Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM
KONVENTER DC-DC

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Ir. Martin Djamin, M.Sc, APU

DISUSUN OLEH
Sandi Junaedi
19171025082

INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO


TEKNIK ELEKTRO
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan begitu
banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang
telah mereka kontribusikan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu
bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................2
DASAR TEORI....................................................................................................................3
TOPOLOGI PENURUN TEGANGAN (BUCK CONVENTER).............................3
TOPOLOGI PENAIK TEGANGAN (BOOST CONVENTER) ..............................6
TOPOLOGI BUCK – BOOST CONVENTER..........................................................9
TOPOLOGI CUK.....................................................................................................10
TOPOLOGO SEPIC.................................................................................................11
KESIMPULAN...................................................................................................................12

iii
ABSTRAK
Pada kehidupan yang semakin modern ini peralatan elektronik semakin berkembang dan
banyak digunakan dalam banyak sektor. Baik dalam industri, perkantoran, rumah tangga dan
transportasi. Untuk semua aplikasi peralatan elektronika tersebut dibutuhkan sebuah alat
penghasil daya tegangan searah (dc), konverter dc-dc adalah suatu alat penyedia tegangan dc
yang diregulasi tegangan keluarannya sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini akan membuat
sebuah konverter tegangan dc tipe switching topologi boost yang dapat menaikkan tegangan
keluarannya, konverter ini merupakan non-isolated dc-dc converter. Tegangan keluaran
konverter dikendalikan dengan mengatur besarnya duty cycle sinyal pulse width modulation
(PWM) yang dihasilkan mikrokontroler menggunakan mode Phase Correct PWM, hasil tegangan
keluaran konverter ini akan dirancang sebesar 48 volt. Pengujiannya nanti akan menggunakan
beban resistansi variabel (rheostat), dengan mengukur tegangan dan arus pada sisi masukan dan
keluaran. Setelah melakukan pengujian tersebut maka dapat dihitung efisiensi konverter boost ini
terhadap perubahan beban dan duty cyle.

1
PENDAHULUAN
Power supply  atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu daya
berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa beberapa bentuk
tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik. Sistem catu-daya modern
saat ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan mempunyai efisiensi yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu
daya mode pensaklaran adalah konverter DC-DC.

Gambar 1. Catu Daya Linier Sederhana

Secara umum, konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya listrik searah


(DC) ke bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau tegangan, atau dua-duanya.
Ada lima rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-isolasi, yaitu buck, boost, buck-boost, cuk,
dan sepic. 
Pada artikel ini akan dibahas paparan dasar mengenai kelima topologi rangkaian
konverter DC-DC ini. Ada banyak perkembangan pesat topologi baru konverter DC-DC dan juga
di bidang teknologi saklar semikonduktor, teknik untuk mengurangi rugi-rugi penyaklaran,
penentuan tapis, dan rangkaian kendalinya.

2
DASAR TEORI
Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang mengubah tegangan AC
tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun
pengurangan daya masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya, sehingga secara
ideal persamaan dayanya dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :

Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang
tak terisolasi. Kata ’isolasi’ disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi
galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa sumber
menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilah direct converter, dan
konverter yang terisolasi dengan istilah indirect converter.

TOPOLOGI PENURUN TEGANGAN (BUCK CONVERTER)


Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan
tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada
gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode),
kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.

Gambar 2 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck


Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif
(MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar aktif,
kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup setiap
saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan

3
saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini
tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar
akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun. Untuk rasio
(Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC yang terisolasi atau topologi
yang dilengkapi dengan trafo.
Tegangan rata-rata buck converter

Persamaan tegangan buck converter

Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran
konverter DC-DC.Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus
keluran konverter buck yang kecil,  diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin
kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC akan
bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) = 0,5.

