Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,

e-ISSN 2548-7981

USAHA KECIL DAN MENENGAH


KERIPIK TEMPE DI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG
UNTUK PENINGKATKAN PENDAPATAN USAHA

Fenny Suryanti, Kun Aussieanita Mediaswanti


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail : spabrina74@gmail.com

ABSTRAK
Ipteks bagi masyarakat (IbM) merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat
yang memiliki keunggulan tersendiri. Tim pengusul kali ini mengambil lokasi pengabdian di
daerah Malang pada UKM Kripik Tempe Elang Jawa dan UKM Kripik Tempe Selera
Pemberani tepatnya di wilayah jalan Sanan Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota
Malang. Adapun tujuan tim pengusul IbM ini adalah ingin mengembangkan produksi kripik
tempe sebagai ciri khas kota Malang yang bekerja sama dengan mitra untuk memperbaiki
kualitas proses pembuatan dan pengemasan kripik tempe tersebut dengan harapan daya jangkau
pemasaran mitra semakin luas, sehingga pendapatan mitra akan bertambah dan dapat
meningkatkan taraf hidup keluarga.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada mitra adalah dengan memberikan pelatihan
dan pendampingan dalam membuat desain kemasan agar lebih menarik dalam pemasaran dan
cara menganalisa untung rugi UKM dalam bentuk analisa BEP usaha serta pemberian alat
pengiris tempe dan pengemas kripik tempe yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra untuk
mengembangkan usahanya sehingga produk yang dihasilkan akan lebih higienis saat pengirisan
dan tahan lebih lama dalam penyimpanan dengan menggunakan kemasan plastik yang sesuai
standar serta dapat dikemas lebih rapat dan rapi. Selain itu, tim pengusul juga memberikan trik-
trik dalam teknik komunikasi pemasaran agar kegiatan pemasaran yang selama ini kurang
efektif, akan semakin berkembang dengan adanya model pemasaran baru yang ditawarkan oleh
tim pengusul yakni pemasaran melalui media internet (website) dan personal selling serta cara
mendesain kemasan yang lebih menarik bagi konsumen.
Kata kunci : Kripik tempe, Pemasaran, Alat pengiris, Alat pengemas.

ABSTRACT

Science and technology for society is one form of community service that has its own
advantages. Proposer team this time taking the location service in the area of Malang on Elang
Jawa of tempe chips UKM and UKM chips Tempe of Selera Pemberani in the way Courageous
Village Purwantoro Sanan Blimbing district of Malang.
The purpose of the team proposer IbM of this is to develop the production of chips tempe
as typical city of Malang are working with partners to improve the quality of the manufacturing
process and packaging chips tempe with the hope of a range of partner marketing increasingly
widespread, so that the partner revenue will grow and be able to improve family life.
Plan activities to be carried out on a partner is to provide training and assistance in making
the packaging design to make it more attractive in marketing and how to analyze the cost-
benefit of UKM in the form of analysis BEP business as well as the provision of slicer tempeh
and packaging chips tempe tailored to the needs of partners to expand its business so that the
resulting product will be more hygienic when slicing and last longer in storage by using plastic
packaging standards-compliant and can be packed more tightly and neatly. In addition, the team
proposer also provide the tricks in the techniques of marketing communication that marketing

8
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

activities which have been less effective, will grow with the new marketing model offered by
the team proposing that marketing via the Internet (website) and personal selling as well as how
to design packaging more appealing to consumers.
Keywords : Tempe crisps, Marketing, Tools slicer, packaging equipment.

