Tap… tap … tap … . sepasang sepatu kets bernama Kaka
dan Kiki berjalan menjelajahi jalanan Kota Jakarta. Rupanya, Kaka dan Kiki tak selalu seia sekata dalam menjelajahi jalanan pinggir Kota Jakarta. Kiki lebih periang sedangkan Kaka sebaliknya mudah menggerutu. Meski tak memiliki sifat yang sama, namun keduanya selalu bersama setiap waktu. Kaka dan Kiki bertuankan Lilac, seorang gadis manis manja yang malas. Keadaan ini membuat kedua orang tua Lilac memberikan pelajaran padanya agar Lilac mampu mandiri merawat barang-barang yang dimilikinya termasuk sepasang sepatu kets, Kaka dan Kiki. Sedih tak dapat ditolak. Kemalasan Lilac membuat orang tuanya memberikan sepatu kets kesayangannya kepada orang lain. Yah, Kaka dan Kiki secepat itu berganti tuan, Sekar namanya. Seorang gadis pedagang asongan cilik yang rajin dari keluarga miskin. Sepasang sepatu kets itu tak pernah menduga akan mengalami petualangan seru yang membuat hidup mereka serasa jungkir balik. Ternyata, petualangan itu mengubah hidup Kaka dan Kiki, sekaligus orang-orang di sekitar mereka. Keadaan benar-benar terbalik. Kemewahan hidup tak ditemuinya lagi karena yang dijalani hanyalah kenyataan pahit. Kiki berusaha menyukuri hidupnya, namun tidak bagi Kaka karena yang dirasakannya hanyalah penyesalan dan sakit hati. Kaka pun kabur meninggalnya tuannya, Sekar. Rencana ini sudah ada dalam pikirannya. Kaka ingin kembali ke rumah Lilac mengejar mewahnya hidup dan tinggalkan kemiskinan. Kiki sedih, tak mampu berpisah dengan Kaka sehingga ia mengejarnya. Perjuangan mereka ke rumah Lilac tidaklah mudah. Rintangan mereka hadapi bersama, hingga sampailah mereka bertemu Lilac. Lilac merasa gembira mendapati sepasang sepatu kets kembali padanya. Begitu pun Kaka, senang hatinya kembali kepada tuannya. Sejuknya rumah Lilac tak sesejuk hati Kiki. Kiki yang dulu periang kini menjadi sedih. Kiki berharap kembali menjadi milik Sekar, karena Kiki tahu sebenarnya Lilac tak membutuhkan mereka berdua. Kiki menyadarkan Kaka akan kegelisahannya selama ini. Kiki menyusun perjumpaan Lilac dan sekar, agar Lilac tahu ada gadis miskin yang tampu memiliki sepatu kets seperti miliknya. Sekali lagi sepasang sepatu kets, Kiki dan Kaka kabur. Lilac yang mengejar sepatu ketsnya, terjatuh tepat di depan Sekar. Pertolongan Sekar, membuat keduanya menjalin persahabatan hingga Lilac merasa iba akan kehidupan Sekar dan memberikan sepatu kets kesayangannya padanya. Tap tap tap … Kiki dan Kaka melangkah dengan riang. Mereka tak menyesali kembali pada tuannya, Sekar dan menjalani hidupnya dengan rasa syukur meski jauh dari kemewahan. Hari itu warna biru langit memang indah, tetapi persahabatan mereka jauh lebih indah.
Karakter : Peduli, semangat, selalu bersyukur , rajin, kerja keras, kerja sama Pesan moral : Syukuri apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita, jangan mengeluh !