PALANGKA RAYA
DISUS UN OLEH :
Jl.Anggrek Mahir Mahar ,Kel.Kereng Bangkirai Kec. Sebangau Kota Palangka Raya, 74874
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,karena atas hikmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) di APOTEK ALKES RTA MILONO dengan baik dan lancar. Prakerin ini
merupakan kegiatan yang di lakukan oleh peserta didik SMK Kesehatan Muhammadiyah
Palangka Raya di sarana yang sudah di tetapkan oleh sekolah, dalam rangka memberikan
pengalaman dan pengetahuan bagi peserta didik di dunia kerja nantinya.
Laporan ini juga dapat tersusun dengan baik atas bantuan dari pihak-pihak yang sudah
memberikan bimbingan, dukungan , dan masukannya dalam menyelesaikan laporan Praktek
kerja industri ( PRAKERIN) ini. Untuk itu, pada kesempatan ini saya ingin berterima kasih
kepada :
1. Ibu Apt. Dewi Sari Mulia, M.Si selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Muhammadiyah
Palangka Raya.
2. Bapak Apt. Made Aryana Sudarta, S. Farm selaku Direktur Utama Dari PT. Beliang
Farma Retailindo
3. Kakak Devi Wulandari, STr.Keb , Selaku Manager dari Apotek Alkes
4. Bapak/Ibu Guru yang ada di SMK Kesehatan Muhammadiyah Palangka Raya
5. Apt. Citra Novarina, S. Farm , selaku Apoteker dari Apotek Alkes RTA Milono
6. Kakak Ayu Permanasari, Amd.Farm, Selaku supervisor Apotek Alkes RTA Milono dan
Kakak Nina, Kak Sulis, Kak Alda Serta Kak nia yang turut membimbing saya selama
melaksanakan prakerin di apotek Alkes RTA Milono.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik. Semoga laporan praktek kerja industri (PRAKERIN) ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan bisa menambah wawasan dan pengalaman bagi kita
semua.
Demikian atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih atas bantuan,dukungan,serta
bimbinganya.
Palangka Raya, Oktober 2022
i
Penulis
i
[Type here]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................................................1
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN............................................................................1
A.
SEJARAH APOTEK .................................................................................................................6
B.
VISI..............................................................................................................................................6
C.
MISI.............................................................................................................................................6
D.
SOP REGULER OFFLINE APOTEK ALKES .......................................................................6
E.
STRUKTUR APOTEK ALKES ...............................................................................................6
F.
SARANA DAN PRASARANA DI APOTEK ALKES.............................................................7
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10
LAMPIRAN............................................................................................................................................11
ii
DAFTAR LAMPIRAN
1.Gambar tampak depan Apotek Alkes RTA Milono.............................................................11
2. Gambar Papan nama apotek dan SIA..................................................................................11
3. Gambar Penerimaan Pasien .................................................................................................12
4. Gambar Meja konseling.........................................................................................................12
5. Gambar Alat Kesehatan ........................................................................................................13
6. Gambar RAK Obat Batuk & Pilek/ RAK Obat Demam & anti nyeri .............................13
7. Gambar RAK Obat Pencernaan & Herbal .........................................................................14
8. Gambar RAK Vitamin dan Nutrisi.......................................................................................14
9. Gambar RAK Gudang Obat Paten Murah..........................................................................15
10. Gambar RAK Guadang Obat Paten Mahal.......................................................................15
11. Gambar RAK Gudang Obat Generik.................................................................................16
12. Gambar RAK Gudang Obat Sirup dan Injeksi.................................................................16
13. Gambar RAK Gudang Obat Salep......................................................................................17
iii
[Type here]
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilaksanakan selama 1 (satu) bulan di Apotek Alkes RTA
Milono.
Palangka Raya :
1. Alamat : JL. RTA Milono No. 3, Kec. Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
2. Waktu PRAKERIN :
Tanggal Pelaksanaan : 31 Oktober – 25 November 2022
Hari Pelaksanaan : Praktik dijadwalkan dari hari senin-sabtu
Waktu pelaksanaan : Shift pagi dari Pukul 07:00 – 15:00 WIB
Shift malam dari Pukul 14:00 – 22:00 WIB
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI APOTEK
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 13
tentang pekerjaan kefarmasian, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan salah satu tempat penyaluran sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (pasien).
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung. jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Izin apotek diberikan oleh Menteri yang melimpahkan wewenang pemberian izin apotek
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, dan akan melaporkan pelaksanaan
pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun
kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek, Menjelaskan tata cara perizinan Apotek
sebagai berikut :
2
[Type here]
2
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam
waktu 12 (dua belas) hari kerja.
8) Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan
diterima.
9) Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan.
10) Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker
pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP
sebagai pengganti SIA.
Pasal 14 menjelaskan tentang:
1) Dalam hal Pemerintah Daerah menerbitkan SIA sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (6), maka penerbitannya bersama dengan penerbitan
SIPA untuk Apoteker pemegang SIA.
2) Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA.
2
D. OBAT
1. Pengertian Obat
Menurut permenkes No.73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek,Obat
adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis,pencegahan, penyembuhan,pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
Penggolongan obat berdasarkan jenis dan penandaan terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas,
obat wajib apotek, obat keras,psikotropika dan narkotika seperti berikut :
a) Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi
berwarna hitam. Obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter. Zat aktif
yang terkandung didalamnya cenderung relatif aman dan memiliki efek samping yang rendah.
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep
dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya. Tempat penjualan di
Apotek dan Toko Obat Berijin. Pada obat bebas terbatas, selain terdapat tanda lingkaran biru,
diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai obat sehingga obat ini aman digunakan untuk
pengobatan sendiri.
Pada penjualannya memiliki batasan jumlah dan kadar isi berhasiat harus disertai tanda
peringatan, peringatan P1 – P6. Dibatasi hanya dapat dibeli di apotek atau toko obat berijin. Obat
bebas terbatas relatif aman selama sesuai aturan pakai.
3
[Type here]
c) Obat Keras
Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Ciri-cirinya
adalah bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K
ditengah yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di apotik dan harus dengan
resep dokter pada saat membelinya. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Obat Keras
adalah semua obat yang pada bungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan
secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan
merobek rangkaian asli dari jaringan. Semua obat terbaru, terkecuali apabila oleh Departemen
Kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan
manusia.
d) Psikotropika
f) Narkotika
Narkotika diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
narkotika dan disebutkan bahwa narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
3
E. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI,ALAT FARMASI KESEHATAN DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai meliputi kegiatan
Perencanaan, Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan, Pemusnahan dan Penarikan, Pengendalian
dan Pencatatan dan Pelaporan.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan
obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan
urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan untuk unit
pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari
manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi.
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan Farmasi harus
melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima sediaan farmasi atau hasil pengadaan
sesuai dengan permintaan yang diajukan. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan
fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi. Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara
mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga
ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
a. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau
darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan
harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama
Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
b. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan
dan stabilitasnya.
c. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang
menyebabkan kontaminasi
d. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta
disusun secara alfabetis.
e. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out)
4
5. Pemusnahan dan penarikan
Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan Formulir 1 sebagaimana
terlampir.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat
digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh Menteri.
6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu
stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah
pengeluaran dan sisa persediaan.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan
yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan
lainnya.
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang - undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika
dan pelaporan lainnya.
4
F. PELAYANAN FARMASI KLINIK
Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
Pengkajian dan pelayanan Resep
Dispensing
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Konseling
Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Apoteker harus membangun jejaring dengan apotek dan fasilitas kesehatan lain di
lingkungannya untuk memudahkan komunikasi dalam melakukan kerjasama dan konfirmasi
terkait pelayanan resep.
Untuk memberikan pelayanan farmasi klinik pada pasien dengan efektif dan efisien, serta
tepat sasaran, perlu dilakukan seleksi terhadap pasien yang diprioritaskan untuk menerima
pelayanan farmasi klinik khususnya untuk kegiatan konseling, PIO, Home Pharmacy Care
ataupun PTO. Kriteria pasien yang perlu diprioritaskan untuk pelayanan farmasi klinik sebagai
berikut:
1) Pasien pediatri.
2) Pasien geriatri.
3) Pasien polifarmasi
4) Pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit.
5) Pasien penyakit kronis.
6) Pasien dengan obat kemoterapi.
5
[Type here]
2. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat. Setelah melakukan
pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
a) Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep
mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama Obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
b) Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
c) Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
warna putih untuk Obat dalam/oraL.
warna biru untuk Obat luar dan suntik.
menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
d) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang berbeda untuk
menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah. Setelah penyiapan Obat dilakukan
hal sebagai berikut:
a) Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah Obat
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep)
b) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien; 3. Memeriksa ulang identitas dan alamat
pasien
c) Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat
d) Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan Obat
antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan
efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain
e) Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat
pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil
f) Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya
g) Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker (apabila
diperlukan)
h) Menyimpan Resep pada tempatnya
i) Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan Formulir 5
sebagaimana terlampir.