I. PENDAHULUAN dengan baik yang meliputi : pembagian


kerja karyawan, pembukuan dan laporan
1.1 Analisis Situasi Untuk Pengusaha keuangan usaha tetapi belum mampu
Mikro / Jasa Layanan membuat proyeksi keuangan untuk
memastikan apakah pengembangan usaha
UKM Kripik Tempe “Elang Jawa”
akan menguntungkan atau sebaliknya.
Sumber Daya Manusia
Bahan baku berupa tempe lokal yang di beli
Usaha kecil dan menengah
dari Malang Raya. Investasi meliputi : ruang
pembuatan kripik tempe “Elang Jawa”
tamu dengan ukuran 2 x 2 meter dan tempat
berada di Jl. Sanan 129 A Blimbing Kota
proses berukuran 2 x 1 meter dan ruang
Malang, nomor telpon/HP 0341-9900404,
tamu untuk pemasangan etalase jualan dan
akses jalan baik dan lancar dengan waktu
proses pengemasan serta dapur untuk proses
tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan serta
penggorengan dan 1 (satu) buah kendaraan
bisa dikatakan sebagai industri rumah tangga
sepeda motor untuk pengangkut bahan dan
(home made). Sebagai pimpinan usaha
pemasaran. Daerah pemasaran kurang luas
Bapak Ibrahim Nasrullah; bendahara Ibu
meski terkadang sampai di luar kota
Endang Sulistyoningsih, yang merupakan
diantaranya Bali dan Jakarta. Selain itu
pasangan suami istri. Tenaga kerja yang ada
pemasaran yang sulit dikembangkan karena
pada usaha Kripik Tempe “Elang Jawa”
adanya persaingan dari munculnya usaha
berjumlah 3 orang yang berasal dari
keripik tempe yang baru sehingga cenderung
penduduk sekitar terdiri dari 1 orang di
semakin merosot. Permintaan keripik tempe
bagian iris, 1 orang di bagian
per minggu mencapai 300 bungkus tetapi
bungkus/pengemasan, 1 orang di bagian
hanya mampu mensuplai sekitar 40% dari
goreng sedangkan untuk tenaga penjualan
permintaan atau sekitar 120 bungkus.
dilakukan sendiri oleh bapak Ibrahim.
Kebutuhan keripik tempe yang mendesak
Dalam pembagian kerja tersebut kadang-
tidak bisa terpenuhi, kontinyuitas produksi
kadang masih serabutan. Alasan mendirikan
tidak tercapai. Ada beberapa penawaran
usaha kripik tempe ini selain untuk
pinjaman dana kredit usaha dengan
menambah pendapatan keluarga juga
bunga rendah dari beberapa Bank tetapi
mempunyai tujuan yaitu mengembangkan
mereka belum berani untuk mengambil
serta mempertahankan camilan khas malang
kesempatan tersebut karena kurangnya
yang berbahan dasar dari tempe.
pendapatan yang mereka miliki.

Kondisi Manajemen dan Investasi


Kondisi Produksi
Manajemen usaha Kripik Tempe
Pada aspek produksi usaha Keripik
“Elang Jawa” yang dikelola sudah cukup
Tempe di “Elang Jawa” mempunyai
baik, karena Bapak Ibrahim Nasrullah
kapasitas produksi relatif kecil yaitu 50-70
sebagai pemilik usaha juga berperan sebagai
bungkus kripik tempe tiap minggunya yang
manajer. Kondisi manajemen sudah tertata

