Anda di halaman 1dari 67

LABORATORIUM AKUNTANSI MENENGAH

UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2023/2024

AKUNTANSI KEUANGAN
MENENGAH 1
MODUL PRAKTIKUM
S1-AKUNTANSI (EB)

PENANGGUNG JAWAB
Dr. Budi Santoso

DISUSUN OLEH
Muhammad Rizky Hadiyanto
Sadit Fidel Rahva
Avira Putri Salma
Anabela Fitra Prihambupa
Fajar Yudha
Anni Angella Veronica
Desra Azzahra Aditya
Gabriela Nathania M.P.
Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Modul Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah
1 dengan sebaik-baiknya.

Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan


praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1. Semoga dengan adanya modul praktikum ini,
Laboratorium Akuntansi Menengah dapat membuktikan Eksistensi- nya serta dapat
membantu praktikan dalam melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah dan
terencana.

Penulis menyadari bahwa penyusunan modul praktikum ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul praktikum dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan modul praktikum ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Depok, Agustus 2023

Tim Penyusun

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 1


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2
BAB I PELAPORAN KEUANGAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL .......................... 3
BAB II KAS DAN PIUTANG ........................................................................................... 23
BAB III PERSEDIAAN ...................................................................................................... 40
BAB IV ASET TETAP BERWUJUD ................................................................................. 48
BAB V ASET TETAP TIDAK BERWUJUD..................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 66

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 2


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

BAB I
PELAPORAN KEUANGAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Definisi Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang
bersumber dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun atau tahun
berjalan. Para pengguna laporan keuangan ini mencakup investor, kreditor, manajer,
serikat pekerja, dan badan pemerintah.

B. Standar Laporan Keuangan Di Indonesia


Standar akuntansi keuangan (SAK) adalah format dan metode standar untuk
menyampaikan informasi tentang kegiatan bisnis dalam laporan keuangan. Untuk
memastikan bahwa semua orang menyajikan laporan keuangan dengan cara yang
sama, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah dasar untuk proses pembuatan
laporan keuangan. Di Indonesia terdapat 5 pilar dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK), berikut merupakan penjelasan mengenai 5 pilar tersebut:
1. PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International
Financial Report Standard)
Sejak 2012 hingga 2021, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menerapkan SAK
yang dikenal sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar ini
digunakan untuk badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan
yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal. Penggunaan
IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia merupakan anggota IFAC (International
Federation of Accountants) yang menjadikan IFRS sebagai standar mereka.

2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP)
SAK ETAP mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011, dan terdiri dari tiga
puluh bab yang berkaitan dengan pengaturan dan termasuk daftar istilah. Konsep
biaya historis dan pengaturan yang lebih sederhana digunakan dari SAK. SAK EP
akan menggantikan SAK ETAP per 1 Januari 2025.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 3


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

3. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP)


SAK EP diadopsi dari IFRS For SMEs edisi 1 Januari 2015, dengan kondisi
Indonesia disesuaikan. SAK EP lebih sederhana dan lebih luas dari SAK ETAP,
dan terdiri dari 35 Bab pengaturan dan 3 lampiran: Tanggal Efektif dan Ketentuan
Transisi, Daftar Istilah, dan Penyesuaian terhadap SAK dan SAK EMKM. SAK EP
akan menggantikan SAK ETAP per 1 Januari 2025. Untuk tahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2022, penerapan dini diperkenankan.

4. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK


EMKM)
SAK EMKM dirancang untuk membantu entitas mikro, kecil, dan menengah
melaporkan keuangan mereka. Berisi 18 Bab Pengaturan dengan Dasar
Kesimpulan dan Contoh Laporan Keuangan. SAK EMKM mulai berlaku pada 1
Januari 2018.

5. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)


SAK Syariah berlaku untuk entitas syariah maupun nonsyariah yang
melakukan transaksi atau akad berdasarkan syariah. Terdiri dari KDPPLKS, 13
PSAK, dan 2 ISAK, SAK Syariah selalu mengacu pada Fatwa yang dikeluarkan
oleh DSN-MUI. SAK Syariah memiliki karakteristik unik yang tidak sepenuhnya
sesuai dengan konsep yang digunakan pada SAK Umum.

C. Komponen laporan keuangan:


1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Merupakan laporan yang menunjukkan posisi pendapatan dan beban yang
mana selisih yang terjadi akan diakui sebagai laba atau rugi. Komponen laba rugi:
 Pendapatan (Revenue)
 Laba (Gain)
 Biaya-biaya (Expense)
 Rugi (Loss)

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 4


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Bentuk-bentuk penyajian laporan laba rugi:

a. Bentuk Single Step (Satu Tahap)


Dalam bentuk ini penyusunan atau pengelompokan laporan laba rugi tidak
mengelompokan penyajian komponen pendapatan atau biaya baik kegiatan
operasi (Ordinary) maupun di luar operasi (Sub Ordinary). Contoh:
PT GFRIEND
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir 202X
Penjualan Rp xxx
Pendapatan Sewa Rp xxx
Pendapatan Deviden Rp xxx +
Total Pendapatan Rp xxx
Dikurangi:
Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Biaya Penjualan Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx
Biaya Bunga Rp xxx +
Total Biaya Rp xxx -
Laba atau Rugi Rp xxx

b. Bentuk Multiple Step (Multi Tahap)


Dalam bentuk ini penyajian laporan dilakukan berdasarkan
pengelompokan terhadap pendapatan dan beban yang disusun secara berurut
sehingga dapat dihitung mana laba-rugi kotor dan laba-rugi bersih sebelum
pajak dan sesudah pajak dan komponen/elemen luar biasa. Contoh:

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 5


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

PT YEOJACHINGU
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir 202X
Penjualan Rp xxx
Potongan Penjualan (Rp xxx)
Retur Penjualan (Rp xxx) +
Total Penjualan Bersih Rp xxx
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Potongan Pembelian (Rp xxx)
Retur Pembelian (Rp xxx)
Beban Angkut Pembelian Rp xxx +
Barang Tersedian Untuk Dijual Rp xxx
Dikurangi:
Persediaan Akhir Rp xxx -
Harga Pokok Penjualan Rp xxx -
Laba Kotor Rp xxx
Biaya Penjualan:
Gaji bagian penjualan Rp xxx
Biaya Iklan Rp xxx
Depresiasi peralatan penjualan Rp xxx +
Total Biaya bagian Penjualan Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum:
Gaji bagian kantor Rp xxx
Biaya perjalanan dinas kantor Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx
Depresiasi peralatan kantor Rp xxx +
Total Biaya bagian Administrasi dan Umum Rp xxx +
Total Biaya-Biaya (Rp xxx)
Pendapatan Lain-Lain:
Pendapatan Sewa Rp xxx
Pendapatan Deviden Rp xxx +
Laba Usaha sebelum pajak Rp xxx
Pajak Penghasilan (Rp xxx) +
Laba Bersih Usaha Rp xxx

2. Laporan Perubahan Modal (Retained Earning Statement)


Laporan perubahan modal adalah pencatatan keuangan yang menampilkan
perubahan modal dalam suatu periode tertentu. Laporan ini dibuat agar perusahaan
bisa mengetahui informasi terkait peningkatan maupun penurunan modal pada

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 6


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

periode yang ditentukan. Biasanya hal tersebut disebabkan karena adanya


penurunan maupun peningkatan laba perusahaan, tambahan investasi, atau
pengambilan uang untuk keperluan pribadi (prive). Contoh:

PT LCY
Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang berakhir 202X
Modal Awal (Pembukaan) Rp xxx
Laba Bersih Rp xxx +
Total Rp xxx
Kerugian Lainnya Rp xxx
Laba Ditahan Rp xxx +
Total Rp xxx -
Modal Akhir (Penutupan) Rp xxx

3. Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet of Statement)


Laporan posisi keuangan adalah Laporan yang menunjukkan keadaan
keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Keadaan keuangan tersebut akan
ditunjukkan dengan membandingkan aktiva dengan pasiva (kewajiban dan modal).
Dengan kata lain seberapa besar kemampuan passiva dalam memenuhi kebutuhan
aktiva. Elemen atau komponen laporan neraca pada umumnya dikelompokkan
berdasarkan tingkat kelancaran dan ketidaklancaran.
Elemen Laporan Neraca
a. Aktiva
Aktiva Lancar:
 Kas  Persediaan
 Surat berharga  Biaya-biaya dibayar dimuka
 Piutang  Perlengkapan
Aktiva Tetap:
Aktiva tetap berwujud:
 Peralatan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 7


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

 Bangunan
 Tanah
Aktiva tetap tidak berwujud:
 Paten  Franchise
 Goodwill  Hak Cipta

b. Kewajiban:
Kewajiban Lancar:
 Utang dagang  Utang pajak
 Utang wesel  Utang beban
 Utang gaji  Utang deviden
Kewajiban Jangka Panjang:
 Utang obligasi
 Utang hipotik
 Utang wesel jangka panjang
c. Modal:
 Modal saham  Laba ditahan
 Agio saham
 Disagio saham
Ada dua bentuk Penyusunan Laporan Posisi Keuangan, yaitu:
1. Bentuk rekening T
2. Bentuk Laporan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 8


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Contoh Laporan Posisi Keuangan Bentuk T:


PT SWIFT
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun yang berakhir 202X
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar: Utang Jangka Pendek:
Kas Rp xxx Utang Dagang Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx Utang Wesel Rp xxx
Piutang Dagang Rp xxx Utang PPh Rp xxx
Piutang Wesel Rp xxx Utang Gaji Rp xxx
Cadangan Kerugian Piutang (Rp xxx) Utang Deviden Rp xxx +
Biaya Dibayar Dimuka Rp xxx Total Utang Lancar Rp xxx
Perlengkapan Rp xxx
Persediaan Rp xxx + Utang Jangka Panjang:
Total Aktiva Lancar Rp xxx Utang Obligasi Rp xxx
Utang Wesel Jangka Panjang Rp xxx +
Aktiva Tetap: Total Kewajiban Jangka Panjang Rp xxx +
Aktiva Tetap Berwujud: Total Kewajiban Rp xxx
Peralatan Rp xxx
Tanah Rp xxx Modal:
Akm. Penyusutan (Rp xxx) Modal Saham Rp xxx
Tanah Rp xxx + Laba Ditahan (Rp xxx)
Total Akt. Tetap Berwujud Rp xxx Agio Saham Rp xxx +
Total Modal Rp xxx +
Akt. Tetap Tidak Berwujud: Total Kewajiban Rp xxx
Paten Rp xxx
Merek Rp xxx +
Total Akt. Tetap T.B. Rp xxx +
Total Aktiva Rp xxx

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 9


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Contoh Laporan Posisi Keuangan Bentuk Laporan:


PT SWIFT
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun yang berakhir 202X
AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx
Piutang Dagang Rp xxx
Piutang Wesel Rp xxx
Cadangan Kerugian Piutang (Rp xxx)
Sewa Dibayar Dimuka Rp xxx
Perlengkapan Rp xxx
Persediaan Rp xxx +
Total Aktiva Lancar Rp xxx

Aktiva Tetap:
Aktiva Tetap Berwujud:
Peralatan Rp xxx
Tanah Rp xxx
Akm. Penyusutan (Rp xxx)
Tanah Rp xxx +
Total Akt. Tetap Berwujud Rp xxx

Aktiva Tetap Tidak Berwujud:


Paten Rp xxx
Merek Rp xxx +
Total Aktiva Tetap Tidak Berwujud Rp xxx +
Total Aktiva Rp xxx

PASIVA
Utang Jangka Pendek:
Utang Dagang Rp xxx
Utang Wesel Rp xxx
Utang Gaji Rp xxx
Utang Deviden Rp xxx +
Total Utang Lancar Rp xxx

Utang Jangka Panjang:


Utang Obligasi Rp xxx
Utang Wesel Jangka Panjang Rp xxx +
Total Kewajiban Jangka Panjang Rp xxx +
Total Kewajiban Rp xxx

Modal:
Modal Saham Rp xxx
Laba Ditahan (Rp xxx)
Agio Saham Rp xxx +
Total Modal Rp xxx +
Total Pasiva Rp xxx

