Laporan PKL Industri PT - Wika Kel 7

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA INSTITUSI

SANITASI INDUSTRI
PT. WIJAYA KARYA BETON SUMATERA UTARA

Disusun Oleh :

Efny Anggreny
P00933118014 Leo Naldo Ginting P00933118030
Tarigan

Febrina Kriskha
P00933118076 Rosalita Sihombing P00933118109
Valentina

Rohani
P00933118047 Ray Okta Tarigan P00933118103
Sihombing

Octavya Lumban Nella Ernanda


P00933118101 P00933118037
Gaol Damanik

Hanna M.
P00933118080 Putri Handayani P00933118043
Togatorop

Lilis Aprilita Santi Fransiska


P00933118090 P00933118054
Tarigan Manik
Dosen Pembimbing : Riyanto Suprawihadi,SKM,M.Kes
Dosen Pembimbing Lapangan(CI) : Muharyanto

PRODI DIII SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Institusi Sanitasi Industri PT. WIJAYA KARYA BETON
Lokasi :Jl. Binjai Km. 15,5 No.1 Diski, Deli Serdang Sumatera Utara telah disahkan
pada :

Hari :
Tanggal :

Dosen Pembimbing Tanda Tangan

Riyanto Suprawihadi,SKM,M.Kes
NIP. 197308161998032001 …………………….

Pembimbing Lapangan (CI) Tanda Tangan

Muharyanto
NIP. Ls 900917 …………………….

Saidi
NIP. …………………….

Mengetahui,
Ketua Jurusan Sanitasi Lingkungan

Erba Kalto Manik, SKM. M.Sc


NIP. 196203261985021000

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya sehingga Laporan Praktek Kerja Institusi Sanitasi Industri PT.
Wika Beton.Tbk ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini
disusun selama penulis menjalankan PKL secara Daring. Pada kesempatan ini, penulis
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Erba Kalto Manik, SKM, M.SC selaku Kepala Jurusan Kesehatan
Lingkungan Kabanjahe.
2. Bapak Muharyanto, Bapak Saidi selaku CI di pabrik di PT. Wika Beton.
Tbk
3. Bapak Riyanto Suprawihadi,SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing
Praktek Kerja Institusi Sanitasi Industri dan K3
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.

Kabanjahe, 07 Mei 2021

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...............................................................................................i


Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan ..........................................................................................................
C. Ruang Lingkup PKL di Lingkungan Industri..........................................
D. Metode Pengambilan Data..........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................
A. ........................................................................................................................
B. ........................................................................................................................
C. ........................................................................................................................
D. ........................................................................................................................
E. ........................................................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................
A. Gambaran Umum........................................................................................
B. Waktu dan Lokasi................................................................................... 11
C. Objek Pengamatan.................................................................................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
A. Hasil.......................................................................................................... 12
B. Pembahasan............................................................................................. 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 22
A. Kesimpulan.............................................................................................. 22
B. Saran......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Medan Jurusan Kesehatan
Lingkungan di Kabanjahe merupakan institusi pendidikan yang akan menghasilkan
tenaga professional di bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, mahasiswa tentunya perlu dibekali berbagai macam proses belajar
mengajar baik teori yang diberikan di ruang kelas, maupun praktek di laboratorium atau
praktikum di bengkel kerja (workshop) dan pengalaman belajar lapangan di berbagai
institusi/perusahaan yang berhubungan dengan kurikulum yang ada di jurusan kesehatan
lingkungan. Salah satu mata kuliah yang perlu mendapatkan pengalaman praktek kerja
lapangan adalah bidang studi Sanitasi Industri, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Praktek Kerja Institusi ini dilaksanakan agar mahasiswa memperoleh pengalaman
langsung dilapangan dan dapat memahami serta membandingkan teori yang diperoleh
dibangku kuliah dengan kenyataan yang didapatkan di lapangan. Agar mahasiswa dapat
praktek dengan benar dan terarah, mereka dibina dan dibimbing oleh dosen
pembimbing institusi dan pihak industry sehingga mahasiswa mampu mengetahui,
menganalisa,permasalahan yang ditemui serta dapat memberikan alternative pemecahan
masalah dengan baik. Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian yang termuat diantara
perkuliahan semester VI dengan beban studi 3 (tiga) SKS. Mata kuliah ini
merupakan“applied science”dari ilmu sanitasi dasar seperti Penyediaan air dan
Pengolahan Limbah Cair, Sanitasi Makanan dan Minuman, Pemberantasan Vektor,
Pengolahan Sampah, dan Penyehatan Udara.
Supaya mahasiswa mampu memenuhi tugas tersebut, makaperlu pembuatan laporan
praktek kerja ini untuk kelancaran Praktek Kerja Industri di PT.WIJAYA KAYA
BETON SUMATERA UTARA.

1
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi, melaksanakan kegiatan dan memberikan
pemecahan masalah yang ditimbulkan pada persyaratan Sanitasi industri,
keselamatan dan kesehatan kerja di industri
2. TujuanKhusus
1) Mahasiswa mampu mengumpulkan data kesehatan lingkungan dan kesehatan
kerja di industri.
2) Mahasiswa mampu menganalisis dan menentukan pemecahan masalah
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja industri.
3) Mahasiswa mampu memberikan saran-saran perbaikan bila ditemukan ada
masalah tentang sanitasi dan kesehatan kerja serta pencemaran lingkungan
industri.

C. Ruang Lingkup PKL di Lingkungan Industri


Praktek Kerja Institusi Industri Mahasiswa Prodi DIII Sanitasi Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2021 dirumuskan oleh penanggung
jawab dan team teaching jawab mata kuliah sanitasi industry dan K3 pada semester VI
sesuai dengan kurikulum 2009 Jurusan Kesehatan Lingkungan.

D. Metode Pengambilan data


Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode wawancara dengan
pembimbing CI di PT.WIKAMedan melalui zoom meeting dan grup whattshap.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sanitasi Industri Dan Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3)

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan . Dengan demikian, sanitasi merupakan usaha maupun
tindakan dari seseorang terhadap lingkungan sekitarnya agar terkondisi bersih dan sehat.
Secara luas, menurut Jenie dalam Purnawijayanti (2001:2) ilmu sanitasi merupakan
penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu memperbaiki, mempertahankan,
atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia.Berdasarkan pemaparan
tersebut penerapan sanitasi penting dilakukan sehingga berdampak baik pada kesehatan
manusia.
Sanitasi industri, adalah usaha mencegah penyakit di tempat kerja dengan cara
menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor dilingkungan kerja yang dapat
berperan dalam pemindahan bahaya/penyakit sejak penerimaan bahan baku, proses
produksi, sampai pada tahap distribusi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu keilmuan yang multidisiplin
yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko
bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat KAK,
PAK, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja.
Menurut pasal 1, ayat (1) Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah “segala kegiatan untuk rnenjamin dan melindungi
Keselarnatan dan Kesehatan Tenaga Kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja”.

B. Perundang-Undangan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

UU Ketenagakerjaan, K3 telah diatur lebih dulu dalam Undang-Undang Nomor 1


Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (UU No. 1/1970). Yang diatur oleh UU ini

3
ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, dimana tempat kerja sendiri dalam
Pasal 1 angka 1 UU 1/1970 berbunyi: ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Tujuan dari undang-undang dapat dilihat
pada pasal 3 ayat 1 UU No. 1970 tentang keselamatan kerja diantaranya :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luaska suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
7. Memberi alat-alat pelindung diri pada pekerja.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Berdasarkan Undang-Undang No 1 tahun 1970, bertujuan agar
masyarakat dan lingkungan kerja menjadi aman, sehat dan sejahtera yang
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas serba efisien hal yang paling
utama dalm Undang-Undang tersebur adalah suatu system pencegahaan,
serta perangkat K3 dalam suatu unit usaha, syarat-syarat K3 ditempat kerja,
hak kewajiban, tanggung jawab dan sanksi serta pembinaan kerja.
Peraturan K3 dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PP
No. 50/2012), yakni yang tercantum dalam Pasal 5 PP 50/2012:
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.

4
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
3. Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan
Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat
memperhatikan konvensi atau standar internasional.
Dalam penjelasan Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
juga telah mengamanatkan antara lain:
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.
2. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
C. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam bekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahayabahaya
secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang
mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja.
Alat pelindung diri (APD) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu APD bagian kepala,
APD bagian tubuh dan APD bagian tubuh lainnya. Tiga bagian tersebut selanjutnya
akan diulas secara lengkap di bawah ini.

1. APD bagian kepala sejatinya terbagi menjadi enam jenis, diantaranya yaitu:
a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
APD bagian kepala yang pertama adalah topi pelindung. Topi yang biasanya
berbentuk helmet ini digunakan untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda-
benda asing maupun paparan bahaya dari aliran listrik.Topi yang kerap kali
dipakai oleh petugas gudang atau teknisi mesin ini, sebaiknya dirancang sesuai

5
dengan ukuran kepala.Hal tersebut berguna tidak hanya agar nyaman saat
dikenakan, tetapi juga agar mampu melindungi kepala penggunanya secara
efektif.Jika dilihat berdasarkan perlindungannya terhadap arus listrik, topi
pelindung pada dasarnya terbagi menjadi tiga, yaitu helmet tipe general, helmet
tipe electrical dan helmet tipe conductive.
b. Kacamata Pelindung (Safety Glass)
kacamata ini berfungsi untuk melindungi mata dari debu, bahaya benda tajam,
silaunya sinar matahari, hingga percikan bahan kimia.Kacamata pelindung
sendiri sejatinya terbagi menjadi dua, yaitu kacamata biasa atau yang disebut
dengan safety spectacle dan kacamata dengan bentuk yang menempel ada muka
atau safety goggles.
c. Penutup Telinga (Ears Muff)
Penutup telinga sendiri berguna sebagai pelindung telinga dari suara-suara
berintensitas tinggi.Terdiri dari Head Band dan Ear cup yang terbuat dari
bantalan busa, Ears Muff ini mampu mengurangi intensitas suara hingga 20 –
30dB.Tidak hanya itu, Ears Muff juga mampu melindungi bagian luar telinga
dengan bantal busa yang dimilikinya. Umumnya, penutup telinga ini dipakai
Generator dan Teknisi Mesin.
d. Penyumbat Telinga (Ears Plug)
Penyumbat telinga menjadi memiliki fungsi yang serupa dengan penutup
telinga, namun Ears Plug hanya mampu mengurangi intensitas suara hingga 10
– 15dB saja.Biasanya, Ears Plugs digunakan oleh para pekerja yang aktivitasnya
berada di daerah produksi dan sering mendengar suara mesin tinggi, salah
satunya yaitu seperti Surface Mount Technology (SMT).
e. Respirator
Respirator berfungsi sebagai pelindung alat pernapasan, seperti hidung dan
mulut dari berbagai macam bahaya, seperti debu, partikel mist dan fume, uap,
gas, bau bahan kimia atau pun alat solder.APD yang satu ini pada umumnya
digunakan oleh operator pengecatan, teknisi solder dan lain sebagainya.
f. Masker

6
APD bagian kepala yang satu ini sejatinya tidak memiliki fungsi yang berbeda
dengan respirator.Sebab, masker berguna untuk melindungi hidung dan mulut
selaku alat pernapasan agar terhindar dari debu, gas, atau pun bahan kimia
lainnya yang berbahaya.Yang membedakan masker dan respitori yaitu terletak
pada bahan yang digunakan. Pasalnya, masker biasanya dibuat menggunakan
bahan kertas sekali pakai atau pun kain yang bisa dicuci.

2. APD bagian tubuh. APD yang satu ini terdiri dari lima jenis, yaitu:
a. Apron
Sebagai salah satu alat pelindung diri, Apron berfungsi untuk melindungi diri
dari suhu panas dan percikan bahan-bahan kimia berbahaya.Tidak hanya itu,
apron juga biasanya digunakan untuk proses persiapan produksi bahan-bahan
kimia, diantaranya seperti perekat (adhesive), oli dan minyak.
b. Wearpack
Alat pelindung diri bagian tubuh yang kedua adalah wearpack. APD yang satu
ini biasanya digunakan oleh pekerja tambang, bengkel, pemadam kebakaran dan
pekerjaan lainnya yang memiliki risiko bahaya tinggi.Bentuk dari wearpack itu
sendiri biasanya menutupi bagian leher hingga mata kaki. Hal tersebut ditujukan
untuk melindungi seluruh bagian tubuh pemakai, agar terhindar dari percikan
bensin, api, panas, minyak dan sebagainya.
c. Jas Hujan
Mungkin di antara kamu hanya mengetahui kegunaan jas hujan sebagai
pelindung diri dari hujan. Namun nyatanya, fungsi utama dari jas hujan yaitu
sebagai pelindung tubuh dari percikan semua jenis air saat bekerja.Pada
beberapa merek tertentu, jas hujan mungkin di design tidak hanya mampu
menahan air, tetapi juga tahan akan panas dan api. Salah satunya adalah jas
hujan yang biasa digunakan oleh para pemadam kebakaran.
d. Pelampung
Kata pelampung rasanya sudah tidak asing di dengar di telinga. Sebagian orang
mungkin akan berpikir, kalau pelampung merupakan alat yang digunakan para
tim penyelamat di sisi kolam renang atau pun pesisir pantai.Namun faktanya,

7
pelampung tersebut hanya lah satu dari beberapa jenis pelampung yang
berfungsi sebagai APD.
e. Rompi Pengaman
Jenis APD bagian tubuh yang terakhir adalah rompi pengaman. Berbeda dari
rompi biasanya, rompo ini mampu menimbulkan cahaya agar para pekerja
lapangan dapat terlihat ketika bekerja di malam hari.Kemampuan timbulnya
cahaya tersebut, disebabkan oleh penggunaan bahan polyester pada rompi yang
memang didesain khusus memakai tambahan reflector.

3. APD Bagian Tubuh Lainnya. Di mana, APD ini terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
- Sarung Tangan (Hand Gloves)
Sarung tangan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi para pekerja,
yang pekerjaannya berhubungan dengan proses pemanasan, benda tajam,
maupun larutan kimia.Bagi mereka, sarung tangan wajib digunakan secara
intensif, agar tangan terlindungi dari beberapa risiko berbahaya yang mungkin
saja terjadi.
- Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Jenis APD kedua untuk bagian tubuh lainnya yaitu sabuk pengaman. Biasanya,
APD yang satu ini digunakan oleh pekerja yang bekerja di atas ketinggian.Sabuk
pengaman ini akan melindungi mu dari risiko jatuh dari ketinggian, dengan cara
mengikatkan tali di bagian pinggang mu.
- Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Jenis APD yang terakhir adalah sepatu pelindung. Sepatu yang memiliki bentuk
seperti sepatu boots ini umumnya digunakan untuk melindungi kaki mu dari
risiko terkena cairan kimia, benturan benda berat, tusukan benda tajam dan
sebagainya

D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

8
Kesehatan (Health) menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah “keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara sosial dan
ekonomis.” Keselamatan (safety) mempunyai arti keadaan terbebas dari celaka
(accident) ataupun hampir celaka (incident atau near miss).Sedangkan kerja
(occupation) berarti kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan atau instansi tertentu apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(T. Lestari, Erlin Trisyulianti, 2012: 73).
Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja secara umum adalah untuk menciptakan
lingkungan atau suasana yang aman dan sehat, guna mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dalam hubungannya dengan pemeliharaan pekerja agar loyalitas karyawan
terhadap tempat kerja terbina dengan baik.Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja
R.I. No.Kep.463/MEN/1993, tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah
mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyamandengan
keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial dan bebas kecelakaan.
Pengertian kecelakaan kerja menurut Frank Bird Jr, adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Ada
tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan (Ahmad Reza
Ramdani, 2013: 13) :
- Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian
baik bagi manusia maupun harta benda.
- Incident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan
kerugian.
- Near Miss : adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident maupun accident.

9
Faktor penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia (unsafe human
acts), berupa tindak perbuatan manusia yang tidak mengalami keselamatan seperti tidak
memakai Alat Pelindung Diri (APD), bekerja tidak sesuai prosedur, bekerja sambil
bergurau, menaruh alat atau barang tidak benar, kelelahan, kebosanan dan sebagainya
selain faktor manusia jugadisebabkan faktor lingkungan (unsafe condition), berupa
keadaan lingkungan yang tidak aman, seperti mesin tanpa pengaman, peralatan kerja
yang sudah tidak baik tetapi masih dipakai, cuasa, dll. Pengendalian risiko yang dapat
dilakukan pada risiko terjadinya kecelakaan kerja adalah inspeksi K3 harian untuk
pemakaian alat pelindung diiri (APD) lengkap dan pemantauan kepada pekerja yang
tidak memakai APD (Saloni dan Ferida, 2016).
Dalam bekerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit dalam
bekerja akan berdampak pada diri, keluarga, dan lingkungannya. Salah satu komponen
yang dapat meminimalisir penyakit akibat kerja adalah tenaga kesehatan.Tenaga
kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban yang terpapar penyakit
akibat kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.Tujuan memahami penyakit akibat kerja
ini adalah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan agar lebih mengerti tentang
penyakit akibat kerja dan dapat mengurangi korban yang terpapar penyakit akibat kerja
guna meningkatkan derajat kesehatan dan produktif kerja. Beberapa penyakit akibat
kerja tersebut antara lain ialah Penyakit kulit dan Gejala pada Punggung dan Sendi.

E. Penyediaan Air Bersih


Dirjen PPM PLP Departemen Kesehatan RI, air bersih merupakan air untuk
kebutuhan setiap hari yang memiliki kualitas sesuai dengan persyaratan kesehatandan
bila dimasak dapat diminum. Manfaat air bagi manusia sangat beragam antara lain
untuk masak, minum, mencuci, mandi dan sebagainya. Chandra (2006:39) mengatakan
bahwa kebutuhan air setiap orang per hari berkisar antara 150 – 200 liter atau 35 – 40
galon.
Sumber air berasal dari 3 katagori sumber air yaitu air angkasa, air permukaan dan
air tanah. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 (1990:2)

10
menyebutkan bahwa kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan kimia, fisika, mikrobiologi, dan radioaktif. Syarat fisik yaitu tidak berasa,
tidak berbau, dan tidak berwarna. Syarat mikrobiologi yaitu tidak mengandung bakteri
phatogen. Syarat kimia yaitu ph normal antara antara 6,5-9,2 dan tidak mengandung
bahan kimia berbahaya.