5
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan swamedikasi. Apoteker
harus memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan
dengan memilihkan Obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai.
4. Konseling
Konseling Obat merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM,
AIDS, epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down/off).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
5
[Type here]
5
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. SEJARAH APOTEK
Apotek Alkes berawal dari tekad mewujudkan pelayanan prima dibidang farmasi dan alat
kesehatan. Gerai Apotek Alkes pertama kali didirikan pada tanggal 05 Agustus 2011 di jl.
Beliang Ruko Kenari Kav 7 Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Kemudian Apotek Alkes mulai mendirikan Apotek cabang diberbagai wilayah di Kalimantan
Tengah salah satunya adalah Apotek Alkes RTA Milono yang merupakan cabang ke-6. Apotek
Alkes RTA Milono berada di Jl. RTA Milono No. 3, Kec. Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan
Tengah.
6
[Type here]
6) Cek Harga adalah pengawasaan terhadap harga jual seluruh barang di Apotek
alkes supaya tetap terjangkau dan tidak ada keluhan dari pelanggan.
7) Stock Opname
Salah satu bentuk kegiatan perhitungan persediaan stok obat/barang/alkes yang
dilaksanakan setiap bulannya.
6
h) Paham & melaksanken jadwal bulanan cukup jumlah dan cukup kualitas
i) Paham & melaksanakan penggunaan genset
j) Paham & melaksanakan prosedur menghidupkan dan mematikan neo box dan
running text
k) Paham & melaksanakan prosedur menghidupkan dan mematikan Ac
l) Paham & melaksanakan promo bulanan dan Medekati ED
m) Paham & melaksanakan prosedur penamaan rak.
n) Paham & melaksanakan buka dan tutup Apotek Alkes.
E. STRUKTUR ORGANISASI APOTEK ALKES
PSA
Apt. Made Aryana Sudarta, S. Farm
APA
Apt.Citra Novarina, S.Farm
SPF
Ayu Permanasari, A.MD.Farm
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. RINGKASAN KEGIATAN
PRAKERIN atau Praktek Kerja Industri dilaksanankan di Apotek Alkes RTA Milono
yang beralamatkan Jl. RTA Milono No.3 ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2022 sampai
dengan 25 November 2022 yang memiliki tujuan agar peserta didik dapat menerapkan teori atau
materi yang telah diberikan di bangku Sekolah Menegah kejuruan dan dapat memahami tentang
pelayanan,pengelolaan farmasi serta manajeman Apotek,menambah wawasan bahkan
pengalaman dalam pelayanan kefarmasian di Apotek.
Kegiatan kami dalam melaksanakan praktek kerja industri di apotek Alkes RTA Milono
adalah untuk mempelajari tentang sistem manajemen dan organisasi di apotek,melakukan
pengelolaan sediaan farmasi,alat kesehatan,dan bahan medis habis pakai,selain itu mempelajari
tentang perencanaan,pengadaan,penerimaan,penyimpanan, pemusnahan, penarikan,
pengendalian,pencatatan dan pelaporan,dan terakhir melakukan pelayanan kefarmasian resep
sesuai dengan Permenkes No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
1. PERENCANAAN
Kegiatannya dengan melakukan pemeriksaan ketersediaan sediaan farmasi dengan
menggunakan kartu stok. Lalu melakukan seleksi atau penilaian terhadap jenis sediaan farmasi
yang diperlukan dengan mempertimbangkan pola penyakit periode sebelumnya serta melakukan
review terhadap kemampuan daya beli masyarakat serta kebiasaan masyarakat setempat.
Dilakukannya pendataan terhadap barang yang kosong,barang yang tersisa sedikit,atau pun
barang yang habis, lalu dipertimbangkan sediaan farmasi yang akan dipesan dan dicatat dibuku
defekta.
2. PENGADAAN
Kegiatannya dengan menuliskan barang yang kosong di surat pesanan,jikalau memesan
obat prekursor atau OOT menggunakan Surat pesanan Khusus Prekusor dan OOT.Setelah itu
ketik pada komputer pada data A+ permintaan Barang dan kirim kode ke PBF PT. Beliang lalu
akan di proses oleh PBF dan akan dikirim oleh PBF untuk barang yang di pesan/diminta.
3. PENERIMAAN
Kegiatan pada saat Penerimaan Barang dimulai dengan pengecekan barang di apotek dengan melihat
kesesuaian faktur dan surat pesanan ,dan untuk surat pesanan asli akan dibeikan kepada PBF,dan faktur
disimpan di apotek dan di arsibkan sesuai tanggal dan tahun,lalu dilakukan mutasi dan dibuat laporan
mutasi yang akan di berikan untuk PBF.
4. PENYIMPANAN
Kegiatan Penyimpanan di lakukan dengan menggunakan metode fifo dan Fefo,kemudian untuk
penyusunan barang disesuaikan berdasarkan bentuk sediaan, golongan, terapi farmakologi dan alfabet dan
Pengisisan Kartu Stok untuk penambahan Obat yang baru masuk.Untuk penyususan Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas di susun pada rak di depan dalam Apotek Alkes sesuai Terapi Farmakologi Bersamaan
dengan Alat Kesehatan dan untuk Obat Keras disusun di belakang dalam Gudang Apotek Alkes.
8
[Type here]
5. PEMUSNAHAN
Kegiatan jika ada obat yang kadaluwarsa maka obat tersebut akan dikeluarkan dan
dipisahka bersama obat kadaluwarsa lainnya, kemudian menyiapkan berita acara pemusnahan,
mengoordinasikan jadwal pemusnahan, metode dan tempat pemusnahan.
Cara pemusnahan :
1) Tablet/Kaplet : Ditumbuk, dilarutkan di air, dibuang ke saluran air
(closet/wastafel)/ditimbun ditanah, kemasan digunting,
lalu dibuang ke tempat sampah atau dibakar
2) Kapsul : Dibuka cangkang kapsul, isinya dilarutkan, dibuang ke
saluran air (closet/wastafel)/ditimbun ditanah, kapsul
digunting/dirusak, dibuang ke tempat sampah/dibakar
3) Sirup : Tutupnya dibuka, dibuang ke saluran air
(closet/wastafel)/ditimbun ditanah, kemasan dirusak,
botolnya dipecahkan, dibakar/dibuang/ditimbun
ditanah.
4) Salep : Tutupnya dibuka, isinya dibuang ke saluran air
(closet/wastafel)/ditimbun ditanah, kemasan
dirusak/digunting/dihancur, lalu dibakar/ dibuang ke
tempat sampah.
6. PENARIKAN
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada kepala BPOM.
7. PENGENDALIAN
Kegiatannya dengan dilakukan stok opname di Apotek Alkes stok opname dilakukan
setiap 1 bulan sekali, dapat dilihat dari kartu stok atau buku buku penerimaan. Dalam Apotek
Alkes menggunakan Metode FIFO dan FEFO,Untuk keluar dan masuk nya alkes/obat harus
menuliskan kartu stok supaya mempermudah dilakukannya Stok Opname nantinya.
8. PELAPORAN
Kegiatan Pelaporan Surat Pesanan di lakukan Perminggu dan dengan mengumpul
Permintaan/Surat Pesanan hari Senin,Rabu,dan Jum’at, Untuk Faktur setiap hari Sabtu akan
dikumpulkan dan diberikan ke PBF.
8
C. PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK
Kegiatan Pelayanan Kefarmasian dikelompokan menjadi 2 kegiatan yaitu Jenis Pelayanan
Farmasi Klinik dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan yaitu, Pelayanan Kefarmasian Non
Resep (Swamedikasi) dan Pelayanan Kefarmasian Resep.
8
[Type here]
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama melakukan praktek kerja industri disana banyak sekali pengalaman yang saya
dapat untuk bekal melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi bahkan untuk menambah kertampilan
dalam dunia kerja.Letak Apotek Alkes RTA Milono sangat strategis karena berada di tempat
yang mudah di jangkau banyak masyarakat di daerah RTA Milono, serta Apotek Alkes telah
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan
atau telah berlaku.
B. SARAN
Saran dari saya dalam kegiatannya Apotek Alkes RTA Milono telah melakukan Pengelolaannya
dengan Baik dan semoga Kedepannya dalam kebutuhan untuk Pasien selalu ada supaya dapat
mencapai Target Bulanan yang diinginkan. Dan dalam pelayanannya sudah baik,ramah,melayani
dengan sabar hingga sepenuh hati kepada pasien.
9
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
10
[Type here]
LAMPIRAN
11
3. Gambar Penerimaan Pasien
12
5. Gambar Alat Kesehatan
6. Gambar RAK Obat Batuk & Pilek/ RAK Obat Demam & anti nyeri
13
[Type here]
14
9. Gambar RAK Gudang Obat Paten Murah
15
11. Gambar RAK Gudang Obat Generik
16
[Type here]
17