Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL MAGANG

PENERAPAN PSAK NO. 23 DALAM PENCATATAN DAN PENDAPATAN PADA

PT SEMEN PADANG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Akuntansi

Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Disusun oleh:

Zahra Catria Aulia

2100522048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasanya era globalisasi saat ini, banyak perusahaan Indonesia yang

berkembang pesat sehingga mendorong dunia usaha untuk memaksimalkan

operasionalnya secara akurat dan efisien. Faktanya, pesaing-pesaing baru terus

bermunculan baik di dalam negeri maupun internasional. Oleh karena itu setiap

perusahaan yang didirikan memiliki tujuan agar dapat memperoleh laba semaksimal

mungkin untuk keberlangsungan hidup perusahaan. Agar tujuan tersebut dapat

tercapai, sangat dibutuhkan kecermatan, ketelitian, dan keakurasian pelaksanaan atau

pengelolaan perusahaan dalam melakukan sinergitas antara masing-masing bagian

dalam organisasi perusahaan untuk bisa lebih kuat. Pada gilirannya dapat tercapai

kebijakan yang sinergi dan terintegral secara utuh dari setiap bagian-bagian pada

perusahaan. Sehingga keberhasilan dari tujuan dapat terealisasi.

Secara umum, semua pelaku usaha, baik swasta maupun negeri, memiliki tujuan

untuk memperoleh keuntungan dalam menjalankan usahanya. Laba merupakan

indikator penting yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh

berbagai pihak yang terlibat dalam bisnis. Namun, pada perusahaan, khususnya

perusahaan besar, pelayanan terbaik kepada masyarakat menjadi prioritas utama,

sementara keuntungan menjadi prioritas kedua. Di sisi lain, bagi perusahaan swasta,

tujuan utama adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Dengan demikian pendapatan adalah hasil dari kegiatan usaha yang dilakukan

oleh suatu perusahaan. Pelaku usaha harus memperhatikan pendapatan yang diterima

dan biaya yang dikeluarkan selama menjalankan usahanya agar dapat menciptakan

1
keuntungan yang diinginkan untuk menjaga keberlangsungan usaha. Pendapatan

merupakan faktor penentu tingkat keuntungan atau kerugian perusahaan. Jika

pendapatan lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan, perusahaan akan memperoleh

keuntungan, namun jika pendapatan lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan,

perusahaan akan mengalami kerugian.

Menurut pendapat Hery (2012) “Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau

peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (kombinasi dari

keduanya) dari pengirim barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang

merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan”.

Jika penghasilan Anda dicatat berbeda dari yang seharusnya, berarti penghasilan

Anda mungkin tidak akurat (terlalu banyak atau terlalu sedikit). Hal ini dapat

menyebabkan informasi yang tidak akurat dalam laporan laba rugi dan keputusan

manajemen yang buruk. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk

menggunakan standar yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) khususnya PSAK

No. 23 sebagai acuan dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (PSAK 2015 No. 23)

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktifitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Saat melakukan pencatatan, terdapat dua metode akuntansi dasar yang dapat

diterapkan: metode kas dan metode akrual. Metode akuntansi kas melibatkan

pencatatan transaksi tunai pada saat terjadinya, sementara metode akrual melibatkan

pencatatan dan pelaporan pendapatan dan beban selama periode tertentu saat

transaksi terjadi. Secara umum, bisnis sering menggunakan metode akrual dalam

pencatatan mereka.

2
PT Semen Padang adalah pabrik semen tertua di Indonesia. PT Semen Padang

tidak hanya menghasilkan produk semen yang berkualitas untuk melayani konsumen,

namun juga memproduksi semen dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan

pasar.

Selain hal tersebut PT Semen Padang menjual produknya di wilayah pemasaran

utama Sumatera dan Jawa. Dalam menjalankan usahanya, PT Semen Padang mutlak

memerlukan pelaporan keuangan perusahaan, khususnya pencatatan dan pelaporan

pendapatan dari penjualan barang dan jasa. Saat mencatat dan melaporkan

pendapatan, perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada standar akuntansi

yang berlaku saat ini. Mengingat pentingnya pendaftaran dan pelaporan pajak bagi

dunia usaha, maka penulis ingin menjelaskan pendaftaran dan pelaporan pajak secara

lebih rinci.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

mengenai “PENERAPAN PSAK NO. 23 DALAM PENCATATAN DAN

PENDAPATAN PADA PT SEMEN PADANG

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan dirumuskan adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses pengakuan pendapatan pada PT SEMEN PADANG?

