Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KERJA

PERTEMUAN TOMA DALAM UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN
Dimensi pembangunan diarahkan pada upaya kebijakan dan program yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat yang menghasilkan
manusia manusia Indonesia yang unggul. Karena itu, salah satu prioritas
pembangunan adalah pembangunan karakter bangsa, yang tentunya ditentukan
pulaoleh kecukupan gizi.

Program Gizi dikembangkan secara bertahap dan disesuaikan dengan


tahapan pembangunan serta perkembangan masalah gizi. Mulai tahun 2000, fokus
program perbaikan gizi ada percepatan sasaran MDGs, khususnya sasaran MDG1,
dengan mengembangkan konsep Keluarga Sadar Gizi untuk meningkatkan cakupan
dan kualitas pelayanan gizi.
Tahun 2010, upaya perbaikan gizi diarahkan untukmenurunkan prevalensi gizi kurang
dan stunting, dengan prioritas sasaran 1000 hari pertama.

B. LATAR BELAKANG
Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh
kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak
berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa
terjebak dalam kemiskinan.
Review yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun 2006 membahas secara
mendalam masalah gangguan gizi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya.
Disebutkan bahwa terdapat tiga pertimbangan mendasar mengapa gangguan gizi
harus diturunkan, adalah karena intervensi gizi mempunyai tingkat manfaat ekonomi
yangtinggi (high economic return), memberi dampak yang tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi (high impact on economic growth), dan menurunkan
kemiskinan (poverty reduction).
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang
menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi
gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari,
dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting,
masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak
balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition)
dalam menurunkan stunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama
kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam
menyelesaikan masalah stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya
dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh
sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif)

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan koordinasi lintas sector dalam penanganan masalah
gizi pada balita
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan upaya penangan masalah gizi balita secara optimal

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan kegiatan Pertemuan toma dalam upaya perbaikan gizi masy di linsek

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemegang program gizi berkoordinasi dengan PJ UKM untuk pelaksanaan
Pertemuan toma dalam upaya perbaikan gizi masy di linsek
2. Merencanakan kegiatan Pertemuan toma dalam upaya perbaikan gizi masy di
linsek
3. Pemegang program KIA memaparkan materi pertemuan
4. Menggali hambatan masalah yang dialami di lapangan
5. Menyusun RTL
6. Pencatatan dan pelaporan

F. SASARAN
Kepala Puskesmas, Forkopicam

G. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


a. Peran lintas program:
- Membantu pelaksanaan upaya perbaikan gizi
b. Peran Lintas Sektor
- Mendukung pelaksanaan upaya perbaikan gizi

H. JADWAL PELAKSANAAN

25 Juni 2022
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke
penanggung jawab UKM.

J. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Laporan hasil kegiatan diselesaikan sesegera mungkin dan dilaporkan ke
PJ UKM untuk selanjutnya dilaporkan ke Kelapa Puskesmas.
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Bendilwungu Pelaksana Program Gizi

SIGIT JAKA PURNAMA, SKM.M.Kes Sugiastutik, SKM


NIP. 19650417 198803 2 007
Penata Tingkat I

NIP. 19670412 198811 1 002

Anda mungkin juga menyukai