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 10


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow of Statement)


Laporan arus kas menunjukkan bagaimana perubahan aliran kas suatu
perusahaan antara aliran masuk dengan aliran keluar. Tujuan laporan arus kas
adalah memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan
pembayaran kas dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.
Aktivitas aliran arus kas terdiri dari komponen:
 Aktivitas Operasi = Aktiva jangka pendek, penjualan
 Aktivitas Investasi = Aktiva jangka panjang
 Aktivitas Pendanaan = Memenuhi seluruh dana

a. Aktivitas Operasi
Mencakup pengaruh atas kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan
laba bersih.
Aliran Masuk:
1) Biaya penyusutan
2) Amortisasi aktiva tidak berwujud
3) Penurunan piutang, persediaan, biaya yang masih harus dibayar
4) Kenaikan hutang dagang dan hutang yang masih harus dibayar
5) Kenaikan hutang pajak dan pendapatan
6) Amortisasi diskonto atas obligasi
7) Kerugian penjualan investasi atas saham biasa
8) Kerugian penjualan aktiva tetap
9) Kerugian selisih nilai kurs
Aliran Keluar:
1) Amortisasi premium atas obligasi
2) Penurunan hutang pajak dan pendapatan
3) Laba penjualan investasi atas saham
4) Laba penjualan aktiva tetap
5) Kenaikan persediaan, piutang dan beban dibayar dimuka
6) Penurunan hutang dagang dan hutang yang masih harus dibayar

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 11


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

b. Aktivitas Investasi
Mencakup pengadaan dan penerimaan utang serta perolehan dan disposisi
investasi (baik hutang dan ekuitas) serta kekayaan, pabrik, dan peralatan.
Aliran masuk:
1) Penjualan aktiva tetap
2) Penjualan investasi jangka panjang
Aliran keluar:
1) Pembelian aktiva tetap
2) Pembelian investasi jangka panjang

c. Aktivitas Pendanaan
Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik dan mencakup perolehan
modal dari pemilik dan kompensasinya kepada pemilik dengan
pengembalian atas dan dari investasi mereka serta pinjaman uang dari
creditor dan pembayaran kembali hutang yang dipinjam.
Aliran masuk:
1) Penerbitan hutang obligasi
2) Penerbitan saham biasa
Aliran keluar:
1) Penebusan atau pembelian kembali hutang obligasi
2) Penebusan atau pembelian kembali saham
3) Pembayaran deviden

Metode-metode dalam penyusunan laporan arus kas:


1) Metode Langsung = Aliran biaya dan pendapatan
2) Metode Tidak Langsung = Melakukan penyesuaian

CONTOH KASUS
PT IMAGINE DRAGONS menyajikan laporan neraca untuk 2 tahun yaitu
2021 dan 2022 dan juga menyajikan laporan laba rugi untuk tahun 2022.
Dengan data sebagai berikut:

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 12


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Keterangan 2021 2022 Perubahan


Kas 40.000 50.000 10.000
Piutang 50.000 60.000 10.000
Persediaan 80.000 60.000 20.000
Aktiva Tetap 70.000 100.000 30.000
Akumulasi Penyusutan (10.000) (15.000) (5.000)
Investasi Jangka Panjang 50.000 70.000 20.000
280.000 325.000
Utang Dagang 20.000 15.000 5.000
Utang Biaya 30.000 35.000 5.000
Utang Obligasi 90.000 70.000 20.000
Modal Saham 120.000 180.000 60.000
Laba Ditahan 20.000 25.000 5.000
280.000 325.000

Penjualan 100.000
HPP (35.000)
Laba Kotor 65.000
Biaya Operasi:
Biaya Penjualan 15.000
Biaya Administrasi 25.000
Biaya Penyusutan 5.000
Total Biaya Operasi (45.000)
Laba Bersih Sebelum Pajak 20.000
Informasi Tambahan:
Selama tahun 2021 dilakukan pembayaran dividen sebesar 15.000
Diminta:
1) Susunlah laporan arus kas berdasarkan metode langsung
2) Susunlah laporan arus kas berdasarkan metode tidak langsung
Jawaban:
1) Metode Langsung
PT IMAGINE DRAGONS
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 2022
Aktivitas Operasi:
Aliran masuk:
Penjualan – Piutang
100.000 – 10.000 90.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 13


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Aliran Keluar:
Pembelian Tunai
HPP 35.000
Persediaan (20.000)
Pembelian 15.000
Utang Dagang 5.000
Pembelian Tunai 20.000
Biaya Operasi:
Biaya Penjualan 15.000
Biaya Administrasi 25.000
Utang Biaya (5.000)
Total Biaya Operasi 35.000
Total Aliran Keluar (55.000)
Aliran Kas Aktivitas
Operasi 35.000
Aktivitas Investasi:
Aktiva Tetap (30.000)
Investasi J. Panjang (20.000)
Aliran Kas Aktivitas
Investasi (50.000)
Aktivitas Pendanaan:
Utang Obligasi (20.000)
Modal Saham 60.000
Deviden Dibayar (15.000)
Aliran Kas Aktivitas
Pendanaan 25.000
Aliran Arus Kas Bertambah
(+) 10.000
Saldo Awal Kas 40.000
Saldo Kas Akhir 50.000

2) Metode Tidak Langsung


PT IMAGINE DRAGONS
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 2022
Aktivitas Operasi:
Laba Bersih 20.000
Penyesuaian ~ Neraca
Piutang (10.000)
Persediaan 20.000
Utang Dagana (5.000)
Utang Biaya 5.000
Biaya Penyusutan 5.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 14


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Aliran Masuk Kas 15.000


Aliran Kas Aktivitas Operasi 35.000
Aktivitas Investasi:
Aktiva Tetap (30.000)
Investasi J. Panjang (20.000)
Aliran Kas Aktivitas Investasi (50.000)
Aktivitas Pendanaan:
Utang Obligasi (20.000)
Modal Saham 60.000
Deviden Dibayar (15.000)
Aliran Kas Aktivitas
Pendanaan 25.000
Aliran Arus Kas Bertambah (+) 10.000
Saldo Awal Kas 40.000
Saldo Akhir Kas 50.000

Catatan:
 Pada aktivitas Operasi yang diperhitungkan adalah aliran aktiva lancar dan
utang lancar serta komponen dalam laporan laba rugi dan neraca.
 Pada aktivitas Investasi yang diperhitungkan adalah aktiva tetap dan
investasi jangka panjang dalam neraca.
 Pada aktivitas Pendanaan yang diperhitungkan adalah penerimaan
penerbitan saham dan utang jangka panjang dalam neraca.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Laporan ini akan menyajikan setiap komponen laporan yang tidak disajikan
dalam laporan keuangan diatas dengan kata lain setiap informasi yang
dibutuhkan dalam mendukung laporan keuangan yang tidak disajikan pada
laporan keuangan yang sebelumnya maka akan dimuat dalam catatan atas
laporan keuangan. Contoh yaitu Jatuh tempo bunga, Besarnya bunga per tahun,
Metode penyusutan yang digunakan, Umur ekonomis, dan Kebijakan akuntansi
lainnya yang digunakan.

D. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Secara umum tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai laporan keuangan kepada berbagai pengguna seperti memberikan
informasi (informasi ini berguna untuk pengambilan keputusan atau
decision useful bagi penyedia modal ataupun yang bukan merupakan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 15


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

penyedia modal) tentang entitas pelaporan bagi investor sekarang ataupun


investor potensial dalam memberikan pinjaman, kreditor dan lainnya untuk
membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal.

2. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan


Karakteristik kualitatif informasi keuangan berguna untuk mengidentifikasi
jenis informasi yang kemungkinan besar sangat berguna untuk pengguna dalam
membuat keputusan mengenai entitas pelapor berdasarkan informasi dalam
laporan keuangan (informasi keuangan). Agar informasi keuangan menjadi
berguna, informasi tersebut harus relevan (relevance) dan merepresentasi secara
tepat apa yang direpresentasikan (faithful representation).

3. Kualitas Dasar-Relevansi
Relevansi adalah salah satu dari dua kualitas dasar yang memuat informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Relevan dalam laporan
keuangan mampu membuat perbedaan dalam hal pengambilan keputusan.
Perbedaan dalam laporan keuangan yaitu mampu membuat perbedaan ketika
memiliki nilai prediktif, nilai konfirmasi, ataupun keduanya.
a. Nilai Prediktif (Predictive Value)
Nilai prediktif yaitu jika laporan keuangan tersebut memiliki nilai
sebagai masukan input untuk proses prediksi yang digunakan oleh investor
untuk membentuk harapan mereka sendiri tentang masa depan.

b. Nilai konfirmasi (Confirmatory Value)


Informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika menyediakan
masukan (konfirmasi atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya.
Informasi adalah material jika informasi tersebut hilang atau salah saji
sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna yang
berdasarkan atas informasi keuangan tentang entitas pelapor tertentu.

4. Kualitas Dasar-Penyajian Jujur


Penyajian jujur berarti bahwa angka-angka dan penjelasan sesuai dengan
apa yang benar-benar terjadi (misalnya: jika laporan laba rugi PT melaporkan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 16


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

penjualan sebesar Rp 40.000.000 pada saat melaksanakan transaksi penjualan


sebesar Rp 60.000.000 maka laporan tersebut tidak mampu menyajikan jumlah
penjualan yang jujur). Untuk menjadi penyajian jujur informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap netral dan bebas dari kesalahan yang material.

5. Empat Hal Untuk Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan


a. Dapat Dibandingkan (Comparability)
Dapat dibandingkan atau kompatibilitas memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa
ekonomi antar perusahaan.

b. Dapat Diverifikasi (Verifiability)


Dapat diverifikasi terjadi pada saat pengukuran independen
menggunakan metode yang sama mendapatkan hasil yang sama dapat
diverifikasi ini terjadi.

c. Tepat Waktu (Timeliness)


Tepat waktu berarti laporan keuangan memiliki informasi yang tersedia
bagi pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan.

d. Keterpahaman atau dapat dipahami


Keterpahaman atau dapat dipahami merupakan pengklasifikasian,
pengkarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas ringkas yang dapat
membuat laporan keuangan menjadi dipahami. Laporan Keuangan disiapkan
untuk pengguna berpengetahuan mengenai bisnis dan ekonomi serta dapat
meninjau dan menganalisa informasi-informasi terkait yang ada dalam
laporan keuangan.

CONTOH KASUS
Diketahui PT BBD ADVERTISING CORP adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang periklanan. Pada tanggal 31 Desember 2022, BBD

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 17


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

ADVERTESING mempunyai saham dengan nilai pari diterbitkan Rp10.000


dan yang beredar 10.000 lembar. BBD ADVERTISING telah menyusun
sebuah laporan neraca saldo disesuaikan dan sebagai berikut:

Dari laporan neraca saldo setelah penyesuaian diatas maka:


a. Buatlah laporan laba rugi dan laporan saldo laba!

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 18


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

b. Buatlah laporan posisi keuangan!


Jawab:
a. Laporan Laba Rugi

b. Laporan Saldo Laba

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 19


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

c. Laporan Posisi Keuangan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 20


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

LATIHAN SOAL
KASUS 1
Diketahui PT CRR ADVERTISING adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak
dibidang periklanan. Pada tanggal 31 desember 2022, PT CRR ADVERTISING
mempunyai saham dengan nilai pari diterbitkan Rp12.000 dan yang beredar 10.000
lembar. PT CRR ADVERTISING telah menyusun sebuah laporan neraca saldo
disesuaikan dan sebagai berikut:
PT CRR ADVERTISING
NERACA SALDO DISESUAIKAN
31-Des-22
Kas Rp 98.000.000
Piutang usaha Rp 76.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 1.600.000
Perlengkapan barang seni Rp 11.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 7.500.000
Peralatan percetakan Rp 49.000.000
Akumulasi penyusutan-peralatan percetakan Rp 400.000
Wesel bayar Rp 49.200.000
Utang usaha Rp 25.400.000
Pendapatan Jasa diterima dimuka Rp 8.000.000
Utang gaji Rp 6.000.000
Utang bunga Rp 600.000
Modal saham-biasa Rp 120.000.000
Saldo Laba 0
deviden Rp 6.000.000
Pendapatan Jasa Rp 110.000.000
beban gaji Rp 46.000.000
beban perlengkapan barang seni Rp 15.000.000
beban sewa Rp 8.900.000
Beban asuransi Rp 800.000
Beban bunga Rp 800.000
Beban penyusutan Rp 600.000
Beban piutang tak tertagih Rp 1.600.000
Rp 321.200.000 Rp 321.200.000
Dari laporan neraca saldo setelah penyesuaian diatas maka:
a. Buatlah laporan laba rugi dan laporan saldo laba!
b. Buatlah laporan posisi keuangan!