F. Air Limbah
Menurut PP Nomor 82 Tahun 2001, air limbah merupakan sisa hasil kegiatan/usaha
yang memiliki wujud cair. Menurut Sugiharto dalam Khoiron (2014:31) air limbah
merupakan kotoran yang berasal dari rumah tangga,masyarakat dan juga industri. Selain
itu, air limbah juga merupakan air permukaan,air tanah serta buangan lainnya.
Sumantri (2015:86-87) sumber air limbah bersal dari 2 jenis kegiatan yaitu:
g. Air limbah rumah tangga
Limbah cair rumah tangga merupakan limbah cair yang bersumber dari pemukiman
penduduk. Pada dasarnya limbah cair rumah tangga terdiri dari tiga fraksi penting,
yaitu:
1. Faeces yang berpeluang memiliki kandungan mikroba pathogen (contohnya :
bakteri e.coli).
2. Urine biasanya memiliki kandungan nitrogen, fosfor, dan juga kemungkinan
kecil mikroorganisme.
3. Greywater adalah limbah cair domestik yang bersumber dari air bekas cuci
pakaian, dapur, dan air mandi tetapi bukan dari toilet.
Campuran faeces dan urine disebut dengan excreta.Excreta yang bercampur dengan
air bilasan toilet disebut dengan blackwater atau sewage.Dalam excreta terkandung
banyak mikroba patogen. Excreta berperan sebagai transport utama bagi penyakit
bawaan air (waterborne disease). Jenis limbah cair ini harusdilakukan pengelolaan
terlebih dahulu karena terdapat bakteri patogen.
h. Air limbah industri
Air limbah industri merupakan hasil dari sisa produksi pada suatu industry yang
dihasilkan dari pemakaian air pada suatu proses produksi. Air yang digunakan dalam

11
proses produksi mengandung berbagai macam zat yang bervariasi tergantung dari bahan
baku yang digunakan pada industri tersebut.

G. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu


Vektor merupakan binatang dari jenis serangga yang dapat merugikan kesehatan
masyarakat.Beberapa jenis yang paling sering menimbulkan gangguan kesehatan adalah
nyamuk, lalat dan kecoa.
Berikut ini adalah jenis vektor dan binatang pengganggu yang sering menimbulkan
penyakit :
- Lalat
Lalat merupakan jenis vektor mekanis bakteri patogen, protozoa, dan telur serta
larva cacing.Vektor ini dapat menularkan penyakit secara luas sehingga sulitditentukan
keberadaanya di alam.Lalat memiliki beberapa jenis yaitu housefly, sandfly, tsetse flies,
dan blackflies. Tempat perindukan lalat yaitu di tempat yang basah seperti kotoran
binatang, sampah, kotoran yang menumpuk, dan tumbuh – tumbuhan busuk.
- Nyamuk
Nyamuk merupakan vektor mekanis atau vektor siklik yang dapat menyebabkan
sebuah penyakit pada manusia dan hewan.Tempat hidup nyamuk berada di 115 meter di
bawah permukaan laut sampai ketinggian 4200 meter di atas permukaan laut.
Perbandingan jumlah spesies di daerah tropis lebih banyak dibandingkan daerah dingin.
- Kecoa
Kecoa adalah serangga yang memiliki tubuh oval, pipih dorsoventral.Sebagian besar
kecoa ada di daerah tropik kemudian meluas ke daerah sub tropic atau daerah dingin.
Keberadaan kecoa menunjukkan bahwa sanitasi tempat tersebut kurang baik.
Pengendalian vektor dan binatang penganggu lainnya merupakan usaha menurunkan
atau mengurangi populasi vektor atau binatang penganggu memiliki tujuan
pemberantasan/pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh vektor dan binatang
pengganggu ini.
Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui sebagai berikut :
a) Pengendalian lingkungan

12
Pengendalian lingkungan adalah teknik terbaik mengontrol vektor karena
mimiliki sifat permanen.Contoh membersihkan perindukan vektor.
b) Pengendalian kimia
Pengendalian ini, menggunakan beberapa golongan insektisida.
c) Pengendalian biologi
Pengendalian ini, untuk mengurangi pencemaran lingkungan efek pemakaian
insektisida, contoh pengendalian ini yaitu dengan cara melihara ikan.
d) Pengendalian Genetik
Pengendalian ini, memiliki cara-cara yang dapat digunakan yaitu choromosomal
translocation, steril technique, dan citoplasmic incompatibility.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum
PT.Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara adalah perusahaan yang
memproduksi beton pracetak seperti tiang pancang, tiang pancang segi tiga, tiang
listrik, bantalan kereta api, balok jembatan, CCSP (Corrugated Concrete Sheet
Pile), dan sheet pile yang digunakan dalam proses konstruksi jembatan, gedung,
jalan raya serta berbagai infrastruktur lainnya. Sehingga dalam hal kegiatan ini
diperlukan adanya penerapan Sanitasi Industri dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja(K3).

B. Waktu dan Lokasi


a.Waktu
Praktek Kerja Lapangan Sanitasi Industri dilaksanakan selama 1 minggu, yaitu
mulai tanggal 30 April 2021-7 Mei 2021.

b.Lokasi
Praktek Kerja Lapangan Sanitasi Industri dilaksanakan di PT. Wika
Beton Tbk.PPB Sumatera Utara berlokasi di Jalan Binjai Km. 15,5 No.1
Diski, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Industri ini dibangun pada area
tanah seluas 50.000 m2 ,praktikum ini dilaksanakan secara daring.

C. Objek Pengamatan
Objek pengamatan dalam praktek kerja di PT. Wika Beton Tbk.PPB ini terbagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Mengetahui cara-cara Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja :
 Sistem Penggunaan Alat Pelindung Diri pada karyawan/ pekerja
 Sistem Aturan Kerja pada pekerja bagian produksi maupun
perkantoran/administrasi
 Sistem Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan secara berkala dan rutin.

14
 Cara Pengawasan dan Penyuluhan tentang Sanitasi industri, keselamatan dan
kesehatan kerja pada pekerja di Industri.
 Mengetahui penyakit akibat kerja yang ada di industri..
 Mengetahui upaya-upaya penanggulangan kecelakaan kerja
 Tugas pokok dan fungsi HSE (Health Safety Environment)
 Mengetahui pemetaan faktor risiko kejadian keselamatan dan kesehatan
kerja.

b. Mengetahui cara-cara Pelaksanaan/ Proses kegiatan Sanitasi Industri meliputi:


 Sistem Pengelolaan Limbah Cair Industri.
 Sistem Pengelolaan dan Penyediaan Air Bersih Industri
 Sistem Pengelolaan Sanitasi Makanan dan Minuman
 Sistem Pengelolaan Pengendalian Vektor dan Serangga

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Identitas Umum Perusahaan
1.1 Profil Perusahaan
PT.Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara adalah perusahaan yang
memproduksi beton pracetak seperti tiang pancang, tiang pancang segi tiga, tiang listrik,
bantalan kereta api, balok jembatan, CCSP (Corrugated ConcreteSheet Pile), dan sheet
pile yang digunakan dalam proses konstruksi jembatan, gedung, jalan raya serta
berbagai infrastruktur lainnya.

Nama Perusahaan : PT. Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara


Alamat Perusahaan : Jl. Binjai Km. 15,5 No.1 Diski, Deli Serdang
Kecamatan : Sunggal
Kota/Kab : Deli Serdang
Provinsi : Sumatera Utara
Negara : Indonesia
Kode Pos : 20351
Nomor Tekepon : (061) 8821543, 8821111
Nomor Fax : 8821668 , 8830350
Bidang Usaha : Industri Beton

PT. Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara berlokasi di Jalan Binjai Km.
15,5 No.1 Diski, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Industri ini dibangun pada
area tanah seluas 50.000 m2 .Lokasi PT. Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara
disajikan pada Gambar 4.1.

16
Gambar 4.1 Lokasi PT Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara
Sumber : Google Earth, 2018

1.2 Sejarah Perusahaan


Pengembangan industri Beton pracetak di mulai sejak tahun 1978, pada waktu itu
dibawah pengelolaan devisi perdagangan dengan memproduksi panel Beton untuk
rumah sederhana (perumnas).Pada tahun 1979 PLN meningkatkan pembangunan di
bidang kelistrikan mulai dari pembangkit Tenaga Listrik sampai dengan Jaringan
Transmisi serta distribusi.Dengan melihat peluang tersebut, DPI merilis rekayasa Tiang
Listrik Beton yang diproduksi dengan sistem sentrifugal menghasilkan bentuk bulat
berongga dan tirus.

Melihat potensi pasar yang ada dan kondisi persaingan usaha, maka PT. Wijaya
Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara terus berusaha meningkatkan kinerja melalui
Sumber Daya Manusia dan Alat produksi dengan terus melakukan pengembangan.
Maka untuk memenuhi pasokan Listrik di wilayah Sumatera, pada tahun 1987
dibangun Pabrik Tiang Listrik tepatnya di Padang Sidempuan untuk Tender Proyek
Tower XVIII Asian Development Bank di Padang Sidempuan dan Sibolga, yang
memproduksi khusus Tiang Listrik.

17
Pada tahun 1989 Pabrik Tiang Listrik di Padang Sidempuan dipindahkan ke Pabrik
Binjai tepatnya Jalan Raya Medan-Binjai Km 15,5 No. 01 dengan kapasitas 2 Jalur guna
melayani wilayah Sumbagut, dengan memproduksi Produk Tiang Listrik Beton dan
Bantalan Jalan Rel (BJR).Pada tahun 1990 mulai melakukan produksi perdana Tiang
Pancang dengan penambahan 1 Jalur produksi baru plant 3, khususnya memproduksi
Tiang Lisrik dan Bantalan Jalan Rel serta melakukan perluasan Pabrik kearah selatan
seluas 2.5 Ha.Pada tahun 1994 di bangun Jalur IV untuk memproduksi produk
pracetak: Sheet Pile dan Beam Jembatan. Di tahun 2003 dilakukan pembangunan Single
Line di Jalur III.Pada tahun 2004 melakukan Renovasi pada Ruang Genset dan Ruang
mesin boiler (pesawat uap).Pada tahun 2005 melakukan optimalisasi Jalur I Menjadi
Batching Plant yang sebelumnya menggunakan Mixer serta melakukan penggantian
Pondasi Spining jalur 1 dan pembangunan Jembatan Timbang Kapasitas 40 Ton.

Tahun 2006 melakukan pembuatan Single Line sepanjang 60 meter di Jalur IV serta
pengatapan, penggantian Mixer menjadi Batching Plant, Pengembangan Stok Yard
beserta penggatian pondasi spinning Jalur II. Di tahun 2007 pengembangan stock Yard
Vb. Tahun 2008 Single Line di Jalur IV sebanyak 60 menjadi 120 Meter dan
pembangunan Jalur V serta melakukan renovasi kantor.

Tahun 2009 pembangunan jalan Sisi Barat Renovasi dan Peningkatan Kapasitas
Gudang. Tahun 2010 melakukan pembangunan Wire Caging dan Renovasi Kantin serta
bangunan gudang material serta untuk mendukung kinerja perusahaan, PT Wijaya
Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utarapun berusaha mengembangkan diri agar dapat
bersaing di industri beton pracetak, yaitu dengan mengimplementasikan Sistem
Manajemen ISO 9001-2000 series dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, yang perkembangannya sebagai berikut :

Tabel 4.1Sistem Manajemen ISO 9001-2000 series di PT. Wijaya Karya Beton
Tbk. PPB Sumatera Utara

No Tahun Implementasi Sistem Badan Sertifikasi


Manajemen

18
1. 1995 Sistem Manajemen Mutu Lioyd’sRigester Quality
ISO 9001:1994 ke-I Assurence(LRQA)

2. 1999 Sistem Manajemen K3 ke Indonesia Sucofindo International


–I Certification Services

3. 2000 Sistem Manajemen Mutu Lioyd’s Rigester Quality


ISO 9001:2000 ke-II Assurence (LRQA)

4. 2002 Sistem Manajemen K3 ke- Indonesia SucofindoInternational


II Certification Services

5. 2004 Sistem Manajemen Mutu Lioyd’s Rigester Quality


ISO 9001:2008 ke-III Assurence (LRQA)

6. 2005 Sistem Manajemen K3 Indonesia Sucofindo International


Ke- III Certification Services

7. 2007 Sistem Manajemen Mutu Lioyd’s Rigester Quality


ISO 9001:2008 ke –IV Assurence (LRQA)

8. 2008 Sistem Manajemen K3 ke- Indonesia Sucofindo International


IV Certification Service

9. 2011 Sistem Manajemen Mutu Lioyd’s Rigester Quality


ISO 9001:2008 ke- V Assurence (LRQA)

10. 2011 Sistem Manajemen K3 ke Indonesia Sucofindo International


–V Certification Services

11. 2014 Sistem manajemen K3 ke- Indonesia Sucofindo internasional


VI Certification services

A.3 Visi, Misi dan Strategi Perusahaan


Setiap perusahaan pasti mempunyai Visi kedepan yang dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan, begitu juga halnya dengan PT. Wijaya Karya

19
Beton.Berdasarkan Surat Keputusan No.SK.01.01/WB-OA.110/2005 tentang Visi, misi,
motto, nilai-nilai dan paradigma.

Visi PT. Wijaya Karya Beton: “Menjadi Perusahaan Terkemuka Dalam Bidang
Engineering, Production, Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”.

Misi PT. Wijaya Karya Beton

1) Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi harapan pelanggan
2) Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan persyaratan dan harapan
pemangku kepentingan.
3) Menjalankan sistem manajemen dan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan
efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.
4) Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan.
5) Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.

Strategi PT. Wijaya Karya Beton

Strategi utama yang diterapkan Perseroan yaitu pertumbuhan (Growth Strategy),


Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha berdasarkan pada upaya perbaikan
operasional melalui backward intregration yang lebih menekankan pada upaya
perbaikan supply chain dan forward integration yang lebih menekankan perbaikan daya
saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya reworks.

1.3 Peraturan dan Perundangan


PT Wijaya Karya Beton Tbk . PPB Sumatera Utara dalam melaksanakan aktifitas
bisnis tunduk dan patuh pada sistem perundang undangan dan tata aturan yang berlaku
dilingkungan perusahaan sesuai dengan lingkup bisnis yang dilakukan. Sebagai
perundang undangan dan peraturan yang menjadi acuan antara lain :
1 UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2 UU RI NO. 23 TAHUN 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
3 UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
4 PP No. 21 tahun 2010 tentang pengawasan kerja.
5 PP NO.50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajamen keselamatan dan kesehatan
kerja.

20
6 Permenakertrans No. PER 02/ MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dalam penyelenggaraan kesehatan kerja.
7 Permenakertrans No. PER 01/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.
8 Keputusan presiden No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
9 PERMENAKERTRANS No. PER 13/MEN/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika
dan nilai ambang batas faktor kimia di tempat kerja.

1.4 Sistem Aturan Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Maupun Perkantoran/
Administrasi
a. Tata Tertib di Kawasan PBB Sumut

Untuk meningkatkan ketertiban dan ketertiban/kedisiplinan serta keselamatan dan


kesehatan kerja, dengan ini ditegaskan kepada seluruh pegawai organik, pegawai
terampil, dan tenaga harian mandor (THM) perihal tatatertib PPB Sumatera Utara
sebagai berikut :

Peraturan masuk kawasan pabrik

1. Setiap mitra kerja, kontraktor, dan tamu diwajibkan melapor kesecurity/satpam sebelum
memasuki kawasan pabrik.
2. Wajib memakai pakaian sopan dan bersepatu, tidak diperbolehkan memakai sandal selama
berada dikawasan pabrik,kecuali tempat ibadah.
3. Wajib memakai kartu identitas yang telah ditentukan.
4. Wajib menjaga tingkah laku yang baik selama berada dikawasan pabrik.
5. Merokok hanya boleh dilakukan diarea rokok yang telah disediakan (smoking area).
6. Dilarang tidur pada saat jam kerja.
7. Dilarang makan dan minum dikawasan pabrik, kecuali ditempat-tempat yang telah
ditentukan.
8. Dilarang membawa dan atau mengkonsusi minuman beralkohol dikawasan pabrik.
9. Dilarang membawa senjata tajam dikawasan pabrik.
10. Dilarang membuang sampah selain pada tempat-tempat yang telah disediakan.
11. Wajib menjaga fasilitas dan perlengkapan perusahaan.
12. Wajib menjaga kerapian dan kebersihan dikawasan pabrik.
13. Dilarang menggunakan peralatan perusahaan tanpa ijin.

21
b. Waktu Kerja

Waktu kerja di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara adalah 40 jam
per minggu.
Shift normal bagi karyawan adalah 08.00 – 17.00 WIB. Namun jika perusahaan
menerima banyak pesanan dari pelanggan maka, diberlakukan 3 shift kerja, yakni:
1) Shift 1: 07.00 – 15.00 WIB
2) Shift 2: 15.00 – 23.00 WIB
3) Shift 3: 23.00 – 07.00 WIB
Waktu kerja karyawanPT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara telah
sesuai dengan peraturan Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan BAB X Pasal 77 ayat (1) dan ayat (2) huruf (a) dan (b).
1. ayat (1) : “Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja”.
2. Ayat (2) : “Waktu kerja sebagaimana dimaksud, meliputi : “huruf (a) 7 (tujuh) jam 1 (satu)
hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu; atau huruf (b) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu”.
c. Istirahat kerja

Waktu istirahat kerja yang diberikan untuk karyawan maksimal 1 (satu)


jam.Pemberian waktu istirahat bagi karyawan di PT Wijaya Karya Beton Tbk. Sumatera
Utara telah sesuai dengan Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan BAB X Pasal 79 ayat (1) dan (2) huruf (a). Ayat (1) : “Pengusaha
wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh” dan ayat (2) huruf
(a) :“Waktu istirahat meliputi : istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah
jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut
tidak termasuk jam kerja”.
d.Proses Produksi
Adapun proses produksi di PT. Wijaya Karya Beton,Tbk. PPB Sumatera Utara
menggunakan 2 metode yakni metode putar dan non putar. Perbedaan keduanya terletak
pada cara pemadatan beton, metode putar menggunakan cara pemadatan dengan alat
spinning, sedangkan metode non-putar menggunakan cara pemadatan dengan alat
vibrator.

22
1. Contoh hasil produksi menggunakan metode putar yaitu tiang pancang beton dan tiang
listrik .
2. Contoh hasil produksi menggunakan metode non-putar yaitu CCSP (Corrugated Concrete
Sheet Pile),U-DITCH, BJR (Bantalan Jalan Rel), Beam Jembatan, dan lain-lain.

Dalam hal ini proses produksi yang akan dibahas adalah proses produksi dengan
metode putar yakni proses produksi tiang pancang, meliputi sebagai berikut:

Gambar 4.2 Proses Poduksi Tiang Pancang

1. Persiapan Tulangan
Pada proses ini dilakukan proses perakitan tulangan, dengan mempersiapkan material
yang terdiri dari PC Bar (wire), kawat spiral, dan plat sambung.Adapun metode yang
digunakan untuk pembuatan rakitan disebut metode caging atau metode pembuatan
rakitan tulangan dengan proses pengelasan dingin.Rakitan tulangan disesuaikan dengan
diameter produk. Diameter produk yang ada saat ini 300mm, 350mm, 400mm, 450mm,
500mm, dan 600mm.

Material Mesincutting MesinHeading MesinCaging


Cutting
Bahan baku
2. Proses Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan adalah memasukkan rakitan tulangan kedalam cetakan dengan
mengencangkan baut-baut plat sambung pada innerplate cetakan dan endplate cetakan.
Kemudian cetakan diletakkan diatas trollly, siap untuk dilakukan proses pengecoran.
1. Adukan Beton

23
Proses ini menggunakan mesin batching untuk mengaduk komponen pasir, batu
split (batu pecah), semen, air, obat beton (additive) sesuai dengan komposisi yang
ditentukan sehingga menghasilkan adukan yang homogen. Adukan yang sudah homogen
kemudian dituang kedalam hopper.
3. Pengecoran Beton
Bahan-bahan yang telah selesai diaduk di mesin batching didistribusikan ke
dalam cetakan menggunakan hopper sesuai dengan panjang dan diameter cetakan
yang dicor
4. Penutupan Cetakan
Setelah di Cor dengan hopper, cetakan ditutup dan dikunci dengan alat impactool yang
menggunakan tenaga angin yang dihasilkan dari mesin kompresor.
5. Stressing (pemberian gaya tegangan)
Pemberian gaya tegangan dengan menggunakan mesin stressing sesuai dengan diameter
dan klasifikasi produk beton.
6. Pemadatan beton
Untuk memadatkan beton yang telah diberi gaya tegangan, diputar dimesin spinning dengan
kecepatan tertentu, Proses ini dilakukan selama 15 menit.
7. Penguapan
Setelah proses pemadatan beton dengan menggunakan spinning, kemudian dimasukan
ke dalam bak uap lalu ditutup selama 4 jam dengan suhu 70-80 oC. Proses ini bertujuan untuk
mempercepat matangnya beton. Uap dihasilkan oleh mesin boiler (pesawat uap).Dan
dilakukan pendinginan selama 30 menit.
8. Pengeluaran Produk Dari Cetakan
Sebelum cetakan dibuka dilakukan detension (pengendoran gaya tegangan) untuk
mempermudah membuka produk. Kemudian produk dirapikan dan diberi tanda identitas
perusahaan (logo), tanggal produksi dan nomor produksi.
9. Penumpukan Produk di Stockyard
Setelah dikeluarkan dari cetakan produk jadi ditumpuk dilapangan terbuka dan dirawat
dengan menyiramkan air, untukkemudian distribusikan ke pelanggan (delivery).
10. Pembuatan Sepatu Pancang

1.5Material dan Alat yang Digunakan dalam Proses Produksi


a. Material yang digunakan dalam proses produksi

24
Material yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada table 4.2
Tabel 4.2Material yang digunakan dalam proses produksi di PT. Wijaya Karya
Beton Tbk. PPB Sumatera Utara
Kapasitas
No Uraian Bentuk Fisik Sifat Bahan
(Hari)
1 Bahan Baku
1. Semen 100 Ton Serbuk Tidak Bahaya
2. Pasir 100 M3 Butiran Tidak Bahaya
3. Split 200 M3 Pecahan Tidak Bahaya
4. Air 60 M3 Cairan Tidak Bahaya
2 Bahan Tambahan
4. Admixture 1300 Ltr Cair Tidak Bahaya

b. Alat yang digunakan dalam proses produksi


Alat yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada table 4.3
Tabel 4.3Alat yang digunakan dalam proses produksi di PT. Wijaya Karya Beton
Tbk. PPB Sumatera Utara
No Nama Alat Fungsi

1 Batching Plant Pembuatan beton

2 Pan Mixer Pembuatan beton

3 Menghasilkan uap untuk proses percepatan setting beton


Boiler

4 Chain Hoist Alat angkat angkut hoist crane menggunakan rantai

5 Alat angkat angkut hoist crane menggunakan wire rope


Wire Rope Hoist

6 Alat yang menghasilkan angin untuk menggerakkan


Compresor
impact tools untuk mengunci baut
7 Alat yang menggerakkan roda portal pada alat angkut
End Carriage
portal crane
8 Generator Set Alat untuk menghasilkan listrik

9 Trafo Las Alat pengelasan

10 Hopper Alat untuk mendistribusikan adukan beton ke cetakan

11 Mesin Bar Cutter Alat untuk memotong besi

25
12 Mesin Heading Alat untuk membuat kepala besi pc wire

13 Mesin Spinning Alat untuk memadatkan beton

14 Mesin Spiral Alat untuk membentuk besi spiral

15 Portal Crane Sebagai kaki peranca untuk menggerakkan hoist crane

16 Silo Semen Alat untuk menyimpan semen

17 StressingSimultan untuk memberi gaya tegangan pada tulangan pc wire

18 Trolly memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain

19 Vibrator Untuk memadatkan beton

20 Forklit Untuk mengangkut barang

21 Truck Treler Untuk mengangkat produk jadi

22 Dump Truck Alat angkut material

B. PEMBAHASAN
1.Tugas dan Tanggung Jawab P2K3
 Memastikan bahwa ketentuan-ketentuan dalam Peraturan PemerintahNo. 50 Tahun2012
dapat diterapkan,dipelihara dan dilaksanakan.
 Memastikan bahwa program SMK3 yang ditentukan dalam dokumen ini mulai
darimerencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan proses, produk
dansarana produksi sesuai dengan persyaratan SMK3, maupun peraturan perusahaan
dan/atau peraturan-peraturan lainnya didukung oleh semua tingkatan manajemen PT.
Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara.
 Memastikan bahwa syarat-syarat SMK3 telah dipenuhi serta memelihara komitmen
perusahaan terhadap K3.
 Meninjau dan memelihara sistem tindakan korektif (perbaikan) dan preventif
(pencegahan) untuk memastikan penanganan yang efektif atas kekurangan pelaksanaan
SMK3.
 Memastikan dokumentasi SMK3 selalu aktual dan dalam status terkini.

26
 Mengelola secara efektif program Audit K3 Internal setiap 6 (enam) bulan, yang telah
mendapat sertifikat SMK3.
 Memastikan bahwa persyaratan K3 telah diterapkan, dilaksanakan dan dipelihara oleh
seluruh lingkup unit kerjanya.
 Memastikan bahwa program K3 yang ditentukan dokumen ini didukung oleh semua
tingkatan manajemen yang menjadi lingkupnya.
 Merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan program K3 sesuai
dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku.
 Memastikan bahwa syarat-syarat K3 secara internal maupun eksternal dipenuhi.
 Memberikan umpan balik dan rekomendasikan perbaikan/pencegahan kepada unit kerja
yang menjadi lingkupnya atas permasalahan system menajemen K3 yang ditemukan.
 Menyajikan laporan pokok executive summery tentang SMK3 dan hasilnya di
lingkungan kerjanya beserta rekomendasi tindak lanjutnya P2K3 tingkat atasnya atau
manajemen puncak.
 Merumuskan dan menyusun strategi peningkatan K3 dan memastikan strategi ini
berjalan baik, dan
 Memberikan dukungan, bantuan dan saran-saran yang diperlukan.

2.Pelaksanaan Rencana K3
a. Sumber Daya Manusia
PT. Wijaya Karya Beton Tbk telah memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam
bidang K3. Ahli K3 yang ada pada perusahaan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
K3 yang diterapkan, mulai dari pengarahan K3 bagi pekerja, mengidentifikasi bahaya
dan penilaian risiko, melakukan pengendalian terhadap bahaya yang timbul, pengadaan
rambu-rambu K3, dan hal lainnya yang menyangkut K3.
b.Perancangan (Design) dan Rekayasa
Aspek-aspek K3 yang perlu ditinjau dan diverifikasi pada desain bangunan, sarana
produksi dan gambar kerja adalah :
2. Keamanan kontruksi bangunan/sarana produksi dan konstruksi penunjang atau pembantu
3. Keamanan konstruksi bangunan/sarana produksi sementara dan prasarana untuk
pelaksanaan.

27
4. Keamanan dan kehandalan sistem pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran termasuk akses untuk evakuasi/pengungsian
5. Keamanan dan kehandalan sistem bangunan/sarana produksi, sistem mekanika dan elektrikal
yang harus dipasang dan penanggulangan keselamatan orang bila terjadi kerusakan dan/atau
kebakaran, termasuk sistem evakuasi.
6. Kesesuaian persyaratan bahan konstruksi, metode konstruksi dan tenaga kerja dengan
persyaratan dan peraturan desain yang berlaku
7. Keamanan penggunaan bangunan, cara pengoperasian sarana dan proses produksi.
8. semua perubahan dan modifikasi desain yang berpengaruh terhadap K3 harus ditandai,
direkam dan diverifikasi untuk disetujui.

Aspek-aspek K3 yang perlu ditinjau dan diverifikasi pada desain produk adalah :
a. Kehandalan produksi produk, keamanan bahan dan kesesuaian persyaratan

b. Keamanan penggunaan produk dan pengoprasian proses produksinya

c. Pengujian terhadap ketahanan dan kekuatan produk

d. keamanan dan kehandalan sistem produksi terhadap K3

Semua perubahan dan modifikasi desain yang berpengaruh terhadap K3 harus


ditandai, direkam dan diverifikasi untuk disetujui oleh yang berkompeten.

c.Pengawasan tentang K3 pada pekerja di Industri


1) Pengawas/Inspektor mempunyai fungsi utama yaitu melaksanakan pengawasan untuk
memastikan berlangsungnya penerapan K3 sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
perusahaan
2) Pengawas/Inspektor ditunjuk oleh Ketua P2K3 tingkat unit kerja dan bertanggung jawab
langsung kepada sekretaris P2K3 tingkat unit kerja
3) Pengawas/inspektor sesuai dengan fungsi utamanya bertanggung jawab atas:
a) Terlaksananya pengawasan pelaksanaan K3 unit kerja dan melaporkan kepada
sekretaris P2K3 tingkat unit kerja
b) Terlaksananya pengelolaan perlengkapan K3 unit kerja
c) Tersusunnya laporan hasil pengawasan secara bulanan
d) Terselenggaranya hubungan dan koordinasi yang baik dengan instansi yang terkait
dengan K3

