RESEARCH CENTER

FOR POPULATION
National Research and Innovation Agency

Analisis Diskursus
Kebijakan Kawasan Hutan
Dengan Pengelolaan Khusus
(KHDPK)

ARY WIDIYANTO

Jakarta, 25 Januari 2024

kependudukan.brin.go.id @populationBRIN @kependudukanbrin Pusat Riset Kependudukan BRIN

 Introduction

Permen LHK No 4
PP 23 tahun 2021:
UUCK No 11 tahun SK 287 tahun tahun 2023:
Penyelenggaraan
2020 2022: KHDPK Perhutanan Sosial
Kehutanan
di KHDPK

• Dengan KHDPK pemerintah (dalam hal ini KLHK) akan mengambil alih sekitar 1,1 juta
hektar hutan yang selama ini dikelola oleh Perusahaan Umum Kehutanan Negara
(Perhutani).
• KHDPK diperuntukkan untuk enam kepentingan yaitu: 1) Perhutanan Sosial, 2) Penataan
Kawasan Hutan dalam rangka pengukuhan kawasan hutan 3) Penggunaan kawasan hutan,
4) Rehabilitasi hutan (RHL, Lahan kritis), 5) Perlindungan hutan, dan 6) Pemanfaatan jasa
lingkungan (kerjasama).
2
 Introduction

Figure 1. KHDPK area by Province (ha)

Source: Forest Digest, 2022
3
 Introduction
1,1 juta ha  856 rb ha untuk Perhutanan Sosial

Beberapa pertanyaan:
1. Apa implikasi kebijakan KHDPK terhadap pengelolaan hutan di
Jawa?
2. Bagaimana sikap para pihak terkait terhadap kebijakan
KHDPK?

4
 Research Method
• Content analysis & Discourse analysis *Catatan:
1) UU No 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja
2) PP No 23 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan
Kehutanan
3) SK Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No
287 Tahun 2022 tentang
Kawasan Hutan Dengan
Pengelolaan Khusus
(KHDPK)
4) Permen LHK No 4 tahun
2023: Perhutanan Sosial
di KHDPK
5) Peraturan Direksi
Perhutani No
13/PER/DIR/08/2023
5
 Step in Content Analysis

1 •Choosing the Media

2 •System category

3 •Coding Book

4 •Data processing system

5 •Coding articles

Source: Nurrochmat dan Ekayani, 2023) 6

 Result and Discussion
The History of Forest Management in Java

1906: Pendirian 2001: Pengelolaan Hutan

Perusahaan Hutan Hindia Bersama Masyarakat
1967: PHN berubah
Belanda (Nederlandsch- (PHBM)
menjadi Perhutani
Indische Boschexploitatie
Maatschappij/ NIBM) 2009: PHBM+

1927: Ordonansi Hutan

1972: PS Pertama: Mantri- 2017: Pengakuan dan
untuk Jawa dan Madura
Lurah (MaLu)/ Prosperity Perlindungan Kemitraan
(Boschordonnantie voor
Approach Kehutanan (Kulin KK)
Java en Madoera)

1957: Pendirian 1996: Pembinaan 2022: KHDPK (KLHK) &

Perusahaan Hutan Negara Masyarakat Desa Hutan 2023: Kemitraan
(PHN) (PMDH) (Perhutani)
7

Table 1. Change in Scheme and Actor
SK Direksi No. 1061/2000, SK
Dewan Pengawas No 136/2001 &
SK Direksi No 682/2009
Community-based forest
management (PHBM)
Result and Discussion
Permen LHK No 39/2017 & Permen Permen LHK No 4/2023 & Perdir
LHK No 9/2021 No 13/2023
Izin Pemanfaatan Hutan Perhutani:
Perhutanan Sosial (IPHPS): • Kemitraan Kehutanan Perhutani
(KKP)
• PHBMKulin KK • Kemitraan Kehutanan Perhutani
• Hutan Desa & HKm di Hutan Produktif (KKPP)
Lindung (mengacu P83/2016)
KLHK:
• Hutan Desa
• Hutan Kemasyarakatan (HKm)
• Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
8
 Number of Publication

0
2
4
6
8
10
12
May-21

3
Jun-21

1
Jul-21

0
Aug-21

0
Sep-21

0
Oct-21

0
Nov-21

0
Dec-21

0
Jan-22

0
Feb-22

1
Mar-22

0
Apr-22
1
413 Statement for “KHDPK”

May-22
11

Jun-22
9

Jul-22
6

Aug-22
5

Sep-22
2

Oct-22
6

Nov-22
0

Dec-22
0

Jan-23
1

Feb-23
1

Mar-23
1

Apr-23
0

May-23
Figure 3. Publication related to KHDPK
1

Jun-23
1

Jul-23
1

Aug-23
0

Sep-23
0

Oct-23
0

Nov-23
1
Result and Discussion

9
 Result and Discussion
Table 2. Profile of statement makers based on their affiliation
Source Institution
University/ MoEF/ Perhutani Legislative Media/ Other Not Total
Research Forestry Writer recognize
organization agency
Scopus 1 1
article
Google 1 2 1 1 5
Scholar
article
Online 9 9 12 2 7 9 48
media
Interview 2 1 1 4
Total 13 12 14 2 7 10 58