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 21


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

KASUS 2
Diketahui PT RASI BINTANG adalah sebuah perusahaan dagang. Pada tanggal 31
desember 2022, PT RASI BINTANG mempunyai saham dengan nilai pari diterbitkan
Rp5.000 dan yang beredar 10.000 lembar. PT RASI BINTANG telah menyusun sebuah
laporan neraca saldo disesuaikan dan sebagai berikut:
PT RASI BINTANG
NERACA SALDO DISESUAIKAN
31-Des-22
Kas Rp 1.200.000
Wesel tagih Rp 16.000.000
Piutang usaha Rp 41.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 3.000.000
Persedian barang dagang Rp 40.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 540.000
furnitur dan peralatan Rp 67.000.000
Akumulasi penyusutan furnitur peralatan Rp 18.700.000
Wesel bayar Rp 20.000.000
Utang usaha Rp 13.500.000
Utang obligasi Rp 29.000.000
Modal saham-biasa Rp 50.000.000
Saldo laba Rp 16.200.000
Deviden Rp 2.000.000
Penjualan Rp 500.000.000
Beban pokok penjualan Rp 416.000.000
Beban gaji penjualan Rp 20.000.000
Beban iklan Rp 2.200.000
Beban perjalanan Rp 7.000.000
Gaji kantor dan umum Rp 19.000.000
Beban telpon dan internet Rp 600.000
Beban sewa Rp 4.300.000
Beban pajak properti Rp 5.300.000
Beban bunga Rp 1.700.000
Beban penyusutan pelaratan Rp 6.700.000
Beban piutang tak tertagih Rp 1.000.000
Beban asuransi Rp 360.000
Piutang bunga Rp 800.000
Pendapatan bunga Rp 800.000
Beban sewa dibayar dimuka Rp 500.000
Utang pajak properti Rp 2.000.000
Beban pajak penghasilan Rp 3.450.000
Utang pajak penghasilan Rp 3.450.000
Rp 656.650.000 Rp 656.650.000

Dari laporan neraca saldo setelah penyesuaian diatas maka:


a. Buatlah laporan laba rugi dan laporan saldo laba!
b. Buatlah laporan posisi keuangan!

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 22


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

BAB II
KAS DAN PIUTANG

1. KAS
A. Pengertian Kas
Menurut Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa Kas merupakan
sebuah alat pembayaran bernilai uang yang akan siap dan bebas digunakan untuk
melakukan pembayaran kegiatan umum perusahaan. Adapun menurut Ni Wayan E.
(2017:279) mengemukakan bahwa pengertian kas adalah salah satu aktiva yang
memiliki peranan penting dalam perkembangan perusahaan karena memiliki sifat
yang cair (liquid). Kas menjadi alat dasar dalam mengukur dan mencatat transaksi
serta peristiwa ekonomi. Akibat sifat dari kas yang lebih mudah cair, pengendalian
kas dibutuhkan dengan tujuan untuk menghindari adanya masalah penyimpangan
terhadap kas.
Prinsip dasar pengendalian intern kas meliputi :
1. Semua penerimaan kas harus disetor langsung ke bank
2. Pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek dalam skala besar
3. Penggunaan sistem dana tetap untuk pengeluaran kecil (kas kecil)
4. Pemisahan yang tegas antara fungsi pencatat, kas dan penyimpanan kas.
5. Setiap pengeluaran kas harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
pihak yang berwenang.

B. Kas Kecil (Petty Cash)


Kas kecil merupakan sejumlah kecil kas yang disediakan dan dibentuk oleh
perusahaan untuk pengeluaran – pengeluaran kecil yang bersifat rutin. Metode
yang digunakan dalam pembentukan kas kecil antara lain :
1. Metode Dana Tetap (Imperest Fund Method)
Metode dana tetap merupakan metode pencatatan kas kecil yang dibentuk
dengan tujuan tertentu dan diisi kembali sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan
pada periode tertentu. Pencatatan transaksi pengeluaran pada metode dana tetap
dilakukan ketika entitas akan mengisi saldo kembali saldo kas kecil yang sudah
mencapai saldo minimumnya.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 23


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

2. Metode Dana Tidak Tetap (Fluctuating Fund Method)


Metode Dana Tidak Tetap merupakan sistem yang menetapkan nilai dana
kas kecil sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan dalam periode
tertentu. Pencatatan transaksi pada metode dana tidak tetap dilakukan setiap kali
perusahaan melakukan pengeluaran kas.

CONTOH KASUS
PT Cihuahua menyelenggarakan kas kecil untuk berbagai kegiatan transaksi
pengeluaran yang nilainya kecil. Kas kecil tersebut dibentuk pada tanggal 1
Agustus 2023. Pada tanggal 20 Agustus 2023, diketahui saldo kas kecil yang
dimiliki oleh perusahaan sebesar Rp 275.500. Berikut ini transaksi yang
berhubungan dengan pengeluaran terhadap kas kecil selama bulan Agustus
2023:
Beban Peralatan Kantor Rp 150.000
Beban Operasional Rp 250.000
Beban Administrasi Kantor Rp 200.000
Beban Pengiriman Barang Rp 124.000

Catatan :
 Besarnya uang diterima pada saat pembentukan dana kas kecil sebesar Rp
1.000.000.
 Pada tanggal 23 Agustus 2023 dilakukan pengisian kembali.
 Pada tanggal 30 Agustus 2023, saldo kas kecil menurut catatan tidak sesuai
dengan nilai kas yang dipegang oleh entitas dengan selisih kas sebesar Rp
500.
 Pada tanggal 31 Agustus 2023, perusahaan memutuskan untuk menaikkan
dana kas kecil menjadi Rp 2.500.000.

Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat setiap transaksi di atas dengan menggunakan
metode sistem dana tetap dan sistem dana fluktuasi!

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 24


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Penyelesaian:
Tanggal Sistem Dana Tetap Sistem Dana Fluktuasi
Agustus Pembentukan
Kas Kecil 1.000.000 Kas Kecil 1.000.000
2023 Dana Kas
Kas/Bank 1.000.000 Kas/Bank 1.000.000
Kecil
B. Peralatan
Kantor 150.000
Pengeluaran B. Operasional 250.000
Dana Kas Tidak Ada Jurnal B. Adm. Kantor 200.000
Kecil B. Pengiriman 124.000
Brg 724.000
Kas Kecil
B. Peralatan Kas Kecil 724.000
Kantor 150.000 Kas/Bank 724.000
B. Operasional 250.000
Pengisian B. Adm. Kantor 200.000
Kembali B. Pengiriman 124.000
Brg 500
B. Selisih Kas 724.500
Kas Kecil
Kenaikan
Kas Kecil 1.500.000 Kas Kecil 1.500.000
Dana Kas
Kas/Bank 1.500.000 Kas/Bank 1.500.000
Kecil
Beban Selisih
Penyesuaian 500
Tidak Ada Jurnal Kas
Saldo 500
Kas Kecil

C. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank menurut Donald F. Kieso (2013:63) merupakan sebuah
skedul informasi yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan bank dan
catatan kas nasabah apabila perbedaan tersebut hanya berasal dari transaksi yang
belum dicatat oleh pihak bank maupun dari pihak perusahaan. Rekonsiliasi bank
digunakan untuk :
1. Menentukan apakah rekening bank dan saldo kas perusahaan sesuai dengan
perhitungan unsur yang belum dicatat
2. Mengisolasi kesalahan pencatatan dan masalah lainnya dalam catatan bank atau
sistem pencatatan perusahaan.
3. Menentukan saldo akhir kas yang benar

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 25


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

4. Menyediakan informasi untuk jurnal penyesuaian.


Dalam prosedur rekonsiliasi metode saldo buku dan Bank dijadikan sebagai
alat dalam mengoreksi saldo kas dimulai dengan dua saldo kas, dan merinci
perbedaan antara kedua saldo tersebut. Berikut beberapa penyebab timbulnya
perbedaan antara saldo akhir buku bank entitas dengan saldo akhir rekening koran
sehingga harus dilakukan rekonsiliasi bank yaitu sebagai berikut :
1. Perusahaan telah mencatat sebagai penerimaan uang, tetapi bank belum
mencatat, misalnya:
 Setoran dalam Perjalanan (Deposit in Transit)
 Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank

2. Perusahaan telah mencatat sebagai pengeluaran uang, tetapi bank belum


mencatat, misalnya:
 Cek yang masih beredar (Outstanding Cheque)
 Cek yang belum diserahkan pada yang dibayar

3. Bank telah mencatat sebagai penerimaan uang, tetapi perusahaan belum


mencatat, misalnya:
 Pendapatan Bunga (Jasa Giro)
 Wesel yang ditagih oleh Bank

4. Bank yang telah mencatat sebagai pengeluaran uang, tetapi perusahaan belum
mencatat, misalnya:
 Cek kosong atau tidak cukup dana
 Biaya Bank
 Bunga yang dicatat atas overdraft (saldo kredit kas)

5. Error by Bank/Book (Kesalahan), yaitu kesalahan pencatatan yang dapat


dilakukan baik oleh Bank maupun Entitas sehingga menyebabkan perbedaan
pencatatan antara Bank atau Entitas.

D. Bentuk Rekonsiliasi Bank


Penyusunan rekonsiliasi bank berdasarkan kegunaan dan tujuan perusahaan
dibentuk menjadi dua, antara lain:

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 26


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

1. Rekonsiliasi bank berdasarkan saldo akhir, seperti laporan rekonsiliasi saldo


bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (rekonsiliasi bank dua
kolom)
2. Rekonsiliasi bank berdasarkan saldo awal, seperti laporan rekonsiliasi saldo
bank kepada saldo kas (rekonsiliasi bank empat kolom)

CONTOH KASUS
1. PT Hayoloh menerima laporan rekening koran untuk bulan Desember 2023
yang menunjukkan saldo kas Rp 22.190.000, sedangkan berdasarkan data dari
catatan perusahaan saldo kas menunjukkan jumlah sebesar Rp 20.282.000.
Berikut transaksi – transaksi yang menunjukkan perbedaan antara saldo kas
menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut laporan rekening koran.
a. Setoran dalam perjalanan sebesar Rp 3.680.000
b. Uang kas yang tidak disetor Rp 175.000
c. Cek yang ditulis pada bulan Desember, namun belum dicairkan terdiri dari:
1) Cek No. 0501 sebesar Rp 1.500.000
2) Cek No. 0504 sebesar Rp 2.000.000
3) Cek No. 0507 sebesar Rp 1.051.000
d. Bunga pinjaman sebesar Rp 600.000 langsung didebet dari rekening bank
belum diketahui entitas.
e. Bank mengeluarkan beban administrasi sebesar Rp 18.000 dan belum
dicatat oleh entitas.
f. Kesalahan pencatatan cek yang dilakukan perusahaan terhadap cek
pembayaran hutang sebesar Rp 131.000 namun dicatat sebesar Rp 311.000.
Diminta:
a) Buatlah penyusunan rekonsiliasi bank dalam bentuk dua kolom
b) Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan PT Hayoloh

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 27


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Penyelesaian:
a) Laporan rekonsiliasi bank bentuk dua kolom
PT Hayoloh
Rekonsiliasi Laporan Bank
Per 31 Desember 2023
Saldo per laporan 22.190.000 Saldo kas 20.282.000
Bank
Ditambah: Ditambah:
Deposit dalam transit 3.680.000 Bunga 600.000
Uang kas yang tidak 175.000 3.855.000 Kesalahan pencatatan 180.000 780.000
disetor cek
26.045.000 21.062.000
Dikurangi:
Cek yang beredar: Dikurangi:
No. 0501 1.500.000 Biaya Adm. bank 18.000
No. 0504 2.000.000
No. 0507 1.051.000 5.001.000

