Laporan PKL Industri PT - Wika Kel 7
Laporan PKL Industri PT - Wika Kel 7
Laporan PKL Industri PT - Wika Kel 7
SANITASI INDUSTRI
PT. WIJAYA KARYA BETON SUMATERA UTARA
Disusun Oleh :
Efny Anggreny
P00933118014 Leo Naldo Ginting P00933118030
Tarigan
Febrina Kriskha
P00933118076 Rosalita Sihombing P00933118109
Valentina
Rohani
P00933118047 Ray Okta Tarigan P00933118103
Sihombing
Hanna M.
P00933118080 Putri Handayani P00933118043
Togatorop
Laporan Praktek Kerja Institusi Sanitasi Industri PT. WIJAYA KARYA BETON
Lokasi :Jl. Binjai Km. 15,5 No.1 Diski, Deli Serdang Sumatera Utara telah disahkan
pada :
Hari :
Tanggal :
Riyanto Suprawihadi,SKM,M.Kes
NIP. 197308161998032001 …………………….
Muharyanto
NIP. Ls 900917 …………………….
Saidi
NIP. …………………….
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sanitasi Lingkungan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya sehingga Laporan Praktek Kerja Institusi Sanitasi Industri PT.
Wika Beton.Tbk ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini
disusun selama penulis menjalankan PKL secara Daring. Pada kesempatan ini, penulis
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Erba Kalto Manik, SKM, M.SC selaku Kepala Jurusan Kesehatan
Lingkungan Kabanjahe.
2. Bapak Muharyanto, Bapak Saidi selaku CI di pabrik di PT. Wika Beton.
Tbk
3. Bapak Riyanto Suprawihadi,SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing
Praktek Kerja Institusi Sanitasi Industri dan K3
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Medan Jurusan Kesehatan
Lingkungan di Kabanjahe merupakan institusi pendidikan yang akan menghasilkan
tenaga professional di bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, mahasiswa tentunya perlu dibekali berbagai macam proses belajar
mengajar baik teori yang diberikan di ruang kelas, maupun praktek di laboratorium atau
praktikum di bengkel kerja (workshop) dan pengalaman belajar lapangan di berbagai
institusi/perusahaan yang berhubungan dengan kurikulum yang ada di jurusan kesehatan
lingkungan. Salah satu mata kuliah yang perlu mendapatkan pengalaman praktek kerja
lapangan adalah bidang studi Sanitasi Industri, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Praktek Kerja Institusi ini dilaksanakan agar mahasiswa memperoleh pengalaman
langsung dilapangan dan dapat memahami serta membandingkan teori yang diperoleh
dibangku kuliah dengan kenyataan yang didapatkan di lapangan. Agar mahasiswa dapat
praktek dengan benar dan terarah, mereka dibina dan dibimbing oleh dosen
pembimbing institusi dan pihak industry sehingga mahasiswa mampu mengetahui,
menganalisa,permasalahan yang ditemui serta dapat memberikan alternative pemecahan
masalah dengan baik. Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian yang termuat diantara
perkuliahan semester VI dengan beban studi 3 (tiga) SKS. Mata kuliah ini
merupakan“applied science”dari ilmu sanitasi dasar seperti Penyediaan air dan
Pengolahan Limbah Cair, Sanitasi Makanan dan Minuman, Pemberantasan Vektor,
Pengolahan Sampah, dan Penyehatan Udara.
Supaya mahasiswa mampu memenuhi tugas tersebut, makaperlu pembuatan laporan
praktek kerja ini untuk kelancaran Praktek Kerja Industri di PT.WIJAYA KAYA
BETON SUMATERA UTARA.
1
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi, melaksanakan kegiatan dan memberikan
pemecahan masalah yang ditimbulkan pada persyaratan Sanitasi industri,
keselamatan dan kesehatan kerja di industri
2. TujuanKhusus
1) Mahasiswa mampu mengumpulkan data kesehatan lingkungan dan kesehatan
kerja di industri.
2) Mahasiswa mampu menganalisis dan menentukan pemecahan masalah
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja industri.
3) Mahasiswa mampu memberikan saran-saran perbaikan bila ditemukan ada
masalah tentang sanitasi dan kesehatan kerja serta pencemaran lingkungan
industri.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan . Dengan demikian, sanitasi merupakan usaha maupun
tindakan dari seseorang terhadap lingkungan sekitarnya agar terkondisi bersih dan sehat.
Secara luas, menurut Jenie dalam Purnawijayanti (2001:2) ilmu sanitasi merupakan
penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu memperbaiki, mempertahankan,
atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia.Berdasarkan pemaparan
tersebut penerapan sanitasi penting dilakukan sehingga berdampak baik pada kesehatan
manusia.
Sanitasi industri, adalah usaha mencegah penyakit di tempat kerja dengan cara
menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor dilingkungan kerja yang dapat
berperan dalam pemindahan bahaya/penyakit sejak penerimaan bahan baku, proses
produksi, sampai pada tahap distribusi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu keilmuan yang multidisiplin
yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko
bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat KAK,
PAK, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja.
Menurut pasal 1, ayat (1) Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah “segala kegiatan untuk rnenjamin dan melindungi
Keselarnatan dan Kesehatan Tenaga Kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja”.
3
ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, dimana tempat kerja sendiri dalam
Pasal 1 angka 1 UU 1/1970 berbunyi: ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Tujuan dari undang-undang dapat dilihat
pada pasal 3 ayat 1 UU No. 1970 tentang keselamatan kerja diantaranya :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luaska suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
7. Memberi alat-alat pelindung diri pada pekerja.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Berdasarkan Undang-Undang No 1 tahun 1970, bertujuan agar
masyarakat dan lingkungan kerja menjadi aman, sehat dan sejahtera yang
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas serba efisien hal yang paling
utama dalm Undang-Undang tersebur adalah suatu system pencegahaan,
serta perangkat K3 dalam suatu unit usaha, syarat-syarat K3 ditempat kerja,
hak kewajiban, tanggung jawab dan sanksi serta pembinaan kerja.
Peraturan K3 dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PP
No. 50/2012), yakni yang tercantum dalam Pasal 5 PP 50/2012:
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
4
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
3. Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan
Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat
memperhatikan konvensi atau standar internasional.
Dalam penjelasan Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
juga telah mengamanatkan antara lain:
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.
2. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
C. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam bekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahayabahaya
secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang
mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja.
Alat pelindung diri (APD) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu APD bagian kepala,
APD bagian tubuh dan APD bagian tubuh lainnya. Tiga bagian tersebut selanjutnya
akan diulas secara lengkap di bawah ini.
