Anda di halaman 1dari 32

Pemanfaatan Lahan Kering dan Hutan Rakyat

untuk Keberlanjutan Cofiring Biomassa

Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli, MSc.Agr

Bogor, 25 Februari 2023


Outline Presentasi
✓Latar Belakang

✓Sumber Biomass Tanaman Kayu sebagai Sumber Bioenergi di Indonesia

✓Ketersediaan Lahan untuk Produksi Tanaman Energi di Indonesia

✓Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dan Model Produksi Biomassa

✓Ekosistem Produksi Biomassa Program Berbasis Masyarakat

✓BUMDES sebagai Champion Management Biomassa di Tingkat Desa

✓Pilot Project Adipala


Latar Belakang
CO2
Neutral
Program PLTU Co-firing oleh PT. PLN dengan
total kapasitas pembangkit sebesar 18.665 MW

Nationally Determined Contribution (NDC) Republik


Indonesia, target unconditional sebesar 29% dan
target conditional sampai dengan 41% di tahun 2030 2016 Peraturan Presiden No.
Conference of Parties (COP) 15 2017 22 Tahun 2017 tentang
menurunkan emisi GRK sebesar 26% Rencana Umum Energi
(usaha sendiri) dan sebesar 41%
(bantuan internasional) pada tahun
2009 Nasional (RUEN)

2020.
2014 Kebijakan Energi Nasional (KEN)
yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No.
Net Zero Emission 79 Tahun 2014
Target Pemerintah mencapai Net
Zero Emission pada 2060
Sumber : Reforminer Institute

Sumber : ESDM 2020


Sumber Biomassa Sebagai Sumber Bionergi di Indonesia
No Sumber Tanaman Tipe Sumber biomassa Nilai Kalori(MJ/kg)
1 Kelapa Sawit Batang 17,47
2 Pelepah 15,72
3 Tanda Kosong 18,79
4 Serat/Mesocarp Fiber (MF) 19,05
5 Batok kelapa/Palm Kernel Shell (PKS) 20,09
6 Kelapa Kernel 17
7 Serabut 15,75
8 Karet Kulit pohon 18,93
9 Padi Jerami 15,2
10 Sekam 14
11 Tebu Tunas daun 18
12 Daduk 18,3
13 Bagasse 18,25
14 Singkong Kulit buah singkong 17,9
15 Jagung Klobot 17,8
16 Tongkol 16,9
17 Rambut halus 15,1
18 Batang 17,74 Note :
19 Sagu Daun 16,5 Konversi 1 MJ/Kg = 238.85 Kcal/kg
20 Kulit 17,3
21 Ampas 17,5 References: Goh dan Lee (2011); Ma et al. (2004),
Ali et al. (2017), Reshad et al. (2017), Kirk dan
22 Kayu Jati Batang 19,21 Othmer (1955), Ki et al. (2013), Pattiya et al. (2012),
Dhayani and Bhaskar (2017), Zhang et al. (2016),
23 Kayu Sengon Batang 19,09 Yue et al. (2017), Kang et al. (2017), Noor (2018)
Sumber Biomassa Tanaman Kayu Sebagai
Sumber Bionergi di Indonesia
• 3 (tiga) jenis tanaman penghasil biomassa energi: (i) gamal (Gliricidia sepium), (ii)
kaliandra (Calliandra callothyrsus), dan (iii) lamtoro (Leucaena leucocephala)

Parameter Gamal Kaliandra Lamtoro


Nilai kalor (kkal/kg) 4.529 4.423 4.197
Hasil panen (ton/ha/tahun) 30-50 30-54 12-36
Waktu Panen dipanen hanya satu kali per 2 kali pertahun dimana tahun pertama Panen setahun sekali
tahun dan tahun pertama tidak hanya panen satu kali di semester
dipanen kedua
Ketersediaan Lahan untuk Produksi Tanaman Energi
di Indonesia
Perkembangan Wilayah Perizinan Perhutanan Sosial dan Akses
oleh Masyarakat

Hutan Adat (HA)


Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS)
Kemitraan Kehutanan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Hutan Desa (HD)

Total hutan yang bisa digunakan


mencakup HTR, KM dan HD
dengan asumsi penggunaan 25%
untuk Tanaman Energi, Luasan
yang bisa digunakan :
572.751,955 Ha
Ketersediaan Lahan Kering Di Pulau Jawa