Saldo bank yang 21.044.000 Saldo Kas yang benar 21.044.000


benar

b) Jurnal penyesuaian yang diperlukan dari rekonsiliasi di atas adalah:


1. Jurnal atas pencatatan bunga yang diterima oleh bank :
Kas Rp 600.000
Pendapatan Bunga Rp 600.000

2. Jurnal atas kesalahan pencatatan angka cek oleh entitas :


Kas Rp 180.000
Utang Usaha Rp 180.000

3. Jurnal atas pencatatan beban administrasi dari Bank :


Beban Administrasi Bank Rp18.000
Kas Rp18.000

2. PT Jatuh Bangun membuka rekening giro pada Bank Mandiri pada tanggal 1
Juni 2023 dengan setoran awal sebesar Rp 4.000.000. Semua transaksi
pengeluaran dilakukan dengan cek bank Mandiri tersebut. Transaksi untuk
bulan Juni dan Juli 2023 adalah sebagai berikut (disajikan dalam ribuan
rupiah):

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 28


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Keterangan PT Jatuh Bangun Bank Mandiri


Setoran Bulan Juni 7.360 7.110
Pengeluaran dengan cek Juni 6.290 6.130
Biaya Bank bulan Juni - 10
Saldo tanggal 30 Juni 5.070 4.970
Setoran bulan Juli 8.220 8.280
Pengeluaran dengan cek bulan Juli 9.410 9.220
Biaya bank Bulan Juli - 15
Biaya bank Bulan Juni 10 -
Penagihan wesel oleh bank
- 1.015
(plus bunga 15)
Saldo tanggal 31 Juli 3.870 5.030

Diminta:
Buatlah penyusunan rekonsiliasi bank empat kolom bulan Juli 2023 dan Jurnal
yang diperlukan PT Jatuh Bangun!
Penyelesaian:

PT Jatuh Bangun
Rekonsiliasi Laporan Bank
Per 31 Juli 2023
Saldo Saldo
Keterangan Penerimaan Pengeluaran
30 Juni 2023 31 Juli 2023
Laporan Mandiri 4.970 9.295 9.235 5.030
Cek beredar tanggal:
- 30 Juni (160) - (160) -
- 31 Juli - - 350 (350)
Setoran dllm proses tgl:
- 30 Juni 250 (250) - -
- 31 Juli 190
Biaya Bank bulan:
- Juni 10 - 10 -
- Juli - - (15) 15
Piutang wesel - (1.000) - (1.000)
Bunga piutang wesel - (15) - (15)
Catatan PT Jatuh Bangun 5.070 8.220 9.420 3.870

Perhitungan:
Setoran PT Jatuh Bangun Bulan Juli 2023 8.280
Piutang wesel + Bunga yang ditagih Bank Mandiri 1.015
Jumlah Penerimaan bulan Juli oleh Bank Mandiri 9.295

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 29


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Pembayaran cek oleh Bank Mandiri 9.220


Biaya bank bulan Juli 15
Pengeluaran menurut Mandiri bulan Juli 9.235

Setoran PT Jatuh Bangun bulan Juni 7.360


Jumlah yang diterima Mandiri Bulan Juni (7.110)
Setoran dalam proses 30 Juni 250

Setoran dalam proses 30 Juni 250


Setoran PT Jatuh Bangun bulan Juli 8.220
Jumlah yang seharusnya diterima Mandiri bulan Juli 8.470

Jumlah yang seharusnya diterima Mandiri bulan Juli 8.470


Jumlah yang diterima Mandiri bulan Juli (8.280)
Setoran dalam proses 31 Juli 190

Cek yang dikeluarkan PT Jatuh Bangun bulan Juni 6.290


Cek yang dibayar Mandiri bulan Juni (6.130)
Cek beredar 30 Juni 160

Cek yang beredar 30 Juni 160


Cek yang dikeluarkan PT Jatuh Bangun bulan Juli 9.410
Cek yang dapat diuangkan ke Mandiri 9.570
Cek yang telah diuangkan ke Mandiri bulan Juli (9.220)
Cek yang beredar 31 Juli 350

Pengeluaran dengan cek bulan Juli 9.410


Biaya bank bulan Juli 10
Pengeluaran bulan Juli oleh PT Jatuh Bangun 9.420

Maka, jurnal koreksi yang diperlukan oleh PT Jatuh Bangun untuk mencatat
transaksi tersebut pada tanggal 31 Juli 2023 adalah:
Kas 1.000
Biaya Bank 15
Piutang Wesel 1.000
Pendapatan Bunga 15

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 30


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

2. PIUTANG
A. Pengertian Piutang
Piutang merupakan tagihan perusahaan terhadap entitas atau seseorang akibat
adanya penjualan barang atau jasa dengan cara kredit. Piutang dapat
diklasifikasikan sebagai piutang lancar jika diharapkan akan tertagih dalam kurun
waktu satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, dan jika sebaliknya, akan
diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar.

B. Penjualan Kredit Dengan Diskon


Apabila Entitas dalam transaksi penjualan memberikan harga neto ke pihak
pelanggan dan bukan pada harga bruto (harga Katalog), maka selisih antara harga
bruto dan harga neto disebut diskon. Terdapat dua macam diskon yang diberikan
kepada pelanggan, antara lain:
1. Diskon Dagang
Diskon dagang adalah potongan harga atau pengurangan nilai yang
diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai insentif atau imbalan atas
pembelian produk atau layanan dalam jumlah tertentu atau pada kondisi tertentu.
Perusahaan biasanya menggunakan diskon dagang untuk menghindari
perubahan yang sering terjadi dalam katalog, untuk mengutip harga yang
berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda, atau untuk
menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari pesaing.
CONTOH KASUS
Sebuah penerbit buku menjual buku teks dengan harga katalog sebesar
Rp100.000 dengan PPN 11% kepada pelanggannya dan diskon sebesar 30%.
Berapa besar piutang yang harus dicatat oleh penerbit buku dan bagaiman
pencatatan jurnalnya dengan metode diskon dagang?
Piutang yang dicatat oleh penerbit:
- Harga Buku: 100.000 – (100.000 x 30%) = 70.000 per buku
- PPN: 70.000 x 11% = 7.700
Sehingga jurnal yang dicatat dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Piutang Usaha 77.700
Pendapatan Penjualan 70.000
PPN Keluaran 7.700

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 31


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

2. Diskon Tunai
Diskon tunai merujuk pada pengurangan harga atau potongan yang
diberikan kepada pembeli jika mereka melakukan pembayaran secara tunai atau
dalam jangka waktu yang singkat. Perusahaan menawarkan diskon tunai untuk
mendorong pembeli agar melakukan pembayaran secepatnya. Diskon tunai
secara umum diberikan dalam bentuk termin seperti 2/10, N/30 (diskon 2%
apabila pembayaran dilakukan dalam 10 hari, dengan waktu jatuh tempo 30
hari), atau 2/10, E.O.M (diskon 2% apabila pembayaran dilakukan dalam 10 hari
dari akhir bulan).
Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam mencatat diskon tunai, yaitu:
a. Metode Bruto (Gross Method)
Jumlah piutang yang diakui dalam metode bruto adalah sebesar nilai
penjualan tanpa dipengaruhi diskon yang akan diberikan. Diskon penjualan
akan dicatat sebagai pengurang dari nilai penjualan bukan sebagai pengurang
piutang. Pada laporan laba-rugi diskon penjualan dicatat sebagai pengurang
penjualan.

b. Metode Neto (Net Method)


Jumlah piutang yang diakui dalam metode neto adalah sebesar nilai
piutang setelah dikurangi diskon penjualan. Apabila pelanggan tidak
memanfaatkan diskon yang diberikan atau melakukan pelunasan piutang
setelah periode diskon, maka diskon penjualan yang hilang akan diakui pada
saat mencatat pendapatan penjualan.

CONTOH KASUS
Pada tanggal 1 Oktober 2023 PT. LABAMEN JAYA menjual barang
dagangan secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 seharga Rp10.000.000 Pada
tanggal 7 Oktober 2023, PT. LABAMEN JAYA menerima pembayaran
piutang dari penjualan sebesar Rp3.000.000 Kemudian piutang yang masih
tersisa akan dibayarkan pada tanggal 30 Oktober 2023. Dengan merujuk pada
kasus transaksi tersebut, berikut merupakan perbedaan metode bruto dan
metode neto dalam pencatatan diskon tunai.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 32


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

a. Mencatat penjualan kredit dengan termin 2/10, n/30.


Metode Bruto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01 Okt Piutang Usaha 10.000.000
Pendapatan Penjualan 10.000.000

Metode Neto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01 Okt Piutang Usaha* 9.800.000
Pendapatan Penjualan 9.800.000
*

b. Mencatat penerimaan pelunasan piutang sebesar Rp3.000.000


Metode Bruto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
07 Okt Kas 2.940.000
Potongan Penjualan* 60.000
Piutang Usaha 3.000.000
*
Metode Neto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
07 Okt Kas 2.940.000
Piutang Usaha 2.940.000

c. Mencatat penerimaan piutang yang tersisa sebesar Rp7.000.000


Metode Bruto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
30 Okt Kas 7.000.000
Piutang Usaha 7.000.000

Metode Neto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
30 Okt Piutang Usaha 140.000
Potongan penjualan 140.000
yang dibatalkan*
Kas 7.000.000
Piutang Usaha 7.000.000
*

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 33


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

C. Piutang usaha yang tidak tertagih


Transaksi penjualan yang tidak dilakukan secara tunai memiliki risiko
ketidakmampuan untuk mengumpulkan piutang yang terutang. Ketidakmampuan
ini dapat mengakibatkan kerugian pendapatan. Kerugian pendapatan dan
penurunan laba diakui melalui pencatatan beban piutang ragu-ragu (atau beban
piutang tidak tertagih atau kerugian piutang) dalam laporan keuangan.
Dua metode yang digunakan dalam mencatat piutang tidak tertagih, yaitu:
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)
Dalam metode penghapusan langsung, ketika perusahaan telah menentukan
bahwa piutang tidak dapat ditagih, perusahaan akan mencatat kerugian tersebut
dengan mendebit akun “Beban Piutang Tak Tertagih” dan mengkredit akun
“Piutang Usaha”. Metode ini memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
menunjukkan dalam neraca jumlah piutang yang diharapkan akan dapat ditagih,
karena pencatatannya dalam neraca hanya memperlihatkan jumlah piutang usaha
bruto.

2. Metode Cadangan (Allowance Method)


Metode cadangan untuk piutang tak tertagih melibatkan estimasi piutang
tertagih pada setiap akhir periode. Estimasi tersebut dicatat sebagai beban dan
pengurang tidak langsung terhadap piutang usaha (melalui kenaikan akun
cadangan) dalam periode dimana penjualan itu dicatat.

