Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4)

Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017


ISBN: 978-602-70570-5-0
http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

Penerapan Hybrid Control sebagai Kendali pada High Ratio


Boost Converter

Andi M. Nur Putra*, Rahmat Rizki A. Putra, Fauzan Ismail, Asnal Effendi
Institut Teknologi Padang
Jl. Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang, Indonesia
*Korespondensi dialamatkan melalui email andimnurputra@itp.ac.id

Abstrak
Pembangunan sumber pembangkit listrik yang bersumber dari EBT terus meningkat. Namun rendahnya voltase
keluaran pembangkit EBT seperti PV merupakan kendala saat harus dihubungkan secara langsung dengan sistem
jala-jala. Penggunaan konverter daya merupakan langkah sederhana dibandingkan dengan menghubung sel PV
secara paralel dalam jumlah yang sangat besar. High ratio boost converter merupakan konverter daya yang
aplikasinya banyak dipakai untuk menaikkan voltase keluaran sel PV. Konverter ini bekerja dengan membagi
beban kerja komponen saklar ke setiap saklar yang terdapat pada rangkaian konverter sehingga tidak perlu bekerja
pada kondisi duty cycle yang sangat ekstrim. Untuk mengendalikan proses penyaklaran diterapkan hybrid control
yang merupakan kendali non linier. Kendali ini dapat mengoptimalkan keluaran konverter dengan meminimalkan
riak dan menurunkan frekuensi penyaklaran. Untuk melihat kinerja hybrid kontrol dalam mengendalikan proses
penyaklaran pada high ratio boost konverter dilakukan simulasi pada perangkat lunak PSIM. Verifikasi dilakukan
dengan mengubah ukuran boundary untuk melihat perubahan yang terjadi pada keluaran konverter. Dari hasil yang
disertakan menunjukkan bahwa hybrid control bekerja dengan baik dimana diperoleh keluaran konverter yang
diinginkan dengan riak yang sebesar 2,8% pada frekuensi penyekalran 8 kHz. hasil ini juga menujukkan bahwa
meungkinkan untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap topologi konverter dengan pendekatan hybrid
control sebagai kendali proses penyaklarannya.

Kata kunci: Hybrid control, high ratio, boost converter, PV systems.

1. Pendahuluan dalam kondisi ekstrim ketika dituntut untuk


Saat ini, pembangunan pembangkit listrik memberikan keluaran dengan rasio yang tinggi.
yang bersumber dari energi baru dan terbarukan Akibatnya dapat menurunkan efisiensi keluaran
(EBT) terus meningkat, dimana sekitar 25% dan menurunkan umur komponen saklar. Untuk
atau 8800 MW dari 35 ribu MW rencana alasan itu, dalam [2–6] telah dikembangkan
pembangunan yang ditargetkan pemerintah topologi boost converter yang dapat
Indonesia diupayakan dari EBT terutama energi menghasilkan keluaran dengan rasio yang
surya (PV) [1]. Namun, voltase keluaran yang tinggi tanpa menyebabkan saklar harus bekerja
dapat dihasilkan oleh PV masih rendah dengan kondisi yang ekstrim. kondisi ini
sehingga dalam aplikasinya dibutuhkan jumlah diibaratkan seperti dua buah konverter yang
sel yang banyak untuk memperoleh voltase terpisah bekerja bersamaan sehingga beban
keluaran yang tinggi agar bisa dihubungkan ke penyaklaran dibagi kepada masing-masing
sistem jala-jala. Cara lain untuk menaikkan konverter [7]. Konverter ini tidak hanya
voltase keluaran PV adalah penggunaan dikembangkan untuk aplikasi PV namun juga
konverter daya tipe boost [2]. pada aplikasi fuel cell [8–9].
Pada boost converter voltase keluaran yang Pemilihan tipe kontrol menjadi sangat
lebih besar dibandingkan masukan diperoleh penting dalam pengoperasian high ratio boost
dengan mengendalikan duty cycle (D) converter agar diperoleh keluaran yang
komponen saklar selama berlangsungnya diinginkan. Hybrid control merupakan salah
proses penyaklaran. Dengan mengubah-ubah satu jenis predictive control yang saat ini mulai
besaran D maka akan diperoleh keluaran yang banyak dikembangkan. Kontrol ini merupakan
bervariasi. Penggunaan boost converter kontrol non linier yang bekerja sesuai prinsip
konvensional menjadi tidak efektif pada penyaklaran dan mempunyai kelebihan seperti
aplikasi PV karena rasio keluaran yang terbatas tidak memerlukan rumusan matematika yang
menyebabkan komponen saklar harus bekerja sulit, tidak terpengaruh oleh perubahan
© 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.291-295
292 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