1. APD bagian kepala sejatinya terbagi menjadi enam jenis, diantaranya yaitu:
a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
APD bagian kepala yang pertama adalah topi pelindung. Topi yang biasanya
berbentuk helmet ini digunakan untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda-
benda asing maupun paparan bahaya dari aliran listrik.Topi yang kerap kali
dipakai oleh petugas gudang atau teknisi mesin ini, sebaiknya dirancang sesuai
5
dengan ukuran kepala.Hal tersebut berguna tidak hanya agar nyaman saat
dikenakan, tetapi juga agar mampu melindungi kepala penggunanya secara
efektif.Jika dilihat berdasarkan perlindungannya terhadap arus listrik, topi
pelindung pada dasarnya terbagi menjadi tiga, yaitu helmet tipe general, helmet
tipe electrical dan helmet tipe conductive.
b. Kacamata Pelindung (Safety Glass)
kacamata ini berfungsi untuk melindungi mata dari debu, bahaya benda tajam,
silaunya sinar matahari, hingga percikan bahan kimia.Kacamata pelindung
sendiri sejatinya terbagi menjadi dua, yaitu kacamata biasa atau yang disebut
dengan safety spectacle dan kacamata dengan bentuk yang menempel ada muka
atau safety goggles.
c. Penutup Telinga (Ears Muff)
Penutup telinga sendiri berguna sebagai pelindung telinga dari suara-suara
berintensitas tinggi.Terdiri dari Head Band dan Ear cup yang terbuat dari
bantalan busa, Ears Muff ini mampu mengurangi intensitas suara hingga 20 –
30dB.Tidak hanya itu, Ears Muff juga mampu melindungi bagian luar telinga
dengan bantal busa yang dimilikinya. Umumnya, penutup telinga ini dipakai
Generator dan Teknisi Mesin.
d. Penyumbat Telinga (Ears Plug)
Penyumbat telinga menjadi memiliki fungsi yang serupa dengan penutup
telinga, namun Ears Plug hanya mampu mengurangi intensitas suara hingga 10
– 15dB saja.Biasanya, Ears Plugs digunakan oleh para pekerja yang aktivitasnya
berada di daerah produksi dan sering mendengar suara mesin tinggi, salah
satunya yaitu seperti Surface Mount Technology (SMT).
e. Respirator
Respirator berfungsi sebagai pelindung alat pernapasan, seperti hidung dan
mulut dari berbagai macam bahaya, seperti debu, partikel mist dan fume, uap,
gas, bau bahan kimia atau pun alat solder.APD yang satu ini pada umumnya
digunakan oleh operator pengecatan, teknisi solder dan lain sebagainya.
f. Masker
6
APD bagian kepala yang satu ini sejatinya tidak memiliki fungsi yang berbeda
dengan respirator.Sebab, masker berguna untuk melindungi hidung dan mulut
selaku alat pernapasan agar terhindar dari debu, gas, atau pun bahan kimia
lainnya yang berbahaya.Yang membedakan masker dan respitori yaitu terletak
pada bahan yang digunakan. Pasalnya, masker biasanya dibuat menggunakan
bahan kertas sekali pakai atau pun kain yang bisa dicuci.
2. APD bagian tubuh. APD yang satu ini terdiri dari lima jenis, yaitu:
a. Apron
Sebagai salah satu alat pelindung diri, Apron berfungsi untuk melindungi diri
dari suhu panas dan percikan bahan-bahan kimia berbahaya.Tidak hanya itu,
apron juga biasanya digunakan untuk proses persiapan produksi bahan-bahan
kimia, diantaranya seperti perekat (adhesive), oli dan minyak.
b. Wearpack
Alat pelindung diri bagian tubuh yang kedua adalah wearpack. APD yang satu
ini biasanya digunakan oleh pekerja tambang, bengkel, pemadam kebakaran dan
pekerjaan lainnya yang memiliki risiko bahaya tinggi.Bentuk dari wearpack itu
sendiri biasanya menutupi bagian leher hingga mata kaki. Hal tersebut ditujukan
untuk melindungi seluruh bagian tubuh pemakai, agar terhindar dari percikan
bensin, api, panas, minyak dan sebagainya.
c. Jas Hujan
Mungkin di antara kamu hanya mengetahui kegunaan jas hujan sebagai
pelindung diri dari hujan. Namun nyatanya, fungsi utama dari jas hujan yaitu
sebagai pelindung tubuh dari percikan semua jenis air saat bekerja.Pada
beberapa merek tertentu, jas hujan mungkin di design tidak hanya mampu
menahan air, tetapi juga tahan akan panas dan api. Salah satunya adalah jas
hujan yang biasa digunakan oleh para pemadam kebakaran.
d. Pelampung
Kata pelampung rasanya sudah tidak asing di dengar di telinga. Sebagian orang
mungkin akan berpikir, kalau pelampung merupakan alat yang digunakan para
tim penyelamat di sisi kolam renang atau pun pesisir pantai.Namun faktanya,
7
pelampung tersebut hanya lah satu dari beberapa jenis pelampung yang
berfungsi sebagai APD.
e. Rompi Pengaman
Jenis APD bagian tubuh yang terakhir adalah rompi pengaman. Berbeda dari
rompi biasanya, rompo ini mampu menimbulkan cahaya agar para pekerja
lapangan dapat terlihat ketika bekerja di malam hari.Kemampuan timbulnya
cahaya tersebut, disebabkan oleh penggunaan bahan polyester pada rompi yang
memang didesain khusus memakai tambahan reflector.
3. APD Bagian Tubuh Lainnya. Di mana, APD ini terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
- Sarung Tangan (Hand Gloves)
Sarung tangan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi para pekerja,
yang pekerjaannya berhubungan dengan proses pemanasan, benda tajam,
maupun larutan kimia.Bagi mereka, sarung tangan wajib digunakan secara
intensif, agar tangan terlindungi dari beberapa risiko berbahaya yang mungkin
saja terjadi.
- Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Jenis APD kedua untuk bagian tubuh lainnya yaitu sabuk pengaman. Biasanya,
APD yang satu ini digunakan oleh pekerja yang bekerja di atas ketinggian.Sabuk
pengaman ini akan melindungi mu dari risiko jatuh dari ketinggian, dengan cara
mengikatkan tali di bagian pinggang mu.
- Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Jenis APD yang terakhir adalah sepatu pelindung. Sepatu yang memiliki bentuk
seperti sepatu boots ini umumnya digunakan untuk melindungi kaki mu dari
risiko terkena cairan kimia, benturan benda berat, tusukan benda tajam dan
sebagainya
8
Kesehatan (Health) menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah “keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara sosial dan
ekonomis.” Keselamatan (safety) mempunyai arti keadaan terbebas dari celaka
(accident) ataupun hampir celaka (incident atau near miss).Sedangkan kerja
(occupation) berarti kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan atau instansi tertentu apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(T. Lestari, Erlin Trisyulianti, 2012: 73).
Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja secara umum adalah untuk menciptakan
lingkungan atau suasana yang aman dan sehat, guna mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dalam hubungannya dengan pemeliharaan pekerja agar loyalitas karyawan
terhadap tempat kerja terbina dengan baik.Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja
R.I. No.Kep.463/MEN/1993, tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah
mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyamandengan
keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial dan bebas kecelakaan.
Pengertian kecelakaan kerja menurut Frank Bird Jr, adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Ada
tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan (Ahmad Reza
Ramdani, 2013: 13) :
- Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian
baik bagi manusia maupun harta benda.
- Incident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan
kerugian.
- Near Miss : adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident maupun accident.