CONTOH KASUS
a. Diketahui estimasi piutang yang tak tertagih PT BANGUN SEJAHTERA
pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp50.000.000. Bagaimana
pencatatan jurnal atas informasi tersebut?
Metode Penghapusan Langsung
Dengan metode penghapusan langsung, piutang tak tertagih yang diestimasi
setiap akhir periode tersebut tidak dijurnal (no entry).
Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Des Beban Piutang Tak 50.000.000
Tertagih
Cadangan Piutang 50.000.000
Tak Tertagih

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 34


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

b. Pada tanggal 5 Februari 2023, salah satu pelanggan PT BANGUN


SEJAHTERA yaitu PT ANGKASA dinyatakan bangkrut, sehingga tidak
dapat melunasi hutangnya yang berjumlah Rp25.000.000. Pencatatan jurnal
atas informasi tersebut adalah:
Metode Penghapusan Langsung
Tanggal Keterangan Debit Kredit
05 Feb Beban Piutang Tak 25.000.000
Tertagih
Piutang Usaha 25.000.000

Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
05 Feb Cadangan Piutang Tak 25.000.000
Tertagih
Piutang Usaha 25.000.000

c. Kemudian apabila pada tanggal 4 April 2023 ternyata PT ANGKASA


memberitahukan bahwa akan melunasi hutangnya tanggal 11 Mei 2023.
Jurnal yang dicatat atas informasi tersebut adalah:
Metode Penghapusan Langsung
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04 Apr Piutang Usaha 25.000.000
Beban Piutang Tak 25.000.000
Tertagih

Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04 Apr Piutang Usaha 25.000.000
Cadangan Piutang 25.000.000
Tak Tertagih

d. Pada tanggal 11 Mei 2023 PT ANGKASA melunasi utangnya secara tunai,


maka jurnal yang dicatat adalah:
Metode Penghapusan Langsung
Tanggal Keterangan Debit Kredit
11 Mei Kas 25.000.000
Piutang Usaha 25.000.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 35


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Metode Cadangan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
11 Mei Kas 25.000.000
Piutang Usaha 25.000.000

D. Cadangan Piutang Tak Tertagih


Untuk menetapkan cadangan piutang tak tertagih yang akan dicatat setiap akhir
periode, terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah
estimasi cadangan piutang tak tertagih tersebut, yaitu:
a. Persentase Penjualan (Percentage of sales approach)
Metode ini menekankan pada prinsip penandingan dan laporan laba-rugi.
Persentase rata-rata hubungan antara kerugian piutang tak tertagih aktual
dengan penjualan kredit bersih diestimasi berdasarkan pengalaman masa lalu.

CONTOH KASUS
Total penjualan kredit PT BANGUN SEJAHTERA untuk tahun 2022 adalah
sebesar Rp500.000.000. Beban piutang tak tertagih pada tahun 2022 sebesar
Rp5.000.000. Jika penjualan tahun 2023 berjumlah Rp750.000.000, maka
estimasi beban piutang tak tertagih tahun 2023 dapat dihitung sebagai berikut:

%piutang tak tertagih = B. piutang tak tertagih 2022 / T. Penjualan 2022


x 100%
= 5.000.000/500.000.000 x 100%
= 1%

Est. piutang tak tertagih 2023 = %piutang tak tertagih x T. penjualan 2023
= 1% x 750.000.000
= 7.500.000

Maka, Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat estimasi piutang tak tertagih
tersebut adalah:

Keterangan Debit Kredit


Beban Piutang Tak Tetagih 7.500.000
Cadangan Piutang 7.500.000
Tak Tertagih

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 36


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

b. Persentase Piutang atau Neraca (Percentage of receivables or balance sheet


approach)
Metode ini menekankan nilai realisasi bersih piutang usaha dan
menggunakan data historis untuk mengestimasi persentase piutang usaha tak
tertagih. Perusahaan dapat menerapkan metode ini dengan menggunakan
tingkat komposit tunggal yang mencerminkan estimasi piutang tak tertagih.
Atau, perusahaan dapat membuat jadwal umur piutang yang menerapkan
persentase berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu untuk berbagai kategori
umur piutang.

CONTOH KASUS
Diketahui analisa umur piutang PT BANGUN SEJAHTERA pada 31
Desember 2023 adalah sebagai berikut:
Analisa Umur Piutang PT BANGUN SEJAHTERA
Per 31 Desember 2023
Est. %
Umur Piutang Saldo Piutang Piutang Tak Cadangan
Tertagih
< 30 hari 800.000.000 2% 16.000.000
31 – 60 hari 830.000.000 4% 33.200.000
61 – 90 hari 700.000.000 16% 112.000.000
91 – 120 hari 425.000.000 25% 106.250.000
> 120 hari 150.000.000 50% 75.000.000
Saldo cadangan piutang tak tertagih pada akhir tahun 342.450.000

Maka jurnal yang dicatat atas transaksi tersebut adalah:


Keterangan Debit Kredit
Beban Piutang Tak Tertagih 342.450.000
Cadangan piutang 342.450.000
tak tertagih
Apabila akun cadangan piutang tak tertagih PT BANGUN SEJAHTERA
memiliki saldo Rp152.450.000 per 31 Desember 2022, maka jumlah tambahan
akun cadangan yang dicatat sebagai penyesuaian di 31 Desember 2023 adalah:
342.450.000 – 152.450.000 = 190.000.000
Sehingga, jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Beban Piutang Tak Tertagih 190.000.000
Cadangan piutang 190.000.000
tak tertagih

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 37


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

LATIHAN SOAL
KASUS 1
PT Lasagna ingin melakukan penyesuaian catatan yang entitas miliki dengan catatan
yang terdapat dalam rekening korean dengan data sebagai berikut:
a. Pada buku kas PT Lasagna tercatat bahwa saldo kas tanggal 31 Januari 2023
sebesar Rp 22.122.000,- sedangkan menurut rekening koran yang diterima dari
bank Rp 23.550.000
b. Setoran pada tanggal 31 Januari 2023 sebesar Rp 4.000.000,- tidak tercantum
dalam laporan bank
c. Cek yang dikeluarkan bulan Januari masih beredar Rp 5.230.000
d. PT Lasagna belum mencatat piutang wesel yang dilunasi dengan langganan via
Bank Mandiri Rp 4.500.000.
e. Biaya Jasa Bank Rp 32.000,- untuk bulan Januari belum dicatat perusahaan.
f. Cek seorang langganan sebesar Rp 4.995.000,- dikembalikan oleh bank karena
tidak cukup dananya
g. Cek untuk membayar hutang dagang Rp 4.890.000,- keliru dicatatkan oleh
perusahaan Rp 5.650.000,-
h. Cek dikeluarkan PT Burung Dara Rp 35.000,- keliru dicatat sebagai cek yang
dikeluarkan oleh PT Lasagna.
Diminta:
Buatlah Rekonsiliasi Bank dua kolom beserta dengan jurnal penyesuaian yang
diperlukan oleh PT Lasagna!

KASUS 2
PT Hompimpa memberikan data – datanya yang berhubungan dengan saldo uang yang
ada pada Bank BNI 46 adalah sebagai berikut (disajikan dalam ribuan rupiah):

Catatan Bank
Keterangan Catatan PT Hompimpa
BNI 46
Setoran laporan bank BNI 46 per 1
10.000 7.500
November 2023
Setoran bulan November 100.000 90.000
Pengeluaran dengan cek bulan November 75.000 76.000
Biaya Bank bulan Oktober 500 -
Biaya Bank bulan November - 1.000
Saldo tanggal 30 November 2023 34.500 21.500

Diketahui pada tanggal 31 Oktober 2023 terdapat cek beredar sebesar Rp 4.000.000,-
dan setoran dalam perjalanan Rp 6.000.000,-. Semua setoran ke bank berasal dari
penjualan barang dagang dan semua pembayaran dengan cek adalah untuk pembelian
barang dagang pada bulan yang bersangkutan.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 38


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Diminta:
Buatlah penyusunan rekonsiliasi bank empat kolom bulan November 2023 dan
Jurnal yang diperlukan PT Hompimpa!

KASUS 3
Diketahui:
a. Estimasi piutang yang tak tertagih PT BERLIAN pada tanggal 31 Desember 2022
adalah sebesar Rp90.000.000.
b. Pada tanggal 7 Februari 2023, salah satu pelanggan PT BERLIAN yaitu PT
MENTARI dinyatakan bangkrut, sehingga tidak dapat melunasi utangnya yang
berjumlah Rp30.000.000.
c. Kemudian apabila pada tanggal 11 April 2023 ternyata PT MENTARI
memberitahukan bahwa akan melunasi hutangnya tanggal 11 Mei 2023.
d. Pada tanggal 27 Mei 2023 PT MENTARI melunasi utangnya secara tunai.

Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan dengan menggunakan metode langsung dan cadangan!

KASUS 4
Diketahui:
Analisa Umur Piutang PT LABAMEN SENTOSA
Per 31 Desember 2023
Est. %
Umur Piutang Saldo Piutang Piutang Tak Cadangan
Tertagih
< 30 hari 900.000.000 3% …
31 – 60 hari 810.000.000 6% …
61 – 90 hari 680.000.000 18% …
91 – 120 hari 415.000.000 27% …
> 120 hari 170.000.000 50% …
Saldo cadangan piutang tak tertagih pada akhir tahun …

Diminta:
a. Lengkapilah tabel tersebut!
b. Buatlah jurnal yang diperlukan!
c. Apabila akun cadangan piutang tak tertagih PT LABAMEN SENTOSA pada 31
Desember 2022 sebesar Rp131.000.000, bagaimana perhitungan dan pencatatan
jurnalnya?

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 39


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

BAB III

PERSEDIAAN

A. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah suatu pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan
usaha yang biasa atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam kegiatan
produksi dimana akan menghasilkan produk yang siap untuk dijual dalam satu
periode akuntansi.

B. Sistem Pencatatan Persediaan


Perusahaan akan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem untuk
mengelola catatan persediaan yang akurat untuk biaya tersebut yaitu dengan
menggunakan sistem perpetual maupun sistem periodik
 Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system) : perusahaan
mencatat semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang langsung dalam
akun persedian saat terjadinya transaksi. Sistem ini memberikan catatan saldo
terus menerus dalam akun persediaan dan akun beban pokok penjualan.
 Sistem persediaan periodik (periodic inventory system) : perusahaan
menentukan jumlah persediaan secara berkala. Pada sistem persediaan periodik
hal yang perlu diperhatikan adalah beban pokok penjualan yang tergantung
pada perhitungan fisik persediaan akhir.
Perbandingan sistem periodik dan sistem perpetual:
Sistem Periodik Sistem Perpetual
Persediaan awal 10 unit @Rp1.000.000
Mencatat penjualan sebanyak 8 unit @Rp1.200.000
Kas/Utang 9.600.000 Kas/Utang 9.600.000
Pendapatan 9.600.000 Pendapatan 9.600.000
Penjualan Penjualan
Harga Pokok 8.000.000
Penjualan
Persediaan 8.000.000
Mencatat pembelian sebanyak 5 unit @Rp1.050.000
Pembelian 5.250.000 Persediaan 5.250.000
Kas/Utang 5.250.000 Kas/Utang 5.250.000
Mencatat retur penjualan sebanyak 3 unit
Retur Penjualan 3.600.000 Retur Penjualan 3.600.000
Kas/Utang 3.600.000 Kas/Utang 3.600.000
Persediaan 3.000.000
Harga Pokok 3.000.000
Penjualan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 40


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Sistem Periodik Sistem Perpetual


Mencatat retur pembelian sebanyak 2 unit
Kas/Utang 2.100.000 Kas/Utang 2.100.000
Retur 2.100.000 Persediaan 2.100.000
Pembelian

C. Sistem Penilaian Arus Biaya Persediaan


 Biaya Rata-rata
Metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average) memberikan harga
persediaan berdasarkan biaya rata-rata semua barang serupa yang tersedia selama
periode tersebut. Perusahaan sering menggunakan metode biaya rata-rata untuk
alasan praktis daripada konseptual. Metode ini sederhana untuk diterapkan dan
objektif. Metode ini tidak tunduk pada manipulasi laba sebagaimana beberapa
metode penetapan harga persediaan lainnya. Selain itu, dengan metode ini
memudahkan mengukur item biaya berdasarkan harga rata-rata.
 First-In, First-Out (FIFO)
Metode FIFO (First-In, First-Out) mengasumsikan bahwa perusahaan
menggunakan barang dalam urutan pembeliannya atau dapat diasumsikan bahwa
barang pertama yang dibeli adalah yang pertama digunakan atau yang pertama
dijual. Oleh karena itu, persediaan yang tersisa harus mencerminkan pembelian
terbaru. Dalam semua kasus dimana FIFO digunakan, persediaan dan beban pokok
penjualan akan sama pada akhir bulan, baik menggunakan sistem perpetual
maupun periodik.
 Last-In, First Out (LIFO)
Metode LIFO (Last-In, First-Out) mengasumsikan bahwa perusahaan
menggunakan barang dalam urutan terakhir pembeliannya atau dapat diasumsikan
bahwa barang terakhir yang dibeli adalah yang pertama digunakan atau yang
pertama dijual.

CONTOH KASUS
Diketahui PT. Kartika melakukan transaksi penjualan dan persediaan pada bulan
Januari 2023 adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Unit Harga
01-Jan Persediaan 200 Rp9.000
10-Jan Pembelian 300 Rp10.000
15-Jan Penjualan 200 Rp15.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 41


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Tanggal Keterangan Unit Harga


20-Jan Penjualan 100 Rp16.000
25-Jan Pembelian 400 Rp11.000
30-Jan Penjualan 250 Rp17.000
Diminta :
Hitunglah harga pokok penjualan, persediaan akhir barang dan laba kotor PT
Kartika per 31 Januari 2023 menggunakan metode Biaya rata-rata, FIFO, LIFO
serta pencatatan persediaan secara sistem perpetual dan periodik!
a. Metode Biaya rata-rata
Metode Periodik
Perhitungan:
Persediaan awal 200 x 9.000 1.800.000
Pembelian, terdiri dari:
- Tanggal 10 Januari : 300 x 10.000 = 3.000.000
- Tanggal 25 Januari : 400 x 11.000 = 4.400.000
Jumlah Pembelian 7.400.000
Barang yang tersedia dijual 9.200.000
HP. rata-rata
(9.200.000 / 900 = 10.222,22)
Persediaan akhir
(900 – 550 = 350 unit)
Nilai Persediaan akhir (3.577.777)
350 x 10.222,22
Harga Pokok Penjualan 5.622.623

Penjualan:
- Tanggal 15 Januari : 200 x 15.000 = 3.000.000
- Tanggal 20 Januari : 100 x 16.000 = 1.600.000
- Tanggal 30 Januari : 250 x 17.000 = 4.250.000
Jumlah Penjualan 8.850.000
Harga Pokok Penjualan (5.622.623)
Laba Bruto Rp3.227.377

Metode Perpetual

Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Tgl Harga/ Total Harga/ Total Harga/ Total
Unit Unit Unit
Unit Harga Unit Harga Unit Harga
01 Jan - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10 Jan 300 10.000 3.000.000 - - - 500 9.600 4.800.000
15 Jan - - - 200 9.600 1.920.000 300 9.600 2.880.000
20 Jan - - - 100 9.600 960.000 200 9.600 1.920.000
25 Jan 400 11.000 4.400.000 - - - 600 10.533 6.320.000
30 Jan 250 10.533 2.633.250 350 10.533 3.686.550

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 42


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Keterangan:
Persediaan Akhir = 3.686.550
Harga Pokok Penjualan = 5.513.250
Laba Bruto = (8.850.000 – 5.513.250) = 3.336.750

b. Metode FIFO
Metode Periodik
Perhitungan:
Persediaan awal 200 x 9.000 1.800.000
Pembelian, terdiri dari:
- Tanggal 10 Januari : 300 x 10.000 = 3.000.000
- Tanggal 25 Januari : 400 x 11.000 = 4.400.000
Jumlah Pembelian 7.400.000
Barang yang tersedia dijual 9.200.000
Persediaan akhir
(900 – 550 = 350 unit)
Terdiri dari
- Pembelian tgl 25 Januari : 350 x 11.000 = 3.850.000
Jumlah persediaan akhir (3.850.000)
Harga Pokok Penjualan 5.350.000

Penjualan:
- Tanggal 15 Januari : 200 x 15.000 = 3.000.000
- Tanggal 20 Januari : 100 x 16.000 = 1.600.000
- Tanggal 30 Januari : 250 x 17.000 = 4.250.000
Jumlah Penjualan 8.850.000
Harga Pokok Penjualan (5.350.000)
Laba Bruto Rp3.500.000

Metode Perpetual

Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Tgl Harga/ Total Harga/ Total Harga/ Total
Unit Unit Unit
Unit Harga Unit Harga Unit Harga
01 Jan - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10 Jan 300 10.000 3.000.000 - - - 200 9.000 1.800.000
300 10.000 3.000.000
15 Jan - - - 200 9.000 1.800.000 300 10.000 3.000.000
20 Jan - - - 100 10.000 1.000.000 200 10.000 2.000.000
25 Jan 400 11.000 4.400.000 - - - 200 10.000 2.000.000
400 11.000 4.400.000
30 Jan - - - 200 10.000 2.000.000 350 11.000 3.850.000
50 11.000 550.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 43


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Keterangan:
Persediaan Akhir = 3.450.000
Harga Pokok Penjualan = 5.350.000
Laba Bruto = (8.850.000 – 5.350.000) = Rp3.500.000

c. Metode LIFO
Metode Periodik
Perhitungan:
Persediaan awal 200 x 9.000 1.800.000
Pembelian, terdiri dari:
- Tanggal 10 Januari : 300 x 10.000 = 3.000.000
- Tanggal 25 Januari : 400 x 11.000 = 4.400.000
Jumlah Pembelian 7.400.000
Barang yang tersedia dijual 9.200.000
Persediaan akhir
(900 – 550 = 350 unit)
Terdiri dari
- Persediaan awal 01 Januari : 200 x 9.000 = 1.800.000
- Pembelian tgl 10 Januari : 150 x 10.000 = 1.500.000
Jumlah persediaan akhir (3.300.000)
Harga Pokok Penjualan 5.900.000

Penjualan:
- Tanggal 15 Januari : 200 x 15.000 = 3.000.000
- Tanggal 20 Januari : 100 x 16.000 = 1.600.000
- Tanggal 30 Januari : 250 x 17.000 = 4.250.000
Jumlah Penjualan 8.850.000
Harga Pokok Penjualan (5.900.000)
Laba Bruto Rp2.950.000

Metode Perpetual
Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Tgl Harga/ Total Harga/ Total Harga/ Total
Unit Unit Unit
Unit Harga Unit Harga Unit Harga
01 Jan - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10 Jan 300 10.000 3.000.000 - - - 200 9.000 1.800.000
300 10.000 3.000.000
15 Jan - - - 200 10.000 2.000.000 200 9.000 1.800.000
100 10.000 1.000.000
20 Jan - - - 100 10.000 1.000.000 200 9.000 1.800.000
25 Jan 400 11.000 4.400.000 - - - 200 9.000 1.800.000
400 11.000 4.400.000
30 Jan - - - 250 11.000 2.750.000 200 9.000 1.800.000
150 11.000 1.650.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 44


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Keterangan:
Persediaan Akhir = 3.450.000
Harga Pokok Penjualan = 5.750.000
Laba Bruto = (8.850.000 – 5.750.000) = Rp3.100.000

Catatan:
Berdasarkan pasal 10 ayat (6) UU PPh, harga pokok persediaan dinilai berdasarkan
perhitungan harga perolehan yang dilakukan dengan metode biaya rata-rata tertimbang
(weighted average) atau dengan metode FIFO (First-In, First-Out). Sedangkan metode
LIFO (Last-In, First-Out) tidak diakui oleh pajak karena dapat mengurangi laba kena
pajak, sehingga beban pajak menjadi lebih rendah.

C. Menaksir Nilai Persediaan


Jika perusahaan menggunakan metode periodik untuk mencatat persediaan
barang dagang, maka jumlah persediaan akhir dapat diketahui sesudah dilakukan
perhitungan fisik (stock opname) atas barang-barang yang ada. Apabila
perhitungan fisik ini tidak mungkin dilakukan sehingga penentuan jumlah
persediaan dilakukan dengan taksiran. Terdapat dua metode untuk melakukan
taksiran atas jumlah persediaan pada tanggal tertentu, yaitu: metode laba kotor dan
metode harga eceran.
1. Metode Laba Kotor
Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menentukan taksiran nilai
persediaan tanpa dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock opname) dan
untuk menguji ketelitian data akuntansi apabila sistem permanen digunakan.

CONTOH KASUS
Diketahui data persediaan barang dagang PT Harmoni sebagai berikut:
Persediaan awal Rp550.000
Pembelian (netto) 2.200.000
Penjualan (netto) 1.650.000

Jika laba kotor sebesar 25% dari penjualan, maka persediaan akhir dapat
dihitung sebagai berikut:
Persediaan awal Rp550.000
Pembelian (netto) 2.200.000
Tersedia untuk dijual 2.750.000
Penjualan 1.650.000
Laba kotor (25% x 1.650.000) 412.500
Taksiran harga pokok penjualan (1.237.500)
Taksiran nilai persediaan akhir Rp1.512.500

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 45


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

2. Metode Harga Eceran


Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan retail dan department store,
yang memperjualbelikan banyak jenis barang dengan frekuensi perputaran
barang yang relatif tinggi.

CONTOH KASUS
Diketahui data persediaan barang dagang PT Melodi sebagai berikut:
Harga Eceran Harga Pokok
Persediaan awal Rp1.000.000 Rp600.000
Pembelian (netto) 9.000.000 5.400.000
Tersedia untuk dijual 10.000.000 6.000.000
Penjualan 7.000.000
Persediaan akhir 3.000.000

Persentase harga pokok 6.000.000 / 10.000.000 x 100% = 60%


Jadi taksiran nilai persediaan akhir barang dagang harga pokok adalah
60% x 3.000.000 = Rp1.800.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 46


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

LATIHAN SOAL
KASUS 1
Diketahui PT Dinanti melakukan transaksi penjualan dan persediaan pada bulan Januari
2023 adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Unit Harga


01-Mar Persediaan 300 Rp12.000
09-Mar Pembelian 200 Rp13.000
14-Mar Penjualan 300 Rp16.000
19-Mar Penjualan 100 Rp18.000
24-Mar Pembelian 400 Rp15.000
39-Mar Penjualan 250 Rp20.000
Diminta :
Hitunglah harga pokok penjualan, persediaan akhir barang dan laba kotor PT Dinanti
per 31 Maret 2023 menggunakan metode Biaya rata-rata dan FIFO serta pencatatan
persediaan secara sistem perpetual dan periodik!

KASUS 2
Diketahui data persediaan barang dagang PT Melamun pada bulan Oktober 2023 adalah
sebagai berikut:
Persediaan awal Rp2.000.000
Pembelian (netto) 8.000.000
Penjualan (netto) 9.000.000

Jika laba kotor sebesar 30% dari penjualan, berapakah taksiran harga pokok penjualan
dan persediaan akhirnya?

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 47


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

BAB IV

ASET TETAP BERWUJUD

A. Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah harta/kekayaan perusahaan yang mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu periode akuntansi (1 tahun). Aset tetap dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu aset tetap berwujud, dan aset tetap tidak
berwujud.

B. Depresiasi
Penyusutan atau depresiasi adalah proses alokasi harga perolehan suatu aset
tetap secara sistematis selama masa manfaatnya. Perusahaan melakukan
pengalokasian terhadap harga perolehan aset-asetnya agar prinsip pencocokan
(matching principle) dapat terpenuhi.

1. Faktor Yang Terlibat Dalam Proses Penyusutan


a. Dasar Penyusutan
Dasar penyusutan dari suatu aset tetap berwujud diperoleh dari harga
perolehan dikurangi dengan nilai residu (nilai sisa). Nilai residu adalah
estimasi nilai aset tetap pada akhir masa manfaatnya.

b. Masa Manfaat/Umur Manfaat/Umur Ekonomis


Masa manfaat adalah prakiraan periode dimana aset tetap dapat
memberikan manfaat ekonomis bagi entitas. Ada beberapa faktor yang
terlibat dalam penentuan masa manfaat dari suatu aset:
 Prakiraan Daya Pakai
Daya pakai atau daya guna dinilai dengan merujuk pada prakiraan
kapasitas atau kemampuan fisik suatu aset untuk menghasilkan sesuatu.
 Prakiraan Tingkat Keausan Fisik
Prakiraan ini bergantung pada faktor pengoperasian aset, seperti jumlah
shift penggunaan aset dan program pemeliharaan aset serta perawatan
dan pemeliharaan aset pada saat aset tersebut tidak digunakan atau
menganggur.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 48


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

 Keusangan Teknis dan Komersial


Keusangan ini diakibatkan oleh peningkatan produksi, atau karena
perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh
aset yang bersangkutan.
 Pembatasan Penggunaan Aset
Terdapat aspek hukum atau peraturan tertentu yang menyebabkan
penggunaan aset menjadi terbatas, seperti berakhirnya waktu penggunaan
sehubungan dengan sewa.

