Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Perubahan Bentuk Energi

KELOMPOK 3

NAMA : 1. KEVIN ANGGARA TURNIP


2. NABILA SAPUTRI
3. SHIVA FITRIA OKTASARI
4. MUHAMMAD RAFIF RAHMATULLAH
5. NAWAREN PAKLAM

KELAS : X IPA 3

GURU : RURI WANDANSARI S. Si


PENGERTIAN

Reaksi kimia yang menghasilkan energi panas menjadi


pembahasan termokimia. Menurut hukum kekekalan
energi, energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan
artinya energi alam semesta adalah tetap, hanya bentuknya
saja yang berubah. Jika ada energi yang menyertai suatu
proses kimia, ataupun proses fisika, semata hanya terjadi
perpindahan atau perubahan bentuk energi. Nah
selanjutnya perubahan energi kita ganti istilahnya dengan
sistem. Segala sesuatu di luar sistem kita sebut lingkungan.

Dalam termokimia, ada dua jenis reaksi berdasarkan


perubahan panas yang terjadi yaitu
Endoterm dan Eksoterm

A. Endoterm
Reaksi endoterm terjadi ketika ada sejumlah panas yang
diserap sistem dari lingkungan. Energi dalam suatu zat atau
sistem juga dapat berubah jika mereka melakukan atau
menerima kerja (usaha luar).
Seperti kita, yang akan mengeluarkan energi jika
bergerak,namun jika mager alias malas gerak maka tak
banyak energi yang dapat dihasilkan. Jenis kerja yang
menyertai perubahan kimia atau proses fisika (perubahan
wujud) adalah kerja ekspansi, yaitu kerja yang
berhubungan dengan perubahan volume. Kerja, berarti
ada volume yang kita perluas atau Persempit.
Jika suatu zat atau sistem mengembang, maka zat akan
mengusir udara atau mengangkat beban diatasnya.
Untuk melakukan kerja itu dibutuhkan sejumlah energi yang
disebut kerja. Jadi, jika zat atau sistem itu melakukan kerja
maka energi dalamnya berkurang, walaupun zat atau
sistem itu tidak melepas kalor. Sebaliknya jika sistem
menerima kerja (volume berkurang) maka energi sistem
bertambah.

B. Eksoterm

Jumlah energi dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh


molekul atau partikel zat disebut energi dalam
(enternal energy= E).
Energi dalam suatu zat atau sistem bisa berubah jika
sistem itu menyerap atau melepaskan kalor.
Jika zat atau sistem menyerap kalor maka energi dalamnya
akan bertambah dan getaran atau gerakan molekulnya
akan bertambah.
Pertambahan energi dalam ini akan menyebabkan naiknya
suhu, perubahan wujud (mencair atau menguap) atau
perubahan kimia.
Reaksi Eksoterm terjadi ketika ada sejumlah panas yang
dilepaskan sistem ke lingkungan.
PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengamatan pada obor, kelompok kami


menyimpulkan bahwa Energi yang berperan pada Obor
tersebut adalah Energi Kimia dan Energi Panas.

Obor bisa menyala karena di dalam Obor terdapat bahan


bakar. Bahan bakar itu bisa berupa minyak tanah.
Energi pada minyak tanah adalah energi kimia.

Jika Obor menggunakan minyak tanah, minyak diserap


oleh sumbu/Kain. Lalu, sumbu itu disulut api hingga
menyala.

Nah, saat Obor menyala terjadi perubahan energi dari


energi kimia menjadi energi panas.
Itulah yang menyebabkan tutup dan badan botol terasa
panas saat di pegang.

CARA KERJA :

Pada saat sumbu dimasukkan kedalam botol yang telah


terisi olah minyak tanah. Sumbu tersebut menyerap minyak
tanah yang mengakibat sumbu tersebut mengalirkan
minyak dari ujung sumbu sampai ke atas sumbu yang
berada di mulut botol. Hal ini lah yang menyebabkan
sumbu dapat terbakar dan dapat bertahan lama. Ketika
disulut api, sumbu tersebut terbakar yang mengakibatkan
Terbentuk nya Energi Panas. Jika Api dinyalakan terlalu
lama maka tutup botol akan terasa panas karena api dari
sumbu tersebut. Badan botol juga bakal terasa panas jika
disentuh, energi panas pada botol diakibatkan oleh
perpindahan panas dari tutup botol ke badan botol.

Anda mungkin juga menyukai