Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH


Jalan Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat 10510
Tanggal 1 Juni s/d 30 Juni 2020

Disusun Oleh:
Angga Saputra (03422117023)
Muhammad Syarif Anwar (03422117191)

AKADEMI FARMASI IKIFA


2020
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Jalan Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat 10510
Tanggal 1 Juni s/d 30 Juni 2020

Disusun dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar ahli


madya farmasi

Disusun Oleh:
Angga Saputra (03422117023)
Muhammad Syarif Anwar (03422117191)

AKADEMI FARMASI IKIFA


2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Tanggal 15 Juni s/d 20 Juni 2020

Disusun oleh :
Angga Saputra (03422117023)
Muhammad Syarif Anwar (03422117191)

Pembimbing Pembimbing
RSIJ Cempaka Putih Akademi Farmasi IKIFA

apt. Siti Aisyah, M.Farm, apt. Nina Rustiana,S.Si, M.Farm

Mengetahui,
Direktur Akademi Farmasi IKIFA

apt. Leonov Rianto, S.Si., M.Farm

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan RS.
Islam Jakarta Sukapura ini. Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli
Madya Kesehatan di Bidang Farmasi. Kami menyadari sangatlah sulit bagi kami
untuk menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sejak peyusunan sampai dengan terselesaikannya
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Bersama ini kami menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak apt. Leonov Rianto, S.Si., M.Farm selaku Direktur Akademi Farmasi
IKIFA Jakarta yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba
banyak ilmu di Akademi Farmasi IKIFA Jakarta.
2. Ibu apt. Siti Aisyah, M.Farm, selaku pembimbing lapangan dan Penanggung
jawab Farmasi RS Islam Jakarta Sukapura
3. Ibu apt. Nina Rustiana,S.Si, M.Farm selaku pembimbing teknis Praktek
Kerja Lapangan , di jurusan Farmasi Akademi IKIFA
4. Semua dosen Akademi Farmasi IKIFA Jakarta yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan kepada kami selama kuliah sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik.
5. Serta pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Laporan
Praktek Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua..
Jakarta, Juli 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 2


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL ......................................................2
BAB II DESKRIPSI RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH ................. 4
2.1 Tinjauan Umum ..........................................................................................4
2.2 Struktur Organisani ..................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
2.3 Visi Misi dan Tujuan................................................................................20
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 61
3.1 Perencanaan ..............................................................................................61
3.2 Pengadaan..................................................................................................61
3.3 Penerimaan ................................................................................................62
3.4 Penyimpanan .............................................................................................63
3.5 Distribusi ...................................................................................................64
3.6 Pemusnahan dan Penarikan .....................................................................65
3.7 Pengendalian .............................................................................................67
3.8 Pencatatan dan Pelaporan ........................................................................67
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 68
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................68
4.2 Saran ..........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Rs Islam Jakarta Cempaka Putih ............ 72


Lampiran 2 : Struktur Organisasi Bagian Farmasi ....................................... 73
Lampiran 3 : Contoh Resep.......................................................................... 74
Lampiran 4 : Contoh Resep Elektronik........................................................ 75
Lampiran 5 : Etiket Dan Label ..................................................................... 76
Lampiran 6 : Kartu Kontrol Obat Arv.......................................................... 77
Lampiran 7 : Form Data Pasien Rawat Inap (Udd)...................................... 78
Lampiran 8 : Lembar Kartu Stok Sediaan Farmasi ...................................... 79
Lampiran 9 : Permintaan Obat Dan Alkes Depo Igd/Mina.......................... 80
Lampiran 10 : Form Permintaan Obat Dan Alkes Depo Ok (Paket) ............. 81
Lampiran 11 : Form Permintaan Obat Dan Alkes Depo Ok (Perawat) ......... 82
Lampiran 12 : Form Rekonstitusi Obat Kanker ............................................. 83
Lampiran 13 : Denah Logistik Obat Dan Perbekkes ..................................... 84
Lampiran 14 : Faktur Pembelian .................................................................... 85
Lampiran 15 : Surat Pesanan Pembelian ........................................................ 86
Lampiran 16 : Berita Acara Penerimaan Barang ........................................... 87
Lampiran 17 : Surat Pesanan Narkotika......................................................... 88
Lampiran 18 : Surat Pesanan Psikotropika .................................................... 89
Lampiran 19 : Surat Pesanan Prekusor Farmasi ............................................ 90
Lampiran 20 : Rekapitulasi Laporan Narkotika ............................................. 91
Lampiran 21 : Rekapitulasi Laporan Psikotropika......................................... 92
Lampiran 22 : Berita Acara Pemusnahan Obat Rusak Dan Kadaluarsa ........ 93
Lampiran 23 : Alur Ipal Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih ............ 94

iv
DAFTAR SINGKATAN

RS : Rumah Sakit
PKL : Praktik Kerja Lapangan
UU : Undang – Undang
PMK : Peratutan Menteri Kesehatan

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang - Undang No.39 Tahun 2009 kesehatan adalah


keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam rangka
upaya kesehatan ini, pemerintah berusaha agar setiap penduduk memiliki
kesempatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal melalui
pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh.
Penyelenggaraan upaya kesehatan didukung oleh sumber daya kesehatan yang
melibatkan tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, pengelolaan kesehatan, penelitian dan pengembangan
kesehatan.(1)
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.(2)
Menurut PMK No.72 Tahun 2016 Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.(3)
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam

AKADEMI FARMASI IKIFA 1


menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Penyelenggaraan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus didukung oleh ketersediaan
sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien dan standar prosedur operasional. Setiap Tenaga
Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
wajib mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini.(3)
Pelayanan kefarmasian akan berjalan dengan baik apabila didukung
oleh SDM yang berkualitas dan potensial. Mengingat besarnya tanggungjawab
farmasis, maka pendidikan calon Ahli Madya Farmasi sangat diperlukan dalam
melaksanakan kegiatan kefarmasian. Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit
Islam Cempaka Putih merupakan kegiatan akademis berupa metode pelatihan
teknik keterampilan dan terfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat,
yang dimaksudkan untuk menjadi sarana pembelajaran bagi calon Ahli Madya
Akademi Farmasi IKIFA agar menjadi tenaga ahli yang terampil dan
professional.

1.2 Tujuan

1. Untuk menerapkan teori yang telah didapatkan selama perkuliahan di


Akademi Farmasi IKIFA.
2. Untuk memahami peran Ahli Madya Farmasi di Rumah Sakit dalam
menunjang pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengamati dan mempelajari kegiatan kefarmasian dan sistem
manajemen pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan obat di Rumah
Sakit

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

1. Waktu
Praktik kerja lapangan dilaksanakan pada tanggal 8 Juni sampai 13
Juni 2020.

AKADEMI FARMASI IKIFA 2


2. Tempat
Praktik kerja lapangan dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih

AKADEMI FARMASI IKIFA 3


BAB II
DESKRIPSI RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1. Definisi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 44


tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang di maksud rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat.(4) Sedangkan Standar pelayanan
kefarmasian menurut Permenkes RI nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.(3)
2.1.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut rumah
sakit mempunyai fungsi berdasarkan Undang-undang RI nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit :(4)
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

AKADEMI FARMASI IKIFA 4


kesehatan dengan mempertimbangkan etika ilmu pengetahuan
bidang kesehatan.
2.1.3. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit
a. Jenis Rumah Sakit
Menurut Undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bab VI pasal 18, 19, 20, Rumah sakit dibedakan
berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.(4)
1. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit
dikategorikan menjadi :
a) Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum yaitu rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
b) Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
2. Berdasarkan jenis pengelolaannya, rumah sakit dibagi menjadi:
a) Rumah Sakit Publik
Rumah Sakit Publik dapat dikelola oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan
pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan
Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Rumah sakit publik yang dikelola
pemerintah dan pemerintah daerah ini tidak dapat dialihkan
menjadi rumah sakit privat.

AKADEMI FARMASI IKIFA 5


b) Rumah Sakit Privat
Rumah Sakit Privat dikelola oleh badan hukum dengan
tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero.
3. Klasifikasi Rumah Sakit(5)
1. Klasifikasi berdasarkan lama tinggal di rumah sakit
Berdasarkan lama tinggal rumah sakit dibedakan
menjadi rumah sakit perawatan jangka pendek dan jangka
panjang. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah
rumah sakit yang merawat penderita selama rata-rata
kurang dari 30 hari. Rumah sakit umum pada umumnya
adalah rumah sakit perawatan jangka pendek karena
penderita yang dirawat adalah penderita kesakitan akut
yang biasanya pulih dalam waktu kurang dari 30 hari.
Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit
yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau
lebih. Penderita demikian mempunyai kesakitan jangka
panjang seperti kondisi psikiatri.
2. Klasifikasi berdasarkan kapasitas tempat tidur
Rumah sakit diklasifikasikan berdasarkan kapasitas
tempat tidur sesuai pola berikut :
a) Dibawah 50 tempat tidur
b) 50 – 99 tempat tidur
c) 100 – 199 tempat tidur
d) 200 – 299 tempat tidur
e) 300 – 399 tempat tidur
f) 400 – 499 tempat tidur
g) 500 tempat tidur dan lebih
3. Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan
Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri
atas 2 jenis, yaitu :

AKADEMI FARMASI IKIFA 6


a) Rumah Sakit Pendidikan, adalah rumah sakit yang
melaksanakan program pelatihan residensi dalam medik,
bedah, pedriatik, dan bidang spesialis lain. Residen
melakukan pelayanan/perawatan penderita dibawah
pengawasan staf medik rumah sakit.
b) Rumah Sakit Non-Pendidikan, adalah rumah sakit yang
tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada
afiliasi rumah sakit dengan universitas.
4. Klasifikasi berdasarkan status akreditasi
a) Rumah sakit yang telah diakreditasi, adalah rumah sakit
yang sudah diakui secara secara formal oleh suatu badan
sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu
rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk
melakukan kegiatan tertentu.
b) Rumah sakit yang belum diakreditasi, adalah rumah
sakit yang belum diakui secara formal oleh suatu badan
sertifikasi yang diakui.
5. Klasifikasi rumah sakit umum pemerintah
Klasifikasi rumah sakit umum pemerintah pusat dan
daerah berdasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan,
fisik, dan peralatan:
a) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit
umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas.
b) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit
umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik sekurang-kurangnya 11
spesialistik dan sub-spesialistik terbatas.

AKADEMI FARMASI IKIFA 7


c) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit
umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik dasar.
d) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit
umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik dasar.
6. Klasifikasi rumah sakit umum swasta
a) Rumah sakit umum swasta pratama, yang memberikan
pelayanan medik bersifat umum.
b) Rumah sakit umum swasta madya, yang memberikan
pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4
cabang.
c) Rumah sakit umum swasta utama, yang memberikan
pelayanan medik bersifat umum, spesialistik, dan
subspesialistik.
2.1.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi. Organisasi rumah
sakit paling sedikit terdiri dari Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang
medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi
umum dan keuangan. Kepala rumah sakit harus seorang tenaga medis
yang mempunyai kemampuan dan keahlian dibidang perumah sakitan.
Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus
berkewarganegaraan Indonesia. Pemilik rumah sakit tidak boleh
merangkap menjadi kepala rumah sakit.(6)
1. Struktur Organisasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih

RS Islam Jakarta Cempaka Putih mempunyai struktur organisasi


(Lampiran 1), dimana masing-masing bagian mempunyai tugas dan wewenang
tertentu :

AKADEMI FARMASI IKIFA 8


a. Direktur Utama
Direktur Utama beserta direktur lainnya merupakan Direksi RS
Islam Jakarta Cempaka Putih dan secara kolegial bertanggung jawab
kepada Badan Pelaksanaan Harian (BPH) RS Islam Jakarta Cempaka
Putih. Direktur Utama mempunyai tugas menjabarkan visi dan misi rumah
sakit ke dalam rencana strategis rumah sakit, kebijakan dan program kerja
rumah sakit yang meliputi pengelolaan, pengorganisasian, pembinaan,
pengkoordinasian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rumah sakit
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketetapan BPH RS
Islam Jakarta Cempaka Putih yang mengacu pada visi misi dan rencana
strategis BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Direktur Utama dibantu oleh 4 direktur :
1. Direktur Pelayanan Klinis
2. Direktur Penunjang Klinis
3. Direktur Keuangan
4. Direktur SDI dan Bindatra
Direktur utama membawahi langsung unit-unit kerja yang tidak
termasuk dalam tugas Direktur-Direktur dibawahnya yang terdiri dari:
1. Komite Medik
Komite Medik bertugas membantu Direktur Utama dengan
fungsi utamanya memberi masukan kepada Direktur Utama yang
berhubungan dengan pelaksanaan sub komite kredensial, sub komite
mutu dan sub komite etik profesi yang meliputi rumusan kebijakan,
kode etik, dan standar profesi dokter, proses kredansial penerimaan
dokter, pertimbangan terhadap masalah-masalah atau kebijakan-
kebijakan khusus di rumah sakit yang terkait dengan dokter serta
pengembangan profesi dan sistem kedokteran yang mengacu pada
peraturan perundang-undangan dan ketetapan BPH RS Islam Jakarta
Cempaka Putih.
2. Komite Keperawatan

AKADEMI FARMASI IKIFA 9


Komite Keperawatan bertugas membantu Direktur Utama
dengan fungsi utama memberikan masukan kepada Direktur Utama
yang berhubungan dengan pelaksanaan sub komite kredensial, sub
komite mutu dan sub komite etik profesi dalam hal rumusan
kebijakan, kode etik, dan standar profesi keperawatan yang berlaku di
rumah sakit, proses kredensial penerimaan perawat di rumah sakit,
pertimbangan terhadap masalah-masalah atau kejadian khusus di
rumah sakit yang terkait dengan perawat dan pengembangan profesi
serta sistem keperawatan di rumah sakit yang mengacu pada peraturan
perundangan-undnagan dan ketetapan BPH RS Islam Jakarta
Cempaka Putih.
3. Komite Etik Rumah Sakit
Komite Etik Rumah Sakit bertugas membantu direksi, dengan
fungsi utama memberikan masukan kepada direksi menyangkut etika
rumah sakit seusai dengan standar etik yang ditetapkan oleh
MAKERSI yang meliputi kewajiban umum rumah sakit, kewajiban
rumah sakit terhadap masyarakat, kewajiban rumah sakit terhadap
pasien, kewajiban rumah sakit terhadap pimpinan, staf dan pegawai,
kewajiban rumah sakit terhadap BPH RS Islam Jakarta Cempaka
Putih serta hubungan rumah sakit dengan lembaga terkait sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan ketetapan
BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan yang mengacu pada etika
dan profesi rumah sakit.
4. Komite Etik Penelitian
Komite Etik penelitian bertugas membantu direksi, dengan
fungsi utamanya memberikan masukan kepada direksi menyangkut
etika penelitian di rumah sakit sesuai dengan standar etik yang
ditetapkan dengan prinsip menjaga, menjunjung tinggi dan
menghormati martabat manusia, bersifat independen dan bebas dari
pengaruh, dan tanggungjawab dan tugas :
a) Melakukan review protokol penelitian