2. Metode Penyusutan
a. Garis Lurus
Metode ini mengharuskan biaya penyusutan yang sama rata setiap
tahunnya. Alasan digunakannya metode garis lurus adalah (1) manfaat
ekonomis aset akan diperoleh secara merata setiap tahunnya dan (2) biaya
perawatan dan perbaikan aset tersebut juga cenderung sama setiap tahunnya.
Hasil perhitungan metode garis lurus diperoleh dari pengurangan antara harga
perolehan dan nilai residu, lalu membaginya dengan umur ekonomis atau
manfaatnya.

b. Saldo Menurun
Beban penyusutan menurut metode ini akan lebih besar pada awal periode
penyusutan, kemudian semakin menurun secara periodik hingga akhir masa
manfaat asetnya. Beban penyusutan setiap periode dihitung berdasarkan
persentase tetap dikalikan dengan nilai buku. Proses penyusutan menurut
metode ini akan berhenti sampai nilai buku suatu aset menyamai nilai
residunya sehingga tidak perlu ada pengurangan antara harga perolehan dan
nilai residu pada tahap awal perhitungannya.

c. Jumlah Unit Produksi


Metode ini memberikan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau
output yang diharapkan dari suatu aset. Faktor yang digunakan bisa berupa
jumlah jam produksi atau jumlah unit hasil dari produksi.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 49


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

d. Jumlah Angka Tahun


Pembebanan menurut metode ini dilakukan dengan cara mengambil
perkiraan umur aset dan menjumlahkan digit untuk setiap tahun. Metode ini
hampir mirip dengan saldo menurun karena biaya penyusutan pada awalnya
besar, kemudian semakin mengecil.

3. Masalah Penyusutan Lainnya: Komponenisasi


PSAK 16 menyebutkan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki
harga atau biaya perolehan yang cukup signifikan terhadap total biaya perolehan
seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Dengan kata lain, masing-masing
komponen dari suatu aset tetap dapat disusutkan dengan metode yang berbeda
dan umur ekonomis yang berbeda. Misalnya, rangka pesawat dan mesin pesawat
yang memiliki nilai atau harga perolehan signifikan disusutkan secara terpisah.

CONTOH KASUS
PT Boba membeli suatu aset tetap seharga Rp120.000.000 dengan masa manfaat
5 tahun. Estimasi nilai residu dari aset tersebut adalah Rp10.000.000 pada akhir
tahun kelima.

Diminta :
Hitunglah penyusutan per tahun dengan metode garis lurus, saldo menurun
(40%), dan jumlah unit produksi dengan rincian unit sebagai berikut:

Tahun 1 40.000
Tahun 2 35.000
Tahun 3 30.000
Tahun 4 25.000
Tahun 5 20.000
150.000
Penyelesaian :
a. Garis Lurus
Biaya penyusutan/tahun = (Harga Perolehan – Nilai Residu)/Umur Ekonomis
= (120.000.000 – 10.000.000)/5

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 50


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

= 22.000.000
Jurnal
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 22.000.000
Akumulasi penyusutan 22.000.000

b. Saldo Menurun
Nilai Buku % Biaya Akumulasi Nilai Buku
Akhir
Tahun Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Penyusutan Tahun

1 120.000.000 40% 48.000.000 48.000.000 72.000.000


2 72.000.000 40% 28.800.000 76.800.000 43.200.000
3 43.200.000 40% 17.280.000 94.080.000 25.920.000
4 25.920.000 40% 10.368.000 104.448.000 15.552.000
5 15.552.000 5.552.000 110.000.000 10.000.000
Jurnal
Tahun 1
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 48.000.000
Akumulasi penyusutan 48.000.000
Tahun 2
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 28.000.000
Akumulasi penyusutan 28.000.000
Dst.

c. Jumlah Unit Produksi


Harga Dasar Pecahan Biaya Akumulasi Nilai Buku
Tahun Perolehan Penyusutan Penyusutan Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun

1 120.000.000 110.000.000 40/150 29.333.333 29.333.333 90.666.667


2 120.000.000 110.000.000 35/150 25.666.667 55.000.000 65.000.000
3 120.000.000 110.000.000 30/150 22.000.000 77.000.000 43.000.000
4 120.000.000 110.000.000 25/150 18.333.333 95.333.333 24.666.667
5 120.000.000 110.000.000 20/150 14.666.667 110.000.000 10.000.000
Jurnal
Tahun 1
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 29.333.333
Akumulasi penyusutan 29.333.333

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 51


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Tahun 2
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan 25.666.667
Akumulasi penyusutan 25.666.667
Dst

C. Aset Tetap Berwujud


1. Definisi
Aset Tetap Berwujud adalah aktiva yang memiliki bentuk fisik, dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan operasi normalnya serta
mempunyai manfaat dalam jangka panjang atau masa kegunaan yang relatif
permanen. Aktiva ini meliputi Tanah, Bangunan, Mesin, Peralatan dan lain lain.
Menurut PSAK No. 16 paragraf 6, Aset tetap adalah aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, dan atau untuk tujuan administrasi, dan
diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode (IAI, 2011).

2. Karakteristik
Atas dasar definisi diatas, dapat disimpulkan aset tetap berwujud
mempunyai karakteristik sebagai berikut:

(1) Mempunyai bentuk fisik.


(2) Relatif permanen, memiliki manfaat lebih dari satu periode (jangka
panjang).
(3) Digunakan dalam operasi perusahan.
(4) Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

3. Perolehan Aset Tetap


Menurut PSAK 16 (2018). aset tetap diakui berdasarkan biaya
perolehannya. Harga perolehan adalah harga beli dan semua biaya yang
dikorbankan baik langsung maupun tidak langsung sampai aset tersebut siap
untuk digunakan.
Biaya perolehan ini terdiri atas harga beli, termasuk bea impor, PPN
Masukkan yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya lain yang dapat diatribusikan

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 52


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

secara langsung sampai aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
dipakai.

Perolehan asset tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:


a. Pembelian Tunai
Aset tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dengan
jumlah sebesar uang yang dikeluarkan termasuk harga faktur, semua biaya
yang dikeluarkan serta potongan penjualan.

CONTOH KASUS
PT Tutu membeli kulkas dengan harga Rp 15.000.000 belum termasuk PPn
11%, biaya pengiriman Rp 100.000, biaya asuransi Rp 25.000 dan potongan
sebesar 6%.
Penyelesaian:
DPP Kulkas = Harga Jual - Diskon Pembelian
= 15.000.000 – (Potongan * Harga Jual)
= 15.000.000 – (6% * 15.000.000)
= 15.000.000 – 900.000
= 14.100.000
PPn Masukan = 11% * 14.100.000 = 1.551.000
Harga Kulkas = 14.100.000 + 100.000 + 25.000
= 14.225.000
Jurnalnya:
Keterangan Debit Kredit
Kulkas 14.225.000
PPn Masukan 1.551.000
Diskon Pembelian 900.000
Kas 14.876.000

b. Pembelian Angsuran/Cicilan
Apabila aset diperoleh dengan cara pembelian angsuran, maka dalam
harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga harus
dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya. Untuk
menentukan jumlah bunga yang harus dibayar, terdapat dua cara yaitu:
1) Angsuran tidak termasuk bunga
Pada metode ini angsuran yang harus dibayar belum termasuk bunga.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 53


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Contoh:
Pada 4 Januari 2019 PT Tutu membeli mesin seharga Rp 30.000.000,-.
Uang muka Rp 12 juta dan sisanya diangsur tiap akhir tahun selama 2
tahun dengan bunga 15% per tahun. Jurnal yang diperlukan PT Tutu
adalah:
Penyelesaian:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04 Jan Mesin 30.000.000
2019 Kas 12.000.000
Utang Angsuran 18.000.000
31 Des Utang Angsuran 6.000.000
2019 Biaya Bunga 2.700.000
Kas 8.700.000
(Bunga = 15%*18.000.000 = 2.700.000)
31 Des Utang Angsuran 6.000.000
2020 Biaya Bunga 1.800.000
Kas 7.800.000
(Bunga = 15%*12.000.000 = 1.800.000)
31 Des Utang Angsuran 6.000.000
2021 Biaya Bunga 900.000
Kas 6.900.000
(Bunga = 15%*6.000.000 = 1.800.000)

2) Angsuran sudah termasuk bunga


Pada metode ini angsuran yang harus dibayar sudah termasuk bunga
yang telah diperhitungkan terlebih dahulu. Bunga dihitung berdasarkan
pokok utang yang ditentukan dengan factor annuity nilai sekarang
(Present Value Annuity).
Bunga = suku bunga x pokok utang

Pokok utang = angsuran x

Keterangan:
i = suku bunga per periode n = jumlah periode
CONTOH KASUS
PT Tutu pada tanggal 1 Januari 2020 membeli mesin secara angsuran tiap
tahun sebesar Rp 1.665.000. Uang muka 5 juta dan sisanya akan diangsur
selama 3 tahun dengan bunga 12% per tahun. Jurnal yang diperlukan PT
Tutu adalah:
Perhitungan:

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 54


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Dik: n = 3 tahun
i = 12%

Pokok utang = 1.665.000 x

= 1.665.000 x 2,4018
= 4.000.000 (dibulatkan)
Bunga selama angsuran:
Jumlah angsuran 4.995.000
Pokok utang (4.000.000)
Bunga yang ditangguhkan 995.000
Bunga yang ditangguhkan sebesar Rp 995.000 akan dialokasikan dalam
jangka waktu 3 tahun dengan perhitungan sebagai berikut:

(dlm ribuan rupiah)


Pokok Angsuran Pokok
Thn Angsuran Bunga
Utang
0 - - - 4.000
1 1.665 12% x 4.000 = 480 1.185 2.815
2 1.665 12% x 2.815 = 338,16 1.326,84 1.488,16
3 1.665 12% x 1.488,16 = 178,5792 1.488,16 0

Jurnal PT Tutu
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01 Jan Mesin 9.000.000
2020 Beban bunga ditangguhkan 995.000
Kas 5.000.000
Utang angsuran 4.995.000
(pembelian mesin)
01 Jan Utang Angsuran 1.665.000
2021 Biaya bunga 480.000
Kas 1.655.000
Beban bunga ditangguhkan 480.000
(Pembayaran utang I)
01 Jan Utang Angsuran 1.665.000
2022 Biaya bunga 338.160
Kas 1.655.000
Beban bunga ditangguhkan 338.160
(Pembayaran utang II)
01 Jan Utang Angsuran 1.665.000
2023 Biaya bunga 178.579,2

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 55


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Kas 1.655.000
Beban bunga ditangguhkan 178.579,2
(Pembayaran utang III)

c. Ditukar dengan Surat Berharga (Saham atau Obligasi)


Aktiva yang diperoleh dengan pertukaran surat berharga, maka aktiva
tersebut diakui sebesar harga pasar dari surat berharga tersebut. Selisih antara
harga pasar dengan nominalnya akan dicatat sebagai agio atau disagio.
Jika harga pasar surat berharga tidak diketahui, maka harga perolehannya
akan dicatat sebesar harga pasar dari aktiva tetap tersebut. Apabila harga
pasar dari surat berharga maupun aktiva tetap tidak diketahui maka nilai
pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

Contoh Soal:
1). PT Tutu memperoleh sebuah peralatan dengan menukar 7.000 lbr saham
biasa, nilai nominal saham Rp 15.000/lbr. Pada saat penukaran diketahui
harga pasar saat itu Rp 16.000/lbr. Buatlah jurnalnya!
2). Jika dalam pertukaran diatas PT Tutu menambah uang kas sebesar Rp
3.000.000. Bagaimana Jurnalnya?
Jawaban:
Jurnal no.1
Keterangan Debit Kredit
Peralatan 112.000.000
Modal Saham Biasa 105.000.000
Agio Saham Biasa 7.000.000
Jurnal no.2
Keterangan Debit Kredit
Peralatan 115.000.000
Modal Saham Biasa 105.000.000
Agio Saham Biasa 7.000.000
Kas 3.000.000

4. Pelepasan/Disposal Aset Tetap


Alasan suatu aset dihentikan:
a. Dihentikan dari pemakaian (barang rusak, atau masa manfaat sudah habis)
b. Dijual, aset tetap dijual kepada pihak lain
c. Ditukarkan, aset tetap ditukarkan dengan aset tetap lain.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 56


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

a. Aset Tetap Dihentikan Dari Pemakaian


Penghentian asset dapat dilakukan apabila asset tersebut tidak berguna
(rusak), tidak memiliki nilai jual, atau umur ekonomis yang habis. Terdapat 2
skenario penentuan asset tetap yaitu sepenuhnya disusutkan dan belum
sepenuhnya disusutkan.
Jurnal penghentian asset tetap sepenuhnya disusutkan
Keterangan Debit Kredit
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Aset Tetap xxx
Jurnal penghentian asset tetap belum sepenuhnya disusutkan
Keterangan Debit Kredit
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Kerugian atas Pelepasan Aset xxx
Aset Tetap xxx

b. Penjualan Aset Tetap


Penjualan asset tetap dilakukan apabila asset tersebut tidak digunakan lagi
tetapi masih memiliki nilai sisa sehingga dapat dijual. Perusahaan akan
memperoleh laba jika penjualan lebih tinggi dari nilai buku, begitu pula
sebaliknya.
Jurnal penjualan > nilai buku
Keterangan Debit Kredit
Kas xxx
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Aset Tetap xxx
Keuntungan atas xxx
Pelepasan Aset

Jurnal penjualan < nilai buku


Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank xxx
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Kerugian atas Pelepasan Aset xxx
Aset Tetap xxx

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 57


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Jurnal penjualan = nilai buku


Keterangan Debit Kredit
Kas xxx
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Aset Tetap xxx

Apabila pada saat penjualan Aset tetap dikenakan PPn, maka akan dicatat
sebagai PPN Keluaran di kredit. Contohnya sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Kas xxx
Akm. Depresiasi – Aset Tetap xxx
Aset Tetap xxx
PPN Keluaran xxx
Keuntungan atas xxx
Pelepasan Aset

c. Pertukaran Aset Tetap


Perusahaan menukarkan asset lama dengan asset baru dengan
mempertimbangkan harga pasar aktiva lama. Pertukaran ini dapat terjadi baik
antara aktiva tetap yang sejenis ataupun yang tidak sejenis.
Contoh:
PT Mamika menukar mesin lamanya dengan mesin yang baru. Mesin lama
diperoleh dengan harga Rp.30.000.000, akumulasi penyusutan dari mesin lama
tersebut Rp.20.000.000. Harga mesin yang baru didapat dengan harga
Rp.45.000.000, sehingga kas yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mesin
baru sebesar Rp.32.000.000. Bagaimana pencatatannya?
Pada kasus ini perusahaan mengalami keuntungan atas pertukaran sebesar Rp
3.000.000
Keterangan Debit Kredit
Mesin Baru 45.000.000
Akm. Depresiasi Peralatan 20.000.000
Kas 30.000.000
Mesin Lama 32.000.000
Keuntungan atas Pertukaran 3.000.000
Mesin

Untuk mencatat Jurnal dengan tanggal:


Tanggal Keterangan Debit Kredit
01 Okt Piutang Usaha 10.000.000
Pendapatan Penjualan 10.000.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 58


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

CONTOH KASUS
Sebuah mesin diperoleh PT. Surya pada awal tahun 2019, dengan harga
perolehan Rp. 115.000.000 dengan umur ekonomis 4 tahun, nilai residu Rp.
5.000.000 dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode angka tahun.
Kemudian mesin tersebut dijual tanggal 1 Januari 2022 dengan harga Rp.
25.000.000 belum termasuk PPN 11%..
Diminta:
a) Hitung dan buatlah jurnal tahun pertama
b) Hitung dan buatlah jurnal penjualan mesin tersebut.
Penyelesaian:
a) Perhitungan Penyusutan
Thn Harga Dasar Sisa % Biaya Akum. Nilai
Perolehan Penyusutan Umur Peny. Penyusutan Penyusutan Buku

2019 115.000.000 110.000.000 4 4/10 44.000.000 44.000.000 71.000.000


2020 115.000.000 110.000.000 3 3/10 33.000.000 77.000.000 38.000.000
2021 115.000.000 110.000.000 2 2/10 22.000.000 99.000.000 16.000.000
2022 115.000.000 110.000.000 1 1/10 11.000.000 110.000.000 5.000.000
Jumlah 10 110.000.000
Jurnal penyusutan tahun pertama:
Keterangan Debit Kredit
Biaya penyusutan mesin 44.000.000
Akum. penyusutan mesin 44.000.000

b) Jurnal saat aset tetap dijual


Nilai buku mesin awal tahun 2022 16.000.000
Nilai jual mesin 25.000.000
Keuntungan penjualan mesin 9.000.000
*Note: jika Nilai buku mesin awal tahun < Nilai jual mesin = Untung (k)
jika Nilai buku mesin awal tahun > Nilai jual mesin = Rugi (D)
Jurnal penjualan aset:
PPN Keluaran = 11% x Harga Jual
= 11% x 25.000.000
= 2.750.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 59


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Keterangan Debit Kredit


Kas 27.750.000
Akum. penyusutan mesin 99.000.000
Mesin 115.000.000
PPN Keluaran 2.750.000
Keuntungan penjualan 9.000.000
mesin

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 60


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

LATIHAN SOAL

KASUS 1
PT Adinata membeli suatu aset tetap seharga Rp 130.000.000 dengan masa manfaat 5
tahun. Estimasi nilai residu dari aset tersebut adalah Rp 10.000.000 pada akhir tahun
kelima.
Diminta:
Hitunglah penyusutan per tahun dengan metode garis lurus, saldo menurun (40%), dan
jumlah unit produksi dengan rincian unit sebagai berikut:
Tahun 1 45.000
Tahun 2 40.000
Tahun 3 35.000
Tahun 4 30.000
Tahun 5 25.000
175.000

KASUS 2
Sebuah Mesin potong kayu diperoleh PT. Namja pada awal tahun 2018, dengan harga
perolehan Rp. 125.000.000 dengan umur ekonomis 4 tahun, nilai residu Rp. 7.000.000
dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode angka tahun. Kemudian mesin
tersebut dijual tanggal 1 Januari 2021 dengan harga Rp. 10.800.000 belum termasuk
PPN 11%.
Diminta:
a) Hitung dan buatlah jurnal tahun pertama
b) Hitung dan buatlah jurnal penjualan mesin tersebut.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 61


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

BAB V
ASET TETAP TIDAK BERWUJUD

A. Definisi Aset Tetap Tidak Berwujud


Aset tetap tidak berwujud adalah suatu aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak
lainnya, atau untuk tujuan administratif.

B. Karakteristik Aset Tetap Tidak Berwujud


a. Diperoleh (dibeli) dari pihak lain atau dikembangkan oleh perusahaan sendiri;
b. Memberikan hak-hak istimewa kepada pemilik;
c. Mempunyai masa manfaat relatif permanen atau lebih dari satu tahun; dan
d. Tidak berwujud.

C. Penilaian Aset Tetap Tidak Berwujud


Aktiva tak berwujud yang dimiliki akan dicatat dalam rekening (akun) sebesar
harga perolehannya.

D. Amortisasi Aset Tetap Tidak Berwujud


Harga perolehan aktiva tak berwujud (siap digunakan) yang mempunyai masa
manfaat terbatas harus diamortisasi setiap tahunnya secara sistematis menjadi
beban (expenses). Metode yang umum digunakan dalam amortisasi aktiva tak
berwujud adalah garis lurus.

E. Klasifikasi Aset Tidak Berwujud


1. Hak Paten
Hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau perorangan
atas kepemilikan untuk jangka waktu tertentu, terutama hak untuk melarang
orang lain membuat, menggunakan, atau menjual penemuan.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 62


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

2. Hak Cipta (Copyright)


Hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pengarang, pencipta lagu, serta
barang-barang seni lainnya untuk menerbitkan atau mempublikasikan dan
umumnya waktu penggunaan hak tersebut 40 tahun.

3. Cap atau Merek Dagang (Trademark)


Suatu simbol yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk/jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. Merek dagang juga bermanfaat secara
ekonomis karena dari merek dagang masyarakat segera mengenal produk
tersebut dan langsung dapat menunjukkan di mana perusahaan pembuat produk
tersebut.

4. Franchise/License
Perjanjian suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya untuk
menghasilkan produk yang sama tanpa harus mengurangi komposisi barang
yang dihasilkan oleh orang lain yang menerima franchise/license.

5. Goodwill
Selisih harga yang dibayar untuk perusahaan secara keseluruhan di atas
(harga pasar) kekayaan bersih yang dapat diketahui identitasnya dalam transaksi
pembelian (penggabungan) badan usaha.

CONTOH KASUS
PT X ingin membeli PT Y dengan harga Rp2.500.000 di mana data aktiva yang
dibeli sebagai berikut:

PT. Y
Neraca
31-Des-20
Kas 200.000 Utang 250.000
Piutang 300.000 Modal Saham 1.750.000
Persediaan 500.000 Laba Ditahan 200.000
Aktiva Tetap 1.200.000
Total 2.200.000 Total 2.200.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 63


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

Berdasarkan penilaian yang independen, harga pasar wajar aktiva bersih


tersebut:

Kas 200.000
Piutang 300.000
Persediaan 750.000
Aktiva tetap 1.250.000
Diminta :
1. Hitung berapa besar goodwill yang diperoleh PT X
2. Buat jurnal perolehan goodwill

Penyelesaian:
1. Menghitung besarnya goodwill
Total harga pasar aktiva 2.500.000
Utang usaha (250.000)
Total harga pasar aktiva bersih 2.250.000
Maka:
Harga beli 2.500.000
Harga pasar aktiva bersih (2.250.000)
Goodwill 250.000

2. Jurnal perolehan goodwill


Keterangan Debit Kredit
Kas 200.000
Piutang 300.000
Persediaan 750.000
Aktiva Tetap 1.250.000
Goodwill 250.000
Utang 250.000
Kas 2.500.000

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 64


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

LATIHAN SOAL
KASUS 1
PT X ingin membeli PT Y dengan harga Rp2.800.000 di mana data aktiva yang dibeli
sebagai berikut:
PT. Y
Neraca
31-Des-20
Kas 400.000 Utang 300.000
Piutang 350.000 Modal Saham 1.900.000
Persediaan 450.000 Laba Ditahan 250.000
Aktiva Tetap 1.250.000
Total 2.450.000 Total 2.450.000

Berdasarkan penilaian yang independen, harga pasar wajar aktiva bersih tersebut:
Kas 400.000
Piutang 350.000
Persediaan 450.000
Aktiva tetap 1.250.000
Diminta :
1. Hitung berapa besar goodwill yang diperoleh PT X
2. Buat jurnal perolehan goodwill

KASUS 2
PT X ingin membeli PT Y dengan harga Rp2.750.000 di mana data aktiva yang dibeli
sebagai berikut:
PT. Y
Neraca
31-Des-20
Kas 600.000 Utang 225.000
Piutang 400.000 Modal Saham 2.500.000
Persediaan 550.000 Laba Ditahan 275.000
Aktiva Tetap 1.450.000
Total 3.000.000 Total 3.000.000
Berdasarkan penilaian yang independen, harga pasar wajar aktiva bersih tersebut:
Kas 600.000
Piutang 400.000
Persediaan 475.000
Aktiva tetap 1.450.000
Diminta :
1. Hitung berapa besaar goodwill yang diperoleh PT X
2. Buat jurnal perolehan goodwill

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 65


Laboratorium Akuntansi Menengah
Universitas Gunadarma

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. F., Anwar, & Wijayanti, N. A. (2022). Akuntansi Keuangan Menengah 1 Berbasis
PSAK. Salemba Empat.
Gade, M., & Wasif, S. K. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah 1 Edisi Kedua. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting. Wiley.
Zaki Baridwan. (2014). Intermediate Accounting. BPFE.

Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah 1 | 66

Anda mungkin juga menyukai