9
Faktor penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia (unsafe human
acts), berupa tindak perbuatan manusia yang tidak mengalami keselamatan seperti tidak
memakai Alat Pelindung Diri (APD), bekerja tidak sesuai prosedur, bekerja sambil
bergurau, menaruh alat atau barang tidak benar, kelelahan, kebosanan dan sebagainya
selain faktor manusia jugadisebabkan faktor lingkungan (unsafe condition), berupa
keadaan lingkungan yang tidak aman, seperti mesin tanpa pengaman, peralatan kerja
yang sudah tidak baik tetapi masih dipakai, cuasa, dll. Pengendalian risiko yang dapat
dilakukan pada risiko terjadinya kecelakaan kerja adalah inspeksi K3 harian untuk
pemakaian alat pelindung diiri (APD) lengkap dan pemantauan kepada pekerja yang
tidak memakai APD (Saloni dan Ferida, 2016).
Dalam bekerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit dalam
bekerja akan berdampak pada diri, keluarga, dan lingkungannya. Salah satu komponen
yang dapat meminimalisir penyakit akibat kerja adalah tenaga kesehatan.Tenaga
kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban yang terpapar penyakit
akibat kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.Tujuan memahami penyakit akibat kerja
ini adalah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan agar lebih mengerti tentang
penyakit akibat kerja dan dapat mengurangi korban yang terpapar penyakit akibat kerja
guna meningkatkan derajat kesehatan dan produktif kerja. Beberapa penyakit akibat
kerja tersebut antara lain ialah Penyakit kulit dan Gejala pada Punggung dan Sendi.
10
menyebutkan bahwa kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan kimia, fisika, mikrobiologi, dan radioaktif. Syarat fisik yaitu tidak berasa,
tidak berbau, dan tidak berwarna. Syarat mikrobiologi yaitu tidak mengandung bakteri
phatogen. Syarat kimia yaitu ph normal antara antara 6,5-9,2 dan tidak mengandung
bahan kimia berbahaya.
F. Air Limbah
Menurut PP Nomor 82 Tahun 2001, air limbah merupakan sisa hasil kegiatan/usaha
yang memiliki wujud cair. Menurut Sugiharto dalam Khoiron (2014:31) air limbah
merupakan kotoran yang berasal dari rumah tangga,masyarakat dan juga industri. Selain
itu, air limbah juga merupakan air permukaan,air tanah serta buangan lainnya.
Sumantri (2015:86-87) sumber air limbah bersal dari 2 jenis kegiatan yaitu:
g. Air limbah rumah tangga
Limbah cair rumah tangga merupakan limbah cair yang bersumber dari pemukiman
penduduk. Pada dasarnya limbah cair rumah tangga terdiri dari tiga fraksi penting,
yaitu:
1. Faeces yang berpeluang memiliki kandungan mikroba pathogen (contohnya :
bakteri e.coli).
2. Urine biasanya memiliki kandungan nitrogen, fosfor, dan juga kemungkinan
kecil mikroorganisme.
3. Greywater adalah limbah cair domestik yang bersumber dari air bekas cuci
pakaian, dapur, dan air mandi tetapi bukan dari toilet.
Campuran faeces dan urine disebut dengan excreta.Excreta yang bercampur dengan
air bilasan toilet disebut dengan blackwater atau sewage.Dalam excreta terkandung
banyak mikroba patogen. Excreta berperan sebagai transport utama bagi penyakit
bawaan air (waterborne disease). Jenis limbah cair ini harusdilakukan pengelolaan
terlebih dahulu karena terdapat bakteri patogen.
h. Air limbah industri
Air limbah industri merupakan hasil dari sisa produksi pada suatu industry yang
dihasilkan dari pemakaian air pada suatu proses produksi. Air yang digunakan dalam
11
proses produksi mengandung berbagai macam zat yang bervariasi tergantung dari bahan
baku yang digunakan pada industri tersebut.
12
Pengendalian lingkungan adalah teknik terbaik mengontrol vektor karena
mimiliki sifat permanen.Contoh membersihkan perindukan vektor.
b) Pengendalian kimia
Pengendalian ini, menggunakan beberapa golongan insektisida.
c) Pengendalian biologi
Pengendalian ini, untuk mengurangi pencemaran lingkungan efek pemakaian
insektisida, contoh pengendalian ini yaitu dengan cara melihara ikan.
d) Pengendalian Genetik
Pengendalian ini, memiliki cara-cara yang dapat digunakan yaitu choromosomal
translocation, steril technique, dan citoplasmic incompatibility.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum
PT.Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara adalah perusahaan yang
memproduksi beton pracetak seperti tiang pancang, tiang pancang segi tiga, tiang
listrik, bantalan kereta api, balok jembatan, CCSP (Corrugated Concrete Sheet
Pile), dan sheet pile yang digunakan dalam proses konstruksi jembatan, gedung,
jalan raya serta berbagai infrastruktur lainnya. Sehingga dalam hal kegiatan ini
diperlukan adanya penerapan Sanitasi Industri dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja(K3).
b.Lokasi
Praktek Kerja Lapangan Sanitasi Industri dilaksanakan di PT. Wika
Beton Tbk.PPB Sumatera Utara berlokasi di Jalan Binjai Km. 15,5 No.1
Diski, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Industri ini dibangun pada area
tanah seluas 50.000 m2 ,praktikum ini dilaksanakan secara daring.
C. Objek Pengamatan
Objek pengamatan dalam praktek kerja di PT. Wika Beton Tbk.PPB ini terbagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Mengetahui cara-cara Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja :
Sistem Penggunaan Alat Pelindung Diri pada karyawan/ pekerja
Sistem Aturan Kerja pada pekerja bagian produksi maupun
perkantoran/administrasi
Sistem Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan secara berkala dan rutin.
14
Cara Pengawasan dan Penyuluhan tentang Sanitasi industri, keselamatan dan
kesehatan kerja pada pekerja di Industri.
Mengetahui penyakit akibat kerja yang ada di industri..
Mengetahui upaya-upaya penanggulangan kecelakaan kerja
Tugas pokok dan fungsi HSE (Health Safety Environment)
Mengetahui pemetaan faktor risiko kejadian keselamatan dan kesehatan
kerja.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Identitas Umum Perusahaan
1.1 Profil Perusahaan
PT.Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara adalah perusahaan yang
memproduksi beton pracetak seperti tiang pancang, tiang pancang segi tiga, tiang listrik,
bantalan kereta api, balok jembatan, CCSP (Corrugated ConcreteSheet Pile), dan sheet
pile yang digunakan dalam proses konstruksi jembatan, gedung, jalan raya serta
berbagai infrastruktur lainnya.
PT. Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara berlokasi di Jalan Binjai Km.
15,5 No.1 Diski, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Industri ini dibangun pada
area tanah seluas 50.000 m2 .Lokasi PT. Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara
disajikan pada Gambar 4.1.
16
Gambar 4.1 Lokasi PT Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Sumatera Utara
Sumber : Google Earth, 2018
Melihat potensi pasar yang ada dan kondisi persaingan usaha, maka PT. Wijaya
Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara terus berusaha meningkatkan kinerja melalui
Sumber Daya Manusia dan Alat produksi dengan terus melakukan pengembangan.