frekuensi, dan riak yang dihasilkan jauh lebih


D1 S2
kecil [10]. Selain itu, kontrol ini dapat L

memberikan keluaran yang optimal saat


digunakan sebagai kendali pada boost Vin
C Vo R_beban

converter [11].
Dalam makalah ini, hybrid control S1 D2

diaplikasikan sebagai kendali pada high ratio


boost converter. Kontrol dioperasikan dengan
Gambar 1. Diagram high ratio boost converter
meminimalkan riak pada keluaran dan
menurunkan frekuensi penyaklaran. Untuk
meminimalkan riak pada keluaran, kontrol
q1 q3
melakukan proses penyaklaran dengan selalu ẋ(t) – f1(x(t)) ẋ(t) – f3(x(t)) σϵΣ
memilih state yang arah vektornya paling dekat ẋ ϵ i1 σ ϵ σ1
σ ϵ σ3
ẋ ϵ i3

ke titik referensi. Sedangkan untuk menurunkan σ ϵ σ1


σ ϵ σ2
σ ϵ σ2
σ ϵ σ3
frekuensi penyaklaran, kontrol hanya q2

ẋ(t) – f2(x(t))
melakukan proses penyaklaran ketika state ẋ ϵ i2 q1 q3

yang dipilih mempunyai arah vektor menjauh σ-σ1 x ϵ G13 σ - σ3


x ϵ G31
dari titk referensi dan keluar dari batas aman x ϵ G21 x ϵ G23
x ϵ G12 x ϵ G32
yang ditetapkan. Sebagai validasi kinerja xϵX q2

kontrol, hasil simulasi disertakan pada bagian σ-σ2

akhir makalah ini.


Gambar 2. Model hibrida high ratio boost converter
2. Automasi Hibrida L
L
Hybrid control bekerja berdasarkan interaksi
antara dinamika kontinu dan state diskrit yang
Vin S1
S1 C
C Vo R_beban
R_beban
terdapat pada boost converter. Rangkaian Vin Vo

konverter menghasilkan dinamika kontinu (arus


dan voltase) dari komponen pasifnya seperti D2
D2
(a)
induktor dan kapasitor pada setiap state diskrit (a)

L
(konfigurasi ON/OFF) komponen saklarnya. L D1
D1

Model hibrida high ratio boost converter


diperoleh dengan menurunkan persamaan state Vin
Vin
S2
S2 C Vo R_beban
C Vo R_beban
space untuk setiap mode kerjanya seperti
dijelaskan pada bagian selanjutnya.
(b)
(b)
L D1
A. Model Hibrida Boost Converter L D1

Model topologi konverter yang telah


diperkenalkan oleh [12] seperti ditunjukkan Vin
Vin
C Vo R_beban
C Vo R_beban
pada gambar 1 akan dikendalikan dengan
hybrid control. Konverter tersebut bekerja
secara komplementer antara S1 dengan D1 dan D2
D2 (c)
(c)
S2 dengan D2. Pada konverter terdapat
kumpulan state diskrit yakni q1 (S1 ON; S2 OFF),
Gambar 3. Rangkaian ekivalen
q2 (S1 OFF; S2 ON), q3 (S1 OFF; S2 OFF), dan
q4 (S1 ON; S2 ON). Dalam hal ini, konverter 𝑑𝑖𝐿 𝑉𝑖 𝑑𝑣𝐶 𝑉𝑜
dioperasikan sebagai penaik voltase sehingga = ; =− (1)
𝑑𝑡 𝐿 𝑑𝑡 𝑅
q4 merupakan state yang tidak mungkin terjadi Pada mode kerja q3 yakni ketika kedua
pada konverter. Dengan demikian konverter saklar dalam keadaan OFF terjadi penyaluran
mempunyai tiga himpunan state diskrit 𝑄 = enerbi ke beban dimana arus mengalir melalui
{𝑞1 , 𝑞2 , 𝑞3 } dengan transisi E = {(q1,q2), (q1,q3), D1 dan D2 seperti terlihat pada gambar 3c.
(q2,q1), (q2,q3), (q3,q1), dan (q3,q2)} seperti Kondisi ini memberikan
ditunjukkan pada gambar 2. 𝑑𝑖𝐿 𝑉𝑖 − 𝑉𝑜 𝑑𝑣𝐶 𝑖𝐿 𝑉𝑜
Saat konverter berada pada mode kerja q1 = ; = − (2)
𝑑𝑡 𝐿 𝑑𝑡 𝐶 𝑅𝐶
arus akan mengalir melalui S 1 dan D2, Dari persamaan (1) dan (2), maka besarnya
sebaliknya mode kerja q2 arus mengalir melalui medan vektor lipschitz dari setiap state diskrit
D1 dan S2 seperti gambar 3a dan 3b. Pada kedua adalah
mode ini diperoleh
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 293