10
 Result and Discussion
Table 3. Author's position of interest based on the channel

Source Decision Maker Implementers Policy Other

and policy recommendation
objects maker
Scopus article 1
Google Scholar 3 1 1
article
Online media 8 5 7 12
Interview 2 2
TOTAL 13 5 11 13

11
 Result and Discussion
Table 4. Position of actors in responding to KHDPK

Agree Disagree Neutral Cannot be identified

 MoEF  Perhutani (Low- University  University
 Provincial forestry level management  Provincial forestry
agency and labor agency
 Perhutani (High- association)
level management)  University
 University  Researcher
 NGO/Forum  NGO/Forum
 Legislative

12
 Result and Discussion
Table 5. Potential problems from the new policy (KHDPK)
Aspect Policy objectives (MoEF)
Social 1. Land redistribution
2. Agrarian justice
3. Recognition of land rights
Economic New economic productivity center
Ecology Restoring ecological damage
Policy Perhutani management correction
Law Settlement of agrarian conflicts
Potential problems based on analysis of
parties opposed to KHDPK
Tenurial conflict between "new cultivators" and local
communities
1. The fate of Perhutani employees (losing the source of
income)
2. Business unit development process
1. Condition of protected forests after KHDPK
2. Perhutani has succeeded in carrying out forest
reforestation on the island of Java.
1. Uncertainty in forest management
2. New management is not necessarily better, especially
since institutions have not yet been formed at the site
level (tapak)
3. Potential privatization of forest areas
4. Encourage control of forests by other parties (investors)
5. Policies become centralized
1. Uncertainty in the area designation
2. Conflict over territorial administration ownership rights
between the village government and forestry
3. The KHDPK policy is procedurally flawed
4. A partnership must be a legal business relationship
13
 Result and Discussion
TINJAUAN HUKUM KHDPK

Putusan MK NO. 91/PUU-

XVIII/2020: UUCK
“INKONSTITUSIONAL BERSYARAT”
(Harus diperbaiki dalam Jangka
Waktu Dua Tahun sejak
diputuskan)

14
 Result and Discussion
TINJAUAN HUKUM KHDPK

 UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK): 5/10/2020

 PP Nomor 23 Tahun 2021: 02/02/2021
 Putusan MK NO. 91/PUU-XVIII/2020: 25/11/2021
 SK Menteri LHK No 287 tahun 2022 KHDPK: 05/04/2022
 Perpu Nomor 2 Tahun 2022 Cipta Kerja: 30/12/2022
 Permen LHK No 4 tahun 2023 Pengelolaan PS Pada KHDPK: 15/02/2023
 UU Nomor 6 Tahun 2023 UUCK: 31/03/2023

15
 Result and Discussion
Beberapa contoh kondisi aktual di lapangan pasca penetapan KHPDK

Garut: Pemda meminta agar hutan lindung diserahkan pengelolaannya ke Pemda

karena sudah tidak diurus oleh Perhutani pasca KHDPK
Blora: Ada oknum yang mulai membuat batasan-batasan atau penyerobotan kawasan
hutan untuk diakui menjadi lahan lahan milik oknum tersebut.
Karawang: Sekelompok masyarakat mulai memasang spanduk di pinggir hutan untuk
mematok lahan, jual-beli lahan yang diduga perhutanan sosial, tempat
penampungan limbah B3.

16
 Result and Discussion
Rangkuman poin penting wawancara

Akademisi: KHDPK mengarah pada sentralisasi Kehutanan, berlawanan dengan

semangat desentralisasi yang menjadi mainstream pengelolaan hutan
di dunia.
Perhutani: Penentuan lokasi KHDPK sepenuhnya dari KLHK, sehingga ada
kemungkinan area yang tidak memenuhi kriteria ikut ditetapkan
sebagai KHDPK
Peneliti: KHDPK memberi peluang alih guna lahan hutan menjadi penggunaan
lain, sangat berbahaya secara ekologi
KLHK: KHDPK bertujuan menangani permasalahan konflik tenurial & lahan
kritis. KHDPK juga untuk mempercepat PS dan distribusi lahan 17
 Conclusion
• Changes in forest management policies in Java impact changes in
schemes and actors down to the site level. Centralization in
forest management is an issue.
• This policy has not been anticipated with the complete
organizational structure of the Ministry of Environment and
Forestry
• Tenure problems have occurred after the establishment of the
KHDPK; if not handled immediately, they could spread to other
areas.
• Potential problems raised by parties who are "contra" to KHDPK
should be taken seriously and considered by policymakers,
especially the Ministry of Environment and Forestry.

18
 Thank you
Membangun Bangsa
melalui Riset Kependudukan

@fm86

kependudukan.brin.go.id @populationBRIN @kependudukanbrin Pusat Riset Kependudukan BRIN