Maka untuk memenuhi pasokan Listrik di wilayah Sumatera, pada tahun 1987
dibangun Pabrik Tiang Listrik tepatnya di Padang Sidempuan untuk Tender Proyek
Tower XVIII Asian Development Bank di Padang Sidempuan dan Sibolga, yang
memproduksi khusus Tiang Listrik.
17
Pada tahun 1989 Pabrik Tiang Listrik di Padang Sidempuan dipindahkan ke Pabrik
Binjai tepatnya Jalan Raya Medan-Binjai Km 15,5 No. 01 dengan kapasitas 2 Jalur guna
melayani wilayah Sumbagut, dengan memproduksi Produk Tiang Listrik Beton dan
Bantalan Jalan Rel (BJR).Pada tahun 1990 mulai melakukan produksi perdana Tiang
Pancang dengan penambahan 1 Jalur produksi baru plant 3, khususnya memproduksi
Tiang Lisrik dan Bantalan Jalan Rel serta melakukan perluasan Pabrik kearah selatan
seluas 2.5 Ha.Pada tahun 1994 di bangun Jalur IV untuk memproduksi produk
pracetak: Sheet Pile dan Beam Jembatan. Di tahun 2003 dilakukan pembangunan Single
Line di Jalur III.Pada tahun 2004 melakukan Renovasi pada Ruang Genset dan Ruang
mesin boiler (pesawat uap).Pada tahun 2005 melakukan optimalisasi Jalur I Menjadi
Batching Plant yang sebelumnya menggunakan Mixer serta melakukan penggantian
Pondasi Spining jalur 1 dan pembangunan Jembatan Timbang Kapasitas 40 Ton.
Tahun 2006 melakukan pembuatan Single Line sepanjang 60 meter di Jalur IV serta
pengatapan, penggantian Mixer menjadi Batching Plant, Pengembangan Stok Yard
beserta penggatian pondasi spinning Jalur II. Di tahun 2007 pengembangan stock Yard
Vb. Tahun 2008 Single Line di Jalur IV sebanyak 60 menjadi 120 Meter dan
pembangunan Jalur V serta melakukan renovasi kantor.
Tahun 2009 pembangunan jalan Sisi Barat Renovasi dan Peningkatan Kapasitas
Gudang. Tahun 2010 melakukan pembangunan Wire Caging dan Renovasi Kantin serta
bangunan gudang material serta untuk mendukung kinerja perusahaan, PT Wijaya
Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utarapun berusaha mengembangkan diri agar dapat
bersaing di industri beton pracetak, yaitu dengan mengimplementasikan Sistem
Manajemen ISO 9001-2000 series dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, yang perkembangannya sebagai berikut :
Tabel 4.1Sistem Manajemen ISO 9001-2000 series di PT. Wijaya Karya Beton
Tbk. PPB Sumatera Utara
18
1. 1995 Sistem Manajemen Mutu Lioyd’sRigester Quality
ISO 9001:1994 ke-I Assurence(LRQA)
19
Beton.Berdasarkan Surat Keputusan No.SK.01.01/WB-OA.110/2005 tentang Visi, misi,
motto, nilai-nilai dan paradigma.
Visi PT. Wijaya Karya Beton: “Menjadi Perusahaan Terkemuka Dalam Bidang
Engineering, Production, Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”.
1) Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi harapan pelanggan
2) Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan persyaratan dan harapan
pemangku kepentingan.
3) Menjalankan sistem manajemen dan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan
efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.
4) Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan.
5) Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
20
6 Permenakertrans No. PER 02/ MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dalam penyelenggaraan kesehatan kerja.
7 Permenakertrans No. PER 01/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.
8 Keputusan presiden No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
9 PERMENAKERTRANS No. PER 13/MEN/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika
dan nilai ambang batas faktor kimia di tempat kerja.
1.4 Sistem Aturan Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Maupun Perkantoran/
Administrasi
a. Tata Tertib di Kawasan PBB Sumut
1. Setiap mitra kerja, kontraktor, dan tamu diwajibkan melapor kesecurity/satpam sebelum
memasuki kawasan pabrik.
2. Wajib memakai pakaian sopan dan bersepatu, tidak diperbolehkan memakai sandal selama
berada dikawasan pabrik,kecuali tempat ibadah.
3. Wajib memakai kartu identitas yang telah ditentukan.
4. Wajib menjaga tingkah laku yang baik selama berada dikawasan pabrik.
5. Merokok hanya boleh dilakukan diarea rokok yang telah disediakan (smoking area).
6. Dilarang tidur pada saat jam kerja.
7. Dilarang makan dan minum dikawasan pabrik, kecuali ditempat-tempat yang telah
ditentukan.
8. Dilarang membawa dan atau mengkonsusi minuman beralkohol dikawasan pabrik.
9. Dilarang membawa senjata tajam dikawasan pabrik.
10. Dilarang membuang sampah selain pada tempat-tempat yang telah disediakan.
11. Wajib menjaga fasilitas dan perlengkapan perusahaan.
12. Wajib menjaga kerapian dan kebersihan dikawasan pabrik.
13. Dilarang menggunakan peralatan perusahaan tanpa ijin.
21
b. Waktu Kerja
Waktu kerja di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara adalah 40 jam
per minggu.
Shift normal bagi karyawan adalah 08.00 – 17.00 WIB. Namun jika perusahaan
menerima banyak pesanan dari pelanggan maka, diberlakukan 3 shift kerja, yakni:
1) Shift 1: 07.00 – 15.00 WIB
2) Shift 2: 15.00 – 23.00 WIB
3) Shift 3: 23.00 – 07.00 WIB
Waktu kerja karyawanPT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara telah
sesuai dengan peraturan Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan BAB X Pasal 77 ayat (1) dan ayat (2) huruf (a) dan (b).
1. ayat (1) : “Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja”.
2. Ayat (2) : “Waktu kerja sebagaimana dimaksud, meliputi : “huruf (a) 7 (tujuh) jam 1 (satu)
hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu; atau huruf (b) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu”.
c. Istirahat kerja
22
1. Contoh hasil produksi menggunakan metode putar yaitu tiang pancang beton dan tiang
listrik .
2. Contoh hasil produksi menggunakan metode non-putar yaitu CCSP (Corrugated Concrete
Sheet Pile),U-DITCH, BJR (Bantalan Jalan Rel), Beam Jembatan, dan lain-lain.
Dalam hal ini proses produksi yang akan dibahas adalah proses produksi dengan
metode putar yakni proses produksi tiang pancang, meliputi sebagai berikut:
1. Persiapan Tulangan
Pada proses ini dilakukan proses perakitan tulangan, dengan mempersiapkan material
yang terdiri dari PC Bar (wire), kawat spiral, dan plat sambung.Adapun metode yang
digunakan untuk pembuatan rakitan disebut metode caging atau metode pembuatan
rakitan tulangan dengan proses pengelasan dingin.Rakitan tulangan disesuaikan dengan
diameter produk. Diameter produk yang ada saat ini 300mm, 350mm, 400mm, 450mm,
500mm, dan 600mm.
23
Proses ini menggunakan mesin batching untuk mengaduk komponen pasir, batu
split (batu pecah), semen, air, obat beton (additive) sesuai dengan komposisi yang
ditentukan sehingga menghasilkan adukan yang homogen. Adukan yang sudah homogen
kemudian dituang kedalam hopper.
