Modul Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah
Modul Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2023/2024
AKUNTANSI KEUANGAN
MENENGAH 1
MODUL PRAKTIKUM
S1-AKUNTANSI (EB)
PENANGGUNG JAWAB
Dr. Budi Santoso
DISUSUN OLEH
Muhammad Rizky Hadiyanto
Sadit Fidel Rahva
Avira Putri Salma
Anabela Fitra Prihambupa
Fajar Yudha
Anni Angella Veronica
Desra Azzahra Aditya
Gabriela Nathania M.P.
Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Modul Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah
1 dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan modul praktikum ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul praktikum dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan modul praktikum ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2
BAB I PELAPORAN KEUANGAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL .......................... 3
BAB II KAS DAN PIUTANG ........................................................................................... 23
BAB III PERSEDIAAN ...................................................................................................... 40
BAB IV ASET TETAP BERWUJUD ................................................................................. 48
BAB V ASET TETAP TIDAK BERWUJUD..................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 66
BAB I
PELAPORAN KEUANGAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL
PT YEOJACHINGU
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir 202X
Penjualan Rp xxx
Potongan Penjualan (Rp xxx)
Retur Penjualan (Rp xxx) +
Total Penjualan Bersih Rp xxx
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Potongan Pembelian (Rp xxx)
Retur Pembelian (Rp xxx)
Beban Angkut Pembelian Rp xxx +
Barang Tersedian Untuk Dijual Rp xxx
Dikurangi:
Persediaan Akhir Rp xxx -
Harga Pokok Penjualan Rp xxx -
Laba Kotor Rp xxx
Biaya Penjualan:
Gaji bagian penjualan Rp xxx
Biaya Iklan Rp xxx
Depresiasi peralatan penjualan Rp xxx +
Total Biaya bagian Penjualan Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum:
Gaji bagian kantor Rp xxx
Biaya perjalanan dinas kantor Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx
Depresiasi peralatan kantor Rp xxx +
Total Biaya bagian Administrasi dan Umum Rp xxx +
Total Biaya-Biaya (Rp xxx)
Pendapatan Lain-Lain:
Pendapatan Sewa Rp xxx
Pendapatan Deviden Rp xxx +
Laba Usaha sebelum pajak Rp xxx
Pajak Penghasilan (Rp xxx) +
Laba Bersih Usaha Rp xxx
PT LCY
Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang berakhir 202X
Modal Awal (Pembukaan) Rp xxx
Laba Bersih Rp xxx +
Total Rp xxx
Kerugian Lainnya Rp xxx
Laba Ditahan Rp xxx +
Total Rp xxx -
Modal Akhir (Penutupan) Rp xxx
Bangunan
Tanah
Aktiva tetap tidak berwujud:
Paten Franchise
Goodwill Hak Cipta
b. Kewajiban:
Kewajiban Lancar:
Utang dagang Utang pajak
Utang wesel Utang beban
Utang gaji Utang deviden
Kewajiban Jangka Panjang:
Utang obligasi
Utang hipotik
Utang wesel jangka panjang
c. Modal:
Modal saham Laba ditahan
Agio saham
Disagio saham
Ada dua bentuk Penyusunan Laporan Posisi Keuangan, yaitu:
1. Bentuk rekening T
2. Bentuk Laporan
Aktiva Tetap:
Aktiva Tetap Berwujud:
Peralatan Rp xxx
Tanah Rp xxx
Akm. Penyusutan (Rp xxx)
Tanah Rp xxx +
Total Akt. Tetap Berwujud Rp xxx
PASIVA
Utang Jangka Pendek:
Utang Dagang Rp xxx
Utang Wesel Rp xxx
Utang Gaji Rp xxx
Utang Deviden Rp xxx +
Total Utang Lancar Rp xxx
Modal:
Modal Saham Rp xxx
Laba Ditahan (Rp xxx)
Agio Saham Rp xxx +
Total Modal Rp xxx +
Total Pasiva Rp xxx
a. Aktivitas Operasi
Mencakup pengaruh atas kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan
laba bersih.
Aliran Masuk:
1) Biaya penyusutan
2) Amortisasi aktiva tidak berwujud
3) Penurunan piutang, persediaan, biaya yang masih harus dibayar
4) Kenaikan hutang dagang dan hutang yang masih harus dibayar
5) Kenaikan hutang pajak dan pendapatan
6) Amortisasi diskonto atas obligasi
7) Kerugian penjualan investasi atas saham biasa
8) Kerugian penjualan aktiva tetap
9) Kerugian selisih nilai kurs
Aliran Keluar:
1) Amortisasi premium atas obligasi
2) Penurunan hutang pajak dan pendapatan
3) Laba penjualan investasi atas saham
4) Laba penjualan aktiva tetap
5) Kenaikan persediaan, piutang dan beban dibayar dimuka
6) Penurunan hutang dagang dan hutang yang masih harus dibayar
b. Aktivitas Investasi
Mencakup pengadaan dan penerimaan utang serta perolehan dan disposisi
investasi (baik hutang dan ekuitas) serta kekayaan, pabrik, dan peralatan.
Aliran masuk:
1) Penjualan aktiva tetap
2) Penjualan investasi jangka panjang
Aliran keluar:
1) Pembelian aktiva tetap
2) Pembelian investasi jangka panjang
c. Aktivitas Pendanaan
Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik dan mencakup perolehan
modal dari pemilik dan kompensasinya kepada pemilik dengan
pengembalian atas dan dari investasi mereka serta pinjaman uang dari
creditor dan pembayaran kembali hutang yang dipinjam.
Aliran masuk:
1) Penerbitan hutang obligasi
2) Penerbitan saham biasa
Aliran keluar:
1) Penebusan atau pembelian kembali hutang obligasi
2) Penebusan atau pembelian kembali saham
3) Pembayaran deviden
CONTOH KASUS
PT IMAGINE DRAGONS menyajikan laporan neraca untuk 2 tahun yaitu
2021 dan 2022 dan juga menyajikan laporan laba rugi untuk tahun 2022.
Dengan data sebagai berikut:
Penjualan 100.000
HPP (35.000)
Laba Kotor 65.000
Biaya Operasi:
Biaya Penjualan 15.000
Biaya Administrasi 25.000
Biaya Penyusutan 5.000
Total Biaya Operasi (45.000)
Laba Bersih Sebelum Pajak 20.000
Informasi Tambahan:
Selama tahun 2021 dilakukan pembayaran dividen sebesar 15.000
Diminta:
1) Susunlah laporan arus kas berdasarkan metode langsung
2) Susunlah laporan arus kas berdasarkan metode tidak langsung
Jawaban:
1) Metode Langsung
PT IMAGINE DRAGONS
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 2022
Aktivitas Operasi:
Aliran masuk:
Penjualan – Piutang
100.000 – 10.000 90.000
Aliran Keluar:
Pembelian Tunai
HPP 35.000
Persediaan (20.000)
Pembelian 15.000
Utang Dagang 5.000
Pembelian Tunai 20.000
Biaya Operasi:
Biaya Penjualan 15.000
Biaya Administrasi 25.000
Utang Biaya (5.000)
Total Biaya Operasi 35.000
Total Aliran Keluar (55.000)
Aliran Kas Aktivitas
Operasi 35.000
Aktivitas Investasi:
Aktiva Tetap (30.000)
Investasi J. Panjang (20.000)
Aliran Kas Aktivitas
Investasi (50.000)
Aktivitas Pendanaan:
Utang Obligasi (20.000)
Modal Saham 60.000
Deviden Dibayar (15.000)
Aliran Kas Aktivitas
Pendanaan 25.000
Aliran Arus Kas Bertambah
(+) 10.000
Saldo Awal Kas 40.000
Saldo Kas Akhir 50.000
Catatan:
Pada aktivitas Operasi yang diperhitungkan adalah aliran aktiva lancar dan
utang lancar serta komponen dalam laporan laba rugi dan neraca.
Pada aktivitas Investasi yang diperhitungkan adalah aktiva tetap dan
investasi jangka panjang dalam neraca.
Pada aktivitas Pendanaan yang diperhitungkan adalah penerimaan
penerbitan saham dan utang jangka panjang dalam neraca.
3. Kualitas Dasar-Relevansi
Relevansi adalah salah satu dari dua kualitas dasar yang memuat informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Relevan dalam laporan
keuangan mampu membuat perbedaan dalam hal pengambilan keputusan.
Perbedaan dalam laporan keuangan yaitu mampu membuat perbedaan ketika
memiliki nilai prediktif, nilai konfirmasi, ataupun keduanya.
a. Nilai Prediktif (Predictive Value)
Nilai prediktif yaitu jika laporan keuangan tersebut memiliki nilai
sebagai masukan input untuk proses prediksi yang digunakan oleh investor
untuk membentuk harapan mereka sendiri tentang masa depan.
CONTOH KASUS
Diketahui PT BBD ADVERTISING CORP adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang periklanan. Pada tanggal 31 Desember 2022, BBD
LATIHAN SOAL
KASUS 1
Diketahui PT CRR ADVERTISING adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak
dibidang periklanan. Pada tanggal 31 desember 2022, PT CRR ADVERTISING
mempunyai saham dengan nilai pari diterbitkan Rp12.000 dan yang beredar 10.000
lembar. PT CRR ADVERTISING telah menyusun sebuah laporan neraca saldo
disesuaikan dan sebagai berikut:
PT CRR ADVERTISING
NERACA SALDO DISESUAIKAN
31-Des-22
Kas Rp 98.000.000
Piutang usaha Rp 76.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 1.600.000
Perlengkapan barang seni Rp 11.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 7.500.000
Peralatan percetakan Rp 49.000.000
Akumulasi penyusutan-peralatan percetakan Rp 400.000
Wesel bayar Rp 49.200.000
Utang usaha Rp 25.400.000
Pendapatan Jasa diterima dimuka Rp 8.000.000
Utang gaji Rp 6.000.000
Utang bunga Rp 600.000
Modal saham-biasa Rp 120.000.000
Saldo Laba 0
deviden Rp 6.000.000
Pendapatan Jasa Rp 110.000.000
beban gaji Rp 46.000.000
beban perlengkapan barang seni Rp 15.000.000
beban sewa Rp 8.900.000
Beban asuransi Rp 800.000
Beban bunga Rp 800.000
Beban penyusutan Rp 600.000
Beban piutang tak tertagih Rp 1.600.000
Rp 321.200.000 Rp 321.200.000
Dari laporan neraca saldo setelah penyesuaian diatas maka:
a. Buatlah laporan laba rugi dan laporan saldo laba!
b. Buatlah laporan posisi keuangan!
KASUS 2
Diketahui PT RASI BINTANG adalah sebuah perusahaan dagang. Pada tanggal 31
desember 2022, PT RASI BINTANG mempunyai saham dengan nilai pari diterbitkan
Rp5.000 dan yang beredar 10.000 lembar. PT RASI BINTANG telah menyusun sebuah
laporan neraca saldo disesuaikan dan sebagai berikut:
PT RASI BINTANG
NERACA SALDO DISESUAIKAN
31-Des-22
Kas Rp 1.200.000
Wesel tagih Rp 16.000.000
Piutang usaha Rp 41.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 3.000.000
Persedian barang dagang Rp 40.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 540.000
furnitur dan peralatan Rp 67.000.000
Akumulasi penyusutan furnitur peralatan Rp 18.700.000
Wesel bayar Rp 20.000.000
Utang usaha Rp 13.500.000
Utang obligasi Rp 29.000.000
Modal saham-biasa Rp 50.000.000
Saldo laba Rp 16.200.000
Deviden Rp 2.000.000
Penjualan Rp 500.000.000
Beban pokok penjualan Rp 416.000.000
Beban gaji penjualan Rp 20.000.000
Beban iklan Rp 2.200.000
Beban perjalanan Rp 7.000.000
Gaji kantor dan umum Rp 19.000.000
Beban telpon dan internet Rp 600.000
Beban sewa Rp 4.300.000
Beban pajak properti Rp 5.300.000
Beban bunga Rp 1.700.000
Beban penyusutan pelaratan Rp 6.700.000
Beban piutang tak tertagih Rp 1.000.000
Beban asuransi Rp 360.000
Piutang bunga Rp 800.000
Pendapatan bunga Rp 800.000
Beban sewa dibayar dimuka Rp 500.000
Utang pajak properti Rp 2.000.000
Beban pajak penghasilan Rp 3.450.000
Utang pajak penghasilan Rp 3.450.000
Rp 656.650.000 Rp 656.650.000
BAB II
KAS DAN PIUTANG
1. KAS
A. Pengertian Kas
Menurut Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa Kas merupakan
sebuah alat pembayaran bernilai uang yang akan siap dan bebas digunakan untuk
melakukan pembayaran kegiatan umum perusahaan. Adapun menurut Ni Wayan E.
(2017:279) mengemukakan bahwa pengertian kas adalah salah satu aktiva yang
memiliki peranan penting dalam perkembangan perusahaan karena memiliki sifat
yang cair (liquid). Kas menjadi alat dasar dalam mengukur dan mencatat transaksi
serta peristiwa ekonomi. Akibat sifat dari kas yang lebih mudah cair, pengendalian
kas dibutuhkan dengan tujuan untuk menghindari adanya masalah penyimpangan
terhadap kas.
Prinsip dasar pengendalian intern kas meliputi :
1. Semua penerimaan kas harus disetor langsung ke bank
2. Pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek dalam skala besar
3. Penggunaan sistem dana tetap untuk pengeluaran kecil (kas kecil)
4. Pemisahan yang tegas antara fungsi pencatat, kas dan penyimpanan kas.
5. Setiap pengeluaran kas harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
pihak yang berwenang.
CONTOH KASUS
PT Cihuahua menyelenggarakan kas kecil untuk berbagai kegiatan transaksi
pengeluaran yang nilainya kecil. Kas kecil tersebut dibentuk pada tanggal 1
Agustus 2023. Pada tanggal 20 Agustus 2023, diketahui saldo kas kecil yang
dimiliki oleh perusahaan sebesar Rp 275.500. Berikut ini transaksi yang
berhubungan dengan pengeluaran terhadap kas kecil selama bulan Agustus
2023:
Beban Peralatan Kantor Rp 150.000
Beban Operasional Rp 250.000
Beban Administrasi Kantor Rp 200.000
Beban Pengiriman Barang Rp 124.000
Catatan :
Besarnya uang diterima pada saat pembentukan dana kas kecil sebesar Rp
1.000.000.
Pada tanggal 23 Agustus 2023 dilakukan pengisian kembali.
Pada tanggal 30 Agustus 2023, saldo kas kecil menurut catatan tidak sesuai
dengan nilai kas yang dipegang oleh entitas dengan selisih kas sebesar Rp
500.
Pada tanggal 31 Agustus 2023, perusahaan memutuskan untuk menaikkan
dana kas kecil menjadi Rp 2.500.000.
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat setiap transaksi di atas dengan menggunakan
metode sistem dana tetap dan sistem dana fluktuasi!
Penyelesaian:
Tanggal Sistem Dana Tetap Sistem Dana Fluktuasi
Agustus Pembentukan
Kas Kecil 1.000.000 Kas Kecil 1.000.000
2023 Dana Kas
Kas/Bank 1.000.000 Kas/Bank 1.000.000
Kecil
B. Peralatan
Kantor 150.000
Pengeluaran B. Operasional 250.000
Dana Kas Tidak Ada Jurnal B. Adm. Kantor 200.000
Kecil B. Pengiriman 124.000
Brg 724.000
Kas Kecil
B. Peralatan Kas Kecil 724.000
Kantor 150.000 Kas/Bank 724.000
B. Operasional 250.000
Pengisian B. Adm. Kantor 200.000
Kembali B. Pengiriman 124.000
Brg 500
B. Selisih Kas 724.500
Kas Kecil
Kenaikan
Kas Kecil 1.500.000 Kas Kecil 1.500.000
Dana Kas
Kas/Bank 1.500.000 Kas/Bank 1.500.000
Kecil
Beban Selisih
Penyesuaian 500
Tidak Ada Jurnal Kas
Saldo 500
Kas Kecil
C. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank menurut Donald F. Kieso (2013:63) merupakan sebuah
skedul informasi yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan bank dan
catatan kas nasabah apabila perbedaan tersebut hanya berasal dari transaksi yang
belum dicatat oleh pihak bank maupun dari pihak perusahaan. Rekonsiliasi bank
digunakan untuk :
1. Menentukan apakah rekening bank dan saldo kas perusahaan sesuai dengan
perhitungan unsur yang belum dicatat
2. Mengisolasi kesalahan pencatatan dan masalah lainnya dalam catatan bank atau
sistem pencatatan perusahaan.
3. Menentukan saldo akhir kas yang benar
4. Bank yang telah mencatat sebagai pengeluaran uang, tetapi perusahaan belum
mencatat, misalnya:
Cek kosong atau tidak cukup dana
Biaya Bank
Bunga yang dicatat atas overdraft (saldo kredit kas)
CONTOH KASUS
1. PT Hayoloh menerima laporan rekening koran untuk bulan Desember 2023
yang menunjukkan saldo kas Rp 22.190.000, sedangkan berdasarkan data dari
catatan perusahaan saldo kas menunjukkan jumlah sebesar Rp 20.282.000.
Berikut transaksi – transaksi yang menunjukkan perbedaan antara saldo kas
menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut laporan rekening koran.
a. Setoran dalam perjalanan sebesar Rp 3.680.000
b. Uang kas yang tidak disetor Rp 175.000
c. Cek yang ditulis pada bulan Desember, namun belum dicairkan terdiri dari:
1) Cek No. 0501 sebesar Rp 1.500.000
2) Cek No. 0504 sebesar Rp 2.000.000
3) Cek No. 0507 sebesar Rp 1.051.000
d. Bunga pinjaman sebesar Rp 600.000 langsung didebet dari rekening bank
belum diketahui entitas.
e. Bank mengeluarkan beban administrasi sebesar Rp 18.000 dan belum
dicatat oleh entitas.
f. Kesalahan pencatatan cek yang dilakukan perusahaan terhadap cek
pembayaran hutang sebesar Rp 131.000 namun dicatat sebesar Rp 311.000.
