mempunyai sejumlah ciri, dimana ciri-ciri
tersebut adalah:
2. Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu prosa yang menceritakan suatu tokoh dan juga suatu peristiwa secara
khusus. Biasanya, jumlah kata yang terkandung pada cerpen adalah sekitar 5.000-10.000 kata. Seperti halnya
hikayat, cerpen pun juga mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
Adanya nama pengarang yang tercantum di dalamnya. (Biasanya diletakkan di bawah judul cerpen)
7
Latar tempatnya berkisar pada lingkungan di sekitar.
Nilai-nilai yang dikandungnya beragam.
Kisah yang diceritakan lebih variatif, bisa berkisah tentang kebaikan melawan kejahatan, bisa berkisah
tentang keresahan seorang manusia, dan lain semacamnya.
Menggunakan bahasa Indonesia.
Merupakan karya sastra modern.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka kita dapat mengetahui di mana letak perbedaan antara hikayat dan cerpen.
Adapun perbedaan tersebut antara lain:
Hikayat merupakan sastra lama yang lahir dan berkembang di era melayu kuno, sehingga tidak heran jika bahasa
yang digunakannya merupakan bahasa Melayu kuno. Untuk bisa membaca isi karya sastra ini, kita mesti
menerjemahkan terlebih dahulu bahasa Melayu tersebut. Sementara itu, cerpen merupakan karya sastra yang lahir
dan berkembang di era modern, sehingga bahasa yang digunakannya pun juga merupakan bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa utama bangsa Indonesia di era modern.
2. Nama Pengarang
Dalam hikayat, nama si pengarang tidak diketahui atau ananom, sehingga hikayat sering dianggap sebagai karya
bersama atau karya milik warga sekitar. Sementara itu, nama pengarang cerpen bisa kita ketahui dengan mudah
karena nama pengarang sering tercantum di bawah judul cerpen.
Jumlah kata pada hikayat cenderung bervariatif, bisa 5.000, 7.000, dan sebagainya. Adapun latar tempat yang
dipakai hikayat biasanya hanya berkisar pada lingkungan atau kehidupan istana. Sementara itu, jumlah kata dalam
cerpen biasanya dibatasi sekitar 5.000 atau 10.000 kata meskipun pada perkembangannya, jumlah kata tersebut
bisa bertambah atau berkurang. Latar tempat yang digunakan cerpen iasanya berupa tempat atau lingkungan di
kehidupan sehari-hari manusia. Meskipun begitu, cerpen juga bisa mengambil latar tempat selain yang disebutkan.
Tokoh yang terkandung di dalam hikayat biasanya bervariatif, entah itu satu orang ataupun bisalebih dari itu.
Adapun kisah yang terkandung di dalam hikayat biasanya hanya berkisah tentang kebaikan melawan kejahatan.
Sementara itu, tokoh yang ada di dalam cerpen umumnya hanya berjumlah satu orang saja. Kalaupun ada tokoh
selain itu, biasanya hanya sebagai tokoh pendukung dari tokoh utama saja. Kisah yang dikandung dalam cerpen
bisa bervariatif, entah itu tentag kehidupan sehari-hari, kegelisahan manusia, petualangan, dan sebagainya.
Sumber : https://dosenbahasa.com/perbedaan-hikayat-dan-cerpen
Perbedaan
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita,
dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Cerpen adalah jenis karya sastra yang diparkan atau dijelaskan dalam bentuk tulisan yang berwujud sebuah cerita
atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Cerpen bisa disebut juga dengan sebuah prosa fiksi yang isinya
tentang pengisahan yang hanya terfokus pada satu konflik atau permasalahan.
Persamaan
1. Unsur Intrinsik
a.Tema adalah pokok pikiran yang digunakan untuk menulis karangan .
b.Tokoh dan penokohan adalah pelaku dalam karya sastra
1.Secara langsung atau deskriptif {metode analatik},penyajian watak tokoh dengan cara
Memaparkan watak tokoh secara langsung.
2.Secara tidak langsung {Metode dramatic}
c. Alur atau plot
1.Alur maju
2.Alur mundur
3.Alur campuran
d.Latar adalah gambaran tempat,waktu dan keadaan social terjadinya peristiwa dalam cerita
e.Amanat adalah pesan moral yang terdapat dalam cerita
f.Sudut pandang adalah pandangan pengarang untuk menyajikan tokoh yaitu sudut pandang
orang pertama dan orang ketiga.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur yang membagun cerita di luar karya sastra.misalnya nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam
karya sastra hikayat.
Sumber:Buku Bahasa Indonesia kelas X pengarang Ika Setianingsih 2023
1) Antonomasia
Adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.
Contoh: 1. Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya.
2. Tak tahu mengapa, saat itu aku mengucapkan terima kasih pada perempuan tua itu.
2) Personifikasi
Adalah majas yang menyatakan benda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia.
Contoh: 1. Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.
2. Angin menyambar wajahku.
3) Metafora
Adalah majas yang menggunakan kata pembanding untuk mewakili hal lain atau bukan yang sebenarnya. Mulai
dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain.
Contoh: Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat.
4) Simile
Adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata
pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana,bak, dan
bagaikan.