3. Pengecoran Beton
Bahan-bahan yang telah selesai diaduk di mesin batching didistribusikan ke
dalam cetakan menggunakan hopper sesuai dengan panjang dan diameter cetakan
yang dicor
4. Penutupan Cetakan
Setelah di Cor dengan hopper, cetakan ditutup dan dikunci dengan alat impactool yang
menggunakan tenaga angin yang dihasilkan dari mesin kompresor.
5. Stressing (pemberian gaya tegangan)
Pemberian gaya tegangan dengan menggunakan mesin stressing sesuai dengan diameter
dan klasifikasi produk beton.
6. Pemadatan beton
Untuk memadatkan beton yang telah diberi gaya tegangan, diputar dimesin spinning dengan
kecepatan tertentu, Proses ini dilakukan selama 15 menit.
7. Penguapan
Setelah proses pemadatan beton dengan menggunakan spinning, kemudian dimasukan
ke dalam bak uap lalu ditutup selama 4 jam dengan suhu 70-80 oC. Proses ini bertujuan untuk
mempercepat matangnya beton. Uap dihasilkan oleh mesin boiler (pesawat uap).Dan
dilakukan pendinginan selama 30 menit.
8. Pengeluaran Produk Dari Cetakan
Sebelum cetakan dibuka dilakukan detension (pengendoran gaya tegangan) untuk
mempermudah membuka produk. Kemudian produk dirapikan dan diberi tanda identitas
perusahaan (logo), tanggal produksi dan nomor produksi.
9. Penumpukan Produk di Stockyard
Setelah dikeluarkan dari cetakan produk jadi ditumpuk dilapangan terbuka dan dirawat
dengan menyiramkan air, untukkemudian distribusikan ke pelanggan (delivery).
10. Pembuatan Sepatu Pancang
24
Material yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada table 4.2
Tabel 4.2Material yang digunakan dalam proses produksi di PT. Wijaya Karya
Beton Tbk. PPB Sumatera Utara
Kapasitas
No Uraian Bentuk Fisik Sifat Bahan
(Hari)
1 Bahan Baku
1. Semen 100 Ton Serbuk Tidak Bahaya
2. Pasir 100 M3 Butiran Tidak Bahaya
3. Split 200 M3 Pecahan Tidak Bahaya
4. Air 60 M3 Cairan Tidak Bahaya
2 Bahan Tambahan
4. Admixture 1300 Ltr Cair Tidak Bahaya
25
12 Mesin Heading Alat untuk membuat kepala besi pc wire
B. PEMBAHASAN
1.Tugas dan Tanggung Jawab P2K3
Memastikan bahwa ketentuan-ketentuan dalam Peraturan PemerintahNo. 50 Tahun2012
dapat diterapkan,dipelihara dan dilaksanakan.
Memastikan bahwa program SMK3 yang ditentukan dalam dokumen ini mulai
darimerencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan proses, produk
dansarana produksi sesuai dengan persyaratan SMK3, maupun peraturan perusahaan
dan/atau peraturan-peraturan lainnya didukung oleh semua tingkatan manajemen PT.
Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara.
Memastikan bahwa syarat-syarat SMK3 telah dipenuhi serta memelihara komitmen
perusahaan terhadap K3.
Meninjau dan memelihara sistem tindakan korektif (perbaikan) dan preventif
(pencegahan) untuk memastikan penanganan yang efektif atas kekurangan pelaksanaan
SMK3.
Memastikan dokumentasi SMK3 selalu aktual dan dalam status terkini.
26
Mengelola secara efektif program Audit K3 Internal setiap 6 (enam) bulan, yang telah
mendapat sertifikat SMK3.
Memastikan bahwa persyaratan K3 telah diterapkan, dilaksanakan dan dipelihara oleh
seluruh lingkup unit kerjanya.
Memastikan bahwa program K3 yang ditentukan dokumen ini didukung oleh semua
tingkatan manajemen yang menjadi lingkupnya.
Merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan program K3 sesuai
dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku.
Memastikan bahwa syarat-syarat K3 secara internal maupun eksternal dipenuhi.
Memberikan umpan balik dan rekomendasikan perbaikan/pencegahan kepada unit kerja
yang menjadi lingkupnya atas permasalahan system menajemen K3 yang ditemukan.
Menyajikan laporan pokok executive summery tentang SMK3 dan hasilnya di
lingkungan kerjanya beserta rekomendasi tindak lanjutnya P2K3 tingkat atasnya atau
manajemen puncak.
Merumuskan dan menyusun strategi peningkatan K3 dan memastikan strategi ini
berjalan baik, dan
Memberikan dukungan, bantuan dan saran-saran yang diperlukan.
2.Pelaksanaan Rencana K3
a. Sumber Daya Manusia
PT. Wijaya Karya Beton Tbk telah memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam
bidang K3. Ahli K3 yang ada pada perusahaan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
K3 yang diterapkan, mulai dari pengarahan K3 bagi pekerja, mengidentifikasi bahaya
dan penilaian risiko, melakukan pengendalian terhadap bahaya yang timbul, pengadaan
rambu-rambu K3, dan hal lainnya yang menyangkut K3.
b.Perancangan (Design) dan Rekayasa
Aspek-aspek K3 yang perlu ditinjau dan diverifikasi pada desain bangunan, sarana
produksi dan gambar kerja adalah :
2. Keamanan kontruksi bangunan/sarana produksi dan konstruksi penunjang atau pembantu
3. Keamanan konstruksi bangunan/sarana produksi sementara dan prasarana untuk
pelaksanaan.
27
4. Keamanan dan kehandalan sistem pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran termasuk akses untuk evakuasi/pengungsian
5. Keamanan dan kehandalan sistem bangunan/sarana produksi, sistem mekanika dan elektrikal
yang harus dipasang dan penanggulangan keselamatan orang bila terjadi kerusakan dan/atau
kebakaran, termasuk sistem evakuasi.
6. Kesesuaian persyaratan bahan konstruksi, metode konstruksi dan tenaga kerja dengan
persyaratan dan peraturan desain yang berlaku
7. Keamanan penggunaan bangunan, cara pengoperasian sarana dan proses produksi.
8. semua perubahan dan modifikasi desain yang berpengaruh terhadap K3 harus ditandai,
direkam dan diverifikasi untuk disetujui.