2. Apa saja klasifikasi sumber pendapatan yang diperoleh pada PT Semen Padang

telah diterapkan dengan PSAK No. 23?

1.3. Tujuan dan Manfaat Magang

1.3.1. Tujuan Magang

Adapun tujuan dari kegiatan magang ini antara lain:

3
1. Memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa DIII Akuntansi untuk

mengikuti magang yang merupakan mata kuliah wajib pada Program

Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Pogram

Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 23 dalam pencatatan

pendapatan yang dilakukan oleh PT Semen Padang pada perusahaannya.

4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi sumber pendapatan yang diperoleh

pada PT Semen Padang.

1.3.2. Manfaat Magang

Adapun manfaat kegiatan magang ini antara lain:

1. Manfaat Kegiatan

a. Bagi pihak PT Semen Padang

Hasil dari penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam usaha perbaikan dan penyempurnaan.

b. Bagi Penulis

Membantu penulis untuk bisa langsung mempraktekkan ilmu yang telah

dipelajari pada perkuliahan serta menambah ilmu dan wawasan penulis

tentang cara penerapan PSAK No. 23 dalam mencatat pendapatan pada

suatu perusahaan.

1.4. Tempat dan Waktu Magang

Adapun tempat yang dipilih sesuai dengan latar belakang dan rumusan

masalah yang akan dibahas yaitu pada PT Semen Padang, sebagai tempat untuk

4
melaksanakan kuliah kerja lapangan/ magang selama 40 (Empat Puluh) hari kerja

yang beralamat di Jl. Raya Indarung, Kel. Batu Gadang, Kec. Lubuk Kilangan, Kota

Padang, Provinsi Sumatera Barat.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika penulisan laporan magang ini sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini mencakup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Magang serta Sistematika Penulisan Laporan Magang.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka atau segala sesuatu yang akan

menjadi landasan teori dalam menyelesaikan laporan magang ini.

BAB III Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah, dan

perkembangan perusahaan, visi dan misi, logo dan struktur organisasi

perusahaan.

BAB IV Pembahasan

Bab ini berisikan hasil studi lapangan selama di PT Semen Padang yang

menyangkut penerapan PSAK No. 23 dalam pencatatan dan pendapatan.

BAB V Penutup

Berisikan kesimpulan dan saran dari pelaksanaan magang yang dilakukan

penulis.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah faktor penentu laba rugi perusahaan. Laporan keuangan

mencakup perhitungan laba rugi yang mencantumkan pendapatan, pengeluaran, dan

hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Adapun suatu pendapatan

menurut IAI melalui PSAK No. 23 yang disebabkan oleh peristiwa ekonomi, antara

lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain

untuk menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.

Menurut John J. Wild (2003;311) secara gratis besar pendapatan dapat ditinjau

dari dua sisi, yaitu:

1. Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang

dapat dikonsumsi oleh seseoarang dalam suatu periode dengan mengharapkan

keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi

pendapatan menurut ilmu ekonomi militer kemungkinan perubahan lebih dari

total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada

jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan kata lain pendapatan adalah

jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan

diakibatkan perubahan modal dan hitung.

2. Pendapatan menurut Ilmu Akuntansi

Pandangan akuntansi memiliki keanekaragaman dalam memberikan

pengertian pendapatan, ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu

6
yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Pada

dasarnya konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat ditelusuri dari dua

sudut pandang, yaitu:

 Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan

jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional

perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk

atau inflow. Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting

Concept) No.6. Menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk

atau peningkatan lainnya atau aktiva suatu entitas atau penyelesaian

kewajiban atau kombinasi keduanya yang berasal dari pengiriman atau

produksi barang, penyelenggaraan jasa, pelaksanaan aktivitas-aktivitas

lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang

berlangsung terus-menerus.

 Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh

perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow.

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.23

paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2010;23.2) Menyatakan

bahwa:

“Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode. Bila arus

masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal”.

Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011;955), menjelaskan

definisi pendapatan adalah sebagai berikut:

7
“Pendapatan adalah arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal”.