Contoh: “ Kamu tidur seperti kerbau, “ canda Ibu.
5) Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.
Contoh: 1. Seraya berkata kepada suaminya, “ Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun
tiada habis dibuat belanja.”
2. Aku tak dapat berbicara, tanganku dingin bak es yang keluar dari freezer.
.
Repleksi Peserta didik
1.Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan permasalahan tokoh cerita serta mengkaitkanya dengan
Pengalaman pribadi
2.Peserta didik dapat membaca ,mengngkapkan hal-hal yang Panjang
3. Peserta didik dapat membandingkan nilai-nilai kebahasaan cerita rakyat dan cerpen
Refleksi Guru
1.Hal apa yang menjadi catatan keberhasilan pembelajatan
2.Hal apa yang harus diperbaiki.
3.Pserta didik mana yang perlu menghadapkan perhatian khusus?baik yang kurang mamopu{yamh
istimewah
1. Baca dengan saksama cerita rakyat “Danau Sentani” dan cerpen “Tangis untuk Adikku” di bawah ini!
Suatu pagi yang cerah, Haboi berjalan menuju bukit Yomoko, memasuki
hutan dataran rendah ke utara kemudian mendaki menyusuri jalan setapak
dalam rimba Pegunungan Cycloops diikuti dari belakang oleh Ondofolo
Wally. Tanpa diketahui oleh keduanya, di puncak gunung Dobonsolo, seekor
burung Emie milik Dobonai menginformasikan kedatangan
Burung itu kemudian ditugaskan oleh Dobonai untuk menjemput Haboi dan Ondofolo Wally. Kedua orang
ini berniat membeli air di Dobonai. Setelah berbincang bincang menyampaikan kehendak yang terkandung
dalam pikiran mereka, Dobonai menyetujui dengan syarat harus melakukan pembayaran melalui dua orang
petugasnya sebelum mengambil air. Kedua orang yang ditunjuk Dobonai adalah Dukumbuluh dan Roboniwai.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Sentani)
Haboy dan Ondofolo Wally pergi menghadap dua orang itu, namun mereka melakukan kekeliruan
ketika menyerahkan alat pembayaran yang mereka bawa. Gelang Eba yang bernilai paling mahal diserahkan
kepada Roboniwai, dan manik manik yang
Sumber: https://www.reinha.com/2018/05/cerita-rakyat-papua-asal-mula-danau-sentani/
2. Bacalah cerpen “Tangis untuk Adikku” di bawah ini !
Cerpen terjemahan
Disunting Oleh Eulis Anggia Budiarti
Aku dilahirkan disebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil, miskin, kering dan
gersang. Hari demi hari orang tuaku membajak tanah kering itu, Hitam legam punggungnya
menghadap kelangit, namun hasil yang didapat tak seberapah.
Adikku yang 3 tahun lebih mudah dariku sangat luar biasa, Ia mencintaiku lebih dari
aku mencintainya.
Sore itu, hatiku gundah. Aku iri melihat sarung tangan yang digunakan semua gadis di
sekelilingku. Aku ingin memilikinya, Dengan mengendap-endap aku mencuri 5 sen dari laci
ayahku. Namun, ayah segerah menyadarinya, dan membuat kami berdua berlutut didepan
tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu.?” Ayah bertanya, aku terpaku, tubuhku kaku terlalu
takut untuk mengaku. Ayah kembali berkata dengan tegas.
“Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukuli”. Ayah siap mengangkat tongkat
bambu tinggi-tinggi. Namun, tiba-tiba, adikku mencengkram tangannya dan berkata,
“Ayah..aku yang melakukannya…” Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku
bertubi-tubi. Ayah begitu marah sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai ayah
kehabisan nafas. Kemudian, ayah duduk diranjang batu bata kami dan adikku dimarahi,
“Kamu sudah berani mencuri dari rumah. Sungguh memalukan apalagi yang akan kau
lakukan dimasa mendatang..?”
Malam itu, aku dan ibuku memeluk adikku. Tubuh ringkihnya dipenuhi luka, tetapi ia
tidak menitikan air mata setetes pun. Malam itu aku menangis maraung-raung penuh sesal.
Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
“Kak, jangan menangis lagi sekarang semua itu sudah terjadi”.
Aku masih membenciku karena kepengecutanku. Bertahun-tahun sudah lewat namun
peristiwa itu masih terasa baru kemarin. Aku tidak akan lupa wajah adikku ketika
melindungiku. Waktu itu adikku berusia 8 tahun dan aku 11 tahun.
Kini adikku masuk SMA dipusat kabupaten, pada saat yang sama, aku diterima di
universitas provinsi. Malam itu ayah berjongkok di halaman, sambil menghisap rokok
tembakaunya, bungkus demi bungkus. Terdengar ayah berkata,
“Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik.”Tampak
Ibu mengusap air matanya sambil menghela nafas, dan berkata pelan.
“Apa gunanya? bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus” Tiba-
tiba adikku ke luar dan berkata tegas,
“Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi”. Namun apa lacur, tiba-tiba ayah
mengayunkan tangannya dan memukul adikku tepat pada wajahnya.