AKADEMI FARMASI IKIFA 10


b) Membahas hasil review
c) Meneliti informed consent
d) Memberikan ethical clearens
e) Mengevaluasi pelaksanaan penelitian yang terkait dengan etik
5. Komite Pendidikan
Komite Pendidikan bertugas membantu Direktur Utama
dengan fungsi utama memberikan masukan kepada Direktur Utama
yang meliputi kebijakan pelaksanaan pendidikan kedokteran dan
kesehatan lainnya di rumah skait dan mengelola praktik klinik
mahasiswa kedokteran yang mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan ketetapan BPH RS Islam
Jakarta Cempaka Putih.
6. Komite Mutu dan Manajemen Risiko
Komite Mutu dan Manajemen Risiko bertugas membantu
Direktur Utama dengan fungsi utama memberi masukan kepada
Direktur Utama dalam hal kebijakan dan pelaksanaan kegiatan
keselamatan pasien, K3 dan Manajemen Risik, fasilitas dan prasarana,
dokumen kontrol serta auditor mutu internal rumah sakit yang
mengacu pada peraturan perundangan-undangan dan ketetapan BPH
RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
7. Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit bertugas membantu
direksi dengan fungsi utamanya mengkoordinir, mengawasi dan
melaksanakan serta menyelenggarakan pelayanan penyulihan
kesehatan didalam dan diluar rumah sakit, pembinaan keseatan
masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat termasuk klub-
klub kesehatan, dan senam yang mengacu pada asuhan perawatan dan
standar pelayanan rumah sakit.
8. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Komite pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
bertugas membantu direksi memberikan masukan yang berhubungan

AKADEMI FARMASI IKIFA 11


dengan pelaksana infection prevention and control officer (IPCO),
infection prevention and control nurse (IPCN) dan infection
prevention and control link nurse (IPCLN) dengan fungsi utamanya
memberikan masukan kepada Direktur Utama dalam hal:
a) Membuat upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial.
b) Menyelenggarakan koordinasi dengan para kepala unit pelaksana
fungsional dan pejabat lain yang terkait untuk menyusun
pedoman dan petunjuk teknik pengendalian infeksi nosokomial.
c) Mengadakan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap
standar prosedur operasional dan petunjuk teknik pengendalian
infeksi nosokomial di rumah sakit.
d) Mengadakan koordinasi dengan kepala unit fungsional untuk
peningkatan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial di unit
kerja yang bersangkutan.
9. Komite Tenaga Kesehatan Lain
Komite Tenaga Kesehatan lain bertugas membantu Direktur
Utama dengan fungsi utama memberi masukan kepada Direktur
Utama yang berhubungan dengan pelaksanaan sub komite kredensial,
sub komite mutu dan sub komite etik profesi dalam hal rumusan
kebijakan, kode etik, dan standar profesi keperawatan yang berlaku di
rumah sakit, proses kredensial penerimaan perawat di rumah sakit,
pertimbangan terhadap masalah-masalah atau kejadian khusus di
rumah sakit yang terkait dengan perawat dan pengembangan profesi
serta sistem keperawatan di rumah sakit yang mengacu pada peraturan
perundangan-undnagan dan ketetapan BPH RS Islam Jakarta
Cempaka Putih.
10. Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik)
Bakordik mempunyai tugas membantu Direktur Utama
dengan fungsi utamanya melakukan koordinasi seluruh proses
pembelajaran klinik dalam rangka pencapaian kompetensi peserta

AKADEMI FARMASI IKIFA 12


didik sebagaimana modul/kurikulum yang ditentukan oleh institusi
pendidikan kedokteran dan atau kolegium kedokteran.
11. Kepala Unit Satuan Pemeriksaan Internal
Kepala Unit Satuan Pemeriksaan Internal mempunyai tugas
membantu Direktur Utama dengan fungsi utamanya mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasional di rumah sakit agar
memenuhi ketentuan yang berlaku dalam aspek penggunanan
keuangan rumah sakit, penerapan kaidah manajemen yang efektif dan
islami, pemenuhan peraturan-peraturan pemerintah yang terkait
dengan rumah sakit yang mengacu pada peraturan dan ketentuan yang
berlaku serta sasaran strategis Direktur Utama.
b. Direktur Pelayanan Klinis
Direktur Pelayanan Klinis mempunyai tugas utama
menyelenggarakan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan
Pelayanan Medis, Perawatan, Penunjang Medis serta Farmasi dan
Sterilisasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
ketetapan Badan Pengurus yang mengacu pada ketentuan peraturan, visi
misi BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan rencana strategis rumah
sakit.
Direktur Pelayanan dan Pendidikan Medik membawahi langsung 2
Asisten Direktur Pelayanan dan 4 Manajer yang terdiri dari:
1. Asisten Direktur Medis Kesehatan Lain
Asisten Direktur Medis Kesehatan Lain mempunyai tugas
membantu Direktur Pelayanan dengan fungsi utamanya dalam hal :
a) Merencanakan pola kebutuhan jumlah dan kompetensi tenaga
kerja dokter dan profesi kesehatan lainnya di rumah sakit.
b) Pengelola dan mengembangkan kompetensi dan kinerja seluruh
dokter dan profesi kesehatan lain (non perawat) di rumah sakit
c) Mengkoordinir pengembangan sistem dan teknologi medis di
rumah sakit serta kegiatan pengembangan.

AKADEMI FARMASI IKIFA 13


d) Memonitor pemenuhan standar-standar mutu dan kode etik
untuk dokter dan profesi kesehatan lain (non kesehatan lain)
e) Memantau (survelliance) pelaksanaan pengobatan rasional di
rumah sakit.
f) Mengelola dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit
casemix.
2. Asisten Direktur Keperawatan
Asisten Direktur keperawatan mempunyai tugas membantu
Direktur Pelayanan dengan fungsi utamanya dalam hal :
a) Merencanakan pola kebutuhan jumlah dan kompetensi tenaga
perawat.
b) Mengelola dan mengembangkan kompetensi dan kinerja seluruh
perawat.
c) Memantau pelaksanaan standar mutu dan asuhan keperawatan,
serta mengkoordinir kegiatan pengembangannya.
d) Mengkoordinir pengembangan sistem dan peralatan
keperawatan di rumah sakit.
e) Mengembangkan pelaksanaan standar mutu dan asuhan
keperawatan di rumah sakit, serta mengkoordinir kegiatan
pengembangannya.
f) Mengawasi dan mengevaluasi pelayanan keperawatan di rumah
sakit sesuai kebijakan BPH, Direksi dan SDI yang mengacu pada
standar pelayanan dan asuhan keperawatan rumah sakit serta
sasaran strategis Direktorat Pelayanan.
3. Manajer Rawat Inap
Manajer Rawat Inap mempunyai tugas membantu Direktur
Pelayanan dalam melaksanakan fungsi utamanya mengelola,
mengendalikan dan mengembangkan pelayanan rawat inap bagi
pasien yang mengacu pada asuhan keperawatan, standar pelayanan
rawat inap, kebijakan SDI dan sasaran strategis Direktorat Pelayanan.
4. Manajer Rawat Jalan

AKADEMI FARMASI IKIFA 14


Manajer Rawat Jalan mempunyai tugas membantu Direktur
Pelayanan dalam melaksanakan fungsi utamanya mengelola,
mengendalikan dan mengembangkan pelayanan rawat jalan bagi
pasien/pelanggan rumah sakit yang meliputi pelayanan poliklinik,
balkesmas cipinang muara, pelayanan kesehatan masyarakat
(Yankesmas) dan medical check up (MCU), Instalasi gawat darurat
(IGD) serta rehabilitasi medik yang mengacu pada asuhan
keperawatan, standar pelayanan rumah sakit, kebijakan SDI dan
sasaran strategis Direktorat Pelayanan.
5. Manajer Pelayanan Penunjang
Manajer Pelayanan Penunjang mempunyai tugas membantu
Direktur Pelayanan dalam melaksanakan fungsi utamanya mengelola,
mengendalikan dan mengembangkan pelayanan penunjang bagi
pasien yang meliputi pelayanan laboratorium, radiologi dan
diagnostik yang mengacu pada standar pelayanan penunjang rumah
sakit, kebijakan SDI dan sasaran strategis Direktorat Pelayanan.
Manajer Pelayanan Penunjang membawahi :
a) Kepala Urusan Laboratorium
b) Kepala Urusan Radiologi dan diagnostik
6. Manajer Farmasi dan Sterilisasi
Manajer Farmasi dan Sterilisasi mempunyai tugas membantu
Direktur Pelayanan dalam melaksanakan fungsi utamanya mengelola
dan mengembangkan pelayanan farmasi bagi pasien serta pelayanan
sterilisasi di rumah sakit yang meliputi pelayanan farmasi dan
pelayanan sterilisasi sentral untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
unit lain di RS Islam Jakarta Cempaka Putih serta rumah sakit
dilingkungan BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih yang mengacu
pada standar pelayanan farmasi rumah sakit dan standar pelayanan
sterilisasi sentral Departemen Kesehatan serta sasaran strategis
Direktorat Pelayanan.
Manajer Farmasi dan Sterilisasi membawahi :

AKADEMI FARMASI IKIFA 15


a) Kepala Urusan Farmasi I
b) Kepala Urusan Farmasi II
c. Direktur Penunjang Klinis
Direktur Penunjang mempunyai tugas menjamin pengelolaan dan
pengembangan fungsi-fungsi penunjang pelayanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, unit pelayanan rumah sakit, serta bagian
lain di rumah sakit yang mengacu pada visi dan misi BPH RS Islam Jakarta
Cempaka Putih, kebijakan SDI, standar pelayanan rumah sakit serta
sasaran strategis Direktur Utama.
Direktur Penunjang bertanggungjawab kepada Direktur Utama yang
membawahi :
1. Manajer Rekam Medik
Manajer Rekam Medik mempunyai tugas membantu Direktur
Penunjang, dengan fungsi utamanya mengelola dan mengembangkan
fungsi pelayanan rekam medis yang meliputi administrasi pendaftaran
dan penyimpanan data pasien, pengolahan data dan penyusunan
laporan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis dan pasien
dengan mengacu kepada standar pelayanan rekam medik dan sasaran
strategis Direktur Penunjang.
Manajer Rekam Medik membawahi :
a) Kepala Urusan Pendaftaran dan Pengelolaan Berkas
b) Kepala Urusan Pengolahan Data dan Pelaporan
2. Manajer Penunjang
Manajer Penunjang mempunyai tugas membantu Direktur
Penunjang, dengan fungsi utama mengelola dan mengembangkan
fungsi penunjang yang meliputi pemeliharaan peralatan, bangunan
dan kesehatan lingkungan rumah sakit yang meliputi pemeliharaan
peralatan mekanik dan elektrik, pemeliharaan sarana fisik, alat-alat
rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan lingkungan, pengelolaan
linen serta fungsi logistik yang meliputi logistik umum dan investasi
serta logistik perbekalan kesehatan yang mengacu pada kebijakan

AKADEMI FARMASI IKIFA 16


SDI, standar pelayanan rumah sakit serta sasaran strategis Direktur
Penunjang.
Manajer Penunjang membawahi :
a) Kepala Urusan Pemeliharaan Sarana Fisik
b) Kepala Urusan Mekanikal dan Elektrikal
c) Kepala Urusan Kesehatan Lingkungan dan Linen
d) Kepala Urusan Logistik Perbekalan Umum
e) Kepala Urusan Logistik Perbekalan Kesehatan
d. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan mempunyai fungsi utama pengelolaan dan
pengembangan fungsi manajemen keuangan, akuntansi, sistem informasi
kesehatan dan pemasaran yang mengacu pada kebijakan akuntansi dan
kode rekening rumah sakit dilingkungan BPH RS Islam Jakarta Cempaka
Putih, visi dan misi BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih serta sasaran
strategis Direktur Utama.
Direktur Keuangan membawahi :
1. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan mempunyai tugas membantu Direktur
Keuangan, dengan fungsi utama mengelola administrasi pasien rumah
sakit, penagihan piutang kepada pelanggan dan perbendaharaan
rumah sakit serta mengelola kegiatan akuntansi dan mengembangkan
sistem akuntansi di rumah sakit yang meliputi pengecekan dan
persetujuan atas bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran,
pelaksanaan admisitrasi jasa medis dan non medis, penerbitan SPMU,
proses perpajakan, pengelolaan account payable, pencatatan transaksi
keuangan, penyusunan laporan keuangan kebutuhan rumah sakit yang
mengacu pada kebijakan akuntansi dan kode rekening dilingkungan
BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan standar operasional
prosedur yang berlaku serta sasaran strategis Direktur Keuangan.
Manajer Keuangan membawahi :
a) Kepala Urusan Administrasi Pasien

AKADEMI FARMASI IKIFA 17


b) Kepala Urusan Penagihan
c) Kepala Urusan Perbendaharaan
d) Kepala Urusan Akutansi Keuangan
e) Kepala Urusan Akutansi Manajemen dan Pajak
2. Manajer Sistem Informasi Rumah Sakit
Manajer Sistem Informasi Kesehatan mempunyai tugas
membantu Direktur Keuangan, dengan fungsi utama mengelola dan
mengembangkan fungsi sistem informasi rumah sakit yang melipuri
pemeliharaan, pengembangan hardware dan jaringan serta software,
penyimpanan dan pemeliharaan data informasi rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan medis dan pasien dengan mengacu
pada standar pelayanan dan sasaran strategis Direktur Keuangan.
Manajer Sistem Informasi Rumah Sakit membawahi :
a) Kepala Urusan Software
b) Kepala Urusan Hardware dan Jaringan
3. Manajer Pemasaran
Manajemen Pemasaran mempunyai tugas membantu Direktur
Keuangan, dengan fungsi utama mengelola dan mengembangkan
strategi pemasaran dan mengembangkan pasar rumah sakit,
penunjang pelayanan pelanggan, dan melakukan supervisi pada unit
yang menjadi tanggungjawabnya yang mengacu pada
standar/norma/etika pemasaran perumahsakitan serta sasaran strategis
dan program Direktur Keuangan.
Manajer Pemasaran membawahi :
a) Kepala Urusan Pelayanan Pelanggan
b) Kepala Urusan Pengembangan Pasar
e. Direktur Sumber Daya Insani (SDI) dan Binroh
Direktur Sumber Daya Insani (SDI) mempunyai fungsi utama
menjamin pengelolaan dan pengembangan fungsi-fungsi sumber daya
Insani (SDI), pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan,
pembinaan agama dan dakwah, manajemen perkantoran, humas dan

AKADEMI FARMASI IKIFA 18


pencitraan, pelayanan umum dan legal sesuai sasaran rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengacu pada kebijakan
persyarikatan Muhammadiyah, visi misi BPH RS Islam Jakarta Cempaka
Putih, kebijakan SDI, tanda pelayanan rumah sakit serta sasaran strategis
Direktur Utama. Direktur SDI dan Binroh membawahi :
1. Manajer SDI
Manajer SDI mempunyai tugas membantu Direktur SDI dan
Binroh, dengan fungsi utamanya mengelola dan mengembangkan
sistem manajemen SDI yang meliputi pelayanan pegawai, pendidikan
dan latihan pegawai, pengembangan pegawai dan pembinaan pegawai
dan hubungan industrial serta kegiatan penelitian dan pengembangan
(litbang) rumah sakit yang mengacu pada kebijakan SDI/peraturan
yang ditetapkan oleh BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih, dan
peraturan ketenagakerjaan serta sasaran strategis Direktorat SDI dan
Binroh.
Manajer SDI membawahi :
a) Kepala Urusan Pelayanan Pegawai
b) Kepala Urusan Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
c) Kepala Urusan Pendidikan dan Pelatihan
d) Kepala Urusan Penelitian dan Pengembangan
2. Manajer Binroh
Manajer Pembinaan Rohani mempunyai tugas membantu
Direktur SDI dan Binroh, dengan fungsi utama mengelola dan
mengembangkan fungsi pembinaan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan dan perkaderan pegawai, dakwah dan
pengelolaan Nafsul Muthmainah yang mengacu pada kebijakan SDI,
peraturan yang ditetapkan oleh BPH RS Islam Jakarta Cempaka Putih,
dan ketentuan yang berlaku serta sasaran strategi Direktorat SDI dan
Binroh.

AKADEMI FARMASI IKIFA 19


Manajer Pembinaan Rohani membawahi :
a) Kepala Urusan Pembinaan Agama
Kepala Urusan Nafsul Muthmainnah
3. Manajer Pelayanan Umum dan Legal
Manajer Pelayanan Umum dan legal mempunyai tugas
membantu Direktur SDI dan Binroh, dengan fungsi utamanya
mengelola dan mengembangkan fungsi manajemen legal, humas dan
pencitraan, pelayanan umum dan legal di rumah sakit yang mengacu
pada kebijakan SDI, standar pelayanan umum dan legal serta sasaran
strategis Direktorat SDI dan Binroh. Manajer Pelayanan Umum dan
Legal membawahi:
a) Kepala Urusan Perkantoran
b) Kepala Urusan Humas dan Pencitraan
c) Kepala Urusan Pelayanan Umum dan Legal
2. Struktur Organisasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih

Struktur organisasi Instalasi Farmasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih

terlampir sebagai Lampiran 2.

1.3 Visi Misi dan Tujuan(10)

Visi :
RS Islam Jakarta Cempaka Putih menjadi rumah sakit kepercayaan masyarakat
yang berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran dan perkaderan
persyarikatan Muhammadiyah di bidang kesehatan.
Misi :
a. Pelayanan kesehatan yang islami, profesional dan bermutu dengan tetap
peduli pada kaum dhu’afa.
b. Mampu memimpin pengembangan rumah sakit lainnya.
c. Mampu menyelenggarakan pendidikan kedokteran dan perkaderan bagi
tenaga kesehatan lainnya.

AKADEMI FARMASI IKIFA 20


Tujuan :
Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan
masyarakat melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara
menyeluruh sesuai dengan perundang-undangan, serta tuntutan ajaran islam
dengan tidak memandang agama, golongan, dan kedudukan di masyarakat
2.1.5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah suatu
bagian/unit/divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat
penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.(7)
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian, atau penyaluran obat,
pengelolaan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Sediaan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. (8)
2. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
a. Tugas utama IFRS meliputi :(4)
1. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai (BMHP) yang efektif, aman,
bermutu dan efisien.
2. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang
optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik
profesi.
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP guna
memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta
meminimalkan resiko.

AKADEMI FARMASI IKIFA 21


4. Melaksanakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
serta memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan
pasien.
5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi.
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan pelayanan kefarmasian.
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar
pengobatan dan formularium rumah sakit.
b. Fungsi IFRS :(3)
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai (BMHP).
a) Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
kebutuhan pelayanan rumah sakit.
b) Merencanakan kebutuhan farmasi secara optimal.
c) Mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP berpedoman pada perencanaan yang telah
dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
e) Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
f) Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP ke unit-unit pelayanan rumah sakit.
g) Melakukan pemusnahan dan penarikan terhadap
sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang tidak
memenuhi persyaratan.
h) Melakukan pengendalian terhadap sediaan farmasi,
alat kesehatan dan BMHP.
i) Melakukan pelaporan terkait administrasi sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP.

AKADEMI FARMASI IKIFA 22


2. Pelayanan farmasi klinis
a) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien dan
pelayanan resep.
b) Menelusuri riwayat penggunaan obat.
c) Melakukan rekonsiliasi obat.
d) Memberikan informasi obat kepada petugas kesehatan,
pasien/keluarga (PIO).
e) Memberikan konseling kepada pasien/keluarga.
f) Melakukan visite ke pasien rawat inap.
g) Melakukan pemantauan terapi obat (PTO).
h) Melakukan monitoring efek samping obat (MESO).
i) Melakukan evaluasi penggunaan obat (EPO).
j) Melakukan dispensing sediaan steril.
k) Melakukan pemantauan kadar obat dalam darah
(PKOD).
2.1.6. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Salah satu persyaratan dalam penerapan sistem manajemen
mutu menyeluruh adalah adanya organisasi yang sesuai, yang dapat
mengakomodasi seluruh kegiatan pelaksanaan fungsi. IFRS harus
memiliki suatu organisasi yang pasti dan sesuai dengan kebutuhan
sekarang dan kebutuhan mengakomodasi perkembangan dimasa depan,
dan mengikutivisi yang telah ditetapkan pimpinan rumah sakit dan para
apoteker rumah sakit.(7)
Organisasi IFRS harus didesain dan dikembangkan sedemikian
rupa agar faktor-faktor teknis, administratif, dan manusia yang
mempengaruhi mutu produksi dan pelayanannya berada dibawah
kendali. Pengendalian itu dapat dilaksanakan melalui suatu struktur
organisasi IFRS yang terdiri atas penetapan pekerjaan yang dilakukan
beserta tanggung jawab dan hubungan hierarki untuk melaksanakan
pekerjaan itu.(7)
2.1.7. Centralized Sterile Supplay Departemant (CSSD)(9)

AKADEMI FARMASI IKIFA 23


1. Definisi Centralized Sterile Supplay Departemant (CSSD)
Instalasi pusat sterilisasi adalah unit pelayanan non struktural
yang berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai
standart/pedoman dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah
sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting
untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan
kejadian infeksi. Instalasi pusat sterilisasi memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya untuk melayani dan membantu semua unit
dirumah sakit yang membutuhkan barang dan alat medik dalam
bentuk steril.

2. Tugas CSSD
Tujuan utama pusat sterilisasi adalah :
a. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
b. Melakukan proses sterilisasi untuk alat dan bahan.
c. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan
perawatan, kamar operasi, maupun ruangan lainnya.
d. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman
dan efektif serta bermutu.
e. Mempertahankan stok inventori yang memadai untuk keperluan
perawatan pasien.
f. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
g. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi
maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya
pengendalian mutu.
h. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi
pusat sterilisasi baik yang bersifat internal maupun eksternal.
i. Mengevaluasi hasil strerilisasi.
3. Struktur Organisasi CSSD
Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang kepala yang
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah sakit. Kepala pusat

AKADEMI FARMASI IKIFA 24


sterilisasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga
fungsional dan atau non medis. Besar kecilnya instalasi ditetapkan
berdasarkan beban kerja dan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
pegawai pada instalasi yang bersangkutan dalam jabatan fungsional.
Kepala instalasi pusat sterilisasi bertanggung jawab langsung
pada wakil direktur penunjang medik. Untuk dapat memberikan
pelayanan sterilisasi yang baik dan memenuhi kebutuhan barang
steril di rumah sakit, Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi dibantu oleh
sekurang-kurangnya:
a. Penanggung jawab administrasi.
b. Sub Instalasi Dekontaminasi, Sterilisasi dan Produksi.
c. Sub Instalasi Pengawasan Mutu, Pemeliharaan sarana dan
Peralatan, K3 dan Diklat.
d. Sub instalasi distribusi.
2.1.8. Sejarah Umum Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih(10)
Gagasan didirikannya RS Islam Jakarta Cempaka Putih adalah
bermula dari dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang
bernafaskan Islam. Dr. H. Kusnadi yang juga sebagai salah seorang
tokoh Muhammadiyah tergugah dan mulai memikirkan perlu adanya
suatu rumah sakit yang pelayanannya bersifat Islami.
Dr. H. Kusnadi selalu menyampaikan gagasannya untuk
membangun rumah sakit. Maka dalam tempo yang singkat Dr. H.
Kusnadi akhirnya mampu meyakinkan pihak-pihak terkait untuk ikut
mendukung pendirian rumah sakit tersebut, termasuk di dalamnya
tokoh-tokoh penting dalam persyarikatan Muhammadiyah. Maka
sesuai dengan tujuan dan usaha -usaha Muhammadiyah selama ini,
pimpinan Muhammadiyah pun bersepakat segera mendirikan sebuah
rumah sakit di Jakarta.
Setelah melalui berbagai pertimbangan dan usul-usul tentang
pendirian rumah sakit tersebut serta ketentuan perundangan yang
berlaku, maka tanggal 18 April 1967 berdasarkan akte nomer 36 tahun

AKADEMI FARMASI IKIFA 25


1967 dengan notaris R.Surojo Wongsowidjojo, berdirilah Yayasan
Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) yang diketuai langsung oleh
Dr.Kusnadi.
Kemudian pengurus Yayasan semakin intens, terutama dalam
mendapatkan dana pembangunan rumah sakit. Salah satu upaya
pencarian dana adalah melalui NOVIB (Nederlands Organisatie Voor
Internationle Behulpazaam Heid) yaitu salah satu lembaga
pemerintahan Belanda yang memberikan bantuan dana ke pihak-pihak
yang memerlukannya.
Selain dari NOVIB, pada saat itu mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak di antaranya dari jasa para pengusaha muslim dan
pemerintah DKI Jakarta yang dipergunakan untuk pembangunan sarana
fisik RS Islam Jakarta. Terlebih lagi setelah diperoleh tanah seluas lebih
kurang 7 (tujuh) hektar yang terletak di daerah Cempaka Putih. Dalam
hal alokasi tanah di daerah tersebut Bapak Gubernur DKI Jakarta
Letnan Jendral (Purn) Ali Sadikin memiliki andil cukup besar dan
membantu perkembangan selanjutnya.
Pada tanggal 7 Maret 1968, terjadi penandatanganan MOU
(Memorandum Of Understanding) antara pihak Yayasan RS Islam
Jakarta Cempaka Putih yang diwakili oleh Dr.H.Kusnadi dengan
SCCFA (State Committe for Coordinating Foreign Aid) yang bernaung
di Departemen Luar Negeri Pemerintahan Belanda yang diwakili oleh
B.J.Oeding. Isi perjanjian tersebut SCCFA akan memberikan bantuan
sebesar 75% dari biaya yang dibutuhkan untuk membangun RS Islam
Jakarta Cempaka Putih.
Setelah melalui lika-liku perjuangan yang sangat panjang dan
melelahkan, akhirnya pada tahun 1971 tepatnya pada tanggal 23 Juni
1971, RS Islam Jakarta Cempaka Putih berdiri dengan kokoh yang
diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pada saat itu RS Islam Jakarta
Cempaka Putih memiliki gedung dengan fasilitas ruang perawatan 56
tempat tidur.

AKADEMI FARMASI IKIFA 26


Pada tahun 1972 RS Islam Jakarta Cempaka Putih mendapatkan
bantuan dari Presiden Soeharto dalam pembangunan kamar operasi.
Pada tahun 1973 dibangun ruang perawatan kelas I dengan kapasitas 16
tempat tidur.
Dengan penataan manajemen yang ketat, maka pada tahun 1975
RS Islam Jakarta Cempaka Putih ternyata memperoleh surplus dana.
Atas peran Bapak Fahmi Chotib, Drs. Eka sebagai Direktur Keuangan
dengan keahliannya dibidang manajemen sangat dirasakan, demikian
pula peran Bapak HS.Projokusumo yang selalu mengingatkan akan
pentingnya peralatan, pemeliharaan dan internal control. Namun
demikian dana tersebut belum mencukupi untuk pengembangan sarana
fisik, alat-alat medik maupun peningkatan biaya hidup pegawai yang
jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat.
Pada tahun 1979 atas bantuan Presiden Soeharto dibangun lagi
empat buah gedung perawatan. Pada tahun inilah istilah Zaal dirubah
menjadi Paviliun. Masih pada tahun tersebut dengan dukungan
anggaran pendapatan sendiri RS Islam Jakarta Cempaka Putih berhasil
membangun Apotek, kamar Rontgen dan laboratorium. Pada tahun
1981 dibangun lagi ruang perawatan kelas 1 dengan kapasitas 32 tempat
tidur dan asrama putera dengan kapasitas 56 orang.
Pada tahun 1982 dibangun gedung Sekolah Perawatan
Kesehatan (SPK) yang berlantai empat mampu menampung 100 siswi.
Pembangunan tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Saudi
Arabia. Pada tahun ini juga RS Islam Jakarta Cempaka Putih berhasil
membangun ruang perawatan untuk Intensif Care Unit (ICU) dengan
kapasitas 8 tempat tidur yang dilengkapi dengan fasilitas gas medik
sentral.
Dari tahun ke tahun RS Islam Jakarta Cempaka Putih terus
berkembang seperti pada tahun 1986/1987 memiliki kapasitas tempat
tidur sebanyak 250 tempat tidur untuk perawatan kelas III, yang berarti
50% total kapasitas tempat tidur di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

AKADEMI FARMASI IKIFA 27


Hal ini menunjukan wujud fungsi sosial RS Islam Jakarta Cempaka
Putih sebagai amal usaha Muhammadiyah yang selalu memperlihatkan
orang-orang kecil yang tidak mampu.
Pada tanggal 23 Juni 2001 Rumah Sakit Islam Jakarta telah
mampu menyiapkan 466 tempat tidur didukung 1444 orang tenaga
medis, perawat, dan non medis serta berbagai peralatan canggih.
Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki kapasitas 411 tempat tidur,
ditunjang dengan tenaga medis, perawat dan non medis, penambahan
fasilitas rawat jalan spesialis dan sub spesialis dengan fasilitas yang
nyaman di “Klinik Raudhah”.
Tanggal 18 Desember 2009 peletakkan batu pertama gedung
Klinik Raudhah dan peresmian masjid Ar Rahman oleh ketua umum PP
Muhammadiyah Prof. DR. Din Syamsuddin, MA.
Tanggal 9 Februari 2013 telah diresmikan penggunaan gedung
baru, Gedung Mina oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah
Prof.DR.Din Syamsudin, MA bersama Wamenkes Prof. DR.Ali
Ghufron, MSc., Ph.D dan Gubernur DKI Jakarta Ir. Joko Widodo.
Dengan fasilitas:
1. Lantai I : One Day Care (ODC), Laboratorium,
Radiologi: CT Scan, MRI dan Diagnostik

2. Lantai II : Ruang rawat inap Pria dan luka bakar

3. Lantai III : Ruang rawat inap Kebidanan, Rawat inap


kelas 2 & 3

4. Lantai IV : Ruang rawat inap Kebidanan Kelas I &


VIP, Sectio Cesaria (SC)

5. Lantai V : Critical Care Unit: ICU, ICCU,


NICU/PICU/ HCB, Stroke Unit

AKADEMI FARMASI IKIFA 28


6. Lantai VI : Kamar Operasi (OK), High Care Unit
(HCU) & Ruang Pemulihan

Senin tanggal 30 Juli 2012 jam 08:12 Ketua Umum PP


Muhammadiyah Prof.DR.HM.Din Syamsuddin, MA meresmikan
RSIJTV dan streaming RSIJTV. Kamis tanggal 9 Oktober 2012
diresmikan studio TV dan radio oleh direktur utama RS Islam Jakarta
Cempaka Putih dr.Prastowo Sidi Pramono, Sp.A, yang kemudian diberi
nama RSIJTV dan RSIJ Radio. RSIJTV juara I Persi Award 10
November 2012 tingkat nasional.
Tahun 2013 peletakkan batu pertama pembangunan gedung
pendidikan dan pelatihan RS Islam Jakarta Cempaka Putih oleh ketua
umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. HM, Din Syamsuddin, MA. Tahun
2014 RS Islam Jakarta Cempaka Putih menjadi Rumah Sakit tipe B
pendidikan utama.
23 Juni 2015 peresmian gedung pendidikan dan pelatihan RS
Islam Jakarta Cempaka Putih sebagai gedung Pusdiklat PKU
Muhammadiyah oleh Prof.Dr.HM.Din Syamsuddin, MA. 5 Agustus
2016, RS Islam Jakarta Cempaka Putih lulus Paripurna bintang lima
akreditasi versi 2012. Rabu 11 Juli 2018, Gubernur DKI Jakarta
H.Anies Rasyid Baswedan, S.E, M.P.P, Ph.D meresmikan ruang rawat
inap TB RO (Resisten Obat) RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Jumat
28 Juni 2019, RS Islam Jakarta Cempaka Putih lulus akreditasi SNARS
edisi 1 predikat PARIPURNA.
2.1.9. Layanan RS Islam Jakarta Cempaka Putih(10)
Fasilitas yang tersedia di rumah sakit didukung oleh tenaga-
tenaga profesional meliputi dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis,
sub spesialis, perawat dan tenaga profesional lainnya yang siap melayani
masyarakat yang membutuhkan. RS Islam Jakarta Cempaka Putih
memiliki beberapa fasilitas pelayanan, terdiri dari :
a. Pelayanan 24 jam : Unit gawat darurat (UGD), laboratorium,
radiologi, farmasi, bank darah, ambulans.

AKADEMI FARMASI IKIFA 29


b. Pelayanan rawat jalan, meliputi :
1. Akupuntur (2 Dokter Praktek)
2. Anestesi (4 Dokter Praktek)
3. Audio/Hearing Vision (1 Dokter Praktek)
4. Gizi (4 Dokter Praktek)
5. Jiwa (5 Dokter Praktek)
6. Keluarga Sakinah (1 Dokter Praktek)
7. Klinik Anak (9 Dokter Praktek)
8. Klinik Bedah (24 Dokter Praktek)
9. Klinik Gigi dan Mulut (13 Dokter Praktek)
10. Klinik Jantung (8 Dokter Praktek)
11. Klinik Kebidanan dan kandungan (9 Dokter Praktek)
12. Klinik Mata (5 Dokter Praktek)
13. Klinik Penyakit dalam (8 Dokter Praktek)
14. Klinik Syaraf (6 Dokter Praktek)
15. Klinik THT (8 Dokter Praktek)
16. Klinik Vaksin (1 Dokter Praktek)
17. Kosmetik (1 Dokter Praktek)
18. Mulut, Kelamin, dan Kecantikan (4 Dokter Praktek)
19. Laktasi (1 Dokter Praktek)
20. Memori (1 Dokter Praktek)
21. Okupasi (1 Dokter Praktek)
22. Paru (6 Dokter Praktek)
23. Psikologi (3 Dokter Praktek)
24. Rehabilitasi Medik (5 Dokter Praktek)
25. Umum (20 Dokter Praktek)
c. Pelayanan Rawat Inap
RS Islam Jakarta Cempaka Putih memiliki pelayanan rawat inap
dengan fasilitas kelas yang bervariasi mulai dari kelas VIP, kelas
utama, kelas I, kelas II, kelas II A, kelas II B, kelas II C, kelas III,
dan kelas III A.

AKADEMI FARMASI IKIFA 30


d. Pelayanan Khusus
1. ICU (Intensive Care Unit)
2. ICCU (Intensive Cardiac Care Unit)
3. Hemodialisa
4. Kamar Bedah
5. Unit Stroke
6. Kemoterapi
7. HCB (High Care Baby)
8. HCU (High Care Unit)
9. NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
10. PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
11. Luka Bakar
12. Perinatologi
e. Medical Check Up
1. Medical Check Up paket Platinum
2. Medical Check Up paket Gold
3. Medical Check Up paket Silver
4. Medical Check Up Pre Marital Silver (Pria)
5. Medical Check Up Pre Marital Platinum (Pria)
6. Medical Check Up Pre Employement
7. Medical Check Up Calon Mahasiswa
f. Pelayanan Penunjang Medis
Pelayanan penunjang medis terdiri dari :
1. Pelayanan farmasi (dibuka 24 jam)
2. Laboratorium (dibuka 24 jam) yang melayani semua jenis
pemeriksaan laboratorium klinik, bank darah, patologi anatomi)
3. Radiologi (buka 24 jam) meliputi : Radiologi konvensional,
MRI, CT-Scan, Densitometri, Ultrasonografi (USG), Direct
digital radiografi (DRR), Mamography

AKADEMI FARMASI IKIFA 31


4. Diagnostik : gastrokospi, colonoskopi, endoskopi,
bronchoskopi, EEG, EEG Brain Mapping, EMG, EKG, Enche-
Cardiografi, dan treadmil.
g. Pelayanan Lain
Selain pelayanan rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis, RS
Islam Jakarta Cempaka Putih juga menyediakan pelayanan khusus
antara lain:
1. Home Care dan Home Service
Menjemput mengantar pasien oleh dokter dan atau
perawat, pemeriksaan di rumah oleh dokter, pemantauan
kesehatan di rumah oleh bidan, perawatan luka oleh perawat,
pasang/ganti cateter urine oleh perawat, pasang/ganti NGT,
lepas jahitan, pisioterapi, exercise, fisioterapi nebulizer,
perawatan bayi oleh bidan, perawatan bayi premature,
pemantauan diet pasien oleh ahli gizi, perawat pendamping
ke/dari bandara, pengantaran obat ke rumah dengan radius 7
KM dari RSIJCP.
2. Pelayanan Preventif, Promotif, dan Rehabilitatif
Proses penyembuhan suatu peyakit juga tidak terlepas
dari kegiatan olahraga yang bertujuan mengoptimalkan fungsi-
fungsi organ. Oleh sebab itu di RS Islam Jakarta Cempaka Putih
telah dibentuk kelompok-kelompok senam, yaitu: senam stroke,
senam ibu hamil, senam osteoporosis jantung, senam diabetes,
dan senam asthma.
Disamping itu untuk meningkatkan upaya kesehatan
masyarakat RSIJ menyelenggarakan konsultasi pra nikah,
konsultasi keluarga sakinah, penyuluhan kesehatan, pembinaan
rohani bagi karyawan, pasien, dan keluarganya.
3. Layanan Rohani
Pelayanan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih tidak
hanya terfokus kepada kesehatan fisik dan psikologis saja, tetapi

AKADEMI FARMASI IKIFA 32


juga melalui pendekatan agama (bimbingan rohani). Pelayanan
bimbingan rohani tidak hanya ditunjukan kepada pasien dan
keluarganya tetapi juga pegawai dan keluarganya.
Pelayanan lain yang tergabung dalam layanan rohani
adalah layanan ambulance dan penyelenggaraan jenazah
“Nafsul Mutmainnah”, serta layanan konsultasi keluarga
sakinah.
4. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RS Islam Jakarta
Cempaka Putih. Air limbah diolah dan digunakan kembali untuk
menyiram tumbuh-tumbuhan dan taman.
h. Fasilitas Umum
1. Informasi. Counter Informasi melayani informasi standing
pasien rawat inap.
2. Bank dan ATM. BNI, BRI, Mandiri, dan Mandiri Syariah.
3. Masjid Ar-Rahman
4. Mushalla Assyifa
5. Kantin. Bekerjasama dengan koperasi pegawai.
2.1.10. Instalasi Farmasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih(11)
RSIJCP saat ini memiliki 314 tempat tidur dengan BOR rata-
rata 60%. Jumlah resep yang dilayani dalam sehari sekitar 1000-
1200 lembar resep yang terdiri dari resep rawat inap sekitar 200-350
pelayanan, farmasi juga melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan
farmasi yang meliputi penyimpanan, distribusi, produksi,
administrasi, dan pelaporan serta membawahi unit sterilisasi. Tenaga
farmasi tersebar dalam beberapa sub unit pelayanan di bawah bagian
farmasi, yaitu:
1. Sub unit Pelayanan Farmasi yang terdiri dari:
a. Farmasi I (Rajal)
Farmasi ini buka selama 24 jam terbagi dalam 3 shift (jam
07.00-14.00/pagi, jam 14.00-21.00/sore dan jam 21.00-

AKADEMI FARMASI IKIFA 33


07.00/malam). Farmasi I melayani resep rawat jalan baik resep
tunai maupun jaminan.
b. Farmasi II (Raudhah)
Farmasi Raudhah terbagi dalam 2 shift (jam 07.00-14.00/pagi,
jam 14.00-21.00/sore. Farmasi Raudhah melayani resep rawat
jalan (khusus dari poliklinik Raudhah). Tenaga pelayanan
terdiri dari Apoteker, TTK, dan dibantu juru resep.
c. Farmasi Rawat Inap (Ranap)
Farmasi rawat inap terbagi dalam 2 shift (jam 07.00-
14.00/pagi, jam 14.00-21.00/sore. Farmasi rawat inap
melayani resep rawat inap. Tenaga pelayanan terdiri dari
Apoteker, TTK, dan dibantu juru racik.

d. Depo IGD
Depo IGD buka selama 24 jam non stop terbagi dalam 3 shift
(jam 07.00-14.00/pagi, jam 14.00-21.00/sore dan jam 21.00-
07.00/malam). Depo ini khusus melayani pasien IGD baik
tunai maupun jaminan. Depo IGD selain melayani resep juga
melayani pemakaian obat dan alkes yang diperlukan pasien
untuk tindakan di IGD.
e. Depo OK
Depo OK buka selama 2 jam non stop terbagi dalam 3 shift
(jam 07.00-14.00/pagi, jam 14.00-21.00/sore dan jam 21.00-
07.00/malam). Depo ini khusus melayani pasien OK, Anestesi
dan HCU.
f. Depo Mina/ICU
Depo Mina buka selama 24 jam non stop terbagi dalam 3 shift
(jam 07.00-14.00/pagi, jam 14.00-21.00/sore, dan jam 21.00-
07.00/malam). Depo ini khusus melayani pasien ruang intensif
dan permintaan obat/alkes untuk tindakan di gedung Mina.
2. Sub unit Pengelolaan Farmasi yang terdiri dari:

AKADEMI FARMASI IKIFA 34


a. Administrasi Farmasi
Bagian administrasi farmasi bertugas melaksanakan kegiatan
pelaporan dan pengarsipan. Terdiri atas satu orang TTK
sebagai koordinator administrasi dan staf administrasi sesuai
kebutuhan.

AKADEMI FARMASI IKIFA 35


b. Farmasi Pelayanan Unit (Gudang Pelayanan Unit)
Merupakan gedung tempat penyimpanan dan pengelolaan
alat kesehatan (alkes) habis pakai di RSIJCP. Waktu
pelayanan terdiri dari 2 shift. Gudang ini bertugas melayani
amprahan ruangan untuk pemakaian ruang perawatan dan
poliklinik. Petugas gudang pelayanan unit adalah Tenaga
Teknis Kefarmasian dan atau SMA yang terlatih untuk
melayani permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, produksi serta monitoring perbekalan
farmasi di bawah tanggung jawab koordinator farmasi
pelayanan unit.
3. Sub unit Farmasi Klinis yang terdiri dari:
Apoteker klinis bertugas melakukan pemantauan pemberian obat
pada pasien rawat inap. Waktu pelayanan farmasi klinis, yaitu 2
shift: (jam 07.00-14.00/pagi, jam 14.00-21.00/sore). Apoteker
klinis terdiri dari 4 Apoteker yang dibagi berdasarkan zona ruang
perawatan. Adapun zona tersebut adalah:
1. Zona I : Gedung Mina
2. Zona II : Arafah Atas, Multazam Atas, dan Multazam Bawah
3. Zona III : Muzdalifah Bawah dan Marwah Atas
4. Zona IV : Zam-zam, Melati, dan Badar

2.1.11 Pelayanan Farmasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih (11)


Unit pelayanan farmasi terdiri atas 8 unit yaitu :
a. Farmasi I
Farmasi I melayani resep rawat jalan meliputi pasien BPJS
Kesehatan, pasien jaminan perusahaan atau asuransi dan pasien
pribadi. Selain itu juga melayani program pemerintah yaitu obat
untuk pasien TB MDR, TB anak dan malaria. Pelayanan Farmasi I
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan

AKADEMI FARMASI IKIFA 36


semua pasien yang berobat rawat jalan di poliklinik RS Islam
Jakarta Cempaka Putih.
Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan,
jenis obat seperti obat paten atau generik, obat BPJS, High Alert
Medicine (HAM), narkotik, psikotropik, obat-obatan termolabil,
dan obat untuk racikan, yang kemudian diurutkan secara alfabetis.
Obat LASA (Look Alike Sound Alike) tidak boleh didekatkan obat
LASA lainnya, tetapi harus ada jarak minimal 1 box dengan obat
lain. Penyimpanan narkotik sesuai dengan standar yaitu double
lock dan tidak mudah diangkat, begitupun dengan obat-obat yang
termolabil seperti vaksin, insulin, suppositoria disimpan di dalam
chiller yang suhunya telah disesuaikan.
Alur pelayanan resep rawat jalan yaitu :
1. Asisten Apoteker petugas bagian depan menerima resep dan
memeriksa kelengkapan resep berdasarkan 7 benar (tepat
pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat jumlah, tepat waktu
pemberian, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi).
2. Hubungi dokter yang menulis resep jika tulisan dokter tidak
terbaca, metode CBAK (catat baca konfirmasi).
3. Jika obat yang ditulis dokter tidak ada di farmasi, petugas
farmasi harus menghubungi dokter untuk mengganti obat yang
ada di farmasi. Jika sudah di acc Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPJP), petugas farmasi harus mencatat pada form
konfirmasi.
4. Jika obat yang ditulis dokter tidak terdapat di farmasi maka
petugas farmasi akan menghubungi dokter penulis resep dan
menginformasikan bahwa obat yang ditulis dokter tidak
tersedia tetapi terdapat obat dengan nama dagang berbeda
yang mempunyai kandungan dan dosis yang sama, bila dokter
penulis resep setuju maka petugas farmasi akan menganti obat
tersebut dengan obat yang tersedia di farmasi, bila dokter

AKADEMI FARMASI IKIFA 37


penulis resep tidak setuju untuk obat diganti dengan alasan
alasan tertentu dan pertimbangan kondisi pasien, maka petugas
farmasi akan menghubungi bagian pengadaan untuk obat
dibelikan di apotek rekanan.
5. Jika ada obat yang ditulis dokter tidak sesuai dengan standar
perusahaan atau asuransi penjamin maka petugas farmasi
diberi kewenangan langsung untuk mengganti obat tersebut
dengan obat yang kandungan dan fungsinya sama yang masuk
ke daftar standar atau asuransi penjamin.
6. Resep yang mengandung psikotropika atau narkotika harus
resep asli dari RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
7. Mengecek apakah semua obat-obatnya tersedia di farmasi.
Bila sesuai, input data resep ke komputer dan beritahukan
harga ke pasien/keluarga pasien. Jika setuju langsung
melakukan pembayaran di kasir dan diberikan nomor antrian.
8. Kasir mencetak slip invoice rangkap 3, warna putih untuk
pasien, warna merah muda untuk pengambilan obat dan warna
kuning untuk dipegang kasir.
9. Resep dan slip transaksi dimasukan ke dalam oleh petugas
depan untuk dilakukan proses penyiapan.
10. Petugas pengambil obat langsung menyiapkan obat dan alkes
sesuai dengan inputan serta melakukan paraf dikolom stok
setelah obat dan alkes disiapkan.
11. Petugas kemas mengecek kesesuaian antar resep, inputan dan
obat/alkes yang telah disiapkan oleh petugas pengambil obat.
12. Beri etiket obat dengan mencantumkan nama pasien, nomor
rekam medik, tanggal, aturan pakai, nama obat dan dosisnya,
serta diberi label warna orange untuk obat antibiotik
bertuliskan “Obat ini harus diminum sampai habis sesuai
petunjuk dokter” dan label warna hijau untuk obat yang

AKADEMI FARMASI IKIFA 38


diminum setengah jam sebelum makan serta dibubuhi paraf
dalam kolom kemas.
13. Obat yang sudah dikemas oleh Asisten Apoteker petugas
kemas diserahkan pada koordinator/kepala kelompok untuk
dilakukan pengecekan ulang serta membubuhi stempel QC
dan paraf.
14. Klik pada komputer antrian untuk mengetahui data waktu
tunggu.
15. Asisten Apoteker petugas depan mengecek obat yang telah
dikemas, panggil nama pasien, ambil bukti pengambilan obat
dan tanyakan ke pasien/keluarga pasien.
16. Cocokkan slip pengambilan obat dengan nomor resep pada
slip transaksi.
17. Berikan edukasi obat kepada pasien sesuai 7 benar secara jelas
dan serahkan obat ke pasien.
18. Catat nomor telepon atau alamat pasien diresep, serta
mencantumkan tanda tangan pada kolom penyerahan.
b. Farmasi Raudhah
Farmasi Raudhah melayani resep dari poliklinik gedung
Raudhah pasien umum, pasien asuransi rekanan dengan RS Islam
Jakarta Cempaka Putih selain BPJS Kesehatan, resep kemoterapi,
dan obat program pemerintah yaitu obat ARV (Anti Retro Viral).
Alur proses pelayanan resep di Farmasi Raudhah sama seperti
pelayanan di Farmasi I. Untuk pelayanan resep kemoterapi secara
administrasi dilakukan di Farmasi Raudhah tetapi untuk peracikan
obatnya dilakukan di ruang khusus untuk peracikan kemoterapi
(Depo Kemoterapi). Untuk pelayanan resep obat ARV harus
dilampirkan kartu kontrol pasien.

c. Depo Rawat inap

AKADEMI FARMASI IKIFA 39


Depo Rawat inap bertugas melayani resep pasien rawat
inap dan resep karyawan (resep khusus karyawan RS Islam Jakarta
Cempaka Putih). Pelayanan distribusi obat untuk pasien rawat inap
menggunakan sistem unit dose sehingga penggunaan obat oleh
pasien lebih terkontrol sesuai dengan tujuan terapi dan
mengefektifkan biaya pengobatan karena pembebanan biaya sesuai
dengan jumlah obat yang dikonsumsi.
Sebelum disiapkan, Apoteker/Asisten Apoteker melakukan
kajian/review terhadap instruksi resep/pengobatan yang meliputi
ketepatan pasien, obat, dosis, jumlah, frekuensi, rute pemberian,
tepat dokumentasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam telaah
resep yaitu ada tidaknya duplikasi obat, alergi, interaksi dan
kontraindikasi.
Prosedur atau alur pelayanan resep rawat inap, yaitu :
1. Resep ditulis oleh DPJP atau dokter jaga.
2. Resep diantar oleh petugas ruangan atau diambil oleh petugas
farmasi (UDD) pada saat visite bagian farmasi.
3. Resep diterima oleh Asisten Apoteker petugas input dan cek
kelengkapan resep berdasarkan 7 telaah obat (tepat pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat jumlah, tepat waktu pemberian,
tepat cara pemberian, tepat dokumentasi).
4. Bila resep tidak jelas petugas farmasi melakukan konfirmasi
ke petugas perawatan (perawat/dokter jaga), jika petugas
perawatan tidak dapat memberikan informasi yang jelas
petugas farmasi langsung menghubungi DPJP.
5. Bila obat yang ditulis dokter tidak tersedia di farmasi tetapi
farmasi memiliki obat dengan kandungan yang sama, petugas
farmasi menghubungi dokter untuk mengganti obat yang ada
difarmasi.
6. Asisten Apoteker membagi obat per dosis sesuai instruksi
dokter sesuai prosedur unit dose dispensing (UDD).

AKADEMI FARMASI IKIFA 40


7. Untuk resep jaminan, input resep sesuai standar dari
penjaminnya kemudian petugas pengambil obat langsung
menyiapkan obat berdasarkan slip transaksi lalu
mencantumkan paraf pada kolom stok.
8. Asisten Apoteker bagian kemas mengecek slip transaksi
dengan resep asli obat dan alkes yang telah disiapkan oleh
petugas pengambil obat dan alkes.
9. Beri etiket obat dengan mencantumkan nama pasien, tanggal
lahir pasien, tanggal pengemasan, aturan pakai, dosis, nomor
rekam medik, dan diberi label warna merah untuk obat-obat
High Alert, label warna orange untuk obat antibiotik, dan label
warna hijau untuk penggunaan obat sebelum makan.
10. Obat yang perlu diracik (puyer, kapsul, salep dll) disiapkan
petugas racik.
11. Obat dalam sediaan sirup, penulisan aturan pakai harus dalam
satuan cc/mL sesuai dengan prosedur.
12. Petugas kemas mencantumkan paraf pada slip transaksi
dikolom kemas.
13. Setelah selesai dikemas obat diserahkan ke koordinator/kepala
kelompok untuk dicek ulang, cantumkan stempel QC dan paraf
(pada stempel QC dan kolom penyerahan).
14. Untuk obat yang ditunggu, obat langsung diberikan ke petugas
perawatan yang menunggu. Kemudian meminta paraf dan
nama petugas yang mengambil obat pada resep, cantumkan
paraf petugas pada slip transaksi kolom penyerahan.
15. Obat yang sudah distempel QC dibawa oleh petugas ke
ruangan perawatan dan dicek ulang oleh petugas perawatan
dengan mengisi buku ekspedisi di ruang perawatan.
16. Petugas meminta paraf dan nama jelas petugas penerimaan
obat dalam slip transaksi.

AKADEMI FARMASI IKIFA 41


17. Untuk pemberian obat ke pasien dilakukan oleh tim perawat
yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut.
d. Depo IGD
Depo IGD dibuka 24 jam dan dibagi dalam 3 sif, melayani
permintaan obat dan alat kesehatan untuk pasien-pasien IGD, obat-
obat yang disediakan di IGD merupakan obat-obat emergency.
Penyimpanan obat dan alkes di Depo IGD dibedakan berdasarkan
bentuk sediaan atau alat kesehatan, yang selanjutnya diurutkan
berdasarkan alfabetis. Untuk mempermudah pengambilan alat
kesehatan maka dibuat paket-paket yang telah berisi alat kesehatan
dan obat yang diperlukan. Seperti paket infus standar, paket
pemasangan kateter, paket transfusi set dan lain-lain. Alur
permintaan obat dan alat kesehatan yaitu perawat mengisi form
permintaan kemudian bagian farmasi menyiapkan sesuai yang
tertulis di lembar permintaan obat dan alat kesehatan. Setelah
dilayani petugas farmasi langsung menginput di komputer untuk
dihargai.
Depo IGD juga menyediakan obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan troli emergency. Terdapat 3 jenis troli
emergency yaitu Troli Observasi, Troli IGD, dan Troli Emas
(Persalinan). Nama obat yang ada di troli emergency disesuaikan
dengan jenis troli. Troli tersebut dikunci, diberi kode dan di cek
kelengkapan isinya setiap pergantian sif setiap harinya.
Alur pergantian troli emergency tersebut yaitu :
1. Kunci troli digunting kemudian diambil obat dan atau alat
kesehatan yang dibutuhkan.
2. Catat obat dan alat kesehatan yang sudah diambil.
3. Bagian farmasi mengecek obat dan alat kesehatan yang
digunakan dan dikembalikan sesuai daftar nama obat dan alat
kesehatan yang tertulis di troli.
4. Input nama obat dan alat kesehatan yang dipakai di komputer.

AKADEMI FARMASI IKIFA 42


e. Depo OK (Operatie Kamer)
Depo OK melakukan pelayanan selama 24 jam yang dibagi
menjadi 3 sif. Tugas dari farmasi di Depo OK yaitu melayani obat
dan alkes yang dibutuhkan untuk operasi dan anastesi di kamar
bedah RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Pelayanan obat dan alkes
menggunakan formulir permintaan obat dan alkes kepada Depo
OK yang kemudian disiapkan oleh bagian farmasi yang ada di
Depo OK.
Penyusunan obat dan alkes secara alfabetis dan berdasarkan
bentuk alat kesehatan dan diurutkan berdasarkan ukuran. Terdapat
pula penyimpanan untuk obat yang harus disimpan pada suhu
dingin (2-8°C) dan suhu kamar. Untuk mempermudah
pengambilan alat kesehatan, dibuat paket-paket yang telah berisi
alat kesehatan dan obat yang diperlukan untuk anastesi general,
spinal, lokal serta berdasarkan jenis operasi yang akan
dilaksanakan.
f. Depo ICU
Depo ICU berada di gedung Mina lantai lima, buka selama
24 jam yang dibagi menjadi 3 sif, melayani permintaan alat
kesehatan untuk ruangan perawatan Shafa An-Nisa, Shafa-Shafa,
Ruang Intensif, Kemoterapi, Luka Bakar, PICU, NICU, ICU,
ICCU, dan Perinatologi. Tempat penyimpanan Depo ICU
berdasarkan bentuk alat kesehatan yang selanjutnya diurutkan
berdasarkan ukuran. Terdapat pula penyimpanan untuk obat yang
harus disimpan pada suhu dingin (2-8°C) dan suhu kamar. Untuk
mempermudah pengambilan alat kesehatan, dibuat paket-paket
yang telah berisi alat kesehatan dan obat yang diperlukan, seperti
paket yang dibutuhkan untuk partus normal, Sectio Caesare,
Curret, dan lain-lain. Paket ini terdiri dari alat kesehatan yang
digunakan dalam tindakan dan obat yang diperlukan misalnya
injeksi.

AKADEMI FARMASI IKIFA 43


g. Pelayanan Unit dan Produksi
Pelayanan unit merupakan pelayanan farmasi yang
bertugas untuk memenuhi permintaan obat dan alkes (terutama
alkes) dari ruang perawatan, poliklinik dan unit lain. Distribusi
Obat dan Alkes ke unit lain yaitu dengan sistem floor stock. Setiap
ruangan membuat permintaan obat dan alkes ke pelayanan unit
dengan menginput data pada sistem komputer, yang selanjutnya
petugas pelayanan unit akan menyiapkan permintaan dari setiap
ruangan dan akan dilakukan serah terima obat dan alkes dengan
petugas inventaris ruangan. Jika barang habis di Pelayanan Unit
maka bagian farmasi membuat laporan permintaan obat dan alkes
ke bagian Logistik Perbekalan Kesehatan. Pelayanan unit hanya
dibuka 1 sif, yaitu jam 07.30-15.00 WIB dengan jumlah pegawai
sebanyak 2 orang. Pengambilan stok dilakukan secara FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).
Petugas farmasi Pelayanan Unit juga bertangung jawab
terhadap troli emergency yang ada di ruang perawatan. Setiap kali
troli emergency dibuka dan obat dipakai maka farmasi unit yang
akan mengecek obat dan alkes yang dipakai dan menganti obat dan
alkes sesuai yang digunakan, mengunci kembali troli emergency
dan diberikan kode kunci dan tanggal penguncian serta melakukan
pengecekan stok untuk setiap bulan pada troli emergency
(mencocokkan daftar stok troli emergency dan fisik obatnya).
Bagian produksi bertugas untuk membuat sediaan-sediaan
yang dibuat sendiri oleh bagian farmasi dalam skala kecil seperti
Perhydrol 3% dan Handrub. Selain itu bagian produksi juga
melakukan pengemasan kembali (repacking) terhadap sediaan-
sediaan seperti alkohol 70 %, Betadine 3% 50 mL, Betadine 10%
25mL, 75 mL, 125 mL, dan kapsul Calcii Carbonas 500mg.

AKADEMI FARMASI IKIFA 44


h. Depo Kemoterapi
Depo Kemoterapi berada di gedung Mina lantai dua
disamping ruang perawatan Shafa-shafa. Depo Kemoterapi
melayani resep obat kemoterapi yang akan di racik di ruang khusus
peracikan obat kemoterapi menggunakan alat Biological Safety
Cabinet (BSC). Peracikan dilakukan oleh staf farmasi terlatih dan
menggunakan alat pelindung diri yang lengkap (masker
Respiratory, baju pelindung 2 lapisan, sarung tangan nitrile double,
kacamata pelindung atau protective eye goggles, penutup kepala,
sepatu bot).

2.1.12. Unit Penunjang Lain

1. CSSD (Central Sterille Supply Departement)(9)

Bagian ini merupakan unit kerja di bawah bagian farmasi


yang bertanggung jawab terhadap proses sterilisasi alat dan bahan
di RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Bagian Sterilisasi Sentral
memiliki fungsi utama dalam menyiapkan alat-alat dan bahan yang
bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit,
dengan cara menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan
serta mendistribusikan peralatan medis dan bahan ke berbagai
ruangan di rumah sakit untuk keperluan perawatan pasien.
Di dalam ruangan sterilisasi terdapat area penerimaan
barang, area pengemasan (packing), area pelipatan linen, ruangan
proses sterilisasi, ruangan penyimpanan dan pendistribusian
barang. Untuk penerimaan barang yang akan disterilkan petugas
memasuki loket penerimaan yang berada di samping kanan
ruangan dan untuk pengambilan barang yang sudah steril petugas
memasuki loket penyaluran yang berada di samping kiri ruangan.
Peralatan yang disediakan di ruang sterilisasi adalah autoklaf dan
gas etilen oksida dan plasma H2O2 yang dapat dioperasikan setiap

AKADEMI FARMASI IKIFA 45


waktu sesuai dengan kebutuhan ruangan. Untuk perawatan
autoklaf dan gas etilen oksida dilakukan secara berkala oleh tenaga
elektromedik RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Pada ruangan
sterilisasi terdapat autoklaf, alat sterilisasi plasma dan ruangan
khusus untuk sterilisasi dengan gas etilen oksida.
Bagian Sterilisasi Sentral di RS Islam Jakarta Cempaka Putih
bertugas melayani :
a. Alat-alat operasi seperti Laparatomi, Necrotomi, Orthopedic,
Syaraf, Hernia, dan lain-lain.
b. Linen atau Laken umum, Laken Curret, Set Syaraf, dan lain-
lain.
c. Alat-alat ruangan seperti GV Set, Hecting, CVP, Vena Sectie,
Spinal Set, dan lain-lain.
d. Produksi bahan steril meliputi kasa steril, Handscoon, Big
Gaas, RolGaas.
Tahap sterilisasi yang dilakukan meliputi :
a. Penerimaan barang belum steril
CSSD menerima barang yang belum disterilkan dari
kamar bedah dan dari ruangan. Barang yang berasal dari kamar
bedah biasanya berupa barang kotor yang sudah digunakan
untuk proses operasi. Sedangkan barang yang berasal dari
ruangan ada 2 kondisi yaitu kondisi barang yang sudah bersih
dan kondisi barang yang belum bersih. Untuk kondisi barang
yang sudah bersih maka langsung masuk ke tahap
pengemasan. Sedangkan untuk barang yang kondisinya masih
kotor maka harus didekontaminasi dulu.
Pada tahap dekontaminasi alat-alat tersebut melewati
proses perendaman, pencucian, dan pengeringan. Pencucian
dilakukan dibawah air mengalir, dilakukan perendaman
dengan deterjen enzimatik (Enzimatic Cidezyme) suatu cairan
yang tidak menyebabkan karat pada instrumen. Perendaman

AKADEMI FARMASI IKIFA 46


dilakukan selama 5-10 menit, dengan 1 takaran deterjen
enzimatik untuk 10 liter air.
Setelah dilakukan perendaman, alat dicuci lagi
menggunakan air yang mengalir dan digunakan sikat/tapis
untuk membersihkan instrumen dari kotoran yang menempel.
Semprotan air khusus juga digunakan untuk memudahkan
pembersihan alat-alat yang berukuran kecil. Alat yang sudah
dicuci kemudian di keringkan dengan menggunakan
kompresor dan sebet.
b. Pengemasan barang
Alat-alat yang sudah dikeringkan kemudian di kemas.
Pengemasan ada yang dilakukan per alat masing-masing, ada
juga dikemas berdasarkan penggunaan per paket jenis operasi.
Untuk pengemasan per paket jenis operasi, alat-alat dibungkus
menjadi satu dalam satu wadah diberi indikator internal yang
memuat tanggal proses dilakukan sterilisasi, tanggal
kadaluarsa, dan warna indikator. Kemudian dibungkus dengan
menggunakan linen. Alat-alat seperti sarung tangan, kasa,
kapas dibungkus dengan kertas perkamen. Alat-alat dari ruang
intensif atau IGD dikemas sendiri dengan plastik kemas
dilengkapi indikator internal didalamnya dan disegel.
c. Proses penandaan (pemberian tanda atau labelling)
Alat yang sudah dikemas kemudian diberi label jenis
paket dan nama barang dalam satu paket tersebut. Kemudian
diberi juga indikator eksternal. Indikator eksternal memuat :
1. Label gard yaitu tanggal dilakukan proses sterilisasi dan
tanggal kadaluarsa.
2. Warna indikator eksternal. Indikator warna ini akan
berubah warna setelah proses sterilisasi.
3. Nama alat yang digunakan untuk sterilisasi.

AKADEMI FARMASI IKIFA 47


4. Loading atau dilakukan pada proses sterilisasi keberapa
pada hari tersebut yang dilakukan di CSSD.
5. Inisial penanggung jawab petugas yang melakukan proses
sterilisasi.
d. Proses Sterilisasi
Alat-alat yang sudah dikemas dan jumlahnya sudah
cukup untuk satu kali proses sterilisasi maka dilakukan proses
sterilisasi. Proses sterilisasi di RS Islam Jakarta dilakukan
dengan menggunakan autoklaf untuk alat-alat yang tahan
panas dan untuk alat-alat yang tidak tahan panas dilakukan
dengan sterilisasi plasma dan etilen oksida (EO). Alat-alat
yang akan disterilkan dicatat dalam buku ekspedisi yang ada
ditiap alat sterilisasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada
saat tersebut sedang melakukan sterilisasi apa dan alat apa saja
yang sedang disterilkan.
Metode sterilisasi terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :
1. Proses sterilisasi dengan autoklaf
Autoklaf digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang
tahan terhadap panas. Suhu yang digunakan paling tinggi
yaitu 134°C selama 51 menit dan 121°C selama 1 jam.
Suhu 134°C digunakan untuk alat-alat yang benar-benar
tahan terhadap pemanasan suhu tersebut seperti jas
operasi, alat-alat operasi dari besi. Sedangkan untuk
sterilisasi autoklaf dengan suhu 121°C digunakan untuk
sterilisasi alat yang tahan terhadap pemanasan tapi
suhunya harus 121°C seperti cubing, slang suction, cotton
bud.
CSSD RS Islam Jakarta Cempaka Putih
mempunyai 2 alat sterilisasi autoklaf yaitu autoklaf
Getting dan autoklaf Sanamij. Proses sterilisasi kedua alat
tersebut sama, yang membedakan hanya kapasitas alat

AKADEMI FARMASI IKIFA 48


yang dapat disterilkan dan waktu sterilisasi yang
dibutuhkan. Untuk autoklaf Getting hanya dapat memuat
2 rak penampung alat sterilisasi, dan membutuhkan waktu
± 1 jam untuk 1 proses sterilisasi. Sedangkan untuk
autoklaf Sanamij kapasitas tiap kali proses sterilisasi dapat
memuat 3 rak penampung alat sterilisasi, dan waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi juga lebih lama ± 1 jam 10
menit.
Alat yang akan disterilisasi disusun dalam rak,
kemudian dimasukan ke autoklaf. Autoklaf dipanaskan
sampai suhu 134°C atau 121°C disesuaikan dengan alat
yang akan disterilisasi. Kemudian dilakukan sterilisasi
selama 1 jam atau 1 jam 10 menit sesuai dengan alat
autoklaf yang digunakan. Bila selama proses sterilisasi
terdapat kerusakan maka akan muncul keterangan
emergency (warna merah) pada autoklaf dan alarm pada
alat akan berbunyi. Matikan mesin autoklaf dan akan
muncul keterangan problem apa yang terjadi. Proses
sterilisasi dihentikan dulu, alat harus diperbaiki dahulu
dan proses sterilisasi harus di ulang dari awal.
2. Proses sterilisasi dengan Plasma
Proses sterilisasi plasma ini digunakan untuk alat-
alat yang tidak tahan terhadap pemanasan. Alat yang dapat
disterilkan dengan sterilisasi plasma dapat juga disterilkan
dengan EO. Tetapi untuk alat-alat yang dapat disterilkan
dengan EO belum tentu dapat disterilkan dengan plasma.
Pada tahap persiapan suhu alat sterilisasi plasma harus
mencapai 56°C baru proses sterilisasi dapat dilakukan.
Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan plasma
adalah ± 35 menit dan gas yang digunakan adalah H2O2.

AKADEMI FARMASI IKIFA 49


Alat-alat yang akan disterilkan dimasukan ke
mesin sterilisasi plasma, kemudian ditunggu sampai alat
sterilisasi plasma menunjukan suhu 56°C baru proses
sterilisasi dimulai. Kemudian alat di set lama nya proses
sterilisasi berdasarkan jenis alat yang disterilkan. Terdapat
3 program dalam alat plasma yaitu Fast (31 menit),
Standart (52 menit), Advance (61 menit).
3. Proses sterilisasi dengan Etilen Oksida (EO)
Seperti plasma, sterilisasi EO digunakan untuk
alat-alat yang tidak tahan pemanasan. Suhu yang
digunakan 30°C dan lamanya sterilisasi ± 14 jam. Gas
yang digunakan adalah etilen oksida.
Alat yang akan di sterilkan dimasukan ke dalam
plastik EO. Buka segel ampul EO, kemudian masukan ke
dalam plastik EO bersamaan dengan alat yang akan
disterilkan. Masukan indikator biologi dosimeter,
penempatan dosimeter diletakan disudut/tempat yang
diperkirakan paling sulit untuk terkena gas EO. Masukan
slang plastik udara ke dalam plastik EO. Ikat dengan kuat
ujung plastik EO dengan kawat pengikat. Pastikan tidak
terdapat celah atau lubang, untuk menghindari bocornya
gas EO keluar dari kemasan plastik. Hidupkan mesin EO
dengan menekan tombol power berwarna putih. Pada
display akan muncul tulisan “TESTING VENTILATION
SYSTEM”, tunggu hingga tulisan berubah menjadi “OK”
dan kemudian “READY” tekan tombol start berwarna
hijau untuk proses 12 jam dan kuning untuk 24 jam
(umumnya menggunakan proses 12 jam). Tunggu hingga
proses vakum selesai (2 menit), kemudian ampul EO
dipecahkan dengan menekan tombol biru pada ampul.
Tutup rapat mesin EO dan kunci mesin.

AKADEMI FARMASI IKIFA 50


e. Penyimpanan barang steril
Barang yang telah disterilisasi akan disimpan di
ruangan steril yang terletak dibagian belakang ruang
sterilisasi. Persyaratan dari penyimpanan barang steril adalah
dengan tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh menyentuh
lantai langsung. Tempat penyimpanan berupa rak bersusun
yang dilengkapi dengan nama unit perawatan untuk
memudahkan dalam pendistribusian barang steril.
f. Pendistribusian barang steril
Barang steril tersebut kemudian akan diambil oleh
petugas dari masing-masing ruangan seperti ruang operasi
(OK) atau ruang perawatan lain. Pada saat pengambilan barang
steril, petugas harus mengisi buku catatan ekspedisi sebagai
tanda bukti bahwa barang telah diambil oleh pihak ruangan
tersebut.
Pengawasan mutu (Quality Control) yang dilakukan di bagian
sterilisasi meliputi 3 hal yaitu :
a. Ruangan
Pengawasan mutu yang dilakukan di ruangan
melalui kultur ruangan dengan menggunakan uji swab,
terutama untuk daerah penyimpanan. Penyimpangan
koloni pada ruangan dengan penentuan jumlah bakteri.
Bila jumlah bakteri dalam ruangan >5 koloni bakteri maka
dapat dikatakan kondisi ruangan buruk dan bila jumlah
bakteri dalam ruangan < 5 koloni bakteri dapat dikatakan
kondisi ruangan baik.
b. Air
Pengawasan juga dilakukan terhadap mutu air
yang digunakan dalam sterilisasi. Proses pengawasan
dilakukan dengan tes kesadahan. Tujuan tes kesadahan ini
adalah untuk mencegah terjadinya karat pada alat atau

AKADEMI FARMASI IKIFA 51


instrumen. Air yang digunakan melalui filter water
softener yang mengandung resin, untuk mencegah resin
mengalami kejenuhan maka ditambahkan garam hasil
secara berkala. Tes kesadahan terhadap air ini dilakukan
dengan cara mengambil sedikit air lalu ditampung di
tabung reaksi lalu ditambahkan tabel waterhardness. Jika
air berwarna biru maka dikatakan air sesuai dengan
standar tetapi bila air berwarna ungu maka dikatakan
kadarhardness melebihi standar.
c. Penentuan Expired Date
Hasil sterilisasi dilakukan dengan pengujian hasil
sampel yang telah disterilkan untuk diuji di
laboratorium.Tes dilakukan berdasarkan masa simpan.
Contoh: barang steril dengan expired date satu minggu
karena berdasarkan hasil uji ditemukan pada hari ke
delapan terdapat mikroba, maka kita tentukan expired
date selama satu minggu atau tujuh hari. Bila lebih dari
tujuh hari maka harus dilakukan sterilisasi ulang.
Pengawasan mutu terhadap hasil sterilisasi juga dapat
dilakukan melalui indikator pada/masing-masing proses
sterilisasi.

2. Logistik Perbekalan Kesehatan (11)


Bagian ini berada dibawah Manajer Penunjang. Logistik
perbekalan kesehatan bertanggung jawab untuk melakukan
kegiatan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat dan alat
kesehatan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih dilakukan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku.
Bagian logistik perbekalan kesehatan terdapat 1 orang Apoteker
dan 9 orang Asisten Apoteker. Logistik perbekalan kesehatan di RS
Islam Jakarta Cempaka Putih terbagi menjadi tiga bagian, yaitu

AKADEMI FARMASI IKIFA 52


bagian pengadaan, gudang obat khusus melayani permintaan obat
dan gudang alat kesehatan khusus melayani permintaan alat
kesehatan. Jam kerja di logistik gudang obat dibagi menjadi 2 sif,
yaitu pagi (07.00-14.00 WIB) dan sore (14.00-21.00 WIB)
sedangkan logistik gudang alat kesehatan dan bagian pengadaan
hanya terdapat 1 sif yaitu 07.30-16.00 WIB dan dibuka pada senin-
jumat.
Bagian pengadaan obat dan alat kesehatan di RS Islam
Jakarta Cempaka Putih dilaksanakan oleh bagian logistik
perbekalan kesehatan dengan menggunakan sistem inventori,
berdasarkan standar minimal dan maksimal persediaan barang
yang ada sehingga dapat diketahui jumlah barang yang harus
dipesan. Standar minimal stok di logistik perbekalan kesehatan
yaitu 7 hari dan standar maksimum 14 hari. Penentuan standar
minimum dan maksimum berdasarkan data konsumsi pemakaian
bulan sebelumnya. Jadwal pembelian obat dilakukan pada hari
senin dan kamis untuk obat reguler dan hari rabu untuk obat BPJS,
sedangkan pembelian alat kesehatan dilakukan pada hari selasa.
Namun, jika suatu waktu terjadi kekosongan dan sangat
dibutuhkan (cito), obat/alkes tersebut dapat dipesan pada hari itu
juga. Untuk hari jumat dan sabtu gudang meniadakan jadwal
pembelian, kecuali untuk barang-barang cito.
Pembayaran obat dan alat kesehatan dilakukan secara
kredit selama 30 hari setelah tukar faktur. Tukar faktur dilakukan
setelah 1 hari atau maksimal 1 minggu setelah barang diterima.
Daftar kebutuhan obat/ alkes disusun oleh petugas gudang logistik
perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan/kebutuhan depo
farmasi di rumah sakit. Setelah itu, dibuatkan surat pesanan kepada
distributor dengan mencantumkan nama obat, jumlah serta harga.
Pemesanan dilakukan oleh penanggung jawab pengadaan
dengan mengajukan surat pesanan obat yang telah disetujui oleh

AKADEMI FARMASI IKIFA 53


Manajer Penunjang. Penerimaan obat dan alat kesehatan dilakukan
oleh petugas gudang yang disertakan faktur yang terdiri dari 4
rangkap (lembar asli untuk distributor, lembar kedua untuk arsip
akuntansi/pembukuan Rumah Sakit, lembar ketiga untuk arsip
gudang dan lembar keempat untuk arsip bagian pembelian).
Khusus untuk sediaan narkotika, psikotropika dan prekursor
farmasi digunakan surat pemesanan khusus.
Kegiatan yang dilakukan oleh bagian logistik perbekalan
kesehatan antara lain :
a. Perencanaan
Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit sesuai
dengan standar dan ketentuan gudang. Pedoman perencanaan
antara lain berupa DOEN, formularium rumah sakit, standar
terapi rumah sakit, catatan medik, anggaran yang tersedia,
penetapan prioritas, sirkulasi penyakit, sisa persediaan, data
pemakaian periode yang lalu dan rencana pengembangan.
Perencanaan, pengadaan dan perbekalan farmasi berdasarkan
beberapa metode, yakni :
2. Metode konsumsi
Merupakan metode untuk mengetahui jumlah pemakaian
perbekalan farmasi periode waktu tertentu.
3. Metode epidemiologi
Merupakan metode untuk mengetahui suatu epidemiologi
penyakit disekitar lingkungan RS Islam Jakarta Cempaka
Putih pada jangka waktu tertentu, maka obat-obatan yang
berfungsi sebagai kuratif penyakit yang bersangkutan
perlu ditingkatkan jumlah stoknya untu memenuhi
kebutuhan para pasien tersebut.

AKADEMI FARMASI IKIFA 54


b. Pemesanan
Salah satu proses kegiatan memesan obat dan
perbekalan kesehatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan stok obat. Pemesanan terlebih dahulu harus
membuat SP (Surat Pesanan). Cara-cara pemesanan obat dan
perbekalan kesehatan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih
dapat dilakukan via telepon/fax, via internet atau melalui sales
yang datang ke gudang bagian pembelian.
Untuk cara pemesanan obat narkotika, dilakukan
dengan membuat surat pesanan yang telah ditandatangani oleh
Manajer Farmasi dan Sterilisasi RS Islam Jakarta Cempaka
Putih dan surat pesanan tersebut harus langsung diterima oleh
pihak PBF.
c. Penerimaan
Pada saat barang sampai di gudang, pertama kali dicek
kondisi fisik barang, bentuk sediaan, dosis obat,
kesesuaiannya antara faktur dengan surat pesanan obat,
expired date (minimal 2 tahun) dan nomor batch dari
obat/alkes tersebut. Jika tidak sesuai maka barang dapat
dikembalikan. Jika semuanya sudah sesuai maka faktur akan
ditandatangani oleh penerima barang ditulis tanggal dan jam
penerimaan barang. Faktur distempel nomor gudang dan
dibuatkan berita acara penerimaan barang. Berita acara
penerimaan barang dan faktur kemudian diberikan ke bagian
akuntansi untuk dilihat dan dicocokan total pembayaran dan
total tagihannya. Berita acara penerimaan barang terdiri dari 2
rangkap, yaitu 1 lembar untuk bagian akuntansi yang disertai
faktur dan 1 lembar lagi untuk arsip gudang. Untuk
barang/alkes yang memiliki ED kurang dari 2 tahun maka
akan dikembalikan, kecuali untuk obat/alkes yang cito dan itu
juga harus dikonfirmasikan pada depo pelayanan farmasi

AKADEMI FARMASI IKIFA 55


terkait. Barang yang sudah masuk kemudian dicatat dalam
kartu stok gudang.
d. Penyimpanan
Penyimpanan obat dan alat kesehatan di gudang
berdasarkan bentuk sediaan dan diurut sesuai dengan abjad
serta memperhatikan FIFO dan FEFO. Setiap barang yang
masuk maupun keluar dicatat pada kartu stok. Penyimpanan
narkotika, psikotropika, dan prekursor disimpan di dalam
lemari terpisah dari sediaan lainnya. High Alert Medicine
(HAM) diberi stiker berwarna merah, obat LASA (Look Alike
Sound Alike) diberi stiker berwarna kuning dan tidak boleh
didekatkan satu sama lain, harus diberi jarak minimal 1 box.
Untuk jenis obat-obatan yang membutuhkan
penyimpanan pada suhu tertentu seperti vaksin dan obat
kemoterapi disimpan dalam lemari pendingin khusus yang
suhunya telah disesuaikan. Apabila persediaan barang
mencapai jumlah standar obat minimal berdasarkan data bulan
lalu, maka bagian gudang membuat daftar permintaan
pembelian. Kegiatan stok opname digudang dilakukan setiap
3 bulan sekali.
e. Distribusi obat dan perbekalan kesehatan
Distribusi dilakukan oleh gudang logistik perbekalan
kesehatan kepada setiap unit pelayanan yaitu meliputi :
Farmasi I, Farmasi Raudhah, Pelayanan Unit, Depo OK, Depo
Rawat inap, Depo ICU, Depo IGD, Depo Kemoterapi dan
Sterilisasi Sentral. Setiap ada permintaan barang ke gudang
dari depo farmasi, maka harus mengisi formulir pengeluaran
barang.
f. Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan Monitoring dilakukan terhadap obat dan
perbekalan kesehatan yang ada di RS Islam Jakarta Cempaka

AKADEMI FARMASI IKIFA 56


Putih dan evaluasi rekanan (supplier). Pada evaluasi rekanan,
hal yang harus dievaluasi adalah kelengkapan dokumen
(faktur, surat jalan) spesifikasi (kesesuaian barang),
pengiriman barang, cara penanganan komplain (after sales
service), keramahan, cara pengiriman barang (harus sesuai
perlakuan terhadap obat dan alkes), info obat kosong, dan
teknik pembayarannya.
Untuk evaluasi obat dan perbekalan kesehatan,
evaluasi yang dilakukan adalah masa kadaluarsa obat,
kualitas, dan pergerakan obat (fast moving, moderate moving,
slow moving). Evaluasi dan monitoring obat dan perbekalan
kesehatan dilakukan oleh penanggung jawab/koordinator dari
gudang, administrasi dan pengawasan, terhadap kesesuaian
sistem inventori gudang (setiap 3 bulan atau 6 bulan) dan
dilaporkan ke Manajer Penunjang.
3. Kesehatan Lingkungan (Kesling) (11)
Kesehatan Lingkungan (Kesling) berada dibawah
pimpinan Manajer Penunjang mempunyai tugas membantu
Direktur Penunjang, dengan fungsi utama mengelola dan
mengembangkan fungsi penunjang yang meliputi pemeliharaan
peralatan, bangunan dan kesehatan lingkungan rumah sakit.
Kesehatan Lingkungan bertugas mengelola kegiatan
pemeliharaan kesehatan rumah sakit.
Bagian ini mempunyai dua koordinator pelaksana, yaitu :
a. Pemeliharaan kebersihan, taman dan lingkungan, meliputi
: kebersihan, kebisingan, pencahayaan, udara (indoor
maupun outdoor), sterilisasi dan disinfeksi, serangga dan
binatang pengganggu serta pertanaman.
b. Pengelolaan limbah dan sanitasi air bersih, meliputi : air
yang berasal dari sumur artesis dan PAM, dan limbah
(padat cair,dan gas).

AKADEMI FARMASI IKIFA 57


Pengolahan limbah di bedakan menjadi :
1. Pengelolaan Limbah Cair
a) Septictank, berjumlah 48 buah, digunakan untuk sarana
pembuangan limbah yang berasal dari WC
b) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan sistem
cascadeaerasi yang mempunyai kapasitas 600 m3/hari.
IPAL mengolah limbah yang berasal dari semua unit
yang terdapat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Setelah limbah diproses dan aman bagi lingkungan
kemudian diteruskan ke drainase jalan raya dan
selanjutnya bermuara di Kali Sunter. Sebagian air
limbah juga dipergunakan untuk menyiram tanaman dan
mengisi kolam yang berada di taman dekat poliklinik RS
Islam Jakarta.
2. Pengelolaan Limbah Padat/Sampah
Limbah/sampah padat merupakan sisa atau buangan dari
segala aktivitas yang ada di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Sampah padat terbagi menjadi :
a) Sampah non medis, contoh: kertas, kardus, plastik,
botol/gelas, plastik, kotak minuman/makanan dan
sampah got atau lumpur
b) Sampah medis, contoh: sampah infeksius, sampah
patologi dan sampah jaringan tubuh
c) Sampah kemoterapi
d) Sampah B3; baik medis maupun non medis
Sampah-sampah tersebut dibedakan dengan
menggunakan kantong plastik yang berbeda warna, yaitu
warna hitam untuk sampah non medis, warna kuning untuk
sampah medis dan warna ungu untuk sampah kemoterapi,
dengan keterangan yang jelas mengenai jenis sampah
tersebut.

AKADEMI FARMASI IKIFA 58


Pengumpulan sampah dilakukan pada titik
pengumpulan di setiap zona yang telah ditentukan untuk
dibawa ke tempat penampungan sampah sementara dan
selanjutnya diangkut ke pembuangan akhir di tempat
pembuangan akhir sampah di Bantar Gebang untuk sampah
non medis, sedangkan sampah medis dibuang melalui
bantuan pihak ketiga yakni PT.Wastek International yang
memiliki tempat tertentu untuk melakukan pembakaran
dengan alat insinerator.
Saat ini RS Islam Jakarta Cempaka Putih belum
memiliki insinerator sendiri, karena untuk pengadaan
insinerator diperlukan persyaratan yang ketat terutama
mengenai emisi hasil pembakaran.
Sarana yang tersedia untuk pengolahan limbah padat
atau sampah ini adalah :
a) Tempat penampungan sampah (volume 49,68 m3);
b) Truk sampah (volume 7 m3);
c) Gerobak sampah (volume 0,45 m3);
d) Tempat sampah :
1) Di koridor utama (volume 0,11 m3) sebanyak 63
buah
2) Di ruang perawatan (volume 0,002 m3)

2.4. Hal-Hal yang Didapat tentang Rs Islam Jakarta Cempaka Putih


Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) di RS Islam Jakarta
Cempaka Putih dilaksanakan pada bulan Juni 2020. Praktik ini dimaksudkan
agar calon Ahli Madya Farmasi memiliki pengalaman, pengetahuan,
keterampilan dalam menghadapi dunia kerja serta siap dan mampu terjun ke
masyarakat guna memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.

AKADEMI FARMASI IKIFA 59


Selama PKL, kami mempelajari bagaimana kebijakan pelayanan
farmasi dan pelayanan sterilisasi. Untuk pelayanan farmasi terdapat beberapa
hal yang kami pelajari, diantaranya mengenai bagian farmasi yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengadaan obat, penyimpanan obat,
beberapa hal mengenai peresepan, alur pelayanan resep, serta alur
pemusnahan/ penarikan obat, perbekalan kesehatan dan bahan obat habis
pakai yang kadaluarsa ataupun rusak. Sedangkan untuk pelayanan sterilisasi
kami mempelajari tentang apa saja mengenai tugas pelayanan sterilisasi,
metode dan waktu sterilisasinya serta cara memonitorin dan pengawasan
mutu terhadap hasil sterilisasi yang telah dilakukan.
Selama PKL juga mengerjakan tugas khusus yang diberikan oleh
pembimbing lapangan. Tugas yang diberikan meliputi analisa resep baik itu
kelengkapan/ skrining resep (administrasi, farmasetik, klinik), penjelasan
obat (kandungan, dosis, indikasi, kontraindikasi, efek samping, aturan pakai
dan HNA), perhitungan bahan, dan perhitungan harga resep (setelah ditambah
PPN dan Mark Up).

AKADEMI FARMASI IKIFA 60


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan (11)

Perencanaan dibuat oleh tim logistik perbekalan kesehatan


berkoordinasi dengan bagian farmasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Dalam
melakukan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan, digunakan metode
konsumsi dan dilakukan pembuatan safety stock, didalam sistem komputerisasi
sudah tercantum stok minimal dan maksimal untuk masing-masing item obat.
Jika item obat jumlahnya ada di bawah stok minimal, sistem otomatis langsung
memunculkan dalam bagian item obat yang harus dibeli.
Standar minimal stok di logistik perbekalan kesehatan yaitu 7 hari
dan standar maksimum 14 hari. Penentuan standar minimum dan maksimum
berdasarkan data konsumsi pemakaian bulan sebelumnya

3.2 Pengadaan (11)

a. Pembelian
Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai (BMHP) di RS Islam Jakarta Cempaka Putih dilakukan oleh bagian
logistik yang ada dibawah pimpinan Manajer Penunjang. Untuk obat-obat
kasus tertentu diperoleh dari institusi terkait dengan persyaratan yang telah
ditentukan, seperti vaksin, obat TB, obat ARV dan obat malaria. Pembelian
dilakukan oleh bagian logistik tiap minggunya. Jadwal pembelian obat
dilakukan pada hari senin dan kamis untuk obat reguler dan hari rabu untuk
obat BPJS, sedangkan pembelian alat kesehatan dilakukan pada hari selasa.
Namun, jika suatu waktu terjadi kekosongan dan sangat dibutuhkan (cito),
obat/alkes tersebut dapat dipesan pada hari itu juga. Untuk hari jumat dan
sabtu gudang meniadakan jadwal pembelian, kecuali untuk barang-barang
cito.

AKADEMI FARMASI IKIFA 61


Pembelian dilakukan berdasarkan pada jumlah pemakaian mingguan
di farmasi. Untuk pembelian barang BPJS dilakukan berdasarkan e-catalog
tetapi cara pembeliannya tidak masuk ke sistem e-catalog (pembelian secara
manual). Pembelian barang reguler dilakukan via email ke BPF. Untuk
pembelian barang inhealht dilakukan dengan cara masuk ke sistem inhealth
yaitu https ://simo.inhealt.co.id.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah mutu
barang yang baik, legalitas distributor dan lead time yang sedikit. RS Islam
Jakarta Cempaka Putih dalam melakukan pembelian juga memperhatikan
sistem Standarisasi Harga Obat Rumah Sakit, harga ini diperoleh
berdasarkan tender di rumah sakit oleh central purchasing rumah sakit.
b. Produksi Sediaan Farmasi
Instalasi farmasi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dapat
memproduksi sediaan tertentu apabila sediaan farmasi tidak ada di pasaran
atau sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri. Kegiatan produksi
yang dilakukan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih meliputi :
1. Produksi Non Steril, meliputi pengemasan kembali (re-packing) CaCO3
dan Povidone Iodine serta pembuatan handrubs dan Perhydrol 3%.
2. Produksi Steril yang dilakukan oleh unit sterilisasi sentral, meliputi
pembuatan kasa steril berbagai ukuran untuk kebutuhan kamar operasi,
lidi wotten, handscoon steril dan steril tulle (kasa yang berisi vaselin
tanpa obat, digunakan pada pasien luka bakar).

3.3 Penerimaan (11)

Merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,


jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik. Distributor mengirimkan
barang yang telah dipesan kemudian barang diterima oleh petugas gudang
farmasi dan dilakukan pemeriksaan barang berdasarkan kesesuaian barang yang
diterima dengan yang dipesan yakni dengan cara mengecek jumlah barang,

AKADEMI FARMASI IKIFA 62


bentuk sediaan barang, no batch, tanggal expired date (ED) minimal 2 tahun
pada faktur. Periode pemesanan juga diperhatikan (waktu pemesanan sudah
lama/baru), kualitas barang, harga, kelengkapan dokumen pengiriman barang.
Faktur penerimaan barang ditandatangani dan distempel oleh petugas gudang,
ditulis tanggal dan jam penerimaan barang. Faktur diberi nomor penerimaan
gudang dan dibuatkan berita acara penerimaan barang oleh petugas gudang.
Faktur ini akan diberikan ke bagian akuntasi untuk dicocokkan antara total
pembayaran dengan tagihan dari PBF.
Barang yang sudah dicek dan diterima kemudian dicatat kedalam
buku penerimaan barang dan faktur dipisahkan sesuai dengan distributornya
masing-masing, hal ini bertujuan untuk keperluan administrasi apabila ada
kesalahan atau suatu saat akan melakukan retur barang petugas tidak kesulitan
dalam mencari darimana obat tersebut dibeli. Faktur barang datang kemudian
dientri ke dalam komputer dengan sistem yang sudah tersedia untuk pemberian
harga dan mempermudah dalam melakukan stok obat.

3.4 Penyimpanan (11)

Tahapan penyimpanan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih yaitu setelah


barang diterima, maka dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan
pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
persyaratan kefarmasian.
Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas
dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Metode
penyimpanan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan jenis sediaan farmasi,
sifat bahan, ketahanan terhadap cahaya, dan disusun secara alfabetis dengan
menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out
(FIFO). Di setiap item obat dilengkapi dengan kartu stok obat. Kartu stok obat
berguna untuk memudahkan dalam monitoring pemasukan dan pengeluaran obat
tersebut.

AKADEMI FARMASI IKIFA 63


Gudang logistik obat memberikan suatu tanda pada obat obat tertentu
High Alert Medication. High Alert Medication adalah obat-obatan yang
menyebabkan resiko tinggi memperburuk pasien ketika terjadi kesalahan
pemberian dalam pengobatan.
Obat-obatan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam
penanganan pada pasien. Manajemen yang benar sangat diperlukan agar
terwujudnya patient safety, oleh karena itu obat-obat yang termasuk dalam
kategori High Alert Medication sebaiknya diberikan pelabelan dan penandaan
yang jelas agar meminimalisir kesalahan baik pengambilan obat, maupun
meningkatkan kewaspadaan terhadap pemberian obat-obat tersebut.
Kelompok obat High Alert diantaranya yaitu :
a. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
b. Elektrolit konsentrasi tinggi, misalnya Dextrosa 40%, MgSO4 40%, KCl,
Meylon.
c. Obat Cytotoxic (kemoterapi)
d. Insulin

3.5 Distribusi (11)

RS Islam Jakarta Cempaka Putih menentukan sistem distribusi yang


dapat menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan BMHP di unit pelayanan dengan sistem distribusi
desentralisasi. Pelayanan farmasi mempunyai cabang di dekat unit
pelayanan/ruang rawat yang disebut depo/satelit farmasi. Di RS Islam Jakarta
Cempaka Putih terdapat 8 depo farmasi yaitu depo farmasi I, depo farmasi rawat
inap, depo farmasi Raudhah, depo OK, depo ICU, depo IGD, depo kemoterapi
dan Pelayanan Unit (melayani permintaan alat kesehatan dan infusan untuk
ruangan perawatan dan klinik).
Pengeluaran barang dengan sistem FIFO (First In First Out) dengan
dasar pertimbangan waktu kadaluarsa. Barang yang datang terakhir tetapi waktu
kadaluarsa sudah dekat maka tetap harus dikeluarkan lebih dulu (FEFO/First

AKADEMI FARMASI IKIFA 64


Expired First Out). Depo-depo farmasi melakukan permintaan obat dan
perbekalan kesehatan ke gudang obat dan alat kesehatan. Tiap-tiap depo bila
akan melakukan permintaan ke gudang obat dan alat kesehatan akan menulis
atau mengisi form permintaan gudang melalui sistem karena disini semua sudah
menggunakan sistem komputerisasi. Petugas gudang tiap harinya harus
mengecek di form permintaan obat dan alkes dari depo. Petugas gudang akan
menginput form permintaan dari tiap-tiap depo, kemudian di cetak serta
disiapkan obat dan alkesnya. Jika sudah siap maka petugas depo akan
mengambil barang yang diminta tersebut ke gudang.
Unit pelayanan klinik dan ruangan perawatan, permintaan alat
kesehatan dilakukan ke pelayanan unit. Sistemnya sama seperti permintaan
barang ke gudang, klinik atau ruangan mengisi lembar permintaan di sistem,
kemudian petugas unit akan mengecek setiap harinya permintaan-permintaan
dari klinik atau ruangan, lalu mencetak form permintaan tersebut dan
menyiapkannya.
Untuk pelayanan pasien rawat inap, sudah dilaksanakan sistem
UDD (Unit Dose Dispensing) yaitu sistem distribusi obat kepada pasien rawat
inap disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk pemakaian selama
24 jam. Sistem UDD ini sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap karena
dengan sistem ini dapat meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat ke
pasien. Sedangkan untuk pelayanan rawat jalan pelayanan obat ke pasien
berdasarkan sistem individual prescribing (pemesanan obat secara individual).
Petugas farmasi melayani permintaan obat dari dokter agar diserahkan ke pasien
berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter dan dibawa oleh pasien ke ruang
farmasi.

3.6 Pemusnahan dan Penarikan (11)

Pemusnahan di RS Islam Jakarta dilakukan untuk obat yang telah


kadaluarsa, rusak dan mutu tidak memenuhi standar. Obat yang akan
dimusnahkan dikumpulkan dalam satu tempat, dibuat daftar obat kadaluarsa
direkap jumlah obat dan nominal dari obat kadaluarsa tersebut. Pemusnahan

AKADEMI FARMASI IKIFA 65


dilakukan pada periode-periode tertentu biasanya 3 tahun sekali, dan dilakukan
oleh pihak ke tiga.
Pemusnahan arsip dan resep dilakukan 5 tahun sekali disaksikan oleh
bagian pelayanan umum dan perkantoran, bagian kesehatan lingkungan, serta
bagian farmasi. Untuk pemusnahan narkotika dan psikotropika, pemusnahan
dilakukan oleh pihak ketiga yaitu PT. Wastek Internasional disaksikan oleh
Apoteker dari rumah sakit dan BPOM.
Dalam melakukan pemusnahan, RS Islam Jakarta Cempaka Putih
membuat berita acara yang berfungsi sebagai bukti bahwa obat telah
dimusnahkan (Lampiran 22). Alur pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan
yaitu :
a. Instalasi Farmasi mengumpulkan bukti fisik obat dan perbekalan kesehatan
yang rusak atau kadaluarsa yang akan dimusnahkan.
b. Membentuk panitia pemusnahan dan mengundang Dinas Kesehatan Dati
II/Kodya, petugas BPOM untuk menyaksikan pemusnahan tersebut serta
dihadiri oleh Manajer Farmasi.
c. Membuat berita acara 3 (tiga) rangkap yang berisi tentang :
1. Hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan
2. Nama Manajer Farmasi
3. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi selain dari pihak
Instalasi Farmasi
4. Nama dan jumlah obat yang dimusnahkan
5. Cara pemusnahan
6. Tanda tangan Manajer Farmasi
d. Mengirim berita acara pemusnahan dikirim kepada beberapa lembaga,
yaitu:
1. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
2. Dinas Kesehatan Dati II/Kodya/Provinsi
3. Arsip

AKADEMI FARMASI IKIFA 66


3.7 Pengendalian (11)

RS Islam Jakarta Cempaka Putih melakukan sistem pengendalian


dengan cara melakukan stok opname secara rutin dan berkala di tiap depo
farmasi ataupun gudang farmasi, penggunaan kartu stok obat untuk tiap item
obat, melakukan sistem inventori (mendata obat-obat yang hampir ED,
kemudian menginformasikan ke dokter agar dapat digunakan dalam peresepan
sehingga dapat mengurangi jumlah obat kadaluarsa). Pengendalian juga
dilakukan dalam pelayanan resep obat yaitu dengan adanya pengendalian
terhadap waktu tunggu pasien dalam menerima obat, terdapatnya standar
pelayanan minimal untuk pelayanan resep racikan selama 45 menit, resep non
racikan 30 menit.

3.8 Pencatatan dan Pelaporan (11)

Kegiatan administrasi yang dilakukan di RS Islam Jakarta Cempaka


Putih yaitu kegiatan pencatatan dan pelaporan. Kegiatan ini dilakukan evaluasi
dengan memonitor semua kegiatan di gudang farmasi. Pencatatan dan pelaporan
dapat memberikan data mengenai jumlah, jenis stok, pengeluaran, dan seluruh
rangkaian kegiatan proses perpindahan barang. Pencatatan yang dilakukan
meliputi pencatatan penerimaan, pengeluaran, persediaan serta barang yang
telah kadaluarsa atau rusak.
Pelaporan jumlah stok obat narkotik dan psikotropik dilakukan
setiap bulan. Sistem komputerisasi memudahkan proses pencatatan dan
pengendalian barang-barang di gudang dan di depo-depo farmasi. Pelaporan
obat narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan maksimal tanggal 10
bulan berjalan dengan menggunakan program SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika) melalui http://sipnap.binfar.depkes.go.id. Dalam
laporan penggunaan narkotika dan psikotropika tersebut diuraikan mengenai
nama obat,stok awal maupun akhir, serta pembelian/pemasukan dan
penjualan/pengeluaran narkotika dan/atau psikotropika yang ada dalam
tanggung jawabnya

AKADEMI FARMASI IKIFA 67


BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, selain


sebagai salah satu syarat kelulusan dari Akademi Farmasi IKIFA, penulis juga
merasakan berbagai manfaat dan pengalaman yang berharga diantaranya yaitu,
kemampuan kerja terutama dalam bidang kefarmasian, motivasi kerja, inisiatif,
kreativitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja, serta produktivitas kerja.
Penulis juga dapat menyimpulkan beberapa hal yang didapat selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan RS Islam Jakarta Cempaka Putih :
1. RS Islam Jakarta Cempaka Putih termasuk Rumah Sakit Umum tipe B
pendidikan yang telah terakreditasi SNARS edisi I dengan predikat
PARIPURNA.
2. Memiliki 8 unit Pelayanan Farmasi yang masing masing memiliki tugas
yang berbeda.
3. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan dilakukan di bagian Logistik
Perbekalan Kesehatan menggunakan sistem satu pintu.
4. Pembelian dilakukan berdasarkan pada jumlah pemakaian mingguan di
farmasi. Untuk pembelian barang BPJS dilakukan berdasarkan e-catalog
tetapi cara pembeliannya tidak masuk ke sistem e-catalog (pembelian secara
manual).
5. Sistem penyimpanan perbekalan kesehatan disesuaikan dengan bentuk
sediaan dan kondisi penyimpangan kemudian dikelompokkan berdasarkan
alfabetis. Khusus untuk obat narkotika dan psikotropika, disimpan di lemari
terpisah dari obat-obat lainnya dan terkunci ganda. Pengeluaran barang
menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In
First Out).
6. Distribusi obat untuk pasien rawat jalan menggunakan sistem individual
prescribing. Sedangkan pada pasien rawat inap, distribusi obat
menggunakan sistem floor stock dan unit dose dispensing (UDD).

AKADEMI FARMASI IKIFA 68


7. Unit produksi RS Islam Jakarta Cempaka Putih melakukan produksi dan
pengemasan kembali (repacking).
8. Unit sterilisasi melakukan kegiatan produksi serta kegiatan sterilisasi bahan
yang diperlukan untuk unit yang membutuhkan.
9. Pemusnahan narkotika dan psikotropika dilakukan oleh pihak ketiga yaitu
PT. Wastek Internasional disaksikan oleh Apoteker dari rumah sakit dan
BPOM.
10. Pelaporan jumlah stok obat narkotik dan psikotropik dilakukan setiap bulan
maksimal tanggal 10 menggunakan sistem komputerisasi, berjalan dengan
menggunakan program SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika).

4.2 Saran

AKADEMI FARMASI IKIFA 69


DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang No.39 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Peraturan Pemerintah No.47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Permenkes RI nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
4. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Permenkes RI nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.77 tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
7. Siregar Charles JP. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan.
Jakarta: EGC; 2004.
8. Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan.
9. Depkes RI. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile
Departement/CSSD) di Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik; 2009.
10. https://www.rsi.co.id/. Diakses tanggal 22 Juni 2020.
11. Buku Pedoman & Struktur Organisasi RSIJ Cempaka Putih.

AKADEMI FARMASI IKIFA 70


LAMPIRAN

AKADEMI FARMASI IKIFA 71


Lampiran 1 : Struktur Organisasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih

Keterangan :
1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
3. Komite Etik RS
4. Komite Etik Penelitian
5. Komite Pendidikan
6. Komite Mutu &Manajemen Resiko
7. Komite Promosi Kesehatan
8. Komite Pencegahan & Pengendalian Infeksi

AKADEMI FARMASI IKIFA 72


Lampiran 2 : Struktur Organisasi Bagian Farmasi

AKADEMI FARMASI IKIFA 73


Lampiran 3 : Contoh resep

AKADEMI FARMASI IKIFA 74


Lampiran 4 : Contoh resep elektronik

AKADEMI FARMASI IKIFA 75


Lampiran 5 : Etiket dan Label

Keterangan :
Etiket putih untuk obat oral dan etiket biru untuk topikal.
Label LASA, Higt alert, dan obat kemoterapi.
Label berwarna hijau menandakan obatdiminum sebelum makan, label berwarna
orange menandakan obat harus dihabiskan, label berwarna biru menandakan obat
dikunyah terlebih dahulu.

Plastik bening untuk tempat obat UDD beserta wakttu minum obat (Pagi, Siang,
Sore, Malam).

AKADEMI FARMASI IKIFA 76


Lampiran 6 : Kartu kontrol obat ARV

AKADEMI FARMASI IKIFA 77


Lampiran 7 : Form data pasien rawat inap (UDD)

AKADEMI FARMASI IKIFA 78


Lampiran 8 : Lembar kartu stok sediaan farmasi

Keterangan :
Merah : Untuk sediaan tablet
Biru : Alat suntik dan infus
Hijau : Sediaan sirup atau drop
Kuning : Sediaan salep atau krim

AKADEMI FARMASI IKIFA 79


Lampiran 9 : Permintaan obat dan alkes depo IGD/MINA

AKADEMI FARMASI IKIFA 80


Lampiran 10 : Form permintaan obat dan alkes depo OK (paket)

AKADEMI FARMASI IKIFA 81


Lampiran 11 : Form permintaan obat dan alkes depo OK (perawat)

AKADEMI FARMASI IKIFA 82


Lampiran 12 : Form rekonstitusi obat kanker

AKADEMI FARMASI IKIFA 83


Lampiran 13 : Denah logistik obat dan perbekkes

AKADEMI FARMASI IKIFA 84


Lampiran 14 : Faktur Pembelian

AKADEMI FARMASI IKIFA 85


Lampiran 15 : Surat pesanan pembelian

AKADEMI FARMASI IKIFA 86


Lampiran 16 : Berita acara penerimaan barang

AKADEMI FARMASI IKIFA 87


Lampiran 17 : Surat Pesanan Narkotika

AKADEMI FARMASI IKIFA 88


Lampiran 18 : Surat Pesanan Psikotropika

AKADEMI FARMASI IKIFA 89


Lampiran 19 : Surat Pesanan Prekusor Farmasi

AKADEMI FARMASI IKIFA 90


Lampiran 20 : Rekapitulasi laporan narkotika

AKADEMI FARMASI IKIFA 91


Lampiran 21 : Rekapitulasi laporan psikotropika

AKADEMI FARMASI IKIFA 92


Lampiran 22 : Berita Acara Pemusnahan Obat Rusak dan Kadaluarsa

AKADEMI FARMASI IKIFA 93


Lampiran 23 : Alur IPAL Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

AKADEMI FARMASI IKIFA 94

Anda mungkin juga menyukai