Aspek-aspek K3 yang perlu ditinjau dan diverifikasi pada desain produk adalah :
a. Kehandalan produksi produk, keamanan bahan dan kesesuaian persyaratan
28
e) Terlaksananya upaya-upaya tindakan pencegahan dan perbaikan dalam rangka
tercapainya pelaksanaan K3 secara konsisten
f) Terlaksananya perlindungan keselamatan dan kesehatan dari situasi bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja bagi pengunjung/tamu unit kerja
g) Terlaksananya inspeksi atas pelaksanaan K3 dan pelaporan kepada sekretaris P2K3
h) Pemberian sanksi/peringatan langsung kepada karyawan/pekerja atas pelanggaran atau
penyimpangan
i) Terpeliharanya perlengkapan K3 unit kerja
j) Terlaksananya pembahasan atas laporan mingguan hasil inspeksi pada saat rapat
tinjauan K3 (Safety Meeting) di unit kerja
Lokasi yang berpotensi dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja berdasarkan analisa
identifikasi bahaya di PT. Wijaka Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara, yang
berpotensi mengakibatkan penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut:
29
a. Lokasi meja getar berpotensi untuk penyakit pendengaran.
b. Lokasi Spinning berpotensi untuk merusak pendengaran.
c. Lokasi Pan Mixer berpotensi untuk penyakit hidung dan tenggorokan.
d. Lokasi Boiler dan Genset berpotensi untuk penyakit pendegaran.
e. Lokasi Las berpotensi untuk penyakit mata, pernafasan, dan luka bakar.
f. Dan lokasi-lokasi yang berpotensi bahaya lainnya.
Namun, hingga saat ini belum ada ditemukan kasus penyakit akibat kerja di PT. Wijaya
Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara.Salah satu hal mendasar yang
mendukung belum ditemukannya kasus ini adalah adanya penerapan pemeriksaan
kesehatan karyawan di PT. Wijaka Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara
secara berkala tiap satu tahun sekali. Dan selalu melakukan safety brifing sebelum
memulai proses produksi setiap hari. Selain itu pihak K3 rutin melakukan pemeriksaan
Nilai Ambang Bata pada setiap idang ruang pekerjaan sehingga karyawan dapat dengan
nyaman dan aman dalam bekerja.
30
Penanganan kecelakaan kerja dibagi dalam 3 bentuk pelaporan penanganan yaitu
kecelakaan rigan, kecelakaan berat, dan kecelakaan korban jiwa.
1. Penanganan Kecelakaan Ringan:
a. Terjadi kecelakaan kerja ringan pada tenaga kerja.
b. Tenaga kerja atau yang mengetahui adanya kecelakaan kerja melapor ke petugas P3K
dan Seksi Personalia.
c. Petugas P3K member pertolongan pertama.
d. Jika perlu ke rumah sakit harus menghubungai personalia dan sekretaris P2K3.
e. Petugas P3K dan sekretaris P2K3 melakukan penyelidikan kerja yang terjadi dan
memasukkan dalam rekaman data kecelakaan kerja.
f. Selama dalam perawatan seksi personalia menangani permasalahan klaim dadri
karyawan yang bersangkutan.
g. Dari hasil penyelidikan ditentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
h. Melaporkan ke pihak terkait (Disanker).
31
e. Seksi personalia menangani pengurusan klaim asuransi dan surat keterangan dari
kepolisian.
f. Petugas P3K dan P2K3 melakukan penyelidikan kecelakaan kerja yang terjadi dan
memasukkan dalam rekaman data kecelakaan.
g. Dari hasil penyelidikan ditentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
32
Gambar 4.3Penanggulangan Kecelakaan Kerja
g.Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya kemungkinan potensi
bahaya atau kecelakaan kerja.
Adapun jenis-jenis alat pelindung diri yang digunakan di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB
Sumatera Utara yaitu:
Tabel 4.4 APD yang digunakan di PT Wika Beton Tbk.
No Jenis Standar Analisa
APD
1 Safety - EN ISO 20345;2004/A 1 2007 1. Dampak Perlindungan 20 Kg
shoes klausa (200 Joule)
- 5.3.5 & AS/ NZS 2210.3.2009 2. Tekanan Perlindungan 15.000
(king) Newtons
- MS. 1890 & MS.1880 (Mega 3. Daya tahan tembus tapak besi
Safe) tengah 1100 N
- EN ISO 20345;2011 (krisbow)
2 Safety BS. EN 345 : 1993 1. Mampu menahan benturan
shoes jenis 200 joule dengan tekanan 15
boot KN
2. Alas sepatu (sol) tahan
terhadap minyak dan bahan
kimia
33
3 Helmet Proguard EN 397 1. Mampu menahan beban 1.8
Type MSA ANSI Z 89. 1, 1997 Kg dengan ketinggian 60 cm
2. Nyaman dipakai untuk kerja
3. Tidak berat saat dipakai
4 Apron Proguard Jenis kulit,ST 3990 & 1. Mampu menahan sinar
A100B radiasi las
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
5 Ear Plug - Conie-1 TM SNR - 21Db 1. Berdasarkan hasil pengujian
- Conie- 6 TM SNR – 23dB dilapangan kelebihan dari
- CE EN 352-2 : 1993 ambang batas adalah sebesar
6,5 dB (thn 2014)
2. Mampu menurunkan tingkat
kebisingan / SNR 21 s/d 23
dB
3. Nyaman dipakai saat bekerja
6 Sarung Proguard jenis Kulit 1. Mampu menahan panas &
tangan kulit FLR- 35 sinar radiasi las (sinar
ultraviolet las)
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
7 Sarung Showa pvc coated gloves CG- 1. Mampu menahan bahan
tangan 423 & CG 660 yang bersifat cair
karet 2. Nyaman dipakai saat bekerja
8 Sarung PIRANHA & A. 105/ B-108 1. Mampu melindungi tangan
tangan kualitas Export dari debu
benang 2. Nyaman dipakai saat bekerja
9 Masker - Masker anti polusi 1. Untuk perlindungan terhadap
kain hitam - Disposable dust mask polusi udara
2. Nyaman dipakai saat bekerja
10 Masker Masker anti polusi 1. Untuk perlindungan terhadap
kain putih polusi udara
2. Nyaman dipakai saat bekerja
11 Masker AS/NZS 1176:2003 & GM 30SY 1. Untuk perlindungan terhadap
respirator polusi udara
2. Nyaman dipakai saat bekerja
Impact Google (sejenis) 1. Rapat, dapat melindungi dari
Type PR 12140 radiasi asap pengelasan
12 Kaca mata 2. Tidak melelahkan mata
las 3. Nyaman dipakai saat bekerja
Proguard -PC- 7888 1. Mampu menahan sinar
-DWL-S10 ultraviolet las listrik
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
13 Kaca mata Impact Google (sejenis) 1. Rapat, dapat melindungi dari
potong King (ASNI Z87. 1) serbuk beton, besi dan
Kaca mata percikan api
grenda 2. Tidak melelahkan mata
3. Nyaman dipakai saat bekerja
14 Kedok las Type welding handshield 1. Mampu melindungi sinar
34
ultraviolet las listrik
2. Nyaman dipakai saat
pengelasan
15 Jas hujas 100% waterproof 1. Mampu menahan resapan air
Rainwear RC 8020 hujan
2. Nyaman dipakai saat bekerja
16 Safety Belt H. Proguard PG 141057 1. Mampu menahan beban lebih
I.Proguard PG 141051 dari 110 kg
J.Hidaku safety belt 2. Nyaman dipakai saat bekerja
di ketinggian
Full Body - Proguard PG 141060-EB 1. Mampu menahan beban lebih
17 Harnes - Proguard PG 141062 dari 15 KN
2. Nyaman dipakai saat bekerja
di ketinggian
Tali Proguard EV 260-SH Tekanan statis mampu
Pengait menahan > 22KN dan beban
lenturan 6 KN
18 Rompi - Warna hijau list abu- Sebagai Identitas Manajement,
abu(Inspektor) Petugas dan tamu
- Warna orange (jaring) list abu-
abu (manajemen)
- Warna orange list abu-abu
(tamu)
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, 2018
Penyediaan APD bagi karyawan di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera
Utara telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RINo.PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1) : “Pengusaha
wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja”.