Kapasitas Total Kebutuhan Lahan Kebutuhan Lahan Lahan Tersedia


No Nama PLTU
Pembangkit (MW) cofiring 5% (ha) cofiring 10% (ha) (ha)
1 Tanjung Jati B Unit 1-2 1.320 17.112 34.224
50.462,2
2 Tanjung Jati B Unit 3-4 1.320 17.112 34.224
3 Rembang 630 8.167 16.334 13.252,1
4 Tj. Awar Awar 700 9.074 18.148 34.621,8
5 Paiton-9 660 8.556 17.112
87.470,0
6 Paiton (PJB) 800 10.371 20.742
7 Adipala 660 8.556 17.112 96.816,4
8 Pacitan 630 8.167 16.334 180.377,0
9 Indramayu 990 12.834 25.668 31.661,0
10 Pelabuhan Ratu 1.050 13.612 27.224 177.729,0
11 Suralaya Unit 1-4 1.600 20.741 41.482
12 Suralaya unit 5-7 1.800 23.334 46.668 72.676,0
13 Suralaya 8 625 8.102 16.204
14 Labuan (Banten) 600 7.778 15.556 125.704,0
15 Lontar 945 12.250 24.500
45.593,0
16 Lontar Extension 315 4.083 8.166
Total 189.849 379.698 916.362,5
Ketersediaan Area Tanam Hutan/Kebun Energi Berdasarkan
Kesesuaian Lahan pada Radius 50/60 km dari PLTU Pulau Jawa

PLTU PLTU
PLTU PLTU
Tanjung Jati PLTU Tanjung PLTU
Biomassa Paiton, Adipala,
B, Rembang Awar-Awar, Pacitan
Probolinggo Cilacap
Jepara Tuban
(ha)
Gamal 41.248,27 7.243,59 32.057,82 55.619,51 67.733,03 58.558,54
Kaliandra 402,73 - - 6.198,05 1.136,39 24.038,74
Gamal/Kaliandra 1.984,26 77,29 150,65 9.015,56 3.100,33 20.240,38
Lamtoro - - - - 420,35 -
Luas rekomendasi 43.635,26 7.320,88 32.208,47 70.833,12 72.390,10 102.837,66
Lainnya 6.025,56 592,58 664,15 11.976,69 13.948,16 69.272,45
Jumlah 49.660,82 7.913,46 32.872,62 82.809,81 86.338,26 172.110,11

Sumber : Studi Potensi Pemanfaatan Lahan Kering Dan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Untuk Sustainability Biomassa Co-firing (2021)
Ketersediaan Area Tanam Hutan/Kebun Energi Berdasarkan
Kesesuaian Lahan pada Radius 50/60 km dari PLTU Pulau Jawa

PLTU
PLTU PLTU PLTU PLTU
Biomassa Pelabuhan
Indramayu Suralaya Labuhan Lontar
Ratu
(ha)
Gamal 27.277,10 45.581,59 54.689,99 87.982,50 38.225,63
Kaliandra 78,31 45.934,65 - - -
Gamal/Kaliandra 2.387,94 37.600,57 20.158,77 31.120,96 4.840,46
Lamtoro 5.727,22 223,05 0,19 -
Luas 29.743,35 134.844,03 75.071,81 119.103,65 43.066,69
Rekomendasi
Lainnya 1.578,59 38.878,30 7.492,75 4.126,05 1.244,76
Jumlah 31.321,94 173.722,33 82.564,56 123.229,70 44.310,85

Sumber : Studi Potensi Pemanfaatan Lahan Kering Dan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Untuk Sustainability Biomassa Co-firing (2021)
Overlay data tutupan pertanian lahan kering dengan
informasi hak atas tanah dari ATRBPN
(https://bhumi.atrbpn.go.id/) di daerah Jepara.

Status lahan
- Milik masyarakat.
- Terdapat beberapa lokasi berbatasan dengan lokasi HGU
untuk penggunaan perkebunan seluas 698,1 Ha dan
937,5 Ha
Keragaman kondisi tutupan:
lahan pertanian semusim (singkong dan jagung), pertanian campuran,
kebun campuran (durian, mangga, dll) dan hutan rakyat (sengon dan jati).

Sumber : Studi Potensi Pemanfaatan Lahan Kering Dan Hutan Rakyat di Pulau Jawa Untuk Sustainability Biomassa Co-firing (2021)
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Kondisi Lahan untuk Produksi Biomassa

➢ Hutan Rakyat Tipe I : penggunaan lahan saat ini pada umumnya untuk
menanam palawija, jagung, pisang, rumput pakan ternak, dan beberapa
batang pohon kelapa dan pohon hutan
➢ Hutan Rakyat Tipe II : di lahan hutan rakyat yang ditanami dengan pohon
hutan dalam jumlah besar, yaitu lebih dari 100 pohon per ha, pemilik
tidak menanam tanaman palawija/hortikultura
➢ Lahan Perum Perhutani sesuai peruntukannya diutamakan untuk
penanaman pohon sesuai kelas perusahaannya, seperti jati, mahoni, pinus,
dan kayu putih.

Gambar. Lahan Perum Perhutani untuk


penanaman pohon pinus.

Gambar. Hutan Rakyat Tipe 2 dengan pohon-pohon sengon


Gambar. Beberapa contoh lahan Hutan Rakyat Tipe 1 yang
ditanam ditanam rapat, hampir tidak ada tanaman palawija
pemanfaatan lahannya kurang intensif, dapat ditingkatkan
ditanam di lahan ini.
pemanfaatannya dengan penanaman pohon kayu energi
Pemanfaatan Lahan untuk Budidaya Biomassa

• Pola tanam yang


direkomendasikan adalah sistem
tumpangsari antara tanaman
energi dan tanaman perkebunan
eksisting.
Contoh model agroforestri tumpangsari antara
kaliandra dan jagung yang dipraktekan di Ghana
(atas kiri) (sumber: Trees for the future),
Lamtoro dan kaliandra ditanam secara campuran
dengan tanaman jagung di Bungamayang (atas
kanan) , dan
contoh penanaman campuran antara pinus dan
kaliandra di Kabupaten Wonosobo, Jateng (bawah).
(sumber : Rusolono dkk 2018)
Pemanfaatan Lahan untuk Budidaya Biomassa
• Contoh Hutan Tanaman Energi

Gambar. Perkebunan Biomassa Gliricidia pada musim kemarau yang


dikembangkan oleh KOFPI dan KPH Semarang Kegiatan uji spesies Calliandra callothyrsus di KPH
(sumber : Rusolono dkk 2018) Semarang pada musim kemarau. Terlihat seperti tanaman
gugur daun. (sumber : Rusolono dkk 2018)
Model Produksi Biomassa

Tiga tipe model pengelolaan lahan masyarakat dan Perhutani yang


dapat dijadikan sebagai sumber produksi biomassa, yaitu:

Lahan Kebun/Ladang dengan pola tanam Alley


Cropping (Tanaman Lorong)

Lahan Hutan Rakyat dengan pola tanam Enrichment


Planting (Tanaman Pengayaan)

Lahan Perhutani (Peremajaan Tanaman Pinus) dengan


pola tanam Enrichment Planting (Tanaman Pengayaan)
Model Produksi Biomassa

Lahan Kebun/Ladang dengan Pola Tanam Alley Cropping (Tanaman Lorong)

Contoh pola tanam alley cropping (tanaman lorong) dengan tanaman gamal dan jagung (1 m x 4 m)
Model Produksi Biomassa

Lahan Kebun/Ladang dengan Pola Tanam Alley Cropping (Tanaman Lorong)


Potensi biomassa dan penghasilan masyarakat per ha dengan pola tanam alley cropping kaliandra dan
jagung

Jumlah Jumlah
Lebar Potensi Penghasilan
Jenis Tanaman Tanaman
Pola Tanam Jarak Tanam Jalur Luas (%) Biomassa per bulan
Tanaman per ha per ha
(m) (ton) (Rp)
(batang) (%)

1.5 m x 1.0 m 1 Kaliandra 1.862 14,29 37,24 13,41 178.752


1
6 Jagung 85,71 80,00 4,00 354.666
Jumlah 533.418
1.5 m x 1.0 m 1 Kaliandra 2.128 16,67 42,56 15,32 204.288
2
5 Jagung 83,33 78,00 3,90 345.800
Jumlah 550.088
1.5 m x 1.0 m 1 Kaliandra 2.660 20,00 53,20 19,15 255.360
3
4 Jagung 80,00 75,00 3,75 332.500
Jumlah 587.860
Model Produksi Biomassa

Lahan Hutan Rakyat dengan Pola Tanam Enrichment Planting (Tanaman Pengayaan)

Tabel. Potensi biomassa dan penghasilan masyarakat pada pola tanam Enrichment Planting di
hutan rakyat sengon dengan tanaman sela gamal/kaliandra.

Potensi Biomassa Penghasilan


Pola Jumlah Tanaman
Jarak Tanam Jenis Tanaman per bulan
Tanam per ha (batang)
% ton (Rp)
5mx5m Sengon 400 462.500
1
1mx2m Gamal 4.600 80,04 28,01 328.133
Jumlah 790.633

5mx5m Sengon 400 462.500


2
1mx2m Kaliandra 4.600 80,04 32,02 392.533
Jumlah 855.033
Model Produksi Biomassa

Lahan Perhutani (Peremajaan Tanaman Pinus) dengan pola tanam Enrichment Planting
(Tanaman Pengayaan)

Tabel. Potensi biomassa dan penghasilan masyarakat pada pola tanam Enrichment Planting di lahan
Perhutani (peremajaan tanaman pinus) dengan tanaman sela gamal/kaliandra

Jumlah Potensi Biomassa


Jarak Jenis Tanaman Penghasilan
Pola Tanam
Tanam Tanaman per ha per bulan (Rp)
(batang) % ton
6 m x 10 m Pinus 167
1
1mx2m Gamal 4.833 84,09 29,43 344.754

6 m x 10 m Pinus 167
2
1mx2m Kaliandra 4.833 84,09 33,64 412.416
Ekosistem Produksi Biomassa Program Cofiring
Berbasis Masyarakat
BUMDES sebagai Champion Manajemen Biomassa
di Tingkat Desa
• BUMDES/koperasi dapat berperan menjadi pengolah kayu log dari masyarakat menjadi woodchip
untuk dikirimkan ke industri serbuk kayu.
Peran BUMDES

• Selain sebagai
pengolah, BUMDES Perencanaan
Dan
juga berperan sebagai Pengorganisasian
perencana dan
koordinator untuk
kelompok tani Penjadwalan
• Tanam
• Panen

Koordinasi antar
kelompok
Pilot Project PLTU Adipala

Luasan indikasi hutan rakyat


di 3 Kecamatan Potensial

No. Kecamatan Luas (Ha)


1 Kawunganten 1.701
2 Jeruklegi 3.903
3 Kesugihan 1.710
Pilot Project PLTU Adipala
Proses Produksi Serbuk Kayu

Hutan Tanaman Proses Chipper Coarse Hammer Fine Hammer Mill Silo Sawdust
Dryer
Energi Mill

• Kapasitas pabrik
5 ton/jam serbuk • 16 jam/hari;
kayu; • 300 hari/tahun

48.000 ton/tahun 24.000 ton/tahun


Biomassa Serbuk kayu
Kebutuhan Output
Pilot Project PLTU Adipala

Produksi Biomassa sebagai Sumber Bahan Baku


Produksi Biomassa
Pola Tanam Tipe Lahan Luas (Ha) Potensi gamal/ha (ton)
per tahun (ton)
Alley Cropping Lahan Kering 300 16,76 5.028
Enrichment
Hutan rakyat 1.200 25,76 30.912
Planting
Enrichment Peremajaan
500 27,06 13.530
Planting Tanaman Pinus
2.000 90,84 49.470

• Berdasarkan perhitungan kebutuhan lahan cofiring 5% PLTU Adipala diperlukan 8.556 Ha,
dengan asumsi 1 Ha menghasilkan 40 ton biomassa maka biomassa yang dihasilkan pada lahan
cofiring 5% adalah 342.240 ton.
• Implementasi kapasitas pabrik serbuk kayu 5 ton/jam mampu memenuhi 15% dari biomassa
lahan cofiring 5%
Pilot Project PLTU Adipala
Capacity Building Kelompok Tani Hutan dan BUMDES
S B R C
PROFILE

Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC)


The Institute of Research and Community Service
IPB University
Surfactant and Bioenergy Research Center

Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC)


is one of research center under the Institute of
Research and Community Service (LPPM), Bogor
Agricultural University (IPB). The main study area
is surfactant and bioenergy.

Appointed as
Established Developed to be Science and Technology
Surfactant Research and Science and Technology Center of Excellence – Higher
Development Center (SDRC) Center of Excellence (PUI) Education (PUI-PT)

2006 2015 2017

2004 2014 2016


Change of name Appointed as
Science and Technology Center
Accredited Lab
Surfactant and Bioenergy
Research Center (SBRC) of Excellence (PUI) ISO 17028 : 2008
DED, Machinery and Factory POME Biogas Biomethane/CBG Power Plant
2022-2025 (2021-2022)

Biodiesel RPO CPO Miniplant


(2027-2030) (2023) 2021-2022 CO2 Microalgae Biooil
(2024-2027)
(2022-2025) (2026-2030)

Smart GH & Plant Factory


2022-2025
04 01 Methanol

SBRC Other Research


• Bioaditive (2020-2022)
Research • Essential Oil Fractionation (2021-2024)
• Ginger Latte (2021)
• Oil Palm Fat Replacer (2021)

EOR
Ketone
Sulfonates
Fatty
acid
Palm
Oil
03 02 Biomass Biooil (Pyrolysis)
(2026-2030)
Refinery

(2021-2027) Biopellet (<2021)

MES (<2021) Methyl Esters Biochar (2025-2027)


DEA (<2021)
Syngas CNG (2021-2030)
Liquid Soap
(<2021) Mapping of Dry Land and
PLA (2022-2030) Glycerol
Community Forest Utilization (2021)
Ekosistem Produksi Biomassa untuk
MDAG (<2021) Energi Berbasis Kerakyatan (2022)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai