Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

DENGAN INVOLUSIO UTERI

Oleh :

AYU LAMANDA

711530123022

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Hubungan Insiasi Menyusu Dini (IMS) dengan Involusio Uteri
“ bisa selesai dengan baik.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang Hubungan
Inisiasi Menyusu Dini dan Involusio Uteri dalam kebidanan. Harapan saya sebagai penyusun
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dan mungkin makalah ini masih memiliki kekurangan dalam penyusunan, untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Manado, 23 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Nifas 3
1. Definisi 3
2. Tujuan Masa Nifas 3
3. Kunjungan Masa Nifas 3
4. Tahapan Nafas Nifas 5
5. Lochea 5
B. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Involusi Uteri 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama Angka
Kematian Ibu (AKI) (Kemenkes RI, 2021). Penurunan angka kematian ibu merupakan
salah satu indikator pembangunan nasional yang ditargetkan turun hingga kurang dari 70
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kementrian PPN/Bappenas, 2020).
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) awal sangat dianjurkan karena beberapa alasan.
ASI yang keluar pertama kali sangat bergizi dan mengandung antibody yang dapat
melindungi bayi baru lahir dari penyakit. Menyusui seawal mungkin mempengaruhi
kesehatan ibu baru melahirkan yaitu dengan menimbulkan retraksi uterus yang membantu
kehilangan darah setelah persalinan. Dalam jangka yang lama, menyusui juga
memperpanjang jarak kelahiran. Efek menyusui terhadap kembalinya kesuburan
berhubungan dengan lama dan intensitas menyusui (Nelwatri, 2018)
Inisiasi menyusui dini atau (IMD) adalah proses menyusui bayi segera setelah
lahir selama 1 jam. IMD merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kontraksi
rahim karena pada saat menyusui terjadi rangsangan dan pelepasan hormone termasuk
oksitosin. Selain merangsang kontraksi otot polos payudara, juga menyebabkan kontraksi
dan retraksi otot uterus Hal ini akan menekan pembuluh darah sehingga menyebabkan
berkurangnya suplai darah ke rahim. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau
tempat implantasi plasenta dan mengurangi perdarahan (Mochtar, 2018).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan proses involusi adalah inisiasi
menyusui dini. Setelah lahir, bayi mampu menyusu sendiri jika terjadi setidaknya kontak
kulit dalam satu jam segera setelah lahir. Saat bayi menyusu, otot polos pada putting susu
terangsang. rangsangan ini diteruskan melalui saraf ke otak. Otak kemudian
menginstruksikan kelenjar hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin yang
dibawa ke otot polos payudara, sehingga otot polos payudara berkontraksi dan keluarlah
ASI. Hormon oksitosin yang diproduksi oleh hipofise memasuki aliran darah menuju otot
polos uterus dan merangsang kontraksi rahim.Kontraksi rahim menyebabkan involusi
uterus lebih cepat (Roesli, 2018).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ?
2. Apa yang dimaksud Involusi Uteri ?
3. Jelaskan Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Involusi Uteri !
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2. Mengetahui pengertian dari Involusi Uteri
3. Mengetaui Manfaat Hubunguan Insiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Involusi Uteri

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Nifas
1. Definisi
Masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil, yang berlangsung 6 minggu atau kurang lebih 40 hari,
akan tetapi alat genetalia akan kembali pulih seluruhnya dalam waktu 3 bulan (rohmah
dkk, 2023).
Masa nifas (puerferium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsug
selama 6 miinggu atau 40 hari (Walyani dan Purwostuti, 2021 : 1)
Masa nifas (pueperium) merupakan waktu pemulihan alat-alat kandungan kembali
seperti sebelum hamil. masa nifas terjadi selama 6-8 minggu yang dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah bayi dan
plasenta lahir. Saat itu, ibu mengalami masa dimana terjadi pemulihan kondisi fisik
maupun psikologisnya. Salah satu perubahan yang terjadi saat masa nifas yaitu uterus
yang kembali seperti keadaan sebelum hamil yang disebut dengan involusi uterus
(Yuliana & Hakim, 2020).
Masa nifas adalah masa yang akan dialami seorang ibu setelah melahirkan, yang
dimulai setelah kelahiran bayi dan ari-ari, khususnya setelah akhir kala empat
persalinan dan berlangsung hingga 6 minggu (42 hari). (Prawihardjo, 2020)
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan asuhan postpartum adalah, mendeteksi perdarahan pascapersalinan,
menjaga kesehatan ibu dan bayi, dapat melakukan skrining penuh. (Sutanto, 2021).
3. Kunjungan Masa Nifas
Tabel 1.1 Jadwal Kunjungan Nifas

kunjungan waktu Tujuan


Pertama 6 – 48 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
setelah persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,