35
a. Peminjaman APD
Sebelum Bekerja / peminjaman APD :
1. Setiap peminjaman APD harus melalui Petugas APD.
2. Peminjaman dilakukan di loket APD.
3. Sebagai bukti peminjaman, karyawan harus menyerahkan Kartu APD dan Sepatu rumah.
4. Petugas menerima Kartu APD, Sepatu rumah dan mengambilkan APD sesuai nomor Kartu
APD dan menyerahkan ke karyawan beserta kunci locker.
5. Kunci locker akan dikembalikan ke petugas locker setelah mengganti pakaian kerja.
36
i.Pelayanan Umum Tenaga Kerja
a. Pelayanan Kesehatan
Untuk pelayanan pemeliharaan kesehatan pekerja, PT Wijaya Karya Beton Tbk.
PPB Sumatera Utara menyediakan klinik yang buka setiap senin dan kamis (pukul
14.00-16.00 WIB). Akan tetapi, jika terjadi kecelakaan kerja berat akan dirujuk ke
rumah sakit terdekat yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Penjelasan mengenai
persyaratan dan ketentuan pelayanan pemeliharaan kesehatan tersebut telah dijelaskan
kepada seluruh pekerja.
b. Jaminan Kesehatan
Untuk menjamin kesehatan setiap karyawan, PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB
Sumatera Utara memberikan jaminan kesehatan bagi karyawan melalui program BPJS
Ketenagakerjaan dan Program In Health.
c. Pelatihan Tenaga Kerja
Dalam meningkatkan kinerja pegawai terampil (PETRA) yang efesien dan efektif
di PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara, perusahaan melakukan petaltihan
tenga kerja. Adapun pelatihan yang dilakukan adalah pelaksanaan tranning bagi
karyawan baru, pelatihan khusus dengan adanya beberapa briefing seperti briefing yang
dijadwalkan setiap hari senin yang membahas tentang kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi, penggunaan APD, dan penjelasan pelaksanaan kerja yang benar. Kemudian,
briefing umum yang dilaksanakan 2 bulan sekali, membahas tentang kondisi
perusahaan, K3, dan hal-hal yang dialami oleh pekerja.
d. Informasi K3
Perusahaan menyediakan sarana informasi untuk menyebar luaskan informasi tentang
K3 berupa: pengumuman, undangan pertemuan hasil pelaksanaan dan perkembangan
serta insiden yang terjadi. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang mempunyai
implikasi/dampak terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja di pabrik maka
perusahaan akan melibatkan wakil pekerja melalui proses konsultasi. Mekanisme
konsultasi dikelola oleh P2K3 masing-masing tingkatan dan dilakukan dengan
pengisian formulir yang akan dibahas saat tinjauan K3/Safety Meeting secara periodik
tiga bulanan.
37
e. Sertifikasi Sarana Peralatan
Sertifikasi dilakukan terhadap semua sarana produksi dalam upaya perawatan,
perbaikan, pengoperasian alat dan barang, serta menjamin keamanan pengoperasian
peralatan yang pengoperasiannya dapat menimbulkan bahaya kecelakaan bagi
pekerja,yang digunakan dalam pelaksanaan produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB
Sumatera Utara. Hal ini harus sesuai dengan manual operasi yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat atau data yang bisa dipertanggungjawabkan dan setiap operator harus
sudah mendapat pelatihan pengoperasian peralatan.
Untuk memastikan keselamatan pekerja yang berada di dekat peralatan yang sedang
dalam proses perawatan, perbaikan, penambahan atau perubahan, dan memastikan
bahwa peraltan yang sedang dalam perawatan tersebut tidak boleh dioperasikan sebelum
benar-benar aman dan tidak membahayakan untuk itu diberlakukan:
“Ketentuan Penggunaan Lock Out dan Tag Out” sebagai berikut:
a. Memasang “Lock Out dan Tag Out” hanya dapat dilakukan oleh pekerja yang sudah terlatih.
b. Dalam penggunaan lock out harus memutuskan arus, memasang alat pada instalasi listrik
untuk tetap menjaga keamanananya pada posisi tidak aktif, memasang gembok/ kunci pada
panel distribus dalam jalur dan memasang kartu tag out pada instalasi/ panel listrik yang
sedang di isolasi.
c. Dalam melepaskan “Lock Out dan Tag Out” perlu memastikan bahwa mesin/ peralatan yang
ditangani telah siap dan aman di operasikan seperti menyingkirkan semua tools dari daerah
d. Peralatan “Lock Out dan Tag Out” hanya dapat dilepas oleh petugas atau pekerja yang
JANGAN
DIOPERASIKAN
JANGAN DILEPAS
Alasan: .....................
KARTU INI
..................................
38
.....................