Menurut Nafarin (2006;15), menjelaskan definisi pendapatan adalah

sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk harta dari kegiatan perusahaan menjual

barang dan jasa dalam suatu periode yang mengakibatkan kenaikan

modal yang tidak berasal dari kontribusi penaman modal. Pendapatan

dari kegiatan perusahaan dagang dasarnya adalah suatu prose mengenai

arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu

tertentu”. Dari beberapa definisi pendapatan diatas, penulis dapat

menarik kesimpulan mengenai pendapatan sebagai berikut:

1. Pendapatn yang diperoleh dari penjualan suatu barang atau jasa

dan juga dapat diperoleh juga dari penjualan atau pertukaran

aktiva tetap maupun dari hasil kegiatan penanaman modal

seperti bunga, dividen, dan lain-lain.

2. Pendapatan dapat timbul sewaktu-waktu atau secara berkala

selama usaha tersebut tetap menyediakan barang dan jasa.

3. Laba dapat menambah atau menaikkan nilai kekayaan

perusahaan dan dapat menurunkan nilai kewajibannya.

2.1.2 Sumber Pendapatan

Sumber dan jenis pendapatan merupakan faktor terpenting yang harus mendapat

perhatian khusus sebelum memutuskan masalah pengakuan dan pengukuran

8
pendapatan. Kesalahan dalam menentukan jenis pendapatan dapat mempengaruhi

besarnya pendapatan yang diperoleh dan berkaitan dengan masalah dalam mengukur

pendapatan tersebut. Menurut Zaki (2011;28) dalam buku intermediate accounting

Edisi 8 dijabarkan tiga sumber pendapatan yaitu:

1. Pendapatan Operasional

Merupakan pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan

seperti, hasil penjualan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan dan

pendapatan jasa (untuk perusahaan jasa).

2. Pendapatan Non Operasional

Pendapatan yang tidak terkait dengan aktiva perusahaan, yaitu

pendapatan yang didapat dari faktor eksternal, meliputi aktiva yang didapat

atau berkurangnya hutang-hutang dalam perusahaan selain yang berasal dari:

a. Transaksi penjualan barang dagang, barang jadi, dan penyerahan

jasa yang dihasilkan dari kegiatan usaha pokok perusahaan kepada

pembeli atau pemakai jasa.

b. Setoran modal pemilik, pembelian dan transaksi-transaksi modal

lainnya.

3. Pendapatan Luar Biasa

Pendapatan tak terduga adalah pendapatan yang jarang terjadi dan

biasanya tidak dapat diprediksi akan terjadi di masa depan. Nilai nominal aset

mungkin berbeda antar transaksi, namun tidak semua transaksi mencerminkan

terjadinya pendapatan. Untuk menentukan hal ini, perlu dibedakan antara

kenaikan harta yang dinyatakan dengan pengukuran penghasilan, kenaikan

nilai nominal harta dapat terjadi dari:

9
a. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya

tambahan dana yang ditanam oleh pemegang saham.

b. Laba dari penjualan aktiva yang bukan beruapa “Barang Dagangan”

seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, penjualan anak atau

cabang perusahaan.

c. Hadiah, sumbangan, penemuan.

d. Revolusi aktiva.

e. Penyerahan produk perusahaan, khususnya alur penjualan produk.

Data yang harus diakui sebagai sumber pendapatan adalah penjualan

produk perusahaan. Meskipun laba rugi mungkin terjadi dalam hubungan

dengan penjualan aset selain produk. Pendapatan non-operasional

dianggap tidak signifikan.

2.1.3 Klasifikasi Sumber Pendapatan

Menurut Kusnadi (2009;19), menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan

menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan

barang dagang, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan

utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan

langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan.

Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan

terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.

Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu:

10
Pendapatan operasional bervariasi untuk setiap perusahaan tergantung

pada jenis usaha yang dijalankan. Salah satu sumber pendapatan operasional

perusahaan adalah pendapatan dari penjualan.

Penjualan ini mencakup penjualan barang dan jasa yang merupakan fokus

utama dari kegiatan penjualan perusahaan.

1. Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-

barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-

potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada

pelanggan atau yang membutuhkannya.

2. Penjualan bersih merupakan hasil penjualan dan sudah

diperhitungkan atau dikurangi dengan berbagai potongan-potongan

yang menjadi pihak pembeli.

Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu:

1. Pendapatan dari kegiatan komersial yang dilakukan oleh perusahaan

itu sendiri.