”Mengapa kau memiliki jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika saya harus
mengemis di jalan, saya akan menyekolahkan kalian berdua sampai selesai” Dan begitu
kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun-dusun untuk meminjam uang.
Aku menjulurkan tangan selembut yang aku bisa kemuka adikku yang membengkak.
Kubisikan kata-kata bujukan,“Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolah sampai
selesai. Kalau tidak, ia tidak akan meninggalkan jurang kemiskinan ini.”
Kuputuskan, akulah yang tidak meneruskan ke universitas. Namun, siapa sangka
keesokan harinya, saat subuh datang. Adikku meninggalkan rumah dengan sehelai pakaian
lusuh dan sedikit kacang yang telah mengering. Dia menyelinap ke kamarku dan menaruh
secarik kertas di atas bantalku
“Kak, masuk universitas tidaklah mudah, saya akan pergi mencari kerja dan
mengirimmu uang.” Aku memegang kertas di atas tempat tidurku, dan aku menangis dengan
air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu usia adikku 17 tahun dan aku
20. Dengan uang pinjaman dari seluruh dusun dan uang yang dihasilkan adikku dari
mengangkut semen pada punggungnya, aku akhirnya sampai ke tahun ke 3.
Ketika aku sedang belajar temanku masuk dan memberitahuku, ”Mic, ada seorang
penduduk dusun menunggumu di luar!”
Aku heran, ada apa seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan
melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup semen dan pasir.“Mengapa kau
tidak bilang pada temanku kalau kamu adalah adikku?” Kataku marah.
Dia menjawab sambil tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku, apa yang meraka
pikir jika meraka tahu kalau saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”
Aku menyapu debu-debu adikku. “Aku tidak peduli omongan siapa pun! Kamu adalah
adikku apa pun juga! Kau adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..!” Sekat suaraku.
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia
memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskannya, “Saya melihat semua gadis kota
memakaiannya, jadi saya pikir kamu harus mamilikinya satu..” Titik air mataku, kupeluk dia
dalam tangis yang mengharu biru. Tahun itu, ia berusia 20 tahun dan aku 23 tahun.
Pertama kali aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti,
dan terlihat bersih dimana-mana. Setelah pacarku pulang aku menari seperti gadis kecil di
depan ibuku.
“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersikan rumah kita.!”
Ibu menjawab sambil tersenyum, “Itu adikmu yang pulang lebih awal untuk
membersikan rumah ini, Tidakkah kau melihat tangannya? Ia terluka saat mengganti kaca
jendela itu.”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku, melihat mukanya yang kurus, serasa seratus
jarum menusukku. Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya, dan membalut lukanya.
“Apa itu sakit?”Kataku.
“Tidak, tidak sakit, kamu tahu, ketika saya bekerja dilokasi, batu-batu berjatuhan pada
kakiku disetiap waktu, bahkan itu tidak menghentikanku berkerja, dan….” Di tengah kalimat
itu ia berhenti. Aku membalikan tubuhku memunggunginya, dan air mata deras turun
kewajahku.
Tahun itu adikku berumur 23 dan aku 26. Ketika aku menikah aku tinggal di kota, tiap
kali suami dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, mereka
selalu menolak. Adikku tidak setuju juga,
“Kak, jagalah mertuamu, biar aku yang menjaga ibu dan ayah di sini.”
Kami menginginkan adikku bekerja sebagai manajer pada departemen pemeliharaan di
perusahan suamiku. Tetapi adikku menolak, ia bersikeras memulai pekerjaan sebagai pakerja
reparasi. Suatu hari, adikku terkenan sengatan listrik, ketika memperbaiki sebuah kabel.
“Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak pernah malakukan hal yang
berbahaya yang seperti ini. Lihat kamu sekarang, lukamu begitu serius. Mengapa kamu tidak
mendengarkan kami? Kataku cemas, ketika menengoknya di rumah sakit.
Ia membela keputusannya. “Pikirkanlah, kakak ipar baru saja menjadi direktur, dan
saya hampir tidak berpendidikan, jika saya menjadi manajer, berita apa yang akan tersebar?”
Mataku merah,“Kamu tidak sekolah karena aku!” jawabku terbata-bata.
“Mengapa membicarkan masa lalu?” adikku menggegam tanganku. Tahun itu ia
berusia 26 tahun dan aku 29 tahun.
Adikku kemudian berusia 30 tahun ketika menikahi seorang gadis dari dusun itu.
Dalam acara pernikahanya, pembawa acara itu bertanya kepadanya, “Siapa orang yang kamu
hormati dan kasihi?” bahkan tanpa berfikir ia menjawab.
“Kakak ku”. Ia kembali menceritakan sebuah kisah yang bahkan tidak dapat ku ingat.
“Ketika saya SD, sekolah kami berada pada dusun yang berbeda. setiap hari kakakku
dan saya berjalan selama 2 jam untuk pergi dan pulang ke rumah. Suatu hari saya kehilangan
satu dari sarung tanganku, kakakku memberikannya satu dari kepunyaannya, ia hanya
memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangan kakakku
gemetar karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak
hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup saya akan menjaga kakakku dan berbuat
baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruang itu, semua tamu memalingkan pandangannya kepadaku.
Kata-kata yang begitu susah keluar dari bibirku,
“Dalam hidupku orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku”
Dalam kesempatan yang bahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air matak
3. Diskusikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut!
4. Isikan hasil diskusi kalian ke dalam tabel berikut!
1. Bacalah cerita rakyat legenda Raja Ampat dan cerpen Tangis untuk Adikku!
2. Identifikasilah penggunaan alur dalam dalam cerita tersebut.
3. Gunakan tabel di bawah ini!
1. Soal Uraian
Identifikasikanlah karakterisasi dan plot pada “ Hikayat Si Miskin “ menggunakan tabel yang disediakan! Setelah
kalian membaca cerita dan mengisi tabel tersebut, jawablah pertanyaan ini!
a) Apakah setiap tokoh memiliki porsi yang sama dalam cerita untuk digambarkan karakternya? Jika tidak, tokoh
mana yang mendapatkan porsi lebih banyak ? Jelaskan alasan jawabanmu!
b) Apakah ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah ? Mengapa ?
c) Apa yang akan terjadi jika Si Miskin tidak jujur menyampaikan kepada istrinya bahwa mempelam yang
didapatnya pertama kali dari pasar ? Apakah hal tersebut akan sangat memengaruhi cerita ?
d) Apakah kalian setuju dengan sikap istri si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa suaminya dari
pasar ? Mengapa ?
e) Jika kalian menjadi si Miskin apakah kalian akan melakukan hal yang sama saat diminta istrinya meminta
mempelam Raja ? Jelaskan alasan jawabnmu!
f) Identifikasikanlah nilai-nilai yang terkandung dalam teks “ Hikayat Si Miskin “ dengan menggunakan tabel
yang telah diberikan!
KUNCI JAWABAN
a. Mengidentifikasi karakterisasi dan plot dalam teks hikayat
1) Apakah setiap tokoh memiliki porsi yang sama dalam cerita untuk digambarkan karakternya?
Jika tidak, tokoh mana yang mendapatkan porsi lebih banyak? Jelaskan alasan jawabanmu!
Jawaban:
Tidak, tokoh utama yang biasanya dijadikan judul dalam teks hikayat memiliki porsi yang lebih
banyak.
Atau
Ya, tokoh antagonis dan protagonismendapat porsi yang sama.
2) Apakah ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah?
Mengapa?
Jawaban:
ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah. Seseorang
akan menyelesaikan masalah sesuai dengan karakternya. Tentu berbeda antara orang yang
penyabar dan pemarah dalam menyelesaikan masalah.
3) Apakah yang akan terjadi jika Si Miskin tidak jujur menyampaikan kepada istrinya bahwa
mempelam yang didapatkan pertama kalinya dari pasar? Apakah hal tersebut akan sangat
memengaruhi cerita?
Jawaban:
Istri Si Miskin tidak akan kembali membujuk suaminya agar pergi ke istana dan meminta
mempelam ke raja. Cerita tentu akan berubah.
4) Apakah kalian setuju dengan sikap istri si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa
suaminya dari pasar ? Mengapa ?
Jawaban:
Tidak setuju karena hal itu menunjukan betapa egoisnya istri Si Miskin.
Atau
Setuju karena ia harus menguji rasa sayang suaminya terhadap dirinya dan kandungannya.
5) Jika kalian menjadi si Miskin apakah kalian akan melakukan hal yang sama saat diminta
istrinya meminta mempelam Raja ? Jelaskan alasan jawabnmu!
Jawaban:
Ya karena hal itu menunjukan kasih sayang terhadap istri dan buah hati yang dikandung.
Atau
Tidak karena hal itu akan menimbulkan masalah.
(Beberapa jawaban dapat jadi berbeda, tetapi tetap dianggap benar asal menyampaikan alasan
yang tepat)
4
1) Tugas
Ubahlah kutipan Hikayat Si Miskin ini menjadi bahasa cerpen yang lebih populer. Gunakanlah konjungsi
urutan waktu dan berbagai majas untuk mengembangkannya.
2) Rubrik penilaian alih wacana hikayat menjadi cerpen
Tabel Rubrik penilaian alih wacana hikayat menjadi cerpen
1 Keajekan Isi cerita Isi cerita Ada sedikit Isi cerita Isi cerita
sesuai pergeseran isi sama sekali sesuai
dengan cerita cerita antara berbeda dengan cerita
asalnya. cerita yang dengan cerita asalnya
dibuat dan asal. karena cerita
cerita asal. sama sekali
tidak diubah.
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang Bahasa yang Hanya ada Bahasa yang
digunakan digunakan perubahan digunakan
sudah sesuai masih beberapa tidak diubah.
dengan mengandung kata.
bahasa sedikit
cerpen bahasa
hikayat.
Pada zaman dahulu hiduplah seorang raja dan ratu dari kayangan yang mendapat hukuman dari Batara Indera.
Mereka dibuang ke negeri antah-berantah menjadi orang miskin. Tidak ada satu pun orang di negeri itu yang
menyukainya. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan perkampungan, mereka dipukuli dan diusir hingga
mereka pun pergi ke hutan. Di hutan, mereka hidup dengan memakan dedaunan, buah-buahan, bahkan kayu-kayu.
Beberapa lama kemudian, sang istri pun hamil. Saat kandungannya berusia tiga bulan ia menangis dan
meminta kepada suaminya untuk mengambilkan buah mempelam yang tumbuh di taman istana kerajaan. Si Miskin
pun terketuk hatinya karena ia sudah lama menanti kehadiran seorang anak. Namun, ia bingung karena hal itu
sepertinya tidak mungkin ia lakukan.
“ Bagaimana mungkin aku dapat mendapatkannya, istriku ? Mengemis sedikit saja, kita sudah diusir, “
kata si Miskin kepada istrinya yang masih merengek seperti anak kecil.
3.Penggunaan Kata Arkais
Kutipan Hikayat
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji
kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir
sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat
tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena
anaknya kedua orang itu sama- sama gagah.
Jikalau baginda pun mencari muslihat ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bertemu dengan
seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya,
ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Kutipan Cerpen
“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!”
“Diajak survey sama salah satu professor dan kontraktor, untuk perencanaan bangunan besar di sana, Dik
Manis! Sekalian penelitian skripsi Mas….”
Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah bisa berubah jadi aneh gara-gara hal
tersebut? Pikirku waktu itu.
“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias. “Namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya
sangat bersahaja, santri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau.
Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!” tambahnya penuh semangat. “Nanti kapan-kapan kita kesana ya
4. Melalui kegiatan problem-based learning, peserta didik mampu mengembangkan kerangka
cerita pendek menjadi cerita yang utuh dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai kehidupan secara
teliti, kerja sama, percaya diri, dan penuh tanggung jawab.
5. Setelah membaca atau mengikuti pembelajaran, peserta dapat memberikan respon terhadap
bacaan atau materi pembelajaran secara verbal dan tulisan.
A. Konsep :
1. pengertian hikayat
2. pengertian cerpen
4. kebahasaan hikayat
5. kebahasaan cerpen
D. Metakognitif:
Setelah membandingkan nilai-nilai kehidupan dan kebahasaan dalam teks hikayat dan cerpen,
peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sesuai
bidang bekerjaan.
Setelah menyusun teks cerpen, peserta didik mendapatkan keterampilan bercerita
cerita dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai bidang pekerjaan.
Penilaian
Sikap Pengetahuan
Pengamatan sikap sosial (observasi) Tes Tertulis (Uraian) tentang
membandingkan nilai-nilai kehidupan
serta kebahasaan pada teks hikayat dan
cerpen.
Keterampilan
Unjuk kerja mengembangkan kerangka teks
cerpen
Penilaian
1.
Refleksi
1. Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau intruksi yang
disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik?
2. Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan dan
penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
Apakah 100% siswa mencapai tujuan pembelajaran? Jika tidak, berapa persen (%) yang belum tercapai
Pertemuan pertama
Perhatikan teks Cerita Rakyat dengan judul “Asal mula Danau Sentani identifikasikanlah
karakteristik hikayat!
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Teks Hikayat Bahasa Indonesia
Individu/Kelompok :
Nama :
Kelas :
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Soal:
Perhatikan teks Cerita Rakyat dengan judul “Asal mula Danau Sentani” dan Cerpen Tangis Untuk
Adikku identifikasikanlah nilai hikayat!
Soal:
Perhatikan teks Cerita Rakyat dengan judul “Asal Mula Danau Sentani” dan Tangis Untuk Adikku
identifikasikanlah isi pokok cerita rakyat!
A 60
40
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ............................... Jumlah skor
maksimal
Penilaian
1. Remedial
Remedial dilaksanakan untuk peserta didik yang belum menguasai materi dan belum tuntas memahami materi
pembelajaran. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik
yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan
remedial dapat dilakukan antara lain:
a.Mengulang materi pokok di luar jam tatap maya bagi peserta didik yang belum tuntas
d.Materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau aspek keterampilan yang berdasarkan
analisis belum dikuasai oleh peserta didik.
Pengayaan
Peserta didik diberi pengayaan berupa tugas untuk membandingkan sebuah hikayat dengan cerpen, selanjutnya hasilnya
diposting dibuat dalam media menarik dan diunggah pada media sosial.
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
Hari/Tanggal :
Observasi:
Berikut adalah daftar pertanyaan mengenai Bapak/Ibu guru mengajar anak. Jawablah dengan
jujur karena ini akan sangat membantu Bapak/Ibu guru dalam proses pendidikannya. Kamu
hanya perlu menjawab dengan mencentang (V) sesuai ekspresi yang ada di lembar ini yang
menggambarkan : sangat sedih, sedih, biasa saja, atau senang.
menyenangkan
memahami pelajaran
lainnya
kesulitan memahami
6 Bapak/Ibu guru tampil ceria, berwibawa,
rapi,memotivasi, tenang, adil, obyektif dan
penuh perhatian kepada peserta didik.
(Rekan Sejawat)
dan spiritual?
(Kepala Sekolah)
. RUBRIK
PENILAIAN
No. Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nilai Kualitatif Nilai Kuantitif
peserta
Penilaian Kelompok
1 Menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik
2 Kerjasama kelompok
(komunikasi)
3 Hasil tugas (relevan dengan
bahan)
4 Pembagian job
5 Sistematisasi pelaksanaan
Jumlah Nilai Kelompok
No. Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nilai Kualitatif Nilai Kuantitif
peserta
1 Berani mengemukakan pendapat
2 Berani menjawab pertanyaan
3 Inisiatif
4 Ketelitian
5 Jiwa kepemimpinan
6 Bermain peran
Jumlah nilai individu
Kriteria Penilaian :
Penilaian Proses
Ket.
Baik = skor 1 Nilai akhir = Jlh skor perolehan / Jlh skor x 100 Tidak baik =
0
LAMPIRAN MEDIA dan KUNCI JAWABAN
Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat
Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari,
ia pun menyuruh orang membaca doa kunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta
beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-
laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda
pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda
Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan
dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula
mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa
lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka
baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya
kedua orang itu sama-sama gagah.
Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia
bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat
mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi
mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung,
masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.
Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam
kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera
Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling carimencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera
Bangsawan.
Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan
sekuatkuatnya.
Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.
Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu
dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang
itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah
dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh
Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di
dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri
mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka
Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap
oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di
suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu
dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera
Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri
Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa.
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat
membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok
parasnya itu. Sembilan orang anak raja sudah berada di dalam negeri itu. Akhirnya raksasa itu
mencanangkan supaya Indera Bangsawan pergi menolong Raja Kabir. Diberikannya juga
suatu permainan yang disebut sarung kesaktian dan satu isyarat kepada Indera Bangsawan
seperti kanak-kanak dan ilmu isyarat itu boleh membawanya ke tempat jauh dalam waktu
yang singkat.
Dengan mengenakan isyarat yang diberikan raksasa itu, sampailah Indera Bangsawan
di negeri Antah Berantah. Ia menjadikan dirinya budak-budak berambut keriting. Raja Kabir
sangat tertarik kepadanya dan mengambilnya sebagai permainan Puteri Kemala Sari. Puteri
Kemala Sari juga sangat suka cita melihatnya dan menamainya si Hutan. Maka si Hutan pun
disuruh Puteri Kemala Sari memelihara kambingnya yang dua ekor itu, seekor jantan dan
seekor betina.
Pada suatu hari, Puteri Kemala Sari bercerita tentang nasib saudara sepupunya Puteri Ratna
Sari yang negerinya sudah dirusakkan oleh Garuda.
Diceritakannya juga bahwa Syah Peri lah yang akan membunuh garuda itu. Adapun
Syah Peri itu ada adik kembar, Indera Bangsawan namanya. Ialah yang akan membunuh
Buraksa itu. Tetapi bilakah gerangan Indera Bangsawan baru akan datang? Puteri Kemala Sari
sedih sekali. Si Hutan mencoba menghiburnya dengan menyanyikan pertunjukan yang manis.
Maka Puteri Kemala Sari pun tertawalah dan si Hutan juga makin disayangi oleh tuan puteri.
Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli
nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan
penyakit itu. Baginda bertitah lagi. "Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda,
ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."
Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh
yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.
Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya
pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya
susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan
hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak
raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan
dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja,
tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara
itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan
menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang
sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata
tuan puteri.
Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka tuan puteri pun sembuhlah.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda menyuruh orang
berbuat mahligai di tengah padang akan tempat duduk tuan puteri. Di bawah mahligai itu
ditaruh satu bejana berisi air, supaya Buraksa boleh datang meminumnya. Di sanalah anak raja
yang sembilan orang itu boleh berebut tuan puteri. Barang siapa yang membunuh Buraksa itu,
yaitu mendapat hidungnya yang tujuh dan matanya yang tujuh, dialah yang akan menjadi
suami tuan puteri.
Maka tuan puteri pun ditinggalkan baginda di mahligai di tengah padang itu. Si Hutan
juga menyusul datang. Tuan puteri terharu akan kesetiaannya dan menamainya si Kembar.
Hatta si Kembar pun bermohon kepada tuan puteri dan kembali mendapatkan raksasa
neneknya. Raksasa neneknya memberikan seekor kuda hijau dan mengajarnya cara-cara
membunuh Buraksa. Setelah itu, si Kembar pun menaiki kuda hijaunya dan menghampiri
mahligai tuan puteri. Katanya kepada tuan puteri bahwa dia adalah seorang penghuni hutan
rimba yang tiada bernama. Tujuan kedatangannya ialah hendak melihat tamasya anak raja
yang sembilan itu membunuh Buraksa. Tuan puteri menyilakan naik ke mahligai itu. Setelah
menahan jerat pada mulut bejana itu dan mengikat hujung tali pada leher kudanya serta
memesan kudanya menarik jerat itu bila Buraksa itu datang meminum air, si Kembar pun naik
ke mahligai tuan puteri. Hatta Buraksa itu pun datanglah dengan gemuruh bunyinya. Tuan
puteri ketakutan dan si Kembar memangkunya.
Tersebut pula perkataan Buraksa itu. Apabila dilihatnya ada air di dalam mulut bejana
itu, maka ia pun minumlah serta dimasukannya kepalanya ke dalam mulut bejana tempat
jerat
tertahan itu. Maka kuda hijau si Kembar pun menarik tali jerat itu dan Buraksa pun terjeratlah.
Si Kembar segera datang memarangnya hingga mati serta menghiris hidungnya yang tujuh
dan matanya yang tujuh itu. Setelah itu si Kembar pun mengucapkan "selamat tinggal" kepada
tuan puteri dan gaib dari padang itu. Tuan puteri ternganga-nganga seraya berpikir bahwa
orang muda itu pasti adalah Indera Bangsawan. Hatta para anak raja pun datanglah. Dilihatnya
bahwa Buraksa itu sudah mati, tetapi mata dan hidungnya tiada lagi.
Maka mereka pun mengerat telinga, kulit kepala, jari, tangan dan kaki Buraksa itu untuk
dibawa kepada baginda. Baginda tidak percaya mereka sudah membunuh Buraksa itu, karena
tanda-tanda yang dibawa mereka itu bukan alamatnya. Selang berapa lama, si Kembar pun
datang dengan membawa mata dan hidung Buraksa itu dan diberikan tuan puteri sebagai
isteri. Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi,
tuan puteri menerimanya dengan senang hati.
Kunci jawaban
No. Unsur Intrinsik Bukti
Amanat :
-Berlaku baiklah
kepada sesama
saudara kita
-Berfikirlah terlebih
dahulu ketika kita
akan bertindak
Mencoba untuk lebih baik
Sopan dan santun kepada orang tua, Pada jaman dahulu tentang pemberian nama putri atau putra.
Majas metafora : Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu
hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi!
Majas ironi : "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi
milikku”
Majas Paradoks : Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit
berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan
tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada
dengan kakak-kakaknya.
Asesmen
Raja Ampat merupakan sebuah daerah di Papua yang diberi nama berdasarkan bahasa
daerah setempat. Raja memiliki arti seperti bahasa Indonesia pada umumnya yaitu seorang
pemimpin dan juga Ampat memiliki arti empat. Raja Ampat memiliki arti Empat Raja.
Pemberian nama inilah yang memiliki cerita tersendiri di belakangnya. Lalu bagaimana
ceritanya?
Beberapa ratus tahun yang lalu sepasang suami istri pergi ke hutan untuk mencari
bahan baku makanan. Ketika mereka sampai di sungai Weliko, mereka menemukan enam
butir telur naga yang sangat besar. Dengan sangat senangnya mereka kemudian
memasukkan telur-telur itu ke dalam (noken) kantung untuk dibawa pulang ke rumah yang
tujuannya untuk dimasak.
Sesampainya di rumah kemudian telur-telur itu mereka simpan di atas meja. Saat sang
istri sedang meracik bumbu-bumbu, sang suami mendengar ada suara berisik dari arah telur-
telur yang mereka simpan. Kemudian mereka pun menghampiri asal suara itu. Alangkah
kagetnya mereka, ternyata telur-telur itu telah menetas. Dari ke enam telur itu ternyata lima
telur yang menetas berwujud 4 orang anak laki laki dan 1 orang anak perempuan, sedangkan
satu telur lagi telah mengeras layaknya sebuah batu. Kemudian sang istri mengambil anak-
anak yang ada di dalam telur itu untuk dikeluarkan. Anak-anak itu pun satu per satu ke luar
dengan memakai kain berwarna putih dan sangat lembut seperti kain sutra. Hal tersebut
menunjukkan status bahwa mereka keturunan Raja Khayangan.
Kemudian mereka pun diberi nama War, Betani, Dohar, Mohamad, dan yang
perempuan diberi nama Pintolee. Setelah dewasa keempat anak laki laki itu menjadi raja.
War menjadi raja di Waigeo, Betani menjadi raja di Salawati, Dohar menjadi raja di Lilinta
dan Mohamad menjadi raja di Waiga. Sedangkan si Pintolee dihanyutkan dalam kulit bia
(kerang besar) hingga terdampar di pulau Numfor dan hidup berketurunan di pulau tersebut.
Alasan si Pintolee dihanyutkan karena dia diketahui hamil.
Satu telur yang sudah menjadi batu dikenal dengan nama Kopatnal. Hingga kini batu
ini diperlakukan oleh masyarakat sekitar layaknya seorang raja. Bahkan, batu itu
diberi ruangan untuk bersemayam, lengkap dengan dua batu yang berfungsi sebagai pengawal di
kanan dan kiri pintu masuk.
Nah, keempat raja tersebutlah yang tinggal di empat pulau terbesar dan menjadikan lokasi
yang terletak di bentang kepala burung papua ini yang disebut Raja Ampat. Adapun nama pulau
tersebut adalah pulau Waigeo, pulau Misool, Pulau Salawati,dan Pulau Batanta.
2.Kutipan Cerpen
Tangis untuk Adikku
Cerpen terjemahan
Aku dilahirkan disebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil, miskin, kering dan
gersang. Hari demi hari orang tuaku membajak tanah kering itu, Hitam legam punggungnya
menghadap kelangit, namun hasil yang didapat tak seberapah.
Adikku yang 3 tahun lebih mudah dariku sangat luar biasa, Ia mencintaiku lebih dari
aku mencintainya.
Sore itu, hatiku gundah. Aku iri melihat sarung tangan yang digunakan semua gadis di
sekelilingku. Aku ingin memilikinya, Dengan mengendap-endap aku mencuri 5 sen dari laci
ayahku. Namun, ayah segerah menyadarinya, dan membuat kami berdua berlutut didepan
tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu.?” Ayah bertanya, aku terpaku, tubuhku kaku terlalu
takut untuk mengaku. Ayah kembali berkata dengan tegas.
“Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukuli”. Ayah siap mengangkat tongkat
bambu tinggi-tinggi. Namun, tiba-tiba, adikku mencengkram tangannya dan berkata,
“Ayah..aku yang melakukannya…” Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku
bertubi-tubi. Ayah begitu marah sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai ayah
kehabisan nafas. Kemudian, ayah duduk diranjang batu bata kami dan adikku dimarahi,
“Kamu sudah berani mencuri dari rumah. Sungguh memalukan apalagi yang akan kau
lakukan dimasa mendatang..?”
Malam itu, aku dan ibuku memeluk adikku. Tubuh ringkihnya dipenuhi luka, tetapi ia
tidak menitikan air mata setetes pun. Malam itu aku menangis maraung-raung penuh sesal.
Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
“Kak, jangan menangis lagi sekarang semua itu sudah terjadi”.
Aku masih membenciku karena kepengecutanku. Bertahun-tahun sudah lewat namun
peristiwa itu masih terasa baru kemarin. Aku tidak akan lupa wajah adikku ketika
melindungiku. Waktu itu adikku berusia 8 tahun dan aku 11 tahun.
Kini adikku masuk SMA dipusat kabupaten, pada saat yang sama, aku diterima di
universitas provinsi. Malam itu ayah berjongkok di halaman, sambil menghisap rokok
tembakaunya, bungkus demi bungkus. Terdengar ayah berkata,
“Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik.”Tampak
Ibu mengusap air matanya sambil menghela nafas, dan berkata pelan.
“Apa gunanya? bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus” Tiba-
tiba adikku ke luar dan berkata tegas,
“Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi”. Namun apa lacur, tiba-tiba ayah
mengayunkan tangannya dan memukul adikku tepat pada wajahnya.
”Mengapa kau memiliki jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika saya harus
mengemis di jalan, saya akan menyekolahkan kalian berdua sampai selesai” Dan begitu
kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun-dusun untuk meminjam uang.
Aku menjulurkan tangan selembut yang aku bisa kemuka adikku yang membengkak.
Kubisikan kata-kata bujukan,“Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolah sampai
selesai. Kalau tidak, ia tidak akan meninggalkan jurang kemiskinan ini.”
Kuputuskan, akulah yang tidak meneruskan ke universitas. Namun, siapa sangka
keesokan harinya, saat subuh datang. Adikku meninggalkan rumah dengan sehelai pakaian
lusuh dan sedikit kacang yang telah mengering. Dia menyelinap ke kamarku dan menaruh
secarik kertas di atas bantalku
“Kak, masuk universitas tidaklah mudah, saya akan pergi mencari kerja dan
mengirimmu uang.” Aku memegang kertas di atas tempat tidurku, dan aku menangis dengan
air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu usia adikku 17 tahun dan aku
20. Dengan uang pinjaman dari seluruh dusun dan uang yang dihasilkan adikku dari
mengangkut semen pada punggungnya, aku akhirnya sampai ke tahun ke 3.
Ketika aku sedang belajar temanku masuk dan memberitahuku, ”Mic, ada seorang
penduduk dusun menunggumu di luar!”
5. Diskusikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut!
6. Isikan hasil diskusi kalian ke dalam tabel berikut!
1. Bacalah kembali teks cerita rakyat “Asal Mula Danau Sentani” dan cerpen “Tangis untuk Adikku”!
2. Carilah penggunaan majas yang sama dalam “Asal Mula Danau Sentani” dan cerpen
“Tangis untuk Adikku”. Untuk menjawabnya gunakan tabel berikut ini.
3. Temukan penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan peristiwa dalam teks “Asal Mula
Danau Sentani” dan “Tangis untuk Adikku”.
4. Gunakan tabel di bawah ini untuk menjawabnya!
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk:
1. Bacalah kembali hikayat Indera Bangsawan!
2. Daftarlah kata-kata arkais yang terdapat di dalam hikayat tersebut!
3. Temukan makna kata arkais tersebut dengan menggunakan KBBI!
4. Masukkan jawaban Anda pada tabel berikut!
GLOSARIUM
Hikayat : karya sastra lama berbetuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah
bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu.
Plot : rangakaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian rupa sehingga
menggerakkan jalan cerita, dari awal, tengah, hingga mencapai klimaks dan akhir cerita.
Cerpen : prosa fiksi yang menceritakan tentang suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh
utama ( cerita pendek ).
Hasanah, Uswatun. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
Sumiati. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Direktorat
SMA, Dirjen PAUD, DIKDAS, DIKMEN.
Yustinah. 2018. Produktif Berbahasa Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Kudus: Penerbit Erlangga