Medan, 2018
Lihat Halaman di
j.Pelaksanaan/ Proses kegiatan Sanitasi Industri
1. Sistem Pengelolaan Limbah Industri
PT. Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Sumatera Utara dalam proses produksinya
menghasilkan limbah cair dan padat. Berikut tata cara kerja penanganan limbah :
Tabel 4.5 Tata cara penanganan limbah
Alat Yang
NO. Proses Cara Penanganan APD
Digunakan
1 Penanganan - Bak control utama harus dibersihkan dari -Whell loader -Sarung
Limbah limbah setiap 2 kali sehari (jam 09.00 dan -Dump Truk Tangan
pada bak 16.00 WIB) -Cangkul -Helm
kontrol - Limbah dipindahkan dengan whell loader -Sekop -Sepatu
utama ke damp truk Kerja
- Dump truk membuang ke tempat yang telah
ditentukan
2 Penanganan - Bak kontrol harus dihentikan dari limbah - Cangkul - Masker
limbah setiap 3 (tiga hari) -Sekop - Sarung
beton pada - Limbah dari dalam bak kontrol dipindahkan -Ember Tangan
bak kontrol dengan menggunakan cangkul/sekop ke - Helm
dalam ember dari dan dipindahkan ke bak -Sepatu
penampung Kerja
3 Penanganan - Bak tampung harus di bersihkan dari - Damp Truk - Sarung
Limbah limbah 1 (satu) hari dari pembongkaran bak -Cangkul Tangan
Beton Pada kontrol -Sekop - Helm
Bak - Limbah dari bak tampung di pindahkan ke - Sepatu
Tampung dalam dump truk memakai cangkul/sekop Kerja
untuk seterusnya di buang ke tempat yang
telah ditentukan
4 Penanganan - Saluran dibersihkan dari limbah setiap 2 - Cangkul - Sarung
Limbah (dua) hari - Sekop Tangan
Beton pada - Limbah diambil dari saluran memakai - Kereta Sorong - Helm
39
Saluran cangkul/sekop dan diangkut dengan kereta - Sepatu
sorong kerja
5 Pembersiha - Sebelum disapu jalan disiram dengan air - Sapu Lidi - Sarung
n jalan sampai merata -Slang Air Tangan
kawasan - lakukan penyapuan dari kotoran atau - Helm
sampah-sampah pada satu tempat - Sepatu
- kumpulkan kotoran atau sampah- sampah di Kerja
ambil untuk selanjutnya dibuang ke tempat
yang telah ditentukan
6 Penanganan - buang dan alirkan limbah beton cair stelah - Selang Air - Sarung
Limbah Cair proses pemutaran spinning ke saluran bak - Dump Truck Tangan
Hasil Sisa limbah - Whell Loader - Helm
Putaran - biarkan sampai bak penuh kemudian alirkan - Sepatu
Spinning kebak berikutnya dan setelah limbah agak Kerja
mengeras diambil dengan whell loader dan
dump truk untuk dibawa kebak limbah
induk
7 Penanganan - Jika limbah beton induk sudah penuh dan - Exavator - Sarung
limbah padat, maka limbah tersebut dipindahkan - Dump Truck Tangan
padat dengan menggunakan axavator ke bak - Skop -Helm
( Sludge) diseblahnya - Sepatu Kerja
pada Bak - Jika bak penampungan sudah penuh maka
Limbah limbah padat tersebut dibuang keluar pabrik
Induk dengan menggunakan exavator dan mobil
dump truck
- Untuk merapihkan lokasi sekitar bak
limbah dapat menggunakan skop
8 Penanganan - Kumpulkan dan tempatkan besi/drum bekas - Bak Limbah- Sarung
Limbah Besi dengan rapi Besi Bekas Tangan
Bekas - Setelah bak/tempat drum/besi bekas penuh - Mobil Bak-Helm
dapat dijual dengan dikoordinasikan oleh Terbuka - Sepatu Kerja
bagian gudang dan produksi
- Tumpukan drum maximal 5 (lima) lapis
dengan posisi tidur serta diberi ganjal
dilapisan bawah
9 Penanganan - setelah diadakan pengujian kubus beton, - Tempat Kubus -Sarung
Kubus kubus dilanggar menggunakan kereta - Kereta Sorong Tangan
Beton Bekas sorong dan diletakan di sekitar laboratorium - Mobil Bak-Helm
TM Terbuka - Sepatu Kerja
- Kubus beton dapat digunakan sebagai
pembangunan prasarana pabrik atau dapat
digunakan sebagai ganjal produk ccsp
- Jika pegawai memerlukan kubus makan
kubus beton tersebut boleh diberikan
dengan jumlah yang wajar
10 Penanganan - Jika limbah beton induk sudah penuh dan - Excavator - Sarung
Limbah padat, maka limbah tersebut dipindahkan - Dump Truk Tangan
Beton dengan menggunakan excavator ke bak - Skop - Helm
(Sudge) sebelahnya - Sepatu Kerja
pada bak - jika bak penampungan sudah penuh maka
40
limbah limbah padat tersebut dibuang keluar
induk dengan menggunakan excavator dan mobil
dump truk
- untuk merapikan sekitar bak-bak limbah
dapat menggunakan skop
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, 2018
2 Sistem Pengelolaan dan Penyediaan Air Bersih Industri
Sistem pengelolaan dan penyediaan air bersih PT. Wika Beton :
Penyediaan air bersih pada PT.Wika Beton(Wijaya Karya Beton)menggunakan air yang
berasal dari pam dan di alirkan menuju ke reservoir air untuk di alirkan lagi ke toilet &
wastafel yang ada di dalam pabrik.
Untuk pengelolaan air buangan dari toilet ataupun wastafel yang dilakukan oleh PT.Wika
Beton ini sendiri menggunakan IPAL yang sudah di buat khusus pada perusahaan ini.
Sumber air bersih pada PT.WIKA sudah memenuhi persyaratan Fisik,Kimia dan Biologi
Penyediaan Sumber Air bersih juga sudah memenuhi persyaratan yaitu 60L/org/hari
41
5 Maja dan Kursi a. Semua alat terawat dan tertata rapi
b. Bersih dari kotoran dan debu
c. Bebas dari material/benda yang tidak perlu
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, 2018
2. Inspeksi K3 Catering per triwulan
Inspeksi K3 Catering per triwulan merupakan kumpulan data per tiga bulan hasil
inspeksi K3 harian kantin yang dilakuakan tiap hari. Sehingga data yang didapat
berdasaran persyaratan penyehatan makanan dan minuman pada kantin PT.WIKA
sudah memenuhi persyaratan.
42
2. Pengendalian tikus
Beberapa metode pengendalian tikus yag dilakukan oleh PT.WIKa yaitu :
Secara mekanik dan sanitasi yaitu memasang traps atau perangkap pada gudang
penyimpanan bahan baku produksi dan tempat –tempat yang dicurigai ada keberadaan tikus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan laporan diatas maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
43
1) PT.WIKA sudah memiliki standar persyaratan Sanitasi Industri yang sudah
memenuhi terlihat dari ketersedian prasarana pengelolaan sampah,penyediaan
sumber air bersih yang memenuhi persyaratan secara fisik,kimia da biologi serta
pengelolaan limbah yang dihasilkan leh PT.WIKA
2) PT WIKA sudah menjalankan dan memenuhi persyarataan Keselamatan Kerja
berdasarkan PP RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 - Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3) Pekerja PT WIKA sudah mengenakan APD yang diperlukan untuk mencegah
peluang terjadinya kecelakaan seperti sepatu boot, sarung tangan, masker, helm,
dan ear plug dan memberikan edukasi pencegahan seerti Technica Meeting
ataupn briefing serta memaprakan SOP pada setiap alat-alat pekerjaan yang
berada paa PT WIKA serta memberikan pengawasan dan sanksi kepada
karyawan yang lalai maupun melanggar ketetapan. SOP
4) Pengendalian vektor dan binatang pengganggu pada PT. WIKA sudah
dijalankan dengan baik terlihat pada pengendalian nyamuk dewasa,kecoa
menggunakan fogging pada setiap 1 minggu sekali dan pengendalian tikus
menggunakan traps pada gudang penyimpanan bahan baku.
2. Saran
Berdasarkan laporan diatas, maka penulis menyarankan kepada pabrik untuk
melakukan hal-hal dibawah ini, yaitu :
1. Menambah poster dan rambu-rambu K3 pada setiap sudut perusahaan agar para
karyawan lebih sadar dn termotivasi bahwa pentingnya Alat Pelindung Diri bukan
hanya sebagai “Safety the first” tetapi “Safety is my life”.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.
Ramdani, Ahmad Reza. 2013. “Analisis tingkat risiko keselamatan kerja pada kegiatan
penambangan Batubaradi bagian mining operation PT. Thiess contractors
44
Indonesia Sangatta Mine Project, Kalimantan Timur Tahun 2013”.
Skripsi.FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
T, Lestari. Erlin, Trisyulianti. “Hubungan Keselamatan dan kesehatan kerja dengan
produktivitas kerja karyawan (studi kasus : bagian pengolahan PTPN VIII
Gunung mas, Bogor)”. Skripsi.Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB,
2012.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
DOKUMENTASI
45
46