2. Pendapatan dari kegiatan komersial yang mempunyai hubungan yang

disetujui, seperti penjualan konsinyasi.

3. Pendapatan dari kegiatan komersial diwujudkan melalui kerjasama

dengan investor.

2. Pendapatan Non Operasional

Pendapatan yang diperoleh suatu usaha dalam jangka waktu tertentu

tidak berasal dari kegiatan usaha utama perusahaan. Jenis penghasilan dapat

dibedakan sebagai berikut:

11
1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan kekayaan perusahaan

atau sumber daya ekonomi oleh pihak lain. Misalnya saja pendapatan

dari bunga, sewa, royalti, dan lain-lain.

2. Pendapatan dari penjualan harta bukan merupakan barang dagangan

atau hasil produksi. Misalnya: menjual surat berharga, menjual aset

tidak berwujud.

Pendapatan dari bunga, sewa, royalti, laba (keuntungan) dari penjualan aktiva

tetap, investasi jangka panjang dan dividen merupakan pendapatan non-usaha dari

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur. Dan

pendapatan dari peningkatan ekuitas yang berasal dari transaksi selain aktivitas

utama entitas atau dari peristiwa dan keadaan lain yang mempengaruhi entitas yang

bukan merupakan hasil dari investasi pemilik disebut laba.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan dari

penjualan jasa dalam PSAK No. 23 paragraf 19. Kriteria-kriteria tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Jika hasil yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,

maka pendapatan dari transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat

penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan.

2. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi kondisi-kondisi

berikut:

a) umlah pendapatan dapat diukur secara andal;

b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi dari transaksi tersebut akan

mengalir ke entitas;

c) Anda dapat mengukur tingkat penyelesaian transaksi pada akhir

periode pelaporan andal; dan

12
d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya penyelesaian transaksi

tersebut dapat diukur secara andal.

2.1.4 Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan mencakup transaksi penyerahan barang atau jasa kepada

pelanggan. Hasil pembayaran pelanggan dapat diterima secara langsung maupun

dalam bentuk piutang. Sederhananya, siklus pendapatan mencakup transaksi

penjualan barang atau jasa secara tunai atau kredit. Ciri-ciri utama kegiatan

konstruksi yang menghasilkan pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terdapat peralihan hak atas barang atau jasa.

2. Umumnya diikuti pernyataan timbulnya piutang atau penerimaan kas.

3. Adanya pernyataan penjualan atau penyerahan barang atau jasa kepada

pelanggan.

Akuntansi siklus pendapatan mencakup sistem piutang dan sistem aplikasi

pendapatan. Sistem penerapan piutang juga mencakup sistem diskon penjualan, retur

penjualan, dan penghapusan piutang. Oleh karena itu, akuntansi siklus penjualan

mempengaruhi saldo akun penjualan dan harga diskon penjualan tertinggi, retur

penjualan, dan penghapusan kerugian. Dalam siklus pendapatan, semua penjualan

dianggap penjualan kredit karena penjualan dianggap kredit dan menghasilkan

piutang. Oleh karena itu, setiap transaksi penjualan dicatat sebagai debit Piutang

Usaha dan kredit Penjualan. Transaksi terbesar berikutnya dalam siklus pendapatan

adalah invoice yang berisi data tentang:

1. Nama dan alamat perusahaan yang menjadi penjual;

2. Nama dan alamat pelanggan;

3. Tanggal transaksi pengakuan pendapatan;

13
4. Nama barang atau jasa yang dijual;

5. Jumlah harga jual jasa. Nilai tagihan ini menjadi langkah yang dicatat dalam

jurnal untuk akuntansi pendapatan.

Dalam perusahaan besar atau perusahaan dengan transaksi penjualan yang

kompleks, penjualan sering kali memerlukan dokumen pendukung yang menyertai

konteks transaksi penjualan. Contohnya, surat permintaan pembelian, surat

pelepasan gudang, atau berbagai salinan izin penjualan yang diatur dalam kontrak

penjualan antara penjual dan pembeli. Kekurangan dokumentasi dapat dianggap

sebagai transaksi yang tidak sah.

2.1.5 Pengukuran Pendapatan

Menurut PSAK 2015 No. 23, Pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar dari

jumlah yang diterima atau piutang yang dapat diterima. Besarnya pendapatan yang

timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh kesepakatan antara entitas yang

membeli atau menggunakan aset tersebut. Nilai ini diukur berdasarkan nilai wajar

dari jumlah yang diterima atau dapat diterima setelah dikurangi jumlah diskon

operasi dan diskon volume yang diotorisasi oleh entitas.