9
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

sebelumnya bisa sampai mencapai 300 kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain
bungkus per goreng dengan berat bersih tiap itu, prosedur pengolahan harus dilakukan
bungkus kripik tempe adalah 200 gram atau dengan cermat. Kebersihan tempat kerja dan
2 ons, sekaramg hanya mencapai 100 - 120 kebersihan peralatan kerja akan
bung-kus/minggu hal ini dikarenakan meningkatkan kualitas tempe yang
keterbatasan sarana yang digunakan yaitu dihasilkan (Anonim, 2012). Selain itu
saat proses pengemasan menggunakan lilin tenaga kerja yang sangat minim
biasa untuk merekatkan kemasan dan menyebabkan produksi menjadi kurang
tenaga kerja yang diperbantukan tidak maksimal, karena luas pemasaran yang
banyak. Waktu yang dibutuhkan dalam masih kurang lebar sehingga pemesanan
proses produksi sekitar 18 jam. Kondisi ini kripik menjadi terbatas pada area yang sama.
menyebabkan Keripik Tempe “Elang Jawa” Kondisi dapur untuk proses
hanya mampu mensuplai kebutuhan penggorengan keripik tempe tersebut juga
konsumen sebesar 40% dari permintaan kurang memadai sehingga tidak dapat
pasar 300 bungkus/minggu yaitu sekitar 120 merasa nyaman dalam pengerjaannya, hal
bungkus/minggu. tersebut langsung dirasakan oleh pekerja di
Permasalahan yang dihadapi oleh bagian penggorengan kalau hal tersebut
usaha Keripik Tempe “Elang Jawa” adalah cukup mengganggu dalam mengerjakan
rendahnya produksi dikarenakan kurangnya menggoreng keripik tempe karena dapur
tenaga kerja serta kurangnya sarana yang yang sempit serta ruangan yang panas.
memadai dalam mengembangkan usaha ini. Begitupun dengan proses pengemasan yang
Semua dilakukan masih dengan cara-cara masih sederhana dan konvensional,
tradisional mulai dari proses pengirisan mengakibatkan waktu yang digunakan untuk
tempe sampai dengan pengemasan kripik mengemas keripik tersebut menjadi
tempe tersebut. Begitu pula dengan tingkat memakan waktu yang lama, sebab Keripik
kehigienisan produk yang masih kurang Tempe “Elang Jawa” milik Bpk. Ibrahim ini
karena kondisi dapur yang jadi satu dengan dalam mengemas keripik tempenya hanya
dapur rumah tangga dan tempat tinggal serta menggunakan plastik ukuran standart dan
tanpa meng-gunakan alat untuk melindungi ditutup dengan menggunakan api lilin.
tangan pada saat pengemasan keripik tempe, Kemasan memegang peranan
sehingga bisa saja kuman dan lain-lain bisa penting dalam sebuah industri, dengan
terkontaminasi ke dalam keripik tempe kemasan menarik maka diharapkan omzet
tersebut serta pada saat pengirisan apabila penjualan akan meningkat tajam. Bakat seni
pisau yang digunakan kurang bersih maka anda dituntut untuk dapat menampilkan
besar kemungkinan hasil produk kurang kemasan yang baik hingga mata seseorang
berkualitas sehingga tidak akan tahan lama akan langsung terfokus pada produk anda
dalam penyimpanan karena kurang higienis dalam timbunan berbagai produk
dalam pengolahan saat pengirisan tempe. disekelilingnya. (Anonim, 2013)
Alat dan peralatan pada proses produksi Diperlukan tenaga kerja harus lebih
mengolah bahan makanan yang digunakan dari satu orang jika menginginkan hasil
haruslah higine dari unsur kimia termasuk produksi yang cepat. Daya simpan keripik
karat dan kotoran (Anindia, 2003 )Untuk juga hanya mampu memiliki kondisi baik
memperoleh tempe yang berkualitas baik, sampai 2 minggu saja dan tidak boleh
maka kedelai yang digunakan juga harus terkena sinar matahari, sehingga perlu
yang berkualitas baik dan tidak tercampur adanya inovasi baru dalam bentuk jenis
dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kemasan keripik tempe. Sebagai seorang

10
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

pemilik usaha keripik tempe, pimpinan Pemberani” ini tidak memiliki tenaga kerja
keripik tempe Elang Jawa berharap harian akan tetapi panggilan. Oleh
kehadiran komunitas pengusaha keripik karenanya makna eksistensi
tempe Sanan dapat memberikan dukungan industri/pengusaha kecil telah dirasakan oleh
kepada seluruh pengusaha kripik tempe yang warga sekitar tempat usaha karena mampu
ada di Sanan agar mereka tidak sampai memberi peluang kerja untuk tetangga
gulung tikar. sekitar tempat usaha tersebut.