Up
+ Umax
Ref e Ui + Upresat U
1 1
Kp
X3(k+1) +
-
Ti s +
+ +
Ud
Umin

Fdb
Td s

-
Esat +
Kc

X1(k)
θ3
θ2
θ1 Gambar 5. Diagram kontrol PID
e
X2(k+1)
X1(k+1) Tabel 1. Parameter boost converter
0 Xd
Parameter Unit

Resistansi beban 6 ohm

Induktor 150 uH
Gambar 4. Ilustrasi proses pengendalian hybrid
control Kapasitor 110 uF

Voltase masukan 50 volt


0 0 1
𝑖
𝑓1 (𝑥) = [0 − 1⁄ ] [ 𝐿 ] + [𝐿 ] 𝑉𝑖
𝑅 𝑉𝑜
Voltase keluaran 110 volt
0 (3)
0 0 1
𝑖
𝑓2 (𝑥) = [ 1 ] [ 𝐿 ] + [𝐿 ] 𝑉𝑖 (4) G (q1, q2) = σ2, G (q2, q1) = σ1, G (q1, q3) = σ3, G
0 − ⁄𝑅 𝑉𝑜
0 (q3, q1) = σ1, G (q2, q3) = σ3, G (q3, q2) = σ2.
0 − 1⁄𝐿 𝑖𝐿 1 (5)
𝑓3 (𝑥) = [ ] [ ] + [𝐿 ] 𝑉𝑖
1⁄ 1 𝑉𝑜 3. Simulasi PSIM
𝐶 − ⁄𝑅𝐶 0
Penerapan hybrid control sebagai kendali
B. Metode Pengontrolan pada high ratio boost converter gambar 1
Didalam hybrid control, perubahan terhadap disimulasikan pada perangkat lunak PSIM
waktu pada dinamika kontinu merupakan akibat dengan parameter seperti tabel 1. Keluaran yang
dari perubahan state diskrit saat proses diinginkan pada konverter ini adalah 110 V
penyaklaran yang mana dilakukan ketika dengan riak sebesar 5%. Referensi arus induktor
kondisi yang ditetapkan oleh guard telah diperoleh dengan menerapkan kendali PID
terpenuhi. Guard merupakan suatu fungsi yang dimana masukannya adalah galat antara
akan mengatur kapan perlu dilakukan referensi tegangan dengan tegangan keluaran
perpindahan dari state diskrit satu ke lainnya. konverter dc-dc boost. Diagram blok kontrol
Agar diperoleh keluaran dengan riak yang kecil, PID dengan anti wind-up ditunjukkan oleh
maka kendali akan memilih guard dari suatu gambar 5.
vektor lipschitz yang memiliki arah paling Konstanta Kp dan Ki ditala dengan
mendekati titik referensi yakni vektor yang menggunakan metode Ziegler-Nichols. Apabila
mempunyai sudut paling kecil terhadap vektor konstanta Kp yang dipilih menghasilkan nilai
galat. tegangan puncak yang jauh dengan nilai puncak
Sedangkan untuk menjaga frekuensi tegangan referensi, maka nilai Kp diperbesar
penyaklaran agar tidak terlalu tinggi maka sampai terjadi osilasi di sekitar referensi. Saat
kendali hanya akan melakukan proses terjadi osilasi, konstanta Kp diperkecil dan
penyaklaran ketika arah vektor lipschitz telah dipilih konstanta Ki yang memberikan galat
terlalu jauh dari titik referensi atau keluar dari yang kecil. Konstanta Kp yang digunakan
boundary yang ditetapkan sebagai batas aman dalam simulasi adalah 10 dan Ti sebesar 0,1.
pergerakan state trajectory. Dalam [11] Dengan demikian, titik referensi yang akan
dijelaskan bahwa ukuran boundary yang paling dicapai oleh vektor lipschitz di atur pada F =
baik ada di rentang 50 – 65 persen dari ukuran (33,33 𝐴, 110 𝑉).
maksimalnya yang dapat dipakai. Proses ini
dapat dilihat pada gambar 2 dan 4 dengan guard 4. Hasil Simulasi
dari state diskrit satu ke lainnya adalah Simulasi high rasio boost converter
menggunakan PSIM dilakukan pada time
294 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