3
rujuk
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
Kedua 3 – 7 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
setelah persalinan berkontraksi, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam. Infeksi dan
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi dan tali pusat, serta menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi
Ketiga 8 – 28 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
setelah persalinan berkontaksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,
minuman dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan dan
memperhatikan tanda-tanda penyakit
5. Memberikan konseling kepada ibu tentang asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi
Keempat 42 hari setelah 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang

4
persalinan ibu atau bayi alami
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini
Sumber : (Susanto, 2021)
4. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas di bagi dalam periode
a) Puerperium dini, yaitu kepulihan Ketika ibu telah di perbolehkan berdiri dan
berjalan
b) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
c) Remote Puerperium, yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan atau
tahun (Walyani dan Purwostuti, 2021 : 2).
5. Lochea
Tabel 1.2 Macam-macam Lokhea

Jenis Lochea Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari darah segar, jaringan sisa-
kehitaman sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo (rambut bayi) dan sisa
meconium
Sanguinolenta 4-7 hari Merah Sisa darah bercampur lender
kecoklatan
dan berlendir
Serosa 7-14 hari Kuning Lebih sedikit darah dan lebih banyak
Kecoklatan serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan atau laserasi plasenta
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, sel desidua dan
berlangsung selepitel,selaput lendir serviks serta
serabut jaringan yang mati
Purulenta - - Terjadi infeksi keluar cairan seperti
nanah berbau busuk
Statis - - Lokhea yang keluarnya tidak lancar

5
Sumber : (Fitriana, and Nurwiandani, 2021)
B. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Involusi Uteri
Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil baik dalam
bentuk maupun posisi. Selain uterus, vagina, ligament uterus dan otot dasar panggul juga
kembali ke keadaan sebelum hamil (Wulandari, 2018).
involusi uteri dipengaruhi oleh kesiapan ibu untuk menyusui bayinya. Wanita yang
ingin menyusui bayinya secara eksklusif dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin di
payudara, sehingga membantu proses involusi uterus (Indria Nuraini, D. 2019)
Memberikan ASI kepada bayi segera setelah bayi lahir dapat mengakibatkan otot
polos mengalami kontraksi. Kontak fisik yang dilakukan oleh ibu dan bayi dapat
mengakibatkan peningkatan konsentrasi perifer oksitosin dalam sirkulasi darah, sehingga
dapat memperkuat kontraksi uterus dan membantu penurunan TFU (Septyara, 2020).
Salah satu faktor yang dapat mempercepat proses involusi uteri, adalah dengan
memberikan ASI segera setelah bayi lahir karena dapat memberikan efek kontraksi pada
otot polos uterus sehingga involusi uterus berjalan normal (Hedya, R.P dkk 2020).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil, yang berlangsung 6 minggu atau kurang lebih 40 hari,
akan tetapi alat genetalia akan kembali pulih seluruhnya dalam waktu 3 bulan
 Inisiasi menyusui dini atau (IMD) adalah proses menyusui bayi segera setelah lahir
selama 1 jam
 Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil baik dalam bentuk
maupun posisi
 involusi uteri dipengaruhi oleh kesiapan ibu untuk menyusui bayinya. Wanita yang
ingin menyusui bayinya secara eksklusif dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin
di payudara, sehingga membantu proses involusi uterus.
 Memberikan ASI kepada bayi segera setelah bayi lahir dapat mengakibatkan otot polos
mengalami kontraksi. Kontak fisik yang dilakukan oleh ibu dan bayi dapat
mengakibatkan peningkatan konsentrasi perifer oksitosin dalam sirkulasi darah,
sehingga dapat memperkuat kontraksi uterus dan membantu penurunan TFU

7
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, Y., dan Nurwiandani, W. 2021. Asuhan Persalinan. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Hedya, R.P dkk. (2020). Insiasi Menyusu Dini dan Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu
Postpartum. Falatehan Health Journal, 7(2), 149-154.

Indria Nuraini, D. (2019). Pengaruh Menyusui Secara Eksklusif Terhadap Involusi Uteri Pada
Ibu Nifas. Kebidanan Indonesia, 10(1), 49–55. https://www.jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/J
KebIn/article/view/244/182

Nelwatri, (2018). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Lama Persalinan Kala III dan Proses
Involusi, Tesis, Fakultas Ilmu Keperawatan- UI, Depok

Roesli, U, (2018). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Septyara, A., & Hindiarti, Y. I. (2020). Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Involusi Uterus Pada Ibu Post-Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari Kota Banjar.
Journal of Midwifery and Public Health, 2(2), 63–68.

Sutanto, A. S.,Anindia Vita. 2021. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Bantul, Yogyakarta,
Indonesia: PUSTAKA BARU PRESS.

Walyani, A. K.,Elisabeth Siwi. 2021. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Bantul,
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.

Wulandari, (2018). Jurnal Hubungan Umur Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan
Involusi Uterus di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Skripsi. Universitas Aisyiyah. 5(1): 1-3.

iii

Anda mungkin juga menyukai