UKM Kripik Tempe “Selera Pemberani” Kondisi Manajemen dan Investasi


Sumber Daya Manusia
Pada manajemen usaha Keripik
Usaha kecil dan menengah yang lain Tempe “Selera Pemberani” dikelola dengan
usaha pembuatan keripik tempe “Selera sederhana, dimana Ibu Ema sebagai pemilik
Pemberani” yang berada di Jl. Sanan Gg. usaha sekaligus berperan sebagai manajer.
8A/242 Kelurahan Purwantoro Blimbing Kondisi manajemen belum baik, pembagian
Kota Malang, no telpon 0341-498796, akses kerja sudah ada akan tetapi belum ada
jalan baik dan lancar dengan waktu tempuh laporan keuangan secara tertulis dan
kurang lebih 1 jam perjalanan. Sebagai terdokumentasi dengan baik. Akan tetapi
pimpinan usaha Ibu Ema Faiz Azizah, di sudah terbiasa mencatat aliran kas meski
mana usaha ini yang memulai adalah suami wujud laporan keuangan sederhana. Padahal
dari Ibu Ema yakni Bpk Arifin (Alm), dari laporan keuangan inilah dapat dijadikan
kemudian diteruskan oleh Ibu Ema hingga dalam upaya pengelolaan keuangan yang
saat ini. Tenaga kerja pembantu berjumlah 3 baik sehingga bermanfaat bagi upaya
orang yang berasal dari penduduk sekitar merealisasikan pengembangan usaha. Selain
terdiri dari bagian menggoreng kripik 2 itu mereka juga belum mampu membuat
orang, mengiris tempe 1 orang, pengemasan proyeksi keuangan untuk memastikan
1 orang yaitu Ibu Ema sendiri, serta apakah pengembangan usaha akan
pemasaran juga dilakukan sendiri oleh Ibu menguntungkan atau sebaliknya. Bahan
Ema. Pekerjaan yang mereka lakukan baku berupa tempe yang di beli dari daerah
dilakukan secara bergiliran dengan tujuan Malang Raya. Investasi meliputi : bangunan
supaya semua karyawan diharapkan bisa dari bambu sebagai tempat untuk proses
menguasai proses pembuatan keripik tempe pengirisan dan penggorengan dengan ukuran
jadi dilakukan secara serabutan yang 3 x 4 meter serta rumah tinggal untuk proses
nantinya jika salah satu dari mereka ingin pengemasan dan penjualan (display). Belum
membuka usaha sendiri dapat mengambil memiliki kendaraan sebagai sarana
ilmu yang dulu mereka pernah kerjakan transportasi angkutan. Daerah pemasaran
sehingga membuka kesempatan bagi hanya beredar di sekitar area Malang Kota
pengusaha baru untuk bisa berkembang. saja, karena menurut Ibu Ema semenjak
Tujuan dari keluarga Ibu Ema mendirikan suaminya meninggal dia tidak bisa pergi
usaha keripik tempe “Selera Pemberani” ini jauh dari rumah. Akan tetapi Ibu Ema telah
adalah untuk mencari penghasilan utama mempunyai pelanggan lama yang masih
keluarga. Tenaga kerja untuk keripik tempe pesan di usahanya berasal dari luar kota
“Selera Pemberani” ini juga merupakan yakni Solo Jawa Tengah itupun menurutnya
tenaga kerja yang biasa disewa pula oleh tidak pasti pesan tiap bulannya. Sebenarnya
pengusaha keripik yang lain, karena sudah ada beberapa penawaran pinjaman
pengusaha keripik tempe “Selera dana kredit usaha dengan bunga rendah dari