Pembayaran dimaksudkan untuk dilakukan dalam bentuk uang tunai atau

bentuk lain yang dapat diterima. Namun, nilai wajar pembayaran ini akan dikurangi

sebesar jumlah pokok yang diterima atau yang dapat diterima jika arus kas atau

setara kas ditangguhkan.

Pendapatan ekspor didasarkan pada produk atau jasa yang dipertukarkan dalam

transaksi impersonal atau dalam istilah akuntansi dikenal dengan Arm’s Length

Transaction. Berikut adalah berbagai jenis ukuran pendapatan dasar antara:

1. Cash Equivalent

14
Jumlah premi dalam rupee untuk produk yang baru dijual menjadi pendapatan

penuh setelah produk yang baru dijual tersebut diproduksi dan penjualan

benar-benar terjadi.

2. Discounted Value

Akan diterima sebagai imbalan atas barang dan jasa yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan.

Munculnya penafsiran dari nilai ini, sebagai berikut:

a. Diskon (cash discount) dan diskon lainnya dari harga tetap, misalnya untuk

piutang tak tertagih. Hal ini perlu disesuaikan agar arus kas bersih yang

sebenarnya dapat dihitung dengan cara mengurangi nilai sekarang dari uang

tunai yang diperlukan sebagai alat penghitungan pendapatan usaha. Hal ini

berbeda dengan asumsi bahwa diskon tunai dan kerugian piutang tak tertagih

dianggap sebagai beban.

b. Untuk transaksi non tunai, nilai tukar dianggap sama dengan nilai pasar wajar

dari jumlah yang diterima, sehingga datanya mudah dan jelas dihitung.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2009:17) mendefinisikan penilaian sebagai

proses menentukan jumlah yang harus dipertanggungjawabkan dan memasukkan

setiap item laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini

melibatkan pemilihan dasar tertentu, No. PSAK Pasal 23(8) mengatur bahwa

pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau kemungkinan akan

diterima. Besarnya pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan

berdasarkan kesepakatan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset. Jumlah

diukur sebagai nilai wajar imbalan yang diterima entitas dikurangi jumlah diskon

dagang atau diskon volume yang diberikan oleh entitas.

15
Cara terbaik untuk mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan nilai

tukar suatu barang atau jasa. Nilai tukar ini menunjukkan setara kas atau nilai

sekarang dari faktur akhir yang akan diterima dari transaksi pendapatan hingga

penyelesaian (yaitu, secara resmi dicatat dalam catatan akuntansi sebagai pendapatan

yang diperoleh selama periode berjalan). Pendapatan harus memenuhi tiga syarat

beriku tujuan:

1. Barang dan jasa diberikan sepenuhnya kepada pelanggan.

2. Pertukaran sumber daya yang terjadi dibuktikan dengan adanya transaksi

pasar yang terjadi.

3. Penagihan jasa atau premi asuransi merupakan bidang penagihan yang harus

akurat dan jelas.

2.1.6 Pengakuan Pendapatan

Menurut (PSAK 2015 No. 23), pengakuan pendapatan diakui dalam laporan

laba rugi ketika peningkatan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan

peningkatan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat dievaluasi secara

andal.

Secara umum pendapatan diakui pada saat pelaksanaan atau sepanjang periode

operasi (siklus). Secara teoritis, kemungkinan periode pengakuan pendapatan, yaitu:

a. Selama Produksi

Dalam metode ini, pengakuan pendapatan diakui pada saat proses

produksi dan biasanya dilakukan oleh perusahaan yang melakukan produksi

berdasarkan kontrak jangka panjang. Ada dua metode pengakuan pendapatan

dari kontrak jangka panjang, yaitu:

1. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

16
Metode persentase penyelesaian merupakan salah satu bentuk alternatif

dari metode kontrak selesai. Dalam metode ini pengakuan pendapatan

dicatat menurut kemajuan pekerjaan yang dilakukan, atau dengan kata

lain jumlah pendapatan yang dicatat pada setiap periode ditentukan

menurut kemajuan, proporsi pendapatan, biaya, dan keuntungan

dilakukan. timbul pada setiap periode akuntansi. Perlu dilakukan

pengukuran penyelesaian kontrak, dengan metrik yang dapat digunakan

sebagai metrik masukan dan metrik keluaran.