4
Analisi Riak :
~ ѵ D = ѵ́D +~
ѵD ѵ o=Ѵ o
i=í L + i L

Maka :
~
~ ~ diL
ѵ́ D =R i L +V 0 ѵ́ D =R i L + L
dt
~
Jika nilai R i0 dianggap kecil maka :
~i = 1 ~ 1
v dt = ∫ ~v D (v D −v́ D)dt
L
L∫ D L
~ Ed −v́ D v́ D
i L , pp= T ON = T OFF
L L
E d −d E d Ed
¿ dT s= (1−d )d
L Lf s
f s=1 /T s adalah frekuensi penyaklaran

Penyaklaran pada kondisi kritis

5
Bentuk gelombang kondisi diskontinu

TOPOLOGI PENAIK TEGANGAN (BOOST CONVERTER) 


Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi
dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan.
Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin
angin.
Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana komponen
utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada
kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi yang tersimpan
di induktor naik. Saat saklar MOSFET terbuka, arus induktor ini akan mengalir menuju beban

6
melewati dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan
keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara periode
penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boost adalah mampu
menghasilkan arus masukan yang kontiniu.

Gambar 3 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost


Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini diserikan
dengan penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada arus sumber
penyearah dioda. Atau dengan kata lain, arus sumber mempunyai bentuk gelombang mendekati
sinusoidal dengan faktor daya sama dengan satu.

Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu)

Persamaan umum boost

Sakelar ON Sakelar OFF

7
Persamaan umum :
Ed =v L −v D +V o
0 ≤ t<T ON  v D =V o v L =Ed

T ON ≤ t <T s  v D =0 v L =Ed −V o

Nilai rata-rata tegangan di induktor ѵ́ L=0 ,


T ON
ѵ́ D = V
Ts o
Jadi,
Ed =− ѵ́ D +V o =(1−d)V o
Ed
V o=
1−d

Persamaan riak arus boost


di L
L =E d−v s
dt
0 ≤ t<T ON  v s=0

T ON ≤ t <T s  v s=V o
T OFF
ѵ́ s= V
Ts o
~i = 1 (¿ E −v )dt ¿
L
L∫ d o

~i = −( E ¿ ¿ d−v o) T = E d T ¿
L , pp OFF
L L ON
Ed
¿ d
Lf s

8
Efek Parasitik Komponen

TOPOLOGI PENURUN-PENAIK TEGANGAN (BUCK-BOOST CONVERTER)


Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah atau
lebih tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian
kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka
arus akan mengalir ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar
MOSFET ON energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara
seperti ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu
pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini bisa
menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah
daripada tegangan sumbernya.

9
Gambar 5 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost

Persamaan umum dan persamaan riak arus keluaran buck boost

Masalah utama dari konverter buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor dan
kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena konverter dengan
topologi seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu diperhatikan
juga disini adalah tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif atau berkebalikan
dengan sumber tegangan masukan.

TOPOLOGI CUK
Seperti halnya tipe buck-boost, konverter DC-DC topologi ini juga dapat menghasilkan
tegangan keluaran yang lebih kecil ataupun lebih besar daripada sumber tegangan. Dengan
tambahan induktor dan kapasitor pada sisi masukan, membuat topologi ini menghasilkan riak
arus yang lebih kecil daripada topologi buck-boost.

10
Gambar 6 Konverter DC-DC tipe cuk 

TOPOLOGI SEPIC
Konverter topologi ini adalah perbaikan dari topologi konverter DC-DC tipe cuk.
Konverter topologi ini memungkinkan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang berpolaritas
sama dengan sumber tegangan masukan.

Gambar 7 Konverter DC-DC tipe SEPIC

11
KESIMPULAN

konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya listrik searah (DC) ke bentuk


daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau tegangan, atau dua-duanya. Ada lima
rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-isolasi, yaitu buck, boost, buck-boost, cuk, dan
sepic. 
Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang
tak terisolasi. Kata ’isolasi’ disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi
galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa sumber
menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilah direct converter, dan
konverter yang terisolasi dengan istilah indirect converter.

12

Anda mungkin juga menyukai