11
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

beberapa Bank misalnya salah satunya BRI, pengirisan cara manual hanya mencapai 500
tetapi mereka belum berani untuk irisan/jam (3,25 kg/jam), dengan tebal irisan
mengambil kesempatan tersebut karena yang tidak seragam antara 1 s/d 3,5 mm
kurangnya modal yang mereka miliki. Hal serta keamanan tangan tidak terjamin.
ini dikarenakan kurang luasnya daya Pengirisan yang dilakukan selama ini
pemasaran sehingga pendapatan yang mempunyai banyak kelemahan, selain waktu
diterima oleh Ibu Ema hanya sebatas sekitar proses yang lama kelemahan lainnya adalah
kota Malang saja dan kurangnya permintaan tebal sayatan tidak bisa seragam, permukaan
yang lebih luas dari luar kota Malang. Selain sayatan tidak rata (bergelombang) dan
itu pemasaran yang sulit dikembangkan banyak membuang bahan baku tempe akibat
karena adanya persaingan dari munculnya tebal sayatan yang tidak seragam maka satu
usaha keripik tempe yang baru sehingga tempe kotak yang seharusnya menjadi 10
cenderung semakin menurun karena harga keping, rata-rata hanya menjadi 8 keping.
bahan baku kedelai yang tidak stabil dan
Proses pembuatan keripik tempe ini
tidak adanya informasi yang mendukung
terbatas hanya sekitar 2 kali penggorengan
dari komunitas di antara para pengusaha
saja tiap minggunya atau sekitar 80-100
keripik tempe dan menengah sehingga
bungkus. Waktu yang dibutuhkan dalam
diharapkan dari mereka dapat menjembatani
pembuatan keripik tempe ini sekitar 15 jam.
adanya permasalahan dari naiknya harga
Pada proses pengirisan tempe hanya
bahan baku kedelai atau permasalahan
menggunakan tenaga kerja satu orang saja,
lainnya sehubungan dengan proses
hal ini mengakibatkan proses selanjutnya
pembuatan keripik tempe yang kurang
juga berjalan dengan lambat. Sementara
maksimal di antara beberapa pengusaha
permintaan konsumen terkadang datang
sehingga terkoordinir dari sesama pengusaha
tiba-tiba akhirnya untuk pemesanan yang
keripik tempe dan diharapkan tidak adanya
kurang dari 3 hari pasti tidak dapat
kesenjangan pendapatan atau sampai
terlaksana dengan baik, sehingga sering
mengalami gulung tikar diantara para usaha
menolak untuk menerima order pemesanan
kripik tempe kecil dan menengah.
keripik tempe kurang dari 3 hari. Untuk
proses penggorengan secara bergantian, dan
dilakukan di ruangan khusus yang dibuat
Kondisi Produksi
oleh keluarga Ibu Ema sehingga tidak
Produksi usaha keripik tempe mengganggu aktivitas di dalam rumah
“Selera Pemberani” hanya mampu utama. Pada proses pengemasan Ibu Ema
menghasil kapasitas produksinya relatif menggunakan sealer atau alat pemanas yang
kecil yaitu 40-50 bungkus keripik tempe per digunakan untuk merekatkan plastik
gorengan, sehingga tiap minggunya Ibu Ema kemasan, sehingga proses pengemasan
ini bisa memproduksi keripik tempe hingga cukup higienis dan cepat. Bentuk kemasan
100 bungkus dengan berat bersih per yang mereka pakai ditempatkan di plastik
bungkus kripik tempe adalah 100 gram atau biasa atau sederhana, serta tidak adanya
1 ons, oleh karena itu Ibu Ema hanya label pada kemasan kripik tempe tersebut.
mampu memenuhi permintaan pasar sebesar Beberapa kelemahan dalam teknik
30%, sehingga kebutuhan keripik tempe pengolahan keripik tempe ini adalah tidak
yang mendesak tidak bisa terpenuhi, adanya bahan pengawet alami yang dapat
kontinuitas produksi tidak tercapai, hasil digunakan agar keripik tempe tersebut dapat
pengirisan yang manual tidak homogen dan memiliki masa layak konsumsi yang lebih
kualitas produksi rendah. Kapasitas