2. Metode kontrak selesai (Completed Contract Method)

Menurut metode ini, pendapatan diakui pada saat pekerjaan telah

selesai 100%. Semua biaya saat melakukan pekerjaan. Komisi yang

dibayar di muka tidak dicatat sebagai pendapatan tetapi

diakumulasikan dalam akun inventaris kontrak. Metode kontrak selesai

harus digunakan jika:

- Suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek.

- Syarat penggunaan metode promosi tidak dapat dipenuhi secara

normal dan berulang-ulang.

Metode kontrak selesai ini hanya akan digunakan jika metode

persentase penyelesaian tidak tepat.

b. Akhir Produksi

Pendapatan dapat diakui setelah akhir siklus produksi, tepat sebelum

penjualan. Hal ini dapat dilakukan jika harga jual dan kuantitas penjualan

sudah dihasilkan. Pengakuan laba atas dasar selesainya produksi atas produk

yang memenuhi kriteria:

- Memiliki harga jual yang pasti atau harga pasar yang stabil.

17
- Biaya pemasaran yang tidak akurat.

- Unit pelaporan pendapatan yang dapat dipertukarkan pada saat

penyelesaian produksi bergantung pada tingkat kepastian bahwa harga

dan biaya penjualan dapat dipengaruhi oleh produsen tertentu.

Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan

realisasi yang handal, yaitu produk harus dapat dipasarkan segera dengan

harga tertentu yang dapat dipengaruhi oleh produsen tertentu.

c. Pada Saat Penjualan

Untuk keperluan pencatatan pendapatan pada saat penjualan, ini adalah

dasar yang paling penting. Hal ini didukung oleh alasan berikut:

- Harga produk kini lebih aman.

- Produk telah keluar dari perusahaan dan aset baru telah

menggantikannya, yaitu telah terjadi pertukaran.

- Bagi beberapa perusahaan, penjualan dianggap sebagai peristiwa

keuangan terpenting dalam aktivitas ekonomi perusahaan.

- Sebagian besar biaya yang berkaitan dengan produksi atau pembelian

produk serta biaya pembuangan telah atau sedang ditentukan.

d. Penerimaan Kas

Metode akuntansi tunai hanya digunakan ketika pendapatan tidak dapat

ditentukan pada saat penjualan karena ketidakpastian penagihan. Salah satu

bentuk dasar uang tunai adalah metode angsuran, di mana pembayaran

dilakukan secara berkala dalam jangka waktu yang cukup lama. Dalam usaha

jasa, jika unit jasa dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat, seperti

pada perusahaan transportasi atau bioskop, maka waktu penerimaan uang dari

konsumen hampir sama dengan waktu penerimaan pembayaran dari konsumen

18
yang menggunakan jasa, sehingga keduanya dapat digunakan sebagai dasar

penetapan harga dan pengakuan pendapatan. Namun, untuk entitas jasa jangka

panjang, seperti persewaan kamar atau gedung, terdapat perbedaan antara

jumlah pendapatan dalam rupee yang diakui selama periode tersebut

berdasarkan penerimaan kas.

Peraturan PSAK No. 23 (2007:23.6), tentang pengakuan pendapatan dari

penjualan jasa adalah sebagai berikut: “Jika suatu transaksi penjualan jasa

dapat diestimasi secara andal maka estimasi pendapatan yang berkaitan dengan

transaksi tersebut harus dipertanggungjawabkan. untuk berdasarkan tingkat

penyelesaian transaksi pada tanggal penutupan. Yang dimaksud dengan

reliabilitas menurut PSAK No. 23 (2007:23.6), adalah jika terpenuhi seluruh

kondisi berikut:

1. Tingkat pendapatan ditentukan secara andal.

2. Perseroan mempunyai kemampuan memperoleh manfaat ekonomi dari

transaksi tersebut.

3. Sejauh mana kemajuan transaksi pada tanggal penutupan dapat

ditentukan secara andal.

4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya yang diperlukan

untuk menyelesaikan transaksi tersebut dievaluasi secara andal.

Secara umum, laporan keuangan akan lebih baik jika pendapatan

dilaporkan segera setelah nilai tambah diukur. Namun, lebih baik lagi jika

pendapatan diukur dengan menggunakan laba daripada hanya melaporkan

laporan laba rugi tunggal yang menggambarkan ekuivalen tertentu. (Certainty

Equivalents).