Diminta:
a) Buatlah penyusunan rekonsiliasi bank dalam bentuk dua kolom
b) Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan PT Hayoloh
Penyelesaian:
a) Laporan rekonsiliasi bank bentuk dua kolom
PT Hayoloh
Rekonsiliasi Laporan Bank
Per 31 Desember 2023
Saldo per laporan 22.190.000 Saldo kas 20.282.000
Bank
Ditambah: Ditambah:
Deposit dalam transit 3.680.000 Bunga 600.000
Uang kas yang tidak 175.000 3.855.000 Kesalahan pencatatan 180.000 780.000
disetor cek
26.045.000 21.062.000
Dikurangi:
Cek yang beredar: Dikurangi:
No. 0501 1.500.000 Biaya Adm. bank 18.000
No. 0504 2.000.000
No. 0507 1.051.000 5.001.000
2. PT Jatuh Bangun membuka rekening giro pada Bank Mandiri pada tanggal 1
Juni 2023 dengan setoran awal sebesar Rp 4.000.000. Semua transaksi
pengeluaran dilakukan dengan cek bank Mandiri tersebut. Transaksi untuk
bulan Juni dan Juli 2023 adalah sebagai berikut (disajikan dalam ribuan
rupiah):
Diminta:
Buatlah penyusunan rekonsiliasi bank empat kolom bulan Juli 2023 dan Jurnal
yang diperlukan PT Jatuh Bangun!
Penyelesaian:
PT Jatuh Bangun
Rekonsiliasi Laporan Bank
Per 31 Juli 2023
Saldo Saldo
Keterangan Penerimaan Pengeluaran
30 Juni 2023 31 Juli 2023
Laporan Mandiri 4.970 9.295 9.235 5.030
Cek beredar tanggal:
- 30 Juni (160) - (160) -
- 31 Juli - - 350 (350)
Setoran dllm proses tgl:
- 30 Juni 250 (250) - -
- 31 Juli 190
Biaya Bank bulan:
- Juni 10 - 10 -
- Juli - - (15) 15
Piutang wesel - (1.000) - (1.000)
Bunga piutang wesel - (15) - (15)
Catatan PT Jatuh Bangun 5.070 8.220 9.420 3.870
Perhitungan:
Setoran PT Jatuh Bangun Bulan Juli 2023 8.280
Piutang wesel + Bunga yang ditagih Bank Mandiri 1.015
Jumlah Penerimaan bulan Juli oleh Bank Mandiri 9.295
Maka, jurnal koreksi yang diperlukan oleh PT Jatuh Bangun untuk mencatat
transaksi tersebut pada tanggal 31 Juli 2023 adalah:
Kas 1.000
Biaya Bank 15
Piutang Wesel 1.000
Pendapatan Bunga 15
2. PIUTANG
A. Pengertian Piutang
Piutang merupakan tagihan perusahaan terhadap entitas atau seseorang akibat
adanya penjualan barang atau jasa dengan cara kredit. Piutang dapat
diklasifikasikan sebagai piutang lancar jika diharapkan akan tertagih dalam kurun
waktu satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, dan jika sebaliknya, akan
diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar.
2. Diskon Tunai
Diskon tunai merujuk pada pengurangan harga atau potongan yang
diberikan kepada pembeli jika mereka melakukan pembayaran secara tunai atau
dalam jangka waktu yang singkat. Perusahaan menawarkan diskon tunai untuk
mendorong pembeli agar melakukan pembayaran secepatnya. Diskon tunai
secara umum diberikan dalam bentuk termin seperti 2/10, N/30 (diskon 2%
apabila pembayaran dilakukan dalam 10 hari, dengan waktu jatuh tempo 30
hari), atau 2/10, E.O.M (diskon 2% apabila pembayaran dilakukan dalam 10 hari
dari akhir bulan).
Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam mencatat diskon tunai, yaitu:
a. Metode Bruto (Gross Method)
Jumlah piutang yang diakui dalam metode bruto adalah sebesar nilai
penjualan tanpa dipengaruhi diskon yang akan diberikan. Diskon penjualan
akan dicatat sebagai pengurang dari nilai penjualan bukan sebagai pengurang
piutang. Pada laporan laba-rugi diskon penjualan dicatat sebagai pengurang
penjualan.
CONTOH KASUS
Pada tanggal 1 Oktober 2023 PT. LABAMEN JAYA menjual barang
dagangan secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 seharga Rp10.000.000 Pada
tanggal 7 Oktober 2023, PT. LABAMEN JAYA menerima pembayaran
piutang dari penjualan sebesar Rp3.000.000 Kemudian piutang yang masih
tersisa akan dibayarkan pada tanggal 30 Oktober 2023. Dengan merujuk pada
kasus transaksi tersebut, berikut merupakan perbedaan metode bruto dan
metode neto dalam pencatatan diskon tunai.
Metode Neto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01 Okt Piutang Usaha* 9.800.000
Pendapatan Penjualan 9.800.000
*
Metode Neto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
30 Okt Piutang Usaha 140.000
Potongan penjualan 140.000
yang dibatalkan*
Kas 7.000.000
Piutang Usaha 7.000.000
*
CONTOH KASUS
a. Diketahui estimasi piutang yang tak tertagih PT BANGUN SEJAHTERA
pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp50.000.000. Bagaimana
pencatatan jurnal atas informasi tersebut?
Metode Penghapusan Langsung
Dengan metode penghapusan langsung, piutang tak tertagih yang diestimasi
setiap akhir periode tersebut tidak dijurnal (no entry).
Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Des Beban Piutang Tak 50.000.000
Tertagih
Cadangan Piutang 50.000.000
Tak Tertagih
Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
05 Feb Cadangan Piutang Tak 25.000.000
Tertagih
Piutang Usaha 25.000.000
Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04 Apr Piutang Usaha 25.000.000
Cadangan Piutang 25.000.000
Tak Tertagih
Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
11 Mei Kas 25.000.000
Piutang Usaha 25.000.000
CONTOH KASUS
Total penjualan kredit PT BANGUN SEJAHTERA untuk tahun 2022 adalah
sebesar Rp500.000.000. Beban piutang tak tertagih pada tahun 2022 sebesar
Rp5.000.000. Jika penjualan tahun 2023 berjumlah Rp750.000.000, maka
estimasi beban piutang tak tertagih tahun 2023 dapat dihitung sebagai berikut:
Est. piutang tak tertagih 2023 = %piutang tak tertagih x T. penjualan 2023
= 1% x 750.000.000
= 7.500.000
Maka, Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat estimasi piutang tak tertagih
tersebut adalah:
CONTOH KASUS
Diketahui analisa umur piutang PT BANGUN SEJAHTERA pada 31
Desember 2023 adalah sebagai berikut:
Analisa Umur Piutang PT BANGUN SEJAHTERA
Per 31 Desember 2023
Est. %
Umur Piutang Saldo Piutang Piutang Tak Cadangan
Tertagih
< 30 hari 800.000.000 2% 16.000.000
31 – 60 hari 830.000.000 4% 33.200.000
61 – 90 hari 700.000.000 16% 112.000.000
91 – 120 hari 425.000.000 25% 106.250.000
> 120 hari 150.000.000 50% 75.000.000
Saldo cadangan piutang tak tertagih pada akhir tahun 342.450.000
LATIHAN SOAL
KASUS 1
PT Lasagna ingin melakukan penyesuaian catatan yang entitas miliki dengan catatan
yang terdapat dalam rekening korean dengan data sebagai berikut:
a. Pada buku kas PT Lasagna tercatat bahwa saldo kas tanggal 31 Januari 2023
sebesar Rp 22.122.000,- sedangkan menurut rekening koran yang diterima dari
bank Rp 23.550.000
b. Setoran pada tanggal 31 Januari 2023 sebesar Rp 4.000.000,- tidak tercantum
dalam laporan bank
c. Cek yang dikeluarkan bulan Januari masih beredar Rp 5.230.000
d. PT Lasagna belum mencatat piutang wesel yang dilunasi dengan langganan via
Bank Mandiri Rp 4.500.000.
e. Biaya Jasa Bank Rp 32.000,- untuk bulan Januari belum dicatat perusahaan.
f. Cek seorang langganan sebesar Rp 4.995.000,- dikembalikan oleh bank karena
tidak cukup dananya
g. Cek untuk membayar hutang dagang Rp 4.890.000,- keliru dicatatkan oleh
perusahaan Rp 5.650.000,-
h. Cek dikeluarkan PT Burung Dara Rp 35.000,- keliru dicatat sebagai cek yang
dikeluarkan oleh PT Lasagna.
Diminta:
Buatlah Rekonsiliasi Bank dua kolom beserta dengan jurnal penyesuaian yang
diperlukan oleh PT Lasagna!
KASUS 2
PT Hompimpa memberikan data – datanya yang berhubungan dengan saldo uang yang
ada pada Bank BNI 46 adalah sebagai berikut (disajikan dalam ribuan rupiah):
Catatan Bank
Keterangan Catatan PT Hompimpa
BNI 46
Setoran laporan bank BNI 46 per 1
10.000 7.500
November 2023
Setoran bulan November 100.000 90.000
Pengeluaran dengan cek bulan November 75.000 76.000
Biaya Bank bulan Oktober 500 -
Biaya Bank bulan November - 1.000
Saldo tanggal 30 November 2023 34.500 21.500
Diketahui pada tanggal 31 Oktober 2023 terdapat cek beredar sebesar Rp 4.000.000,-
dan setoran dalam perjalanan Rp 6.000.000,-. Semua setoran ke bank berasal dari
penjualan barang dagang dan semua pembayaran dengan cek adalah untuk pembelian
barang dagang pada bulan yang bersangkutan.
Diminta:
Buatlah penyusunan rekonsiliasi bank empat kolom bulan November 2023 dan
Jurnal yang diperlukan PT Hompimpa!
KASUS 3
Diketahui:
a. Estimasi piutang yang tak tertagih PT BERLIAN pada tanggal 31 Desember 2022
adalah sebesar Rp90.000.000.
b. Pada tanggal 7 Februari 2023, salah satu pelanggan PT BERLIAN yaitu PT
MENTARI dinyatakan bangkrut, sehingga tidak dapat melunasi utangnya yang
berjumlah Rp30.000.000.
c. Kemudian apabila pada tanggal 11 April 2023 ternyata PT MENTARI
memberitahukan bahwa akan melunasi hutangnya tanggal 11 Mei 2023.
d. Pada tanggal 27 Mei 2023 PT MENTARI melunasi utangnya secara tunai.
Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan dengan menggunakan metode langsung dan cadangan!
KASUS 4
Diketahui:
Analisa Umur Piutang PT LABAMEN SENTOSA
Per 31 Desember 2023
Est. %
Umur Piutang Saldo Piutang Piutang Tak Cadangan
Tertagih
< 30 hari 900.000.000 3% …
31 – 60 hari 810.000.000 6% …
61 – 90 hari 680.000.000 18% …
91 – 120 hari 415.000.000 27% …
> 120 hari 170.000.000 50% …
Saldo cadangan piutang tak tertagih pada akhir tahun …
Diminta:
a. Lengkapilah tabel tersebut!
b. Buatlah jurnal yang diperlukan!
c. Apabila akun cadangan piutang tak tertagih PT LABAMEN SENTOSA pada 31
Desember 2022 sebesar Rp131.000.000, bagaimana perhitungan dan pencatatan
jurnalnya?
BAB III
PERSEDIAAN
A. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah suatu pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan
usaha yang biasa atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam kegiatan
produksi dimana akan menghasilkan produk yang siap untuk dijual dalam satu
periode akuntansi.
CONTOH KASUS
Diketahui PT. Kartika melakukan transaksi penjualan dan persediaan pada bulan
Januari 2023 adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Unit Harga
01-Jan Persediaan 200 Rp9.000
10-Jan Pembelian 300 Rp10.000
15-Jan Penjualan 200 Rp15.000
Penjualan:
- Tanggal 15 Januari : 200 x 15.000 = 3.000.000
- Tanggal 20 Januari : 100 x 16.000 = 1.600.000
- Tanggal 30 Januari : 250 x 17.000 = 4.250.000
Jumlah Penjualan 8.850.000
Harga Pokok Penjualan (5.622.623)
Laba Bruto Rp3.227.377
Metode Perpetual
Keterangan:
Persediaan Akhir = 3.686.550
Harga Pokok Penjualan = 5.513.250
Laba Bruto = (8.850.000 – 5.513.250) = 3.336.750
b. Metode FIFO
Metode Periodik
Perhitungan:
Persediaan awal 200 x 9.000 1.800.000
Pembelian, terdiri dari:
- Tanggal 10 Januari : 300 x 10.000 = 3.000.000
- Tanggal 25 Januari : 400 x 11.000 = 4.400.000
Jumlah Pembelian 7.400.000
Barang yang tersedia dijual 9.200.000
Persediaan akhir
(900 – 550 = 350 unit)
Terdiri dari
- Pembelian tgl 25 Januari : 350 x 11.000 = 3.850.000
Jumlah persediaan akhir (3.850.000)
Harga Pokok Penjualan 5.350.000
Penjualan:
- Tanggal 15 Januari : 200 x 15.000 = 3.000.000
- Tanggal 20 Januari : 100 x 16.000 = 1.600.000
- Tanggal 30 Januari : 250 x 17.000 = 4.250.000
Jumlah Penjualan 8.850.000
Harga Pokok Penjualan (5.350.000)
Laba Bruto Rp3.500.000
Metode Perpetual
Keterangan:
Persediaan Akhir = 3.450.000
Harga Pokok Penjualan = 5.350.000
Laba Bruto = (8.850.000 – 5.350.000) = Rp3.500.000
c. Metode LIFO
Metode Periodik
Perhitungan:
Persediaan awal 200 x 9.000 1.800.000
Pembelian, terdiri dari:
- Tanggal 10 Januari : 300 x 10.000 = 3.000.000
- Tanggal 25 Januari : 400 x 11.000 = 4.400.000
Jumlah Pembelian 7.400.000
Barang yang tersedia dijual 9.200.000
Persediaan akhir
(900 – 550 = 350 unit)
Terdiri dari
- Persediaan awal 01 Januari : 200 x 9.000 = 1.800.000
- Pembelian tgl 10 Januari : 150 x 10.000 = 1.500.000
Jumlah persediaan akhir (3.300.000)
Harga Pokok Penjualan 5.900.000
Penjualan:
- Tanggal 15 Januari : 200 x 15.000 = 3.000.000
- Tanggal 20 Januari : 100 x 16.000 = 1.600.000
- Tanggal 30 Januari : 250 x 17.000 = 4.250.000
Jumlah Penjualan 8.850.000
Harga Pokok Penjualan (5.900.000)
Laba Bruto Rp2.950.000
Metode Perpetual
Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Tgl Harga/ Total Harga/ Total Harga/ Total
Unit Unit Unit
Unit Harga Unit Harga Unit Harga
01 Jan - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10 Jan 300 10.000 3.000.000 - - - 200 9.000 1.800.000
300 10.000 3.000.000
15 Jan - - - 200 10.000 2.000.000 200 9.000 1.800.000
100 10.000 1.000.000
20 Jan - - - 100 10.000 1.000.000 200 9.000 1.800.000
25 Jan 400 11.000 4.400.000 - - - 200 9.000 1.800.000
400 11.000 4.400.000
30 Jan - - - 250 11.000 2.750.000 200 9.000 1.800.000
150 11.000 1.650.000
Keterangan:
Persediaan Akhir = 3.450.000
Harga Pokok Penjualan = 5.750.000
Laba Bruto = (8.850.000 – 5.750.000) = Rp3.100.000
Catatan:
Berdasarkan pasal 10 ayat (6) UU PPh, harga pokok persediaan dinilai berdasarkan
perhitungan harga perolehan yang dilakukan dengan metode biaya rata-rata tertimbang
(weighted average) atau dengan metode FIFO (First-In, First-Out). Sedangkan metode
LIFO (Last-In, First-Out) tidak diakui oleh pajak karena dapat mengurangi laba kena
pajak, sehingga beban pajak menjadi lebih rendah.
CONTOH KASUS
Diketahui data persediaan barang dagang PT Harmoni sebagai berikut:
Persediaan awal Rp550.000
Pembelian (netto) 2.200.000
Penjualan (netto) 1.650.000
Jika laba kotor sebesar 25% dari penjualan, maka persediaan akhir dapat
dihitung sebagai berikut:
Persediaan awal Rp550.000
Pembelian (netto) 2.200.000
Tersedia untuk dijual 2.750.000
Penjualan 1.650.000
Laba kotor (25% x 1.650.000) 412.500
Taksiran harga pokok penjualan (1.237.500)
Taksiran nilai persediaan akhir Rp1.512.500
CONTOH KASUS
Diketahui data persediaan barang dagang PT Melodi sebagai berikut:
Harga Eceran Harga Pokok
Persediaan awal Rp1.000.000 Rp600.000
Pembelian (netto) 9.000.000 5.400.000
Tersedia untuk dijual 10.000.000 6.000.000
Penjualan 7.000.000
Persediaan akhir 3.000.000
LATIHAN SOAL
KASUS 1
Diketahui PT Dinanti melakukan transaksi penjualan dan persediaan pada bulan Januari
2023 adalah sebagai berikut:
KASUS 2
Diketahui data persediaan barang dagang PT Melamun pada bulan Oktober 2023 adalah
sebagai berikut:
Persediaan awal Rp2.000.000
Pembelian (netto) 8.000.000
Penjualan (netto) 9.000.000
Jika laba kotor sebesar 30% dari penjualan, berapakah taksiran harga pokok penjualan
dan persediaan akhirnya?
BAB IV
B. Depresiasi
Penyusutan atau depresiasi adalah proses alokasi harga perolehan suatu aset
tetap secara sistematis selama masa manfaatnya. Perusahaan melakukan
pengalokasian terhadap harga perolehan aset-asetnya agar prinsip pencocokan
(matching principle) dapat terpenuhi.
2. Metode Penyusutan
a. Garis Lurus
Metode ini mengharuskan biaya penyusutan yang sama rata setiap
tahunnya. Alasan digunakannya metode garis lurus adalah (1) manfaat
ekonomis aset akan diperoleh secara merata setiap tahunnya dan (2) biaya
perawatan dan perbaikan aset tersebut juga cenderung sama setiap tahunnya.
Hasil perhitungan metode garis lurus diperoleh dari pengurangan antara harga
perolehan dan nilai residu, lalu membaginya dengan umur ekonomis atau
manfaatnya.
b. Saldo Menurun
Beban penyusutan menurut metode ini akan lebih besar pada awal periode
penyusutan, kemudian semakin menurun secara periodik hingga akhir masa
manfaat asetnya. Beban penyusutan setiap periode dihitung berdasarkan
persentase tetap dikalikan dengan nilai buku. Proses penyusutan menurut
metode ini akan berhenti sampai nilai buku suatu aset menyamai nilai
residunya sehingga tidak perlu ada pengurangan antara harga perolehan dan
nilai residu pada tahap awal perhitungannya.
CONTOH KASUS
PT Boba membeli suatu aset tetap seharga Rp120.000.000 dengan masa manfaat
5 tahun. Estimasi nilai residu dari aset tersebut adalah Rp10.000.000 pada akhir
tahun kelima.
Diminta :
Hitunglah penyusutan per tahun dengan metode garis lurus, saldo menurun
(40%), dan jumlah unit produksi dengan rincian unit sebagai berikut:
Tahun 1 40.000
Tahun 2 35.000
Tahun 3 30.000
Tahun 4 25.000
Tahun 5 20.000
150.000
Penyelesaian :
a. Garis Lurus
Biaya penyusutan/tahun = (Harga Perolehan – Nilai Residu)/Umur Ekonomis
= (120.000.000 – 10.000.000)/5
= 22.000.000
Jurnal
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 22.000.000
Akumulasi penyusutan 22.000.000
b. Saldo Menurun
Nilai Buku % Biaya Akumulasi Nilai Buku
Akhir
Tahun Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Penyusutan Tahun
Tahun 2
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 25.666.667
Akumulasi penyusutan 25.666.667
Dst
2. Karakteristik
Atas dasar definisi diatas, dapat disimpulkan aset tetap berwujud
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
secara langsung sampai aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
dipakai.
CONTOH KASUS
PT Tutu membeli kulkas dengan harga Rp 15.000.000 belum termasuk PPn
11%, biaya pengiriman Rp 100.000, biaya asuransi Rp 25.000 dan potongan
sebesar 6%.
Penyelesaian:
DPP Kulkas = Harga Jual - Diskon Pembelian
= 15.000.000 – (Potongan * Harga Jual)
= 15.000.000 – (6% * 15.000.000)
= 15.000.000 – 900.000
= 14.100.000
PPn Masukan = 11% * 14.100.000 = 1.551.000
Harga Kulkas = 14.100.000 + 100.000 + 25.000
= 14.225.000
Jurnalnya:
Keterangan Debit Kredit
Kulkas 14.225.000
PPn Masukan 1.551.000
Diskon Pembelian 900.000
Kas 14.876.000
b. Pembelian Angsuran/Cicilan
Apabila aset diperoleh dengan cara pembelian angsuran, maka dalam
harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga harus
dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya. Untuk
menentukan jumlah bunga yang harus dibayar, terdapat dua cara yaitu:
1) Angsuran tidak termasuk bunga
Pada metode ini angsuran yang harus dibayar belum termasuk bunga.
Contoh:
Pada 4 Januari 2019 PT Tutu membeli mesin seharga Rp 30.000.000,-.
Uang muka Rp 12 juta dan sisanya diangsur tiap akhir tahun selama 2
tahun dengan bunga 15% per tahun. Jurnal yang diperlukan PT Tutu
adalah:
Penyelesaian:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04 Jan Mesin 30.000.000
2019 Kas 12.000.000
Utang Angsuran 18.000.000
31 Des Utang Angsuran 6.000.000
2019 Biaya Bunga 2.700.000
Kas 8.700.000
(Bunga = 15%*18.000.000 = 2.700.000)
31 Des Utang Angsuran 6.000.000
2020 Biaya Bunga 1.800.000
Kas 7.800.000
(Bunga = 15%*12.000.000 = 1.800.000)
31 Des Utang Angsuran 6.000.000
2021 Biaya Bunga 900.000
Kas 6.900.000
(Bunga = 15%*6.000.000 = 1.800.000)
Keterangan:
i = suku bunga per periode n = jumlah periode
CONTOH KASUS
PT Tutu pada tanggal 1 Januari 2020 membeli mesin secara angsuran tiap
tahun sebesar Rp 1.665.000. Uang muka 5 juta dan sisanya akan diangsur
selama 3 tahun dengan bunga 12% per tahun. Jurnal yang diperlukan PT
Tutu adalah:
Perhitungan:
Dik: n = 3 tahun
i = 12%
= 1.665.000 x 2,4018
= 4.000.000 (dibulatkan)
Bunga selama angsuran:
Jumlah angsuran 4.995.000
Pokok utang (4.000.000)
Bunga yang ditangguhkan 995.000
Bunga yang ditangguhkan sebesar Rp 995.000 akan dialokasikan dalam
jangka waktu 3 tahun dengan perhitungan sebagai berikut:
Jurnal PT Tutu
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01 Jan Mesin 9.000.000
2020 Beban bunga ditangguhkan 995.000
Kas 5.000.000
Utang angsuran 4.995.000
(pembelian mesin)
01 Jan Utang Angsuran 1.665.000
2021 Biaya bunga 480.000
Kas 1.655.000
Beban bunga ditangguhkan 480.000
(Pembayaran utang I)
01 Jan Utang Angsuran 1.665.000
2022 Biaya bunga 338.160
Kas 1.655.000
Beban bunga ditangguhkan 338.160
(Pembayaran utang II)
01 Jan Utang Angsuran 1.665.000
2023 Biaya bunga 178.579,2
Kas 1.655.000
Beban bunga ditangguhkan 178.579,2
(Pembayaran utang III)
Contoh Soal:
1). PT Tutu memperoleh sebuah peralatan dengan menukar 7.000 lbr saham
biasa, nilai nominal saham Rp 15.000/lbr. Pada saat penukaran diketahui
harga pasar saat itu Rp 16.000/lbr. Buatlah jurnalnya!
2). Jika dalam pertukaran diatas PT Tutu menambah uang kas sebesar Rp
3.000.000. Bagaimana Jurnalnya?
Jawaban:
Jurnal no.1
Keterangan Debit Kredit
Peralatan 112.000.000
Modal Saham Biasa 105.000.000
Agio Saham Biasa 7.000.000
Jurnal no.2
Keterangan Debit Kredit
Peralatan 115.000.000
Modal Saham Biasa 105.000.000
Agio Saham Biasa 7.000.000
Kas 3.000.000
Apabila pada saat penjualan Aset tetap dikenakan PPn, maka akan dicatat
sebagai PPN Keluaran di kredit. Contohnya sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Kas xxx
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Aset Tetap xxx
PPN Keluaran xxx
Keuntungan atas xxx
Pelepasan Aset
CONTOH KASUS
Sebuah mesin diperoleh PT. Surya pada awal tahun 2019, dengan harga
perolehan Rp. 115.000.000 dengan umur ekonomis 4 tahun, nilai residu Rp.
5.000.000 dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode angka tahun.
Kemudian mesin tersebut dijual tanggal 1 Januari 2022 dengan harga Rp.
25.000.000 belum termasuk PPN 11%..
Diminta:
a) Hitung dan buatlah jurnal tahun pertama
b) Hitung dan buatlah jurnal penjualan mesin tersebut.
Penyelesaian:
a) Perhitungan Penyusutan
Thn Harga Dasar Sisa % Biaya Akum. Nilai
Perolehan Penyusutan Umur Peny. Penyusutan Penyusutan Buku
LATIHAN SOAL
KASUS 1
PT Adinata membeli suatu aset tetap seharga Rp 130.000.000 dengan masa manfaat 5
tahun. Estimasi nilai residu dari aset tersebut adalah Rp 10.000.000 pada akhir tahun
kelima.
Diminta:
Hitunglah penyusutan per tahun dengan metode garis lurus, saldo menurun (40%), dan
jumlah unit produksi dengan rincian unit sebagai berikut:
Tahun 1 45.000
Tahun 2 40.000
Tahun 3 35.000
Tahun 4 30.000
Tahun 5 25.000
175.000
KASUS 2
Sebuah Mesin potong kayu diperoleh PT. Namja pada awal tahun 2018, dengan harga
perolehan Rp. 125.000.000 dengan umur ekonomis 4 tahun, nilai residu Rp. 7.000.000
dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode angka tahun. Kemudian mesin
tersebut dijual tanggal 1 Januari 2021 dengan harga Rp. 10.800.000 belum termasuk
PPN 11%.
Diminta:
a) Hitung dan buatlah jurnal tahun pertama
b) Hitung dan buatlah jurnal penjualan mesin tersebut.
BAB V
ASET TETAP TIDAK BERWUJUD
4. Franchise/License
Perjanjian suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya untuk
menghasilkan produk yang sama tanpa harus mengurangi komposisi barang
yang dihasilkan oleh orang lain yang menerima franchise/license.
5. Goodwill
Selisih harga yang dibayar untuk perusahaan secara keseluruhan di atas
(harga pasar) kekayaan bersih yang dapat diketahui identitasnya dalam transaksi
pembelian (penggabungan) badan usaha.
CONTOH KASUS
PT X ingin membeli PT Y dengan harga Rp2.500.000 di mana data aktiva yang
dibeli sebagai berikut:
PT. Y
Neraca
31-Des-20
Kas 200.000 Utang 250.000
Piutang 300.000 Modal Saham 1.750.000
Persediaan 500.000 Laba Ditahan 200.000
Aktiva Tetap 1.200.000
Total 2.200.000 Total 2.200.000
Kas 200.000
Piutang 300.000
Persediaan 750.000
Aktiva tetap 1.250.000
Diminta :
1. Hitung berapa besar goodwill yang diperoleh PT X
2. Buat jurnal perolehan goodwill
Penyelesaian:
1. Menghitung besarnya goodwill
Total harga pasar aktiva 2.500.000
Utang usaha (250.000)
Total harga pasar aktiva bersih 2.250.000
Maka:
Harga beli 2.500.000
Harga pasar aktiva bersih (2.250.000)
Goodwill 250.000
LATIHAN SOAL
KASUS 1
PT X ingin membeli PT Y dengan harga Rp2.800.000 di mana data aktiva yang dibeli
sebagai berikut:
PT. Y
Neraca
31-Des-20
Kas 400.000 Utang 300.000
Piutang 350.000 Modal Saham 1.900.000
Persediaan 450.000 Laba Ditahan 250.000
Aktiva Tetap 1.250.000
Total 2.450.000 Total 2.450.000
Berdasarkan penilaian yang independen, harga pasar wajar aktiva bersih tersebut:
Kas 400.000
Piutang 350.000
Persediaan 450.000
Aktiva tetap 1.250.000
Diminta :
1. Hitung berapa besar goodwill yang diperoleh PT X
2. Buat jurnal perolehan goodwill
KASUS 2
PT X ingin membeli PT Y dengan harga Rp2.750.000 di mana data aktiva yang dibeli
sebagai berikut:
PT. Y
Neraca
31-Des-20
Kas 600.000 Utang 225.000
Piutang 400.000 Modal Saham 2.500.000
Persediaan 550.000 Laba Ditahan 275.000
Aktiva Tetap 1.450.000
Total 3.000.000 Total 3.000.000
Berdasarkan penilaian yang independen, harga pasar wajar aktiva bersih tersebut:
Kas 600.000
Piutang 400.000
Persediaan 475.000
Aktiva tetap 1.450.000
Diminta :
1. Hitung berapa besaar goodwill yang diperoleh PT X
2. Buat jurnal perolehan goodwill
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. F., Anwar, & Wijayanti, N. A. (2022). Akuntansi Keuangan Menengah 1 Berbasis
PSAK. Salemba Empat.
Gade, M., & Wasif, S. K. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah 1 Edisi Kedua. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting. Wiley.
Zaki Baridwan. (2014). Intermediate Accounting. BPFE.