12
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

panjang. Selain itu kurangnya tenaga kerja Memberikan bantuan alat berupa
yang memadai serta sarana yang kurang rancangan alat pengemas dan alat
mendukung juga mengakibatkan kapasitas pengiris keripik tempe pada UKM
produksi menjadi berkurang. Selain itu Keripik tempe “Elang Jawa” dan UKM
teknik pemasaran yang kurang efektif dan Keripik tempe “Selera Pemberan”
efisien dalam hal model kemasan yang o Pelatihan
kurang menarik pembeli agar terkesan Melakukan kegiatan pelatihan atau demo
higienis dan tahan lama. Ibu Ema juga tentang pemakaian alat. Mengadakan
belum merasakan peran yang siginifikan atas pelatihan tentang perawatan pada alat.
kehadiran komunitas pengusaha keripik Pemberian modul pelatihan alat pengiris
tempe Sanan, kurangnya komunikasi dan tempe kepada kedua mitra.
sosialisasi program dari komunitas tersebut
mengakibatkan pengusaha keripik tempe di III. KARYA UTAMA
wilayah Sanan kurang bekerja sama
Karya utama dalam kegiatan IbM ini
khususnya dalam hal mengembangkan dan
adalah sebagai solusi dari permasalahan
mempertahankan usaha keripik tempe
kedua mitra yaitu dengan memberikan
mereka masing-masing.
bentuk teknologi tepat guna berupa alat
pengiris tempe sebanyak 2 (dua) buah.
II. METODE KEGIATAN
Untuk dapat lebih meningkatkan kapasitas
Metode penyelesaian masalah yang akan produksi alat pengirisan tempe bagi industri
dilaksanakan berdasarkan kesepakatan rumah tangga yang bergerak dalam produksi
antara tim pelaksana IbM dengan kedua kripik tempe sesuai kemampuan mereka,
mitra UKM kripik tempe adalah sebagai maka perlu dilakukan rancang bangun mesin
berikut : pengiris yang sesuai dengan kemampuan
investasi dan biaya operasional industri
o Pendidikan Masyarakat
rumah tangga tersebut (Rofarsyam, 2011).
Memberikan penyuluhan tentang teknik
Spesifikasi alat pengiris tempe adalah
komunikasi sehingga dapat membantu
sebagai berikut : ukuran 65x55x65 cm,
dalam memperluas produksi
bahan stainless steel dan besi, kapasitas ± 50
pemasarannya. Memberikan pelatihan
kg/jam, motor ¼ HP, pisau berupa piringan,
tentang analisa BEP untuk UKM supaya
kecepatan 200 rpm dan sebuah alat hand
para UKM dapat mengetahui untung dan
sealer dengan spesifikasi alat sebagai
ruginya dalam berwirausaha.
berikut : daya 500 W, panjang 400 mm,
Memberikan pelatihan tentang SOP
lebar 3 mm, waktu pemanasan 0,2 s/d 1,5
operasional alat pengiris dan pengemas.
(s), ketebalan 0,5 mm. Berdasarkan data
Memberikan penyuluhan dan
hasil pengabdian masyarakat ini, maka perlu
pendampingan tentang cara mendesain
adanya teknologi untuk membantu
kemasan yang menarik. Pemberian
peningkatan potensi UKM kripik tempe
modul tentang analisa BEP untuk usaha
kedua mitra. Data hasil analisa serta hasil
kecil menengah dan modul komunikasi
perubahan setelah kegiatan IbM tersebut
pemasaran.
adalah sebagai berikut :
o Difusi Ipteks

13
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

Tabel 1. Hasil perkembangan antara sebelum dan sesudah IbM.


N Elang Jawa Selera Pemberani
Komponen
o Sebelum IbM Sesudah IbM Sebelum IbM Sesudah IbM
1 Beban Pekerjaan Lebih berat Lebih ringan Lebih berat Lebih ringan
Tidak efektif Efektif Tidak efektif Efektif
2 Waktu Proses
(3 jam) (1,5 – 2 jam) (4 jam) (1,5 – 2 jam)
Kapasitas
3 250 bgks/bln 300 bgks/bln 150 bgks/bln 200 bgks/bln
Produksi
Omzet Rp
4 Rp 6.125.000,- Rp 6.735.000 Rp 4.060.000,-
Penghasilan 3.675.000,-

IV. ULASAN KARYA komunikasi pemasaran yang baik akan


membantu mendorongnya proses pemasaran
Keunggulan dari teknologi alat pengiris
yang semakin luas dengan menggunakan
tempe ini adalah sebagai alat untuk mengiris
teknik komunikasi pemasaran sehingga
tempe yang bermanfaat sebagai alat bantu
pelanggan atau konsumen akan lebih tertarik
para UKM dalam proses pengirisan tempe
untuk membeli dengan cara mereka
sehingga waktu pemrosesan akan lebih cepat
memberikan promosi produknya. Dengan
efektif dan efisien.Hasil yang didapat pun
memberikan bahasa dagang merupakan trik
akan lebih banyak dan lebih cepat dihasilkan
untuk menarik minat konsumen supaya ingin
sehingga dapat memenuhi pemesanan lebih
membeli lebih banyak dan ditambah lagi
banyak dan memenuhi permintaan
dengan cara bentuk kemasan yang menarik
konsumen lebih banyak dari biasanya. Alat
sehingga peminat para konsumen semakin
pengemas yaitu hand sealer lebih banyak
besar untuk lebih banyak memesan dari
membantu dapat pengemasan sehingga hasil
biasanya. Beberapa teknologi yang telah
yang diperoleh lebih higienis karena lebih
diberikan berupa alat dan pendidikan
rapat dalam menutup kemasan serta dibantu
pelatihan, memberikan tambahan
dengan ketebalan plastik yang membantu
pendapatan ekonomi mereka dalam
waktu penyimpanan lebih lama atau masih
menjalankan usaha, dimana yang kita tahu
renyah (tidak mudah “melempem”). Hal ini
bahwa persaingannya dalam usaha kripik
akan membantu memperluas daerah
tempe sangatlah ketat.
pemasaran. Selain itu dengan pemberian
Karya yang telah dihasilkan dari
mesin pengiris tempe akan meningkatkan
kegiatan IbM ini telah sesuai dengan
produksi kripik tempe sehingga dapat
perkembangan dan kebutuhan masyarakat
memenuhi permintaan pasar. Memberikan
UKM kripik tempe dan memiliki nilai
metode cara menganalisa BEP dalam
penting untuk perkembangan usaha kripik
menjalankan usahanya sangat banyak
tempe dari kedua mitra “Elang Jawa” dan
membantu dalam hal penjualan produk
“Selera Pemnerani” dengan adanya
sehingga kedua mitra mengetahui titik impas
peningkatan omzet dari kedua UKM kripik
dimana usaha mereka tidak mengalami
tempe serta peningkatan kapasitas produksi.
untung atau pun rugi, sehingga mereka
mengetahui batas mulai mengetahui
banyaknya keuntungan yang diperoleh
V. DAMPAK DAN MANFAAT
dalam bentuk rupiah maupun unit. Selain itu
KEGIATAN
dengan pemberian pelatihan cara

14
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

Dampak daya simpan yang dikarenakan bentuk


kemasan yang benar akan memperluas
Pada kegiatan program IbM ini
jangkauan pemasaran dan disertai dengan
dampaknya adalah kedua mitra UKM kripik
lebih memahaminya trik dalam komunikasi
tempe adalah pada beban pekerjaan dirasa
pemasaran yang bermanfaat bagi para usaha
semakin ringan karena terbantukan adanya
kripik tempe untuk cara mempromosikan
alat pengiris tempe. Waktu proses yang
dagangan usahanya sehingga akan
mereka gunakan juga lebih efektif dari 3
menambahkan jumlah pelanggan atau
jam menjadi sekitar 1-1,5 jam. Kapasitas
konsumen untuk memenuhi permintaan
produksi yang semakin meningkat dari 105
kripik tempe. Selain itu bentuk kemasan
bgks/bln menjdi 210 s/d 315 bgks/bln.
yang lebih menarik bagi konsumen untuk
Omzet penghasilan yang mereka peroleh
memesan produk usahanya. Manfaat lebih
semakin meningkat dan Rp 4.000.000 /bln
dirasakan adalah peningkatan omzet yang
menjadi Rp 8.000.000 s/d 12.000. 000.
lebih besar 2 bahkan 3 kali lipat dari
Selain itu meningkatnya pemesanan kripik
biasanya. Hal inilah yang paling mereka
tempe dan memiliki waktu/lama
syukuri dengan adanya penambahan alat
penyimpanan semakin lama karena
bantu dalam peningkatan usaha dengan
menggunakan hand sealer yang lebih rapat
dilengkapi dengan cara perawaratan dan
untuk menutup kemasan dan dengan
penggunaan alat yang benar sehingga lebih
menggunakan ketebalan plastik sekitar
awet dalam penggunaannya. Manfaat yang
sekitar 0,5 mm sehingga daya kerapatannya
lain yaitu semakin menambah pengetahuan
lebih tinggi.
dan pemahaman dengan adanya teknologi
Pelatihan yang telah diperoleh untuk baru berupa alat pengiris tempe dan hand
kedua mitra tersebut berdampak semakin sealer serta memahami bagaimana trik cara
menambah pengetahuan tentang bagaimana komunikasi pemasaran dari ilmu
mengetahui bahwa usaha mereka akan berwirausaha dan memahami cara
mengalami keuntungan atau kerugian serta menganalisis BEP dengan mudah dan
mengetahui besarnya target untuk mencari cermat.
keuntungan yang akan mereka dapatkan
berupa rupiah atau pun unit. Sehingga akan
mengetahui berapa kapasitas yang akan VI. KESIMPULAN
mereka tambahkan sesuai dengan target
1. Penghasilan semakin meningkat 10%
penjualan. Jadi tidaka akan mengalami
dari kedua mitra
kerugian dalam melakukan usaha karena
2. Kapasitas semakin bertambah 20%
dapat menganalisa BEP yang akan
sehingga dapat memenuhi permin-taan
menguntunkan mereka dalam memperoleh
pasar.
keuntungan atau laba usaha.
3. Beban pekerjaan semakin ringan
sehingga tidak diperlukan tenaga kerja
tambahan
Manfaat
4. Waktu proses lebih efektif 1,5-2 jam
Adanya tambahan alat pengiris tempe 5. Pengetahuan semakin bertambah
yang baru maka dapat memenuhi dengan adanya alat pengiris tempe dan
permintaan pasar yang kadang-kadang alat pengemas
mendesak dan permintaan yang banyak dari 6. Pengetahuan semakin bertambah
konsumen yang biasanya permintaan yang dengan adanya aplikasi analisa BEP
secara tiba-tiba ingin dipenuhi. Selain lama dalam mengetahui untung rugi usaha

15
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi - JAST, Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2017,
e-ISSN 2548-7981

7. Pemahaman semakin meningkat penunjang-wirausaha-untuk-ukm-usaha-


dengan adanya teknik komunikasi kecil-menengah.html (diakses 27 April
pemasaran dalam usaha keripik 2014)
tempe
3. Anindia Rahayu, 2005. Proses
pembuatan Natadekoko, Majalah Trubus,
VII. DAFTAR PUSTAKA
Edisi September, Vol. I No. 4, Jakarta
1. Anonim, 2012, Cara Membuat Tempe.
4. Rofarsyam, 2011. Rancang Bangun
http://www.caramembuattempe.com
mesin Pengiris Tempe Sistem Pisau
(diakses 28 April 2014)
Berputar Horizontal, Semarang
2. Anonim, 2013, Alat Penunjang
wirausaha untuk UKM.
http://kancra.weebly.com/ alat-

16

Anda mungkin juga menyukai