28
e) Terlaksananya upaya-upaya tindakan pencegahan dan perbaikan dalam rangka
tercapainya pelaksanaan K3 secara konsisten
f) Terlaksananya perlindungan keselamatan dan kesehatan dari situasi bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja bagi pengunjung/tamu unit kerja
g) Terlaksananya inspeksi atas pelaksanaan K3 dan pelaporan kepada sekretaris P2K3
h) Pemberian sanksi/peringatan langsung kepada karyawan/pekerja atas pelanggaran atau
penyimpangan
i) Terpeliharanya perlengkapan K3 unit kerja
j) Terlaksananya pembahasan atas laporan mingguan hasil inspeksi pada saat rapat
tinjauan K3 (Safety Meeting) di unit kerja

d.Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat, Bencana, dan Insiden


Prosedur menghadapi keadaan darurat pada PT. WIKA sudah berjalan sangat baik
hal ini dapat dilihat dari Penanganan keadaan darurat dilakukan oleh petugas yang
ditunjuk dan ditugaskan secara resmi disebut Petugas Keadaan Darurat (PKD) yang
memiliki kemampuan dalam bidang penanganan keadaan darurat.Di areal jalur/plant
diletakan arah evakuasi bila terjadi keadaan darurat.Selain itu alat pemadam kebakaran
diletakan didaerah dengan resiko tingga terjadi kebakaran seperti pada ruang mesin
boiler (pesawat uap) dan ruang genset, terdapat dua tangki besar biofuel dan solar.Alat
pemadam kebakaran yang disediakan disana adalah Pemadam Api ringan(APAR)
berkapasitas 6 Kg.
Simulasi penerapan keadaan darurat diadakan satu tahun sekali, biasanya dilakukan
dipertengahan tahun.Setiap terjadi keadaan darurat harus dilakukan penyelidikan oleh
petugas atau ahli K3.Laporan penyelidikan tersebut disampaikan kepada P2K3 PPB dan
P2K3 Pusat berikut rekomendasi pemulihan dan tindak lanjutnya.Bila ada pertanyaan
dari masyarakat atau wartawan wewenang untuk menjawab diberikan kepada Unit
Keuangan dan Personalia.

e.Penyakit Akibat Kerja serta Penanganannya

Lokasi yang berpotensi dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja berdasarkan analisa
identifikasi bahaya di PT. Wijaka Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara, yang
berpotensi mengakibatkan penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut:

29
a. Lokasi meja getar berpotensi untuk penyakit pendengaran.
b. Lokasi Spinning berpotensi untuk merusak pendengaran.
c. Lokasi Pan Mixer berpotensi untuk penyakit hidung dan tenggorokan.
d. Lokasi Boiler dan Genset berpotensi untuk penyakit pendegaran.
e. Lokasi Las berpotensi untuk penyakit mata, pernafasan, dan luka bakar.
f. Dan lokasi-lokasi yang berpotensi bahaya lainnya.

Namun, hingga saat ini belum ada ditemukan kasus penyakit akibat kerja di PT. Wijaya
Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara.Salah satu hal mendasar yang
mendukung belum ditemukannya kasus ini adalah adanya penerapan pemeriksaan
kesehatan karyawan di PT. Wijaka Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara
secara berkala tiap satu tahun sekali. Dan selalu melakukan safety brifing sebelum
memulai proses produksi setiap hari. Selain itu pihak K3 rutin melakukan pemeriksaan
Nilai Ambang Bata pada setiap idang ruang pekerjaan sehingga karyawan dapat dengan
nyaman dan aman dalam bekerja.

f.Kecelakaan Kerja dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja


Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir PT Wijaya Karya Beton Pabrik Produk Beton
Sumatera Utara tidak ditemukan kasus kecelakaan kerja (zero accident).
Untuk melakukan penanggulangan kecelakaan kerja PT PT Wijaya Karya Beton
Pabrik Produk Beton Sumatera Utara menerapkan bebarapa langkah-langkah
penanganan kecelakaan kerja serta pelaporan kecelakaan kerja.Berikut ini adalah tata
cara pelaporan penanganan kecelakaan kerja :
1. Bila terjadi kecelakaan maka pekerja/ teman sekerja/ atasan pekerja yang mengetahui harus
melapor ke petugas PPP.
2. Petugas PPP memberikan pertolongan pertama.
3. Apabila tidak dapat ditangani oleh petugas PPP, dapat dirujuk ke rumah sakit, dengan
menghubungi/ melapor kepada bagian personalia dan sekretaris P2K3.
4. Personalia mengurus semua kebutuhan/ administrasi selama proses di rumah sakit.
5. Sekretaris P2K3 dan inspector melakukan penyelidikan kecelakaan kerja dan membuat
laporan kecelakaan, sekaligus meninjau statusnya.

30
Penanganan kecelakaan kerja dibagi dalam 3 bentuk pelaporan penanganan yaitu
kecelakaan rigan, kecelakaan berat, dan kecelakaan korban jiwa.
1. Penanganan Kecelakaan Ringan:
a. Terjadi kecelakaan kerja ringan pada tenaga kerja.
b. Tenaga kerja atau yang mengetahui adanya kecelakaan kerja melapor ke petugas P3K
dan Seksi Personalia.
c. Petugas P3K member pertolongan pertama.
d. Jika perlu ke rumah sakit harus menghubungai personalia dan sekretaris P2K3.
e. Petugas P3K dan sekretaris P2K3 melakukan penyelidikan kerja yang terjadi dan
memasukkan dalam rekaman data kecelakaan kerja.
f. Selama dalam perawatan seksi personalia menangani permasalahan klaim dadri
karyawan yang bersangkutan.
g. Dari hasil penyelidikan ditentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
h. Melaporkan ke pihak terkait (Disanker).

2. Kecelakaan Kerja Berat


a. Tenaga sekerja atau yang mengetahui adanya kecelakaan kerja melapor ke petugas P3K
dan seksi keuangan dan personalia.
b. Petugas P3K member pertolongan pertama (bilamana memungkinkan).
c. Dibawa ke rumah sakit, dan melaporkan pada ketua atau sekretaris P2K3.
d. Selama dalam perawatan seksi personalia menangani permasalahan klaim asuransi dari
karyawan yang bersangkutan.
e. Petugas P3K dan sekretaris P2K3 melakukan penyelidikan kecelakaan kerja yang terjadi
dan memasukkan dalam rekaman data kecelakaan kerja.
f. Dari hasil penyelidikan ditentutankan tindakan perbaikan dan pecegahan.
g. Melaporkan ke pihak terkait (Disnaker).

3. Kecelakaan Dengan Korban Jiwa


a. Tenaga sekerja atau yang mengetahui adanya kecelakaan kerja melapor ke petugas P3K
dan seksi personalia.
b. Seksi personalia segera melaporkan ke polisi dan memberitahukan ke keluarga korban.
c. Korban dibawa keluarga atau langsung ke rumah sakit untuk di visum (dengan
persetujuan atau permintaan keluarga korban).
d. Penguburan jenazah dan penyelesaian data korban di tangani oleh pihak perusahaan.

31
e. Seksi personalia menangani pengurusan klaim asuransi dan surat keterangan dari
kepolisian.
f. Petugas P3K dan P2K3 melakukan penyelidikan kecelakaan kerja yang terjadi dan
memasukkan dalam rekaman data kecelakaan.
g. Dari hasil penyelidikan ditentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

32
Gambar 4.3Penanggulangan Kecelakaan Kerja
g.Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya kemungkinan potensi
bahaya atau kecelakaan kerja.
Adapun jenis-jenis alat pelindung diri yang digunakan di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB
Sumatera Utara yaitu:
Tabel 4.4 APD yang digunakan di PT Wika Beton Tbk.
No Jenis Standar Analisa
APD
1 Safety - EN ISO 20345;2004/A 1 2007 1. Dampak Perlindungan 20 Kg
shoes klausa (200 Joule)
- 5.3.5 & AS/ NZS 2210.3.2009 2. Tekanan Perlindungan 15.000
(king) Newtons
- MS. 1890 & MS.1880 (Mega 3. Daya tahan tembus tapak besi
Safe) tengah 1100 N
- EN ISO 20345;2011 (krisbow)
2 Safety BS. EN 345 : 1993 1. Mampu menahan benturan
shoes jenis 200 joule dengan tekanan 15
boot KN
2. Alas sepatu (sol) tahan
terhadap minyak dan bahan
kimia

33
3 Helmet Proguard EN 397 1. Mampu menahan beban 1.8
Type MSA ANSI Z 89. 1, 1997 Kg dengan ketinggian 60 cm
2. Nyaman dipakai untuk kerja
3. Tidak berat saat dipakai
4 Apron Proguard Jenis kulit,ST 3990 & 1. Mampu menahan sinar
A100B radiasi las
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
5 Ear Plug - Conie-1 TM SNR - 21Db 1. Berdasarkan hasil pengujian
- Conie- 6 TM SNR – 23dB dilapangan kelebihan dari
- CE EN 352-2 : 1993 ambang batas adalah sebesar
6,5 dB (thn 2014)
2. Mampu menurunkan tingkat
kebisingan / SNR 21 s/d 23
dB
3. Nyaman dipakai saat bekerja
6 Sarung Proguard jenis Kulit 1. Mampu menahan panas &
tangan kulit FLR- 35 sinar radiasi las (sinar
ultraviolet las)
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
7 Sarung Showa pvc coated gloves CG- 1. Mampu menahan bahan
tangan 423 & CG 660 yang bersifat cair
karet 2. Nyaman dipakai saat bekerja
8 Sarung PIRANHA & A. 105/ B-108 1. Mampu melindungi tangan
tangan kualitas Export dari debu
benang 2. Nyaman dipakai saat bekerja
9 Masker - Masker anti polusi 1. Untuk perlindungan terhadap
kain hitam - Disposable dust mask polusi udara
2. Nyaman dipakai saat bekerja
10 Masker Masker anti polusi 1. Untuk perlindungan terhadap
kain putih polusi udara
2. Nyaman dipakai saat bekerja
11 Masker AS/NZS 1176:2003 & GM 30SY 1. Untuk perlindungan terhadap
respirator polusi udara
2. Nyaman dipakai saat bekerja
Impact Google (sejenis) 1. Rapat, dapat melindungi dari
Type PR 12140 radiasi asap pengelasan
12 Kaca mata 2. Tidak melelahkan mata
las 3. Nyaman dipakai saat bekerja
Proguard -PC- 7888 1. Mampu menahan sinar
-DWL-S10 ultraviolet las listrik
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
13 Kaca mata Impact Google (sejenis) 1. Rapat, dapat melindungi dari
potong King (ASNI Z87. 1) serbuk beton, besi dan
Kaca mata percikan api
grenda 2. Tidak melelahkan mata
3. Nyaman dipakai saat bekerja
14 Kedok las Type welding handshield 1. Mampu melindungi sinar

34
ultraviolet las listrik
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
15 Jas hujas 100% waterproof 1. Mampu menahan resapan air
Rainwear RC 8020 hujan
2. Nyaman dipakai saat bekerja
16 Safety Belt H. Proguard PG 141057 1. Mampu menahan beban lebih
I.Proguard PG 141051 dari 110 kg
J.Hidaku safety belt 2. Nyaman dipakai saat bekerja
di ketinggian
Full Body - Proguard PG 141060-EB 1. Mampu menahan beban lebih
17 Harnes - Proguard PG 141062 dari 15 KN
2. Nyaman dipakai saat bekerja
di ketinggian
Tali Proguard EV 260-SH Tekanan statis mampu
Pengait menahan > 22KN dan beban
lenturan 6 KN
18 Rompi - Warna hijau list abu- Sebagai Identitas Manajement,
abu(Inspektor) Petugas dan tamu
- Warna orange (jaring) list abu-
abu (manajemen)
- Warna orange list abu-abu
(tamu)
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, 2018
Penyediaan APD bagi karyawan di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera
Utara telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RINo.PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1) : “Pengusaha
wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja”.

Gambar : Ruang Locker dan APD

35
a. Peminjaman APD
Sebelum Bekerja / peminjaman APD :
1. Setiap peminjaman APD harus melalui Petugas APD.
2. Peminjaman dilakukan di loket APD.
3. Sebagai bukti peminjaman, karyawan harus menyerahkan Kartu APD dan Sepatu rumah.
4. Petugas menerima Kartu APD, Sepatu rumah dan mengambilkan APD sesuai nomor Kartu
APD dan menyerahkan ke karyawan beserta kunci locker.
5. Kunci locker akan dikembalikan ke petugas locker setelah mengganti pakaian kerja.

Setelah Bekerja / pengembalian APD :


1. Setiap pengembalian APD, APD harus dalam keadaan bersih dan baik, ke petugas APD
2. Pengembalian dilakukan di loket ruang APD dan mendapatkan kartu APD, Sepatu rumah
dan kunci locker
3. Petugas menempatkan APD di lemari APD yang disediakan sesuai nomor Kartu APD.

h.Rambu-Rambu K3 di Lingkungan Kerja PT. Wijaya Karya Beton Tbk


Untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan dan pengunjung
yang sedang berada di tempat kerja maka, PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara
membuat rambu-rambu keselamatan di lingkungan kerja.

36
i.Pelayanan Umum Tenaga Kerja
a. Pelayanan Kesehatan
Untuk pelayanan pemeliharaan kesehatan pekerja, PT Wijaya Karya Beton Tbk.
PPB Sumatera Utara menyediakan klinik yang buka setiap senin dan kamis (pukul
14.00-16.00 WIB). Akan tetapi, jika terjadi kecelakaan kerja berat akan dirujuk ke
rumah sakit terdekat yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Penjelasan mengenai
persyaratan dan ketentuan pelayanan pemeliharaan kesehatan tersebut telah dijelaskan
kepada seluruh pekerja.
b. Jaminan Kesehatan
Untuk menjamin kesehatan setiap karyawan, PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB
Sumatera Utara memberikan jaminan kesehatan bagi karyawan melalui program BPJS
Ketenagakerjaan dan Program In Health.
c. Pelatihan Tenaga Kerja
Dalam meningkatkan kinerja pegawai terampil (PETRA) yang efesien dan efektif
di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara, perusahaan melakukan petaltihan
tenga kerja. Adapun pelatihan yang dilakukan adalah pelaksanaan tranning bagi
karyawan baru, pelatihan khusus dengan adanya beberapa briefing seperti briefing yang
dijadwalkan setiap hari senin yang membahas tentang kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi, penggunaan APD, dan penjelasan pelaksanaan kerja yang benar. Kemudian,
briefing umum yang dilaksanakan 2 bulan sekali, membahas tentang kondisi
perusahaan, K3, dan hal-hal yang dialami oleh pekerja.
d. Informasi K3
Perusahaan menyediakan sarana informasi untuk menyebar luaskan informasi tentang
K3 berupa: pengumuman, undangan pertemuan hasil pelaksanaan dan perkembangan
serta insiden yang terjadi. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang mempunyai
implikasi/dampak terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja di pabrik maka
perusahaan akan melibatkan wakil pekerja melalui proses konsultasi. Mekanisme
konsultasi dikelola oleh P2K3 masing-masing tingkatan dan dilakukan dengan
pengisian formulir yang akan dibahas saat tinjauan K3/Safety Meeting secara periodik
tiga bulanan.

37
e. Sertifikasi Sarana Peralatan
Sertifikasi dilakukan terhadap semua sarana produksi dalam upaya perawatan,
perbaikan, pengoperasian alat dan barang, serta menjamin keamanan pengoperasian
peralatan yang pengoperasiannya dapat menimbulkan bahaya kecelakaan bagi
pekerja,yang digunakan dalam pelaksanaan produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB
Sumatera Utara. Hal ini harus sesuai dengan manual operasi yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat atau data yang bisa dipertanggungjawabkan dan setiap operator harus
sudah mendapat pelatihan pengoperasian peralatan.
Untuk memastikan keselamatan pekerja yang berada di dekat peralatan yang sedang
dalam proses perawatan, perbaikan, penambahan atau perubahan, dan memastikan
bahwa peraltan yang sedang dalam perawatan tersebut tidak boleh dioperasikan sebelum
benar-benar aman dan tidak membahayakan untuk itu diberlakukan:
“Ketentuan Penggunaan Lock Out dan Tag Out” sebagai berikut:
a. Memasang “Lock Out dan Tag Out” hanya dapat dilakukan oleh pekerja yang sudah terlatih.

b. Dalam penggunaan lock out harus memutuskan arus, memasang alat pada instalasi listrik

untuk tetap menjaga keamanananya pada posisi tidak aktif, memasang gembok/ kunci pada

panel distribus dalam jalur dan memasang kartu tag out pada instalasi/ panel listrik yang

sedang di isolasi.

c. Dalam melepaskan “Lock Out dan Tag Out” perlu memastikan bahwa mesin/ peralatan yang

ditangani telah siap dan aman di operasikan seperti menyingkirkan semua tools dari daerah

kerja dan memastikan semua sistem telah terpasang kemabali.

d. Peralatan “Lock Out dan Tag Out” hanya dapat dilepas oleh petugas atau pekerja yang

semula ditugaskan menangani.

JANGAN
DIOPERASIKAN
JANGAN DILEPAS
Alasan: .....................
KARTU INI
..................................
38
.....................

Medan, 2018
Lihat Halaman di
j.Pelaksanaan/ Proses kegiatan Sanitasi Industri
1. Sistem Pengelolaan Limbah Industri
PT. Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara dalam proses produksinya
menghasilkan limbah cair dan padat. Berikut tata cara kerja penanganan limbah :
Tabel 4.5 Tata cara penanganan limbah
Alat Yang
NO. Proses Cara Penanganan APD
Digunakan
1 Penanganan - Bak control utama harus dibersihkan dari -Whell loader -Sarung
Limbah limbah setiap 2 kali sehari (jam 09.00 dan -Dump Truk Tangan
pada bak 16.00 WIB) -Cangkul -Helm
kontrol - Limbah dipindahkan dengan whell loader -Sekop -Sepatu
utama ke damp truk Kerja
- Dump truk membuang ke tempat yang telah
ditentukan
2 Penanganan - Bak kontrol harus dihentikan dari limbah - Cangkul - Masker
limbah setiap 3 (tiga hari) -Sekop - Sarung
beton pada - Limbah dari dalam bak kontrol dipindahkan -Ember Tangan
bak kontrol dengan menggunakan cangkul/sekop ke - Helm
dalam ember dari dan dipindahkan ke bak -Sepatu
penampung Kerja
3 Penanganan - Bak tampung harus di bersihkan dari - Damp Truk - Sarung
Limbah limbah 1 (satu) hari dari pembongkaran bak -Cangkul Tangan
Beton Pada kontrol -Sekop - Helm
Bak - Limbah dari bak tampung di pindahkan ke - Sepatu
Tampung dalam dump truk memakai cangkul/sekop Kerja
untuk seterusnya di buang ke tempat yang
telah ditentukan
4 Penanganan - Saluran dibersihkan dari limbah setiap 2 - Cangkul - Sarung
Limbah (dua) hari - Sekop Tangan
Beton pada - Limbah diambil dari saluran memakai - Kereta Sorong - Helm

39
Saluran cangkul/sekop dan diangkut dengan kereta - Sepatu
sorong kerja
5 Pembersiha - Sebelum disapu jalan disiram dengan air - Sapu Lidi - Sarung
n jalan sampai merata -Slang Air Tangan
kawasan - lakukan penyapuan dari kotoran atau - Helm
sampah-sampah pada satu tempat - Sepatu
- kumpulkan kotoran atau sampah- sampah di Kerja
ambil untuk selanjutnya dibuang ke tempat
yang telah ditentukan
6 Penanganan - buang dan alirkan limbah beton cair stelah - Selang Air - Sarung
Limbah Cair proses pemutaran spinning ke saluran bak - Dump Truck Tangan
Hasil Sisa limbah - Whell Loader - Helm
Putaran - biarkan sampai bak penuh kemudian alirkan - Sepatu
Spinning kebak berikutnya dan setelah limbah agak Kerja
mengeras diambil dengan whell loader dan
dump truk untuk dibawa kebak limbah
induk
7 Penanganan - Jika limbah beton induk sudah penuh dan - Exavator - Sarung
limbah padat, maka limbah tersebut dipindahkan - Dump Truck Tangan
padat dengan menggunakan axavator ke bak - Skop -Helm
( Sludge) diseblahnya - Sepatu Kerja
pada Bak - Jika bak penampungan sudah penuh maka
Limbah limbah padat tersebut dibuang keluar pabrik
Induk dengan menggunakan exavator dan mobil
dump truck
- Untuk merapihkan lokasi sekitar bak
limbah dapat menggunakan skop
8 Penanganan - Kumpulkan dan tempatkan besi/drum bekas - Bak Limbah- Sarung
Limbah Besi dengan rapi Besi Bekas Tangan
Bekas - Setelah bak/tempat drum/besi bekas penuh - Mobil Bak-Helm
dapat dijual dengan dikoordinasikan oleh Terbuka - Sepatu Kerja
bagian gudang dan produksi
- Tumpukan drum maximal 5 (lima) lapis
dengan posisi tidur serta diberi ganjal
dilapisan bawah
9 Penanganan - setelah diadakan pengujian kubus beton, - Tempat Kubus -Sarung
Kubus kubus dilanggar menggunakan kereta - Kereta Sorong Tangan
Beton Bekas sorong dan diletakan di sekitar laboratorium - Mobil Bak-Helm
TM Terbuka - Sepatu Kerja
- Kubus beton dapat digunakan sebagai
pembangunan prasarana pabrik atau dapat
digunakan sebagai ganjal produk ccsp
- Jika pegawai memerlukan kubus makan
kubus beton tersebut boleh diberikan
dengan jumlah yang wajar
10 Penanganan - Jika limbah beton induk sudah penuh dan - Excavator - Sarung
Limbah padat, maka limbah tersebut dipindahkan - Dump Truk Tangan
Beton dengan menggunakan excavator ke bak - Skop - Helm
(Sudge) sebelahnya - Sepatu Kerja
pada bak - jika bak penampungan sudah penuh maka

40
limbah limbah padat tersebut dibuang keluar
induk dengan menggunakan excavator dan mobil
dump truk
- untuk merapikan sekitar bak-bak limbah
dapat menggunakan skop
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, 2018
2 Sistem Pengelolaan dan Penyediaan Air Bersih Industri
Sistem pengelolaan dan penyediaan air bersih PT. Wika Beton :
 Penyediaan air bersih pada PT.Wika Beton(Wijaya Karya Beton)menggunakan air yang
berasal dari pam dan di alirkan menuju ke reservoir air untuk di alirkan lagi ke toilet &
wastafel yang ada di dalam pabrik.
 Untuk pengelolaan air buangan dari toilet ataupun wastafel yang dilakukan oleh PT.Wika
Beton ini sendiri menggunakan IPAL yang sudah di buat khusus pada perusahaan ini.
 Sumber air bersih pada PT.WIKA sudah memenuhi persyaratan Fisik,Kimia dan Biologi
 Penyediaan Sumber Air bersih juga sudah memenuhi persyaratan yaitu 60L/org/hari

3 Sistem Pengelolaan Sanitasi Makanan dan Minuman


1. Inspeksi K3 Harian Kantin
Inspeksi K3 harian kantin merupakan inspeksi yang dilakukan tiap hari untuk
mengetahui kelayakan makanan yang disajikan oleh penyedia makanan/catering
untuk dikonsumsi para pegawai PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Adapun ketentuan
inspeksi catering harian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Ketentuan Inspeksi Catering Harian
No Uraian Keterangan
1 Menu Sesuai daftar menu catering
2 Kelayakan/kualitas Makanan yang tersedia tidak basi
3 Sampel a. Setiap menu makanan harus ada sampel (contoh)
makanan yang disimpan sebagai Bank sampel untuk
konfirmasi bila terjadi gangguan atau tuntutan konsumen
b. Penempatan sampel untuk setiap jenis makanan dengan
menggunakan piring dan sampel disimpan dalam lemari
kulkas selama 1x24 jam
c. Sampel yang sudah tidak diperlukan lagi tidak boleh
dimakan tetapi harus dibuang
4 Ruang Kantin a. Ruangan kantin bersih dan terawat rapi
b. Lantai bersih dan bebas dari sampah/kotoran
c. Tersedia wastafel (kran untuk mencuci tangan)
d. Sarana kantin seperti piring, gelas, sendok, meja, kursi,
dll harus bersih dan higienis
e. Tersedia tempat area merokok

41
5 Maja dan Kursi a. Semua alat terawat dan tertata rapi
b. Bersih dari kotoran dan debu
c. Bebas dari material/benda yang tidak perlu
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, 2018
2. Inspeksi K3 Catering per triwulan
Inspeksi K3 Catering per triwulan merupakan kumpulan data per tiga bulan hasil
inspeksi K3 harian kantin yang dilakuakan tiap hari. Sehingga data yang didapat
berdasaran persyaratan penyehatan makanan dan minuman pada kantin PT.WIKA
sudah memenuhi persyaratan.

Gambar 4.9 Ruang Kantin


4 Sistem Pengelolaan Pengendalian Vektor dan Serangga
Tujuan dari Pengendalian Vektor :
1. Menurunkan populasi vektor serendah mungkin secara cepat sehingga keberadaannya tidak
lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah
2. Menghindari kontak dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah
3. Meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh binatang atau serangga pengganggu

Sistem Pengendalian Vektor dan Seranga Pada PT.WIKA

1. Pengendalian Vektor Nyamuk


Pengendalian vektor nyamuk menggunakan Insektisida untuk penyemprotan
(IRS, spray, fogging).PT. Wika Beton melakukan fogging setiap 1 minggu sekali
secara rutin.

42
2. Pengendalian tikus
Beberapa metode pengendalian tikus yag dilakukan oleh PT.WIKa yaitu :
Secara mekanik dan sanitasi yaitu memasang traps atau perangkap pada gudang
penyimpanan bahan baku produksi dan tempat –tempat yang dicurigai ada keberadaan tikus.

3. Pengendalian lalat dan kecoak


Dalam pengendalian lalat dan kecoa PT.WIKA melakukan dengann teknik Kimiawi yaitu
sekaligus pada tahap pengendalian nyamuk dewasa dengan proses pengasapan atau foggig
yang diakukan setiap 1 kali dalam semingu.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan laporan diatas maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :

43
1) PT.WIKA sudah memiliki standar persyaratan Sanitasi Industri yang sudah
memenuhi terlihat dari ketersedian prasarana pengelolaan sampah,penyediaan
sumber air bersih yang memenuhi persyaratan secara fisik,kimia da biologi serta
pengelolaan limbah yang dihasilkan leh PT.WIKA
2) PT WIKA sudah menjalankan dan memenuhi persyarataan Keselamatan Kerja
berdasarkan PP RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 - Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3) Pekerja PT WIKA sudah mengenakan APD yang diperlukan untuk mencegah
peluang terjadinya kecelakaan seperti sepatu boot, sarung tangan, masker, helm,
dan ear plug dan memberikan edukasi pencegahan seerti Technica Meeting
ataupn briefing serta memaprakan SOP pada setiap alat-alat pekerjaan yang
berada paa PT WIKA serta memberikan pengawasan dan sanksi kepada
karyawan yang lalai maupun melanggar ketetapan. SOP
4) Pengendalian vektor dan binatang pengganggu pada PT. WIKA sudah
dijalankan dengan baik terlihat pada pengendalian nyamuk dewasa,kecoa
menggunakan fogging pada setiap 1 minggu sekali dan pengendalian tikus
menggunakan traps pada gudang penyimpanan bahan baku.

2. Saran
Berdasarkan laporan diatas, maka penulis menyarankan kepada pabrik untuk
melakukan hal-hal dibawah ini, yaitu :
1. Menambah poster dan rambu-rambu K3 pada setiap sudut perusahaan agar para
karyawan lebih sadar dn termotivasi bahwa pentingnya Alat Pelindung Diri bukan
hanya sebagai “Safety the first” tetapi “Safety is my life”.

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.
Ramdani, Ahmad Reza. 2013. “Analisis tingkat risiko keselamatan kerja pada kegiatan
penambangan Batubaradi bagian mining operation PT. Thiess contractors

44
Indonesia Sangatta Mine Project, Kalimantan Timur Tahun 2013”.
Skripsi.FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
T, Lestari. Erlin, Trisyulianti. “Hubungan Keselamatan dan kesehatan kerja dengan
produktivitas kerja karyawan (studi kasus : bagian pengolahan PTPN VIII
Gunung mas, Bogor)”. Skripsi.Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB,
2012.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

DOKUMENTASI

45
46

Anda mungkin juga menyukai