Gambar 6. Grafik keluaran high rasio boost converter

sampling 2.5µs. Analisis dilakukan dalam Ucapan Terima Kasih


kondisi tunak selama 1ms pada rentang waktu Ucapan terima kasih disampaikan kepada
0,199s – 0,2s seperti ditunjukkan pada gambar Institut Teknologi Padang melalui Lembaga
5. Terlihat bahwa konverter dapat menaikkan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
voltase hingga diperoleh keluaran yang yang telah mendukung kegiatan penelitian ini .
diinginkan dengan riak sebesar 2,5% pada
frekuensi penyaklaran 19 kHz. Selain itu, dari
Referensi
gambar juga ditunjukkan bahwa beban [1] DEN, “Outlook Energi Indonesia 2016,”
2016.
komponen saklar selama terjadinya proses
[2] P. Muthukrishnan and R. Dhanasekaran,
penyaklaran juga terbagi pada kedua saklar.
“Dc-Dc Boost Converter for Solar
Untuk memverifikasi kinerja kendali, maka
Power Application,” Journal of Theori
dilakukan simulasi dengan menggunakan
ukuran boundary (safe ball) yang lebih kecil Application Information and
Technology., vol. 31, no. 683, pp. 630–
dari sebelumnya. Diperoleh hasil bahwa
636, 2014.
perubahan ini dapat mengoptimalkan kinerja
[3] B. Gu, J. Dominic, J. S. Lai, Z. Zhao,
konverter dimana frekuensi penyaklaran turun
and C. Liu, “High boost ratio hybrid
hingga 8 kHz dan riak sebesar 2,8%.
transformer DC-DC converter for
photovoltaic module applications,”
5. Kesimpulan IEEE Trans. Power Electronics., vol. 28,
Penerapan hyrid control sebagai kendali no. 4, pp. 2048–2058, 2013.
penyaklaran pada high ratio boost converter [4] R. Basak, P. Nishita, Z. Elias, and S.
telah disimulasikan. Dengan menggunakan Sreejith, “High gain Boost Converter
topologi ini komponen saklar tidak harus with reduced switching stress,” 4th
bekerja dalam kondisi yang ekstrim karena IEEE Spons. Int. Conf. Comput. Power,
proses penyaklaran dilakukan oleh dua buah Energy, Inf. Commun. ICCPEIC 2015,
saklar secara bergantian. Hybrid kontrol dapat pp. 393–399, 2015.
mengotimalkan kinerja konverter dengan [5] Z. Chen and J. Xu, “High boost ratio DC
menurunkan frekuensi penyaklaran dan – DC converter with ripple-free input
menghasilkan riak yang kecil pada keluaran. Ini current,” vol. 50, no. 5, 2014.
memungkinkan bahwa pengembangan model [6] A. S. Musale and E. Engineering, “Three
topologi yang lebih sempurna dapat dibuat Level DC-DC Boost Converter For High
dengan menggunakan pendekat hybrid control Conversion Ratio,” pp. 643–647, 2016.
sebagai kendalinya.
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 295

[7] F. Sasongko, P. A. Dahono, and A.


Rizqiawan, “Teknik Kendali Konverter
DC-DC Topologi Baru Mode Boost,” J.
Eng. Sci., no. 10, pp. 1–6, 2009.
[8] H. Hatsuyado and N. Hoshi, “A High
Boost Ratio DC-DC Converter for Low
Voltage Fuel Cell,” pp. 674–679, 2014.
[9] Dang Bang Viet, Y. Lembeye, J. P.
Ferrieux, J. Barbaroux, and Y. Avenas,
“New high power - high ratio non
isolated DC-DC boost converter for Fuel
cell applications,” 37th IEEE Power
Electron. Spec. Conf., pp. 1–7, 2006.
[10] T. D. Rachmildha and Y. Haroen,
“Power Electronic Circuit Control
Using Hybrid Approach,” no. August,
2015.
[11] A. M. N. Putra, T. D. Rachmildha, Y.
Haroen, and A. P. Sadono, “The Effect
of Safe Ball Size Changes on Boost,” in
The 3rd IEEE Conference on Power
Engineering and Renewable Energy
(ICPERE), 2016, pp. 19–23.
[12] A. Purwadi, K. A. Nugroho, A.
Rizqiawan, and P. A. Dahono, “A New
Approach to Synthesis of Static Power
Converters,” no. August, pp. 627–633,
2009.

Anda mungkin juga menyukai