19
2.2 Pencatatan Pendapatan

Pengakuan pendapatan merupakan salah satu unsur pengakuan pendapatan dan

memberikan tolak ukur atau pedoman dalam kegiatan akuntansi sehingga dunia

usaha Menurut Hery (2012;93) pencatatan pendapatan ada dua dasar, yaitu:

1. Dasar Kas (Cash Basis)

Pengakuan pendapatan adalah salah satu aspek penting dalam

akuntansi yang digunakan sebagai pedoman dalam mencatat pendapatan

dalam dunia usaha. Akuntansi kas umumnya digunakan oleh usaha kecil

dengan kepemilikan ekuitas yang dimiliki oleh satu atau beberapa orang.

Sementara itu, perusahaan kelas menengah ke atas yang memiliki banyak

investor wajib menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam

pembukuan akuntansi mereka.

2. Dasar Akrual (The Accrual Basis)

Atas dasar ini, pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan

perolehan pendapatan harus diumumkan pada periode yang sama ketika

pendapatan juga dicatat. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan

pendapatan dan beban terkait untuk periode yang sama disebut konsep

pencocokan (Maching Concept).

Pada dasar ini, pendapatan diakui pada saat barang atau jasa

diserahkan, tanpa memperhatikan kapan barang atau jasa tersebut diterima.

Beban diakui dan diakui pada saat terjadinya, tanpa memperhatikan kapan

beban tersebut dibayar.

Fasilitas ini diperuntukkan bagi perusahaan besar yang modalnya

dimiliki oleh banyak investor. Penerapan akuntansi akrual perlu menjamin

20
transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan kepada investor sebagai

pemilik dana/modal. Akuntansi akrual ini juga memungkinkan penggunanya

untuk melaporkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan lebih memadai

dibanding dasar pencatatan dengan menggunakan cash basis.

2.3 Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2013:105), laporan keuangan menggambarkan keadaan

keuangan dan kinerja bisnis suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Jenis

laporan keuangan yang paling umum adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus

kas, dan laporan kinerja keuangan.

Pelaporan keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dalam mengelola suatu

entitas. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dimaksudkan untuk tujuan spesifik;

misalnya, mereka tidak secara khusus dipersiapkan untuk memenuhi kepentingan

pihak tertentu, seperti pemilik mayoritas.

Menurut Hutauruk (2017:10) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

2.3.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

21
Menurut Harahap (2013:106) jenis laporan keuangan perusahaan yang

merupakan informasi utama bagi pengguna laporan keuangan adalah neraca dan laba

rugi. Berikut merupakan penjelasan mengenai neraca dan laba rugi:

a) Neraca

Neraca disebut juga posisi keuangan, menggambarkan posisi keuangan

suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, sering juga disebut

periode tertentu, misalnya periode 31 Desember 2020. Posisi yang diuraikan

ini terbagi menjadi dua posisi, yaitu debitur pada sisi harta dan sisi kredit

pada sisi utang/kewajiban (Harahap, 2011:209). Pada neraca terdapat

klasifikasi yaitu:

1. Aset (Aktiva)

Aset terdiri dari tiga bagian yaitu aset lancar, aset tetap dan aset tak

berwujud.

2. Menurut Harahap (2012:211) menyatakan kewajiban adalah jumlah

yang harus dipindahkan setiap tutup buku ke periode tahun

berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan prinsip

akuntansi. Liabilitas terdiri dari dua bagian yaitu kewajiban lancar

dan kewajiban jangka panjang serta modal pemilik.

b) Laba Rugi

Laba rugi adalah sebuah laporan terperinci mengenai seluruh

pendapatan dan biaya untuk mengetahui laba rugi yang diterima perusahaan

selama periode tertentu. Adapun unsur-unsur dalam laporan laba rugi

menurut (Harahap, 2013:241) antara lain:

- Pendapatan

- Beban-beban

22
- Laba/ Rugi

Komponen keuangan lengkap dalam IAI (PSAK 2015 No. 01) terdiri dari:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode,

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama

periode,

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode,

d. Laporan arus kas selama periode,

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijaksanaan

akuntansi yang signifikan dan informasi penjelas lain,

f. Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya

sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38 A, dan

g. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya

ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara

retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mengklasifikasikan pos-pos dalam

laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai