ESSAY Anak Agung Gde Agung Mahotama Putra
ESSAY Anak Agung Gde Agung Mahotama Putra
Lebih Baik
Oleh
SMAN 1 GIANYAR
Tahun Ajaran 2021/2022
Implementasi Ajaran Tri Hita Karana Demi Terwujudnya Bali
yang Lebih Baik
Pada era Globalisasi seperti saat ini, banyak masyarakat yang masih lupa untuk
menjaga keseimbangan alam di sekitarnya atau mewujudkan prinsip “Tri Hita Karana”. Tri
Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan dan keseimbangan. Tri artinya tiga, Hita
berarti sejahtera, dan Karana artinya penyebab. Ini dapat dimaknai sebagai tiga hubungan
yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan. Ketiga hubungan tersebut meliputi
hubungan harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan
harmonis antara manusia dengan sesamanya, dan hubungan harmonis antara manusia dengan
lingkungannya. Ketiga hubungan yang harmonis itu diyakini akan membawa kebahagiaan
dalam kehidupan ini, yang diwujudkan dalam 3 unsur, yaitu : parahyangan, pawongan, dan
palemahan. Di dalam ajaran Agama Hindu, kebahagiaan hanya terwujud jika ada hubungan
yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan
alam. Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan keharmonisan
antara ketiga faktor tersebut. Semua yang ada di alam bebas maupun di dunia harus
mengikuti aturan dalam pergerakannya. Jika aturan tidak diikuti maka pastinya akan
menyebabkan ketidakharmonisan, bahkan kehancuran. Alam semesta memiliki aturan/hukum
tersendiri dalam pergerakannya yang disebut Rta (hukum alam). Contohnya, terjadinya siang
dan malam, bumi berputar pada porosnya mengelilingi matahari, dan lain sebagainya. Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) menciptakan Rta (hukum alam) untuk kehidupan. Apabila
salah satu bagian alam ini tidak mengikuti aturan maka akan terjadi kehancuran.
Ajaran tersebut sangat penting untuk diimplementasikan secara optimal, apalagi pada
masa pandemi Covid-19 ini yang sangat memiliki dampak pada semua bidang kehidupan,
baik dari bidang ekonomi, sosial, spiritual dan lain sebagainya. Parahyangan merupakan
upaya untuk lebih mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Esa) dengan berbagai aktivitas untuk mencapai peningkatan spiritualitas, dengan cara berdoa
dari rumah, memohon perlindungan serta kesehatan agar wabah pandemic covid-19 segera
berakhir. Pawongan dapat dilakukan dengan upaya saling menjaga dengan selalu menerapkan
protokol kesehatan dan membantu sesama yang membutuhkan sebagai bentuk dari
pengaktualisasian ajaran tat twam asi. Palemahan dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan lingkungan sekitar. Ini bisa dilakukan dari hal kecil, seperti tidak membuang
sampah sembarangan, mengurangi penggunaan sampah-sampah yang sulit terurai. Selain itu,
bisa dilakukan juga dengan menjaga keasrian lingkungan, mengupayakan penanaman pohon
di sekeliling tempat tinggal untuk menciptakan suasana asri. Umat juga diimbau menjaga
kelestarian hewan dengan budidaya hewan ternak maupun hewan langka. Semua upaya
tersebut dilakukan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan alam dan mencegah
terjadinya wabah atau yang berdampak kepada semua makhluk di bumi. Umat Sedharma
yang terkasih. Demikianlah mulianya hubungan yang diajarkan Tri Hita Karana pada
manusia yang selalu menekankan kepada manusia agar selalu ingat bahwa kita di dunia ini
tidaklah hidup sendirian, ada tentangga dalam hal ini manusia lain yang kita butuhkan
sebagai mahluk sosial, ada alam yang memberi kita berkah agar bisa meneruskan hidup dan
ada tuhan sebagai pencipta kita. Sehingga kita senantiasa harus menjaga hubungan tersebut
agar terjadi keseimbangan dalam hidup ini demi terwujudnya visi “NANGUN SAD KERTHI
LOKA BALI”
Daftar Pustaka :
https://disbud.baliprov.go.id/nangun-sat-kerthi-loka-bali/
https://nangunsatkerthilokabali.com/program-nangun-sat-kerthi-loka-bali-
mewujudkan-bali-era-baru/
https://kemenag.go.id/read/pandemi-covid-dan-implementasi-ajaran-tri-hita-karana-
m8xov